DISUSUN
OLEH :
KELAS : XI MIPA 1
AKBAR RIANTO
RISMA ELVIANI
SURIANI
MEI SALDY ANANTA PUTRA
ERNAWATI
NURMANINGSIH
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Makalah Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah PPKn yang berjudul Makalah Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia
ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah
membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta
bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Sistem Hukum dan
Peradilan di Indonesia ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia ini dapat
bermanfaat bagi kita semuanya.
KATA PENGANTAR.....................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................
A. Latar Belakang........................................................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................
A. Sistem Hukum di Indonesia....................................................................................
1. Pengertian Hukum...............................................................................................
2. Karakteristik Hukum...........................................................................................
3. Penggolongan Hukum.........................................................................................
4. Tujuan Hukum.....................................................................................................
5. Tata Hukum Indonesia.........................................................................................
B. Sistem Peradilan di Indonesia.................................................................................
1. Pengertian Lembaga Peradilan............................................................................
2. Dasar Hukum Lembaga Peradilan.......................................................................
3. Klasifikasi Lembaga Peradilan............................................................................
4. Perangkat Lembaga Peradilan.............................................................................
5. Tingkatan Lembaga Peradilan.............................................................................
6. Peran Lembaga Peradilan....................................................................................
BAB III PENUTUP.........................................................................................................
A. Kesimpulan.............................................................................................................
B. Saran.......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Semakin berkembangnya pemikiran mahasiswa dewasa ini, tentunya sudah menjadi
kebutuhan yang wajib bahwa setiap mahasiswa harus mengeahui macam-macam hukum
yang ada di Indonesia ini, tidak terkecuali mahasiswa yuang tidak bergelut di bidang
hukum sekalipun.
Pengenalan berbagai macam hukum ini tentunya sangat diperlukan dimana seorang
mahasiswa akan mendapa predikat lebih di masyarakat, dan tentunya para mahasiswa
dapat menanggulangi ataupun memberikan sumbangsih pada setiap persoalan yang
berkaitan dengan dengan hukum minimal yang terjadi di masyarakt sekitarnya.
Dengan demikian, maka seorang mahasiswa dapat mengamalkan misi-misi
kiemahasiswaannya dengan baik di masayarakat. Dan disini kami mengawali
pembahasan hukum ini dari hukum perdata.
B. Rumusan masalah
1. Apakah yang dimakud dengan hukum perdata?
2. Bagaimanakah sejarah erbenuknya hukum perdata?
3. Apa sajakah objek-objek kajian dari hukuim perdata?
C. Tujuan
1. Mengenalkan apa yang di maksud dengan hukum perdata.
2. Mengkaji berbagai pokok kajian hukum perdata
BAB II
PEMBAHASAN
Tujuan tata hukun ialah untuk mempertahankan, memelihara dan melaksanakan tata tertib di
kalangan anggota-anggota masyarakat dalam negara itu dengan peraturan-peraturan yang
diadakan oleh negara atau bagian-bagiannya.
Suatu masyarakat yang menetapkan tata hukumnya sendiri dan oleh sebab itu turut serta sendiri
dalam berlakunya tata hukum itu, artinya tunduk sendiri terhadap tata hukum itu.
Tiap-tiap tata hukum mempunyai struktur tertentu, yakni strukturnya sendiri. Masyakat yang
menerapkan dan menuruti tata hukum itu hidup, berkembang, bergerak, berubah. Demikianpun
tata hukumnya, sehingga strukturnya dapat berubah pula, oleh sebab itu dikatakan, bahwa tata
hukum mempunyai struktur terbuka.
Tata hukum Indonesia ditetapkan oleh masyarakatt hukum Indonesia, ditetapkan oleh Negara
Indonesia. Oleh karena itu adanya Tata Hukum Indonesia baru sejak lahirnya Negara Indonesia
(17-08-1945). Pada saat berdirinya Negara Indonesia dibentuklah tata hukumnya.
Pelaksanaan tata atau susunan itu berlangsung selama ada pergaulan hidup manusia terus
berkembang. Oleh karena itu, tata hukum terdapat aturan hukum yang positif atau ius
constitutum, disamping aturan hukum sejenis yang pernah berlaku dan tetap dinamakan sebagai
hukum (recth). Dalam hukum positif di Indonesia, terdapat macam-macam tata hukum di
Indonesia antara lain sebagai berikut:
Hukum acara pidana adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur dalam cara bagaimana
pemerintah menjaga kelangsungan pelaksanaan hukum pidana material
Hukum acara perdata adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur mengenai cara
bagaimana mempertahankan dan menjalankan mengenai peraturan hukum perdata
material.
