Anda di halaman 1dari 102

08/09/2014 Magister Kenotariatan 1

PROFESI
JABATAN NOTARIS
Oleh :
Abdul Ghofur Anshori
08/09/2014 Magister Kenotariatan 2
Deskripsi Mata Kuliah
Mata kuliah ini memberikan pengetahuan ilmiah
kepada Mahasiswa tentang arti penting akta dan
Jabatan Notaris serta kaitannya dengan mata kuliah
lain dalam lalu lintas hukum, khususnya hukum
perjanjian.
Memberikan teori-teori umum akta beserta dasar
hukumnya.
Memberikan pengetahuan ilmiah mengenai aspek
etika dan filosofi dari Profesi Jabatan Notaris.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 3
Tujuan
Mahasiswa mengetahui dan mampu
menerapkan teori pembuatan akta kelak
dalam menjalankan profesinya.
Mahasiswa mengetahui, mampu
menerapkan kaedah-kaedah moral dan
profesi sehingga dapat mendukung
harkat martabat profesi, serta pribadinya.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 4
Materi Pembelajaran
1. Aspek yuridis dan teoritis jabatan notaris dan
akta
a. Pembahasan mengenai peraturan-peraturan
jabatan notaris, aspek yuridis dari akta.
b. Kedudukan, kewenangan, kewajiban, dan hak
notaris.
2. Aspek etis keprofesian, meliputi nilai-nilai
filosofis dan nilai-nilai etis yang terkait dengan
pelaksanaan Profesi Jabatan Notaris
08/09/2014 Magister Kenotariatan 5
Out Put Pembelajaran
Menghasilkan lulusan MKn dengan
pengetahuan ilmiah yang memadai mengenai
jabatan notaris dan akta serta menerapkannya
dalam kehidupan yang dilandasi nilai-nilai
etis kepribadian, keilmiahan profesi yang
bermartabat.
Mengembangkan ilmu dimaksud sesuai
kaedah ilmiah dan etika/moralitas.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 6
Reference
1. Bertens, K., 2002, Etika, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
2. Kanter, E.Y., 2001, Etika Profesi Hukum:
Sebuah Pendekatan Sosio Religius, Jakarta:
Sinar Grafika.
3. Poespoprodjo, W., 1999, Filsafat Moral
Kesusilaan dalam Teori dan Praktek,
Bandung: Pustaka Sinar Grafika
08/09/2014 Magister Kenotariatan 7
4. Tedjosaputro, Liliana., 1995, Etika
Profesi Notaris Dalam Penegakan
Hukum Pidana, Yogyakarta: BIGRAF
Publishing.
5. UU No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan
Notaris
08/09/2014 Magister Kenotariatan 8
Reference (Anjuran)
1. Notodisoerjo, Raden Soegondo., 1993,
Hukum Notariat di Indonesia Suatu
Penjelasan, Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada.
2. Tobing, GHS Lumban., 1999, Peraturan
Jabatan Notaris, Jakarta: Erlangga.
3. Soejadi, 1999, Pancasila Sebagai Sumber
Tertib Hukum di Indonesia, Yogyakarta:
Lukman Offset.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 9
PENDAHULUAN
A. KEDUDUKAN PROFESI JABATAN NOTARIS
Profesi Jabatan Notaris (PJN) merupakan mata kuliah yang
sangat penting dalam kurikulum pendidikan Pasca Sarjana
Magister Kenotariatan, Karena :
1. Memberikan dasar-dasar ketentuan dan pelaksanaan jabatan
notaris, serta pengaturan teoritis mengenai akta notaris.
2. Memberikan pengetahuan ilmiah dasar-dasar nilai
keprofesian bagi jabatan notaris.
3. Memberikan dasar-dasar dan aspek-aspek lain yang
berkaitan dengan bidang kenotariatan (Kenotariatan sebagai
sebuah /suatu ilmu dari berbagai macam ilmu dalam bidang
hukum dan berbagai teori mengenai hukum).
08/09/2014 Magister Kenotariatan 10
Sejak Hindia Belanda sampai tahun 2004, lembaga
notariat didasarkan pada undang-undang Hindia
Belanda Reglement op Het Notaris Ambt in
Indonesie (Staatsblad 1860 : 3)
Yaitu terfokus pada jabatan notaris dan pendidikan
notariat hanya ditujukan menghasilkan kandidat-
kandidat notaris yang akan menjadi/memangku
jabatan notaris.
Diangkat oleh Negara (Menteri Kehakiman).
Bukan merupakan pendidikan S2, melainkan hanya
merupakan SH+.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 11
Mata kuliahnya : Peraturan Jabatan Notaris.
Pendidikannya :Untuk menghasilkan calon-
calon/kandidat notaris.
Tugas notaris : pembuatan akta sebagai alat
bukti.
Nama pendidikannya : Program spesialis notariat
(SH +), bukan S2.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 12
Oleh karena itu maka ilmu notariat dalam penyelenggaraan
pendidikannya diubah atau diganti, yaitu dengan memperluas
cakupan teori dan pengembangannya sehingga berbeda
dengan pendidikan spesialis notariat (yang bukan S2) yaitu
menjadi studi Magister Kenotariatan (MKn-S2).
Dengan program S2 MKn maka terbuka peluang, bahwa hasil
pendidikan S2 MKn tidak hanya memenuhi kebutuhan
tenaga/pejabat notaris, tetapi tanpa menjadi notaris dapat
menerapkan ilmunya pada bidang-bidang pekerjaan yang
memerlukan keahlian membuat akta/pengetahuan tentang
Akta.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 13
Sejak tahun 2004 berlakulah UU No. 30 Tahun
2004 tentang Jabatan Notaris yang mulai berlaku
tanggal 6 Oktober 2004.
