OLEH:
ILHAM PRATAMA
1310111268
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019
Disusun oleh:
ILHAM PRATAMA
1310111268
Pembimbing I Pembimbing II
Penguji I Penguji II
i
PELAKSANAAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA EKSPLOITASI
SEKSUAL TERHADAP ANAK
(Studi di Kepolisian Daerah Sumatera Barat)
ILHAM PRATAMA.1310111268.Fakultas Hukum Universitas Andalas.
PK V( Sitem Peradilan Pidana.149 Halaman. Tahun 2019
ABSTRAK
Masalah yang dihadapi dewasa ini adalah masih maraknya kejahatan
terhadap anak dijadikan sebagai sasaran predator seksual. Dimana anak menjadi
korban tindak pidana eksploitasi seksual. Mengingat bahwa kegiatan eksploitasi
seksual melibatkan anak merupakan suatu perbuatan melanggar hukum maka
menjadi kewajiban Kepolisian Negara Republik Indonesia melalui jajaran di
bawahnya untuk menangani masalah ini, yaitu dengan semaksimal mungkin
menekan angka kriminalitas atau tindak pidana yang mengganggu keamanan dan
ketertiban masyarakat. Sehingga perlunya Pelaksanaan penyidikan tindak pidana
eksploitasi seksual terhadap anak. Permasalahan dalam skripsi ini adalah,
1)Bagaimana pelaksanaan penyidikan tindak pidana eksploitasi seksual terhadap
anak oleh penyidik Direktorat Reserce Kriminal Umum Kepolisian Daerah
Sumatera Barat? 2)Apa saja kendala dalam pelaksanaan penyidikan tindak pidana
eksploitasi seksual terhadap anak oleh penyidik Direktorat Reserce Kriminal
Umum Kepolisian Daerah Sumatera Barat? 3)Bagaimana upaya penyidik
Direktorat Reserce Kriminal Umum Kepolisian Daerah Sumatera Barat dalam
mengatasi kendala-kendala terkait dengan pelaksanaan penyidikan tindak pidana
eksploitasi seksual terhadap anak?.Penelitian ini dilakukan di lingkungan
Direktorat Reserce Kriminal Umum khususnya unit Perlindungan Perempuan dan
Anak Kepolisian Daerah Sumatera Barat. Penelitian dilakukan di lingkungan
dengan pendekatan masalah yuridis sosiologis. Jenis data yang digunakan adalah
data yang di dapat langsung di lapangan dari hasil penelitian dan data yang
diperoleh dari informasi-informasi dari bahan studi kepustakaan. Adapun Proses
penyidikan yang dilakukan dalam menangani tindak pidana eksploitasi seksual
anak yang terjadi penyidik Ditreskrimum Polda Sumbar khususnya unit PPA
Polda Sumbar melalui beberapa tahap yaitu laporan polisi, proses penyidikan
(pemanggilan, penangkapan, penggeledahan, penyitaan, penahanan), proses
pemeriksaan (tersangka, saksi), penyelesaian berkas perkara, penyerahan berkas
perkara ke Jaksa Penuntut Umum.Hasil penelitian menunjukkan masih banyak
kasus belum terungkap dikarenakan sulitnya pengungkapan jaringan eksploitasi
seksual disebabkan beberapa faktor. Adapun kendala pelaksanaan penyidikan
adalah Biaya operasional yang tersedia kurangnya dana sarana
prasarana,sulitnyapenangkapan pelaku, kemajuan teknologi dan Kurangnya
aktifnya korban,pengumpulan saksi sulit kurangnya kesadaran masyarakat, tingkat
pengangguran yang tinggi. Adapun upaya penanggulangan kendala pelaksanaan
penyidikan adalah meningkatkan anggaran dana, melakukan pendekatan terhadap
masyarakat, melakukan razia sosialisasi tentang dampak buruk kemajuan
teknologi.
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
rahmat dan karunia nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ilmiah
ini dengan baik. Shalawat beriringan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW,
(Studi di Kepolisian Daerah Sumatera Barat)” yang dibuat sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas
Andalas.
Rasa syukur dan terima kasih yang sangat besar untuk orang terhebat di
hidupku, selalu memberikan semangat dan dukungan moril maupun materil, doa
dan kasih sayang luar biasa indahnya. Terimakasih kepada Ayahanda Herman
dan Ibunda Masdaniyah, serta adik-adikku Yogi Kurniawan dan Nurul Helmi dan
kepada Bapak Dr. Fadillah Sabri, SH.MH. selaku pembimbing I dan Riki Afrizal,
ii
Selanjutnya penulis juga menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Busyra Azheri, S.H, M.H selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Andalas
2. Bapak Dr. Ferdi, S.H, M.H, selaku Wakil Dekan I, Bapak Rembrandt S.H,
M.Pd, selaku Wakil Dekan II, dan Bapak Lery Pattra, S.H, M.H, selaku
dan Bagian Hukum Pidana khususnya, serta seluruh Staf Biro dan
ini, semoga Allah SWT membalas dengan limpahan rahmat dan pahala.
