Disusun Oleh
Kelompok 5 HTN1 :
FAKULTAS SYARIAH
1
MEI 2020
Kata pengantar
Puji syukur kita sampaikan kepada hadirat Ilahi Rabbi, yang mana berkat pertolongan
dan limpahan rahmatnya kami bisa menyelesaikan makalah Etika Profesi Hukum sesuai
dengan apa yang kami harapkan.
Sholawat serta salam semoga tetaptercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW.
Yang mana telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang – benderang
seperti yang kita rasakan saat ini.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Etika Profesi Hukum yang diberikan oleh
Dosen pembimbing IbuRina Suryanti, S.H.I, M.Sy Semoga dengan adanya makalah ini
wawasan dan pengetahuan kita baik dari penulis maupun pembaca dapat bertambah, sehingga
makalah ini bisa bermanfaat. Walaupun dalam makalah ini masih terdapat beberapa
kekurangan dan ketidaksempurnaan. Kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak. Dengan harapan agar pembuatan makalah selanjutnya bisa
lebih baik lagi.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................................4
C. Tujuan............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Etika Profesi Polri..........................................................................................6
B. Saran ..............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan masyarakat selalu seiring dengan semakin
tumbuh dan berkembangnya segala aspek kebutuhan, termasuk dari segi kebutuhan
akan kenyamanan dan keamanan. Perkembangan tersebut diiringi dengan tuntutan
akan penegakan supremasi hukum, hak asasi manusia, globalisasi yang melahirkan
paradigma baru dalam melihat tujuan, tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawab
bagi pihak-pihak penegak hukum khususnya aparat Kepolisian Negara Republik
Indonesia (Polri). Polri dibebani harapan masyarakat terhadap pelaksanaan tugas yang
harus semakin meningkat dan berorientasi pada masyarakat yang dilayaninya.
Dalam setiap upaya untuk memperkokoh hubungan antar warga negara dan
anggota polisi, etika pribadi dan sikap anggota polisi merupakan hal yang sangat
penting. Setiap anggota Polri harus memahami bahwa dasar pelayanan polisi adalah
semangat kemauan untuk melayani warga negara Indonesia guna mendapatkan rasa
hormat dan kepercayaan dari masyarakat
Berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia, fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi
pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat,
penegakan hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan masyarakat. Dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai aparat penegak hukum, polisi harus
tunduk pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, salah satunya adalah
peraturan mengatur tentang etika profesi yaitu Peraturan Kapolri No. Pol. 14 Tahun
2011 tentang Kode Etik Profesi Kepolisian.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan etika profesi polisi?
2. Bagaimana etika kepribadian polisi?
3. Bagaimana etika melakukan tugas jabatan polisi?
4. Bagaimana etika pengawasan polisi?
C. Tujuan
1. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan etika profesi polisi.
4
2. Untuk memahami etika kepribadian polisi.
3. Untuk memahami etika melakukan tugas jabatan polisi.
4. Untuk memahami etika pengawasan polisi.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Berikut adalah unsur-unsur kepribadian:
1. Didalam pelajaran Etika kita tahu ajaran bahwa: temperamen we are bornwith
sedangkan characterwehavetomake. Berangkat dari pendapat ini, pribadi
seseorang selalu diwarnai oleh temperamen sekaligus karakter. Temperamen
berwarna sifat-sifat yang kita dapat dari keturunan. Sedangkan karakter
terbentuk oleh lingkungan dan situasi.
2. Penelitian membuktikan bahwa kepuasan kerja yang mantap sepanjang tahun,
bahkan di setiap perubahan kerja atau Pimpinan ditentukan oleh gen-gen
seseorang. Dia tidak terpengaruh oleh lingkungan ataupun situasi. Sedang
karakter yang terbentuk oleh lingkungan dan situasi akan menyebabkan
individu berusaha menyesuaikan diri. Interaksi dari temperamen dan karakter
itu membentuk kepribadian seseorang.
3. Orang yang karakternya terbentuk pada lingkungan dan budaya kerja tinggi
akan cenderung, serius, ambisius dan agresif. Sedangkan orang-orang yang
berada pada lingkungan dan budaya yang menekankan pentingnya bergaul
baik dengan orang lain, dia akan lebih memprioritaskan keluarga
dibandingkan kerja dan karier.
