Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kegiatan

Kegiatan magang ini adalah salah satu bentuk emplementasi secara sistematis

dan sinkron antara program pendidikan di kampus dengan program penguasaan

keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung di dunia kerja

untuk mencapai tingkat keahlian tertentu.

Kegiatan Magang ini merupakan wadah bagi mahasiswa untuk mencoba

mengenal lingkungan kerja yang akan mereka hadapi setelah lulus serta berbaur

dan mengabdi pada masyarakat serta mengaplikasikan segala teori yang telah

diajarkan di bangku kuliah. Wadah yang akan menjadi front vision bagi

mahasiswa untuk mendasari mereka dalam mempersiapkan diri menghadapi

tantangan masa depan, dan salah satu tempat yang dijadikan refrensi untuk

magang mahasiswa Fakultas Lambung Mangkurat adalah kantor Notaris dan

PPAT.Sehingga setelah lepas dari ikatan akademik di perguruan tinggi yang

bersangkutan, mahasiswa/mahasiswi bisa memanfaatkan ilmu dan pengalaman

yang telah diperoleh selama masa pendidikan dan masa pelatihan kerja untuk

menerapkannya di dunia kerja yang sebenarnya.

Salah satu program yang dapat ditempuh untuk dapat mewujudkan hal

tersebut diatas adalah dengan melaksanakan praktek kerja lapangan.Bentuk

1
kegiatan yang dilakukan adalah kerja praktek dengan mengikuti semua aktifitas di

lokasi kerja.

Kegiatan praktek kerja lapangan ini merupakan salah satu bentuk kegiatan

pelatihan yang dihadapkan langsung pada praktek kerja sebagai pengaplikasian

kemampuan pendidikan yang diperoleh mahasiswa/mahasiswi baik dari bangku

perkuliahan maupun dari kegiatan lain di luar kuliah.

Selain itu, mahasiswa juga dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan

wawasan di lapangan mengenai dunia kerja.Jadi sebagaimana yang telah

disebutkan dalam UU Jabatan Notaris, notaris merupakan pejabat umum yang

berwenang membuat akta-akta otentik.Pemberian kualifikasi sebagai pejabat

umum tidak hanya kepada notaris saja tetapi juga diberikan kepada Pejabat

Pembuat Akta Tanah (PPAT).

Adapun tugas pokok dari PPAT adalah melaksanakan pendaftaran tanah

dengan membuat akta sebagai bukti telah dilakukannya perbuatan hukum tertentu

mengenai hak atas tanah.

B. Tujuan Magang

1. Untuk mengetahui dunia kerja NOTARIS dan PPAT

2. Mengetahui kewenangan dan kewajiban Notaris sesuia UU No.2 Th 2014

tentang Perubahan atas UU No.30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris.

3. Mengetahui tugas pokok dan kewenangan PPAT sesuai dengan pasal 2 dan

4 PP No.24 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas PP No.37 Tahun 1998

Tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah.

2
4. Mengetahui dan memahami manajemen pelayanan publik yang dilakukan

Kantor Notaris.

5. Untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan pengalaman kerja yang sangat

berguna bagi saya dan saya bisa membandingkan dengan teori-teori yang

sudah saya dapat dan pelajari selama ini diperkuliahan.

6. Untuk dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan saya dalam

menjalankan suatu teori tertentu di dunia usaha yang sesungguhnya.

C. Target Magang

Bahwa selama kegiatan magang ini berlangsung adapun uraian target

magang ini adalah sebagai berikut :

a. Mengetahui apa itu profesi Notaris dan PPAT secara umum.

b. Mengetahui bagaimana bentuk dan pembuatan Akta Perjanjian Jual Beli,

Hak Guna Bangunan, Hibah, dll.

c. Mengetahui bagaimana prosedur-prosedur pendaftaran akta-akta di BPN.

d. Mengetahui honorarium yang di dapat oleh Notaris.

e. Mengetahui perbedaan antara minuta akta dan salinan akta

D. Tempat Magang

Dalam kesempatan magang ini, yang menjadi tempat pelaksanaan magang

adalah di Kantor Notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Bapak Dr.

Robensjah Sjachran, S.H., M.H., yang beralamat di Jalan Kinibalu, No.16,

RT.057, RW.019, Teluk Dalam, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

3
Pengangkatan beliau sebagai Notaris yaitu berdasarkan Surat Keputusan

Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Nomor : M-72-HT-03.01-TH

1986, tertanggal 30 Mei 1986 jo SK. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I

No: AHU-00008.A.H.02.03.TAHUN 2019 tgl.26 Februari 2019. wilayah kerjanya

adalah meliputi seluruh wilayah Provinsi Kalimantan Selatan dalam kapasitas

sebagai Notaris dan Pengangkatan beliau sebagai dan Pejabat Pembuat Akta

Tanah (PPAT) sebagaimana berdasarkan Surat Keputusan Mendagri

No.81/DJA/87 Tgl. 15 Juni 1987 jo SK. Menteri Agraria/Kepala BPN No.14

Tahun 1997 tanggal 6 Oktober 1997 jo SK Menteri ATR/Kepala BPN No.