Amin
Kriminal Umum Polda Sumbar dan Ibu AKP Zulfastri selaku Kanit PPA
khususnya Bapak/ Ibu yang bertugas di unit PPA Polda Sumbar yang
iii
7. Keluarga BesarUnit Kegiatan Mahasiswa Koperasi Mahasiswa Universitas
Andalas
10. Kawan-kawan yang selalu memberikan semangat dan seluruh pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini sangat jauh dari kata
sempurna baik dari segi materi, bahasa, maupun penyajian dalam skripsi
ini, sehingga penulis sangat mengharapkan adanya saran dan kritik demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini
Penulis
Ilham Pratama
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK…………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………v
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah………………………………………………………...8
C. Tujuan Penelitian………………………………………………………....9
D. Manfaat Penelitian……………………………………………………….10
F. Metode Penelitian………………………………………………………..15
3. Eksploitasi Seksual……………………………………………...…..62
v
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………..………147
B. Saran…………………………………………………………………....149
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum pidana adalah hukum yang mengatur perbuatan yang dilarang oleh
serangkaian aturan tersebut semata-mata berfungsi sebagai salah satu alat kontrol
sosial di tengah masyarakat agar tidak terjadi perilaku menyimpang di luar dari
ketentuan hukum positif dengan kata lain tindak pidana. Sehingga terciptanya
keamanan hak yang melekat pada diri dan harta benda bagi tiap-tiap masyarakat
Makasifat-sifat yang ada disetiap tindak pidana adalah sifat melanggar hukum,
tidak ada suatu tindak pidana tanpa adanya sifat melawan hukum.1
Hal yang memprihatinkan dari suatu tindak pidana ialah makin marak
kejahatan seksual tidak hanya menimpa perempuan dewasa, tapi juga menimpa
tertentu yang menjalan bisnis seksual guna keuntungan ekonomi berlipat ganda. 2
1
Winjono prodjodikoro, Tindak-tindak Pidana Tertentu Di Indonesia, Cetakan kedua,
Refika ditama, Bandung, 2003, hlm. 1
2
Abdul Wahid dan Muhammad irfan, 2001, Perlindungan Terhadap Korban Kekerasan
Seksual, Bandung: Refika Aditama, hlm. 7-8
1
Anak adalah anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang mana mereka perlu
dilindungi harkat dan martabatnya serta dijamin hak-haknya untuk tumbuh dan
yang tidak manusiawi dari siapa pun atau pihak manapun. Anak yang mulai
secara sehat dan wajar. Hal ini tentu saja perlu dilakukan kelak dikemudian hari
dengan baik dalam lingkungan keluarga yang bahagia, penuh kasih sayang dan
kemerdekaan.4
Perlindungan hukum dan hak-haknya bagi anak merupakan salah satu sisi
anak dapat dilakukan secara teratur, tertib dan bertanggung jawab maka
3
Abu Huraerah, Kekerasan Terhadap Anak, Nusantara, Bandung, 2006, hlm. 18
4
Darwan Prints, Hukum Anak Indonsia, PT. Citra Aditya Bakti, 1997, hlm. 103-104.
2
Indonesia.Diperlukan peraturan hukum yang selaras dengan perkembangan
masyarakat Indonesia.5
terhadap anak dimana anak dijadikan sasaran predator seksual. Data yang dirilis
oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada tahun 2011-2016 terdapat
1.306 anak menjadi korban trafficking dan eksploitasi. Sedangkan 1.709 anak
dan korban pekerja anak. Sedangkan kasus pornografi dan cyber crime terdiri dari
sejak September 2016 sampai September 2017, ditemukan 508 anak telah menjadi
diantaranya terjadi pada anak perempuan. Dari 339 anak perempuan yang menjadi
korban ESKA, 50% merupakan kasus pornografi anak.Selain itu, 28% menjadi
korban kasus prostitusi anak dan 21% lainnya adalah kasus perdagangan anak
pembangunan karakter bangsa anak sebagai tunas, potensi, dan generasi muda
5
Wagita Soetodje, Hukum Pidana Anak, PT.Refika Aditama, Bandung, 2016
6
https://khsblog.net/2016/09/04/daftar-statistik-kejahatan-terhadap-anak-tahun-2011-
2016/ diakses tanggal 20 Januari 2018 Jam 20.00 Wib.
7
http://lampung.tribunnews.com/2017/10/11/waduh-ada-339-anak-perempuan-indonesia-
jadi-korban-eksploitasi-seksual-komersial-anak diakses tanggal 21 Januari 2018 Jam 10.00 Wib.
3
penerus cita-cita perjuangan bangsa, memiliki peran strategis, ciri, dan sifat
khusus sehingga wajib dilindungi dari segala bentuk perlakuan tindak manusiawi
PerdaganganOrang dalam Pasal 1 ayat (8) dan Pasal 2 ayat (1) dan (2).
8
Ruslan renggong, Hukum Pidana Khusus memaham delik delik diluar KUHP,
Prenamedia Group, Jakarta, 2015 hlm. 265
4
Adapun unsur-unsur tindak pidana pengeksploitasian seksual terhadap anak
1. Setiap orang
melibatkan anak laki-laki maupun perempuan, demi uang, kesenangan satu pihak,
keuntungan atau pertimbangan lain atau karena paksaan atau pengaruh orang
dewasa, oknum, sindikat atau kelompok, terkait dengan hubungan seksual atau
perilaku yang menimbulkan birahi. Ada 3 kegiatan yang termasuk dalam kategori
anak.9
perbuatan yang bertentangan dengan Hak Asasi Manusia (HAM). Yang di atur
HAM yaitu pasal 65 Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia yang
9
Abdul Wahid dan Muhammad Irfan, Perlindungan Terhadap Korban Kekerasan
seksual, Refika Aditama,Bandung ,2001, hal 7-8
5
kegiatan eksploitasi dan pelecehan seksual, penculikan, perdagangan anak serta
Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak dalam pasal 1 angka (2) yang dimaksud
pasal 15 dan pasal 59 ayat (1) dan (2)Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014
Tentang Perlindungan Anak, pasal 15 huruf (f) mengatakan bahwa setiap anak
dalam pasal 59 ayat (1). Sedangkan dalam Pasal 59 ayat (2) huruf (d)
dan seksual.
