Anda di halaman 1dari 62

DASAR-DASAR TEKNIK PEMBUATAN AKTA

PEMBUATAN AKTA
Diatur dalam Bab VII, Pasal 38 sampai dengan Pasal 57 UUJN

SISTEMATIKA AKTA NOTARIS


Pasal 38 ayat 1 UUJN

Setiap Akta Notaris terdiri dari:


1. AWAL AKTA
Memuat:
- Judul akta
- Nomor akta
- Hari, Tanggal, Bulan dan Tahun
- Jam (boleh diganti kata Pukul untuk menunjukkan waktu)
Jam dipakai untuk menunjukkan jumlah. (ayat 2 c)
- Nama lengkap kedudukan Notaris (ayat 2)

(Ingat....berwenang tidaknya seorang Notaris berdasarkan SK


pengangkatan dan tempat kedudukan), Variasinya Notaris Cuti dan
Notaris Pengganti.

2. BADAN AKTA (Pasal 38 ayat 3 UUJN)


Komparisi
Praemisse/Premis
Isi Akta
Pengenalan Penghadap

Memuat:
- Identitas penghadap dan/atau orang yang mewakili
- Keterangan mengenai kedudukan/kewenangan bertindak penghadap
yang menghadap Notaris (Komparisi)
- Premisse serta jika ada saksi pengenal, dibuat dengan Identitas
lengkap
- Isi akta yang merupakan kehendak dan keinginan para pihak yang
berkepentingan/perjanjian atau kesepakatan pendahuluan para pihak
yang berkepentingan (Premisse)

3. AKHIR AKTA (Pasal 38 ayat 4 UUJN)


Memuat:
- Uraian tentang pembacaan akta sebagaimana tercantum dalam Pasal
16 ayat 1 huruf l atau Pasal 16 ayat 7
- Uraian tentang penandatanganan dan tempat penandatanganan atau
penerjemahan akta jika ada.
- Uraian Identitas saksi-saksi akta
- Pembubuhan Sidik Jari dalam akta dan lembar tersendiri.
- Uraian tentang tidak adanya perubahan yang terjadi dalam
pembuatan akta atau uraian tentang adanya perubahan yang berupa
penambahan, pencoretan, atau penggantian.

AWAL AKTA/KEPALA AKTA


Kepala Akta terdiri atas :

1. JUDUL AKTA
Judul akta disesuaikan dengan perbuatan hukum yang dibuat.
Contoh : “Jual Beli”, “Hibah”, “Izin Kawin”, dan lain sebagainya..

Ingat, satu akta hanya untuk satu perbuatan hukum saja!

2. NOMOR AKTA
Nomor urut akta saja, tanpa diberi bulan dan tahun.
Sebagai contoh : “Nomor : 01”.
Untuk akta Notaris, nomornya berganti tiap satu bulan sekali (kembali
lagi ke nomor 01)

3. AWAL AKTA / KEPALA AKTA


Diuraikan hari, tanggal pembuatan akta, waktu, dan nama Notaris
yang membuat akta tersebut.
Contoh :

-Pada hari ini, Kamis, tanggal 01-11-2022 (satu Nopember dua ribu dua
puluh dua). ------------------------------------------------------------------------
-Pukul 10.00 – 10.30 WIB (sepuluh sampai dengan pukul sepuluh lewat
tiga puluh menit Waktu Indonesia Barat). ------------------------------------
-Berhadapan dengan saya, TIRAMISHU, Sarjana Hukum, Magister --
Kenotariatan, Notaris di Kota Administrasi Jakarta Pusat, dengan -------
wilayah kerja seluruh Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, ----------
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi --
Manusia Republik Indonesia Nomor C-225.HT.03.01-Tahun 2001, -----
tanggal 18-03-2001 (delapan belas Maret dua ribu), beralamat kantor di
Kota Administrasi Jakarta Pusat, Jalan Garuda Nomor 17, dengan -------
dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris, kenal yang nama-namanya
akan disebutkan pada bagian akhir akta ini : ---------------------------------

Variasi pada bagian awal akta ini adalah bila NOTARIS CUTI
Maka : menggunakan NOTARIS PENGGANTI

===================================================

KURANG DARI 6 (ENAM) BULAN


(Pasal 27 ayat 2 huruf a jo Pasal 38 ayat 5 )

Meminta izin kepada :


MAJELIS PENGAWAS DAERAH NOTARIS (MPDN)

Contoh:

-Pada hari ini, Senin, tanggal 08-11-2022 (delapan Nopember dua ribu
dua puluh dua). --------------------------------------------------------------------
-Pukul 10.00 – 11.00 WIB (sepuluh sampai dengan pukul sebelas Waktu
Indonesia Barat). ------------------------------------------------------------------
-Berhadapan dengan saya, TUTTY FRUTTY, Sarjana Hukum, Magister
Kenotariatan, berdasarkan Surat Keputusan Majelis Pengawas
Daerah Notaris tertanggal 01-11-2022 (satu Nopember dua ribu dua
puluh dua), Nomor : 01/KET.CUTI-MPDN/JP/XI/2022, sebagai
pengganti dari TIRAMISHU, Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan,
Notaris berkedudukan di Kota Administrasi Jakarta Pusat, dengan
wilayah kerja seluruh Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta,
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia Nomor C-225.HT.03.01-Tahun 2001,
tanggal 18-03-2001 (delapan belas Maret dua ribu satu), beralamat kantor
di Kota Administrasi Jakarta Pusat, Jalan Garuda Nomor 17, dengan
dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris, kenal yang nama-namanya
akan disebutkan pada bagian akhir akta ini : ----------------------------------

===================================================
CUTI ANTARA 6 – 12 BULAN
( Pasal 27 ayat 2 huruf b jo Pasal 38 ayat 5)

Meminta izin kepada:


MAJELIS PENGAWAS WILAYAH (MPWN)

Contoh:
-Berhadapan dengan saya, TUTTY FRUTTY, Sarjana Hukum, Magister
Kenotariatan, berdasarkan Surat Keputusan Majelis Pengawas ------
Wilayah Notaris tertanggal 01-11-2022 (satu Nopember dua ribu ---
dua puluh dua), Nomor : 01/KET.CUTI-MPWN/JAK/XI/2022, ------
sebagai pengganti dari TIRAMISHU, Sarjana Hukum, Magister -------
Kenotariatan, Notaris berkedudukan di Kota Administrasi Jakarta Pusat,
dengan wilayah kerja seluruh Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, -
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi -------
Manusia Republik Indonesia Nomor C-225.HT.03.01-Tahun 2001, ------
tanggal 18-03-2001 (delapan belas Maret dua ribu), beralamat kantor di
Kota Administrasi Jakarta Pusat, Jalan Garuda Nomor 17, dengan -------
dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris, kenal yang nama-namanya -
akan disebutkan pada bagian akhir akta ini: ----------------------------------

===================================================
LEBIH DARI 12 BULAN
(Pasal 27 ayat 2 huruf c jo Pasal 38 ayat 5)

Meminta ijin kepada:


MAJELIS PENGAWAS PUSAT NOTARIS (MPPN)

Contoh:

-Berhadapan dengan saya, TUTTY FRUTTY, Sarjana Hukum, Magister


Kenotariatan, berdasarkan Surat Keputusan Majelis Pengawas Pusat
Notaris tertanggal 01-11-2022 (satu Nopember dua ribu dua puluh -
dua), Nomor: 01/KET.CUTI-MPPN/JAK/XI/2022, sebagai -----------
pengganti dari TIRAMISHU, Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan,
Notaris berkedudukan di Kota Administrasi Jakarta Pusat, dengan ------
wilayah kerja seluruh Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, ----------
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi -------
Manusia Republik Indonesia Nomor C-225.HT.03.01-Tahun 2000, ------
tanggal 18-03-2000 (delapan belas Maret dua ribu), beralamat kantor di
Kota Administrasi Jakarta Pusat, Jalan Garuda Nomor 17, dengan -------
dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris, kenal dan nama-namanya --
akan disebutkan pada bagian akhir akta ini: ----------------------------------

===================================================

KOMPARISI AKTA
Komparisi akta menjelaskan identitas dan kewenangan seseorang yang
menghadap kepada Notaris.
misalnya :
- bertindak untuk dirinya sendiri,
- bertindak selaku kuasa, maupun
- bertindak dalam jabatannya selaku Direktur Perseroan.

Urutannya :
Nama, Tempat Tanggal Lahir, Pekerjaan, Alamat, RT, RW, Kel, Kec,
Nomor Identitas NIK/KTP, masa berlaku, WNI.

Dalam BADAN AKTA terdapat :


a. Komparisi
Merupakan tindakan penghadap dalam hukum di hadapan Notaris.

b. Premisse
Keterangan pendahulu dari para pihak yang mengadakan alasan
untuk membuat perjanjian tersebut.
Premis biasa dimulai dengan kata-kata sebagai berikut :
“Para penghadap menerangkan terlebih dahulu bahwa.....”
-Bahwa.....

c. Isi Akta
Berupa syarat- syarat dan ketentuan-ketentuan dari perjanjian yang
disetujui oleh para pihak dan isinya tergantung dari yang diperjanjikan
atau sesuai dengan kehendak para pihak.

Pada Badan akta terdapat variasi penulisan pengenalan penghadap yang


harus dinyatakan secara tegas dalam Pasal 39 ayat 2 dan 3 UUJN.
Contoh :

1. Para penghadap dikenal oleh Notaris


- Para penghadap telah dikenal oleh saya, Notaris
atau
- Para penghadap telah saya, Notaris, kenal

2. Para penghadap tidak dikenal oleh Notaris tetapi dikenalkan


oleh 2 (dua) saksi pengenal yang dikenal oleh Notaris.

- Masing-masing penghadap diperkenalkan kepada saya, Notaris oleh


dua orang saksi pengenal yang saya, Notaris kenal dan turut hadir di
hadapan saya, Notaris, dengan dihadiri saksi-saksi, yaitu : --------------
a. -Tuan/Nyonya/Nona ............., lahir di.............., pada tanggal
.................. (....................), pekerjaan, bertempat tinggal di ..........,
Jalan................Nomor : ..............., Rukun Tetangga................,
Rukun Warga......., Kelurahan........., Kecamatan.............,Pemegang
Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan
(N.I.K) : 357986421088, berlaku seumur hidup, Warga Negara
Indonesia. -------------------------------------------------------------------
b. -Tuan/Nyonya/Nona ............., lahir di.............., pada tanggal
..................(....................), pekerjaan, bertempat tinggal di ..........,
Jalan................Nomor : ..............., Rukun Tetangga................,
Rukun Warga ................, Kelurahan ..............., Kecamatan ............,
Pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk
Kependudukan (N.I.K) : 357986421088, berlaku seumur hidup,
Warga Negara Indonesia. -------------------------------------------------

3. Penghadap 2 (dua) orang dan 2 (dua) orang saksi tidak dikenal


semuanya oleh Notaris.

-Masing-masing penghadap diperkenalkan kepada saya, Notaris oleh


dua orang saksi pengenal yang turut hadir di hadapan saya, Notaris
dengan dihadiri oleh saksi-saksi, yang atas pertanyaan saya, Notaris,
menerangkan bernama : -------------------------------------------------------
a. -Tuan/Nyonya/Nona ............., lahir di.............., pada tanggal
................... (....................), pekerjaan, bertempat tinggal di ...........,
Jalan................Nomor : ..............., Rukun Tetangga................,
Rukun Warga ................, Kelurahan...................., Kecamatan.......,
Pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk
Kependudukan (N.I.K) : 357986421088, berlaku seumur hidup,
Warga Negara Indonesia.--------------------------------------------------
b. -Tuan/Nyonya/Nona ............., lahir di.............., pada tanggal
.................. (....................), pekerjaan, bertempat tinggal di ..........,
Jalan................ Nomor : ..............., Rukun Tetangga................,
Rukun Warga ................, Kelurahan ...................., Kecamatan .......,
Pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk
Kependudukan (N.I.K) : 357986421088, berlaku seumur hidup,
Warga Negara Indonesia. -------------------------------------------------

4. Penghadap lebih dari 2 (dua) orang tidak dikenal oleh Notaris


dan tidak ada saksi pengenal.

-Masing-masing penghadap diperkenalkan kepada saya, Notaris oleh


dua orang kawan penghadap lainnya.

5. Seorang penghadap dikenal oleh Notaris sedangkan penghadap


lainnya tidak dikenal, dikenalkan oleh kawan penghadap dan 1
(satu) saksi pengenal yang tidak dikenal oleh Notaris.

