Anda di halaman 1dari 17

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONAL

UNIVERSITAS JAMBI PROGRAM STUDI


MAGISTER KENOTARIATAN
UNIVERSITAS JAMBI

AKTA PEMBAGIAN HAK BERSAMA


(TEORI, CONTOH AKTA DAN PERHITUNGAN PAJAK)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah

AKTA PERTANAHAN

DOSEN PENGAMPU : DR. H. Firdaus Abubakar, S.H., M.Kn.

1. LESTARI, S.H. NIM : P2B222019


2. TIURMA HELENA, S.H. NIM : P2B222018
3. RAMADHANI PRIONO, S.H. NIM : P2B222017
4. EZA AMALIA, S.H. NIM : P2B222020

JAMBI
2023
TEORI TENTANG AKTA PEMBAGIAN HAK BERSAMA

A. Pengertian Akta Pembagian Harta Bersama


Istilah Pembagian Hak Bersama agak sulit dipahami, karena istilah
”pembagian” pada umumnya diartikan dengan kegiatan “membagi bagi”
sehingga dalam kaitanya dengan tanah menimbulkan kesan adanya
pemecahan tanah dari satu bidang menjadi lebih dari satu bidang atau
dengan kata lain menimbulkan kesan adanya pemecahan sertipikat hak
atas tanah, padahal dalam penyelesaian akibat pembuatan APHB tidak
selalu diikuti dengan pemecahan tanah. Akta pembagian hak bersama
dibuat bila ada sebidang tanah yang kepemilikanya adalah milik bersama
dari beberapa orang, kemudian akan dibuat menjadi milik satu orang atau
lebih (namun jumlah pemiliknya menjadi lebih sedikit dari pada jumlah
pemilik semula) dimana yang akan memperoleh hak adalah termasuk
pemilik semula.
Contoh:
1) Semula tanah dimiliki oleh A,B,C dan D kemudian dijadikanmilik A.
2) Semula tanah dimiliki oleh A,B,C dan D kemudian dijadikanmilik B.
3) Semula tanah dimilki oleh A,B,C dan D kemudian dijadikanmilik A dan B.
4) Semula tanah dimiliki oleh A,B,C dan D kemudian dijadikanmilik B dan C.
5) Semula tanah dimiliki oleh A,B,C dan D kemudian dijadikanmilik A,B, dan C.
Kepemilikan bersama atas tanah dapat terjadi karena:
Pertama,terjadinya peristiwa hukum misalnya pewarisan dan perkawinan
(Kepemilikan bersama yang terjadi akibat peristiwa ini disebut Gebonden
Mede Eigendom); Kedua, terjadi karena keinginan bebas dari mereka yang
ingin bersama-sama memiliki hak atas tanah, misalnya ada 4 orang yang
secara bersama-sama berpatungan membeli sebidang tanah sehingga
dalam sertipikat tercatat atas nama 4 orang pembeli tersebut kepemilikan
bersama yang demikian ini disebut Vrij Mede Eigendom. Satu APHB dapat
dibuat untuk menyelesaikan peralihan hak atas satu bidang tanah namun
dapat juga untuk menyelesaikan peralihan hak atas beberapa bidang tanah
sekaligus, misalnya: A, B, C, dan D bersama-sama memiliki 4 bidang tanah
yang terdiri dari 4 sertipikat yang kesemuanya tercatat atas nama A, B, C,
dan D kemudian mereka bersepakat untuk memisahkannya menjadi:
1) Milik A, B, C dan D masing-masing mendapat 1 bidang tanah.
2) A mendapat 2 bidang tanah sedangkan B dan D masing-masing
mendapat 1 bidang tanah.
3) A mendapat semuanya yaitu 4 bidang tanah sedangkan B, Cdan D tidak
mendapatkan satupun.
Keempat bidang tanah yang menjadi obyek pembuatan
APHBtersebut dapat terletak dalam satu wilayah kerja PPAT misalnya
keempat bidang tanah tersebut semuanya terletak di Kabupaten Sleman,
namun juga terletak pada daerah-daerah yang berbeda, misalnya terletak di
Kabupaten Sleman, di Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan di Kota
Jayapura. Dalam hal terakhir ini APHB dapat dibuat oleh PPAT Kabupaten
Sleman atau PPAT Kota Jayapura (salah satu PPAT dimana tanah itu
berada).
Perbuatan hukum pembagian hak bersama dapat berkombinasi
dengan perbuatan hukum pemecahan sertipikatnya, misalnya:
1) Tuan A, B, C dan D secara bersama-sama memiliki sebidangtanah
seluas 400 meter persegi, tanah tersebut sudahbersertipikat dan
tercatat atas nama A, B, C dan D, kemudiantuan A, B, C dan D
bersepakat untuk memisahkannya, sehinggamasing-masing mendapat
seperempat bagian secara sama rata(masing-masing mendapat 100
meter persegi).Penyelesaian terhadap kasus ini dapat dilakukan
dengancara sebagai berikut: Melakukan pemecahan sertipikat
(400meter persegi) menjadi 4 bidang tanah pecahan, misalnyamasing-
masing 100 meter persegi. Sertipikat hasil pecahan inisemuanya masih
akan tertulis atas nama bersama yaitu A, B, Cdan D. Setelah jadi 4