kematian Eno (18 tahun). Eno ditemukan tewas mengenaskan setelah diperkosa
6
dan dibunuh oleh pacarnyadanteman sekantornya sendiridengan cara yang sangat
diakibatkan kekerasan seksual, seperti yang menimpa Yuyun (14 tahun), yang
juga dibunuh dengan cara yang kejam setelah diperkosa beramai-ramai oleh
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan alasan utama untuk mengatasi
Saat ini Internet bukan hanya dipandang sebagai kebutuhan, tetapi juga
telah menjadigaya hidup masyarakat. Internet tidak hanya mempunyai sisi positif,
10
http://riausky.com/news/detail/20531/12-wanita-cantik-ini-ditemukan-tewas
mengenaskan-setelah-dibunuh-oleh-pacar-dan-teman-kencannya.html/2 diakses tanggal 24
februari 2018 jam 20.00 wib
11
https://feed.merdeka.com/trend/yuyun-tewas-diperkosa-13-orang-hasil-visumnya-bikin-
hati-pilu-1605029.html diakses tanggal 24 februari 2018 jam 21.00 wib
12
Perkembangan Dunia Internet,KOMPAS, 08 Juli 2015. diakses pada tanggal 18 Februari
2018 Pukul 08.21 WIB
7
pornografi maka pemerintah pada tahun 2008membentuk Undang-Undang Nomor
pidanaeksploitasi seksual komersial yaitu pasal 27 ayat (1), pasal 45 ayat (1)
kontrol serta banyaknya cara yangdapat digunakan oleh pelaku untuk menghindari
8
Pornografi diatur dalam pasal 30 jo. pasal 4 ayat (2) huruf (d) Undang-undang
Padang Provinsi Sumatera Barat yang berhasil di ungkap ialah 1 kasus pada tahun
2015 dimana pada tahun tersebut berhasil diungkap oleh Kepolisian Resor kota
Sumatera Barat dari tahun 2016-2018 yaitu pada tahun 2016 ada 1 kasus
melibatkan 2 orang anak, tahun 2017 ada 2 kasus melibatkan 4 orang anak, dan
seksual yang terjadi di kota Padang telah menjadi perkara pidana yang serius
terlihat dari tahun 2016 sampai 2018 kasus eksploitasi seksual yang melibatkan
13
Sumber : Satreskrim Polresta Padang
14
Sumber : Ditreskrimum Polda Sumatera Barat
9
anak tidak lagi di di ungkap oleh Kepolisian Resor Kota Padang melainkan di
dari adanya informasi prostitusi online yang dilakukan kedua tersangka di Hotel
empat orang wanita. Tepat pukul11.00 WIB, setelah dipastikan tersangka sudah
itu, petugas menemukan 11 orang yang diantaranya enam orang perempuan dan
empat orang laki-laki. Setelah didapati, kesebelas orang tersebut segera di giring
(16), DSY (16) dan DBPU (16) merupakan anak di bawah umur. Selain ke 11
orang tersebut, juga mengamankan beberapa barang bukti uang tunai sebesar
10
Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak dan pasal 2 jo pasal 17 UU Nomor 21
yaitu dengan semaksimal mungkin menekan angka kriminalitas atau tindak pidana
tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang
untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang
Pengadilan Anak, yang bertujuan agar dapat terwujud peradilan yang benar-benar
dengan hukum. Menurut pasal 1 angka (2) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012
tentang Sistem Peradilan Anak, anak yang berhadapan dengan hukum ialah anak
anak yang berhadapan dengan hukum adalah anak yang berkonflik dengan
hukum, anak yang menjadi korban tindak pidana, dan anak yang menjadi saksi
15
http://www.mitrapol.com/2017/04/prostitusi-online-dibawah-umur.html. Di akses
tanggal 7 Agustus 2017 Jam 20.00 Wib.
11
tindak pidana. Setiap anak yang berhadapan dengan hukum harus mendapatkan
membahayakan diri dan jiwa dalam tumbuh kembangnya ini tercantum dalam
dengan umurnya;
12
7. Penghindaran dari penangkapan, penahanan atau penjara, kecuali sebagai
oleh Anak;
undangan.”
dengan penegakan hukum itu sendiri, dimana dalam Sistem Peradilan Pidana
Anak (juvenile justice system). Menurut Barda Nawawi Arief, Sistem Peradilan
13
2. Kekuasaan ”Penuntutan” (oleh Badan/Lembaga Penuntut Umum);
Pengadilan)
Pelaksana/Eksekusi).16
tindak pidana serta menentukan tersangka pelaku kejahatan atau tindak pidana
pengadilan serta diberi sanksi pidana yang sesuai dengan perbuatannya. Tanpa
dilaksanakan.
dan menurutcara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari dan
mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana
yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya 17. Sedangkan ”bukti”, dalam
16
Mardjono Reksodiputro, 1997. Kriminlogi dan Sistem Peradilan Pidana, (Pusat
Pelayanan dan Pengabdian Hukum Universitas Indonesia), Jakarta, hlm. 84.
17
Andi Hamzah, 2006. Pengantar Hukum Acara Pidana Indonesia, Cet.5, Jakarta : Sinar
Grafika, hlm. 118.
14
ketentuan tersebut di atas adalah meliputi alat bukti yang sah dan benda
Acara Pidana yang menjadi dasar hukum pidana formil di Indonesia. Ketentuan
KUHAP.