158/SK 400.HR.03.01/IV/2019 Tgl 4 April 2019 wilayah kerjanya adalah

meliputi seluruh wilayah Kota Banjarmasin dalam kapasitas sebagai PPAT

(Pejabat Pembuat Akta Tanah).

E. Waktu Magang

Sesuai dengan surat penunjukan magang yang telah dikeluarkan oleh

Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat, waktu pelaksanaan magang

dimulai pada tanggal 24 Juni 2019 dan berakhir pada tanggal 20 Juli 2019.

Dalam kegiatan magang ini, waktu untuk melaksanakan magang telah

dikonsultasikan dengan Bapak Dr. Robensjah Sjachran, S.H., M.H. sehingga

tercapai kesepakatan yaitu magang dilakukan 3 (tiga) kali pertemuan dalam 1

(satu) minggu yaitu pada hari Selasa, Jum’at dan Sabtu dimulai pada pukul

09.00 WITA sampai dengan pukul 12.00 WITA.

F. Bentuk Kegiatan Magang

4
Dalam kegiatan magang ini ada 2 (dua) bentuk kegiatan yang dilaksanakan,

yaitu :

1. Penyampaian materi tentang kenotariatan dan PPAT secara teori dan

secara praktek.

2. Pembelajaran tentang tugas-tugas yang berhubungan dengan

kenotariatan dan PPAT secara umum.

Lebih lanjut mengenai bentuk kegiatan magang akan dijelaskan pada bagian

Kegiatan Magang dalam laporan ini.

G. Struktur Organisasi pada Kantor Notaris & PPAT Bapak Dr. Robensjah

Sjachran, S.H., M.H.

Dr. Robensjah Sjachran, S.H., M.H. adalah selaku Notaris dan Pejabat

Pembuat Akta Tanah (PPAT), dengan 8 (delapan) orang staf, yaitu:

1. Dra. Ernani

2. Lely Amelia

3. Suherman

4. Suwarno

5. Sabrani

6. Indriati

7. Maryati

8. Puri Andriani

5
BAB II

GAMBARAN UMUM NOTARIS (PEJABAT UMUM)

A. Pengertian Notaris

Istilah Notaris diambil dari nama pengabdinya, Notarius, yang kemudian

menjadi istilah atau title bagi golongan orang penulis cepat atau steonografer.

Notaris adalah salah satu cabang dari profesi hukum yang tertua di dunia. Jabatan

Notaris ini tidak ditemukan di lembaga eksekutif, legislatif, ataupun yudikatif.

Notaris diharapkan memiliki posisi netral, sehingga apabila ditempatkan di salah

satu dari ketiga badan negara tersebut maka notaris tidak lagi dapat dianggap

netral. Dengan posisi netral tersebut, notaris diharapkan untuk memberikan

penyuluhan hukum untuk dan atas tindakan hukum yang dilakukan notaris atas

permintaan kliennya. Dalam hal melakukan tindakan hukum untuk kliennya,

notaris juga tidak boleh memihak kliennya, karena tugas notaris ialah untuk

mencegah terjadinya masalah.

B. Sejarah Perkumpulan Notaris dan Dasar Hukum Perkumpulan Notaris

di Indonesia

Zaman Hindia Belanda sampai sekarang :

1. Ikatan Notaris Indonesia (I.N.I) yang merupakan wadah perkumpulan atau

organisasi bagi oara notaris, berdiri semenjak tanggal 01 Juli 1908, diakui

sebagai badan hukum (rechtpersoon) berdasarkan Gouvernements Besluit

6
(Penetepan Pemerintah) tanggal 05 September 1908 Nomor 9, merupakan

satu-satunya wadah pemersatu bagi semua dan setiap orang yang

memangku dan menjalankan tugas jabatannya sebagai pejabat umum.

Sebagai tindak lanjut dari Sejarah Perkumpulan Notaris. Maka terbitlah

Peraturan perundang-undangan, yakni:

 Undang- Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris yang

telah disahkan dan diundangkan serta mulai berlaku pada tanggal 6

Oktober 2004.

 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-

Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris.

2. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Notaris;

3. Berdasarkan ketentuan Anggaran Perkumpulan Notaris yang terakhir telah

disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 23 Januari

1995 Nomor C2-10221.HT.01.06 Tahun 1995 dan telah diumumkan

dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 7 April 1995 Nomor 28

Tambahan No.1/P-1995, Ikatan Notaris Indonesia (INI) merupakan wadah

organisasi bagi segenap Notaris di seluruh Indonesia yang berbentuk

Perkumpulan yang Berbadan Hukum dari Peraturan Perundang-undangan

Hindia Belanda yakni Gouvernements Besluit (Penetapan Pemerintah)

tanggal 05 September 1908 Nomor 9 Tentang Keberadaan Ikatan Notaris

Indonesia yang merupakan wadah perkumpulan atau organisasi bagi para

notaris.

7
BAB III

KEGIATAN MAGANG

A. Jadwal Kegiatan Magang

Kegiatan Praktek Kerja/Magang yang dilakukan oleh Mahasiswa Fakultas

Hukum Universitas Lambung Mangkurat di Kantor Notaris & PPAT Dr. Robensjah

Sjachran, S.H., M.H. dilaksanakan dari hari Selasa 25 Juni 2019 dimulai pukul

09.00 WITA sampai dengan Pukul 12.00. Adapun kegiatan yang saya lakukan

selama kurang dari 1 bulan dalam Praktek Kerja/Magang ini adalah sebagai berikut:

No. Hari/Tanggal Kegiatan

- Pelepasan Magang

1. Senin/24-06-2019 - Pengantaran ke Tempat Magang bersama Ibu Tavinayati,

S.H., M.H. selaku Dosen Pendamping.

- Mengetahui apa itu Notaris & PPAT

2. Selasa/25-06-2019 - Mengetahui Perbedaan Notaris & PPAT

- Mempelajari tentang Notaris Pengganti

- Mempelajari tentang Akta Notaris

3. Jum’at/28-06-2019 - Mempelajari tentang Legalisasi & Waarmerking

- Mengetahui Perbedaan antara Legalisasi & Waarmerking

- - Mempelajari Bentuk Akta Notaris

4. Sabtu/29-06-2019 - Mengetahui Jenis-Jenis Akta Notaris, salah satunya yang

8
dibahas mengenai PT dan Yayasan

- Mempelajari tentang Beberapa Daftar buku-buku

5. Selasa/02-07-2019 Repotarium yang di isi oleh Notaris untuk setiap

bulannya.

- Mempelajari tentang Minuta Akta Notaris, Renvoi, dan

Bendera Renvoi.

- Belajar menjahit Akta (Praktek)

6. Jum’at/05-07-2019 - Belajar Menggaris Akta (Praktek)

- Mempelajari Surat Keterangan Hak Mewaris

7. Sabtu/05-07-2019 - Mengetahui Perbedaan Akta Autentik dan Akta Dibawah

Tangan

8. Selasa/09-07-2019 - Mempelajari Struktur Anatomi Akta Notaris

- Mendengarkan Penjelasan Mengenai Pendirian Yayasan

9. Jum’at/12-07-2019 Oleh Ibu Ira Levin Selaku Staff dari Notaris & PPAT Dr.

Robensjah Sjachran, S.H., M.H.

10. Sabtu/13-07-2019 - Mempelajari tentang pembuatan Komparisi Akta Notaris

dan Akta Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)

11. Selasa/16-07-2019 - Mempelajari Surat Kuasa Dibawah Tangan

- Mempelajari Akta PPAT Oleh Bapak Dr. Robensjah

12. Jum’at/19-07-2019 Sjachran, S.H., M.H.

9
13. Sabtu/20-07-2019 - Mempelajari tentang Harta Warisan

- Penutup Magang (Berpamitan Kepada Kantor Notaris &

PPAT Dr. Robensjah Sjachran, S.H., M.H

B. Pencapaian Target

Perbedaan antara profesi Notaris dengan Profesi PPAT Notaris adalah pejabat

umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan kewenangan lainnya

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.(Undang-undang Nomor 02 tahun

2014 tentang Jabatan Notaris).Dasar Hukum yang digunakan adalah Undang-undang

Nomor 02 tahun 2014 tentang Jabatan Notaris.

Notaris berwenang membuat akta otentik mengenai semua perbuatan,

perjanjian, dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan

dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta

otentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan

grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya itu sepanjang pembuatan akta-akta itu

tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang

ditetapkan oleh undang-undang.

1. Membuat akta pendirian/ anggaran dasar: badan-badan usaha, badan sosial

(yayasan), koperasi dll,

10
2. Membuat akta-akta perjanjian

a. Perikatan jual beli tanah

b. Sewa menyewa tanah

c. Hutang piutang

d. Kerjasama

e. Perjanjian kawin, dll

3. Membuat akta wasiat

4. Membuat akta fidusia

Selain itu seorang Notaris berwenang pula:

a. mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal surat di

bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus;

b. membukukan surat-surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku

khusus;

c. membuat kopi dari asli surat-surat di bawah tangan berupa salinan yang

memuat uraian sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam surat yang

bersangkutan;

d. melakukan pengesahan kecocokan

e. fotokopi dengan surat aslinya;

f. memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan akta;

g. membuat akta yang berkaitan dengan pertanahan; atau

h. membuat akta risalah lelang.

Kewajiban notaris menurut UUJN (pasal 16)

11
1. Bertindak jujur, seksama, mandiri, tidak berpihak dan menjaga kepentingan

pihak yang terkait dalam perbuatan hukum;

2. Membuat akta dalam bentuk minuta akta dan menyimpannya sebagai bagian

dari protokol notaris, dan notaris menjamin kebenarannya; Notaris tidak

wajib menyimpan minuta akta apabila akta dibuat dalam bentuk akta

originali.

3. Mengeluarkan grosse akta, salinan akta dan kutipan akta berdasarkan minuta

akta;

4. Wajib memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan dalam UUJN,

kecuali ada alasan untuk menolaknya.

Yang dimaksud dengan alasan menolaknya adalah alasan:

1. Yang membuat notaris berpihak,

2. Yang membuat notaris mendapat keuntungan dari isi akta;

3. Notaris memiliki hubungan darah dengan para pihak;

4. Akta yang dimintakan para pihak melanggar asusila atau moral.

5. Merahasiakan segala suatu mengenai akta yang dibuatnya dan segala

keterangan yang diperoleh guna pembuatan akta sesuai dengan sumpah

jabatan.

6. Kewajiban merahasiakan yaitu merahasiakan segala suatu yang

berhubungan dengan akta dan surat-surat lainnya adalah untuk melindungi

kepentingan semua pihak yang terkait.

7. Menjilid akta yang dibuatnya dalam 1 bulan menjadi 1 buku/bundel yang

memuat tidak lebih dari 50 akta, dan jika jumlahnya lebih maka dapat dijilid

12
dalam buku lainnya, mencatat jumlah minuta akta, bulan dan tahun

pembuatannya pada sampul setiap buku;Hal ini dimaksudkan bahwa

dokumen-dokumen resmi bersifat otentik tersebut memerlukan pengamanan

baik terhadap aktanya sendiri maupun terhadap isinya untuk mencegah

penyalahgunaan secara tidak bertanggung jawab.

8. Membuat daftar dan akta protes terhadap tidak dibayarnya atau tidak

diterimanya surat berharga;

9. Membuat daftar akta yang berkenaan dengan wasiat menurut uraian waktu

pembuatan akta setiap bulan dan mengirimkan daftar akta yang dimaksud

atau daftar akta nihil ke Daftar Pusat Wasiat Departemen Hukum Dan HAM

paling lambat tanggal 5 tiap bulannya dan melaporkan ke majelis pengawas

daerah selambat-lambatnya tanggal 15 tiap bulannya;

10. Mencatat dalam repotrorium tanggal pengiriman daftar wasiat pada setiap

akhir bulan;

11. Mempunyai cap/stempel yang memuat lambang negara republik indonesia

dan pada ruang yang melingkarinya dituliskan nama, jabatan, dan tempat

kedudukan yang bersangkutan;

12. Membacakan akta di hadapan pengahadap dengan dihadiri minimal 2 orang

saksi dan ditanda tangani pada saat itu juga oleh para penghadap, notaris

dan para saksi;

13. Menerima magang calon notaris

Larangan jabatan notaris menurut UUJN (pasal 17) Notaris dilarang

melakukan suatu perbuatan yaitu diantaranya adalah:

13
1. Menjalankan jabatan di luar wilayah jabatannya;

2. Meninggalkan wilayah jabatannya lebih dari 7 hari kerja berturut-turut tanpa

alasan yang sah;

3. Merangkap sebagai pegawai negeri;

4. Merangkap sebagai pejabat negara;

5. Merangkap sebagai advokat;

6. Merangkap jabatan sebagai pemimpin atau pegawai BUMN, BUMD, atau

badan usaha swasta;

7. Merangkap sebagai pejabat pembuat akta tanah di luar wialayah jabatan

notaris;

8. Menjadi notaris pengganti;

9. Melakukan profesi lain yang bertentangan dengan norma agama, kesusilaan

atau kepatutan yang dapat memengaruhi kehormatan dan martabat jabatan

notaris.

Notaris hanya berkedudukan di satu tempat di kota/kabupaten, dan memiliki

kewenangan wilayah jabatan seluruh wilayah provinsi dari tempat kedudukannya.

Notaris hanya memiliki 1 kantor, tidak boleh membuka cabang atau perwakilan

dan tidak berwenang secara teratur menjalankan jabatan dari luar tempat

kedudukannya, yang artinya seluruh pembuatan akta harus sebisa mungkin

dlaksanakan di kantor notaris kecuali pembuatan akta-akta tertentu. Notaris dapat

membuat perserikatan perdata, dalam hal ini mendirikan kantor bersama notaris,

dengan tetap memperhatikan kemadirian dan kenetralannya dalam menjalankan

jabatan notaris.

14
Setiap notaris ditempatkan di suatu daerah berdasarkan formasi notaris.

Formasi notaris ditentukan oleh menteri Hukum dan HAM. dengan

mempertimbangkan usul dari organisasi notaris.

Formasi notaris ditentukan berdasarkan:

 Kegiatan dunia usaha;

 Jumlah penduduk;

 Rata-rata jumlah akta yang dibuat oleh dan/atau di hadapan notaris setiap

bulannya.

Sebagai pejabat umum, notaris memiliki jam kerja yang tidak terbatas.

Untuk itu notaris memiliki hak cuti. Ketentuan mengenai cuti notaris menurut

UUJN (pasal 25-32):

1. Hak cuti bisa diambil setelah notaris menjalankan jabatannya secara efektif

selam 2 tahun;

2. Selama cuti, notaris harus memilih notaris pengganti;

3. Cuti bisa diambil setiap tahun atau diambil sekaligus untuk beberapa tahun;

4. Setiap pengambilan cuti maksimal 5 tahun sudh termasuk perpanjangannya;

5. Selama masa jabatan notaris, jumlah waktu cuti paling lama ialah 12 tahun;

6. Permohonan cuti diajukan ke:

 Majelis pengawas daerah, untuk cuti tidak lebih dari 6 bulan,

 Majelis pengawas wilayah, untuk cuti 6 bulan sampai dengan 1 tahun;

 Majelis pengawas pusat, untuk cuti lebih dari 1 tahun.

15
7. Selain notaris itu sendiri, dalam keadaan terdesak, suami/istri atau keluarga

sedarah dalam garis lurus dari notaris dapat memohonkan permohonan cuti

kepada majelis pengawas;

8. Apabila permohonan cuti diterima maka akan dikeluarkan sertifikat cuti

yang dikeluarkan oleh pejabat yang ditunjuk;

9. Apabila permohonan cuti ditolak oleh pejabat yang berwenang memberikan

cuti, maka penolakan itu harus disertai oleh alasan penolakan;

10. Notaris yang cuti wajib menyerahkan protokol notaris ke notaris pengganti.

 Apabila pada saat cuti, notaris meninggal dunia, maka notaris yang

menggantikannya menjalankan jabatannya. Suami/istri atau keluarga

sedarah dalam garis lurus dari notaris wajib melaporkannya kepada

majelis pengawas daerah dalam jangka waktu 7 hari kerja sejak notaris

itu meninggal.

Notaris pengganti adalah orang yang diangkat sementara untuk

menggantikan notaris yang sedang cuti, sakit, atau untuk sementara berhalangan

menjalankan jabatannya sebagai notaris (UUJN pasal 1 angka 3). Syaratnya

(UUJN pasal 33 angka 1):

1. WNI;

2. Cukup umur (27 tahun);

3. Berijazah sarjana hukum;

4. Telah berkerja sebagai karyawan kantor notaris paling sedikit 2 tahun

berturut-turut.

16
Notaris pengganti habis masa kerjanya setelah masa cuti notaris selesai.

Notaris pengganti khusus ialah seseorang yang diangkat sebagai notaris untuk

menggantikan seorang notaris, untuk membuat akta tertentu, karena di daerah

kabupaten atau kota tidak ada notaris lain, sedangkan notaris yang menurut

ketentuan UUJN tidak boleh membuat akta yang dimaksud (UUJN pasal 1 angka

4);

Syaratnya sama dengan notaris pengganti, yaitu:

1. WNI;

2. Cukup umur (27 tahun);

3. Berijazah sarjana hukum;

4. Telah berkerja sebagai karyawan kantor notaris paling sedikit 2 tahun

berturut-turut.

Notaris pengganti khusus ditunjuk oleh majelis pengawas daerah, dan hanya

berwenang untuk membuat akta untuk kepentingan notaris dan keluarganya.

(UUJN Pasal 34 ayat 1). Notaris pengganti khusus tidak disertai dengan

penyerahan protokol notaris (UUJN pasal 34 ayat 2).

Pejabat sementara notaris, yaitu seseorang yang untuk sementara menjalankan

jabatan notaris bagi notaris yang

1. Meninggal dunia;

2. Diberhentikan;

3. Diberhentikan sementara.

17
Pemberhentian Notaris menurut UUJN (pasal 8-14) Pemberhentian notaris bisa

dikarenakan 3 hal, yaitu: Notaris berhenti dari jabatannya dengan hormat, karena:

1. Meninggal dunia;

2. Berumur 65 tahun, yang berarti memasuki masa pensiun, kecuali

diperpanjang sampai umur 67 tahun apabila sehat;

3. Permintaan sendiri;

4. Tidak mampu secara rohani atau jasmani, dibuktikan dengan kinerja yang

buruk selama 3 tahun berturut-turut;

5. Merangkap jabatan.

Notaris diberhentikan sementara dari jabatannya karena:

1. Dalam proses pailit atau penundaan pembayaran utang; Notaris yang

bersangkutan dapat dipulihkan haknya setelah keadaan tersebut telah

selesai.

2. Berada di bawah pengampuan; Notaris yang bersangkutan dapat

dipulihkan haknya setelah keadaan tersebut telah selesai.

3. Melakukan perbuatan tercela; Notaris yang bersangkutan dapat dipulihkan

haknya setelah masa pemberhentian sementara berakhir (masa

pemberhentian sementara maksimal 6 bulan).

4. Melanggar kewajiban dan larangan jabatan

Notaris yang bersangkutan dapat dipulihkan haknya setelah masa

pemberhentian sementara berakhir.Dalam hal merangkap jabatan, notaris wajib

mengambil cuti dan memilih notaris pengganti. Jika tidak memilih notaris

pengganti, maka MPD akan menunjuk notaris lain sebaga pemegang protokol

18
notaris. Setelah tidak lagi merangkap jabatan dapat kembali menjadi pejabat

notaris.

Notaris diberhentikan dengan tidak hormat karena:

 Dinyatakan pailit atas putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan

hukum yang tetap;

 Berada di bawah pengampuan selama lebih dari 3 tahun;

 Melakukan perbuatan yang merendahkan kehormatan dan martabat jabatan

notaris;

 Melakukan pelanggaran berat terhadap kewajiban dan larangan jabatan.

Pengawasan notaris menurut UUJN (pasal 67-81) Notaris merupakan

jabatan yang mandiri dan tidak memiliki atasan secara struktural, jadi notaris

bertanggung jawab langsung kepada masyarakat. Pengawas notaris adalah

menteri Hukum dan HAM, yang dalam rangka mengawasi notaris membentuk

majleis pengawas dengan unsur:

 Pemerintah; Sebagai penguasa yag mengangkat pejabat notaris.

 Notaris; Notaris dilibatkan karena notaris yang mengetahui seluk-beluk

pekerjaan notaris.

 Akademisi. Kehadirannya dikaitkan dengan perkembangan ilmu hukum,

karena lingkup kerja notaris bersifat dinamis dan selalu berkembang.

Yang diawasi oleh majelis pengawas:

 Tingkah laku notaris;

 Pelaksanaan jabatan notaris;

19
 Pemenuhan kode etik notaris, baik kode etik dalam organisasi notaris

ataupun yang ada dalam UUJN;

Organisasi notaris adalah wadah perkumpulan notaris. Di Indonesia, hanya

ada satu organisasi yang diakui yaitu Ikatan Notaris Indonesia (INI). INI telah

ada dari awal munculnya profesi notaris di Indonesia. Wadah yang diakui hanya

satu karena wadah profesi ini memiliki satu kode etik. Dan juga diakui oleh

Departemen Hukum dan HAM, sesuai dengan keputusan menteri Hukum dan

HAM No.M.01/2003 pasal 1 butir 13.

 Menurut Pasal 1 PP No.37/1998, menyebutkan :

1. Pejabat Pembuat Akta Tanah, selanjutnya disebut PPAT, adalah

pejabat umum yang diberi kewenangan untuk membuat akta-akta

otentik mengenai perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah

atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun.

2. PPAT Sementara adalah pejabat Pemerintah yang ditunjuk karena

jabatannya untuk melaksanakan tugas PPAT dengan membuat akta

PPAT di daerah yang belum cukup terdapat PPAT.

3. PPAT Khusus adalah pejabat Badan Pertanahan Nasional yang ditunjuk

karena jabatannya utnuk melaksanakan tugas PPAT dengan membuat akta

PPAT tertentu khusus dalam rangka pelaksanaan program atau tugas

Pemerintah tertentu.

4. Akta PPAT adalah akta yang dibuat oleh PPAT sebagai bukti telah

dilaksanakan perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau atas

Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun.

20
5. Protokol PPAT adalah kumpulan dokumen yang harus disimpan dan

dipelihara oleh PPAT yang terdiri dari daftar akta, asli akta, warkah

pendukung akta, arsip laporan, agenda dan surat-surat lainnya.

6. Warkah adalah dokumen yang dijadikan dasar pembuatan akta PPAT.

7. Formasi PPAT adalah jumlah maksimum PPAT yang diperbolehkan dalam

satuan daerah kerja PPAT.

8. Daerah kerja PPAT adalah suatu wilayah yang menunjukan kewenangan

seorang PPAT untuk membuat akta mengenai hak atas tanah dan Hak Milik

Atas Satuan Rumah Susun yang terletak didalamnya.

Apa yang diuraikan pada Pasal 1 ini, telah memperjelas tentang perngertian

PPAT tersebut, sehingga kita mengenal beberapa PPAT. Disamping itu ada yang

disebut protokol PPAT yang terdiri dari daftar akta, akta-akta asli yang harus

dijilid, warkah pendukung data, arsip laporan, agenda dan surat-surat lainnya.

Berbeda dengan protokol Notaris masih ada yang tidak termasuk yaitu buku

klapper yang berisikan nama, alamat, pekerjaan, akta tentang apa dan singkatan

isi akta, nomor dan tanggal akta dibuat.

Perbuatan Hukum mengenai hak atas tanah yang dapat dilakukan oleh

PPAT tersebut antara lain :

a. Jual Beli;

b. Tukar menukar;

c. Hibah;

d. Pemasukan ke dalam perusahaan;

e. Pembagian hak bersama;

21
f. Pemberian HGB / HP atas tanah HM;

g. Pemberian hak tanggungan;

h. Pemberian kuasa membebankan hak tanggungan.

PPAT hanya berwenang membuat akta mengenai hak atas tanah atau Hak Milik

Atas Satuan Rumah Susun yang terletak di dalam daerah kerjanya. Adapun tugas

dan kewenangan PPAT adalah sebagai berikut: Secara normatif, PPAT adalah

Pejabat Umum yang diberi wewenang untuk membuat akta-akta otentik mengenai

perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau hak milik satuan rumah

susun, atau membuat alat bukti mengenai perbuatan hukum tertentu mengenai hak

atas tanah yang akan dijadikan dasar pendaftarannya (Pasal 1 angka 1 PP Nomor

37 Tahun 1998 jo. Pasal 1 angka 24 PP 24 Tahun 1997) Khusus mengenai PPAT

tersebut telah diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 1998 tentang

Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah yang ditetapkan tanggal 5 Maret

1998 dan ketentuan pelaksanaannya dituangkan dalam Peraturan Kepala Badan

Pertanahan Nasional RI Nomor 1 Tahun 2006.

Apabila mencermati ketentuan Pasal 3 huruf g dalam Undang-Undang

Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, bahwa syarat untuk dapat

diangkat menjadi Notaris antara lain tidak berstatus pegawai negeri, pejabat

Negara, advokat, atau tidak sedang memangku jabatan lain yang oleh undang-

undang dilarang untuk dirangkap dengan jabatan Notaris. Atas hal ini juga kita

mencermati ketentuan Pasal 17 huruf g dalam Undang-Undang No.30 Tahun

2004, bahwa Notaris dilarang merangkap jabatan sebagai Pejabat Pembuat Akta

Tanah di luar wilayah Jabatan Notaris maka Menteri Hukum dan HAM RI dan

22
Kepala BPN RI agar lebih mengawasi terhadap pengangkatan Notaris dan PPAT

agar dampaknya tidak merugikan masyarakat akibat penempatan yang berbeda

wilayah kerja terhadap jabatan Notaris dan PPAT.

Saat ini kita bisa menemukan ada seorang Notaris yang merangkap jabatan

PPAT di wilayah kerja yang berbeda.Akibat pemahaman yang berbeda, maka

diantara mereka tetap menjalani jabatan kedua-duanya.Ini sangat berbahaya

apabila Notaris atau PPAT tersebut membuat akta dua-duanya.

Coba mari kita melihat ketentuan Peraturan Pemerintah No.37 Tahun 1998

tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah :

Pasal 8 ayat (1) huruf c : “ PPAT berhenti menjabat sebagai PPAT karena

diangkat dan mengangkat sumpah jabatan atau melaksanakan tugas sebagai

Notaris dengan tempat kedudukan di Kabupaten/Kotamadya Dati II yang lain

daripada daerah kerjanya sebagai PPAT.

No. PERBEDAAN NOTARIS PPAT


1. Pengertian Notaris adalah pejabat umumPejabat Pembuat Akta Tanah,
yang berwenang untuk
selanjutnya disebut PPAT,
membuat akta otentik dan adalah pejabat umum yang
kewenangan lainnya
diberi kewenangan untuk
sebagaimana dimaksud dalam membuat akta-akta otentik
Undang-Undang ini. (Undang-mengenai perbuatan hukum
undang Nomor 02 tahun 2014 tertentu mengenai hak atas
tentang Jabatan Notaris) tanah atau Hak Milik Atas
Satuan Rumah Susun.
2 Dasar Hukum Undang-undang Nomor 02 1. Peraturan Pemerintah
tahun 2014 tentang Jabatan Nomor 37 tahun 1998
Notaris tentang Pejabat Pembuat

23
Akta Tanah serta peraturan
pelaksanaannya.
2. Peraturan Kepala Badan
Pertanahan Nasional RI
Nomor 1 Tahun 2006
tentang ketentuan
pelaksanaan PPAT
3 Tugas dan Notaris berwenang membuat Tugas Pokok PPAT adalah
Wewenang akta otentik mengenai semua melaksanakan kegiatan
perbuatan, perjanjian, dan pendaftaran tanah dengan
ketetapan yang diharuskan membuat akta sebagai bukti
oleh peraturan perundang- telah dilakukannya perbuatan
undangan dan/atau yang
hukum tertentu mengenai hak
dikehendaki oleh yang
atas tanah atau hak milik atas
berkepentingan untuk
satuan rumah susun yang akan
dinyatakan dalam akta otentik, dijadikan dasar sebagai
menjamin kepastian tanggal pendaftaran perubahan data
pembuatan akta, menyimpan pendaftaran tanah yang
akta, memberikan grosse, diakibatkan oleh perbuatan
salinan dan kutipan akta, hukum itu. Perbuatan Hukum
semuanya itu sepanjang
mengenai hak atas tanah yang
pembuatan akta-akta itu tidak dapat dilakukan oleh PPAT
juga ditugaskan tersebut antara lain :
atau
dikecualikan kepada pejabat
lain atau orang lain yang i. Jual Beli;
ditetapkan oleh undang- j. Tukar menukar;
undang. k. Hibah;
l. Pemasukan ke dalam
5. Membuat akta pendirian/ perusahaan;
anggaran dasar: badan- m. Pembagian hak bersama;
badan usaha, badan sosial n. Pemberian HGB / HP atas
(yayasan), koperasi dll, tanah HM;
6. Membuat akta-akta o. Pemberian hak
perjanjian tanggungan;
f. Perikatan jual beli p. Pemberian kuasa
tanah membebankan hak
g. Sewa menyewa tanah tanggungan.
h. Hutang piutang
i. Kerjasama PPAT hanya berwenang
j. Perjanjian kawin, dll membuat akta mengenai hak

24
7. Membuat akta wasiat atas tanah atau Hak Milik Atas
8. Membuat akta fidusia Satuan Rumah Susun yang
terletak di dalam daerah
Notaris berwenang pula: kerjanya

i. mengesahkan tanda tangan


dan menetapkan kepastian
tanggal surat di bawah
tangan dengan mendaftar
dalam buku khusus;
j. membukukan surat-surat di
bawah tangan dengan
mendaftar dalam buku
khusus;
k. membuat kopi dari asli
surat-surat di bawah tangan
berupa salinan yang
memuat
uraian sebagaimana ditulis
dan digambarkan dalam
surat yang bersangkutan;
l. melakukan pengesahan
kecocokan fotokopi dengan
surat aslinya;
m. memberikan penyuluhan
hukum sehubungan dengan
pembuatan akta;
n. membuat akta yang
berkaitan dengan
pertanahan; atau
o. membuat akta risalah
lelang.
4 Daerah kerja Notaris mempunyai wilayah Daerah kerja PPAT adalah satu
jabatan meliputi seluruh wilayah kerja Kantor
wilayah provinsi dari tempat Pertanahan Kabupaten/Kota.
kedudukannya.

25
C. Pemberian Materi Berupa Teori

Dalam penyampaian materi tentang kenotariatan dan Pejabat Pembuat Akta

Tanah (PPAT) secara teori disini maksudnya adalah materi tersebut secara

langsung disampaikan oleh Bapak Dr. Robensjah Sjachran, S.H., M.H dengan

dibantu oleh staffnya, dengan cara atau metode dialog dimana diberikan beberapa

hal-hal yang paling mendasar dalam seluk-beluk dibidang kenotariatan. Adapun

arahan yang telah diberikan umumnya berisikan tentang hal-hal yang

berhubungan dengan akta, surat-surat dan perjanjian, akta notaris dan akta PPAT,

antara lain :

 Mempelajari tentang akta-akta Notaris (misalnya : Kuasa Untuk Menjual,

Perjanjian Pengikatan Jual Beli);

 Mempelajari tentang akta-akta PPAT (salah satunya yaitu Akta Jual Beli);

 Mempelajari tentang beberapa daftar buku-buku repotarium yang diisi oleh

Notaris untuk setiap bulannya;

 Mempelajari tentang Legalisasi dan Waarmeking;

 Mempelajari tentang pembuatan komparisi akta Notaris dan akta Pejabat

Pembuat Akta Tanah (PPAT);

 Mempelajari tentang persyaratan berkas kelengkapan seperti kelengkapan

berkas proses balik nama jual beli dan Fidusia.

Selain penjelasan hal umum tersebut, beliau juga menjelaskan akan kurangnya

pemahaman masyarakat mengenai akta otentik sebagai alat bukti yang sah dan kuat

menurut hukum serta kedudukan dan fungsi dari Notaris dan Pejabat Pembuat Akta

Tanah (PPAT) itu sendiri.

26
C. Pemberian Materi Berupa Praktek

Dalam pemberian materi berupa praktek disini maksudnya adalah para

peserta magang terlibat langsung dalam beberapa hal, diataranya sebagai

berikut:

a. Mempelajari tentang minuta, renvoi dan bendera renvoi dan menjahit

minuta (minit);

b. Menggaris Akta

c. Mempelajari pembuatan dan pencatatan Legalisasi dan Waarmeking;

d. Mempelajari pembuatan komparisi akta Notaris dan Pejabat Pembuat Akta

Tanah (PPAT) seperti Komparisi Akta Jual Beli dan Komparisi, Akta

Perjanjian Pengikatan Jual Beli dan Akta Kuasa Untuk Menjual;

Dalam pemberian materi berupa praktek ini peserta magang selain

dibimbing oleh Bapak Dr. Robensjah Sjachran, SH., MH juga dibimbing oleh

staff dari Bapak Dr. Robensjah Sjachran, SH., MH.

Dengan pemberian materi berupa praktek ini, para peserta magang

diharapkan semakin bertambah pengetahuan tentang cara pembuatan Akta Notaris

dan Akta PPAT setelah diberikan dasar berupa materi dan didukung dengan

praktek secara langsung.

27
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam pelaksanaan magang ini, peserta magang mendapatkan pengetahuan

kenotariatan dan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) baik melalui teori dan

melalui praktek secara langsung. Selain itu, peserta magang juga dapat

mengetahui cara pembuatan akta, khususnya akta-akta otentik yang berkaitan

dengan kewenangan seorang notaris dan pejabat pembuat akta tanah (PPAT) serta

prosedur apa saja yang harus ditempuh dalam hal praktek dilapangan serta peserta

magang mendapatkan pengetahuan dan pengalaman secara nyata hal-hal yang

berkaitan dengan kenotariatan dan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT).

Banyak ilmu dan tantangan baru yang didapat selama kegiatan magang ini

yang tentu saja dapat dijadikan bahan dan pengalaman untuk modal bekerja atau

berwirausaha di masa depan. Magang ini merupakan suatu pembelajaran bagi

setiap mahasiswa untuk bisa belajar mandiri dalam melakukan pekerjaan.

B. Saran

1. Saran Penulis Untuk Kantor Bapak Dr. Robensjah Sjachran, SH., MH.

menurut saya agar kinerja staff harus semaksimal mungkin, tapi dalam

kegiatan sehari-hari para staff sudah sangat lincah menangani pekerjaan

28
masing-masing. Karena saya yang masih awam di dunia kenotariatan maka

tidak ada saran yang bisa saya masukkan.

2. Saran Penulis Untuk Mahasiswa

a. Diharapkan dengan adanya kegiatan magang ini dapat menambah

wawasan mahasiswa mengenai dunia Notaris dan PPAT.

b. Dapat mempraktekkan secara langsung teori yang didapat selama

masa perkuliahan di luar jam perkuliahan.

29

Anda mungkin juga menyukai