Anda di halaman 1dari 16

TINDAK TUTUR KOMISIF DALAM PIDATO KAMPANYE PILPRES

2014

Endah Nadia Putriani


2111412016
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS, Unnes
Abstrak

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan jenis dan fungsi


tidak tutur komisif yang terdapat dalam pidato kampanye
pilpres 2014. Penelitian ini menggunakan pendekatan
pragmatik. Masalah yang akan diteliti ialah
(1)mendeskripsikan jenis tindak tutur komisif yang
terdapat dalam pidato kampanye pilpres 2014,
(2)mendeskripsikan fungsi tindak tutur komisif yang
terdapat dalam pidato kampanye pilpres 2014. Bentuk
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode
pengumpulan data penelitian ini yaitu dengan metode
simak dengan teknik rekam dan teknik catat. Hasil
penelitian ini membuktikan bahwa jenis tindak tutur
komisif yang didapat dalam pidato kampanye pilpres 2014
adalah jenis tindak tutur komisif berjanji, bersumpah, dan
mengancam, kemudian fungsi tindak tutur komisif yang
didapat dalam penelitian ini yaitu fungsi tindak tutur
komisif berniat, berjanji, dan bernazar.
Kata kunci: tindak tutur komisif, pidato kampanye
pilpres 2014