Peradilan Pidana Anak harus dipandang sebagaimana layaknya status dan fungsi
dengan hukum dilakukan oleh penyidik anak yang ditetapkan berdasarkan Surat
15
kepentingan terbaik bagi Anak dan mengusahakan suasana kekeluargaan tetap
terpelihara.
penyidikan anak nakal, penyidik wajib meminta pertimbangan atau saran dari
atau saran dari ahli pendidikan, ahli kesehatan jiwa, ahli agama, atau petugas
nakal perlu mendapat perlakuan sebaik mungkin dan penelitian terhadap anak
bagaimana cara penyidikan tindak pidana eksplostasi seksual terhadap anak oleh
penyidik Kepolisian Daerah Sumatera Barat. Karena itu penulis tertarik untuk
16
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang yang penulis kemukan di atas, maka
dalam lingkup permasalahan ini penulis perlu membatasi agar masalah yang
dalam lingkup tidak menyimpang dari sasarannya. Adapun masalah yang akan di
terhadap anak?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang akan dicapai oleh penulis di dalam penelitian ini
adalah:
17
Barat dalam pelaksanaan penyidikan tindak pidanaeksploitasi seksual
terhadap anak.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan nantinya, diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi penulis sendiri maupun pembaca hasil penelitian penulis. Secara
garis besar penulis mengidentifikasikan manfaat penelitian ini kedalam dua (2)
bagian yaitu :
1. Manfaat Teoritis
18
2. Manfaat Praktis
anak.
1. Kerangka Teoritis
19
cukup mempunyai arti sehingga dampak positif dan negatifnya
penegakan hukum tersebut ada lima yang mana faktor tersebut saling
yaitu:20
Undang-Undang saja.
merugikan masyarakat, baik moril maupun materil bahkan jiwa seseorang. Para
pelaku kejahatan dapat melakukan aksinya dengan berbagai upaya dan dengan
20
ibid, hlm. 8.
20
berbagai cara. Keadaan seperti itu menyebabkan kita sering mendengar “modus
2. Kerangka Konseptual
a. Pelaksanaan
b. Penyidikan
sebenarnya.22
21
Nurdin Usman. 2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta:PT. Raja
Grafindo Persada, hlm.70.
22
Hartono, Penyidikan dan Penegakan Hukum Pidana Melalui Pendekatan Hukum
Progresif (Jakarta: SinarGrafika, 2010), hlm. 33
21
Dalam Pasal 1 butir (2) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981
c. Tindak Pidana
dalam wet, yang bersifat melawan hukum yang patut dipidana dan
dilakukan kesalahan.23
d. Eksploitasi Seksual
23
Moeldjano, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hlm. 140.
22
Perdagangan Orang adalahtindakan dengan atau tanpa persetujuan
atau secara melawan hukum atau transplantasi organ dan atau jaringan
immateril.
e. Pengertian Anak
dalam kandungan.
23
2. Pelayanan dan perlindungan khusus kepada remaja, anak, dan
umum;
lingkungan Polda;
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan Masalah
2. Sifat Penelitian
24
https://reskrimumpoldasumbar.wordpress.com/ diakses tanggal 23 maret 2017 pukul
20.00 wib
24
Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu penelitian yang memberikan data
yang diteliti mungkin tentang manusia, keadaan dan gejala-gejala sosial lainnya
a. Jenis Data
Data dalam penelitian ini adalah menggunakan data primer dan data
1) Data Primer
Data yang diperoleh dari penelitian ini langsung dari Kepolisian
2) Data sekunder
25
Soerjono Soekanto, 2006, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, hlm. 10 .
26
Ronny Hanitjo Soemitro, Metodologi penelitian hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia,
Jakarta, 1990, hlm. 58
25
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui penelitian
menjadi :
Perlindungan Anak
Peradilan Anak
27
Ibid.
26
- Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu)
Perlindungan Anak
b. Sumber Data
28
Soerjono Soekanto,Op cit, hlm. 114.
29
Op.Cit
27
Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek darimana data
berikut :
dan sebagainya.
a. Studi dokumen
28
Merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan
Sumatera Barat.
b. Wawancara
Wawancara merupakan suatu metode pengumpulan data dengan
29
Pengolahan data merupakan hal yang sangat penting dalam suatu
b. Analisis data
Analisis data sebagai proses setelah dilakukannya pengolahan data.
dengan teori yang relevan sehingga data yang tersusun secara sistematis
dalam bentuk kalimat sebagai gambaran dari apa yang telah diteliti dan
30
Bambang Waluyo,1991, Penelitian Hukum dan Praktek, Jakarta: Sinar Grafika.
hlm. 72.
31
Ibid, hlm. 73.
30
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
upaya paksa tersebut, jika yang diperiksa merasa keberatan atas perlakuan dirinya
yang tidak sesuai dengan ketentuan hukum, maka dapat mengajukan praperadilan.
diperhatikan dari kata dasarnya, sama saja, keduanya berasal dari kata dasar sidik.
sebagai tindakan untuk mencari dan menemukan kebenaran dalam tindak pidana.
walaupun menurut bahasa indonesia kedua kata itu berasal dari kata dasar sidik,
dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna
menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur
32
Jur Adi Hamzah, 2012, Hukum Acara Pidana Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta,
hlm.119.