Hukum artinya segala peraturan tertulis dan tidak tertulis yang mempunyai sanksi yang tegas
terhadap pelanggarnya. Hukum perdata adalah segala peraturan hukum yang mengatur yang
mengatur hubunga hukum antara orang yang satu dengan orang yang lain. Pada pengertian
ini ada beberapa unsur yang perlu dibahas, unsur-unur tersebut antara lain ialah peraturan
hukum, hubungan hukum, dan orang. Dalam buku lain disebutkan bahwa yang dimaksud
hukum perdata ialah aturan-aturan atau norma-normayang memberikan pembatasan dan oleh
karenanyamemberikan perlindungan pada kepentingan-kepentingan perseorangan dalam
perbandingan yang tepat antara kepentingan yang satu dengan yang lain dari orang-orang
didalam suatu masyarakat tertentu. Seperti yang tertera diatas, bahwa dari pengertian diatas
terdapat beberapa unsur dari hukum
perdata yaitu:
1. Peraturan hukum
Peraturan artinya rangkaian ketentuan mengenai ketertiban. Peraturan itu ada yang tertulis dan
ada yang tidak tertulis. Istilah “perdata” berasal dari bahasa sansekerta yang berarti warga,
pribadi, sipil, bukan militer. Hukum perdata artinya hukum mengenai warga, pribadi, sipil,
berkenaan dengan hak dan kewajiban.
2. Hubungan hukum
Hubungan hukum adalah hubungan yang diatur oleh hukum. Hubungan yang diatur oleh hukum
itu adalah hak dan kewajiban warga, pribadi yang satu terhadap warga, pribadi yang lain dalam
hidup bermasyarakat. Jadi, hubungan hukum adalah hak dan kewajiban hukum setiap warga atu
pribadi dalam hidup bermasyarakat. Hak dan kewajiban tersebut apabila tidak dipenuhi dapat
dikenakan sanksi menurut hukum.
3. Orang ( person )
Orang ( peroon ) adalah subjek hukum, yaitu pendukung hak dan kewajiban. Pendukung hak dan
kewajiban ini berupa manusia pribadi dan badan hukum.
Manusia pribadi adalah mahluk hidup ciptaan Tuhan, yang mempunyai akal, perasaan,
kehendak. Sedangkan badan hukum adalah gejala yuridis, badan ciptaan manusia berdasarkan
hukum.
Dari uraian mengenai definisi hukum perdata tersebut dapat dikenal adanya hukum perdata
tertulis dan hukum perdata tidak tertulis, hukum perdata dalam arti luas dan hukum perdata
dalam arti sempit, hukum perdata nasional dan hukum perdata internasional. Huku perdata
tertulis adalah hukum perdata yang dibuat oleh pembentuk undang-undang, yang diundangkan
dalam lembaran negara. Contohnya ialah hukum perdata barat yang dimuat dalam B.W.
(KUHPdt) yang diundangkan dalam Stb. 1847-23, UU perkawinan no.1 tahun 1974 yang
diundanglkan dalam L N tahun 1974 no.1.
Hukum perdata tidak ertulis adalah hukum perdata yang hidup dan berkembang dalam
masyarakat, dibuat oleh masyarakat , bukan oleh pembentuk undang-undang. Hukum perdata
tidak tertulis lazim disebut dengan istila “hukum adat”.
Hukum perdata dalam arti luas meliputi hukum perdata, hukum dagang an hukum adat.
Sedangkan hukum perdata dalam arti sempit hanya meliputi hukum perdata teretulis.
Hukumperdata nasional adalah hukum perdata yang pendukung hak dan kewajibannya
mempunyai kewarganegaraan yang sama yaitu warga Negara Indonesia. Sedangkan hukum
perdata internasional salah satu pendukung hak dan kewajibannya adalah warga Negara asing.
Sumber hukum perdata dalam arti material umumnya masih bekas peninggalan zaman colonial
dahulu, terutama terdapat dalam Staatblad. Sedangkan yang lainnya sebagian besar yurisprudensi
Mahkamah Agung R.I. dan sebagian kecil saja adalah Lembaran Negara R.I. yang memuat
hukum perdata R.I.
