PEMBUATAN AKTA
Diatur dalam Bab VII, Pasal 38 sampai dengan Pasal 57 UUJN
Memuat:
- Identitas penghadap dan/atau orang yang mewakili
- Keterangan mengenai kedudukan/kewenangan bertindak penghadap
yang menghadap Notaris (Komparisi)
- Premisse serta jika ada saksi pengenal, dibuat dengan Identitas
lengkap
- Isi akta yang merupakan kehendak dan keinginan para pihak yang
berkepentingan/perjanjian atau kesepakatan pendahuluan para pihak
yang berkepentingan (Premisse)
1. JUDUL AKTA
Judul akta disesuaikan dengan perbuatan hukum yang dibuat.
Contoh : “Jual Beli”, “Hibah”, “Izin Kawin”, dan lain sebagainya..
2. NOMOR AKTA
Nomor urut akta saja, tanpa diberi bulan dan tahun.
Sebagai contoh : “Nomor : 01”.
Untuk akta Notaris, nomornya berganti tiap satu bulan sekali (kembali
lagi ke nomor 01)
-Pada hari ini, Kamis, tanggal 01-11-2022 (satu Nopember dua ribu dua
puluh dua). ------------------------------------------------------------------------
-Pukul 10.00 – 10.30 WIB (sepuluh sampai dengan pukul sepuluh lewat
tiga puluh menit Waktu Indonesia Barat). ------------------------------------
-Berhadapan dengan saya, TIRAMISHU, Sarjana Hukum, Magister --
Kenotariatan, Notaris di Kota Administrasi Jakarta Pusat, dengan -------
wilayah kerja seluruh Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, ----------
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi --
Manusia Republik Indonesia Nomor C-225.HT.03.01-Tahun 2001, -----
tanggal 18-03-2001 (delapan belas Maret dua ribu), beralamat kantor di
Kota Administrasi Jakarta Pusat, Jalan Garuda Nomor 17, dengan -------
dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris, kenal yang nama-namanya
akan disebutkan pada bagian akhir akta ini : ---------------------------------
Variasi pada bagian awal akta ini adalah bila NOTARIS CUTI
Maka : menggunakan NOTARIS PENGGANTI
===================================================
Contoh:
-Pada hari ini, Senin, tanggal 08-11-2022 (delapan Nopember dua ribu
dua puluh dua). --------------------------------------------------------------------
-Pukul 10.00 – 11.00 WIB (sepuluh sampai dengan pukul sebelas Waktu
Indonesia Barat). ------------------------------------------------------------------
-Berhadapan dengan saya, TUTTY FRUTTY, Sarjana Hukum, Magister
Kenotariatan, berdasarkan Surat Keputusan Majelis Pengawas
Daerah Notaris tertanggal 01-11-2022 (satu Nopember dua ribu dua
puluh dua), Nomor : 01/KET.CUTI-MPDN/JP/XI/2022, sebagai
pengganti dari TIRAMISHU, Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan,
Notaris berkedudukan di Kota Administrasi Jakarta Pusat, dengan
wilayah kerja seluruh Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta,
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia Nomor C-225.HT.03.01-Tahun 2001,
tanggal 18-03-2001 (delapan belas Maret dua ribu satu), beralamat kantor
di Kota Administrasi Jakarta Pusat, Jalan Garuda Nomor 17, dengan
dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris, kenal yang nama-namanya
akan disebutkan pada bagian akhir akta ini : ----------------------------------
===================================================
CUTI ANTARA 6 – 12 BULAN
( Pasal 27 ayat 2 huruf b jo Pasal 38 ayat 5)
Contoh:
-Berhadapan dengan saya, TUTTY FRUTTY, Sarjana Hukum, Magister
Kenotariatan, berdasarkan Surat Keputusan Majelis Pengawas ------
Wilayah Notaris tertanggal 01-11-2022 (satu Nopember dua ribu ---
dua puluh dua), Nomor : 01/KET.CUTI-MPWN/JAK/XI/2022, ------
sebagai pengganti dari TIRAMISHU, Sarjana Hukum, Magister -------
Kenotariatan, Notaris berkedudukan di Kota Administrasi Jakarta Pusat,
dengan wilayah kerja seluruh Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, -
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi -------
Manusia Republik Indonesia Nomor C-225.HT.03.01-Tahun 2001, ------
tanggal 18-03-2001 (delapan belas Maret dua ribu), beralamat kantor di
Kota Administrasi Jakarta Pusat, Jalan Garuda Nomor 17, dengan -------
dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris, kenal yang nama-namanya -
akan disebutkan pada bagian akhir akta ini: ----------------------------------
===================================================
LEBIH DARI 12 BULAN
(Pasal 27 ayat 2 huruf c jo Pasal 38 ayat 5)
Contoh:
===================================================
KOMPARISI AKTA
Komparisi akta menjelaskan identitas dan kewenangan seseorang yang
menghadap kepada Notaris.
misalnya :
- bertindak untuk dirinya sendiri,
- bertindak selaku kuasa, maupun
- bertindak dalam jabatannya selaku Direktur Perseroan.