31
Telah dijelaskan pada pembahasan ketentuan umum, Pasal 1 butir 1 dan 2,
Polri atau pejabat pegawai negri “tertentu” yang diberi wewenang khusus oleh
pejabat penyidik sesuai dengan cara yang diatur dalam undang-undang untuk
mencari serta mengumpulkan bukti, dengan bukti itu dapat membuat atau menjadi
terang tindak pidana yang terjadi serta sekaligus menemukan tersangkanya atau
dan menemukan’’ suatu “peristiwa” yang dianggap atau diduga sebagai tindak
”mencari serta mengumpulkan bukti’’ supaya tindak pidana yang ditemukan dapat
menjadi terang, serta agar dapat menemukan dan menentukan pelakunya. Dari
Antara penyelidikan dan penyidikan adalah dua fase tindakan yang berwujud satu.
Antara keduanya saling berkaitan dan isi mengisi guna dapat diselesaikan
pemeriksaan suatu peristiwa pidana. Namun demikian, ditinjau dari beberapa segi,
pengawasan penyidik.
dan menemukan data atas suatu tindakan yang diduga merupakan tindak
33
M.Yahya Harahap, 2010, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP
Penyidikan dan Penuntutan, Sinar Grafika, Jakarta, h.109.
32
pidana. Hanya dalam hal-hal telah mendapat perintah dari pejabat
Pasal 7 ayat (1), jika dihubungkan dengan beberapa Bab KUHAP, seperti
surat) serta Bab XIV (penyidikan), ruang lingkup wewenang dan kewajiban
melihatnya hanya pada Bab XIV saja, tetapi harus melihat dan mengumpulkannya
dari Bab dan Pasal-Pasal lain diluar kedua bab yang disebutkan.34
adanya persyaratan dan pembatasan yang ketat dalam penggunaan upaya paksa
setelah pengumpulan bukti permulaan yang cukup guna membuat terang suatu
mencari kejahatan dan pelanggaran yang merupakan aksi atau tindakan pertama
dari penegak hukum yang diberi wewenang untuk itu, dilakukan setelah
diketahuinya akan terjadi atau diduga terjadinya suatu tindak pidana. Penyidikan
merupakan tindakan yang dapat dan harus segera dilakukan oleh penyidik jika
terjadi atau bila ada persangkaan telah terjadi suatu tindak pidana. Apabila ada
34
M.Yahya Harahap, 2010, Op.cit, h.110
35
M.Yahya Harahap, 2002, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP, Sinar
Grafika, Jakarta, hlm.99.
33
apakah hal tersebut sesuai dengan kenyataan, benarkah telah dilakukan suatu
yang pada tahap pertama harus dapat memberikan keyakinan walau sifatnya
masih sementara, kepada penuntut umum tentang apa yang sebenarnya terjadi atau
tentang tindak pidana apa yang telah dilakukan serta siapa tersangkanya.
penuntutan, yaitu dapat atau tidaknya suatu tindakan atau perbuatan itu dilakukan
penuntutan.
pada pelaksanaanya kerap kali harus menyinggung martabat individu yang dalam
dalam hukum acara pidana yaitu hakikat penyidikan perkara pidana adalah untuk
36
Darwin Print, 1998, Hukum Acara Pidana dan Praktek, Djembatan, Jakarta, hlm. 8
37
Ibid.
34
tindakan yang seharusnya dibenarkan padanya. Oleh karena tersebut seringkali
cenderung lama, melelahkan dan mungkin pula dapat menimbulkan beban pikis
Diatas sudah di terangkan siapa saja yang disebut penyidik, yaitu orang
yang melakukan penyelidikan yang terdiri dari pejabat seperti yang dijelaskan
pada Pasal 1 butir 1. Kemudian dipertegas dengan diperinci lagi dalam Pasal 6
KUHAP. Akan tetapi, disamping apa yang diatur dalam Pasal 1 butir 1 dan Pasal
disamping penyidik.
penyidikan dan penyelidikan terhadap semua tindak pidana sesuai dengan hukum
dilakukan secara bersama-sama dengan suatu sistem peradilan pidana (SPP) yang
38
Hartono, 2010, Penyidikan dan Penegakan Hukum Pidana melalui Pendekatan Hukum
Progresif, Sinar Grafika, Jakarta, hlm.116.
35
Sistem peradilan pidana sebagai suatu sistem besar yang didalamnya terkandung
Keempat subsistem di atas baru saja berjalan secara baik apabila semua
saling berinteraksi dan bekerjasama dalam rangka mencapai suatu tujuan yaitu
mencari kebenaran dan keadilan materiil sebagaimana jiwa dan semangat Kitab
dalam kerangka penegakan hukum pidana, KUHAP merupakan acuan umum yang
harus dijadikan pegangan bagi semua yang terlibat dalam proses sistem peradilan
nasional dari bangsa Indonesia yang telah dirumuskan oleh The Founding Father
dalam UUD 1945, yaitu melindungi masyarakat (sosial defence) dalam rangka
39
Romli Atmasasmita, 1996, Sistem Pedadilan Pidana, prespektif Eksistensialisme dan
Abilisionisme, Cet II revisi, Bina Cipta, Bandung, hlm.9.
36
criminaljustice system), tetapi di dalam praktek belum memunculkan sinergi antar
institusi terkait40.
mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat penting dan strategis untuk
bagi hakim untuk menggali atau menemukan kebenaran materil dalam memeriksa
“bukti factual” penangkapan dan penggeledahan, bahkan jika perlu dapat di ikuti
atau bahan yang diduga erat kaitanya dengan tindak pidana yang terjadi.42
oleh pejabat-pejabat yang untuk itu ditunjuk oleh undang-undang segera setelah
mereka dengan jalan apapun mendengar kabar yang sekedar beralasan, bahwa
40
Ibid.