Dengan berlakunya UU ini mencabut beberapa
peraturan, yaitu :
a. Reglement op Het Notaris Ambt in Indonesie
(Stb. 1860:3)
b. Ordonantie 16 September 1931 tentang
Honorarium Notaris.
c. UU No. 33 Tahun 1954 tentang Wakil Notaris
dan Wakil Notaris Sementara (LN RI 1954 No.
101, TLN RI No.700).
08/09/2014 Magister Kenotariatan 14
d. Pasal 54 Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2004 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang
Peradilan Umum (LN RI Tahun 2004 No. 34,
TLN RI No. 4379)
e. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1949
tentang Sumpah/Janji Jabatan Notaris.

08/09/2014 Magister Kenotariatan 15
Arti penting UUJN
UU No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris
(UUJN) diadakan sebagai upaya pembaharuan dan
pengaturan kembali secara menyeluruh dalam satu
undang-undang mengenai jabatan notaris di
Indonesia
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 berbeda
dengan PJN Stb. 1860 : 3. UU ini Merupakan
unifikasi hukum tentang Kenotariatan yang berlaku
bagi seluruh rakyat Indonesia.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 16
UUJN merupakan produk peraturan
perundang-undangan yang melaksanaan UUD
Negara RI Tahun 1945.

UUD 1945
UU No. 30/2004
tentang Jabatan Notaris
UU No.1/1974
Tentang Perkawinan
UU No. 37/2004
Ttg Kepailitan
08/09/2014 Magister Kenotariatan 17
Perbedaan Stb 1860 : 3 dengan UU PJN
Produk Hukum Kolonial
Belanda
Sebagai pelaksana
ketentuan Buku IV
KUHPerdata tentang
Pembuktian
Asas konkordansi sistem
hukum kolonial Hindia
Belanda, termasuk
penggolongan penduduk
Hindia Belanda.
Pengaturan Notaris
Produk hukum nasional RI
Melaksanakan hukum
nasional untuk
pembuktian/alat bukti
Sesuai sistem hukum
nasional RI sejak
Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia, tidak mengenal
pembedaan golongan
penduduk (Kecuali WNI
dan WNA).
Selain notaris dapat
menjadi Pejabat Lelang
08/09/2014 Magister Kenotariatan 18
Pokok-Pokok Isi UUJN
Bab I : Ketentuan Umum
Bab II : Pengangkatan dan Pemberhentian
Notaris.
Bab III : Kewenangan, Kewajiban, dan
Larangan.
Bab IV : Tempat Kedudukan, Formasi, dan
Wilayah Jabatan Notaris.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 19
Bab V : Cuti Notaris dan Notaris Pengganti.
Bab VI : Honorarium
Bab VII : Akta Notaris
Bab VIII : Pengembalian Minuta Akta dan
Peemanggilan Notaris
Bab X : Organisasi Notaris
Bab XI : Ketentuan Sanksi
Bab XII : Ketentuan Peralihan
Bab XIII : Ketentuan Penutup
08/09/2014 Magister Kenotariatan 20
Peraturan Pelaksana UUJN
1. Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI
tentang Majelis Pengawas Notaris. (Ada
Majelis Pengawas Pusat, berkedudukan di
tingkat pusat/ibu kota Jakarta; Majelis
Pengawas Wilayah, berkedudukan di tingkat
Propinsi; Majelis Pengawas Daerah,
berkedudukan di tingkat Kabupaten/Kota).
08/09/2014 Magister Kenotariatan 21
2. Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI No.
M.02.PR.08.10 Tahun 2004 tentang Tata
Cara Pengangkatan Anggota, Pemberhentian
Anggota, Susunan Organisasi, Tata Kerja,
dan Tata Cara Pemeriksaan Majelis
Pengawas Notaris. Ditetapkan tanggal 7
Desember 2004.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 22
3. Nota Kesepahaman antara Kepolisian Negara
Republik Indonesia dengan Ikatan Notaris
Indonesia, tanggal 9 Mei 2006 No. Pol :
B/1056/V/2006 dan No. 01/MoU/PP-
INI/V/2006 Tetang Pembinaan dan
Peningkatan Profesionalisme di Bidang
penegakan Hukum
08/09/2014 Magister Kenotariatan 23
4. Nota Kesepahaman antara Kepolisian Negara
Republik Indonesia dengan Ikatan Pejabat
Pembuat Akta Tanah, tanggal 9 Mei 2006
No. Pol : B/1055/V/2006 dan Nomor :
05/MoU/PP-IPPAT/V/2006 Tetang
Pembinaan dan Peningkatan Profesionalisme
di Bidang penegakan Hukum.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 24
Aspek Profesi Lembaga Kenotariatan
Maksudnya adalah, Notaris atau pun Jabatan
Notaris tidak dapat dilepaskan dengan aspek
keilmuan / bidang ilmiah kenotariatan.
Untuk memahami Profesi Jabatan Notaris
dengan baik, maka perlu memahami terlebih
dahulu pengertian mendasar dari istilah
Profesi Jabatan Notaris.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 25
Secara yuridis, berdasar UUJN seorang
notaris memangku jabatan dan melaksanakan
tugas/pekerjaannya adalah berdasar
pengangkatan oleh Negara / Pemerintah.
Seorang yang berilmu kenotariatan tidak
dapat melaksanakan pekerjaan / tugas
membuat akta otentik tanpa ada pengangkatan
dirinya oleh Pemerintah sebagai seorang
notaris.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 26
Eksistensi (keberadaan) Jabatan
Notaris
Keberadaan profesi atau jabatan notaris pada
hakekatnya adalah dikarenakan oleh ketentuan
undang-undang.
Keterkaitannya dengan ketentuan undang-undang
menyebabkan keberadaan kedudukan sebuah
profesi/jabatan Notaris menjadi berbeda dengan
beberapa profesi lain seperti guru, dosen, pengacara,
konsultan (hukum atau lainnya), bisnis, dan
sebagainya. Mengapa berbeda? Kemudian apa yang
menjadi perbedaannya?