Urutannya :
Nama, Tempat Tanggal Lahir, Pekerjaan, Alamat, RT, RW, Kel, Kec,
Nomor Identitas NIK/KTP, masa berlaku, WNI.
b. Premisse
Keterangan pendahulu dari para pihak yang mengadakan alasan
untuk membuat perjanjian tersebut.
Premis biasa dimulai dengan kata-kata sebagai berikut :
“Para penghadap menerangkan terlebih dahulu bahwa.....”
-Bahwa.....
c. Isi Akta
Berupa syarat- syarat dan ketentuan-ketentuan dari perjanjian yang
disetujui oleh para pihak dan isinya tergantung dari yang diperjanjikan
atau sesuai dengan kehendak para pihak.
NOTE :
Para penghadap, saksi pengenal dan penghadap yang
diperkenalkan oleh 2 (dua) orang penghadap lainnya,
sebagaimana dimaksudkan pada bagian Badan Akta ini harus :
Dewasa (telah berumur paling sedikit 18 (delapan belas) tahun,
atau telah menikah Pasal 39 ayat 1 dan 2 UUJN & dan cakap
melakukan perbuatan hukum Pasal 1320 KUHPer.
===================================================
KOMPARISI PERSEORANGAN
===================================================
===================================================
===================================================
===================================================
===================================================
==================================================
KOMPARISI BERTINDAK DALAM DUA KOMPETENSI
(UNTUK DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN YANG TELAH
MEMBERIKAN KUASA)
===================================================
PENGENALAN PENGHADAP
==================================================
AKHIR AKTA
===================================================
===================================================================
-Segera setelah akta ini saya, Notaris bacakan dan jelaskan kepada para
penghadap dan saksi-saksi, maka seketika itu juga akta ini ----------------
ditandatangani oleh penghadap Tuan DONYUAN, saksi-saksi, dan -----
saya, Notaris, sedangkan penghadap Nyonya AQURAPOPO tidak --
dapat menandatangani akta ini oleh karena menurut -------------------
keterangannya tidak belajar menulis, serta untuk memenuhi -----------
ketentuan Pasal 16 ayat 1 huruf c Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris sebagaimana yang telah
diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun ---
2014 Tentang Jabatan Notaris maka para penghadap juga membubuhkan
sidik jari pada lembaran tersendiri untuk dilekatkan pada minuta akta ini.
-Dilangsungkan …………………….
===================================================
-Segera setelah akta ini saya, Notaris bacakan dan jelaskan kepada para
penghadap dan saksi-saksi, maka seketika itu juga akta ini ---------------
ditandatangani oleh penghadap Tuan DONYUAN, saksi-saksi, dan saya,
Notaris, sedangkan penghadap Nyonya AQURAPOPO, tidak dapat
menandatangani akta ini dan membubuhkan cap ibu jari tangan ---
kirinya oleh karena menurut keterangannya tangan kanannya ------
lumpuh, serta untuk memenuhi ketentuan Pasal 16 ayat 1 huruf c --------
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2004 Tentang ----
Jabatan Notaris yang telah diubah dengan Undang-Undang Republik ----
Indonesia Nomor 02 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris, maka para ---
penghadap juga membubuhkan sidik jari pada lembaran tersendiri untuk
dilekatkan pada minuta akta ini. ------------------------------------------------
-Dilangsungkan dengan ………………………..
=========================================================
APABILA PARA PENGHADAP TELAH MENGUNDURKAN
DIRI SEBELUM AKTA DITANDATANGANI OLEH MEREKA
-Segera setelah akta ini saya, Notaris bacakan dan jelaskan kepada para
penghadap dan saksi-saksi, maka seketika itu juga akta ini -------------
ditandatangani oleh saksi-saksi dan saya, Notaris, sedangkan para --
penghadap telah mengundurkan diri pada waktu akta ini -------------
dipersiapkan, serta untuk memenuhi ketentuan Pasal 16 ayat 1 huruf c
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2004 Tentang ----
Jabatan Notaris yang telah diubah dengan UndangUndang Republik -----
Indonesia Nomor 02 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris, maka para –
penghadap juga membubuhkan sidik jari pada lembaran tersendiri untuk
dilekatkan pada minuta akta ini. ------------------------------------------------
-Dilangsungkan dengan …………………………………………………
========================================================
NOTE :
[Biasanya dalam pembuatan akta Risalah Rapat cukup Notaris
membuat daftar hadir dari para Penghadap yang ditandatangani
oleh mereka. Daftar hadir tersebut harus dilekatkan pada minuta
dari akta Risalah Rapat tersebut.]
=========================================================
-Segera setelah akta ini saya, Notaris bacakan dan jelaskan kepada para -
penghadap dan saksi-saksi, serta dijelaskan oleh saya, Notaris ke ------
dalam bahasa Jpang kepada penghadap Nona SAKUKURATA, ---
yang menurut keterangannya tidak paham bahasa Indonesia, maka
seketika itu juga .........................................................., dst, serta untuk
memenuhi ketentuan Pasal 16 ayat 1 huruf c Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris yang telah ----
diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 02 Tahun ---
2014 Tentang Jabatan Notaris maka para penghadap juga membubuhkan
sidik jari pada lembaran tersendiri untuk dilekatkan pada minuta akta ini.