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan manusia pasti tidak akan lepas dari bahasa yang diujarkan.
Bahasa yang diujarkan manusia diperlukan untuk melakukan percakapan dengan
orang lain sebagai wujud komunikasi dan interaksinya.
Istilah tindak tutur muncul karena di dalam mengucapkan sebuah tuturan
penutur tidak semata-mata menyatakan tuturannya, tetapi tuturan itu dapat
mengandung maksud dibaliknya. Salah satu bentuk tindak tutur menurut Searle
(dalam Rustono 1999:40) yaitu tindak tutur komisif. Tindak tutur komisif adalah
tindak tutur yang mengikat penutur untuk melaksanakan apa yang dituturkan.
Terpahaminya tindak tutur komisif secara pragmatis diharapkan dapat
memperlancar komunikasi, meningkatkan kesantunan berkomunikasi, mengurangi
kesalahpahaman berkomunikasi, dan memperjelas ketepatan pesan dalam
komunikasi.
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, para pemain
bahasa mulai berpikir kreaktif dalam mengembangkan bahasa. Salah satunya
adalah bahasa yang digunakan dalam pidato kampanye pilpres. Kampanye adalah
sebuah tindakan dan usaha yang bertujuan mendapatkan pencapaian dukungan,
usaha kampanye bisa dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang yang
terorganisasi untuk melakukan pencapaian suatu proses pengambilan keputusan di
dalam suatu kelompok, kampanye biasa juga dilakukan untuk mempengaruhi
mitra tutur dengan berjanji dan bernazar guna mendapatkan dukungan. Kampanye
politis tindakan politik berupaya meliputi usaha terorganisir untuk mengubah
kebijakan di dalam suatu instansi. Dari situlah banyak ditemukan tindak tutur
komisif yang dimanfaatkan dalam tuturan kampanye pilpres.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bentuk ujaran yang diduga
mengandung tindak tutur komisif di dalam pidato kampanye pilpres 2014 yang
secara pragmatik perlu dipahami secara komprehensif.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan permasalahan yang akan dikaji
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.2.1 Bagaimana jenis tindak tutur komisif yang terdapat dalam pidato kampanye
pilpres 2014?
1.2.2 Bagaimana fungsi tindak tutur komisif yang terdapat dalam pidato
kampanye pilpres 2014?
1.3 Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan
yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.3.1 Mendeskripsikan jenis tindak tutur komisif dalam pidato kampanye pilpres
2014.
1.3.2 Mendeskripsikan fungsi tindak tutur komisif yang terdapat dalam pidato
kampanye pilpres 2014.
2. KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini dan dapat
dijadikan sebagai kajian pustaka antara lain adalah penelitian yang dilakukan oleh
Khasanah (2012), Rahayu (2014), dan Yuniati (2014).
Khasanah (2012) mengkaji tentang Tindak Tutur Ekspresif dan Komisif di
Kalangan anak TK Belatarbelakang Budaya Jawa di Kecamatan Polanharjo
Klaten. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tindak tutur ekpresif dan komisif
yang diperoleh (1) bentuk tuturan ekspresif dan komisif di kalangan anak TK
Aisyiyah Janti dan Tk Aisyiyah Ponggok sejumlah 20 data tuturan ekpresif
dengan maksud kebencian 5%, menyalahkan 10%, terima kasih 5%, meminta
maaf 10%, kegembiraan 15%, kesukaan 15%, memuji 10%, terima kasih 5%, dan
10 tuturan komisif dengan maksud ancaman 20%, janji 10%, menawarkan sesuatu
20%, dan penolakkan 50%, (2) strategi tuturan ekspresif dan komisif di kalangan
anak TK berlatarbelakang budaya Jawa di Kecamatan Polanharjo Klaten adalah
strategi tuturan ekspresif dan komisif langsung 41% dan tak langsung 59%
dengan modus berita, tanya, dan perintah.
Relevansi penelitian Khasanah dengan penelitian ini adalah sama-sama
meneliti mengenai tindak tutur komisif. Perbedaanya ialah terletak pada objek
yang dikaji dalam penelitiannya. Dalam penelitian Khasanah yang dijadikan objek
penelitian ialah anak TK berlatarbelakang budaya Jawa di Kecamatan Polanharjo
Klaten, sedangkan objek penelitian ini yakni pidato kampanye pilpres 2014.
Penelitian yang dilakukan Khasanah tidak hanya mengkaji tindak tutur komisif
saja melainkan tindak tutur ekspresif dan komisif, sedangkan penelitian ini hanya
mengkaji tindak tutur komisif.
Rahayu (2014) meneliti mengenai Tindak Tutur Komisif pada Jual Wiraniaga
dan Karyawan Swalayan di KUD Mardirahayu’74 Juwiring. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa tindak tutur komisif yang diperoleh adalah terdapat 67 data
tindak tutur dari lima jenis tindak tutur komisif. Lima jenis tindak tutur komisif itu
meliputi 15 tindak komisif berjanji, 11 tindak komisif bersumpah, 15 tindak
komisif berniat, 13 tindak komisif menawarkan, dan 13 tindak komisif bernazar.
Konteks yang mempengaruhi tindak tutur komisif pada jual wiraniaga dan
karyawan swalayan berupa konteks latar belakang pengetahuan yang dipahami
bersama oleh jual wiraniaga dan karyawan swalayan.
Relevansi penelitian Rahayu dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti
mengenai tindak tutur komisif. Perbedaannya ialah terletak pada objek yang dikaji
dalam penelitiannya. Dalam penelitian Rahayu yang dijadikan objek ialah jual
wiraniaga dan karyawan swalayan, sedangkan objek penelitian ini yakni pidato
kampanye pilpres 2014.
Yuniati (2014) meneliti Tindak Kesantunan Komisif pada Iklan Kendaraan
Bermotor di Wilayah Surakarta. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa bentuk
tindak kesantunan komisif pada iklan kendaraan bermotor di Wilayah Surakarta
meliputi tindak kesantunan komisif menawarkan sebanyak 10 data dan tindak
kesantunan menjanjikan sebanyak 10 data. Skala kesantuanan bahasa yang
ditemukan pada iklan kendaraan bermotor meliputi skala untung rugi, skala
kemanasukaan, dan skala ketidaklangsungan.
Relevansi penelitian Yuniati dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti
mengenai tindak tutur komisif. Perbedaannya ialah terletak pada objek yang dikaji
dalam penelitiannya. Dalam penelitian Yuniati yang dijadikan objek ialah iklan
kendaraan bermotor di Wilayah Surakarta, sedangkan objek penelitian ini yakni
pidato kampanye pilpres 2014. Penelitian Yuniati mengkaji kesantunan komisif,
sedangkan penelitian ini mengkaji tindak tutur komisif saja.
2.2 Landasan Teoretis
Landasan teoretis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pengertian
tindak tutur, tindak tutur komisif, bentuk tindak tutur komisif.
2.2.1 Tindak Tutur
Leech (1983:5-6) menyatakan bahwa pragmatik mempelajari maksud ujaran,
yaitu untuk apa ujaran itu dilakukan, menanyakan apa yang seseorang maksudkan
dengan suatu tindak tutur, dan mengaitkan makna dengan siapa berbicara kepada
siapa, di mana, dan bagaimana. Rustono (1999:24) mengemukakan pula bahwa
aktivitas mengujarkan atau menuturkan tuturan dengan maksud tertentu
merupakan tindak tutur atau tindak ujar.
Austin (1962) melihat tindak tutur dari pembicaraan atau penutur.
Menurutnya tindak tutur adalah sepenggal tutur yang dihasilkan sebagai bagian
dan interaksi sosial. Searle (1965) melihat tindak tutur dari pendengar karena
menurut beliau tujuan pembicaraan atau penutur sukar diteliti, sedangkan
interpretasi lawan atau pendengar mudah dilihat dari reaksi-reaksi yang dibedakan
terhadap ucapan-ucapan pembicara.
Dengan mencermati pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tindak tutur
adalah suatu tindakan bertutur yang memiliki maksud tertentu yang dapat
diungkapkan secara eksplisit maupun implisit. Tindak tutur yang memiliki
maksud tertentu tersebut tidak dapat dipisahkan dari konsep situasi tutur. Konsep
tersebut memperjelas pengertian tindak tutur sebagai suatu tindakan yang
menghasilkan tuturan sebagai produk tindak tutur.
Purwo (dalam Rustono 1999:33) menyatakan rasionalitas ditampilkannya
istilah tindak tutur adalah bahwa di dalam mengucapkan sesuatu ekspresi,
pembicara tidak semata-mata mengatakan sesuatu dengan mengucapkan ekspresi
itu. Dalam mengucapkan ekspresi juga melakukan sesuatu.
2.2.2 Tindak Tutur Komisif
Tindak tutur komisif adalah tindak tutur yang mengikat penutur untuk
melaksanakan apa yang disebutkan dalam tuturan. Penutur dituntut tulus dalam
melaksanakan apa yang telah dituturkan (Paina 2010:3).
Kridalaksana (1993:172) menjelaskan bahwa tindak tutur komisif adalah
pertuturan yang mempercayakan tindakan yang akan dilakukan penutur sendiri.
Tindak tutur komisif merupakan tindak ilokusioner, yaitu tindakan dengan tujuan
yang mewajibkan si penutur untuk melakukan sesuatu. Sementara itu, Yule
(1996:54) berpendapat bahwa komisif ialah jenis tindak tutur yang dipahami oleh
penutur untuk mengikatkan dirinya terhadap tindakan-tindakan di masa yang akan
datang. Tindak tutur ini menyatakan apa saja yang dimaksud oleh penutur.
Rustono (1999:40) tindak tutur komisif adalah tindak tutur yang mengikat
penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturannya.
Berjanji, bersumpah, mengancam, menyatakan kesanggupan, berkaul,
menawarkan merupakan tuturan yang termasuk ke dalam jenis tindak tutur
komisif ini. Contoh tuturan “Saya berjanji akan melaksanakan tugas ini dengan
sebaik-baiknya”, adalah tindak tutur komisif berjanji. Alasannya adalah tuturan itu
mengikat penuturnya untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya
dinyatakan penuturnya yang membawa konsekuensi bagi dirinya untuk
memenuhinya. Karena berisi janji secara eksplisit dinyatakan tindak tutur komisif
berjanji.
Dari beberapa pendapat diatas apat disimpulkan bahwa tindak tutur komisif
adalah tuturan yang menyatakan bahwa penutur secara tulus akan melakukan
suatu tindakan, tindakan itu memang belum dilakukan dan akan dilakukan pada
waktu yang akan datang.
2.2.3 Fungsi Tindak Tutur Komisif
Paina (2010:47) menyatakan bahwa tindak tutur komisif mempunyai fungsi
tertentu dan dapat diberi nama sendiri-sendiri berdasarkan tujuan komunikasinya.
Fungsi tertentu dalam tindak tutur komisif adalah fungsi tuturan untuk