41
Zulkarenaen Koto, 2011, Terobosan Hukum Dalam Penyederhanaan Proses Peradilan
Pidana, Jurnal Studi Kepolisian, STIKI, Jakarta, h.150
42
Ali Wisnubroto, 2002, Praktek Peradilan Pidana (proses persidangan perkara pidana),
PT.Galaxy Puspa Mega, Jakarta, hlm.15.
43
Joyanna Silberg, 2004, Guidelines for the Evaluation and Treatment of
DissociativeSymptoms in Children and Adolescents. Journal of Trauma & Dissociation, vol. 5(3).
37
Berdasarkan Pasal 1 butir 5 KUHAP menegaskan penyelidikan adalah
peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau
Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, maka semakin tegas
diatur tentang peranan POLRI sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara
dari Pejabat Pegawai Negeri Sipil, hal ini telah diatur pada Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1981 Pasal 6 ayat (1) huruf a dan b. Dalam pada itu, untuk
mendukung tugas Kepolisian sebagai penyidik, maka diatur pula di dalam Kitab
yang diatur dalam Pasal 7 ayat (1) KUHAP adalah sebagai berikut:
pidana
38
c. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal
dari tersangka
atau saksi
pemeriksa perkara
Tugas dan wewenang penyidik yang diatur dalam Pasal 7 ayat (1) KUHAP
huruf a diatas, mengenai laporan dan pengaduan maka dapat diartikan laporan dan
seorang yang telah melakukan tindak pidana aduan yang merugikan. 45 Penyidik
1. Penangkapan
44
Martiman Prodjohamidjojo, 1984, Laporan dan Pengaduan, Ghalia Indonesia, Jakarta,
hlm. 13
45
Ibid
39
Pasal 1 butir 20 KUHAP, mencantumkan: “Penangkapan adalah suatu
penyidikan atau penuntut atau dan peradilan dalam hal serta menurut cara
adanya tindak pidana sesuai dengan bunyi Pasal 1 butir 4 KUHAP, pasal
yaitu adanya “bukti permulaan yang cukup” 48. Adapun yang dimaksud
dengan bukti permulaan yang cukup itu dapat dilihat dari Pasal 184 ayat
46
Leden Marpaung, Op. cit. hlm. 109
47
CST Kansil, Loc, cit, hlm. 358-359
48
Hartono, 2010, Penyidikan & Penegakan Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, hlm.
168
40
a. Alat bukti yang sah
1) Keterangan saksi
2) Keterangan ahli
3) Surat
4) Petunjuk
5) Keterangan terdakwa
hukumnya.
49
Op. Cit, CST Kansil,. 359
41
kali berturut-turut tidak memenugi panggilan itu tanpa alasan yang
2. Penahanan
tindak pidana berdasarkan bukti yang cukup, dalam hal adanya keadaan
tindakan darurat. Hal itu dilakukan dalam keadaan yang perlu sekali,
karena langsung membatasi hak asasi manusia yang paling pokok yaitu
50
Ibid
42
(recht vaardig) dan di samping itu hanya dilakukan jika penyidik
Menurut Pasal 21 ayat (1) KUHAP di atas maka ada 3 (tiga) alasan
penahanan adalah :
1. Penyidik
2. Penuntut Umum
2. Penahanan rumah
51
Andi Hamzah, 1984, Pengusutan Perkara Kriminal Melalui Sarana Teknik dan Sasaran
Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta, hlm. 104
52
Ibid, hlm. 105.
53
Loc. Cit, Leden Marpaung, hlm.118
43
3. Penahanan kota
hari, jangka waktu dapat diperpanjang oleh penuntut umum untuk paling
3. Penggeledahan
tersangka untuk mencari benda yang diduga keras ada pada badannya atau
54
Ibid, hlm. 120
55
Op. Cit, Andi Hamzah, hlm. 113
44
Lampiran Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor 1 Tahun 1982
1. Harus ada surat izin ketua pengadilan negeri stempat (Pasal 33 ayat
(1)).
2. Dalam keadaan sangat perlu dan mendesak dan harus segera bertindak
dapat tanpa surat izin terlebih dahulu, tetapi wajib segera lapor kepada
4. Harus disaksikan oleh dua orang saksi dalam hal tersangka atau
penghuni setuju atau oleh kepala desa atau ketua lingkungan dengan
dua orang saksi dalam hal tersangka atau penghuni menolak atau tidak
saksi (Pasal 33 ayat (5) dan Pasal 126 ayat (1) dan (2)).
56
Op. Cit, Laden Marpaung,. hlm. 106-107
45
tertangkap tangan, penyidik tidak diperkenankan masuk, yaitu ruang
4. Penyitaan
c. Benda yang disita itu berupa benda bergerak dan tidak bergerak,
57
Op. Cit, Andi Hamzah,. hlm. 121
46
seharusnya dapat dilakukan bukan saja untuk kepentingan
2. PPNS
4. Penyidik Pembantu
sebagian diduga diperoleh dari tindak pidana atau sebagai hasil dari
tindak pidana.
tidank pidana.
pidana.