08/09/2014 Magister Kenotariatan 27
Jabatan Notaris sebagai sebuah profesi
Artinya, bahwa pekerjaan atau tugas-tugas
jabatan Notaris hanya dapat dilaksanakan atas
dasar keahlian yang telah dimiliki.
Dengan demikian keahlian dalam bidang ilmu
kenotariatan menjadi syarat mutlak untuk
dapat melaksanakan tugas / pekerjaan sebagai
pejabat umum yang menghasilkan akta
sebagai alat bukti otentik.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 28
UUJN telah mensyaratkan pendidikan
magister kenotariatan adalah syarat mutlak
untuk dapat diangkat menjadi notaris yang
tugas dan fungsinya adalah sebagai pejabat
umum di bidang keperdataan.
Perbuatan-perbuatan hukum perdata yang
menghendaki atau memerlukan alat bukti
otentik berupa akta otentik memerlukan jasa
dari seorang Notaris
08/09/2014 Magister Kenotariatan 29
Sekali pun Notaris melaksanakan tugasnya untuk
memenuhi kebutuhan klien, namun demikian
seorang Notaris itu harus memenuhi sifat hakiki dari
keberadaan (eksistensi) profesi/jabatannya atas dasar
pengangkatan oleh Negara/Pemerintah.
Hasil pekerjaannya adalah berupa alat bukti.
Alat bukti agar memiliki keabsahan haruslah sesuai
dengan (memenuhi) ketentuan peraturan
perundangan-undangan
08/09/2014 Magister Kenotariatan 30
Tiga aspek yang harus dipahami
1. Aspek filosofis
2. Aspek etis
3. Aspek yuridis
Pelaksanaan jabatan Notaris memerlukan :
a) Kaedah-kaedah ilmiah
b) Kaedah-kaedah profesi
08/09/2014 Magister Kenotariatan 31
Skema Jabatan Notaris

NOTARIS
PEMERINTAH
KLIEN
PENDIDIKAN
Mengangkat
Mengawasi
Memberhentikan
Berilmu,
Terampil,
Beretika.
Memerlukan jasa
Notaris
Sumber ilmu
08/09/2014 Magister Kenotariatan 32
Aspek Filosofis Jabatan Notaris
Filosofis artinya berkaitan dengan filsafat.
Filsafat dapat diartikan secara umum sebagai
upaya memahami (makna) sesuatu secara
radikal atau mendasar.
Dalam hal ini mengenai Profesi Jabatan
Notaris, ada tiga hal yaitu : Profesi, Jabatan,
dan Notaris. Apakah makna dari Profesi?
Apakah makna dari Jabatan? Dan apakah
makna dari Notaris?
08/09/2014 Magister Kenotariatan 33
1) Pengertian Profesi (secara umum), adalah
kelompok terbatas orang-orang yang memiliki
keahlian khusus dan dengan keahlian itu mereka
dapat berfungsi di dalam masyarakat dengan lebih
baik dibandingkan dengan warga masyarakat lain
pada umumnya.
2) Pengertian Profesi Hukum, keahlian khusus di
bidang hukum seperti Pengacara, Hakim, Notaris,
dan sebagainya.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 34
Notaris adalah Pejabat umum yang berwenang untuk
membuat akta otentik dan kewenangan lainnya
sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini
(Pasal 1 angka 1 UUJN)
Dengan demikian keberadaan Profesi Notaris atau
jabatan Notaris dilandasi atau ditentukan oleh
Undang-undang.
Tanpa ditentukan oleh Undang-Undang maka
seseorang sarjana hukum berilmu kenotaritan tidak
dapat secara serta merta melakukan tugas jabatan /
profesi Notaris
08/09/2014 Magister Kenotariatan 35
Pengertian Profesi Jabatan Notaris, dalam hal
notaris sebagai jabatan dan notaris sebagai
profesi.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 36
Aspek Etis Jabatan Notaris
Etika merupakan sebuah cabang dari Ilmu
Filsafat.
Etika dikatakan sebagai ilmu tentang
moralitas.
Moralitas adalah merupakan ciri khas
manusia.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 37
Etika sebagai cabang filsafat, bukanlah
sebuah ilmu empiris.
Artinya etika tidak berhenti pada sebuah hal
yang kongkret terjadi. Etika mencapai tahap
reflektif, melampaui hal-hal kongkret itu, ber-
isi penilaian mengenai hal atau pandangan
atas sesuatu itu baik atau buruk, patut atau
tidak patut.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 38
Masalah moral atau etika juga berhubungan
dengan agama atau hukum, namun
moral/etika berbeda dengan agama.
Etika menggunakan rasio (akal / pikiran),
sedang agama bersumber pada wahyu. Namun
demikian norma agama menjadi motivasi kuat
bagi seseorang untuk bertindak / berperilaku
atau menentukan perbuatannya.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 39
Hukum dan moral juga berhubungan.
Hukum membutuhkan moral.
Kualitas hukum sebagian besar ditentukan oleh mutu
moralnya.
Moral juga membutuhkan hukum.
Nilai-nilai moral yang baik akan hanya ada di angan-
angan saja bila tidak dilembagakan di dalam hukum.
Prinsip moral masuk ke dalam hukum, misalnya :
menghormati milik orang lain
08/09/2014 Magister Kenotariatan 40
Pelaksanaan Profesi Jabatan Notaris memerlukan
kaedah-kaedah etika profesi
Pengertian Etika adalah ilmu tentang apa yang biasa
dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasan yang
berkenaan dengan hidup yang baik dan yang buruk.
Asal kata etika adalah dari bahasa Yunani, yaitu
ethos (bentuk tunggal) yang berarti tempat tinggal,
padang rumpt, kandang, kebiasaan, adat, watak,
perasaan, sikap, cara berfikir. Bentuk jamaknya
adalah ta etha yang berarti adat istiadat. Arti kata
yang terakhir inilah yang menjadi latar belang
terbentuknya istilah etika.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 41
Oleh Aristoteles digunakan untuk menunjukkan
filsafat moral yang menjelaskan fakta moral tentang
nilai dan norma moral, perintah, tindakan kebajikan,
dan suara hati.