menyatakan tindakan yang akan dilaksanakan (penutur) pada masa sekarang-yang
akan datang dan belum terlaksana. Misalnya berniat, berjanji, bersumpah, dan
bernazar. Tindak tutur komisif bahasa Jawa masing-masing tipe dan pola tindak
tutur itu mempunyai maksud secara pragmatis. Tingkat kajian itu bukan lagi
sebatas makna, tetapi makna yang terkandung di dalam konteks (Wijana 1996:2).
Berikut ini merupakan fungsi-fungsi tindak tutur komisif.
2.2.3.1 Tindak Tutur Komisif Berniat
Tindakan bertutur untuk menyatakan niat melakukan suatu pekerjaan atau
tindakan bagi orang lain. Niat itu dilakukan dalam kondisi ketulusan dengan
pelaku tindakan betul-betul penutur sendiri. Tindakan tersebut belum dilakukan,
dan akan dilakukan pada masa mendatang. Tindak tutur komisif berjanji adalah
suatu tindakan bertutur yang dilakukan oleh penutur dengan menyatakan janji
akan melakukan suatu pekerjaan yang diminta orang lain. Janji itu dilakukan
dalam kondisi tulus (sungguh-sungguh). Orang yang akan melakukan tindakan itu
ialah orang yang mempunyai kesanggupan atas pekerjaan atau tindakan (Paina
2010:7-16).
2.2.3.2 Tindak Tutur Komisif Bersumpah
Paina (2010:7-16) menjelaskan bahwa tindak tutur bersumpah ialah tindak
tutur untuk meyakinkan mitra tutur tentang apa yang dilakukan atau dituturkan
oleh penutur ialah benar seperti yang dikatakan. Tuturan bersumpah ini
menggunakan penanda tuturan yang dapat meyakinkan lawan tutur, sering kali
dengan menyebut saksi yang derajatnya lebih tinggi.
2.2.3.3 Tindak Tutur Komisif Bernazar
Tindak tutur yang kemunculannya dilatarbelakang keinginan khusus, tetapi
belum terlaksana. Apabila hal yang dikehendaki itu telah terlaksana atau terwujud,
penutur akan melaksanakan apa yang dinadarkan (Paina 2010:7-16).
3. METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini dilakukan secara teoretis dan secara
metodologis. Secara teoretis penelitian ini menggunakan pendekatan pragmatik,
sedangkan secara metodologis penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif.
Pendekatan pragmatik digunakan untuk menganalisis maksud tuturan baik
yang diekspresikan secara tersurat maupun tersirat dibalik tuturan pada pidato
kampanye pilpres 2014. Pendekatan deskriptif kualitatif digunakan untuk
mendeskripsikan bentuk tindak tutur komisif yang terdapat pada pidato kampanye
pilpres 2014.
3.2 Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini berupa penggalan wacana pidato kampanye pilpres
2014 yang diduga mengandung tuturan komisif yang digunakan untuk mengikat
penutur agar melaksanakan apa yang disebutkan dalam tuturannya. Sumber data
dalam penelitian ini adalah wacana pidato kampanye pilpres 2014.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yakni menggunakan
metode simak, kemudian dilanjutkan dengan teknik rekam dan teknik catat.
Metode simak merupakan cara pengumpulan data dengan menyimak penggunaan
bahasa (Sudaryanto 1993:133). Metode ini dilakukan dengan cara menyimak
tuturan yang digunakan oleh calon presiden pada pidato kampanye pilpres 2014.
Teknik catat dilakukan dengan mencatat penggalan wacana pidato kampanye yang
diindikasi mengandung tindak tutur komisif.
3.4 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode
padan. Jenis metode padan yang digunakan dalam penelitian yaitu dengan
menggunakan metode padan intralingual dan metode padan pragmatis. Metode
padan intralingual digunakan untuk menganalisis tindak tuturnya, sedangkan
metode padan pragmatis yang berupaya menemukan maksud tuturan baik yang
diekspresikan secara tersurat maupun tersirat dibalik tuturan (Rustono 1999:18).
3.5 Metode Penyajian Hasil Analisis Data
Hasil analisis data dalam penelitian ini disajikan dengan menggunakan metode
penyajian informal. Metode ini berupa perumusan kata-kata biasa yang berisi
rincian hasil analisis data (Sudaryanto 1993:145).
4. JENIS DAN FUNGSI TINDAK TUTUR KOMISIF DALAM PIDATO
KAMPANYE PILPRES 2014
4.1 Jenis Tindak Tutur Komisif
Berikut ini merupakan jenis tindak tutur komisif yang terdapat dalam Pidato
Kampanye Pilpres 2014.
4.1.1 Tindak Tutur Komisif Berjanji
Berikut ini merupakan penggalan wacana yang termasuk ke dalam jenis
tindak tutur komisif berjanji yang terdapat dalam Pidato Kampanye Pilpres 2014.
Saudara-saudara, tanggal 9 Juli akan menentukan masa
depan kalian, kalian ingin berubah menjadi lebih baik
lagi atau masih sama seperti sekarang, jika kalian ingin
masa depan kalian berubah menjadi lebih baik lagi pilih
saya dan pak Hatta sebagai masa depan kalian, kita
berjanji akan meningkatkan perekonomian rakyat
sehingga masa depan kalian akan berubah.
(data 1)
Pada penggalan wacana di atas (data 1) jenis tindak tutur komisif berjanji
yang dituturkan oleh Capres Prabowo. Tuturan komisif berjanji karena tuturan
tersebut mengikat penuturnya untuk meningkatan perekonomian rakyat. Tuturan
tersebut tampak pada penggalan wacana kita berjanji akan meningkatkan
perekonomian rakyat sehingga masa depan kalian akan berubah.