4. Ciri kepribadian. Bentuk-bentuk kepribadian akhirnya menentukan perilaku
organisasi, karenanya orang lalu mencari dan berusaha menemukan ciri-ciri
kepribadian: pendiam vs ramah, kurang cerdas vs lebih cerdas, dipengaruhi
perasaan vs emosional mantap, mengalah vs dominan, serius vs suka
bersenang-senang, selalu siap vs selalu berhati-hati, malu-malu vs petualang,
keras hati vs peka, mempercayai vs mencurigai, praktis vs imajinatif, terus
terang vs banyak muslihat, percaya diri vs takut-takut, konservatif vs suka
eksperimen, bergantung kelompok vs mandiri, tak terkendali vs terkendali,
santai vs tegang. (a dan b dari 1 s/d 4 dikutip dari: Kunarto, 2001, Perilaku
Organisasi Polri hal 69 dan 70).
7
dan wewenangnya bersangkut paut dengan hak dan kewajiban warga Negara
secara langsung, diperlukan kesadaran dan kecakapan teknis yang tinggi, oleh
karena itu setiap anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia harus menghayati
dan menjiwai etika profesi kepolisian yang tercermin dalam sikap dan
perilakunya. Etika profesi kepolisian tersebut dirumuskan dalam kode etik
Kepolisian Negara Republik Indonesia yang merupakan kristalisasi nilai-nilai
yang terkandung dalam Tri Brata dan Catur Prasetya yang didasari dan dijiwai
Pancasila.3
3
I Ketut Astawa, Etika Profesi Polri (Jakarta, 2016), 12-13.
4
Pasal 13 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
5
Pasal 24 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
8
9. melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat, dan lingkungan hidup
dari gangguan ketertiban dan/atau bencana termasuk memberikan bantuan dan
pertolongan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia;
10. melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum ditangani oleh
instansi dan/atau pihak yang berwenang;
11. memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kepentingannya dalam
lingkup tugas kepolisian; serta melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
9
16. menyelenggarakan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor;
17. memberikan surat izin mengemudi kendaraan bermotor;
18. menerima pemberitahuan tentang kegiatan politik;
19. memberikan izin dan melakukan pengawasan senjata api, bahan peledak, dan
senjata tajam;
20. memberikan izin operasional dan melakukan pengawasan terhadap badan usaha di
bidang jasa pengamanan;
21. memberikan petunjuk, mendidik, dan melatih aparat kepolisian khusus dan
petugas pengamanan swakarsa dalam bidang teknis kepolisian;
22. melakukan kerja sama dengan kepolisian negara lain dalam menyidik dan
memberantas kejahatan internasional;
23. melakukan pengawasan fungsional kepolisian terhadap orang asing yang berada di
wilayah Indonesia dengan koordinasi instansi terkait;
24. mewakili pemerintah Republik Indonesia dalam organisasi kepolisian
internasional;
25. melaksanakan kewenangan lain yang termasuk dalam lingkup tugas kepolisian.
D. Etika Pengawasan Polisi
Etika merupakan polisinya polisi yang berfungsi sebagai pengawas/pengendali
tingkah laku anggota polri. Dengan kata lain dengan menghayati etika profesi dia
tidak akan pernah menyelewengkan atau menyalahgunakan apa yang menjadi
wewenangnya.6
Etika kepolisian sepatutnya juga ditunjang dengan pengawasan yang baik
demi mencegah pelanggaran-pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh Polisi,
sehingga pada akhirnya menimbulkan kerugian pada masyarakat. Pengawasan
tersebut dapat berupa pengawasan terhadap penyalahgunaan wewenang dan
pelanggaran. Hal ini berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan
pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri
yang dilakukan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Pengawasan terhadap kepolisian dalam hal ini dibagi atas dua instrumen
pengawasan yang baik dijalani secara internal maupun eksternal. Tentunya, kegiatan
pengawasan tersebut berlangsung terbuka dan dipantau langsung pelaksanaannya oleh
6
I Ketut Astawa, Op. Cit, 11.
10
masyarakat seperti LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat, dan individu/perorangan.
Adapun pengawas kepolisian yaitu sebagai berikut:
a. Irwasum (Inspektorat Pengawasan Umum)
Dalam Pasal 1 ayat (4) Peraturan Kapolri (Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia) Nomor 22 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan
Tata Kerja Satuan Organisasi Pada Tingkat Markas Besar Kepolisian Negara
Republik yang menyebutkan:7
“Inspektorat Pengawasan Umum yang selanjutnya disingkat Itwasum adalah
unsur pengawas dan pembantu pimpinan pada tingkat Mabes Polri yang
berada di bawah Kapolri.”
b. Divisi Profesi dan Pengamanan
Kepolisian Negara Republik IndonesiaDivisi Profesi dan Pengamanan
Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah wadah organisasi Polri
berbentuk divisi yang bertanggungjawab kepada masalah pembinaan profesi
dan pengamanan di lingkungan internal organisasi Polri yang disingkat Div
propam Polri sebagai salah satu unsur pelaksana staf khusus Polri di tingkat
Markas Besar yang berada langsung di bawah Kapolri.