Etika tidak sama dengan ilmu-ilmu lain. Ilmu lain
pada umumnya terkait dengan hal-hal konkrit, tetapi
etika melampaui hal-hal konkrit.
Etika berkaitan dengan boleh, harus, tidak boleh,
baik, buruk, dan segi normatif, segi evaluatif.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 42
Unsur-Unsur Etika
Hati nurani/kesadaran
Kebebasan
Tanggung jawab
Hak dan kewajiban
dsb
08/09/2014 Magister Kenotariatan 43
Unsur-unsur Etika dalam UUJN
Pasal 3 huruf b : bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
Pasal 3 huruf g : tidak berstatus sebagai
pegawai negeri, pejabat negara, advokat, atau
tidak sedang memangku jabatan lain yang
oleh undang-undang dilarang untuk dirangkap
dengan jabatan Notaris.
Pasal 4: sumpah / janji.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 44
Pasal 9 huruf c : tidak melakukan perbuatan
tercela.
Pasal 12 huruf c : tidak melakukan perbuatan
yang merendahkan kehormatan dan martabat
jabatan Notaris .
Pasal 12 huruf d : tidak melakukan
pelanggaran kewajiban dan larangan jabatan
08/09/2014 Magister Kenotariatan 45
Pasal 16 (1) a : bertindak jujur, seksama, mandiri,
tidak berpihak, dan menjaga kepentingan pihak yang
terkait dalam perbuatan hukum.
(1) d : memberikan pelayanan sesuai
dengan ketentuan dalam undang-undang ini, kecuali
ada alasan untuk menolaknya
(1) e : merahasiakan segala sesuatu
mengenai akta yang dibuatnya dan segala
keterangan yang diperoleh guna penmbuatan akta
sesuai dengan sumpah/janji jabatan, kecuali undang-
undang menentukan lain
08/09/2014 Magister Kenotariatan 46
Unsur-unsur Etika dalam Pasal 17
UUJN
a. tidak melakukan jabatan di luar wilayah
jabatannya.
b. tidak meninggalkan wilayah jabatannya lebh
dari 7 hari kerja berturut-turut tanpa alasan
yang sah.
c. tidak merangkap sebagai pegawai negeri.
d. tidak merangkap sebagai pejabat negara.
e. tidak merangkap sebagai advokat.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 47
f. tidak merangkap sebagai pemimpin atau
pegawai badan usaha milik negara, badan
usaha milik daerah atau badan usaha milik
swasta.
g. tidak merangkap jabatan sebagai Pejabat
Pembuat Akta Tanah di luar wilayah jabatan
Notaris.
h. tidak menjadi Notaris Pengganti.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 48
i. tidak melakukan pekerjaan lain yang
bertentangan dengan norma agama,
kesusilaan, atau kepatutan yang dapat
mempengaruhi kehormatan atau martabat
jabatan Notaris.

08/09/2014 Magister Kenotariatan 49
Pasal 36 : menerima honorrium atas jasa hukum
yang diberikan sesuai dengan kewenangannya.
Pasal 37 : memberikan jasa hukum di bidang
kenotariatan secara cuma-cuma kepada orang yang
tidak mampu.
Pasal 52 : tidak membuat akta untuk diri sendiri,
istri / suami, atau orang lain yang mempunyai
hubungan kekel;uargan dengan Notaris.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 50
Pasal 53 : tidak memuat penetapan atau ketentuan
yang emberikan sesuatu hak dan/atau keuntungan
bagi notaris, saksi, istri atau suami saksi, atau
orang yang mempunyai hubungan kekeluargaan
dengan Notaris atau saksi baik hubungan darah
dalam garis lurus ke atas atau ke bawah tanpa
pembatasan derajat mau pun hubungan perkawinan
sampai dengan derajat ketiga.
Pasal 82 : Notaris harus berhimpun dalam satu
wadah Organisasi Notaris.
Pasal 83 : menaati Kode Etik Notaris.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 51
Dengan demikian..
Bahwa tugas jabatan seorang Notaris/profesi jabatan
Notaris senantiasa berhubungan dengan pihak lain
yang menggunakan jasanya.
Klien menaruh kepercayaan kepada Notaris yang
bersangkutan.
Dalam memberikan jasanya itu maka terkait adanya
unsur etis.
Oleh karena itu Profesi Jabatan Notaris harus juga
memahami aspek etika/etis dari pelaksanaan
tugas/pekerjaan/fungsinya sebagai pejabat umum
08/09/2014 Magister Kenotariatan 52
Fungsi atau tugas dari jabatan notaris adalah untuk
melayani kepentingan umum.
Sehingga sudah selayaknya memegang teguh norma-
norma yang melindungi kepentingan, martabat, dan
kehormatan, baik diri pribadi Notaris, jabatan-nya,
demikian juga para pihak penghadap yang
memerlukan jasanya.
UUJN pun menentukan bahwa untuk pelaksanaan
jabatan notaris diperluan adanya kode etik profesi
Notaris.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 53
Oleh karena itu, maka calon-calon Notaris
perlu mempelajari teori-teori dasar mengenai
etika, karena dengan pengertian yang benar
mengenai teori-teori umum etika akan dapat
mendukung pelaksaaan tugas jabatannya
kelak dengan baik, demikian pula akan
memegang teguh ketentuan undang-
undang/hukum yang berlaku
08/09/2014 Magister Kenotariatan 54
Aspek Yuridis Jabatan Notaris
Pekerjaan atau tugas dari jabatan Notaris berada
dalam bidang hukum.
Oleh karena itu aspek yuridis (hukum dan
peraturan perundang-undangan) menjadi aspek
utama dari Profesi Jabatan Notaris atau berkaitan
dengan kedudukan/jabatan dan pelaksanaan
tugas Notaris.