-Penghadap Tuan/Nyonya/Nona ABC, telah dikenal oleh saya, --------


Notaris, sedangkan penghadap Tuan/Nyonya/Nona XYZ, -------------
diperkenalkan kepada saya, Notaris dan kawan penghadapnya dan ---
seorang saksi pengenal yang turut hadir di hadapan saya, Notaris, -----
menerangkan bernama Tuan/Nyonya/Nona- ......................................,
lahir di................., pada tanggal ........................(...............................),
pekerjaan, bertempat tinggal di ........................, Jalan.......................,
Nomor : ........., Rukun Tetangga................, Rukun Warga ................,
Kelurahan....................., Kecamatan ........................, pemegang Kartu
Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan (N.I.K) : -------
35798642108, berlaku seumur hidup, Warga Negara Indonesia. --------

6. Para penghadap tidak dikenal oleh Notaris, diperkenalkan oleh 2


(dua) orang saksi pengenal, 1 (satu) orang saksi dikenal oleh
Notaris, yang lain nya tidak dikenal oleh Notaris.

-Masing-masing penghadap diperkenalkan kepada saya, Notaris oleh


dua orang saksi pengenal yang turut hadir di hadapan saya, Notaris
dengan dihadiri oleh saksi-saksi, yaitu : ------------------------------------
a. -Tuan/Nyonya/Nona ............., lahir di.............., pada tanggal
................... (....................), pekerjaan, bertempat tinggal di ...........,
Jalan................Nomor : ..............., Rukun Tetangga................,
Rukun Warga ................, Kelurahan...................., Kecamatan…......,
Pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk
Kependudukan (N.I.K) : 357986421088, berlaku seumur hidup,
Warga Negara Indonesia, dan seorang saksi pengenal lainnya yang
atas pertanyaan yang saya, Notaris menerangkan bernama : --
Tuan/Nyonya/Nona ............., lahir di.............., pada tanggal
................... (....................), pekerjaan, bertempat tinggal di ...........,
Jalan................Nomor : ..............., Rukun Tetangga................,
Rukun Warga ................, Kelurahan...................., Kecamatan..........,
Pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk
Kependudukan (N.I.K) : 357986421088, berlaku seumur hidup,
Warga Negara Indonesia.--------------------------------------------------

7. Penghadap tidak dikenal oleh Notaris, saksi pengenal hanya 1


(satu) orang dan dikenal oleh Notaris.

-Masing-masing penghadap diperkenalkan kepada saya, Notaris oleh -


seorang penghadap lainnya, dan seorang saksi pengenal yang turut ---
hadir di hadapan saya, Notaris dengan dihadiri oleh saksi-saksi, yaitu :
-Tuan/Nyonya/Nona ............................., lahir di..........................., pada
tanggal ................... (.........................), pekerjaan, bertempat tinggal di
............................., Jalan.............................. Nomor : ..............., Rukun
Tetangga................, Rukun Warga ................, Kelurahan.......................,
Kecamatan..........................., pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan
Nomor Induk Kependudukan (N.I.K) : ......................................, berlaku
seumur hidup, Warga Negara Indonesia. ------------------------------------

NOTE :
Para penghadap, saksi pengenal dan penghadap yang
diperkenalkan oleh 2 (dua) orang penghadap lainnya,
sebagaimana dimaksudkan pada bagian Badan Akta ini harus :
Dewasa (telah berumur paling sedikit 18 (delapan belas) tahun,
atau telah menikah Pasal 39 ayat 1 dan 2 UUJN & dan cakap
melakukan perbuatan hukum Pasal 1320 KUHPer.

Syarat harus dipenuhi menjadi seorang saksi selain tersebut


di atas:

- mengerti bahasa yang digunakan dalam akta


- dapat membubuhkan tanda tangan dan paraf
- tidak punya hubungan perkawinan atau hubungan darah dalam
garis lurus ke atas atau ke bawah tanpa pembatasan derajat dan
garis kesamping sampai dengan derajat ketiga dengan Notaris
atau para pihak, sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 40
ayat 2 UUJN.
- harus dikenal oleh Notaris atau diperkenalkan kepada Notaris atau
diterangkan tentang identitas dan kewenangannya kepada Notaris
oleh penghadap.
- Pengenalan atau pernyataan tentang identitas dan kewenangan
saksinya dinyatakan secara tegas dalam akta.

===================================================
KOMPARISI PERSEORANGAN

-Tuan Insinyur PANADOL, Magister Teknik, lahir di Jakarta, pada


tanggal 10-05-1970 (sepuluh Mei seribu sembilan ratus tujuh puluh),
Swasta, bertempat tinggal di Kota Depok, Jalan Margonda Raya Nomor
18, Rukun Tetangga 012, Rukun Warga 007, Kelurahan Depok,
Kecamatan Pancoran Mas, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan
Nomor Induk Kependudukan (N.I.K): 357825492807910003, berlaku
seumur hidup, Warga Negara Indonesia. --------------------------------------
-menurut keterangannya saat ini tidak terikat dalam suatu perkawinan
yang sah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku karenanya
untuk melakukan tindakan hukum dalam akta ini tidak diperlukan
persetujuan dari siapapun juga semata-mata menjadi tanggungjawabnya
sendiri. ------------------------------------------------------------------------------
KOMPARISI BERTINDAK BERDASARKAN KUASA DI BAWAH
TANGAN DENGAN LEGALISASI NOTARIS

-Menurut keterangannya untuk melakukan tindakan hukum dalam akta ini


bertindak berdasarkan Surat Kuasa yang dibuat di bawah tangan
bermeterai cukup tertanggal ....................(....................................), yang
di legalisasi oleh ............, Notaris di ................, pada tanggal ............,
Nomor : 01/LEG/X/2022, yang aslinya diperlihatkan kepada saya, Notaris
dan dilekatkankan pada minuta akta ini, selaku kuasa dari dan oleh karena
itu untuk dan atas nama Tuan/Nyonya, Nona......... lahir
di…………...............…..., dst, Warga Negara Indonesia. -------------------

===================================================

KOMPARISI BERTINDAK BERDASARKAN KUASA NOTARIIL

-Menurut keterangannya untuk melakukan tindakan hukum dalam akta ini


bertindak berdasarkan Akta Kuasa tertanggal …....................
(.........................), Nomor : …............, yang dibuat di hadapan .................,
Notaris di …..........., yang salinan resminya bermeterai cukup
diperlihatkan kepada saya, Notaris, dan fotokopinya dilekatkan pada
minuta akta ini, selaku kuasa dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama
Tuan/Nyonya/Nona ……............., lahir di……..................., dst, Warga
Negara Indonesia. -----------------------------------------------------------------

===================================================

KOMPARISI BERTINDAK BERDASARKAN KUASA DI BAWAH


TANGAN YANG DILEGALISASI PEJABAT KBRI/KONSULAT

-Menurut keterangannya untuk melakukan tindakan hukum dalam akta ini


bertindak berdasarkan Surat Kuasa yang dibuat di bawah tangan
tertanggal ........, (............................) yang dilegalisasi oleh Pejabat
Kedutaan Besar Republik Indonesia/Konsulat di Jepang tertanggal
(.............................), Nomor : ............., dan bermaterai cukup yang aslinya
dilekatkan pada minuta akta ini, selaku kuasa dari dan oleh karena itu
untuk dan atas nama Tuan/Nyonya/Nona ..................., lahir di
........................, dst, Warga Negara Indonesia. -------------------------------

===================================================

KOMPARISI SUAMI DENGAN PERSETUJUAN ISTRI

-Menurut keterangannya untuk melakukan tindakan hukum dalam akta ini


telah mendapatkan persetujuan dari istri satu-satunya yang sah, yaitu: -
-Nyonya…….........................., lahir di ..................., pada tanggal
.......................(.............................), pekerjaan, bertempat tinggal di
......................, Jalan ..............................Nomor : ................, Rukun
Tetangga ............, Rukun Warga............., Kelurahan................,
Kecamatan ......................, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan
Nomor Induk Kependudukan (N.I.K) : .........................., berlaku seumur
hidup,Warga Negara Indonesia. ------------------------------------------------
yang turut hadir di hadapan saya, Notaris, dan menandatangani akta ini
sebagai tanda persetujuannya. ---------------------------------------------------

Note: Jika yang diterima Notaris Buku Nikahnya hanya satu.

===================================================

KOMPARISI SUAMI ISTRI SEBELUM MENIKAH TELAH


MEMBUAT PERJANJIAN KAWIN

-menurut keterangannya untuk melakukan tindakan hukum dalam akta ini


tidak memerlukan persetujuan dari isterinya, yaitu: --------------------------
-Nyonya …………......., lahir di ........................., pada tanggal
.............................. (..............................), pekerjaan, bertempat tinggal di
..........................., Jalan ..............................., Nomor .............., Rukun
Tetangga ............, Rukun Warga ..........., Kelurahan ................,
Kecamatan .................., pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor
Induk Kependudukan (N.I.K) : ................................., berlaku seumur
hidup, Warga Negara Indonesia. ------------------------------------------------
karena menikah dengan membuat Perjanjian Kawin, sebagaimana
ternyata dalam akta tertanggal .................., Nomor : ...................., yang
dibuat di hadapan …………..........., Sarjana Hukum, Magister
Kenotariatan, Notaris di ........................, yang telah didaftarkan di Kantor
Catatan Sipil di .................... pada tanggal ......................
(.................................), Nomor : 01/KCS/2005, yang aslinya diperlihatkan
kepada saya, Notaris dan fotokopinya dilekatkan pada minuta akta ini.---

===================================================

KOMPARISI BILA DALAM SERTIFIKAT TERTULIS ATAS


NAMA SUAMI DAN ISTRI

I.1.-Tuan Insinyur PANADOL, Magister Teknik lahir di ........................


pada tanggal .............................. (.......................................), pekerjaan,
bertempat tinggal di ............................., Jalan .......................................,
Nomor .............., Rukun Tetangga .............., Rukun Warga .................,
Kelurahan ........................., Kecamatan ..............................., pemegang
Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan (N.I.K) :
................................., berlaku seumur hidup, Warga Negara Indonesia.
2. -Nyonya LISTERIN, Sarjana Teknik, lahir di .....................................,
pada tanggal .............................. (.......................................), pekerjaan,
bertempat tinggal pada alamat yang sama dengan suaminya tersebut -
di atas, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk -------
Kependudukan (N.I.K) : ..................................., berlaku seumur hidup,
Warga Negara Indonesia. ----------------------------------------------------
-menurut keterangan mereka, mereka adalah suami isteri dan untuk -----
melakukan tindakan hukum dalam akta ini mereka telah saling ---------
memberikan persetujuannya. --------------------------------------------------

==================================================
KOMPARISI BERTINDAK DALAM DUA KOMPETENSI
(UNTUK DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN YANG TELAH
MEMBERIKAN KUASA)

-menurut keterangannya untuk melakukan tindakan hukum dalam akta ini


bertindak untuk:
a. Diri sendiri, dan
b. Kuasa dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama ...

===================================================

PENGENALAN PENGHADAP

- Para penghadap telah dikenal oleh saya, Notaris


- Para penghadap telah saya, Notaris kenal.
- Para penghadap diperkenalkan kepada saya, Notaris.

==================================================

AKHIR AKTA

-------------------------------DEMIKIAN AKTA INI ------------------------


-Dibuat sebagai minuta dan dilangsungkan/diresmikan di Kota -----------
Administrasi Jakarta Pusat, pada hari, tanggal dan pukul sebagaimana ---
tersebut pada bagian awal akta ini, dengan dihadiri oleh : ------------------
1.- Tuan…........................................, lahir di …….……..........……, pada
tanggal 02-01-1980 (dua Januari seribu sembilan ratus delapan puluh),
swasta, bertempat tinggal di ..........................., Jalan .............................,
Nomor .............., Rukun Tetangga ..............., Rukun Warga .................,
Kelurahan ........................., Kecamatan ..............................., pemegang
Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan (N.I.K) :
................................., berlaku seumur hidup, Warga Negara Indonesia.
2. -Nona ……………......................, lahir di ...................................., pada
tanggal 05-04-1985 (lima April seribu sembilan ratus delapan puluh ---
lima), Karyawan, bertempat tinggal di ………............................, Jalan
…………….…. Nomor 10, Rukun Tetangga 013, Rukun Warga 009,
Kelurahan …......…................ Kecamatan…...........................…........,
pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk ---------------
Kependudukan (N.I.K) : 357925480407860001, berlaku seumur -----
hidup, Warga Negara Indonesia. --------------------------------------------
-Kedua-duanya pegawai kantor saya, Notaris, sebagai saksi-saksi.-----
-Segera setelah akta ini saya, Notaris bacakan dan jelaskan kepada ----
para penghadap dan saksi- saksi, maka seketika itu juga akta ini ----
ditandatangani oleh para penghadap, saksi-saksi dan saya, Notaris, --
serta untuk memenuhi ketentuan Pasal 16 ayat 1 huruf C Undang- --
Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan
Notaris yang telah diubah dengan Undang-Undang Republik ---------
Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris, maka para
penghadap juga membubuhkan sidik jari pada lembaran tersendiri –
untuk dilekatkan pada minuta akta ini. ------------------------------------
-Dilangsungkan dengan ..........................................................................
atau
-Dilangsungkan dengan tanpa perubahan .-----------------------------------
(Jika tidak ada Renvooi)

===================================================

Jika ada Renvoi

- Dilangsungkan dengan ...... catatan dipinggir yaitu berupa :


..............tambahan, ....... coretan......., dan ... coretan dengan penggantian.