Bangsa kita ini adalah bangsa besar, Saya bersama


dengan yang di belakang saya optimis kita pasti bisa
menjadikan bangsa ini yang makmur, bangsa yang cukup
dengan sandang, pangan dan papan.
(data 2)
Pada penggalan wacana di atas (data 2) secara kontekstual tuturan tersebut
merupakan jenis tindak tutur komisif berjanji yang dituturkan oleh Capres
Prabowo. Tuturan komisif berjanji karena tuturan tersebut mengikat penuturnya
untuk menjadikan bangsa ini makmur. Tuturan tersebut tampak pada penggalan
wacana saya bersama dengan yang di belakang saya optimis kita pasti bisa
menjadikan bangsa ini makmur.

Di koalisi kami banyak putra-putra terbaik bangsa, di


sini banyak orang-orang hebat, bila perlu, orang-orang
hebat dari PDIP juga akan kami ajak, kalau ada orang-
orang hebat di koalisi sana kami tidak akan malu-malu
mengajak, karena kami akan membangun bangsa yang
besar, kami pasti bisa membangkitkan Indonesia.
(data 3)
Pada penggalan wacana diatas (data 3) secara kontekstual tuturan tersebut
merupakan jenis tindak tutur komisif berjanji yang dituturkan oleh Capres
Prabowo. Tuturan komisif berjanji karena tuturan tersebut mengikat penuturnya
untuk membangkitkan bangsa Indonesia. Tuturan tersebut tampak pada penggalan
wacana kami pasti bisa membangkitkan Indonesia.

4.1.2 Tindak Tutur Komisif Bersumpah


Berikut ini merupakan penggalan wacana yang termasuk ke dalam jenis
tindak tutur komisif bersumpah yang terdapat dalam Pidato Kampanye Pilpres
2014.
Kalau masih ada kantor-kantor nantinya yang masih
berani memungut sesuatu, yang masih melayani rakyat
yang tidak baik, apalagi rakyat kecil yang di sia-siakan
jangan kaget kalau detik itu juga saya akan datangi
mereka, kalau bisa saya ganti saya akan copot hari itu
juga.
(data 4)
Pada penggalan wacana di atas (data 8) secara kontekstual tuturan tersebut
merupakan jenis tindak tutur bersumpah, karena tuturan tersebut yang mengikat
penuturnya untuk melaksanakan sumpahnya. Tuturan tersebut tampak pada
penggalan wacana detik itu juga saya akan datangi mereka, kalau bisa saya ganti
saya akan copot hari itu juga. Tindak tutur tersebut dilakukan oleh Capres
Jokowi.

Saat itu juga akan saya berikan satu desa 1 M uang yang
akan mengalir ke rakyat terbawah, kepada mereka yang
paling miskin yang paling membutuhkan.
(data 5)
Pada penggalan wacana di atas (data 9) secara kontekstual tuturan tersebut
merupakan jenis tindak tutur bersumpah, karena tuturan tersebut yang mengikat
penuturnya untuk melaksanakan sumpahnya. Tuturan tersebut tampak pada
penggalan wacana saat itu juga akan saya berikan satu desa 1 M uang yang akan
mengalir ke rakyat terbawah. Tuturan dituturkan oleh Capres Prabowo.