Aspek yuridis terutama dimuat di dalam UUJN
yang mulai berlaku tanggal 6 Oktober 2004
08/09/2014 Magister Kenotariatan 55
UUJN : bahwa Notaris adalah
pejabat umum;
diangkat, diawasi, dan diberhentikan oleh
Pemerintah;
pelaksanaan tugas jabatannya ditentukan oleh
undang-undang (mengenai akta otentik sebagai
alat bukti yang sempurna)
melayani kepentingan umum (penghadap atas
dasar kepercayaan, atau karena undang-undang).
08/09/2014 Magister Kenotariatan 56
UUJN: bahwa tugas jabatan / Profesi Notaris
itu :
terkait dengan sistem hukum Negara Republik
Indonesia;
menegakkan hukum / undang-undang Negara
Republik Indonesia.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 57
Dengan demikian,.
Secara yuridis, seorang notaris memangku
jabatan atau menjalankan tugas/
pekerjaannya adalah berdasarkan
pengangkatan oleh Negara/Pemerintah. Jadi,
seseorang yang berilmu kenotariatan tidak
dapat melakukan pekerjaan/tugas membuat
akta otentik tanpa ada pengangkatan dirinya
oleh Pemerintah sebagai seorang notaris.

08/09/2014 Magister Kenotariatan 58
Untuk dapat melakukan tugasnya itu
seseorang haruslah memiliki pengetahuan dan
keterampilan dalam membuat akta dan dapat
melayani klien dengan baik dan benar.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 59
Selain UUJN, aspek yuridis ini meliputi juga aspek
hukum keperdataan, dan hukum publik tertentu
seperti antara lain:
1. Hukum admistrasi negara (pajak, perindustrian,
perbendaharaan negara, dsb.)
2. Hukum pidana (hak, kewajiban dan tanggungjawab
Notaris)
3. Hukum tata pemerintahan (pemerintahan daerah,
dsb.)
08/09/2014 Magister Kenotariatan 60
Hukum-Hukum yang berkaitan dengan Notaris
selain Hukum Perdata (KUHPerdata) adalah :

Hukum Islam (Waris dan keperdataan lainnya)
Hukum Pajak dan Hukum Administrasi Negara.
Hukum Kewarganegaraan.
Hukum Perusahaan
Hukum Perbankan dan Perbankan Syariah/Islam
Hukum Pasar Modal
Hukum Penanaman Modal (PMA dan PMDN)
Dan sebagainya.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 61
Skema Jabatan Notaris (Aspek Yuridis)
NOTARIS
HUKUM INDONESIA
NKRI (17-8-45)
SISTEM HUKUM
RI
PembUUD 1945
UUD 1945
-UU/Perpu
-PP
-Perpres
-Perda
PENGGUNA
MASYARAKAT
Perorangan, Kelompok Orang,
Badan Usaha, Pemerintah/Swasta
08/09/2014 Magister Kenotariatan 62
Keterangan Gambar (Notaris)
A. Adanya
1) Karena hukum negara
2) Dari hasil pendidikan S2
MKn/akademis
3) Pengangkatan oleh
negara/yuridis
B. Fungsinya:
1) Sebagai pejabat umum
2) Melayani umum
3) Atas dasar UU
C. Pelaksanaan
tugas/jabatannya
1) Atas dasar pengetahuan
ilmiah / akademik.
2) Menurut standar pelayanan
yang ditentukan oleh
Undang-Undang.
3) Perlu kaedah moral / etika.
4) Harus ada kode etik
profesi ( dari organisasi
profesi notaris berbadan
hukum).
08/09/2014 Magister Kenotariatan 63
UUJN sebagai sebuah unifikasi hukum yang
berlaku bagi semua golongan rakyat
Indonesia memuat berbagai aspek yuridis dari
profesi/tugas jabatan Notaris.
Di dalam UUJN aspek yuridis itu dapat
disebutkan antara lain :

08/09/2014 Magister Kenotariatan 64
Mengenai Akta
a. Pengertian umum akta;
macam-macam akta.
b. Proses terjadinya.
c. Formulasi akta.
d. Susunan akta.
e. Akta notaris.
f. Pembuatan akta notaris
dan komparisi.
g. Faktor-faktor dalam
pembuatan akta. (subjek,
objek, peristiwa hukum,
fakta-fakta hukum,
pernyataan).
h. Kekuatan pembuktian.
i. Kebatalan akta serta
akibatnya.
j. Minuta, kutipan akta,
salinan akta, grosse akta,
pelegalisiran akta,
legalisasi akta .
08/09/2014 Magister Kenotariatan 65
Mengenai pengangkatan, kewenangan, dan
hak, kewajiban, dan protokol Notaris.
Mengenai wilayah jabatan dan tempat
kedudukan notaris.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 66
Mengenai Jabatan Notaris
a. formasi jabatan.
b. sumpah jabatan;
c. rahasia jabatan;
d. tempat kedudukan;
e. cuti;
f. honorarium;
g. hak ingkar.
h. pensiun.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 67
Hal-Hal yang harus diperhatikan
notaris!!!
Dengan perbedaan-perbedaan tersebut maka notaris
Indonesia sekarang harus memperhatikan :
a. Perkembagan Hukun Nasional dan
b. Meningkatkan keterampilan dalam teknik
perumusan dan pembuatan akta.
Untuk dapat mengikuti perkembangan dalam
masyarakat dan memenuhi kebutuhan akan akta
otentik sebagai alat bukti maka notaris harus
senantiasa menambah pengetahuannya mengenai
teori-teori hukum baru.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 68
Pengawasan Terhadap Notaris
Pengawasan terhadap notaris sebelum
diundangkannya UUJN dilakukan oleh Pengadilan
Negeri setempat.
