Aneka Permasalahan Notaris Dalam Menjalankan Tugas, Jabatan, Fungsi

ANEKA
PERMASALAHAN
NOTARIS DALAM
MENJALANKAN TUGAS,
JABATAN, DAN
FUNGSINYA
D r. W i n a n t o W i r y o m a r t a n i , S . H . , M . H u m .
Kuliah Umum FH Univer sitas Jender al Soedir man

12 N ovem ber 2021
ANEKA PERMASALAHAN NOTARIS DALAM MENJALANKAN TUGAS,
JABATAN, DAN FUNGSINYA
Dr. Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum.
I. Notaris adalah pejabat umum yang diberi kewenangan

membuat akta autentik sebagaimana diatur dalam UU No.
30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris yang telah diubah
dengan UU No. 2 Tahun 2014 tentang Perubahan UU No.
30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris.
II. Jabatan Notaris adalah jabatan yang

mulia (noblese obligue)
III. Tanggung jawab Notaris diatur

dalam:
1. Pasal 4 UUJN
2. Pasal 16 ayat (1) UUJN
3. Pasal 65 UUJN
IV. Pelanggaran jabatan Notaris dapat

berakibat:
1. Tuntutan Perdata
2. Tuntutan Pidana
~
IV. 1. Tuntutan perdata
◦ Daluarsa tuntutan 30 tahun
◦ Pasal 1967 KUHPerdata

IV. 2. Tuntutan pidana
a. Pasal 263, 264 KUHP
Memalsukan akta, ancaman pidana penjara 8 tahun.
b. Pasal 266 KUHP
Keterangan palsu, ancaman pidana penjara 7 tahun.
c. Pasal 55 ayat (1) KUHP
d. Pasal 3,4,5 UU No. 8 Tahun 2010 jo. PP No. 43 Tahun 2015 mengenai Tindak Pidana
Pencucian Uang. (Pasal 3,4  ancaman pidana 20 tahun. Pasal 5  turut serta).

IV. 2. Tuntutan pidana
Daluarsa tuntutan pidana
Pasal 78 KUHP
a. Tindakan pidana percetakan  1 tahun
b. Tindakan pidana dengan ancaman hukuman 3 tahun  6 tahun
c. Tindakan pidana dengan ancaman hukuman lebih dari 3 tahun  12 tahun
d. Tindakan pidana dengan ancaman hukuman seumur hidup/ mati  18 tahun.
V. Perlunya pengawasan
terhadap pelaksanaan
jabatan Notaris
VI. Perlindungan hukum jabatan

Notaris, yaitu:
◦ Putusan Mahkamah Agung RI No. 702.K/SIP/73 tanggal 5
September 1973.
◦ Pasal 66 UU No. 2 Tahun 2014 jo. Permenkumham RI No. 16
Tahun 2021 tentang Tata Kerja MKN, Pemanggilan Notaris oleh
Penyidik/ Penuntut Umum wajib mendapat ijin dari MKNW.
VII. Larangan-larangan yang mengatur

jabatan Notaris:
1. Pasal 76 ayat (1) huruf c UU No. 23 Tahun 2014
tentang Otonomi Daerah, mengatur mengenai
larangan Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah
menjadi organ pengurus Yayasan dan berbisnis.

jabatan Notaris:
2. Pasal 81 UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan
Anak jo. Pasal 12 huruf c UUJN, diancam pidana
penjara 15 tahun dan denda Rp. 5 miliar jika berbuat
asusila terhadap anak di bawah umur.

jabatan Notaris:
3. PP No. 6 Tahun 1974 jo. PP No. 53 Tahun 2010 mengatur
mengenai larangan bagi ASN (Aparatur Sipil Negara) berbisnis.
•Bagi eselon 1,2 berlaku larangan mutlak.
•Bagi eselon 3 ke bawah, dapat berbisnis dengan seijin atasan.

jabatan Notaris:
4. Pasal 39 UU no. 34 Tahun 2009 tentang TNI,
mengatur larangan anggota TNI aktif
berbisnis.

jabatan Notaris:
5. Pasal 5 PP No. 2 Tahun 2003 mengatur mengenai
larangan anggota POLRI aktif berbisnis, yang
diperbarui dengan Perkap No. 9 Tahun 2017 yaitu
boleh berbisnis atas ijin atasan.

jabatan Notaris:
6. Pasal 7 ayat (1) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
No. 55/POJK-03/2016 mengatur mengenai laranan
Direktur Bank merangkap jabatan sebagai Direktur
perusahaan lain.

jabatan Notaris:
7. SE Menkumham RI tanggal 4 Agustus 1998 No.
M.UM.01.06.109 mengenai larangan membuat
peralihan hak jika objek/ subjek terkena tindak
pidana korupsi.