-Dilangsungkan dengan ………………..
===================================================
-Segera setelah akta ini dibacakan dan dijelaskan oleh saya, Notaris
kepada para penghadap dan saksi-saksi, serta dijelaskan oleh Nona
CERIWISSEY, lahir di .........., pada tanggal .................(.......................),
Penterjemah resmi tersumpah, bertempat tinggal .....................................,
Jalan................................., Nomor :............., Rukun Tetangga ................,
Rukun Warga ............., Kelurahan ......................., Kecamatan ................,
pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan
(NIK) : ............................, berlaku..................., Warga Negara Indonesia,
diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang kepada Nona ------------------
SAKUKURATA,yang menurut keterangannya tidak paham Bahasa
Indonesia, maka seketika itu juga akta ini ditandatangani oleh para ------
penghadap, penterjemah, saksi-saksi, dan saya, Notaris, serta untuk ------
memenuhi ketentuan Pasal 16 ayat 1 huruf c Undang-Undang Republik -
Indonesia Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris yang telah ----
diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 02 Tahun ---
2014 Tentang Jabatan Notaris maka para penghadap juga membubuhkan
sidik jari pada lembaran tersendiri untuk dilekatkan pada minuta akta ini.
- Dilangsungkan
===================================================
APABILA SALAH SEORANG PENGHADAP TULI TAPI TIDAK
BUTA HURUF
-Segera setelah akta ini saya, Notaris bacakan dan jelaskan kepada para
penghadap dan saksi-saksi, serta dibaca sendiri oleh Tuan --------------
SIMALAKAMA, yang menurut keterangannya tidak dapat ----------
mendengar sendiri apa yang saya, Notaris bacakan, maka ............dst,
serta untuk memenuhi ketentuan Pasal 16 ayat 1 huruf c Undang- -------
Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan ----
Notaris yang telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia -
Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris maka para penghadap ---
juga membubuhkan sidik jari pada lembaran tersendiri untuk dilekatkan
pada minuta akta ini. -------------------------------------------------------------
-Dilangsungkan
===================================================
RENVOI
1. TAMBAHAN
Yakni menambah huruf, angka, kata, atau kalimat di antara kalimat
akta yang telah dibuat.
2. CORETAN BIASA
Yakni mencoret huruf, angka, kata, atau kalimat yang telah ada
tanpa mengganti apapun.
===================================================
Pasal 44 ayat 4 UUJN/UUJNP
Beragam penulisan akta pada bagian AHIR AKTA sehubungan
dengan pembacaan akta oleh Notaris, kesemuanya itu harus
dinyatakan dengan tegas pada akhir akta.
-Segera setelah akta ini saya, Notaris, bacakan dan jelaskan kepada para
penghadap dan saksi-saksi, serta dijelaskan oleh saya, Notaris, dalam
bahasa (Jawa, Sunda, dll) kepada penghadap Tuan/ Nyonya /Nona ------
..............................., yang menurut keterangannya kurang paham bahasa
Indonesia, maka seketika itu juga akta ini ditandatangani oleh para -------
penghadap, saksi-saksi, dan saya, Notaris, serta untuk memenuhi --------
ketentuan Pasal 16 ayat 1 huruf c Undang-Undang Republik Indonesia –
Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris yang telah diubah ------
dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 02 Tahun 2014 ---
Tentang Jabatan Notaris, maka para penghadap juga membubuhkan ----
sidik jari pada lembaran tersendiri untuk dilekatkan pada minuta akta ini.
- Dilangsungkan
===================================================
-Segera setelah akta ini saya, Notaris, bacakan dan jelaskan kepada para
penghadap dan saksi-saksi, serta dijelaskan oleh Tuan/ Nyonya/Nona ---
................., lahir di ................, pada tanggal ................. (.......................),
penterjemah tersumpah, bertempat tinggal di .............................., Jalan
......................................, Nomor :............., Rukun Tetangga ....................,
Rukun Wraga............, Kelurahan ....................., Kecamatan .....................
pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan
(N.I.K) : ........................................, berlaku seumur hidup, Warga Negara
Indonesia, yang diterjemahkan dalam bahasa (Inggris/Perancis/Jerman/ -
Mandarin, dll), kepada penghadap Tuan/Nyonya/Nona ...........................,
yang menurut keterangannya kurang paham bahasa Indonesia, maka -----
seketika itu juga akta ini ditandatangani oleh para penghadap, ------------
saksi- saksi, dan saya, Notaris, serta untuk memenuhi ketentuan Pasal 16
ayat 1 huruf c Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun ----
2004 Tentang Jabatan Notaris yang telah diubah dengan Undang- --------
Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan -------
Notaris maka para penghadap juga membubuhkan sidik jari pada ---------
lembaran tersendiri untuk dilekatkan pada minuta akta ini. -----------------
-Dilangsungkan
===================================================
-Segera setelah akta ini saya, Notaris, bacakan dan jelaskan kepada para
penghadap dan saksi-saksi, serta dibaca sendiri oleh penghadap Tuan/ --
Nyonya/Nona ........................, yang menurut keterangannya tidak dapat
mendengar apa yang saya, Notaris, bacakan maka seketika itu juga akta
ini ditandatangani oleh para penghadap, saksi-saksi, dan saya, Notaris, --
serta untuk memenuhi ketentuan Pasal 16 ayat 1 huruf c Undang- -------
Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan ----
Notaris yang telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 02 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris maka para penghadap
juga membubuhkan sidik jari pada lembaran tersendiri untuk dilekatkan
pada minuta akta ini. -------------------------------------------------------------
-Dilangsungkan
===================================================
-Segera setelah akta ini saya, Notaris, bacakan dan jelaskan kepada para
penghadap dan saksi-saksi, maka seketika itu juga akta ini -----------------
ditandatangani oleh para penghadap Tuan/Nyonya/Nona ........................,
saksi-saksi, dan saya, Notaris, sedangkan penghadap Tuan/Nyonya/ ----
Nona ........................, tidak turut menandatangani akta ini karena -------
menurut keterangannya tidak pernah belajar menulis dan untuk itu -------
penghadap Tuan/Nyonya/Nona ........................................ membubuhkan
cap ibu jari kirinya pada minuta akta ini, serta untuk memenuhi ----------
ketentuan Pasal 16 ayat 1 huruf c Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris sebagaimana yang telah
diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 02 Tahun –
2014 Tentang Jabatan Notaris maka para penghadap juga ------------------
membubuhkan sidik jari pada lembaran tersendiri untuk dilekatkan -----
pada minuta akta ini. -------------------------------------------------------------
-Dilangsungkan
===================================================
-Segera setelah akta ini saya, Notaris, bacakan dan jelaskan kepada para
penghadap dan saksi-saksi, maka seketika itu juga akta ini -----------------
ditandatangani oleh saksi-saksi, dan saya, Notaris, sedangkan ------------
-penghadap Tuan/Nyonya/Nona ..........................................., dan ---------
penghadap Tuan/Nyonya/Nona ............................................, tidak dapat
menandatangani akta ini, oleh karena menurut keterangan penghadap ---
Tuan/Nyonya/Nona......................, kedua tangannya lumpuh dan ---------
penghadap Tuan/Nyonya/Nona ..............................., tidak pernah belajar
menulis dan oleh karenanya penghadap Tuan/Nyonya/Nona ...................,
dan penghadap Tuan/Nyonya/Nona ................................, membubuhkan
cap ibu jari kirinya pada minuta akta ini, serta untuk memenuhi ----------
ketentuan Pasal 16 ayat 1 huruf c Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris yang telah diubah -------
dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 02 Tahun 2014 ----
Tentang Jabatan Notaris maka para penghadap juga membubuhkan sidik
jari pada lembaran tersendiri untuk dilekatkan pada minuta akta ini. -----
-Dilangsungkan
===================================================
-Segera setelah akta ini saya, Notaris, bacakan dan jelaskan kepada para
penghadap dan saksi-saksi, maka seketika itu juga akta ini -----------------
ditandatangani oleh para penghadap Tuan/Nyonya/Nona ------------------,
saksi-saksi, dan saya, Notaris, sedangkan penghadap Tuan/Nyonya/ ----
Nona ....................................................., menandatangani akta ini dengan
kaki/mulutnya oleh karena menurut keterangannya kedua tangan, --------
tangan kiri dan tangan kananya invalid/cacat, serta untuk memenuhi -----
ketentuan Pasal 16 ayat 1 huruf c Undang-Undang Republik Indonesia –
Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris yang telah diubah -------
dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 02 Tahun 2014 ----
tentang Jabatan Notaris maka para penghadap juga membubuhkan -------
sidik jari pada lembaran tersendiri untuk dilekatkan pada minuta akta ---
ini. -----------------------------------------------------------------------------------
-Dilangsungkan
===================================================
Pasal 45 UUJN/UUJNP
Apabila ada penghadap yang mempunyai kepentingan hanya pada
bagian tertentu dari akta serta hanya dibacakan pada bagian itu
saja, maka penghadap harus membubuhkan paraf dan tanda
tangan pada bagian tersebut, kemudian dinyatakan secara tegas
pada akhir akta.