sertipikat pecahan, Tuan A, B, C dan Ddapat menghadap kepada PPAT
yang berwenang untukmembuat 1 buah APHB untuk menyelesaikan
pembagian yangdikehendaki mereka, yaitu satu sertipikat seluas 100
meterpersegi untuk A satu sertipikat seluas 100 meter persegi untukB
satu sertipikat seluas 100 meter persegi untuk C dan satusertipikat
seluas 100 meter persegi untuk D. Dalam hal pembagian hak bersama
atas keempat bidang tanah pecahantersebut akan dilakukan oleh tuah
A, B, C dan D pada hari yangberbeda-beda maka masing-masing
sertipikat akan dibuatkanAPHB sendiri-sendiri sehingga akan timbul
empat buah APHBdimana APHB pertama untuk mengalihkan hak atas
tanahkepada tuan A, APHB kedua untuk mengalihkan hak atas
tanahkepada tuan B, APHB ketiga mengalihkan hak atas tanahkepada
tuan C dan APHB keempat untuk mengalihkan hak atastanah kepada
tuan D. Jadi penyelesaian kasus terakhir inidengan cara melakukan
pemecahan sertipikat menjadi empatsertipikat lalu dibuatkan empat
buah APHB.
2) Tuan A, B, C dan D secara bersama-sama memiliki sebidangtanah
seluas 400 meter persegi, tanah tersebut sudahbersertipikat dan
tercatat atas nama A, B, C dan D kemudiantuan A, B, C dan D
bersepakat untuk memisahkannya, sehinggamenjadi milik A seluas
300 meter persegi dan Tuan D 100 meterpersegi. Penyelesaian terhadap
kasus ini dapat dilakukandengan cara: pertama-tama melakukan
pemecahan sertipikat400 meter persegi menjadi 2 bidang tanah
pecahan yaitu 300meter persegi dan 100 meter persegi. Sertipikat
tanah hasilpecahan kedua-dua kedua-duanya akan tertulis atas
namabersama yaitu A, B, C dan D. Setelah menjadi dua
sertipikatpecahan, Tuan A, B, C, dan D dapat menghadap kepada
PPATyang berwenang untuk membuat satu buah APHB
untukmenyelesaikan pembagian yang dikehendaki mereka, yaitu
satusertipikat seluas 300 meter persegi untuk Tuan A dan
satusertipikat seluas 100 meter persegi untuk tuan D. Dalam
halpembagian hak bersama atas ke dua bidang tanah pecahantersebut
akan dilakukan oleh tuan A, B, C dan D pada hari yangberbeda, maka
masing-masing sertipikat akan dibuatkan APHBsendiri sendiri
sehingga akan timbul 2 buah APHB dimanaAPHB pertama untuk
mengalihkan hak atas tanah kepada tuan A dan APHB kedua untuk
mengalihkan hak atas tanah kepadatuan D. Jadi penyelesaian kasus
terakhir ini dengan caramelakukan pemecahan sertipikat menjadi dua
sertipikat laludibuatkan dua dua APHB.
Dalam Pasal 111 Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN
RINo. 3 Tahun 1997, dikenal adanya akta yang fungsinya sama dengan
APHB yaitu akta pembagian waris (APW). Akta pembagian waris yang
dimaksud disini tidak dibuat oleh PPAT namun bisa dibuat dengan akta
dibawah tangan atau dengan akta Notaris, bila dibuat dengan akta
dibawah tangan maka harus turut disaksikan dan ditandatangani oleh dua
orang saksi dan biasanya di dalam praktek harus di cap atau
dilegalisasikan oleh Lurah dan atau Camat. Akta pembagian waris yang
dimaksud merupakan ikutan/accesoir dari adanya Akta/Surat Keterangan
Waris, jadi akta pembagian waris yang dimaksud disini tidak dapat berdiri
sendiri, melainkan selalu harus ada pokoknya yaitu surat keterangan
waris. Akta pembagian waris ini berfungsi untuk memisahkan/membagi
harta warisan yang masih tercantum atas nama almarhum atau
almarhumah, jadi tidak dapat dipergunakan untuk mengadakan
pembagian/pemisahan atas tanah yang sertipikatnya sudah tercantum
atas nama bersama para ahli waris yang ingin melakukan pembagian
waris. Agar APW dapat berfungsi maka proses pendaftaran turun waris dan
APW harus didaftarkan bersama sama sebagai satu kesatuan, bahkan
beberapa kantor pertanahan meminta agar tanggal APW harus sama
dengan tanggal akta keterangan waris.
Contoh:
A,B,C dan D adalah ahli waris dari Tuan X, pada saat tuan X meninggal
dunia meninggalkan warisan berupa sebidang tanah. A, B, C dan D
bermaksud untuk melakukan pencatatan turun waris ke Kantor
Pertanahan sekaligus melakukan pembagian waris yaitu akan dibagikan
dengan kepada B saja maka A, B, C dan D selain membuat Surat
Keterangan Waris juga membuat akta pembagian waris yang dibuat berupa
Akta di bawah Tangan atau Akta Notaris (bukan akta PPAT).