===================================================================

VARIASI PADA AKHIR AKTA DALAM HAL:


APABILA SALAH SATU PENGHADAP BUTA HURUF

-Segera setelah akta ini saya, Notaris bacakan dan jelaskan kepada para
penghadap dan saksi-saksi, maka seketika itu juga akta ini ----------------
ditandatangani oleh penghadap Tuan DONYUAN, saksi-saksi, dan -----
saya, Notaris, sedangkan penghadap Nyonya AQURAPOPO tidak --
dapat menandatangani akta ini oleh karena menurut -------------------
keterangannya tidak belajar menulis, serta untuk memenuhi -----------
ketentuan Pasal 16 ayat 1 huruf c Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris sebagaimana yang telah
diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun ---
2014 Tentang Jabatan Notaris maka para penghadap juga membubuhkan
sidik jari pada lembaran tersendiri untuk dilekatkan pada minuta akta ini.
-Dilangsungkan …………………….

===================================================

APABILA SALAH SATU PENGHADAP TANGAN KANANYA


LUMPUH, SEHINGGA TIDAK DAPAT MENANDATANGANI
AKTA

-Segera setelah akta ini saya, Notaris bacakan dan jelaskan kepada para
penghadap dan saksi-saksi, maka seketika itu juga akta ini ---------------
ditandatangani oleh penghadap Tuan DONYUAN, saksi-saksi, dan saya,
Notaris, sedangkan penghadap Nyonya AQURAPOPO, tidak dapat
menandatangani akta ini dan membubuhkan cap ibu jari tangan ---
kirinya oleh karena menurut keterangannya tangan kanannya ------
lumpuh, serta untuk memenuhi ketentuan Pasal 16 ayat 1 huruf c --------
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2004 Tentang ----
Jabatan Notaris yang telah diubah dengan Undang-Undang Republik ----
Indonesia Nomor 02 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris, maka para ---
penghadap juga membubuhkan sidik jari pada lembaran tersendiri untuk
dilekatkan pada minuta akta ini. ------------------------------------------------
-Dilangsungkan dengan ………………………..

=========================================================
APABILA PARA PENGHADAP TELAH MENGUNDURKAN
DIRI SEBELUM AKTA DITANDATANGANI OLEH MEREKA

-Segera setelah akta ini saya, Notaris bacakan dan jelaskan kepada para
penghadap dan saksi-saksi, maka seketika itu juga akta ini -------------
ditandatangani oleh saksi-saksi dan saya, Notaris, sedangkan para --
penghadap telah mengundurkan diri pada waktu akta ini -------------
dipersiapkan, serta untuk memenuhi ketentuan Pasal 16 ayat 1 huruf c
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2004 Tentang ----
Jabatan Notaris yang telah diubah dengan UndangUndang Republik -----
Indonesia Nomor 02 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris, maka para –
penghadap juga membubuhkan sidik jari pada lembaran tersendiri untuk
dilekatkan pada minuta akta ini. ------------------------------------------------
-Dilangsungkan dengan …………………………………………………

========================================================
NOTE :
[Biasanya dalam pembuatan akta Risalah Rapat cukup Notaris
membuat daftar hadir dari para Penghadap yang ditandatangani
oleh mereka. Daftar hadir tersebut harus dilekatkan pada minuta
dari akta Risalah Rapat tersebut.]

=========================================================

APABILA SALAH SEORANG PENGHADAP TIDAK


MENGERTI BAHASA INDONESIA, TETAPI NOTARIS DAPAT
MENJELASKAN KEPADA PENGHADAP TERSEBUT DALAM
BAHASA YANG DIMENGERTI PENGHADAP

-Segera setelah akta ini saya, Notaris bacakan dan jelaskan kepada para -
penghadap dan saksi-saksi, serta dijelaskan oleh saya, Notaris ke ------
dalam bahasa Jpang kepada penghadap Nona SAKUKURATA, ---
yang menurut keterangannya tidak paham bahasa Indonesia, maka
seketika itu juga .........................................................., dst, serta untuk
memenuhi ketentuan Pasal 16 ayat 1 huruf c Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris yang telah ----
diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 02 Tahun ---
2014 Tentang Jabatan Notaris maka para penghadap juga membubuhkan
sidik jari pada lembaran tersendiri untuk dilekatkan pada minuta akta ini.
-Dilangsungkan dengan ………………..

===================================================

APABILA SALAH SEORANG PENGHADAP TIDAK


MENGERTI BAHASA INDONESIA, DAN MEMBAWA
SEORANG PENTERJEMAH TERSUMPAH

-Segera setelah akta ini dibacakan dan dijelaskan oleh saya, Notaris
kepada para penghadap dan saksi-saksi, serta dijelaskan oleh Nona
CERIWISSEY, lahir di .........., pada tanggal .................(.......................),
Penterjemah resmi tersumpah, bertempat tinggal .....................................,
Jalan................................., Nomor :............., Rukun Tetangga ................,
Rukun Warga ............., Kelurahan ......................., Kecamatan ................,
pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan
(NIK) : ............................, berlaku..................., Warga Negara Indonesia,
diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang kepada Nona ------------------
SAKUKURATA,yang menurut keterangannya tidak paham Bahasa
Indonesia, maka seketika itu juga akta ini ditandatangani oleh para ------
penghadap, penterjemah, saksi-saksi, dan saya, Notaris, serta untuk ------
memenuhi ketentuan Pasal 16 ayat 1 huruf c Undang-Undang Republik -
Indonesia Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris yang telah ----
diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 02 Tahun ---
2014 Tentang Jabatan Notaris maka para penghadap juga membubuhkan
sidik jari pada lembaran tersendiri untuk dilekatkan pada minuta akta ini.
- Dilangsungkan

[Penterjemah harus ikut tandatangan]

===================================================
APABILA SALAH SEORANG PENGHADAP TULI TAPI TIDAK
BUTA HURUF

-Segera setelah akta ini saya, Notaris bacakan dan jelaskan kepada para
penghadap dan saksi-saksi, serta dibaca sendiri oleh Tuan --------------
SIMALAKAMA, yang menurut keterangannya tidak dapat ----------
mendengar sendiri apa yang saya, Notaris bacakan, maka ............dst,
serta untuk memenuhi ketentuan Pasal 16 ayat 1 huruf c Undang- -------
Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan ----
Notaris yang telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia -
Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris maka para penghadap ---
juga membubuhkan sidik jari pada lembaran tersendiri untuk dilekatkan
pada minuta akta ini. -------------------------------------------------------------
-Dilangsungkan

===================================================

RENVOI

Ada 3 (tiga) macam, yaitu:

1. TAMBAHAN
Yakni menambah huruf, angka, kata, atau kalimat di antara kalimat
akta yang telah dibuat.

2. CORETAN BIASA
Yakni mencoret huruf, angka, kata, atau kalimat yang telah ada
tanpa mengganti apapun.

3. CORETAN DENGAN PENGGANTIAN


Yakni melakukan penggantian atas huruf, angka, kata, atau kalimat
yang telah ada dengan mencoret dan kemudian menggantinya.

===================================================
Pasal 44 ayat 4 UUJN/UUJNP
Beragam penulisan akta pada bagian AHIR AKTA sehubungan
dengan pembacaan akta oleh Notaris, kesemuanya itu harus
dinyatakan dengan tegas pada akhir akta.

Pasal 43 ayat 2 Jo. Pasal 44 ayat 4 UUJN/UUJNP


Penghadap tidak mengerti bahasa dalam akta maka Notaris wajib
menerjemahkan atau menjelaskan isi akta dalam bahasa yang
dimengerti oleh para penghadap, serta harus dinyatakan secara
tegas pada akhir akta.

-Segera setelah akta ini saya, Notaris, bacakan dan jelaskan kepada para
penghadap dan saksi-saksi, serta dijelaskan oleh saya, Notaris, dalam
bahasa (Jawa, Sunda, dll) kepada penghadap Tuan/ Nyonya /Nona ------
..............................., yang menurut keterangannya kurang paham bahasa
Indonesia, maka seketika itu juga akta ini ditandatangani oleh para -------
penghadap, saksi-saksi, dan saya, Notaris, serta untuk memenuhi --------
ketentuan Pasal 16 ayat 1 huruf c Undang-Undang Republik Indonesia –
Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris yang telah diubah ------
dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 02 Tahun 2014 ---
Tentang Jabatan Notaris, maka para penghadap juga membubuhkan ----
sidik jari pada lembaran tersendiri untuk dilekatkan pada minuta akta ini.
- Dilangsungkan

===================================================

Pasal 43 ayat 3 Jo. Pasal 44 ayat 4 UUJN/UUJNP


Penghadap tidak mengerti bahasa dalam akta dan Notaris tidak
mengerti bahasa penghadap maka diterjemahkan oleh penerjemah
resmi yang disumpah.

-Segera setelah akta ini saya, Notaris, bacakan dan jelaskan kepada para
penghadap dan saksi-saksi, serta dijelaskan oleh Tuan/ Nyonya/Nona ---
................., lahir di ................, pada tanggal ................. (.......................),
penterjemah tersumpah, bertempat tinggal di .............................., Jalan
......................................, Nomor :............., Rukun Tetangga ....................,
Rukun Wraga............, Kelurahan ....................., Kecamatan .....................
pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan
(N.I.K) : ........................................, berlaku seumur hidup, Warga Negara
Indonesia, yang diterjemahkan dalam bahasa (Inggris/Perancis/Jerman/ -
Mandarin, dll), kepada penghadap Tuan/Nyonya/Nona ...........................,
yang menurut keterangannya kurang paham bahasa Indonesia, maka -----
seketika itu juga akta ini ditandatangani oleh para penghadap, ------------
saksi- saksi, dan saya, Notaris, serta untuk memenuhi ketentuan Pasal 16
ayat 1 huruf c Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun ----
2004 Tentang Jabatan Notaris yang telah diubah dengan Undang- --------
Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan -------
Notaris maka para penghadap juga membubuhkan sidik jari pada ---------
lembaran tersendiri untuk dilekatkan pada minuta akta ini. -----------------
-Dilangsungkan

===================================================

Pasal 44 ayat 1 dan ayat 2 UUJN/UUJNP

Apabila ada penghadap yang tidak dapat membubuhkan tanda


tangan, maka harus menyebutkan alasannya serta dinyatakan
secara tegas dalam akta, sebagaimana diatur dalam Pasal tersebut
diatas.

JIKA PENGHADAP MENDERITA TUNA RUNGU

-Segera setelah akta ini saya, Notaris, bacakan dan jelaskan kepada para
penghadap dan saksi-saksi, serta dibaca sendiri oleh penghadap Tuan/ --
Nyonya/Nona ........................, yang menurut keterangannya tidak dapat
mendengar apa yang saya, Notaris, bacakan maka seketika itu juga akta
ini ditandatangani oleh para penghadap, saksi-saksi, dan saya, Notaris, --
serta untuk memenuhi ketentuan Pasal 16 ayat 1 huruf c Undang- -------
Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan ----
Notaris yang telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 02 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris maka para penghadap
juga membubuhkan sidik jari pada lembaran tersendiri untuk dilekatkan
pada minuta akta ini. -------------------------------------------------------------
-Dilangsungkan

===================================================

JIKA SEORANG PENGHADAP TIDAK DAPAT MENULIS

-Segera setelah akta ini saya, Notaris, bacakan dan jelaskan kepada para
penghadap dan saksi-saksi, maka seketika itu juga akta ini -----------------
ditandatangani oleh para penghadap Tuan/Nyonya/Nona ........................,
saksi-saksi, dan saya, Notaris, sedangkan penghadap Tuan/Nyonya/ ----
Nona ........................, tidak turut menandatangani akta ini karena -------
menurut keterangannya tidak pernah belajar menulis dan untuk itu -------
penghadap Tuan/Nyonya/Nona ........................................ membubuhkan
cap ibu jari kirinya pada minuta akta ini, serta untuk memenuhi ----------
ketentuan Pasal 16 ayat 1 huruf c Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris sebagaimana yang telah
diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 02 Tahun –
2014 Tentang Jabatan Notaris maka para penghadap juga ------------------
membubuhkan sidik jari pada lembaran tersendiri untuk dilekatkan -----
pada minuta akta ini. -------------------------------------------------------------
-Dilangsungkan