Contoh:
===================================================
-Segera setelah akta ini saya, Notaris, bacakan dan jelaskan kepada para
penghadap dan saksi-saksi, maka seketika itu juga akta ini -----------------
ditandatangani oleh para penghadap, saksi-saksi, dan saya, Notaris, -----
sedangkan penghadap Tuan, Nyonya/Nona .............................................
telah mengundurkan diri pada waktu akta ini dipersiapkan, serta untuk
memenuhi ketentuan Pasal 16 ayat 1 huruf c Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris yang telah ----
diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 02 Tahun ---
2014 Tentang Jabatan Notaris maka para penghadap juga ------------------
membubuhkan sidik jari pada lembaran tersendiri untuk dilekatkan ------
pada minuta akta ini. -------------------------------------------------------------
-Dilangsungkan
===================================================
Pasal 46 UUJN/UUJNP
Apabila pada pembuatan pencatatan harta kekayaan atau Berita Acara
mengenai suatu perbuatan atau peristiwa ada penghadap yang menolak
membubuhkan tanda tangan atau tidak hadir pada penutupan akta,
sedangkan penghadap belum menandatangani akta.
Maka harus dinyatakan dalam akta dan akta tersebut tetap merupakan
akta otentik. Penolakan untuk membubuhkan tanda tangan harus
dinyatakan dalam akta dengan mengemukakan alasannya.
-Segera setelah akta ini saya, Notaris, bacakan dan jelaskan kepada para
penghadap dan saksi-saksi, maka seketika itu juga akta ini -----------------
ditandatangani oleh para penghadap Tuan/Nyonya/Nona ------------------,
saksi-saksi, dan saya, Notaris, kecuali penghadap Tuan/Nyonya/Nona --
..................................., menolak menandatangani akta ini karena ---------
menurut keterangannya bahwa barang tidak bergerak dinilai murah, ----
serta untuk memenuhi ketentuan Pasal 16 ayat 1 huruf c Undang – ------
Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan ----
Notaris yang telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia -
Nomor 02 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris maka para penghadap --
juga membubuhkan sidik jari pada lembaran tersendiri untuk dilekatkan
pada minuta akta ini. -------------------------------------------------------------
-Dilangsungkan
===================================================
Contoh : AKHIR AKTA
===================================================
A. PERORANGAN :
1. a. Untuk diri sendiri
b. Kuasa → - Kuasa Lisan
- Kuasa di Bawah Tangan
Yang di Legalisasi dan
Yang dibuat di Luar Negeri
- Notariil
PEMBERIAN KUASA
Buku III Bab XVI KUHPer
Dasar Hukum: Pasal 1792 s/d Pasal 1819 KUHPer
2. Kuasa Khusus
Kuasa yang menurut sifat dan kepentingannya hanya memberi
wewenang khusus mengenai suatu atau beberapa kepentingan
tertentu kepada Penerima Kuasa dengan menyebutkan perbuatan-
perbuatan hukum dan harus dilakukan oleh Penerima Kuasa.
Dikenal suatu jenis kuasa lainnya, namun tidak dilihat dari segi Sifat dan
Kepentingannya yang timbul karena hak dari Penerima Kuasa untuk
menunjuk orang lain sebagai sebagai pengganti dalam pelaksanaan
kuasa tersebut dikenal dengan nama Kuasa Substitusi (Pasal 1803
KUHPerdata).
Pemberian Kuasa yang dirumuskan dengan kata-kata umum hanya
meliputi perbuatan pengurusan.
Pasal 43
Menyatakan bahwa akta harus dibuat dengan menggunakan Bahasa
Indonesia atau bahasa lain yang dimengerti oleh Notaris asalkan UU
tidak menentukan lain.
Pasal 44
Menyatakan bahwa setelah dibacakan, maka akta harus ditandatangani
juga oleh penerjemah resmi jika menggunakan jasa mereka.
Segala sesuatu harus dinyatakan dengan tegas dalam akhir akta.
Hal ini dimaksudkan bahwa akta yang dibuat telah sempurna.
KOMPARISI
Mengandung arti yang lebih luas dan tidak hanya mengenai persoalan
apakah penghadap cakap bertindak (rechtsbekwaam), tetapi juga
apakah mempunyai hak untuk melakukan tindakan (rechtsbevoegd)
mengenai soal yang dinyatakan (geconsstateerd) dalam akta.
~Dalam Badan Akta harus memuat keterangan lengkap/identitas
penghadap serta kedudukan bertindak penghadap.
Hal ini sangat penting dalam suatu akta, karena kebenaran isi akta
tergantung pada Komparisi ini.
Komparisi harus ditulis dengan cermat karena dapat menentukan Sah
atauTidak Sahnya/ batalnya suatu akta.
3.1. Berdasarkan kekuasaan orang tua, jika salah satu orang tua
telah meninggal dunia, maka yang disebutkan sebagai wali
adalah orang tua yang hidup terlama.
3.4. Perwalian suami dari ibu wali yang menikah lagi/teman wali
(medevoodgt) Pasal 251 KUHPerdata.
==================================================
ISI AKTA
Merupakan bagian dari akta yang berisi keinginan atau kehendak para
pihak.
Dalam akta berkaitan dengan hukum perjanjian, Isi akta berisikan janji-
janji yang dikehendaki atau disepakati oleh para pihak berkaitan
dengan perbuatan hukum atau perjanjian yang telah disepakati.
Isi akta tidak boleh diubah atau ditambah tanpa sepengetahuan para
penghadap, saksi dan Notaris.