4.1.3 Tindak Tutur Komisif Mengancam


Berikut ini merupakan penggalan wacana yang termasuk ke dalam jenis
tindak tutur komisif mengancam yang terdapat dalam Pidato Kampanye Pilpres
2014.
Saudara-saudara, tanggal 9 Juli akan menentukan masa
depan kalian, kalian ingin berubah menjadi lebih baik
lagi atau masih sama seperti sekarang, jika kalian ingin
masa depan kalian berubah menjadi lebih baik lagi pilih
saya dan pak Hatta sebagai masa depan kalian, kita
berjanji akan meningkatkan perekonomian rakyat
sehingga masa depan kalian akan berubah.
(data 1)
Pada penggalan wacana di atas (data 5) tuturan tersebut merupakan jenis
tindak tutur mengancam. Dalam tututan tersebut Capres Jokowi mengancam mitra
tuturnya agar mememilihnya dan Hatta untuk menjadi presiden tahun 2014.
Tuturan tersebut tampak pada penggalan wacana jika kalian ingin masa depan
kalian berubah menjadi lebih baik lagi pilih saya dan Pak Hatta sebagai masa
depan kalian.

4.2 Fungsi Tindak Tutur Komisif


Berikut ini merupakan bentuk tindak tutur komisif yang terdapat dalam
Pidato Kampanye Pilpres 2014.
4.2.1 Fungsi Tindak Tutur Komisif Berniat
Berikut ini penggalan wacana yang memiliki fungsi tindak tutur komisif
berniat yang terdapat pada Pidato Kampanye Pilpres 2014.

Keberadaan kita di sini adalah bentuk tanggung jawab


kita, bahwa kita sungguh-sungguh akan menjalankan
demokrasi yang baik di masa sekarang ataupun yang
akan datang.
(data 6)
Pada penggalan wacana di atas (data 1) fungsi tindak tutur komisif berniat
yang dilakukan oleh Capres Prabowo. Tuturan tersebut tampak pada penggalan
wacana bahwa kita sungguh-sungguh akan menjalankan demokrasi yang baik.
Kata ‘akan’ menyatakan sebuah tindakan yang belum dilakukan, dan akan
dilakukan pada masa mendatang. Oleh karena itu secara pragmatik kata ‘akan’
menjadi penanda untuk mengenali bentuk tuturan komisif. Verba penentu yang
mengikutinya adalah ‘menjalankan’. Bentuk itu menunjukkan tindakan yang akan
dilakukan.

Pada kesempatan ini kami meminta mandat rakyat, kita


akan menggerakkan Indonesia menjadi negara yang
makmur, agar Indonesia menjadi negara yang adil, agar
Indonesia menjadi negara yang sejahtera.
(data 7)
Pada penggalan wacana (data 2) fungsi tindak tutur komisif berniat yang
dilakukan oleh Capres Jokowi. Tuturan tersebut tampak pada penggalan wacana
kita akan menggerakkan Indonesia menjadi negara yang makmur, agar Indonesia
menjadi negara yang adil, agar Indonesia menjadi negara yang sejahtera. Kata
‘akan’ menyatakan sebuah tindakan yang belum dilakukan, dan akan dilakukan
pada masa mendatang. Oleh karena itu secara pragmatik kata ‘akan’ menjadi
penanda untuk mengenali bentuk tuturan komisif. Verba penentu yang
mengikutinya adalah ‘menggerakkan’. Bentuk itu menunjukkan tindakan yang
akan dilakukan.

Manakala kami menerima mandat, kami akan bekerja


keras untuk Indonesia, kami akan membuat ekonomi
Indonesia untuk rakyat Indonesia, bukan, rakyat untuk
ekonomi, kami akan mengamankan kekayaan Indonesia
untuk sebesar-besarnya kekayaan rakyat.
(data 8)
Pada penggalan wacana (data 3) fungsi tindak tutur komisif berniat yang
dilakukan oleh Capres Jokowi. Tuturan tersebut tampak pada penggalan wacana
kami akan bekerja keras untuk Indonesia, kami akan membuat ekonomi Indonesia
untuk rakyat Indonesia, bukan, rakyat untuk ekonomi, kami akan mengamankan
kekayaan Indonesia untuk sebesar-besarnya kekayaan rakyat. Kata ‘akan’
menyatakan sebuah tindakan yang belum dilakukan, dan akan dilakukan pada
masa waktu mendatang. Oleh karena itu secara pragmatik kata ‘akan’ menjadi
penanda untuk mengenali bentuk tuturan komisif. Verba penentu yang
mengikutinya adalah ‘bekerja’, ‘membuat’, dan ‘mengamankan’. Bentuk itu
menunjukkan tindakan yang akan dilakukan.
Apabila kita diberi mandat oleh rakyat, kita akan
mewujudkan bangsa yang bersih, kita akan menjadi
orang pertama yang membela seluruh rakyat Indonesia,
bukan malah mendirikan Pemerintahan yang bisa
disogok, yang bisa disuruh-suruh bangsa lain, bukan pula
Pemerintahan yang akan menjual aset-aset bangsa.
(data 9)
Pada penggalan wacana di atas (data 4) fungsi tindak tutur komisif berniat
yang dilakukan oleh Capres Prabowo. Tuturan tersebut tampak pada penggalan
wacana apabila kita diberi mandat oleh rakyat, kita akan mewujudkan bangsa
yang bersih, kita akan menjadi orang pertama yang membela seluruh rakyat
Indonesia. Kata ‘akan’ menyatakan sebuah tindakan yang belum dilakukan, dan
akan dilakukan pada masa waktu mendatang. Oleh karena itu secara pragmatik
kata ‘akan’ menjadi penanda untuk mengenali bentuk tuturan komisif. Verba
penentu yang mengikutinya adalah ‘mewujudkan’ dan ‘menjadi’. Bentuk itu
menunjukkan tindakan yang akan dilakukan.
4.2.2 Tindak Tutur Komisif Berjanji
Berikut ini penggalan wacana yang memiliki fungsi tindak tutur komisif
berjanji yang terdapat pada Pidato Kampanye Pilpres 2014.