===================================================

JIKA SEORANG PENGHADAP TIDAK DAPAT MENULIS DAN


SEORANG LAGI TANGANNYA LUMPUH

-Segera setelah akta ini saya, Notaris, bacakan dan jelaskan kepada para
penghadap dan saksi-saksi, maka seketika itu juga akta ini -----------------
ditandatangani oleh saksi-saksi, dan saya, Notaris, sedangkan ------------
-penghadap Tuan/Nyonya/Nona ..........................................., dan ---------
penghadap Tuan/Nyonya/Nona ............................................, tidak dapat
menandatangani akta ini, oleh karena menurut keterangan penghadap ---
Tuan/Nyonya/Nona......................, kedua tangannya lumpuh dan ---------
penghadap Tuan/Nyonya/Nona ..............................., tidak pernah belajar
menulis dan oleh karenanya penghadap Tuan/Nyonya/Nona ...................,
dan penghadap Tuan/Nyonya/Nona ................................, membubuhkan
cap ibu jari kirinya pada minuta akta ini, serta untuk memenuhi ----------
ketentuan Pasal 16 ayat 1 huruf c Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris yang telah diubah -------
dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 02 Tahun 2014 ----
Tentang Jabatan Notaris maka para penghadap juga membubuhkan sidik
jari pada lembaran tersendiri untuk dilekatkan pada minuta akta ini. -----
-Dilangsungkan

===================================================

JIKA PENGHADAP MENGGUNAKAN KAKI/MULUT DALAM


PENANDATANGANAN

-Segera setelah akta ini saya, Notaris, bacakan dan jelaskan kepada para
penghadap dan saksi-saksi, maka seketika itu juga akta ini -----------------
ditandatangani oleh para penghadap Tuan/Nyonya/Nona ------------------,
saksi-saksi, dan saya, Notaris, sedangkan penghadap Tuan/Nyonya/ ----
Nona ....................................................., menandatangani akta ini dengan
kaki/mulutnya oleh karena menurut keterangannya kedua tangan, --------
tangan kiri dan tangan kananya invalid/cacat, serta untuk memenuhi -----
ketentuan Pasal 16 ayat 1 huruf c Undang-Undang Republik Indonesia –
Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris yang telah diubah -------
dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 02 Tahun 2014 ----
tentang Jabatan Notaris maka para penghadap juga membubuhkan -------
sidik jari pada lembaran tersendiri untuk dilekatkan pada minuta akta ---
ini. -----------------------------------------------------------------------------------
-Dilangsungkan

===================================================
Pasal 45 UUJN/UUJNP
Apabila ada penghadap yang mempunyai kepentingan hanya pada
bagian tertentu dari akta serta hanya dibacakan pada bagian itu
saja, maka penghadap harus membubuhkan paraf dan tanda
tangan pada bagian tersebut, kemudian dinyatakan secara tegas
pada akhir akta.
Contoh:

-Oleh karena penghadap Tuan/Nyonya/Nona ....................................,


tidak mempunyai kepentingan dengan akta ini, maka setelah akta ini
saya, Notaris, bacakan dan jelaskan kepada Tuan/Nyony/Nona ------
....................................., dan para saksi, maka seketika itu juga akta ini
ditandatangani para penghadap, saksi-saksi dan saya, Notaris, dan ----
kemudian Tuan/Nyonya/Nona ............................................, tersebut --
mengundurkan diri, serta untuk memenuhi ketentuan Pasal 16 ayat 1 --
huruf c Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2004 ---
Tentang Jabatan Notaris yang telah diubah dengan Undang-Undang ---
Republik Indonesia Nomor 02 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris ----
maka para penghadap juga membubuhkan sidik jari pada lembaran -----
tersendiri untuk dilekatkan pada minuta akta ini. ----------------------------
-Dilangsungkan

===================================================

JIKA SALAH SEORANG PENGHADAP MENGUNDURKAN


DIRI SEBELUM AKTA DITANDATANGANI

-Segera setelah akta ini saya, Notaris, bacakan dan jelaskan kepada para
penghadap dan saksi-saksi, maka seketika itu juga akta ini -----------------
ditandatangani oleh para penghadap, saksi-saksi, dan saya, Notaris, -----
sedangkan penghadap Tuan, Nyonya/Nona .............................................
telah mengundurkan diri pada waktu akta ini dipersiapkan, serta untuk
memenuhi ketentuan Pasal 16 ayat 1 huruf c Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris yang telah ----
diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 02 Tahun ---
2014 Tentang Jabatan Notaris maka para penghadap juga ------------------
membubuhkan sidik jari pada lembaran tersendiri untuk dilekatkan ------
pada minuta akta ini. -------------------------------------------------------------
-Dilangsungkan

===================================================

Pasal 46 UUJN/UUJNP
Apabila pada pembuatan pencatatan harta kekayaan atau Berita Acara
mengenai suatu perbuatan atau peristiwa ada penghadap yang menolak
membubuhkan tanda tangan atau tidak hadir pada penutupan akta,
sedangkan penghadap belum menandatangani akta.
Maka harus dinyatakan dalam akta dan akta tersebut tetap merupakan
akta otentik. Penolakan untuk membubuhkan tanda tangan harus
dinyatakan dalam akta dengan mengemukakan alasannya.

JIKA SALAH SEORANG PENGHADAP MENOLAK


MENANDATANGANI AKTA MAKA HARUS
MENGEMUKAKAN ALASANNYA

-Segera setelah akta ini saya, Notaris, bacakan dan jelaskan kepada para
penghadap dan saksi-saksi, maka seketika itu juga akta ini -----------------
ditandatangani oleh para penghadap Tuan/Nyonya/Nona ------------------,
saksi-saksi, dan saya, Notaris, kecuali penghadap Tuan/Nyonya/Nona --
..................................., menolak menandatangani akta ini karena ---------
menurut keterangannya bahwa barang tidak bergerak dinilai murah, ----
serta untuk memenuhi ketentuan Pasal 16 ayat 1 huruf c Undang – ------
Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan ----
Notaris yang telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia -
Nomor 02 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris maka para penghadap --
juga membubuhkan sidik jari pada lembaran tersendiri untuk dilekatkan
pada minuta akta ini. -------------------------------------------------------------
-Dilangsungkan
===================================================
Contoh : AKHIR AKTA

------------------------------ DEMIKIAN AKTA INI -------------------------


-Dibuat sebagai minuta dan dilangsungkan di Kota Administrasi --------
Jakarta Selatan pada hari, tanggal dan pukul sebagaimana tersebut pada
bagian awal akta ini, dengan dihadiri oleh: -----------------------------------
1. -Tuan TRALALA, lahir di Manado pada tanggal 15-05-1981 ----
(lima belas Mei seribu Sembilan ratus delapan puluh satu), swasta,
bertempat tinggal di Kota Administrasi Jakarta Selatan, Jalan -----
Lenteng Agung Nomor. 15, Rukun Tetangga 005, Rukun Warga --
001, Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan Ciganjur, pemegang Kartu
Tanda Penduduk Nomor Induk Kependudukan (N.I.K): ------------
223.915007.150581, berlaku seumur hidup, Warga Negara ---------
Indonesia; --------------------------------------------------------------------
2. Nona TRILILI, lahir di Jakarta pada tanggal 28-10-1990 -------(dua
puluh delapan Oktober seribu Sembilan ratus sembilan puluh),
swasta, bertempat tinggal di KotaAdministrasi Jakarta Timur, Jalan
Bambu Raya Nomor: 10, Rukun Tetangga 002, Rukun Warga 001,
Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Bambu Duri, pemegang Kartu
Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan (N.I.K):
32.7104.281090.03, berlaku seumur hidup, Warga Negara
Indonesia. --------------------------------------------------------------------
-Kedua-duanya pegawai kantor saya, Notaris sebagai saksi-saksi. -------
-Segera setelah akta ini saya, Notaris, bacakan dan jelaskan kepada --
para penghadap dan saksi-saksi, maka seketika itu juga akta ini ------
ditandatangani oleh penghadap, saksi-saksi dan saya, Notaris serta -----
untuk memenuhi ketentuan Pasal 16 ayat 1 huruf c Undang-Undang ---
Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris ---
yang telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
02 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris maka para penghadap juga ---
membubuhkan sidik jari pada lembaran tersendiri untuk dilekatkan ----
pada minuta akta ini. -----------------------------------------------------------
-Dilangsungkan

===================================================
A. PERORANGAN :
1. a. Untuk diri sendiri
b. Kuasa → - Kuasa Lisan
- Kuasa di Bawah Tangan
Yang di Legalisasi dan
Yang dibuat di Luar Negeri
- Notariil

2. Bertindak sebagai Wali Orang lain

KOMPARISI 3. Bagi anak di bawah umur (belum kawin, atau


dibawah usia 21 tahun Pasal 330 KUHPerdata
dan usia 18 tahun dalam Pasal 39 UUJN)

B. BADAN HUKUM → - Perseroan Terbatas


- CV
- Yayasan, dll.

PEMBERIAN KUASA
Buku III Bab XVI KUHPer
Dasar Hukum: Pasal 1792 s/d Pasal 1819 KUHPer

Pemberian Kuasa / Lastgeving


Suatu perjanjian dengan mana seseorang memberikan kekuasaan kepada
orang lain, yang menerimanya untuk atas namanya menyelenggarakan
suatu urusan (Pasal 1792 BW).

Yang dimaksud dengan menyelenggarakan urusan menurut Subekti


adalah melakukan suatu perbuatan hukum yang mempunyai atau
menimbulkan suatu akibat hukum.
Pasal 1792 KUHPerdata menurut Hasanudin Rahman:
1. Pemberian kuasa tidak lain adalah suatu persetujuan atau perjanjian.
Dan dia melihat dari sifat perjanjian, maka pemberian kuasa
merupakan perjanjian khusus.

2. Karena pemberian kuasa merupakan suatu perjanjian, maka


menimbulkan Hak dan Kewajiban diantara para pihak.

3. Sebagai pemberian yang merupakan persetujuan maka si penerima


kuasa berhak untuk menolak atau melepaskan kuasa itu, begitu pula
sebaliknya pemberi kuasa berhak untuk mencabut kuasa tersebut.

4. Adanya 2 (dua) pihak dalam pemberian kuasa, dimana penerima


kuasa untuk menyelenggarakan suatu urusan.

5. Dengan perkataan “suatu urusan” berarti tidak semua tindakan atau


perbuatan dapat dikuasakan kepada orang/pihak lain apabila orang/
pihak tersebut berhalangan.

Pemberian Kuasa / Lastgeving dapat menimbulkan:


1. Perwakilan langsung
Yang Diberi Kuasa bertindak untuk seseorang dengan memberitahu-
kan nama si Pemberi Kuasa kepada pihak ketiga dengan siapa ia
mengadakan hubungan.

2. Perwakilan tidak langsung


Yang Diberi Kuasa bertindak untuk seseorang akan tetapi tidak
memberitahukan nama Pemberi Kuasa itu kepada pihak ketiga
dengan siapa ia mengadakan hubungan.

Cara Memberikan Kuasa:


1. Lisan
2. Dengan Akta di Bawah Tangan
Cara Menerima Kuasa:
1. Secara tegas
2. Secara diam-diam dan disimpulkan dari pelaksanaan kuasa itu.

Pemberian Kuasa terjadi dengan Cuma-Cuma, kecuali jika


diperjanjikan lain.

Ada 2 ( dua ) Jenis Kuasa :


1. Kuasa Umum
Kuasa yang menurut sifat dan kepentingannya memberi wewenang
kepada Penerima Kuasa, dirumuskan secara umum, meliputi berbagai
jenis perbuatan tanpa menyebutkan secara terinci obyek dari
perbuatan itu, maka hanya meliputi perbuatan pengurusan saja
(dader beheer) (Pasal 1798 KUHPerdata)

2. Kuasa Khusus
Kuasa yang menurut sifat dan kepentingannya hanya memberi
wewenang khusus mengenai suatu atau beberapa kepentingan
tertentu kepada Penerima Kuasa dengan menyebutkan perbuatan-
perbuatan hukum dan harus dilakukan oleh Penerima Kuasa.

Dikenal suatu jenis kuasa lainnya, namun tidak dilihat dari segi Sifat dan
Kepentingannya yang timbul karena hak dari Penerima Kuasa untuk
menunjuk orang lain sebagai sebagai pengganti dalam pelaksanaan
kuasa tersebut dikenal dengan nama Kuasa Substitusi (Pasal 1803
KUHPerdata).
Pemberian Kuasa yang dirumuskan dengan kata-kata umum hanya
meliputi perbuatan pengurusan.

Yang harus diperhatikan:


1. Siapa yang memberikan kuasa
Biasanya sebagai Pihak Pertama, Identitas lengkap dan
kewenangannya.

2. Yang menerima kuasa.


3. Hal apa yang dikuasakan, sampai sejauh mana kewenangannya,
dengan tegas dinyatakan untuk, misalnya:
- mengalihkan/melepaskan hak atas benda
- menjaminkan suatu benda
- membuat suatu perdamaian
- suatu perbuatan lain yang hanya dapat oleh pemilik benda ybs.