B. Obyek APHB
Obyek APHB adalah hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah
susun. Hak atas tanah yang dimaksud dapat berupa sebidang tanah kosong
namun dapat juga berikut dengan bangunan yang terdiri di atasnya. Di
Indonesia dikenal adanya asas pemisahan horizontal, sehingga dimungkinkan
adanya Pembagian Hak Bersama atas tanah saja (walaupun ada bangunan
diatasnya), namun dimungkinkan juga adanya pembagian hak bersama tanah
dan bangunan yang ada diatasnya sekaligus. Harus dipahami bahwa
pembagian hak bersama hak atas tanah berikut bangunan diatasnya dibuat
dengan akta PPAT, namun bila pembagian hak bersama hanya bangunanya
saja maka tidak dibuat dengan Akta PPAT, melainkan dengan akta dibawah
tangan atau dengan akta notaris. Jenis hak atas tanah yang dapat dibuatkan
APHB oleh PPAT adalah Hak milik, Hak guna bangunan, Hak pakai, Hak guna
usaha.
CONTOH
AKTA PEMBAGIAN HAK BERSAMA
PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH
(P.P.A.T)
XXXXXXXXX, S.H., M.Kn
DAERAH KERJA : KOTA JAMBI
Surat Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang / Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 313/KEP-400.20.3/XI/2017 tertanggal 02 November 2017
Jl. Mayor H. Zainul Rivai Nomor 41A, Kota Jambi, 36126
Telp. 0741-62608 / 082135580003