jabatan Notaris:
8. Pasal 1467 KUHPerdata mengatur mengenai
larangan jual beli antara suami istri, termasuk jika
suami istri tersebut sudah membuat perjanjian
perkawinan.

jabatan Notaris:
9. Pasal 1678 KUHPerdata mengatur
mengenai larangan hibah antara suami
istri.

jabatan Notaris:
10. Pasal 33 UU No. 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal, mengatur
mengenai larangan akta nominee.

jabatan Notaris:
11. Pasal 1334 ayat (2) KUHPerdata mengatur
mengenai larangan membuat perjanjian
untuk warisan yang belum terbuka.

jabatan Notaris:
12. Pasal 83 UU No. 43 Tahun 2009 tentang
Arsip Negara, mengenai ancaman pidana
bagi Notaris yang sengaja menghilangkan
minuta sebagai arsip negara.

jabatan Notaris:
13. Butir 5 Putusan MARI/PEMB/3429/86
tanggal 12 April 1986, minuta Notaris
adalah arsip negara.

jabatan Notaris:
14. Pasal 64 ayat (3) UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
mengatur menenai larangan jual beli organ tubuh manusia.
Pasal 192 UU No. 36 Tahun 2009, diancam hukuman
pidana 10 tahun, dan denda Rp. 1 miliar.

jabatan Notaris:
15. Larangan membuat akta adopsi bagi WNI beragama
Islam.
Surat Al Ahzab 33 ayat (4) dan (5).

jabatan Notaris:
16. Putusan MARI tanggal 27 Februari 1989 No. 2660
K/PDT/1987 jo. 1178 KUHPerdata mengenai larangan
membuat akta kuasa jual untuk perjanjian kredit. Jika
kredit macet, agunan wajib dilelang.

jabatan Notaris:
17. Putusan MARI No. 3609/K/Pdt/1985 tanggal 9
Desember 1987. Larangan membuat akta dengan dasar
photocopy. Photocopy bukan alat bukti.

jabatan Notaris:
18. Pasal 433 jo. 436 KUHPerdata mengatur mengenai
larangan membuat peralihan hak/ pembebanan hak
jika subjek sakit stroke tidak bisa bicara dan
membubuhkan tanda tangan.

jabatan Notaris:
19. Pasal 16 ayat (1) huruf m UU No. 2 Tahun 2014,
larangan Notaris membuat akta jika penghadap tidak
hadir bersamaan.
VIII.Notaris berhak menolak membuat

akta.
◦Pasal 16 ayat 1 huruf e UUJN.
TERIMA KASIH

Aneka Permasalahan Notaris Dalam Menjalankan Tugas, Jabatan, Fungsi

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Aneka Permasalahan Notaris Dalam Menjalankan Tugas, Jabatan, Fungsi

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

ANEKA

Kuliah Umum FH Univer sitas Jender al Soedir man

I. Notaris adalah pejabat umum yang diberi kewenangan

II. Jabatan Notaris adalah jabatan yang

III. Tanggung jawab Notaris diatur

Dr. Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum.

IV. Pelanggaran jabatan Notaris dapat

Dr. Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum.

Dr. Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum.

Dr. Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum.

Dr. Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum.

Dr. Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum.

VI. Perlindungan hukum jabatan

Dr. Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum.

VII. Larangan-larangan yang mengatur

Dr. Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum.

VII. Larangan-larangan yang mengatur

Dr. Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum.

VII. Larangan-larangan yang mengatur

Dr. Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum.

VII. Larangan-larangan yang mengatur

Dr. Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum.

VII. Larangan-larangan yang mengatur

Dr. Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum.

VII. Larangan-larangan yang mengatur

Dr. Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum.

VII. Larangan-larangan yang mengatur

Dr. Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum.

VII. Larangan-larangan yang mengatur

Dr. Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum.

VII. Larangan-larangan yang mengatur

Dr. Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum.

VII. Larangan-larangan yang mengatur

Dr. Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum.

VII. Larangan-larangan yang mengatur

Dr. Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum.

VII. Larangan-larangan yang mengatur

Dr. Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum.

VII. Larangan-larangan yang mengatur

Dr. Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum.

VII. Larangan-larangan yang mengatur

Dr. Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum.

VII. Larangan-larangan yang mengatur

Dr. Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum.

VII. Larangan-larangan yang mengatur

Dr. Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum.

VII. Larangan-larangan yang mengatur

Dr. Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum.

VII. Larangan-larangan yang mengatur

Dr. Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum.

VII. Larangan-larangan yang mengatur

Dr. Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum.

VIII.Notaris berhak menolak membuat

Anda mungkin juga menyukai