Pasca di undangkannya UUJN, maka pengawasan
terhadap Notaris dilakukan oleh Majelis Pengawas,
yang terdiri dari:
1. Majelis Pengawas Daerah (MPD)
2. Majelis Pengawas Wilayah (MPW)
3. Majelis Pengawas Pusat (MPP)

08/09/2014 Magister Kenotariatan 69
Majelis Pengawas adalah suatu badan yang
mempunyai kewenangan dan kewajiban
untuk melaksanakan pembinaan dan
pengawasan terhadap Notaris.
1. MPD ada di tingkat kabupaten/kota
2. MPW ada di tingkat provinsi
3. MPP ada di tingkat pusat

08/09/2014 Magister Kenotariatan 70
MPD
MPD dibentuk di kabupaten atau kota.
Keanggotaan MPD terdiri atas unsur-unsur
1. pemerintah sebanyak 3 (tiga) orang;
2. organisasi Notaris sebanyak 3 (tiga) orang;
dan
3. ahli/akademisi sebanyak 3 (tiga) orang.
MPD dibantu oleh seorang sekretaris atau
lebih yang ditunjuk dalam Rapat MPD
08/09/2014 Magister Kenotariatan 71
Kewenangan MPD (Ps. 70 UUJN)
a. menyelenggarakan sidang untuk. memeriksa adanya
dugaan pelanggaran Kode Etik Notaris atau
pelanggaran pelaksanaan jabatan Notaris;
b. melakukan pemeriksaan; terhadap Protokol Notaris
secara berkala 1 (satu)kali dalam 1 (satu) tahun atau
setiap waktu yang dianggap perlu;
c. memberikan izin cuti untuk waktu sampai dengan 6
(enam) bulan;
d. menetapkan Notaris Pengganti dengan
memperhatikan usul Notaris yang bersangkutan;
08/09/2014 Magister Kenotariatan 72
e. menentukan tempat penyimpanan Protokol Notaris yang pada
saat serah terima Protokol Notaris telah berumur 25 (dua
puluh lima) tahun atau lebih;
f. menunjuk Notaris yang akan bertindak sebagai pemegang
sementara Protokol Notaris yang diangkat sebagai pejabat
negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (4);
g. menerima laporan dari masyarakat mengenai adanya dugaan
pelanggaran Kode Etik Notaris atau pelanggaran ketentuan
dalam Undang-Undang ini; dan
h. membuat dan menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud
pada huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, dan
huruf g kepada Majelis Pengawas Wilayah.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 73
Kewajiban MPD (Ps. 71 UUJN)
a. mencatat pada buku daftar yang termasuk dalam
Protokol Notaris dengan menyebutkan tanggal
pemeriksaan, jumlah akta serta jumlah surat di
bawah tangan yang disahkan dan yang dibuat sejak
tanggal pemeriksaan terakhir;
b. membuat berita acara pemeriksaan dan
menyampaikannya kepada Majelis Pengawas
Wilayah setempat, dengan tembusan kepada Notaris
yang bersangkutan, Organisasi Notaris, dan Majelis
Pengawas Pusat;
c. merahasiakan isi akta dan hasil pemeriksaan;
08/09/2014 Magister Kenotariatan 74
d. menerima salinan yang telah disahkan dari daftar
akta dan daftar lain dari Notaris dan
merahasiakannya;
e. memeriksa laporan masyarakat terhadap Notaris dan
menyampaikan hasil pemeriksaan tersebut kepada
Majelis Pengawas Wilayah dalam waktu 30 (tiga
puluh) hari, dengan tembusan kepada pihak yang
melaporkan, Notaris yang bersangkutan, Majelis
Pengawas Pusat, dan Organisasi Notaris.
f. menyampaikan permohonan banding terhadap
keputusan penolakan cuti.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 75
MPW
MPW dibentuk dan berkedudukan di ibukota
provinsi.
Keanggotaan MPW terdiri atas unsur-unsur
sebagaimana MPD.
MPW dibantu oleh seorang sekretaris atau
lebih yang ditunjuk dalam Rapat MPW
08/09/2014 Magister Kenotariatan 76
Kewenangan MPW [Ps. 73 ayat (1) UUJN]
a. menyelenggarakan sidang untuk memeriksa dan
mengambil keputusan atas laporan masyarakat yang
disampaikan melalui Majelis Pengawas Wilayah;
b. memanggil Notaris terlapor untuk dilakukan
pemeriksaan atas laporan sebagaimana dimaksud
pada huruf a;
c. memberikan izin cuti lebih dari 6 (enam) bulan
sampai 1 (satu) tahun;
d. memeriksa dan memutus atas keputusan Majelis
Pengawas Daerah yang menolak cuti yang diajukan
oleh Notaris pelapor;
08/09/2014 Magister Kenotariatan 77
e. memberikan sanksi berupa teguran lisan atau
tertulis;
f. mengusulkan pemberian sanksi terhadap Notaris
kepada Majelis Pengawas Pusat berupa:
1) pemberhentian sementara 3 (tiga) bulan sampai dengan 6
(enam) bulan; atau
2) pemberhentian dengan tidak hormat.
g. membuat berita acara atas setiap keputusan
penjatuhan sanksi sebagaimana dimaksud pada
huruf e dan huruf f.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 78
Ps. 73 ayat (2) dan (3) UUJN
2) Keputusan Majelis Pengawas Wilayah
sebagaimana dimaksud pada huruf e bersifat
final.
3) Terhadap setiap keputusan penjatuhan sanksi
sebagaimana dimaksud pada huruf e dan
huruf f dibuatkan berita acara.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 79
Sidang Pemeriksaan oleh MPW (Ps. 74
UUJN)
1) Pemeriksaan dalam sidang MPW
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 ayat
(1) huruf a bersifat tertutup untuk umum.