AKTA PEMBAGIAN HAK BERSAMA


Nomor. xxx/2022
SALINAN
Pada hari ini, Kanis, tanggal 08 (delapan) bulan Desenber tahun 2022
(dua ribu dua puluh dua).--------------------------------------------------------
Hadir dihadapan saya xxxxxxxx, Sarjana Hukum, Magister
Kenotariatan, Yang berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agraria dan
Tata Ruang / Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 313/KEP-
400.20.3/XI/2017 tertanggal 02 November 2017, diangkat sebagai
Pejabat Pembuat Akta Tanah, yang selanjutnya disebut PPAT, yang
dimaksud dalam Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
tentang Peraturan Pendaftaran Tanah, dengan daerah kerja Kota
Jambi, dan berkantor di Jalan Mayor H. Zainul Rivai, Nomor 41 A,
Kelurahan Selamat, Kecamatan Danau Sipin, Kota Jambi, dengan
dihadiri oleh saksi-saksi yang saya kenal dan akan disebut pada
bagian akhir akta ini : ------------------------------------------------------------
1. Tuan xxxxxxx, Warga Negara Indonesia, lahir di Jambi, pada
tanggal 25-01-1984 (dua puluh lima januari seribu Sembilan ratus
delapan puluh empat), Mengurus Rumah Tangga, bertempat tinggal di
Jalan Arif Rahman Hakim Nomor 08, Rukun Tetangga 023, Rukun Warga
000, Kelurahan Simpang empat sipin, Kecamatan Telanaipura, Kota
Jambi, Provinsi Jambi, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Republik
Indonesia Nomor IndukKependudukan:xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.-------------

2. Tuan xxxxxxxx, Warga Negara Indonesia, lahir di Jambi, pada


tanggal 16-04-1992 (enam belas April seribu Sembilan ratus Sembilan
puluh dua), Pelajar/Mahasiswa, bertempat tinggal di Jalan Arif--------------

Akta Pembagian Hak Bersama Halaman 1 dari 6 halaman


BRAMESA,S.H., M.Kn.
Daerah Kerja Kota Jambi
Rahman Hakim Nomor 08, Rukun Tetangga 023, Rukun Warga 000,
Kelurahan Simpang empat sipin, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi,
Provinsi Jambi, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Republik Indonesia
Nomor Induk Kependudukan: xxxxxxxxxxxxxxxxxxx.------------------------
3. Nyonya xxxxxxxxx, Warga Negara Indonesia, lahir di Jambi, pada
tanggal 10-05-1968 (sepuluh meri seribu Sembilan ratus enam puluh
delapan), Mengurus Rumah Tangga, bertempat tinggal di Jalan Kapten A
Hasan Lorong Pakis I Komplek Karya, Rukun Tetangga 002, Rukun Warga
000, Kelurahan Pematang Sulur, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi,
Provinsi Jambi, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Republik Indonesia
Nomor Induk Kependudukan:xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.--------------

- Menurut keterangannya bertindak didalam akta ini selaku kuasa


dari :-------------------------------------------------------------------------------
- Tuan xxxxxxxxxxxxxxx, Warga Negara Indonesia, lahir di Bekasi,
pada tanggal 12-02-1994 (dua belas februari seribu sembilan ratus
sembilan puluh empat), Pelajar/Mahasiswa, bertempat tinggal di Jalan
Cipinang Kebembem, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 012,
Kelurahan Pisangan Timur, Kecamatan Pulo Gadung, Kota Administrasi
Jakarta Timur, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Republik Indonesia
Nomor Induk Kependudukan: xxxxxxxxxxxxxx----------------------------
- Tuan xxxxxxxxxxxxxx, Warga Negara Indonesia, lahir di Bekasi,
pada tanggal 14-12-1999 (empat belas desember seribu Sembilan
ratus Sembilan puluh sembilan), Pelajar/Mahasiswa, bertempat
tinggal di Jalan Cipinang Kebembem, Rukun Tetangga 003, Rukun
Warga 012, Kelurahan Pisangan Timur, Kecamatan Pulo Gadung,
Kota Administrasi Jakarta Timur, Pemegang Kartu Tanda Penduduk
Republik Indonesia Nomor Induk Kependudukan:xxxxxx