Saudara-saudara, tanggal 9 Juli akan menentukan masa


depan kalian, kalian ingin berubah menjadi lebih baik
lagi atau masih sama seperti sekarang, jika kalian ingin
masa depan kalian berubah menjadi lebih baik lagi pilih
saya dan pak Hatta sebagai masa depan kalian, kita
berjanji akan meningkatkan perekonomian rakyat
sehingga masa depan kalian akan berubah.
(data 1)
Pada penggalan wacana di atas (data 5) fungsi tindak tutur komisif berjanji
yang dituturkan oleh Capres Jokowi. Tuturan tersebut tampak pada penggalan
wacana kita berjanji akan meningkatkan perekonomian rakyat sehingga masa
depan kalian akan berubah. Kata ‘berjanji’ menyatakan sebuah tindakan yang
belum dilakukan, dan akan dilakukan pada masa sekarang dan waktu mendatang.
Oleh karena itu secara pragmatik kata ‘berjanji’ menjadi penanda untuk
mengenali bentuk tuturan komisif. Verba penentu yang mengikutinya adalah
‘akan meningkatkan’. Bentuk itu menunjukkan tindakan yang sungguh-sungguh
akan dilakukan.

Bangsa kita ini adalah bangsa besar, Saya bersama


dengan yang di belakang saya optimis kita pasti bisa
menjadikan bangsa ini yang makmur, bangsa yang cukup
dengan sandang, pangan dan papan.
(data 2)
Pada penggalan wacana di atas (data 6) secara kontekstual tuturan tersebut
merupakan fungsi tindak tutur komisif berjanji yang dituturkan oleh Capres
Prabowo. Tuturan berjanji tampak pada penggalan wacana saya bersama dengan
yang di belakang saya optimis kita pasti bisa menjadikan bangsa ini makmur.
Penanda tindak tutur berjanji itu tidak ditandai dengan ujaran berjanji, tetapi
tuturan yang yang secara kontekstual menyatakan berjanji.
Di koalisi kami banyak putra-putra terbaik bangsa, di
sini banyak orang-orang hebat, bila perlu, orang-orang
hebat dari PDIP juga akan kami ajak, kalau ada orang-
orang hebat di koalisi sana kami tidak akan malu-malu
mengajak, karena kami akan membangun bangsa yang
besar, kami pasti bisa membangkitkan Indonesia.
(data 3)
Pada penggalan wacana diatas (data 7) secara kontekstual tuturan tersebut
merupakan fungsi tindak tutur komisif berjanji yang dituturkan oleh Capres
Prabowo. Tuturan berjanji tampak pada penggalan wacana kami pasti bisa
membangkitkan Indonesia merupakan penanda bentuk tindak tutur komisif
berjanji. Penanda tindak tutur berjanji itu tidak ditandai dengan ujaran berjanji,
tetapi tuturan yang yang secara kontekstual menyatakan berjanji.

4.2.3 Fungsi Tindak Tutur Komisif Bernazar


Berikut ini penggalan wacana yang memiliki fungsi tindak tutur komisif
bernazar yang terdapat pada Pidato Kampanye Pilpres 2014.