Sedangkan pelaksananaan tugas Divisi Propam Kepolisian Republik
Indonesia adalah membina dan menyelenggarakan fungsi pertanggungjawaban
profesi dan pengamanan internal termasuk penegakan disiplin, ketertiban juga
pelayanan pengaduan masyarakat tentang adanya penyimpangan tindakan
anggota/PNS Polri.8
c. Komisi Kepolisian Nasional
Pengawasan eksternal kepolisian dilaksanakan oleh Komisi Kepolisian
Nasional (Kompolnas).Komisi Kepolisian Nasional(KOMPOLNAS) adalah
sebuah lembaga kepolisian nasional di Indonesia yang berkedudukan di bawah
dan bertanggungjawab pada Presiden Republik Indonesia. Lembaga ini
dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 17 tahun 2011 yang
dikeluarkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Lembaga ini bertugas
untuk membantu Presiden dalam menetapkan arah kebijakan Kepolisian
Negara Republik Indonesia, dan memberikan pertimbangan kepada Presiden
7
Pasal 1 Ayat 4 Peraturan Kapolri Nomor 22 Tahun 2010 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pada
Tingkat Kepolisian Daerah
8
Charlie Lumenta, “Pengawasan Terhadap Penegak Hukum dalam Penanganan Perkara Tindak Pidana
Korupsi”, LexCrimen. Vol.3 No. 1,Maret 2014, 129.
11
dalam pengangkatan dan pemberhentian Kapolri. Kompolnas melaksanakan
fungsi pengawasan fungsional terhadap kinerja POLRI melalui kegiatan
pemantauan dan penilaian kinerja dan integritas anggota dan pejabat POLRI
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.9
9
Sukamto Satoto, Membangun Kemandirian dan Profesionalisme Polisi Republik Indonesia Sebagai Pelindung
Pengayom dan Penegak Hukum”, Jurnal Inovatif. Vol. 7 No. 3, September 2014, 63.66.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kode etik profesi Polri merupakan pedoman perilaku dan sekaligus pedoman moral
bagi anggota polri, sebagai upaya pemuliaan terhadap profesi kepolisian yang berfungsi
sebagai pembimbing pengabdian, sekaligus menjadi pengawas hati nurani setiap anggota
agar terhindar dari perbuatan tercela dan penyalahgunaan wewenang.
Untuk faktor kode etik Polri wajib untuk menghayati dan menjiwai kode etik
profesinya yang harus dicerminkan dalam sikap dan perilakunya, agar terhindar dari
perbuatan tercela dan penyalahgunaan wewenang. Cermin atau perwujudan dari sikap dan
perilaku taat kepada kode etik profesi adalah etika kepribadian dari anggota polisi yang
bersangkutan.
Kepribadian Polri terdapat di dalam Penjelasan pasal 34 ayat (1) UU Nomor 2 tahun
2002 tentang Polri, Ayat ini mengamanatkan agar setiap anggota Kepolisian Negara
Republik Indonesia dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya harus dapat
mencerminkan kepribadian Bhayangkara Negara seutuhnya yaitu pejuang, pengawal dan
pengaman Negara Republik Indonesia.
Etika kepolisian sepatutnya juga ditunjang dengan pengawasan yang baik demi
mencegah pelanggaran-pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh Polisi, sehingga pada
akhirnya menimbulkan kerugian pada masyarakat. Pengawasan tersebut dapat berupa
pengawasan terhadap penyalahgunaan wewenang dan pelanggaran. Hal ini berperan dalam
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
terpeliharanya keamanan dalam negeri yang dilakukan oleh Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
B. Saran
Perlu adanya sebuah pembaharuan dalam pembahasan makalah yang akan kita susun,
makanya diperlukan sebuah saran bagi sang pembaca.
13
Daftar Pustaka
Gunawan, Markus dan Endang Kesuma Astuty. 2009. Buku Pintar Calon Anggota &
Anggota Polri. Jakarta: Transmedia Pustaka.
Yuwono, Ismantoro Dwi. 2013. Memahami Berbagai Etika Profesi dan Pekerjaan.
Yogyakarta: Medpress Digital.
Charlie Lumenta. 2014. Pengawasan Terhadap Penegak Hukum dalam Penanganan Perkara
Tindak Pidana Korupsi. LexCrime.3(1): 129.
Pemerintah Indonesia. 2010. Peraturan Kapolri Nomor 22 Tahun 2010 Tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Pada Tingkat Kepolisian Daerah. Lembaran RI Tahun 2010 No.
22. Jakarta: Sekretariat Negara.
14