- Berdasarkan akta Pernyataan dan Kuasa nomor 64 tanggal 23-02-


2022 (dua puluh tiga februari dua ribu dua puluh dua) yang dibuat
dihadapan xxxxxxxxxxxxxxx, Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan
notaris di Jakarta.--------------------------------------------------------------
Secara bersama-sama untuk selanjutnya disebut:---------------------------
------------------------------------ PIHAK PERTAMA-----------------------------------
- Nyonya xxxxxxxx , Warga Negara Indonesia, lahir
di Jambi, pada tanggal 10-05-1968 (sepuluh meri seribu Sembilan ratus
enam puluh delapan), Mengurus Rumah Tangga, bertempat tinggal di
Jalan Kapten A Hasan Lorong Pakis I Komplek Karya, Rukun Tetangga
002, Rukun Warga 000, Kelurahan Pematang Sulur, Kecamatan
Telanaipura, Kota Jambi, Provinsi Jambi, Pemegang Kartu Tanda -------
Penduduk Republik Indonesia Nomor Induk
Kependudukan:xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx-----------------------------------
- Untuk selanjutnya disebut:------------------------------------------------
------------------------------------- PIHAK KEDUA -------------------------------------
Para penghadap dikenal oleh saya.---------------------------------------------
Para Pihak menerangkan bahwa mereka bersama-sama adalah
pemegang hak dibawah ini yang berasal dari warisan sehingga dalam
melakukan tindakan hukum ini tidak memerlukan persetujuan dari
kawan kawin atau orang lain--------------------------------------------------

1. Hak Milik Nomor 2202/Pematang Sulur atas sebidang tanah


sebagaimana diuraikan dalam Surat Ukur tanggal 28-03-2022 (dua
puluh delapan maret dua ribu dua puluh dua) Nomor 02591/Pematang
Sulur seluas 285 m2 (dua ratus delapan puluh lima meter persegi),
dengan Nomor Identifikasi Bidang (NIB): 06.01.02.01.02182 dan Nomor
Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan
(SPPTPBB): 15.71.051.011.091.0180.0, dan terletak di:

- Propinsi : Jambi.------------------------------------------------

- Kota : Jambi.------------------------------------------------

- Kecamatan : Telanaipura.-----------------------------------------

- Kelurahan : Pematang Sulur.----------------------------------


selanjutnya dalam akta ini disebut “Hak Bersama”. ---------------------
Para pihak selanjutnya menerangkan bahwa mereka telah sepakat
untuk mengakhiri pemilikan bersama atas Hak Bersama-