Setiap perubahan pada isi akta berupa pencoretan, penambahan,
penggantian hanya sah apabila perubahan tersebut telah diketahui,
diparaf atau diberi tanda pengesahan lain oleh para penghadap, saksi dan
Notaris. Perubahan dilakukan pada bagian sisi kiri akta yang kemudian
diparaf oleh para penghadap, saksi dan Notaris.
Perubahan pada minuta akta yang berupa pencoretan pada kata, huruf,
angka tidak boleh dihapus dan di-tipe-ex, akan tetapi harus dilakukan
dengan sedemikian rupa dengan cara Renvoi sehingga pencoretan,
penambahan, penggantian tetap dapat dibaca sesuai dengan yang
tercantum semula, dan jumlah kata, huruf atau angka yang dicoret
dinyatakan pada bagian sisi kiri akta.
===================================================
Contoh Renvoi
Coretan dengan Penggantian Dan Tambahan satu kata:
================================================================
==========================================================
===================================================
===================================================
Unsur-unsurnya, meliputi:
a. Adanya persetujuan;
b. Pemakaian sementara;
c. Adanya objek; dan
d. Adanya pembayaran harga.
Sementara itu, akta sewa menyewa dibuat dalam bentuk akta otentik,
karena dibuat di hadapan Notaris.
Objek yang disewa dalam definisi di atas sangat luas, karena mencakup:
1. Benda bergerak; dan
2. Benda tidak bergerak.
Definisi yang dikemukakan oleh Algra, N.E, dkk, tidak nampak subjek
hukumnya, yaitu:
1. Pihak yang menyewakan; dan
2. Pihak penyewa.
Berdasarkan atas beberapa kelemahan di atas, maka berikut ini disajikan
pengertian akta sewa menyewa.
Ada enam unsur yang tercantum dalam definisi akta sewa menyewa
di atas, yang meliputi:
1. Adanya bukti tertulis;
2. Adanya pejabat yang berwenang:
3. Adanya subjek hukum;
4. Adanya objek;
5. Adanya hak dan kewajiban; dan
6. Adanya jangka waktu.
Jangka waktu, yang dalam bahasa Inggris, disebut dengan time period
merupakan lamanya dari pihak penyewa, menyewakan atau
menggunakan barang atau benda yang disewakan dari pihak yang
menyewakan.
B. Landasan Hukum Akta Sewa Menyewa
Hak dari pihak yang menyewakan adalah menerima harga sewa yang
telah ditentukan.
Musnah atas barang objek sewa dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1. musnah secara total; dan
2. musnah secara sebagian.
Jika barang yang disewakan oleh penyewa itu musnah secara
keseluruhan di luar kesalahannya pada masa sewa, perjanjian sewa
menyewa itu gugur demi hukum dan yang menanggung risiko atas
musnahnya barang tersebut adalah pihak yang menyewakan.
dua hal yang diatur dalam Pasal 1553 KUH Perdata, yang meliputi:
1. akibat hukum dari perjanjian sewa menyewa; dan
2. tanggung jawab dari pihak yang menyewakan.
Akibat hukum, yang dalam bahasa Inggris, disebut dengan the legal
consequences, dalam bahasa Belanda, disebut dengan de Juridische
gevolgen adalah berkaitan dengan hasil dari adanya hubungan hukum
antara para pihak.
Akibat hukum, yaitu timbul hak dan kewajiban para pihak.
Namun, apabila dalam sewa menyewa yang barangnya musnah secara
keseluruhan, yaitu gugur demi hukum.
Ada dua hak-hak dari pihak penyewa, jika barang yang disewakan
musnah sebagian, yaitu:
1. akan meminta pengurangan harga sewa; atau
2. akan meminta pembatalan perjanjian sewa menyewa.
Meminta pengurangan harga sewa artinya bahwa pihak penyewa
mengajukan permohonan kepada pihak yang menyewakan agar harga
sewa dikurangi.
Misalnya, harga sewa barang Rp. l.000.000.-, karena barang yang
disewa mengalami kerusakan sebagian, maka ia dapat meminta harga
sewa dikurangi menjadi Rp500.000.- (lima ratus ribu rupiah).
Pada minuta akta, tidak perlu dilekatkan sampul akta sewa menyewa.
Hal ini disebabkan karena minuta akta itu disimpan di Kantor Notaris
sebagai protokol.
Namun yang perlu dilekatkan sampulnya, yaitu pada salinan akta sewa
menyewa. Salinan akta ini diserahkan kepada pihak para pihak. Berikut
ini, disajikan cover akta sewa menyewa.
Ada dua hal yang tercantum dalam contoh di atas, yang meliputi.
1. Judul; dan
2. Nomor.
Judul pada contoh di atas, yaitu perjanjian sewa menyewa.
Dalam judul ini tidak disebutkan aktanya, seperti akta perjanjian sewa
menyewa. Judul pada perjanjian sewa menyewa menunjuk pada
perbuatan hukum yang dibuat oleh para pihak.