58
Op. Cit, Laden Marpaung, hlm. 94
59
Ibid, hlm. 95
47
5. Benda lain yang mempunyai hubungan langsung dengan tindak
jelas “hubungan langsung” barang yang akan disita dengan tindak pidana
Negeri, diatur oleh Pasal 38 ayat (1) KUHAP yang berbunyi: “Penyitaan
hanya dapat dilakukan oleh penyidik dengan surat izin Ketua Pengadilan
Negeri setempat”61.
kepada mereka dari siapa benda itu disita, atau kepada orang atau kepada
2. Perkara tersebut tidak jadi dituntut karena tidak cukup bukti atau
4. Pemeriksaan surat
periksa, dengan izin khusus yang diberikan untuk itu dari Ketua Pengadilan
60
Ibidhlm 98
61
Ibidhlm. 99
62
Loc. Cit,CST Kansil, hlm. 369
48
Negeri. Adapun yang dimaksud “surat lain” adalah surat yang tidak
Pasal 47 ayat (1) dan ayat (2) KUHAP. Apabila sesudah di buka dan
diperiksa, ternyata bahwa surat itu ada hubungannya dengan perkara yang
sedang di periksa, surat tersebut dilampirkan pada berkas perkara, dan jika
sesudah diperksa ternyata surat itu tidak ada hubungannya dengan perkara
tersebut, surat itu ditutup rapi dan diserahkan kembali kepada kantor pos
lain setelah dibubuhi cap yang berbunyi “telah di buka oleh penyidik”
KUHAP)65.
49
telekomunikasi, kepala jawatan atau perusahaan komunikasi atau
tahap, yaitu:
Umum.
Berdasarkan Pasal 110 ayat (4) KUHAP, jika dalam waktu 14 hari
66
Ibidhlm. 374
67
Op. Cit, Laden Marpaung, hlm 13-14
50
2. Menegakkan hukum
masyarakat
Indonesia bertugas :
undangan lainnya
tugas kepolisian
51
9. Melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat dan
asasi manusia
pidana. Tindak pidana adalah suatu pengertian yuridis, lain halnya dengan
istilah “perbuatan jahat: atau “kejahatan” yang bisa diartikan secara yuridis
yang dapat dipidana atau disingkat perbuatan jahat (Verbrechen atau Crime).
Oleh karana dalam perbuatan jahat ini harus ada orang yang melakukannya,
maka persoalan tentang perbuatan tertentu itu diperinci menjadi dua, ialah
52
Istilah tindak pidana dalam bahasa Belanda, dipakai dua istilah, yaitu
pidana” dan ada juga terjemahan seperti “perbuatan yang dapat dihukum”.
a. Utrecht
Memakai istilah “Peristiwa Pidana” dengan alsan istilah “peristiwa”
b. Vos
Pengertian tindak pidana manusia yang oleh peraturan perundang-
pidana, yaitu adalah suatu kelakuan. Dalam definisi Vos dapat dilihat
2) Akibat anasir ini ialah hal peristiwa dan pembuat tidak dapat
dipaskan yang satu dari yang lain
68
Utrecht, 1986, Hukum pidana 1, jakarta, Pustaka Tinta Mas.Hlm.252
53
manusia yang melanggar ketertiban hukum adalah suatu
peristiwa pidana.69
c. Moeljatno
pidana maupun hukum perdata. Hukuman adalah hasil atau akibat dari
penerapan hukum tadi yang maknanya lebih luas dari pada pidana,
perdata.71
1950.
69
Ibid.Hlm.252.
70
Moeljatno,1983, Perbuatan Pidana Dan Pertanggungjawaban Dalam Hukum Pidana,
Yogyakarta: Bina Aksara.Hlm.37
71
Muladi dan Barda Nawawi Arief,1992. Teori-teori Dan Kebijakan Pidana,Bandung,
hlm.1
54
4. “Hal yang diancam dengan hukum dan perbuatan-perbuatan yang
Tahun 1951.
feit” untuk menyebut apa yang disebut sebagai “tindak pidana” di dalam
sebagai “strafbaar feit” tersebut. Oleh karena itu timbulah beberapa doktrin
tindak pidana tidak ada kesatuan pendapat para sarjana, berikut ini adalah
tersebut.72
72
P.A.F Lamintang, 1997, Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia, Citra Aditya Bakti,
Bandung, hal. 9-10.
73
Wirjono Prodjodikoro, 2002, Asas Hukum Pidana Di Indonesia, Rafika Aditama,
Bandung, hlm.14
55
Tindak pidana menurut Simons,74 unsur-unsur tindak pidana adalah:
3. Melawan hukum;
pidana adalah:
1. Perbuatan dalam arti yang luas dari manusia (aktif atau membiarkan);
pidana tersebut, yaitu unsur objektif dan subjektif. Unsur objektif adalah
perbuatan orang dan akibat yang ditimbulkan dari perbuatan orang tersebut,
74
Sudarto, 1990, Hukum Pidana I, Yayasan Sudarto: Fakultas Hukum UNDIP, Semarang,
hlm.5
75
Ibid, hlm. 41.
56
tersebut. Dan adanya unsur kesalahan (dolus dan culpa) dari perbuatan orang
tersebut.76
dan pelanggaran77.
76
Ibid, hlm 42.
77
Amir Ilyas, 2012, Asas-asas Hukum Pidana, Rangkang Education, Makassar, hal.28
57
tetapi berupa pidana kurungan dan denda, sedangkan kejahatan dengan
karena itu, siapa yang menimbulkan akibat yang dilarang itulah yang
culpa.
Dapat dibedakan antara tindak pidana aktif dan dapat juga disebut
tindak pidana komisi dan tindak pidana pasifdisebut juga tindak pidana
58
omisi. Tindak pidana aktif adalah tindak pidana yang perbuatannya
KUHP adalah tindak pidana aktif. Tindak pidana pasif ada 2 (dua),
yaitu tindak pidana pasif murni dan tindak pidana pasif yang tidak
Sementara itu, tindak pidana pasif yang tidak murni berupa tindak
pidana yang pada dasarnya berupa tindak pidana positif, tetapi dapat
dilakukan dengan cara tidak berbuat aktif atau tindak pidana yang
waktu seketika atau waktu singkat saja, disebut juga dengan aflopende
59
juga dapat disebut sebagai tindak pidana yang menciptakan suatu
f) Berdasarkan sumbernya.