Kalau masih ada kantor-kantor nantinya yang masih


berani memungut sesuatu, yang masih melayani rakyat
yang tidak baik, apalagi rakyat kecil yang di sia-siakan
jangan kaget kalau detik itu juga saya akan datangi
mereka, kalau bisa saya ganti saya akan copot hari itu
juga.
(data 8)
Pada penggalan wacana di atas (data 8) secara kontekstual tuturan tersebut
merupakan fungsi tindak tutur bernazar yang dituturkan oleh Capres Jokowi.
Tuturan bernazar tampak pada penggalan wacana detik itu juga saya akan datangi
mereka, kalau bisa saya ganti saya akan copot hari itu juga merupakan penanda
bentuk tindak tutur komisif bernazar. Penanda bentuk tindak tutur komisif
bernazar sebenarnya terletak pada prasyarat waktu, tindakan apa yang akan
dilakukan dalam nazar itu dan kapan nazar harus dilaksanakan. Bentuk penanda
tersebut menjadi penentu tindak tutur komisif bernazar.
Saat itu juga akan saya berikan satu desa 1 M uang yang
akan mengalir ke rakyat terbawah, kepada mereka yang
paling miskin yang paling membutuhkan.
(data 9)
Pada penggalan wacana di atas (data 9) secara kontekstual tuturan tersebut
merupakan fungsi tindak tutur bernazar yang dituturkan oleh Capres Prabowo.
Tuturan bernazar tampak pada penggalan wacana saat itu juga akan saya berikan
satu desa 1 M uang yang akan mengalir ke rakyat terbawah yang dituturkan oleh
Capres Prabowo merupakan penanda bentuk tindak tutur komisif bernazar.
Penanda bentuk tindak tutur komisif bernazar sebenarnya terletak pada prasyarat
waktu, tindakan apa yang akan dilakukan dalam nazar itu dan kapan nazar harus
dilaksanakan. Bentuk penanda tersebut menjadi penentu tindak tutur komisif
bernazar.

5. PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, analisis mengenai tindak tutur komisif dalam pidato kampanye
pilpres 2014 terdapat 9 data tindak tutur yang terbagi dari tiga jenis tindak tutur
komisif dan tiga fungsi tindak tutur komisif. Tiga bentuk tindak tutur komisif
tersebut meliputi tindak tutur komisif berjanji, tindak tutur komisif bersumpah,
dan tindak tutur komisif mengancam. Tiga fungsi tindak tutur komisif tersebut
meliputi tindak tutur komisif berniat, tindak tutur komisif berjanji, dan tindak
tutur komisif bernazar.
5.2 Saran
Berdasarkan temuan dalam penelitian ini saran yang ingin penulis sampaikan
yaitu perlu adanya penelitian lebih mendalam pada kajian ini. Selain itu perlu
dilakukan penelitian lanjutan guna menemukan bentuk dan fungsi lain dari tindak
tutur komisif.
DAFTAR PUSTAKA
Austin, J.L. 1962. How to Do Things With Words. New York : Oxford University
Press.

Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.


Ibrahim, Abdul Syukur. 1993. Kajian Tindak Tutur. Surabaya: Usaha Nasional.
Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta : PT Gramedia.
Khasanah, Nur Novi. 2012. Tindak Tutur Ekspresif dan Komisif di Kalangan anak
TK Belatarbelakang Budaya Jawa di Kecamatan Polanharjo Klaten.
Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Jakarta: Universitas Indonesia


Press.

Paina. 2010. Pola Tindak Tutur Komisif Berjanji Bahasa Jawa. Widyaparwa.
Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Sastra. 38 (1): 81-89.

Rustono. 1999. Pokok-pokok Pragmatik. Semarang: CV IKIP Semarang Press.


Rahayu, Nita. 2014. Tindak Tutur Komisif pada Jual Wiraniaga dan Karyawan
Swalayan di KUD Mardirahayu’74 Juwiring. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Searle, J.R. 1975. Indirect Speech Act dalam Cole. Peter dan J. Morgan (ed)
Syntax and Semantics : Speech Acts. New York Academic Pres

Sudaryanto.1993. Metode Linguistik; Metode dan Aneka Teknik Pengumpulan


data. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-DasarPragmatik. Yogyakarta: Penerbit Andi


Ofset.

Yule, George. 1996. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


Yuniati, Yuyun. 2014. Tindak Kesantunan Komisif pada Iklan Kendaraan
Bermotor di Wilayah Surakarta. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai