FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BATANGHARI
KATA PENGANTAR
Segala puji kepada Allah subhanahu wata’ala, karena hanya dengan izin-Nya lah, Saya
dapat menyelesaikan makalah dengan judul “NOTARIAT DAN PPAT” dapat terselesaikan
dengan baik dan tepat waktu. Tak lupa Salam dan Salawat kepada Nabi Muhammad shallallahu
‘alihi wasallam.
Makalah ini telah Saya kerjakan dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu,
Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini. Akhirnya, Saya hanya dapat
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan terkhusus bagi mahasiswa hukum
maupun pada bidang ilmu lainnya yang berkaitan dengan makalah ini, dan dapat menambah
Jambi,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................4
BAB II PEMABAHASAN..................................................................................4
A. PENGERTIAN PATEN..................................................................................4
C. JENIS-JENIS PATEN.....................................................................................8
E. PERMOHONAN PATEN................................................................................12
F. PENNDAFTARAN PATEN............................................................................13
H. ARGUMEN .....................................................................................................18
A. KESIMPULAN...............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di dalam Undang-Undang Dasar Negara tahun 1945 dengan tegas dinyatakan bahwa Negara
Republik Indonesia adalah negara hukum, dengan demikian salah satu tugas terpenting bagi
pemerintah adalah memberikan dan menjamin adanya rasa kepastian hukum bagi para warga
anggota masyarakatnya.
Dalam bidang tertentu tugas tersebut oleh pemerintah melalui Undang-Undang diberikan dan
dipercayakan kepada Notaris dan sebaliknya masyarakat juga harus percaya bahwa Akta Notaris
yang dibuat itu memberikan kepastian hukum bagi para warganya, sesuai dengan bunyi Pasal 15
“Notaris berwenang membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian dan
ketetapan yang diharuskan oleh peraturan dan perundang-undangan dan/atau yang dikehendaki
oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta otentik, menjamin kepastian tanggal
pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya
sepanjang pembuatan akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau
Kepastian hukum tersebut selain otentiknya suatu akta yaitu mempunyai kekuatan
pembuktian, yaitu secara lahiriah, formil maupun materil termasuk juga etika seorang Notaris
dalam menjalankan jabatannya. Dalam melaksanakan tugas jabatannya para Notaris tidak hanya
suatu fungsi sosial yang sangat penting yaitu bertanggung jawab untuk melaksanakan
kepercayaan yang diberikan masyarakat umum yang dilayaninya, seorang Notaris harus
berpegang teguh kepada Kode Etik Notaris, namun dalam realitasnya, keselarasan pelaksanaan
hukum dilapangan masih ada Notaris yang melakukan pelanggaran kode etik Notaris tersebut.
Disamping itu, aturan demi aturan yang mengikat setiap anggotanya belum dijalankan
sebagaimana mestinya.
Kode Etik Notaris dibuat untuk menjaga kehormatan dan keluhuran martabat jabatan Notaris
yang memuat kaidah moral yang wajib ditaati oleh setiap anggota perkumpulan yang telah
diatur, baik dalam Staatsblad 1860 Nomor 3 maupun dalam Pasal 89 Undang-undang Jabatan
Notaris Nomor 30 tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris berikut sanksi-sanksi yang akan diberikan
Adanya kode etik bertujuan agar suatu profesi dapat dijalankan dengan profesional dengan
motivasi dan orientasi pada keterampilan intelektual serta berargumentasi secara rasional dan
Pelayanan jasa Notaris sebagai bagian pelayanan terhadap masyarakat harus berjalan sejajar
dengan perkembangan masyarakat dimasa depan. Kecermatan, kecepatan dan kecakapan Notaris,
tidak hanya semata-mata berlandaskan pada sikap pandang yang bersifat formalistik, akan tetapi
harus berlandaskan pada sikap pandang yang bersifat profesionalistik, sehingga usaha untuk
meningkatkan mutu pelayanan Notaris benar-benar membawa hasil yang positif bagi
masyarakat.
Notaris yang dipercayakan oleh undang-undang dan masyarakat pada umumnya, maka adanya
pengaturan secara hukum mengenai pengawasan terhadap pelaksanaan jabatan Notaris Sanga
tepat, karena dalam menjalankan jabatannya seorang Notaris tidak hanya menjalankan jabatan
yang diamanatkan oleh undang-undang, tetapi juga berfungsi sebagai pengabdi hukum yang
meliputi bidang yang Sangat luas. Dengan adanya kode etik, kepentingan masyarakat yang
PPAT (Pejabat Pembuat Akta Tanah) ialah salah satu profesi yang di lakukan oleh orang
hukum yang berkaitan dengan dokumen resmi tentang tanah. Pengertian umum PPAT adalah
pejabat umum yang diberi kewenangan untuk membuat akta-akta otentik mengenai perbuatan
hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau hak milik satuan rumah susun. PPAT sendiri dibagi
menjadi tiga, yaitu PPAT Umum, PPAT Khusus, dan PPAT Sementara. PPAT khusus adalah
PPAT yang di tunjuk karena PPAT yang bersangkutan sedang dalam program pemerintah atau
mengerjakan tugas pemerintahan. PPAT Sementara merupakan PPAT yang melaksanakan tugas
untuk membuat PPAT di daerah yang belum cukup terdapat PPAT. Ada beberapa tugas yang
dilakukan oleh PPAT yaitu melakukan kegiatan seperti pendaftaran tanah dengan membuat akta
yang menjadi bukti telah dilakukan perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau hak
milik atas satuan rumah susun yang akan dijadikan dasar untuk pendaftaran tanah yang
diakibatkan oleh perbuatan hukum yang ada, Perbuatan hukum disini akan dijelaskan
sebagaimana maksudnya.
Fungsi PPAT adalah menjamin kebenaran materiil dan kebenaran fotmil dalam setiap akta
peralihan hak atas tanah dan bangunan serta berperan juga untuk memeriksa kewajiban-
kewajiban para pihak yang harus dipenuhi berkaitan dengan peralihan hak tersebut. Tanggung
jawab PPAT terhadap akta otentik hanya mencatat atau menuangkan suatu perbuatan hukum
yang dilakukan oleh pihak/penghadap ke dalam akta. Sejak berlakunya Peraturan Pemerintah
tentang Pendaftaran Tanah, maka jual beli juga harus dilakukan para pihak di hadapan PPAT
yang bertugas membuat akta. Dengan dilakukannya jual beli dihadapan PPAT, dipenuhi syarat
terang (bukan perbuatan hukum yang gelap, yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi). Untuk
dibuatkan akta jual beli tanah tersebut, pihak yang memindahkan hak, harus memenuhi syarat
yaitu berwenang memindahkan hak tersebut, sedangkan pihak yang menerima harus memenuhi
syarat subyek dari tanah yang akan dibelinya itu. Serta harus disaksikan oleh sekurang-
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka masalah pokok yang hendak
7. Apa wewenang dan tanggung jawab PPAT dalam pembuatan akta jual beli tanah
sudah dilaksanakan?
Notaris.
3. Untuk memahami pelanggaran yang dilakukan Notaris atas Kode Etik Notaris.
5. Untuk mengetahui kewajiban PPAT dalam meneliti persyaratan jual beli tanah
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Etika
Menurut Bertens (1994), Etika berasal dari bahasa Yunani kuno ethos dalam bentuk
tunggal yang berarti adat kebiasaaan, adat istiadat, akhlak yang baik. Arti etika adalah ilmu
tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan, dengan demikian, menurut
1. Etika dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Arti ini disebut juga
sebagai “sistem nilai” dalam hidup manusia perseorangan atau hidup bermasyarakat.
2. Etika dipakai dalam arti kumpulan asas-asas atau nilai moral, yang dimaksud disini
3. Etika dipakai dalam arti ilmu tentang yang baik atau yang buruk. Arti Etika disini sama
Pengertian Etika menurut Sumaryono (1995), Etika mempunyai arti adat istiadat atau
kebiasaan yang baik, bertolak dari pengertian ini kemudian etika berkembang menjadi studi
tentang kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan menurut ruang dan waktu yang berbeda,
yang menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan pada umumnya. Selain itu, etika juga
berkembang menjadi studi tentang kebenaran dan ketidak-benaran berdasarkan kodrat manusia
kodrat manusia. Apabila Etika ini dilanggar timbul perbuatan yang tidak baik dan tidak benar.
1. Nilai-nilai dan norma-norma moral yang dipegang oleh seseorang atau sekelompok
orang dalam masyarakat untuk mengatur tingkah lakunya.
3. Etika bisa pula dipahami sebagai ilmu tentang yang baik dan yang buruk.
Etika adalah refleksi kritis, metodis,dan sistematis tentang tingkah laku manusia sejauh
berkaitan dengan norma-norma atau tentang tingkah laku manusia dari sudut baik dan buruk.
Dalam Ensiklopedia Indonesia, terbitan Ikhtisar Baru tahun 1984, dijelaskan bahwa etika
berasal dari bahasa Inggris Ethics yang berarti ilmu tentang kesusilaan yang menentukan
bagaimana seharusnya manusia hidup di dalam masyarakat.
1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral
(akhlak).
3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat umum.
Dalam menjalankan jabatannya, Notaris harus mematuhi seluruh kaedah moral yang telah
hidup dan berkembang di masyarakat. Selain tanggung jawab dan etika profesi, integritas dan
moral yang baik merupakan persyaratan penting yang harus dimiliki oleh seorang Notaris,
karena tanggung jawab dan etika profesi mempunyai hubungan yang erat dengan integritas dan
moral.
“Etika Profesi adalah norma-norma, syarat-syarat dan ketentuan- ketentuan yang harus dipenuhi
oleh sekelompok orang yang disebut sebagai kalangan professional”.
Untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat, seorang profesional harus menjalankan jabatannya dengan menyelaraskan antara
keahlian yang dimilikinya dengan menjunjung tinggi kode etik profesi.
1. Kerja itu merefleksikan adanya itikad untuk merealisasi kebajikan yang dijunjung
tinggi dalam masyarakat,
2. Bahwa kerja itu dilaksanakan berdasarkan kemahiran teknis yang bermutu tinggi yang
karena itu mensyaratkan adanya pendidikan dan pelatihan yang berlangsung bertahun-
tahun secara eksklusif dan be rat,
3. Kualitas teknik dan kualitas moral yang disyaratkan dalam kerja-kerja pemberian jasa
profesi dalam pelaksanaannya menundukkan diri pada kontrol sesama yang
terorganisasi berdasarkan kode-kode etik yang dikembangkan dan disepakati bersama
di dalam organisasi.
Menurut Pendapat Prof. Abdulkadir Muhammad, uraian mengenai Kode Etik Notaris
meliputi antarlain: Etika Kepribadian Notaris, Etika melakukan tugas jabatan, etika
pelayanan terhadap klien, etika hubungan sesama rekan Notaris, dan etika pengawasan
terhadap Notaris
1. Etika Kepribadian Notaris
a. Berjiwa Pancasila;
b. Integritas moral artinya menghindari sesuatu yang tidak baik walaupun imbalan
jasanya tinggi, pelaksanaan tugas profesi diselaraskan dengan nilai-nilai
kemasyarakatan, sopan santun, dan agama;
c. Jujur tidak saja pada pihak kedua atau pihak ketiga, tetapi juga kepada diri sendiri;
f. berpegang teguh pada kode etik profesi karena di dalamnya ditentukan segala perilaku
yang harus dimiliki oleh Notaris, termasuk berbahasa Indonesia yang sempurna.
a. Menyadari kewajibannya, bekerja sendiri, jujur, tidak berpihak, dan penuh rasa
tanggung jawab;
b. Menggunakan satu kantor yang telah ditetapkan sesuai dengan undang-undang, tidak
mengadakan kantor cabang perwakilan, dan tidak menggunakan perantara;
c. Memberitahu kepada klien perihal selesainya pendaftaran dan pengumumam, dan atau
mengirim kepada atau menyuruh mengambil akta yang sudah didaftar atau Berita
Negara yang sudah selesai dicetak tersebut oleh klien yang bersangkutan;
e. Memberikan jasa kepada anggota masyarakat yang kurang mampu dengan Cuma-
Cuma;
f. Dilarang menahan berkas seseorang dengan maksud memaksa orang itu membuat akta
pada Notaris yang menahan berkas itu;
g. Dilarang menjadi alat orang atau pihak lain untuk semata-mata menandatangani akta
buatan orang lain sebagai akta buatan Notaris yang bersangkutan;
h. Dilarang mengirim minuta kepada klien atau klien-klien untuk ditandatangani oleh
klien atau klien-klien yang bersangkutan;
i. Dilarang membujuk-bujuk atau dengan cara apapun memaksa klien membuat akta
padanya, atau membujuk-bujuk seseorang agar pindah dari Notaris lain;
j. Dilarang membentuk kelompok di dalam tubuh Ikatan Notaris Indonesia dengan tujuan
untuk melayani kepentingan suatu instansi atau lembaga secara khusus/ekslusif,
apalagi menutup kemungkinan anggota lain untuk berpartisipasi.
b. Tidak melakukan persaingan yang merugikan sesama rekan Notaris, baik moral
maupun material;
c. Harus saling menjaga dan membela kehormatan dan nama baik korps Notaris atas
dasar rasa solidaritas dan sikap tolong menolong secara konstruktif.
a. teguran
b. peringatan
c. schorsing (pemecatan sementara) dari keanggotaan perkumpulan
d. onzetfing ( pemecatan) dari keanggotaan perkumpulan
e. Pemberhentian dengan tidak hormat dari keanggotaan Perkumpulan
Pejabat Pembuat Akta Tanah mempunyai peran yang sangat penting dalam pendaftaran tanah, yaitu
membantu Kepala Kontor Pertanahan Kabupaten/Kota untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu
dalam pendaftaran tanah. Kata “dibantu” dalam Pasal 6 Ayat (2) Peraturan Pemerintahan No.24 Tahun
1997 disini tidak berarti bahwa Pejabat Pembuat Akta Tanah merupakan bawahan dari Kantor
Pertanahan Kabupaten/Kota yang dapat diperintah olehnya, akan tetapi Pejabat Pembuat Akta Tanah
mempunyai kemandirian dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya.8 Secara umum, Pejabat
Pembuat Akta Tanah (PPAT) mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan sebagian dari kegiatan
pendaftaran tanah yang di sertai dengan pembuatan akta untuk bukti bahwa telah melakukan
perbuatan hukum mengenai hak atas tanah kepemilikan. Adanya hal tersebut, Pejabat Pembuat Akta
Tanah ini dapat di jadikan dasar sebagai pendaftaran perubahan data atau untuk pendaftaran tanah
yang diakibatkan oleh perbuatan hukum. Perbuatan hukum yang di maksudkan mengenai hal atas tanah
yang bisa dilakukan oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah yang antara lain meliputi jual beli, memberi kuasa
beban hak tanggungan, hibah, tukar menukar, pembagian hak bersama, pemasukan ke dalam
perusahaan dan pemberian hak pakai atau guna bangunan atas tanah hak milik PPAT (Pejabat Pembuat
Akta Tanah) hanya mempunyai wewenang membuat akta mengenai hak atas tanah yang berada di
lingkup kerjanya. Mengenai tugas dari Pejabat Pembuat Akta Tanah adalah sebagai berikut : a. Membuat
akta mengenai perbuatan hukum yang berhubungan dengan hak atas tanah dan hak tanggungan, b. Dari
akte-akte yang dibuatnya, oleh pejabat harus dibuat daftar akte serta jika seorang pejabat mempunyai
daerah kerja yang meliputi lebih dari satu Kecamatan, maka untuk tiap-tiap kecamatan harus dibuat
daftar akte tersebut ,9 c. Membantu pihak-pihak yang melakukan perbuatan hukum untuk mengajukan
permohonan ijin pemindahan hak dna permohonan penegasan konversi serta pendaftaran hak atas
tanah. Sedangkan mengenai wewenang dari PPAT adalah sebagai berikut: 1. Membuat akta otentik
mengenai semua perbuatan hukum, 2. PPAT dapat membuat akta mengenai perbuatan hukum
mengenai hak atas tanah (antara lain termasuk Hak Guna Usaha dan tanah bekas Hak Milik adat) atau
hak-hak atas tanah yang menurut sifatnya dapat dialihkan atau dibebani Hak Tanggungan atau membuat
Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan.3. PPAT Khusus hanya berwenang membuat akta mengenai
perbuatan hukum yang disebutkan secara khusus dalam penunjukkannya. A.5. Pengangkatan dan
Pemberhentian Pejabat Pembuat Akta Tanah Mengenai penggangkatan dan pemberhentian Pejabat
Pembuat Akta Tanah diatur didalam Pasal 3 dan 4 Peraturan Menteri Agraria No.10 Tahun 1961 Tentang
Penunjukkan Pejabat yang dimaksudkan Dalam Pasal 19 Peraturan Pemerintahan Nomor 10 Tahun 1961
Tentang Pendaftaran Tanah Serta Hak dan kewajibannya. (1) yang dapat diangkat sebagai Pejabat yaitu :
a. Notaris ; b. Pegawai-pegawai dan bekas pegawai dalam lingkungan departemen Agraria yang
dianggap mempunyai pengetahuan yang cukup tentang Peraturan-peraturan Pendaftaran Tanah dan
Peraturan-peraturan lainnya yang bersangkutan dengan peraturan peralihan hak atas tanah; c. Para
pegawai pamongpraja yang pernah melakukan tugas seorang pejabat; d. Orang-orang lain yang telah
lulus dalam ujian yang diadakan oleh Menteri Agraria. (2) Permohonan untuk diangkat menjadi pejabat
disampaikan kepada Menteri Agraria, dengan perantaraan Kepala Jawatan Pendaftaran Tanah.10
Pemberhentian seorang Pejabat Pembuat Akta Tanah dilakukan oleh Menteria Agraria. dalam Pasal 8 PP
No.37/1998, disebutkan PPAT berhenti menjabat karena :
a. meninggal dunia; atau b. telah mencapai usia 65 (enam puluh lima) tahun; atau c. diangkat dan
mengangkat sumpah jabatan atau melaksanakan tugas sebagai Notaris dengan tempat kedudukan di
Kabupaten/Kota Daerah Tingkat II yang lain daripada daerah kerjanya sebagai PPAT; atau d.
diberhentikan oleh Menteri sementara dalam ayat (2) pasal tersebut menyebutkan bahwa : 1. PPAT
Sementara dan PPAT Khusus berhenti melaksanakan tugas PPAT apabila tidak lagi memegang jabatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf a dan b, atau diberhentikan oleh Menteri.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Notaris merupakan pejabat umum yang membuat akta otentik yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Diperlukan tanggung jawab terhadap jabatannya, sehingga diperlukan lembaga
kenotariatan untuk mengatur perilaku profesi notaris tersebut. Pada hakekatnya Kode Etik
Notaris adalah merupakan penjabaran lebih lanjut apa yang diatur dalam Undang-undang Jabatan
Notaris , mengingat Notaris dalarn melaksanakan jabatannya harus tunduk dan mentaati seqala
ketentuan dalam Undang-undang yang mengatur jabatannya.
Yang tercantum dalam kode etik notaris yang dibuat oleh organisasi INI yang merupakan
satu-satunya organisasi notaris yang berbadan hukum sesuai dengan UUJN. Artinya seluruh
notaris wajib tunduk kepada Kode Etik Notaris.