Perbuatan hukum yang diinginkan oleh para pihak, yaitu sewa menyewa.
Nomor akta perjanjian sewa menyewa, dalam Bahasa Inggris disebut
number deed of lease agreement merupakan angka yang menuniuk pada
urutan akta perjanjian sewa menyewa yang dibuat di hadapan Notaris.
Nomor pada akta di atas, yaitu Nomor 234.
Nomor 234 mengandung makna bahwa sampai dengan tanggal
pembuatan akta tersebut telah menerbitkan sebanyak 234.
Ruko itu terdaftar atas nama pihak yang menyewakan... Sementara itu,
harga sewa dari ruko itu, yaitu Rp. ........ (............... Juta/Milyar rupiah).
Harga sewa itu telah dibayar lunas oleh pihak penyewa (......................).
Ruko dan harga sewa merupakan substansi atau isi akta sewa menyewa.
Pasal 1
Perjanjian Sewa Menyewa ini dimulai terhitung sejak tanggal
penandatanganan akta ini, yakni tanggal.......bulan dan tahun (.............),
berlaku untuk jangka waktu....(.....) tahun lamanya, sehingga dengan
demikian akan berakhir pada tanggal bulan tahun(...).
Pasal 2
Harga Sewa
Pasal 3
a. Pihak Kedua mengaku telah menerima segala sesuatu yang disewakan
tersebut dalam keadaan baik sebagaimana adanya ada hari ini;
b. Pihak Kedua berjanji serta diwajibkan untuk menyerahkan kembali
objek yang disewanya itu pada Pihak Kesatu, dalam keadaan kosong
dari segenap penghuni maupun barang-barang milik Pihak Kedua,
dan dalam keadaan baik pada saat berakhirnya masa sewa, dan
menyelesaikan semua kewajiban pembayaran segala macam iuran
serta rekening-rekening listrik, air, telepon dan lain-lain yang menjadi
kewajiban Pihak Kedua;
c. Pihak Kedua berjanji untuk tidak meminta uang apa pun seperti,
penggantian ganti rugi atau uang pesangon kepada Pihak Kesatu
untuk meninggalkan objek yang disewanya itu pada saat masa sewa
berakhir;
d. Apabila pada waktu berakhirnya masa sewa Pihak Kedua lalai untuk
menyerahkan kembali objek yang disewanya itu kepada Pihak Kesatu
dalam keadaan kosong dari penghuni maupun barang-barang dan
rekening-rekening air, listrik, telepon dan lain-lain dalam keadaan
lunas terbayar, maka Pihak Kesatu diberi kuasa penuh dan tidak dapat
ditarik kembali untuk mengosongkan objek tersebut, bila perlu dengan
bantuan pihak yang berwenang.
Pasal 4
Pihak Kedua tidak diperbolehkan merombak/merubah bentuk atau
gunanya bangunan yang disewanya tersebut, kecuali dengan persetujuan
tertulis atau lisan dari Pihak Kesatu. Pihak Kesatu menyetujui
pembangunan sekat dari kayu yang pada akhir masa sewa akan
dibongkar kembali dan tembok serta lantai bangunan tempat sekat
tersebut akan diperbaiki seperti semula.
Pasal 5
Pihak Kedua dalam bentuk, cara dan alasan apapun juga dilarang untuk
mengoperkan / menyewakan lagi baik sebagian maupun seluruhnya
segala apa yang telah disewanya itu kepada pihak lain.
Pasal 6
Pihak Kedua akan menggunakan objek yang disewanya itu untuk kantor
yang tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan hukum.
Pasal 7
Pihak Kesatu menjamin sepenuhnya bahwa Pihak Kesatu sendirilah
yang berhak menyewakan objek sewa menyewa tersebut di atas, serta
tidak dalam keadaan disewakan kepada pihak lain, sehingga apabila
dikemudian hari timbul tuntutan dari pihak ketiga yang menyatakan
berhak atau turut berhak atas objek sewa menyewa tersebut, yang
mengakibatkan putusnya perjanjian sewa menyewa ini, maka segala
beban dan risiko menjadi tanggungan Pihak Kesatu sepenuhnya dengan
tidak mengurangi hak Pihak Kedua untuk meminta kembali ganti rugi
atas uang sewa yang telah dibayarkan kepada Pihak Kesatu, yang
besarnya minimal diperhitungkan dengan masa sewa yang masih belum
digunakan.
Pasal 8
Pihak Kedua berjanji dan sanggup, diwajibkan dan diharuskan untuk
menjamin dan memelihara kebersihan dan keindahan dari segala apa
yang telah disewanya itu, serta menjalankan dan memenuhi semua dan
segala kewajiban tentang memelihara saluran-saluran air, kolong-kolong
dan tanda-tanda yang sudah atau di belakang hari akan dibangun oleh
yang berwenang serta menanggung penuh dan luas bahwa gangguan
sedikitpun tentang hal itu dari pihak manapun juga, dan oleh karenanya
Pihak Kedua sanggup, diwajibkan dan diharuskan untuk memikul semua
ongkos-ongkos lain yang diakibatkan oleh kelalaian kealpaannya untuk
memenuhi kewajiban-kewajibannya tersebut dan dengan ini
menanggung sepenuhnya bahwa Pihak Kesatu nanti tidak akan
mendapat ancaman atau gangguan sedikitpun tentang halitu dari siapa
pun juga.
Pasal 9
Pihak Kedua berjanji dan sanggup, diwajibkan dan diharuskan untuk
memenuhi semua tata tertib kampung di dalam segala bidang diatur
dan/atau akan diatur oleh yang berwenang yang membawahi yang
wilayah di mana objek yang disewanya itu terletak.
Pasal 10
Hal-hal yang tidak ada atau belum cukup diatur dalam akta ini dan yang
mungkin timbul di kemudian hari sedapat mungkin diputuskan oleh
kedua belah pihak secara musyawarah untuk mencapai mufakat dengan
berpedoman pada ketentuan-ketentuan dan jiwa dari perjanjian ini.
Pasal 11
Segala biaya yang seperti biaya air, listrik, telepon, pungutan pungutan
yang berkenaan dengan bangunan ruko tersebut dan biaya Pajak Bumi
dan Bangunan (PBB) untuk semua masa sewa kesemuanya akan menjadi
beban dan harus dibayar oleh Pihak Kedua.
Pasal 12
Para Pihak menyatakan dengan ini bahwa semua data dalam bentuk
informasi secara tertulis maupun keterangan dan penjelasan secara tidak
tertulis yang diserahkan kepada saya, Notaris untuk pembuatan akta ini
adalah benar dan sah, dan jika dikemudian hari terjadi sebaliknya, maka
Para pihak bersedia berhadapan dengan hukum yang berlaku.
Pasal 13
Tentang perjanjian ini berikut segala akibat pelaksanaannya, para pihak
menerangkan telah memilih tempat kedudukan hukum yang umum dan
tidak berubah di Kantor Panitera Pengadilan Negeri..........di ...................
d) Larang-larangan
Larangan, yang dalam bahasa Inggris, disebut dengan prohibition, dalam
bahasa Belanda, disebut dengan het verbod merupakan hal-hal yang
tidak boleh dilakukan oleh pihak penyewa.
Larangan itu, dimuat dalam Pasal 4 dan Pasal 5 Akta Perjanjian Sewa
Menyewa.
Larangan itu, meliputi:
a. pihak kedua tidak diperbolehkan merombak/merubah bentuk atau
gunanya bangunan yang disewanya tersebut, kecuali dengan
persetujuan tertulis atau lisan dari pihak kesatu;
b. pihak kesatu menyetujui pembangunan sekat dari kayu yang pada
akhir masa sewa akan dibongkar kembali dan tembok serta lantai
bangunan tempat sekat tersebut akan diperbaiki seperti semula; dan
c. pihak kedua dalam bentuk, cara dan alasan apapun juga dilarang
untuk mengoperkan/menyewakan lagi baik sebagian maupun
seluruhnya segala apa yang telah disewanya itu kepada pihak lain.
Ketiga kewajiban itu, harus dilaksanakan dengan baik oleh pihak
penyewa.
f) Menyewakan Kembali
Menyewakan kembali, yang dalam bahasa Inggris, disebut dengan
renting out return, sedangkan dalam bahasa Belanda, disebut dengan
huurprijzen terug merupakan upaya yang akan dilakukan oleh pihak
penyewa untuk menyewakan ruko tersebut kepada pihak lainnya.
Dalam Pasal 7 Akta Perjanjian Sewa Menyewa, melarang pihak
penyewa untuk menyewakan objek sewa kepada orang lain.
Namun, apabila pihak penyewa menyewakan kepada pihak lainnya,
maka akan berakibat putusnya perjanjian, walaupun jangka waktunya
belum berakhir.
h) Penyelesaian Sengketa
Pada prinsipnya, pihak yang menyewakan dan pihak menyewa harus
melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan yang tercantum dalam
akta perjanjian sewa menyewa.
Apabila salah satu pihak, misalnya, pihak penyewa, setelah dilakukan
teguran tiga kali berturut- turut dan tidak diindahkan olehnya, maka
pihak yang menyewakan dapat mengajukan gugatan kepada Pengadilan
Hal ini, sesuai dengan ketentuan Pasal 13 pada syarat-syarat yang
tercantum dalam akta perjanjian sewa menyewa.
Ada tiga hal yang dimuat pada bagian penutup akta perjanjian sewa
menyewa, yang meliputi:
1. tempat dibuat dan diresmikan akta:
2. tanggal dibuatnya; dan
3. saksi-saksi.
Tempat dibuat dan diresmikan akta, yang dalam bahasa Inggris, disebut
dengan created and inaugurated a deed, dalam Bahasa Belanda, disebut
dengan gemaakt en ingehuldigd een daad adalah lokasi dibikinnya dan
disahkan atau ditandatangani akta perjanjian sewa menyewa. yang
bersangkutan.
===================================================
===================================================