4. Seorang Pesero Komanditer, tidak boleh dikuasakan untuk


melakukan pekerjaan perbuatan pengurusan atau bekerja pada CV
tersebut (Pasal 20 WvK)

Kewajiban dan Tanggung Jawab Pemegang Kuasa:


1. Selama ia belum dibebaskan, berkewajiban menanggung segala
biaya kerugian dan bunga sekiranya dapat timbul karena tidak
dilaksanakannya kuasa itu.
2. Ia berkewajiban menyelesaikan urusan yang telah mulai dikerjakan
nya pada waktu Pemberi Kuasa meninggal dunia, jika tidak dengan
segera diselesaikannya dapat timbul suatu kerugian.
3. Ia tidak saja bertanggung jawab tentang perbuatan-perbuatan yang
dilakukan dalam menjalankan kuasanya.
4. Ia diwajibkan mengerjakan laporan kepada Pemberi Kuasa tentang:
a. Segala sesuatu yang dilakukannya.
b. Perhitungan mengenai segala sesuatu yang telah diterimanya
berdasarkan kuasa, sekalipun apa yang diterimanya itu tidak
seharusnya dibayar kepada Pemberi Kuasa.

Kewajiban dan Tanggung Jawab Pemberi Kuasa:


1. Memenuhi semua perikatan-perikatan yang telah dilaksanakan oleh
Pemegang Kuasa berdasarkan kuasa yang telah ia berikan.

2. Ia tidak terikat pada apa yang telah diperbuat selebihnya daripada


itu, selain daripada apa yang ia telah setujui secara tegas atau diam-
diam. membayar semua biaya yang telah dijanjikan walaupun
urusannya tidak berhasil karena bukan kelalaian atau kurang hati-
hatinya pemegang kuasa itu.
Berakhirnya Kuasa:
1. Pencabutan kuasa yang diberi kuasa
2. Pembatalan oleh yang diberi kuasa
3. Kematian dibawah curatele, dan jatuh pailitnya Pemberi Kuasa atau
yang diberi kuasa.

Syarat-syarat Pemberian Kuasa Mutlak:


1. Kuasa itu tidak bertentangan dengan peraturan hukum, ketertiban
umum dan kesusilaan.
2. Kuasa itu harus mempunyai kausa yang sah
3. Minimal harus mengandung hal yang bersifat menjaga kepentingan
yang diberi kuasa.
4. Kuasa yang melulu diberikan untuk kepentingan pemberi kuasa
tidak boleh bersifat mutlak.

Instruksi Mendagri No. 14 tahun 1982, tanggal 8 Maret 1982


tentang larangan pemerintah penggunaan Kuasa Mutlak sebagai
pemindahan Hak Atas Tanah.

1. Penggunaan kuasa penuh yang dimaksud dalam Pasal 3 Blanko Akta


Jual Beli yang bentuk aktanya ditetapkan oleh Permendagri No. 11
tahun 1961.
2. Penggunaan kuasa penuh sebagaimana dicantumkan dalam Perjanjian
Pengikatan Jual Beli yang aktanya dibuat oleh seorang Notaris.
3. Penggunaan kuasa untuk memasang Hak Tanggungan yang aktanya
dibuat oleh seorang Notaris.

Pasal 43
Menyatakan bahwa akta harus dibuat dengan menggunakan Bahasa
Indonesia atau bahasa lain yang dimengerti oleh Notaris asalkan UU
tidak menentukan lain.

Pasal 44
Menyatakan bahwa setelah dibacakan, maka akta harus ditandatangani
juga oleh penerjemah resmi jika menggunakan jasa mereka.
Segala sesuatu harus dinyatakan dengan tegas dalam akhir akta.
Hal ini dimaksudkan bahwa akta yang dibuat telah sempurna.

Kalaupun ada perubahan setelah akta ditandatangani, maka sesuai Pasal


51 UUJN, kesalahan ketik pada minuta dapat diperbaiki oleh Notaris,
dengan membuatkan Berita Acaranya yang Salinannya harus
disampaikan kepada para pihak.

Pada Prinsipnya Badan Akta berisikan:


1. Komparisi Akta
2. Premisse Akta
3. Isi Akta
4. Uraian mengenai pengenalan penghadap

KOMPARISI
Mengandung arti yang lebih luas dan tidak hanya mengenai persoalan
apakah penghadap cakap bertindak (rechtsbekwaam), tetapi juga
apakah mempunyai hak untuk melakukan tindakan (rechtsbevoegd)
mengenai soal yang dinyatakan (geconsstateerd) dalam akta.
~Dalam Badan Akta harus memuat keterangan lengkap/identitas
penghadap serta kedudukan bertindak penghadap.
Hal ini sangat penting dalam suatu akta, karena kebenaran isi akta
tergantung pada Komparisi ini.
Komparisi harus ditulis dengan cermat karena dapat menentukan Sah
atauTidak Sahnya/ batalnya suatu akta.

~Kewarganegaraan sesorang harus dituliskan, sehingga dengan jelas


dapat diketahui identitas sesorang.

~Dalam penulisan identitas, gelar dll, harus mengikuti kaidah Bahasa


Indonesia yang baik.

~Dalam bertindak, seorang Notaris harus tahu dan mengerti betul


segala Kewajiban dan Wewenang yang dimilikinya, sehingga maksud
dari penghadap dapat tercapai dalam pembuatan akta.
Tindakan menghadap dihadapan seorang Notaris:
1. Perorangan → - Untuk diri sendiri
- Untuk diri sendiri dan tindakan-tindakan hukum
yang memerlukan persetujuan suami/istri
(Kuasa Notariil, Kuasa di Bawah Tangan,
Kuasa Lisan)

2. Selaku Kuasa → : Bertindak sebagai wakil orang lain


- Kuasa Notariil
- Kuasa di Bawah Tangan
- Kuasa di Bawah Tangan yang di Legalisasi

3. Dalam jabatan/kedudukan tertentu


→ Sebagai Wali
- Bagi anak dibawah umur (belum kawin, atau di
bawah 21 tahun Pasal 330 KUHPerdata dan
umur 18 tahun dalam Pasal 39 UUJN).

3.1. Berdasarkan kekuasaan orang tua, jika salah satu orang tua
telah meninggal dunia, maka yang disebutkan sebagai wali
adalah orang tua yang hidup terlama.

3.2. Perwalian menurut UU/Perwalian orang tua yang yang hidup


terlama

3.3. Perwalian anak yang diakui (Pasal 35 KUHPerdata)

3.4. Perwalian suami dari ibu wali yang menikah lagi/teman wali
(medevoodgt) Pasal 251 KUHPerdata.

3.5. Perwalian Curator atas anak-anak Sah dari Kurandus,


Pasal 453 KUHPerdata.

3.6. Perwalian menurut wasiat/perwalian testamenter


Pasal 355 KUHPerdata.

3.7. Perwalian yang diangkat oleh Hakim (Walidatif)


Pasal 359 KUHPerdata.

3.8. Perwalian Badan Hukum, misalnya Yasayasan

3.9. Curator Ventris, yang berdasarkan jabatannya di BHP.

PREMISSE biasanya diawali dengan kalimat:

- Bahwa para penghadap menerangkan .... atau

- Bahwa para penghadap terlebih dahulu menerangkan sebagai


berikut atau

- Bahwa para penghadap bertindak sebagaimana tersebut di atas

==================================================
ISI AKTA

Merupakan bagian dari akta yang berisi keinginan atau kehendak para
pihak.

Dalam akta berkaitan dengan hukum perjanjian, Isi akta berisikan janji-
janji yang dikehendaki atau disepakati oleh para pihak berkaitan
dengan perbuatan hukum atau perjanjian yang telah disepakati.

SAKSI AKTA (SAKSI INSTRUMENTAIR)


Pasal 16 ayat 1 huruf m UUJN
Menetapkan bahwa dalam menjalankan jabatannya, Notaris
berkewajiban membacakan akta dihadapan penghadap dan dihadiri oleh
paling sedikit 2 (dua) orang saksi dan ditandatangani pada saat itu juga
oleh penghadap, saksi dan Notaris.
RENVOOI

Yang dimaksud dengan Renvoi adalah :


“Pembetulan, perbaikan, tambahan dalam suatu akta otentik
dengan memberikan tanda-tanda dipinggir dan harus diparaf”

Isi akta tidak boleh diubah atau ditambah tanpa sepengetahuan para
penghadap, saksi dan Notaris.
Setiap perubahan pada isi akta berupa pencoretan, penambahan,
penggantian hanya sah apabila perubahan tersebut telah diketahui,
diparaf atau diberi tanda pengesahan lain oleh para penghadap, saksi dan
Notaris. Perubahan dilakukan pada bagian sisi kiri akta yang kemudian
diparaf oleh para penghadap, saksi dan Notaris.

Perubahan pada minuta akta yang berupa pencoretan pada kata, huruf,
angka tidak boleh dihapus dan di-tipe-ex, akan tetapi harus dilakukan
dengan sedemikian rupa dengan cara Renvoi sehingga pencoretan,
penambahan, penggantian tetap dapat dibaca sesuai dengan yang
tercantum semula, dan jumlah kata, huruf atau angka yang dicoret
dinyatakan pada bagian sisi kiri akta.

Pada akhir minuta akta dan Salinan akta ditambah dengan:


1. Dilangsungkan dengan satu catatan dipinggir yaitu berupa: satu---
coretan dengan penggantian. atau
2. Dilangsungkan dengan satu catatan dipinggir yaitu berupa satu
tambahan.
Contoh Renvoi Pencoretan satu kata :

PERJANJIAN SEWA MENYEWA


Nomor :28

L Senin -Pada hari ini, L Sabtu, tanggal 07-05-2022 --------


Disahkan coretan (tujuh Mei dua ribu dua puluh) dua; -----------------
satu kata dengan -Pukul 10:30 – 11:00 W.I.B (sepuluh lewat tiga -----
penggantian satu kata puluh menit sampai dengan pukul sebelas Waktu
Indonesia Barat). ----------------------------------------
-Berhadapan dengan saya, ALLOPURINOL, ----------
Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan, Notaris ---
di Kota Administrasi Jakarta Selatan berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Kehakiman Dan Hak ---
Asasi Manusia Republik Indonesia tanggal ---------
18-03-2001 (delapan belas Maret dua ribu satu), -
Nomor: C-225-HT.03.01-Th.2001, sebagai ---------
Notaris dengan wilayah kerja seluruh Propinsi ----
Daerah Khusus Ibukota Jakarta, yang beralamat -
kantor di Jalan Cilandak Raya Nomor: 100, -------
dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, --------
Notaris kenal yang nama-namanya akan disebut
pada bagian akhir akta ini. ---------------------------

===================================================

Contoh Renvoi
Coretan dengan Penggantian Dan Tambahan satu kata:

PERJANJIAN SEWA MENYEWA


Nomor: 28

L Senin -Pada hari ini, LSabtu, tanggal 07-05-2022 --------


Disahkan coretan satu (tujuh Mei dua ribu dua puluh dua); ----------------
kata denganpenggantian -Pukul 10:30 – 11:00 W.I.B (sepuluh lewat tiga-----
satu kata. puluh menit sampai dengan pukul sebelas Waktu
Indonesia Barat). ----------------------------------------
-Berhadapan dengan saya, ALLOPURINOL, ----------
Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan, Notaris
di Kota Administrasi Jakarta Selatan berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Kehakiman Dan Hak ---
Asasi Manusia Republik Indonesia tanggal ---------
18-03-2001 (delapan belas Maret dua ribu satu), -
Nomor: C-225-HT.03.01-Th.2001, sebagai ---------
F Propinsi Notaris dengan wilayah kerja seluruh F Daerah –
Disahkan tambahan Khusus Ibukota Jakarta, yang beralamat di Jalan
satu kata Cilandak Raya Nomor : 100, dengan dihadiri oleh
saksi-saksi yang saya, Notaris kenal yang nama-
namanya akan disebut pada bagian akhir akta ini.

================================================================

Pada akhir minuta dan salinan akta diuraikan dengan kata :


Contoh Renvoi Pencoretan satu kata :

-Dilangsungkan dengan satu catatan dipinggir yaitu berupa coretan satu


kata dengan penggantian satu kata.

Contoh Renvoi Tambahan satu kata :

-Dilangsungkan dengan satu catatan dipinggir yaitu berupa tambahan


satu kata.

Jika tidak ada perubahan/Renvoi maka kalimatnya :

-Dilangsungkan dengan tanpa perubahan.