2) Notaris berhak untuk membela diri dalam
pemeriksaan dalam sidang MPW.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 80
Kewajiban MPW (Ps. 75 UUJN)
a. menyampaikan keputusan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 73 ayat (1) huruf a, huruf c, huruf d,
huruf e, dan huruf f kepada Notaris yang
bersangkutan dengan tembusan kepada Majelis
Pengawas Pusat, dan Organisasi Notaris; dan
b. menyampaikan pengajuan banding dari Notaris
kepada Majelis Pengawas Pusat terhadap penjatuhan
sanksi dan penolakan cuti.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 81
MPP
MPP dibentuk dan berkedudukan di ibukota
negara
Keanggotaan MPP terdiri atas unsur
sebagaimana MPD dan MPW
MPP dibantu oleh seorang sekretaris atau
lebih yang ditunjuk dalam Rapat Majelis
Pengawas Pusat
08/09/2014 Magister Kenotariatan 82
Kewenangan MPP (Ps. 77 UUJN)
a. menyelenggarakan sidang untuk memeriksa dan
mengambil keputusan dalam tingkat banding
terhadap penjatuhan sanksi dan penolakan cuti;
b. memanggil Notaris terlapor untuk dilakukan
pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada huruf a;
c. menjatuhkan sanksi pemberhentian sementara; dan
d. mengusulkan pemberian sanksi berupa
pemberhentian dengan tidak hormat kepada
Menteri.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 83
Pemeriksaan dalam sidang MPP
(Ps. 78 UUJN)
1) Pemeriksaan dalam sidang Majelis
Pengawas Pusat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 77 huruf a bersifat terbuka
untuk umum.
2) Notaris berhak untuk membela diri
dalam pemeriksaan sidang Majelis
Pengawas Pusat.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 84
Kewajiban MPP (Ps. 79 UUJN)
MPP berkewajiban menyampaikan keputusan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 huruf
a kepada Menteri dan Notaris yang
bersangkutan dengan tembusan kepada
Majelis Pengawas Wilayah dan Majelis
Pengawas Daerah yang bersangkutan serta
Organisasi Notaris.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 85
Ps. 80 UUJN
1) Selama Notaris diberhentikan sementara dari
jabatannya, MPP mengusulkan seorang
pejabat sementara Notaris kepada Menteri.
2) Menteri menunjuk Notaris yang akan
menerima Protokol Notaris dari Notaris yang
diberhentikan sementara.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 86
KODE ETIK NOTARIS
Kode Etik dalam arti materil adalah norma
atau peraturan yang praktis baik tertulis
maupun tidak tertulis mengenai etika
berkaitan dengan sikap serta pengambilan
putusan hal-hal fundamental dari nilai dan
standar perilaku orang yang dinilai baik atau
buruk dalam menjalankan profesinya yang
secara mandiri dirumuskan, ditetapkan dan
ditegakkan oleh organisasi profesi.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 87
Kode Etik Notaris merupakan suatu kaidah moral
yang ditentukan oleh perkumpulan Ikatan Notaris
Indonesia berdasarkan Keputusan Kongres
Perkumpulan dan/atau yang ditentukan dan diatur
dalam peraturan perundang-undangan yang
mengatur tentang hal itu dan yang berlaku bagi serta
wajib ditaati oleh setiap dan semua anggota
perkumpulan dan semua orang yang menjalankan
tugas dan jabatan sebagai Notaris
08/09/2014 Magister Kenotariatan 88
Spirit Kode Etik Notaris
Penghormatan terhadap martabat manusia pada
umumnya dan martabat Notaris pada khususnya.
Dengan dijiwai pelayanan yang berintikan
penghormatan terhadap martabat manusia pada
umumnya dan martabat Notaris pada khususnya,
maka pengemban Profesi Notaris mempunyai ciri-
ciri mandiri dan tidak memihak; tidak mengacu
pamrih; rasionalitas dalam arti mengacu pada
kebenaran obyektif; spesifitas fungsional serta
solidaritas antar sesama rekan seprofesi
08/09/2014 Magister Kenotariatan 89
Fungsi Kode Etik Notaris
1. Untuk menjaga kehormatan dan keluhuran martabat
jabatan Notaris, Perkumpulan mempunyai Kode
Etik yang ditetapkan oleh Kongres dan merupakan
kaidah moral yang wajib ditaati oleh setiap anggota
perkumpulan.
2. Dewan Kehormatan melakukan upaya-upaya untuk
menegakkan Kode Etik .
3. Pengurus perkumpulan dan/atau Dewan
Kehormatan bekerjasama dan berkoordinasi dengan
Majelis Pengawas untuk melakukan upaya
penegakkan Kode Etik.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 90
Materi dalam Kode Etik Notaris
Materi dalam Kode Etik Notaris secara
umum dibedakan menjadi 3 hal (Bab III
Kode Etik Notaris), yaitu:
1. Kewajiban
2. Larangan
3. Pengecualian
08/09/2014 Magister Kenotariatan 91
Kewajiban Notaris (Ps. 3 Kode Etik)
1. Memiliki moral, akhlak serta kepribadian yang
baik.
2. Menghormati dan menjunjung tinggi harkat dan
martabat jabatan Notaris.
3. Menjaga dan membela kehormatan perkumpulan.
4. Bertindak jujur, mandiri, tidak berpihak, penuh rasa
tanggung jawab berdasarkan perundang-undangan
dan isi sumpah jabatan Notaris.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 92
5. Meningkatkan ilmu pengetahuan yang telah
dimiliki tidak terbatas pada ilmu
pengetahuan hukum dan kenotariatan.
6. Mengutamakan pengabdian kepada
kepentingan masyarakat dan Negara.
7. Memberikan jasa pembuatan akta dan jasa
kenotarisan lainnya untuk masyarakat yang
tidak mampu tanpa memungut honorarium.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 93
8. Menetapkan satu kantor di tempat kedudukan dan kantor
tersebut merupakan satu-satunya kantor bagi Notaris yang
bersangkutan dalam melaksanakan tugas jabatan sehari-hari.