Akta Pembagian Hak Bersama Halaman 3 dari 6 halaman


BRAMESA,S.H., M.Kn.
Daerah Kerja Kota Jambi
tersebut, dan untuk itu dengan ini menyepakati pembagian Hak
Bersama tersebut sebagai berikut:---------------------
Pihak Kedua memperoleh dan menjadi pemegang tunggal dari: Hak
Milik Nomor 2202/Pematang Sulur sebagaimana diuraikan diatas;----
Pembagian hak bersama diatas juga meliputi:-------------------------------
Segala sesuatu yang tumbuh, berdiri serta melekat diatas tanah-tanah
hak tersebut ada yang dikecualikan.------------------------------------------
Selanjutnya para pihak menerangkan bahwa:-------------------------------
a. - dalam pembagian hak bersama ini tidak terdapat kelebihan nilai
yang diperoleh oleh salah satu pihak;
- para pihak melepaskan haknya atas kelebihan nilai yang diperoleh
oleh pihak yang memperoleh hak sebagaimana diuraikan diatas;--
b. Pembagian hak bersama ini dilakukan dengan syarat-syarat lebih
lanjut sebagai berikut:--------------------------------------------------------
----------------------------------- Pasal 1 ------------------------------------------
Mulai hari ini hak yang diuraikan dalam akta ini telah menjadi milik
masing-masing pihak yang memperolehnya dan karenanya segala
keuntungan yang didapat dari dan segala kerugian/beban atas hak
tersebut diatas menjadi hak/beban pihak yang memperoleh hak
tersebut.----------------------------------------------------------------------------
---------------------------------- Pasal 2 ----------------------------------------
Hak tersebut diterima oleh masing-masing pihak yang memperolehnya
menurut keadaannnya sebagaimana didapatinya pada hari ini dan
masing-masing pihak dengan ini menyatakan tidak akan mengadakan
segala tuntutan mengenai kerusakan dan/atau cacat yang tampak
dan/atau tidak tampak.---------------------------------------------------------
------------------------------------ Pasal 3 -----------------------------------------
Para pihak yang memperoleh hak dalam pembagian hak bersama ini--
dengan ini menyatakan bahwa dengan pembagian hak bersama ini ---
kepemilikan tanahnya tidak melebihi ketentuan maksimum -------------
penguasaan tanah menurut ketentuan perundang-undangan yang ----
berlaku sebagaimana tercantum dalam pernyataan tanggal 24 ----------
Februari 2022.---------------------------------------------------------------------
------------------------------------- Pasal 4 ----------------------------------------
Dalam hal terdapat perbedaan luas tanah yang diuraikan dalam
pembagin hak bersama ini dengan hasil pengukuran oleh instansi
Badan Pertanahan Nasional, maka para pihak akan menerima hasil----
pengukuran instansi Badan Pertanahan Nasional tersebut.---------------
------------------------------------ Pasal 5 -----------------------------------------
Para pihak dalam hal ini dengan segala akibatnya memilih tempat
kediaman hukum yang umum dan tidak berubah pada Kantor
Panitera Pengadilan Negeri Kota Jambi.---------------------------------------
----------------------------------- Pasal 6 -----------------------------------------
Biaya pembuatan akta ini, uang saksi dan segala biaya mengenai
peralihan hak ini, dibayar oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua.----------
Demikian akta ini dibuat dihadapan para pihak dan :----------------------
1. xxxxxxx, lahir di Rantau Ikil, pada tanggal 02-04-1994 (Dua
April Seribu Sembilan Ratus Sembilan Puluh Empat), Warga Negara
Indonesia, Pekerjaan Pelajar/Mahasiswa, bertempat tinggal di Jalan H.
Kamil, Perum Mutiara, Nomor 05, Rukun Tetangga 012, Rukun Warga
000, Kelurahan Wijaya Pura, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi,
Provinsi Jambi. Pemegang Nomor Induk Kependudukan: xxxxxxxxxxxx
2. xxxxxxxxxxxxxxxxxxx, lahir di Kuala Tungkal, pada tanggal 28-12-
1996 (Dua puluh delapan Desember Seribu Sembilan Ratus Sembilan
Puluh Enam), Warga Negara Indonesia, Pekerjaan Pelajar/ Mahasiswa,
bertempat tinggal di Jalan KH. Dewantara, Rukun Tetangga 002,
Rukun Warga 000, Kelurahan/Desa Patunas, Kecamatan Tungkal Ilir,
Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi. Pemegang Nomor
Induk Kependudukan: xxxxxxxxxxxxxxxxxx.----------------------------------
-------------------------------------Keduanya pegawai Kantor PPAT; -----------

Sebagai saksi-saksi, dan setelah dibacakan serta dijelaskan, maka


sebagai bukti kebenaran pernyataan yang dikemukakan oleh Pihak
Pertama dan Pihak Kedua tersebut di atas, akta ini ditandatangani/cap
ibu jari oleh Pihak Pertama, Pihak Kedua dan Saya, PPAT, sebanyak 2
(dua) rangkap asli, yaitu 1 (satu) rangkap lembar pertama disimpan di
kantor Saya, dan 1 (satu) rangkap lembar kedua disampaikan kepada
Kepala Kantor Pertanahan Kota Jambi. untuk keperluan pendaftaran
peralihan hak akibat jual beli dalam akta ini. --------------------------------

Akta Pembagian Hak Bersama Halaman 5 dari 6 halaman


BRAMESA,S.H., M.Kn.
Daerah Kerja Kota Jambi
Pihak Pertama

Dto Dto

Tn. xxxxxxx Tn. xxxxxxxxxxxxxxxx

Dto

Ny. xxxxxxxxx
qq. bertindak untuk dan atas nama
Surosono Wiyaksa dan Surosono Adiyaksa