==========================================================

AKTA HARUS DITANDATANGANI

Segera setelah akta dibacakan dan dijelaskan, akta tersebut


ditandatangani oleh penghadap, saksi dan Notaris, kecuali apabila ada
penghadap yang tidak dapat membubuhkan tandatangan dengan
menyebutkan alasannya yang dinyatakan secara tegas pada akhir akta.
Pada akta yang menggunakan bahasa asing, maka akta tersebut
ditandatangani oleh penghadap, saksi, Notaris dan penterjemah resmi.

Pasal 1874 ayat 1 juncto Pasal 1869 KUHPer:

1. Keharusan tandatangan untuk membedakan akta yang satu dengan


akta yang lain atau akta yang dibuat oleh pihak lain.

2. Fungsi tandatangan untuk mengindividualisir suatu akta.


Penandatanganan sebagaimana dikutip Tan Thong Kie dari pendapat
ahli, yaitu: “suatu pernyataan kemauan dari si pembuat tandatangan
bahwa ia dengan membubuhkan tandatangannya di bawah suatu
tulisan menghendaki agar tulisan itu dalam hukum dianggap sebagai
tulisannya sendiri.
Tandatangan harus memiliki sifat individual yaitu dalam bentuk
huruf-huruf yang jelas dan dapat dibaca atau huruf-huruf yang sulit
dibaca dan tinggal coretan-coretan saja, termasuk paraf dianggap
sebagai tandatangan jika ditandatangani dengan tangannya sendiri
oleh seorang yang pandai menulis”

===================================================
===================================================

AKTA SEWA MENYEWA

A. Pengertian Akta Sewa Menyewa


Pada prinsipnya, tidak setiap orang atau badan usaha memunyai hak atas
suatu benda, baik itu benda bergerak maupun benda tidak bergerak,
namun benda itu dimiliki atau disediakan oleh orang atau badan usaha
lainnya. Sementara itu, pihak yang tidak memiliki benda itu, dapat
menyewakan benda yang disediakan oleh pihak lainnya. Agar hubungan
hukum antara keduanya memiliki kepastian hukum dan terjamin hak-
haknya, maka harus dituangkan dalam sebuah akta, yang disebut dengan
akta sewa menyewa.
Akta sewa menyewa, yang dalam bahasa Inggris, disebut lease of deed,
dalam bahasa Belanda, disebut dengan lease daad merupakan akta yang
memuat aturan-aturan atau klausula-klausula yang mengatur hubungan
hukum antara pihak yang menyewakan dengan penyewa, yang berkaitan
objek yang disewakan dan harga.
Kata yang terkandung dalam akta sewa menyewa, yang meliputi:
1. akta; dan
2. sewa menyewa.

Akta adalah surat tanda bukti tertulis.


Pengertian sewa menyewa terdapat dalam peraturan perundang-
undangan maupun pendapat ahli.

1. Pasal 1548 KUH Perdata.


Sewa Menyewa adalah:
"Suatu persetujuan, dengan mana pihak yang satu mengikat ke dirinya
untuk memberikan kenikmatan suatu barang kepada pihak lain selama
waktu tertentu, dengan pembayaran suatu harga yang disanggupi oleh
pihak yang terakhir ini".

Unsur-unsur sewa menyewa dalam definisi ini, terdiri atas:


a. Adanya persetujuan;
b. Adanya pihak-pihak atau subjek hukum;
c. Adanya objek;
d. Adanya pembayaran;
e. Adanya kenikmatan sesuatu.

2. Algra, N.E, dkk. Ia mengartikan Sewa Menyewa adalah:


"Persetujuan untuk pemakaian sementara suatu benda, baik bergerak
maupun tidak bergerak, dengan pembayaran suatu harga tertentu"

Unsur-unsurnya, meliputi:
a. Adanya persetujuan;
b. Pemakaian sementara;
c. Adanya objek; dan
d. Adanya pembayaran harga.

Ada tiga kelemahan kedua definisi di atas, yaitu:


1. Bentuk persetujuannya;
2. Objek yang disewakan; dan
3.Ttidak nampak subjek hukum, terutama pada definisi kedua.

Bentuk persetujuan dalam definisi di atas, tidak jelas karena hanya


dicantumkan adanya persetujuan. Persetujuan itu, dapat dibuat dalam
bentuk:
1. Akta di bawah tangan; dan
2. Otentik.

Sementara itu, akta sewa menyewa dibuat dalam bentuk akta otentik,
karena dibuat di hadapan Notaris.
Objek yang disewa dalam definisi di atas sangat luas, karena mencakup:
1. Benda bergerak; dan
2. Benda tidak bergerak.
Definisi yang dikemukakan oleh Algra, N.E, dkk, tidak nampak subjek
hukumnya, yaitu:
1. Pihak yang menyewakan; dan
2. Pihak penyewa.
Berdasarkan atas beberapa kelemahan di atas, maka berikut ini disajikan
pengertian akta sewa menyewa.

Akta sewa menyewa merupakan:


"Bukti tertulis yang dibuat di muka dan di hadapan Notaris, yang
memuat klausula-klausula atau aturan-aturan yang mengatur hubungan
hukum antara pihak yang menyewakan dengan pihak penyewa, di mana
pihak yang menyewakan menyerahkan benda atau barang untuk
digunakan oleh pihak penyewa, dan pihak penyewa berkewajiban untuk
menyerahkan uang sewa, sesuai dengan jangka waktu yang telah
disepakati antara keduanya".

Ada enam unsur yang tercantum dalam definisi akta sewa menyewa
di atas, yang meliputi:
1. Adanya bukti tertulis;
2. Adanya pejabat yang berwenang:
3. Adanya subjek hukum;
4. Adanya objek;
5. Adanya hak dan kewajiban; dan
6. Adanya jangka waktu.

Jangka waktu, yang dalam bahasa Inggris, disebut dengan time period
merupakan lamanya dari pihak penyewa, menyewakan atau
menggunakan barang atau benda yang disewakan dari pihak yang
menyewakan.
B. Landasan Hukum Akta Sewa Menyewa

Pengaturan tentang akta sewa menyewa diatur di dalam KUH Perdata


dan berbagai ketentuan lainnya.
Ketentuan:
1. Pasal 1547 sampai dengan Pasal 1600 KUH Perdata.
Hal-hal diatur dalam pasal-pasal itu, meliputi:
a. ketentuan umum;
b. aturan-aturan yang sama-sama berlaku terhadap penyewaan rumah
dan penyewaan tanah;
c. aturan-aturan yang khusus berlaku bagi sewa rumah dan perabot
rumah;
d. aturan-aturan yang khusus berlaku bagi sewa tanah;
e. dengan suatu perjanjian yang dinyatakan dengan tegas, penyewa
dapat dipertanggungjawabkan atas kejadian-kejadian yang tak
dapat diduga.

2. Pasal 16, Pasal 44 sampai dengan Pasal 45 Undang-Undang


Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok
Agraria, disebut dengan UUPA.
a. Pasal 16 UUPA mengatur tentang pemberian hak atas tanah kepada
orang-orang maupun badan hukum.
Salah satu hak itu, yaitu hak sewa tanah.
b. Pasal 44 UUPA mengatur tentang:
1) hak seseorang atau suatu badan hukum untuk mempergunakan
tanah-milik orang lain untuk keperluan bangunan.
Caranya, yaitu dengan membayar kepada pemiliknya sejumlah
uang sebagai sewa.

2) cara pembayaran uang sewa dapat dilakukan:


a) satu kali atau pada tiap-tiap waktu tertentu; dan/atau
b) sebelum atau sesudah tanahnya dipergunakan.

3) perjanjian sewa tanah tidak boleh disertai syarat-syarat yang


mengandung unsur-unsur pemerasan.
Perjanjian sewa tanah dapat dilakukan dalam bentuk:
1) akta di bawah; dan/atau
2) akta otentik.

Pasal 45 UUPA mengatur subjek hukum yang dapat menjadi pemegang


hak sewa. Subjek hukum itu, seperti:
1) Warga Negara Indonesia:
2) Orang asing yang berkedudukan di Indonesia;
3) Badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan
berkedudukan di Indonesia; dan/atau
4) Badan hukum asing yang mempunyai perwakilan di Indonesia.

3. Pasal 50 dan Pasal 52 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang


Perumahan dan Kawasan Permukiman. Pasal 50 mengatur tentang
hak setiap orang bertempat tinggal atau menghuni rumah.
Hak untuk menghuni rumah dapat berupa:
a. hak milik; atau
b. sewa atau bukan dengan cara sewa.

Pasal 52 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan


Kawasan Permukiman mengatur tentang hak orang asing untuk
menghuni atau menempati rumah.
Cara menghuni rumah itu, dapat dilakukan dengan cara:
a. hak sewa; atau
b. hak pakai.
4. Pasal 19, Pasal 20, Pasal 21 dan Pasal 52 sampai dengan Pasal 55
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun atau
disingkat UU Rusun.

Hal-hal yang diatur dalam pasal tersebut:


a. Pasal 19 UU Rusun mengatur tentang pemanfaatan barang milik
negara/daerah berupa tanah untuk pembangunan rumah susun
dilakukan dengan cara sewa atau kerja sama pemanfaatan.
b. Pasal 20 UU Rusun mengatur tentang pendayagunaan tanah wakaf
untuk pembangunan rumah susun dilakukan dengan cara sewa atau
kerja sama pemanfaatan sesuai dengan ikrar wakaf.
c. Pasal 21 UU Rusun, mengatur tentang bentuk perjanjian terhadap
pemanfaatan barang milik negara/daerah dan pendayagunaan tanah
wakaf untuk pembangunan rumah susun.
Bentuk perjanjiannya, yaitu perjanjian tertulis.

Perjanjian tertulis sekurang-kurangnya memuat:


1). Hak dan kewajiban penyewa dan pemilik tanah;
2). Jangka waktu sewa atas tanah;
3). Kepastian pemilik tanah untuk mendapatkan pengembalian tanah
pada akhir masa perjanjian sewa;
4). Jaminan penyewa terhadap tanah yang dikembalikan tidak terdapat
permasalahan fisik, administrasi, dan hukum;
5). Jangka waktu sewa atas tanah diberikan selama 60 (enam puluh)
tahun sejak ditandatanganinya perjanjian tertulis;
6). Penetapan tarif sewa atas tanah dilakukan hal:
1). pewarisan;
2). perikatan kepemilikan rumah susun setelah jangka waktu 20 (dua
puluh) tahun; atau
3). pindah tempat tinggal yang dibuktikan dengan surat keterangan
pindah dari yang berwenang.
Pengalihan hanya dapat dilakukan kepada badan pelaksana.

Ketentuan lebih lanjut mengenai pengalihan diatur dalam peraturan


pemerintah Pasal 55 UU Rusun mengatur tentang hak perorangan atau
kelompok untuk menyewa sarusun pada rumah susun negara.
Ketentuan mengenai pedoman penyewaan sarusun diatur dengan
peraturan pemerintah.

C. Subjek Dan Objek Dalam Akta Sewa Menyewa

Subjek hukum dalam akta sewa menyewa, dalam Bahasa Inggris,


disebut dengan legal subject lease deed, dalam Bahasa Belanda, disebut
dengan rechtssubject lease daad merupakan para pihak yang
mengikatkan dirinya untuk melakukan perbuatan hukum sewa menyewa.

Para pihak dalam sewa menyewa terdiri atas:


1. Pihak yang menyewakan; dan
2. Pihak penyewa.

Pihak yang menyewakan adalah orang atau badan hukum yang


menyewakan barang atau benda kepada pihak lainnya, yaitu kepada
penyewa.
Pihak penyewa adalah orang atau badan hukum yang menyewakan
barang atau benda dari pihak yang menyewakan.

Yang menjadi objek dalam akta sewa menyewa, yaitu:


1. barang atau benda; dan
2. harga.
Barang atau benda yang disewa terdiri atas benda:
1. bergerak; dan/atau
2. tidak bergerak.
Syarat barang yang disewakan adalah barang yang halal, artinya tidak
bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum, dan kesusilaan.

D. Hak Dan Kewajiban Pihak Yang Menyewakan Dan Penyewa


Akta sewa menyewa merupakan salah satu akta yang memuat Hak dan
Kewajiban antara pihak yang menyewakan dengan pihak penyewa.
Hak dan Kewajiban pihak yang menyewakan telah ditentukan dalam
Pasal 1550 - Pasal 1552 KUH Perdata.

Hak dari pihak yang menyewakan adalah menerima harga sewa yang
telah ditentukan.

Kewajiban pihak yang menyewakan, yaitu:


1. menyerahkan barang yang disewakan kepada si penyewa";
2. memelihara barang yang disewakan sedemikian rupa, sehingga dapat
dipakai untuk keperluan yang dimaksudkan;
3. memberikan hak kepada penyewa untuk menikmati barang yang
disewakan";
4. melakukan pembetulan pada waktu yang sama'; dan
5. menanggung cacat dari barang yang disewakan.