Hukum Pidana sebagai Hukum yang mengatur perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Undang-
Undang dan berakibat diterapkannya hukuman bagi siapa yang melakukannya dan memenuhi
unsur-unsur perbuatan yang disebutkan dalam Undang-Undang Pidana. Seperti perbuatan yang
dilarang dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Undang-Undang Korupsi, Undang-
Undang HAM dan lain sebagainya. Hukum pidana adalah hukum yang mengatur perbuatan-
perbuatan apa yang dilarang dan memberikan hukuman bagi yang melanggarnya. Perbuatan yang
dilarang dalam hukum pidana adalah:
• Pembunuhan
• Pencurian
• Penipuan
• Perampokan
• Penganiayaan
• Pemerkosaan
• Korupsi
Sementara Dr. Abdullah Mabruk an-Najar dalam diktat “Pengantar Ilmu Hukum”-nya
mengetengahkan defenisi Hukum Pidana sebagai “Kumpulan kaidah-kaidah Hukum yang
menentukan perbuatan-perbuatan pidana yang dilarang oleh Undang-Undang, hukuman-
hukuman bagi yang melakukannya, prosedur yang harus dilalui oleh terdakwa dan
pengadilannya, serta hukuman yang ditetapkan atas terdakwa.”
Hukum pidana adalah bagian daripada keseluruhan hukum yang berlaku di suatu Negara, yang
mengadakan dasar-dasar dan aturan-aturan untuk :
• Menetukan perbuatan perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan, yang dilarang, dengan
disertai ancaman atau sanksi yang berupa pidana tertentu bagi siapa yang melanggar larangan
tersebut.
• Menentukan kapan dan dalam hal hal apa kepada mereka yang telah melanggar larangan
larangan itu dapat dikenakan atau dijatuhi pidana sebagaimana yang telah diancamkan.
• Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapat dilaksanakan apabila ada
orang yang disangka telah melanggar larangan tersebut.
Menurut Sudarto, pengertian Pidana sendiri ialah nestapa yang diberikan oleh Negara kepada
seseorang yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan Undang-undang (hukum
pidana), sengaja agar dirasakan sebagai nestapa.
E. Sistem Hukuman
Sistem hukuman yang dicantumkan dalam pasal 10 tentang pidana pokok dan tambahan,
menyatakan bahwa hukuman yang dapat dikenakan kepada seseorang pelaku tindak pidana
terdiri dari :
a. Hukuman Pokok (hoofd straffen ).
1. Hukuman mati
2. Hukuman penjara
3. Hukuman kurungan
4. Hukuman denda
b. Hukuman Tambahan (Bijkomende staffen)
1. Pencabutan beberapa hak tertentu
2. Perampasan barang-barang tertentu
3. Pengumuman putusan hakim.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Hukum perdata merupakan hukum yang mengatur keteraturan masyarakat, di mana dalam
lingkup perseorangan. Hukum perdata yang diterapkan di berbagai negara berbeda-beda, aakan
tetapi secara umum hampeir ada kemiripan hukum perdata dari negara-negara tertentu. Adanya
kemiripan tersebut antara lain disebabkan karena telah adanya penjajahan negara satu terhadap
negara lain, sehingga aturan-aturan dari negara penjajahpun secara perlahan-lahan berbaur
dengan tata cara dan aturan-aturan yang ada di pribumi.
Hukum perdata secara tertulis/formal di himpun menjadi suatu undang-undang. Apabila undang-
undang di buat dalam bentuk kodifikasi, maka harus dapat memenuhi unsur-unsur sebagai
berikut:
1. Meliputi bidang hukum tertentu
2. Tersusun secara sistematis
3. Memuat materi yang lengkap
4. Penerapannya memberikan penyelesaian tuntas
Adapun dasar bberlakunya hukum perdata adalah ketentuan undang-undang, perjanjian yang
dibuat oleh pihak-pihak, dan keputusan hakim. Realisasi keberlakuan itu adalah pelaksanaan
kewajiban hukum, yaitu melaksanakan perintah dan menjkauhi larangan yang ditetapkan oleh
hukum. Dan tentunya kewajiban harus diimbangi dengan hak.
Daftar Pustaka
Vollmar. HFA, Pengantar study hukum perdata, PT. Raja grafindo persada, Jakarta 1996
WP. Asas-asas hukum perdata, pustaka hidayah, Bandung, 1990
Subekti, pokok-pokok hukum perdata, PT. intermasa, Bandung, 1980
Abdul khadir Muhammad, hukum perdata Indonesia, PT. citra aditya bakti, Bandar lampung,
2000
Soeroso, perbandingan hukum perdata, sinar grafika, Jakarta, 1995
http://wapedia.mobi/id/hukum_indonesia