Pihak Kedua

Dto

Ny. xxxxxx

Saksi Saksi

Dto Dto

xxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxx

Pejabat Pembuat Akta Tanah

xxxxxxxxxxxxxx,S. H, M.Kn.
PERHITUNGAN PAJAK DARI
AKTA PEMBAGIAN HAK BERSAMA

- Harga yang ditetapkan oleh dispenda Kota Jambi Rp. 285.000.000,-


(HTP)

1) Bea Perolehan atas Tanah dan Bangunan (Pihak kedua/pembeli)


= (HTP – 60.000.000,-) x 5%
= (285.000.000 – 60.000.000) x 5 %
= 11.250.000,-

Untuk peralihan hak melalui Akta Pembagian Hak Bersama yang


diperoleh dari warisan, berupa bangunan atau tanah, ahli waris
harus mendapatkan Surat Keterangan Bebas (“SKB”) PPh
sehingga bebas dari Pajak Penghasilan.
Hal ini sesuai ketentuan yang termuat dalam :

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK


NOMOR SE - 20/PJ/2015

TENTANG

PEMBERIAN SURAT KETERANGAN BEBAS PAJAK PENGHASILAN ATAS


PENGHASILAN
DARI PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN KARENA
WARISAN

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

A.  Umum
Sehubungan dengan banyaknya pertanyaan mengenai pemberian Surat
Keterangan Bebas Pajak Penghasilan (SKB PPh) atas penghasilan dari
 
pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan karena warisan, perlu
untuk diberikan penegasan terhadap permasalahan tersebut.

B.  Maksud dan Tujuan


  1.  Penetapan surat edaran ini dimaksudkan untuk memberikan acuan
dalam rangka pemberian SKB PPh atas penghasilan dari pengalihan
hak atas tanah dan/atau bangunan karena warisan.
2. Penetapan surat edaran ini bertujuan agar pemberian SKB PPh atas
penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
 
karena warisan dapat berjalan dengan baik dan terdapat
keseragaman dalam pelaksanaannya.

C.  Ruang Lingkup


Ruang lingkup Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini mengatur
  mengenai pemberian SKB PPh atas penghasilan dari pengalihan hak atas
tanah dan/atau bangunan karena warisan.

D.  Dasar
1.  Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983  tentang Pajak Penghasilan
  sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2008 ;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1994 tentang Pembayaran
Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah
 
dan/atau Bangunan sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2008 ;
3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 635/KMK.04/1994  tentang
Pelaksanaan Pembayaran Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari
  Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 243/PMK.03/2008 ;
4. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-30/PJ/2009 tentang
Tata Cara Pemberian Pengecualian dari Kewajiban Pembayaran atau
 
Pemungutan Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan Hak
atas Tanah dan/atau Bangunan;
5. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-48/PJ/2009
tentang Penyampaian Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
  30/PJ/2009 tentang Tata Cara Pemberian Pengecualian dari
Kewajiban Pembayaran atau Pemungutan Pajak Penghasilan atas
Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan.

E.  Materi
1.  Pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan karena warisan
dikecualikan dari kewajiban pembayaran PPh atas penghasilan dari
  pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan yang diberikan
dengan penerbitan SKB PPh atas penghasilan dari pengalihan hak
atas tanah dan/atau bangunan.
2. Hal-hal yang harus diperhatikan terkait pemberian SKB PPh atas
  penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
karena warisan:
    a.  Pengajuan SKB PPh atas penghasilan dari pengalihan hak atas
tanah dan/atau bangunan karena warisan.
1) Pada prinsipnya PPh atas penghasilan dari pengalihan hak atas
tanah dan/atau bangunan dikenakan kepada orang pribadi
atau badan yang melakukan pengalihan hak atas tanah
dan/atau bangunan, dengan demikian dalam hal atas
      penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau
bangunan dikecualikan dari pengenaan PPh, maka
pengecualian tersebut diberikan kepada orang pribadi atau
badan yang melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau
bangunan.
2) Pengecualian dari kewajiban pembayaran PPh atas penghasilan
dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
      sebagaimana dimaksud pada angka 1) diberikan dengan
penerbitan SKB PPh atas penghasilan dari pengalihan hak atas
tanah dan/atau bangunan.
3) Permohonan SKB PPh atas penghasilan dari pengalihan hak
atas tanah dan/atau bangunan diajukan ke Kantor Pelayanan
      Pajak (KPP) tempat orang pribadi atau badan yang melakukan
pengalihan hak atas tanah dan/atau terdaftar atau bertempat
tinggal.
4) Pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan karena warisan
merupakan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
dari pewaris kepada ahli waris. Mengingat pewaris telah
meninggal dunia maka pengajuan permohonan SKB PPh atas
     
penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau
bangunan diajukan oleh ahli waris ke KPP tempat pewaris,
sebagai pihak yang mengalihkan hak atas tanah dan/atau
bangunan, terdaftar atau bertempat tinggal.
5)  Persyaratan terkait pengajuan permohonan SKB atas
penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau
     
bangunan karena warisan mengacu pada Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-30/PJ/2009.
b. Pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan karena warisan
   
terkait Akta Pembagian Hak Bersama (APHB).
1) Pembagian hak bersama atas harta warisan berdasarkan APHB
menjadi hak individu masing-masing ahli waris termasuk dalam
pengertian pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
      karena warisan, sepanjang hak bersama tersebut dibagi kepada
seluruh ahli waris (pemegang hak bersama) sesuai bagian
masing-masing berdasarkan hukum waris yang berlaku di
Indonesia.
2) Atas pembagian hak bersama sebagaimana dimaksud pada
angka 1) merupakan pengalihan hak atas tanah dan/atau
bangunan karena warisan yang dikecualikan dari kewajiban
      pembayaran PPh atas penghasilan dari pengalihan hak atas
tanah dan/atau bangunan melalui penerbitan SKB PPh atas
penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau
bangunan.
      3) Dalam hal pada saat pembagian hak bersama atas harta
warisan sebagaimana dimaksud pada angka 1), sebagian hak
bersama atas tanah dan/atau bangunan dialihkan dari satu
ahli waris kepada sesama ahli waris lainnya, maka dalam hal:
a)  pihak yang menerima tidak mempunyai hubungan keluarga
sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat dengan
pihak yang memberi atau mengalihkan, pengalihan hak
       
tersebut terutang PPh atas penghasilan dari pengalihan hak
atas tanah dan/atau bangunan sebesar 5% dari jumlah
bruto nilai pengalihan;
b) pihak yang menerima merupakan keluarga sedarah dalam
garis keturunan lurus satu derajat dan memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c Peraturan
Pemerintah Nomor 48 Tahun 1994 tentang Pembayaran
Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan Hak
        atas Tanah dan/atau Bangunan sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2008, pengalihan hak tersebut dapat merupakan
hibah yang dikecualikan dari kewajiban pembayaran atau
pemungutan PPh atas penghasilan dari pengalihan hak atas
tanah dan/atau bangunan.
c. SKB PPh atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah
dan/atau bangunan hanya diberikan apabila tanah dan/atau
    bangunan yang menjadi objek pewarisan telah dilaporkan dalam
SPT Tahunan PPh pewaris, kecuali pewaris memiliki penghasilan
dibawah Penghasilan Tidak Kena Pajak.

F.  Penutup
Agar pelaksanaan Surat Edaran ini dapat berjalan dengan baik, dengan
 
ini para:
1.  Kepala Kantor Wilayah diminta untuk melakukan pengawasan,
  sosialisasi, dan koordinasi dengan instansi terkait atas pelaksanaan
Surat Edaran ini di lingkungan wilayah kerja masing-masing.
2. Kepala Kantor Pelayanan Pajak dan Kepala Kantor Pelayanan,
Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan diminta untuk melakukan
pengawasan terhadap penerbitan SKB PPh atas penghasilan dari
 
pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan karena warisan yang
dilakukan oleh Wajib Pajak di lingkungan wilayah kerja masing-
masing.

Demikian untuk diketahui dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.

 
 

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 18 Maret 2015
DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

ttd.

SIGIT PRIADI PRAMUDITO


NIP 195909171987091001

Anda mungkin juga menyukai