Hak dari pihak penyewa adalah:


Menerima barang yang disewakan dalam keadaan baik.
Kewajiban penyewa adalah:
1. memakai barang sewa sebagai seorang kepala rumah tangga yang
baik, artinya kewajiban memakainya seakan-akan barang itu
kepunyaannya sendiri"; dan
2. membayar harga sewa pada waktu yang telah ditentukan.
Di samping kewajiban dari pihak penyewa, penyewa juga
bertanggung jawab atas segala:
1. kerusakan yang ditimbulkan pada barang yang disewakan selama
waktu sewa, kecuali jika ia membuktikan bahwa kerusakan itu
terjadi di luar kesalahannya."
2. kerusakan atau kerugian yang ditimbulkan pada barang sewa oleh
teman- temannya serumah, atau oleh mereka yang mengambil alih
sewanya.

E. Risiko Atas Musnahnya Barang Dalam Akta Sewa Menyewa


Risiko adalah suatu ajaran di mana seseorang berkewajiban untuk
memikul suatu kerugian, jikalau ada suatu kejadian di luar salah satu
pihak yang menimpa benda yang menjadi objek perjanjian." Dalam
perjanjian sewa menyewa ini, maka barang itu berada pada pihak
penyewa.
Persoalannya, siapakah yang bertanggung jawab atas hancur atau
musnahya barang yang menjadi objek sewa, yang bukan disebabkan
oleh pihak penyewa?
Terhadap hal ini, dapat dilihat dari ketentuan yang tercantum dalam
Pasal 1553 KUH Perdata.

Musnah atas barang objek sewa dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1. musnah secara total; dan
2. musnah secara sebagian.
Jika barang yang disewakan oleh penyewa itu musnah secara
keseluruhan di luar kesalahannya pada masa sewa, perjanjian sewa
menyewa itu gugur demi hukum dan yang menanggung risiko atas
musnahnya barang tersebut adalah pihak yang menyewakan.
dua hal yang diatur dalam Pasal 1553 KUH Perdata, yang meliputi:
1. akibat hukum dari perjanjian sewa menyewa; dan
2. tanggung jawab dari pihak yang menyewakan.

Akibat hukum, yang dalam bahasa Inggris, disebut dengan the legal
consequences, dalam bahasa Belanda, disebut dengan de Juridische
gevolgen adalah berkaitan dengan hasil dari adanya hubungan hukum
antara para pihak.
Akibat hukum, yaitu timbul hak dan kewajiban para pihak.
Namun, apabila dalam sewa menyewa yang barangnya musnah secara
keseluruhan, yaitu gugur demi hukum.

Gugur demi hukum, yang dalam bahasa Inggris, disebut dengan


deciduous by law dikonsepkan sebagai perjanjian yang batal demi
hukum.
Batal demi hukum artinya bahwa dari semula perjanjian itu dianggap
tidak berlaku.
Tanggung jawab dari pihak yang menyewakan dikonsepkan sebagai
kesediaan dari pihak yang menyewakan untuk memperbaiki dan
menanggung segala kerugian atas musnahnya objek sewa menyewa.
Musnah secara sebagian, yang dalam bahasa Inggris, disebut dengan
partially destroyed dikonsepkan sebagai suatu keadaan di mana objek
sewa menyewa hancur, lenyap hanya satu bagian dari benda tersebut.

Ada dua hak-hak dari pihak penyewa, jika barang yang disewakan
musnah sebagian, yaitu:
1. akan meminta pengurangan harga sewa; atau
2. akan meminta pembatalan perjanjian sewa menyewa.
Meminta pengurangan harga sewa artinya bahwa pihak penyewa
mengajukan permohonan kepada pihak yang menyewakan agar harga
sewa dikurangi.
Misalnya, harga sewa barang Rp. l.000.000.-, karena barang yang
disewa mengalami kerusakan sebagian, maka ia dapat meminta harga
sewa dikurangi menjadi Rp500.000.- (lima ratus ribu rupiah).

Pembatalan perjanjian sewa menyewa dikonsepkan sebagai upaya dari


pihak penyewa untuk menyatakan bahwa perjanjian sewa menyewa
tidak berlaku lagi.
Pembatalan itu dapat diajukan ke Pengadilan Negeri.
Pada dasarnya pihak penyewa dapat menuntut kedua hal itu, namun ia
tidak dapat menuntut pembayaran ganti rugi kepada pihak yang
menyewakan.

F. Struktur Akta Sewa Menyewa


Struktur akta sewa menyewa, yang dalam bahasa Inggris, disebut dengan
the structure of the lease deed, dalam bahasa Belanda, disebut dengan de
structuur van de lease akte merupakan susunan dari akta sewa menyewa
yang dibuat oleh para pihak, di muka dan dihadapan Notaris.
Struktur akta sewa menyewa terdiri dari:
1. Cover akta sewa menyewa;
2. Judul akta sewa menyewa;
3. Pembukaan akta sewa menyewa;
4. Komparisi akta sewa menyewa;
5. Substansi akta sewa menyewa;
6. Syarat-syarat akta sewa menyewa;
7. Penutup akta sewa menyewa; dan
8. Tanda tangan akta sewa menyewa.
Kedelapan hal itu disajikan secara singkat berikut ini:
1. Cover Akta Sewa Menyewa
Cover akta sewa menyewa, yang dalam bahasa Inggris, disebut dengan
the cover the deed of lease, dalam bahasa Belanda, disebut dengan
betrekking hebben de akte van lease merupakan bagian sampul yang
tercantum dalam akta sewa menyewa.

Pada minuta akta, tidak perlu dilekatkan sampul akta sewa menyewa.
Hal ini disebabkan karena minuta akta itu disimpan di Kantor Notaris
sebagai protokol.
Namun yang perlu dilekatkan sampulnya, yaitu pada salinan akta sewa
menyewa. Salinan akta ini diserahkan kepada pihak para pihak. Berikut
ini, disajikan cover akta sewa menyewa.

2. Judul Akta Sewa Menyewa


Judul akta sewa menyewa, yang dalam bahasa Inggris, disebut dengan
title deed of lease, dalam bahasa Belandanya, disebut dengan de titel van
de lease merupakan nama yang dipakai dalam akta sewa menyewa.
Judul ini yang dapat menyiratkan secara singkat tentang substansi yang
dimuat dalam akta sewa menyewa.

PERJANJIAN SEWA MENYEWA


Nomor: 234.

Ada dua hal yang tercantum dalam contoh di atas, yang meliputi.
1. Judul; dan
2. Nomor.
Judul pada contoh di atas, yaitu perjanjian sewa menyewa.
Dalam judul ini tidak disebutkan aktanya, seperti akta perjanjian sewa
menyewa. Judul pada perjanjian sewa menyewa menunjuk pada
perbuatan hukum yang dibuat oleh para pihak.
Perbuatan hukum yang diinginkan oleh para pihak, yaitu sewa menyewa.
Nomor akta perjanjian sewa menyewa, dalam Bahasa Inggris disebut
number deed of lease agreement merupakan angka yang menuniuk pada
urutan akta perjanjian sewa menyewa yang dibuat di hadapan Notaris.
Nomor pada akta di atas, yaitu Nomor 234.
Nomor 234 mengandung makna bahwa sampai dengan tanggal
pembuatan akta tersebut telah menerbitkan sebanyak 234.

3. Pembukaan Akta Sewa Menyewa


Pembukaan akta perjanjian sewa menyewa, yang dalam Bahasa Inggris
disebut dengan the opening of the deed of lease agreement, dalam
bahasa Belanda, disebut dengan het openen van de akte van de lease-
overeenkomst merupakan bagian awal yang tercantum dalam akta
perjanjian sewa menyewa.

4. Komparisi Akta Sewa Menyewa


Komparisi akta perjanjian sewa menyewa, yang dalam Bahasa Inggris
disebut dengan identity the deed lease agreement, dalam bahasa
Belanda, disebut dengan identiteitsbewijs huurovereenkomst, yang
memuat identitas para pihak yang mengikatkan dirinya untuk melakukan
hubungan hukum sewa menyewa.

5. Substansi Akta Sewa Menyewa


Substansi akta sewa menyewa, yang dalam bahasa Inggris disebut
dengan the substance of the deed of lease, dalam bahasa Belanda,
disebut dengan de inhoud van de akte van de lease merupakan bagian
vang memuat hak dan kewajiban antara pihak yang menyewakan dengan
pihak penyewa.
Substansi yang disepakati oleh kedua belah pihak dalam perjanjian sewa
menyewa di atas, yaitu berupa:
1. rumah toko (ruko); dan
2. harga.

Ciri-ciri ruko yang disewakan:


1. berlantai 2 (dua);
2. yang terbuat dari dinding tembok;
3. beratap beton;
4. lantai keramik;
5. aliran listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN); dan
6. saluran air minum dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

Ruko itu terdaftar atas nama pihak yang menyewakan... Sementara itu,
harga sewa dari ruko itu, yaitu Rp. ........ (............... Juta/Milyar rupiah).
Harga sewa itu telah dibayar lunas oleh pihak penyewa (......................).
Ruko dan harga sewa merupakan substansi atau isi akta sewa menyewa.

6. Syarat-Syarat Akta Sewa Menyewa


Syarat-syarat akta sewa menyewa, yang dalam bahasa Inggris, disebut
dengan the terms of the deed of lease, dalam Bahasa Belanda disebut
dengan de voorwaarden van de akte van lease merupakanhal-hal yang
harus dilakukan dan diindahkan oleh para pihak, yang telah dituangkan
dalam akta sewa menyewa.

Akhirnya para penghadap menerangkan bahwa Perjanjian Sewa


Menyewa ini telah disepakati bersama dengan syarat-syarat dan/atau
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

Pasal 1
Perjanjian Sewa Menyewa ini dimulai terhitung sejak tanggal
penandatanganan akta ini, yakni tanggal.......bulan dan tahun (.............),
berlaku untuk jangka waktu....(.....) tahun lamanya, sehingga dengan
demikian akan berakhir pada tanggal bulan tahun(...).

Pasal 2
Harga Sewa

Pasal 3
a. Pihak Kedua mengaku telah menerima segala sesuatu yang disewakan
tersebut dalam keadaan baik sebagaimana adanya ada hari ini;
b. Pihak Kedua berjanji serta diwajibkan untuk menyerahkan kembali
objek yang disewanya itu pada Pihak Kesatu, dalam keadaan kosong
dari segenap penghuni maupun barang-barang milik Pihak Kedua,
dan dalam keadaan baik pada saat berakhirnya masa sewa, dan
menyelesaikan semua kewajiban pembayaran segala macam iuran
serta rekening-rekening listrik, air, telepon dan lain-lain yang menjadi
kewajiban Pihak Kedua;
c. Pihak Kedua berjanji untuk tidak meminta uang apa pun seperti,
penggantian ganti rugi atau uang pesangon kepada Pihak Kesatu
untuk meninggalkan objek yang disewanya itu pada saat masa sewa
berakhir;
d. Apabila pada waktu berakhirnya masa sewa Pihak Kedua lalai untuk
menyerahkan kembali objek yang disewanya itu kepada Pihak Kesatu
dalam keadaan kosong dari penghuni maupun barang-barang dan
rekening-rekening air, listrik, telepon dan lain-lain dalam keadaan
lunas terbayar, maka Pihak Kesatu diberi kuasa penuh dan tidak dapat
ditarik kembali untuk mengosongkan objek tersebut, bila perlu dengan
bantuan pihak yang berwenang.
Pasal 4
Pihak Kedua tidak diperbolehkan merombak/merubah bentuk atau
gunanya bangunan yang disewanya tersebut, kecuali dengan persetujuan
tertulis atau lisan dari Pihak Kesatu. Pihak Kesatu menyetujui
pembangunan sekat dari kayu yang pada akhir masa sewa akan
dibongkar kembali dan tembok serta lantai bangunan tempat sekat
tersebut akan diperbaiki seperti semula.

Pasal 5
Pihak Kedua dalam bentuk, cara dan alasan apapun juga dilarang untuk
mengoperkan / menyewakan lagi baik sebagian maupun seluruhnya
segala apa yang telah disewanya itu kepada pihak lain.

Pasal 6
Pihak Kedua akan menggunakan objek yang disewanya itu untuk kantor
yang tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan hukum.