9. Memasang 1 (satu) buah papan nama di depan/di lingkungan
kantornya dengan pilihan ukuran, yaitu 100 cm x 40 cm; 150
cm x 60 cm atau 200 cm x 80 cm.
10. Hadir, mengikuti dan berpartisipasi aktif dalam setiap
kegiatan yang diselenggarakan oleh perkumpulan;
menghormati, mematuhi, melaksanakan setiap dan seluruh
keputusan perkumpulan.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 94
11. Membayar uang iuran perkumpulan secara tertib.
12. Membayar uang duka untuk membantu ahli waris
teman sejawat yang meninggal dunia.
13. Melaksanakan dan mematuhi semua ketentuan
tentang honorarium yang ditetapkan perkumpulan.
14. Menjalankan jabatan Notaris terutama dalam
pembuatan, pembacaan dan penandatanganan akta
dilakukan di kantornya, kecuali karena alasan-
alasan yang sah.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 95
15. Menciptakan suasana kekeluargaan dan kebersamaan dalam
melaksanakan tugas jabatan dan kegiatan sehari-hari serta
saling memperlakukan rekan sejawat secara baik, saling
menghormati, saling menghargai, saling membantu serta
selalu berusaha menjalin komunikasi dan tali silaturahim.
16. Memperlakukan setiap klien yang datang dengan baik, tidak
membedakan status ekonomi dan/atau status sosialnya.
17. Melakukan perbuatan-perbuatan yang secara umum disebut
sebagai kewajiban untuk ditaati dan dilaksanakan antara lain
namun tidak terbatas pada ketentuan yang tercantum dalam
UUJN, Penjelasan Pasal 19 ayat (2) UUJN, Isi Sumpah
Jabatan Notaris, Anggaran Dasar dan Rumah tangga INI.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 96
Larangan Bagi Notaris
(Ps. 4 Kode Etik)
1. Mempunyai lebih dari 1 (satu) kantor, baik kantor cabang
maupun kantor perwakilan.
2. Memasang papan nama dan/atau tulisan yang berbunyi
Notaris/Kantor Notaris di luar lingkungan kantor.
3. Melakukan publikasi atau promosi diri, baik sendiri maupun
secara bersama-sama dengan mencantumkan nama dan
jabatannya, menggunakan sarana media cetak dan atau
elektronik dalam bentuk iklan, ucapan selamat, ucapan bela
sungkawa, ucapan terima kasih, kegiatan pemasaran,
kegiatan sponsor baik dalam bidang sosial, keagamaan
maupun olah raga.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 97
4. Bekerjasama dengan biro jasa/orang/Badan Hukum
yang pada hakikatnya bertindak sebagai perantara untuk
mencari atau mendapatkan klien.
5. Menandatangani akta yang proses pembuatan
minutanya telah disiapkan oleh pihak lain.
6. Mengirimkan minuta kepada klien untuk
ditandatangani.
7. Berusaha atau berupaya dengan jalan apapun agar
seseorang berpindah dari Notaris lain kepadanya, baik
upaya itu ditujukan langsung kepada klien yang
bersangkutan maupun melalui perantara orang lain
08/09/2014 Magister Kenotariatan 98
8. Melakukan pemaksaan kepada klien dengan cara
menahan dokumen-dokumen yang telah diserahkan
dan/atau melakukan tekanan psikologis dengan maksud
agar klien tersebut tetap membuat akta padanya.
9. Melakukan usaha-usaha baik langsung maupun tidak
langsung yang menjurus ke arah timbulnya persaingan
yang tidak sehat dengan sesama rekan Notaris.
10. Menetapkan honorarium yang harus dibayar oleh klien
dengan jumlah lebih rendah dari honorarium yang telah
ditetapkan Perkumpulan.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 99
11. Mempekerjakan dengan sengaja orang yang masih
berstatus karyawan kantor Notaris lain tanpa
persetujuan terlebih dahulu dari Notaris yang
bersangkutan.
12. Menjelekkan dan/atau mempersalahkan rekan
Notaris atau akta yang dibuat olehnya.
13. Membentuk kelompok sesama rekan sejawat yang
bersifat eksklusif dengan tujuan untuk melayani
kepentingan suatu instansi atau lembaga, apalagi
menutup kemungkinan bagi Notaris lain untuk
berpartisipasi.
08/09/2014 Magister Kenotariatan 100
14. Menggunakan dan mencantumkan gelar yang tidak
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
15. Melakukan perbuatan-perbuatan lain yang secara umum
disebut sebagai pelanggaran terhadap Kode Etik
Notaris, antara lain namun tidak terbatas pada
pelanggaran-pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan
dalam UUJN; Penjelasan Pasal 19 ayat (2) UUJN; Isi
Sumpah Jabatan Notaris; Hal-hal yang menurut
ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga
dan/atau keputusan-keputusan lain yang sudah
ditetapkan organisasi INI yang tidak boleh dilakukan
anggota
08/09/2014 Magister Kenotariatan 101
Pengecualian: tdk termasuk
pelanggaran (Ps. 5 Kode Etik)
1. Memberikan ucapan selamat, ucapan duka cita dengan
menggunakan kartu ucapan, surat, karangan bunga ataupun
media lainnya dengan tidak mencantumkan Notaris, tetapi
hanya nama saja.
2. Pemuatan nama dan alamat Notaris dalam buku panduan
nomor telepon, fax dan telex yang diterbitkan secara resmi
oleh PT. Telkom dan/atau instansi-instansi dan/atau
lembaga-lembaga resmi lainnya.
3. Memasang 1 (satu) tanda penunjuk jalan dengan ukuran
tidak melebihi 20 x 50 cm, dasar berwarna putih, huruf
berwarna hitam, tanpa mencantumkan nama Notaris serta
dipasang dalam radius maksimum 100 meter dari Kantor
Notaris. Dipergunakan sebagai papan petunjuk, bukan papan
promosi
08/09/2014 Magister Kenotariatan 102

Anda mungkin juga menyukai