Pasal 7
Pihak Kesatu menjamin sepenuhnya bahwa Pihak Kesatu sendirilah
yang berhak menyewakan objek sewa menyewa tersebut di atas, serta
tidak dalam keadaan disewakan kepada pihak lain, sehingga apabila
dikemudian hari timbul tuntutan dari pihak ketiga yang menyatakan
berhak atau turut berhak atas objek sewa menyewa tersebut, yang
mengakibatkan putusnya perjanjian sewa menyewa ini, maka segala
beban dan risiko menjadi tanggungan Pihak Kesatu sepenuhnya dengan
tidak mengurangi hak Pihak Kedua untuk meminta kembali ganti rugi
atas uang sewa yang telah dibayarkan kepada Pihak Kesatu, yang
besarnya minimal diperhitungkan dengan masa sewa yang masih belum
digunakan.
Pasal 8
Pihak Kedua berjanji dan sanggup, diwajibkan dan diharuskan untuk
menjamin dan memelihara kebersihan dan keindahan dari segala apa
yang telah disewanya itu, serta menjalankan dan memenuhi semua dan
segala kewajiban tentang memelihara saluran-saluran air, kolong-kolong
dan tanda-tanda yang sudah atau di belakang hari akan dibangun oleh
yang berwenang serta menanggung penuh dan luas bahwa gangguan
sedikitpun tentang hal itu dari pihak manapun juga, dan oleh karenanya
Pihak Kedua sanggup, diwajibkan dan diharuskan untuk memikul semua
ongkos-ongkos lain yang diakibatkan oleh kelalaian kealpaannya untuk
memenuhi kewajiban-kewajibannya tersebut dan dengan ini
menanggung sepenuhnya bahwa Pihak Kesatu nanti tidak akan
mendapat ancaman atau gangguan sedikitpun tentang halitu dari siapa
pun juga.

Pasal 9
Pihak Kedua berjanji dan sanggup, diwajibkan dan diharuskan untuk
memenuhi semua tata tertib kampung di dalam segala bidang diatur
dan/atau akan diatur oleh yang berwenang yang membawahi yang
wilayah di mana objek yang disewanya itu terletak.

Pasal 10
Hal-hal yang tidak ada atau belum cukup diatur dalam akta ini dan yang
mungkin timbul di kemudian hari sedapat mungkin diputuskan oleh
kedua belah pihak secara musyawarah untuk mencapai mufakat dengan
berpedoman pada ketentuan-ketentuan dan jiwa dari perjanjian ini.

Pasal 11
Segala biaya yang seperti biaya air, listrik, telepon, pungutan pungutan
yang berkenaan dengan bangunan ruko tersebut dan biaya Pajak Bumi
dan Bangunan (PBB) untuk semua masa sewa kesemuanya akan menjadi
beban dan harus dibayar oleh Pihak Kedua.

Pasal 12
Para Pihak menyatakan dengan ini bahwa semua data dalam bentuk
informasi secara tertulis maupun keterangan dan penjelasan secara tidak
tertulis yang diserahkan kepada saya, Notaris untuk pembuatan akta ini
adalah benar dan sah, dan jika dikemudian hari terjadi sebaliknya, maka
Para pihak bersedia berhadapan dengan hukum yang berlaku.

Pasal 13
Tentang perjanjian ini berikut segala akibat pelaksanaannya, para pihak
menerangkan telah memilih tempat kedudukan hukum yang umum dan
tidak berubah di Kantor Panitera Pengadilan Negeri..........di ...................

Ada delapan hal yang tercantum dalam syarat-syarat yang dimuat


dalam akta perjanjian sewa menyewa di atas, yang meliputi:
a) Jangka waktu sewa;
b) Harga Sewa Dan pengakuan penerimaan objek;
c) Hak dan kewajiban para pihak;
d) Larang-larangan;
e) Kelalaian pihak penyewa dalam menyerahkan objek kembali;
g) Legalitas dokumen sewa menyewa; dan
h) Penyelesaian sengketa.

Kedelapan hal itu, disajikan berikut ini:


a) Jangka Waktu Sewa
Jangka waktu sewa, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan term of
the lease, dalam bahasa Belanda, disebut dengan dehuurtermijn
diartikan sebagai lamanya objek yang disewakan untuk digunakan atau
dimanfaatkan oleh pihak penyewa. Jangka waktu sewa dalam perjanjian
di atas, yaitu selama .... tahun, yang dimulai dari tanggal bulan tahun...
sampai dengan tanggal bulan tahun.... Ini berarti, bahwa tanggal bulan
tahun tersebut, pihak penyewa sudah harus mengosongkan ruko yang
disewakan, tanpa perlu adanya teguran dari pihak yang menyewakan.

b) Harga Sewa Dan Pengakuan Penerimaan Objek


Pengakuan penerimaan objek, yang dalam bahasa Inggris, disebut
dengan acknowledgment of receipt object, dalam bahasa Belanda,
disebut dengan bevestiging van ontvangst voorwerp adalah suatu dari
pihak penyewa, bahwa objeknya telah diterimanya dengan baik. Yang
mengaku menerima objek sewa menyewa ini, yakni pihak penyewa.
"Objek yang diterima oleh pihak penyewa, yaitu sebuah rumah toko
(ruko).

c. Hak dan Kewajiban Para Pihak


Di dalam akta sewa menyewa telah ditentukan hak dan kewajiban nara
pihak. Hak pihak penyewa, yaitu menggunakan objek yang disewanya.

Objek sewa menyewa, yaitu sebuah kantor.


Kantor yang digunakan oleh pihak penyewa tidak bertentangan dengan:
(1) ketertiban umum; dan
(2) hukum yang berlaku.

Namun, apabila penggunaan objek sewa menyewa menyimpang dari


kedua hal itu, maka pihak penyewa harus meminta persetujuan tertulis
dari pihak yang menyewakan.

Kewajiban para pihak, yang dalam bahasa Inggris, disebut dengan


obligations of the parties, dalam bahasa Belanda, disebut dengan
verplichtingen van de partijen, yaitu hal-hal yang harus dilakukan oleh
pihak yang menyewakan dan pihak penyewa.
Kewajiban itu, telah ditentukan dalam Pasal 4 sampai dengan Pasal 11
Akta Perjanjian Sewa Menyewa.

Kewajiban Pihak Kedua atau pihak Penyewa:


(1) Menyerahkan kembali objek yang disewanya itu pada pihak kesatu,
dalam:
(a) keadaan kosong dari segenap penghuni maupun barang-barang
milik pihak kedua;
(b) dalam keadaan baik pada saat berakhirnya masa sewa;
(c) menyelesaikan semua kewajiban pembayaran segala macam iuran
serta rekening-rekening listrik; air; telepon dan lain-lain.
(2) Pihak Kedua berjanji untuk tidak meminta uang apa pun, seperti:
(a) penggantian ganti rugi; atau
(b) uang pesangon kepada Pihak Kesatu untuk meninggalkan objek
yang disewanya itu pada saat masa sewa berakhir.
(3) Menjamin dan memelihara kebersihan dan keindahan dari segala apa
yang telah disewanya itu.
(4) Kewajiban untuk memelihara:
(a) saluran-saluran air;
(b) kolong-kolong; dan
(c) tanda-tanda yang sudah atau di belakang hari akan dibangun oleh
yang berwenang."
(5) Memikul semua ongkos-ongkos lain yang diakibatkan oleh:
(a) kelalaian atau kealpaannya untuk memenuhi kewajibannya;
(b) menanggung sepenuhnya bahwa Pihak Kesatu nanti tidak akan
mendapat ancaman atau gangguan sedikit pun tentang hal itu dari
siapapun juga".
(6) Memenuhi semua tata tertib kampung di dalam segala bidang yang
diatur dan/atau akan diatur oleh yang berwenang yang membawahi
wilayah dimana objek yang disewanya itu terletak.
(7) Menanggung biaya, seperti:
(a) air;
(b) listrik;
(c) telepon
(d) pungutan-pungutan yang berkenaan dengan bangunan ruko
tersebut; dan
(e) biaya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Kewajiban-kewajiban tersebut di atas merupakan kewajiban yang harus
dilakukan oleh Pihak Penyewa dan Pihak yang Menyewakan dibebaskan
dari berbagai kewajiban selama masa sewa.

d) Larang-larangan
Larangan, yang dalam bahasa Inggris, disebut dengan prohibition, dalam
bahasa Belanda, disebut dengan het verbod merupakan hal-hal yang
tidak boleh dilakukan oleh pihak penyewa.
Larangan itu, dimuat dalam Pasal 4 dan Pasal 5 Akta Perjanjian Sewa
Menyewa.
Larangan itu, meliputi:
a. pihak kedua tidak diperbolehkan merombak/merubah bentuk atau
gunanya bangunan yang disewanya tersebut, kecuali dengan
persetujuan tertulis atau lisan dari pihak kesatu;
b. pihak kesatu menyetujui pembangunan sekat dari kayu yang pada
akhir masa sewa akan dibongkar kembali dan tembok serta lantai
bangunan tempat sekat tersebut akan diperbaiki seperti semula; dan
c. pihak kedua dalam bentuk, cara dan alasan apapun juga dilarang
untuk mengoperkan/menyewakan lagi baik sebagian maupun
seluruhnya segala apa yang telah disewanya itu kepada pihak lain.
Ketiga kewajiban itu, harus dilaksanakan dengan baik oleh pihak
penyewa.

e) Kelalaian Pihak Penyewa dalam Menyerahkan Objek


Kelalaian pihak penyewa dalam menyerahkan objek, yang dalam bahasa
Inggris, disebut dengan tenants in the negligence parties submit objects,
dalam bahasa Belanda, disebut dengan huurders in nalatigheid partijen
voeren objects adalah suatu keadaan, di mana pihak penyewa lupa
menyerahkan objek perjanjian, pada hal telah lewat waktu untuk
menyerahkannya.
Contoh dalam akta, disebutkan bahwa perjanjian berakhir pada tanggal
20 September 2019. Apabila melebihi tanggal tersebut, maka Pihak
Kesatu diberi kuasa untuk mengosongkan objek tersebut.

f) Menyewakan Kembali
Menyewakan kembali, yang dalam bahasa Inggris, disebut dengan
renting out return, sedangkan dalam bahasa Belanda, disebut dengan
huurprijzen terug merupakan upaya yang akan dilakukan oleh pihak
penyewa untuk menyewakan ruko tersebut kepada pihak lainnya.
Dalam Pasal 7 Akta Perjanjian Sewa Menyewa, melarang pihak
penyewa untuk menyewakan objek sewa kepada orang lain.
Namun, apabila pihak penyewa menyewakan kepada pihak lainnya,
maka akan berakibat putusnya perjanjian, walaupun jangka waktunya
belum berakhir.

g) Legalitas Dokumen Sewa Menyewa


Legalitas dokumen sewa menyewa, yang dalam bahasa Inggris, disebut
dengan documents legality rental, sedangkan dalam Bahasa Belanda,
disebut dengan documenten legaliteit rental berkaitan dengan keabsahan
dari surat-surat tertulis yang berkaitan sewa menyewa.
Surat-surat yang berkaitan dengan akta sewa menyewa itu, yaitu seperti
sertifikat, dan lainnya.
Bukti-bukti itu, merupakan hak milik dari pihak yang menyewakan.

h) Penyelesaian Sengketa
Pada prinsipnya, pihak yang menyewakan dan pihak menyewa harus
melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan yang tercantum dalam
akta perjanjian sewa menyewa.
Apabila salah satu pihak, misalnya, pihak penyewa, setelah dilakukan
teguran tiga kali berturut- turut dan tidak diindahkan olehnya, maka
pihak yang menyewakan dapat mengajukan gugatan kepada Pengadilan
Hal ini, sesuai dengan ketentuan Pasal 13 pada syarat-syarat yang
tercantum dalam akta perjanjian sewa menyewa.

7. Penutup Akta Sewa Menyewa


Penutup dalam akta sewa menyewa, yang dalam bahasa Inggris, disebut
dengan concluding deed of lease, dalam bahasa Belanda, disebut dengan
bestrijken akte van verhuur merupakan bagian belakang atau akhir akta
perjanjian sewa menyewa.

Ada tiga hal yang dimuat pada bagian penutup akta perjanjian sewa
menyewa, yang meliputi:
1. tempat dibuat dan diresmikan akta:
2. tanggal dibuatnya; dan
3. saksi-saksi.

Tempat dibuat dan diresmikan akta, yang dalam bahasa Inggris, disebut
dengan created and inaugurated a deed, dalam Bahasa Belanda, disebut
dengan gemaakt en ingehuldigd een daad adalah lokasi dibikinnya dan
disahkan atau ditandatangani akta perjanjian sewa menyewa. yang
bersangkutan.

8. Tanda Tangan Akta Sewa Menyewa


Tanda tangan dalam akta sewa menyewa, yang dalam Bahasa Inggris,
disebut dengan signature of a lease deed, dalam Bahasa Belanda,
disebut dengan ondertekening van een lease-akte, adalah yang dituliskan
secara khas dengan tangan para pihak, saksi dan Notaris pada minuta
akta sewa menyewa.
Hal-hal yang tercantum dalam bagian tanda tangan pada akta di atas,
meliputi:
1. pembacaan akta;
2. penandatanganan akta;
3. pembubuhan cap jempol; dan
4. pencoretan akta.

===================================================
===================================================

Anda mungkin juga menyukai