Dapat dibedakan antara tindak pidana umum dan tindak pidana khusus.
Tindak pidana umum adalah semua tindak pidana yang dimuat dalam
III). Sementara itu, tindak pidana khusus adalah semua tindak pidana
dapat dilakukan oleh semua orang) dan tindak pidana propria (tindak
untuk berlaku pada semua orang. Akan tetapi, ada perbuatan yang
tidak patut yang khusus hanya dapat dilakukan oleh orang yang
Dibedakan antara tindak pidana biasa dan tindak pidana aduan. Tindak
pidana biasa yang dimaksudkan ini adalah tindak pidana yang untuk
60
terlebih dahulu adanya pengaduan oleh yang berhak mengajukan
pengaduan.
ancaman pidana terhadap bentuk tindak pidana yang diperberat atau yang
diperingan itu menjadi lebih berat atau lebih ringan dari pada bentuk
pokoknya.
3. Eksploitasi Seksual
61
Eksploitasi adalah tindakan dengan atau tanpa persetujuan korban
yang meliputi tetapi tidak terbatas pada pelacuran, kerja atau pelayanan
2007 :290)
78
UU Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, Op.cit, Hlm. 4.
62
Kesimpulannya eksploitasi adalah tindakan yang berupa
mengabadikan jenisnya”.79
seksual atau organ tubuh lain dari korban untuk mendapatkan keuntungan,
pencabulan.80
seperti berikut :
79
Kartini kartono, 2005 Patologi Sosial Jilid. Jakarta : PT. raja Grafindo Persada hlm. 217
80
Ibid.
63
perdagangan lainnya dalam barang-barang tersebut. Dan kepemilikan
dalam Pasal 1 ayat (8) dan Pasal 2 ayat (1) dan (2). Pada Pasal 1 ayat
(8)berbunyi:
terlibat dalam prostitusi, pelayanan atau pekerja seks atau menjadi objek
diperlakukan dengan salah, menjadi orang yang dijual atau karena korban
81
Alexander, Sarah, Meuwese, stan, Wolthuis, 2000,”Policies and Developments Relating
to the Sexual Exploitation of children: The Legacy of the Stockholm Conference”. Eurapean
Journal on Criminal Policy and Research. Amsterdam, desember, Vol; Edisi 4 ; hlm 479
64
untuk memperoleh uang dan keuntungan lain dari kegiatan melacurkan orang
beda, ada yang mengkategorikan sebagai delik (tindak pidana), ada pula
Hukum Pidana (KUHP) sebagai apa yang disebut sebagai hukum pidana
82
Farhana, Aspek Hukum Perdagangan Orang Di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2010,
Hlm. 24.
65
“barang siapa menarik keuntungan dari perbuatan cabul seseorang wanita
dan menjadikannya sebagai pelacur, diancam dengan pidana kurungan
paling lama satu tahun”.83
dan Elektronik
(1), pasal 45 ayat (1) danpasal 52 ayat (1) jo 27 ayat (1).pasal 27 ayat (1)
berbunyi:
83
http://www.bawean.net/2012/02/prostitusi-dalam-tijnjauan-hukum-pidana.html. Diakses
tanggal 23 Agustus 2018, Pukul 14.00 WIB
66
“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikandanatau
mentransmisikan danatau membuatdapatdiaksesnya Informasi dan
Transaksi Elektronik dan atau Dokumen Elektronik yang memiliki
muatan yang melanggarkesusilaan”.
prostitusi maka dapat dijerat tindak pidana Pasal 45 juncto Pasal 27 ayat
1 UUITE.
Perdagangan Orang
seks untuk suatu imbalan. Dari sini bisa lihat dua kemungkinan, yakni
67
apakah orang yang melakukan tindakan tersebut melakukannya tanpa
tindakan dengan atau tanpa persetujuan korban yang meliputi tetapi tidak
21/2007).
penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas)
tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 120.000.000,00 (seratus dua
68
puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 600.000.000,00 (enam ratus
juta rupiah).84
a. Pengertian Anak
pada masa mendatang. Anak dan generasi muda adalah dua hal yang tidak
Selain anak, di dalam generasi muda ada yang disebut remaja dan
dewasa.85
menurut hukum pidana, hukum perdata, hukum adat, dan hukum islam.
84
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt52f04db5110f4/ancaman-sanksi-bagi-
yang-mendirikan-tempat-prostitusi, dikutip tanggal 1 September 2018, Pukul 11.30 WIB.
85
Gatot Supramono, Hukum Acara Pengadilan Anak, Djambatan, Jakarta, 2005, Hlm. 1.
69
Pengertian anak itu sendiri jika kita tinjau lebih lanjut dari segi usia
dan untuk keperluan apa, hal ini juga akan mempengaruhi batasan yang
dalam tingkat usia berapakah seorang anak yang berprilaku kriminal dapat
berikut:
1) Pasal 45 KUHP :
berumur 16 tahun.”
86
Paulus Hadisuprapto, Op.Cit, hlm.1.
70
dibawah 18 (delapan belas) tahun dan belum menikah termasuk
demi kepentingannya”.
kawin.
71
anak adalah orang yang telah berumur 12 (dua belas) tahun tetapi
belas) tahun.
87
Wagiati Soetedjo dan Melani, Hukum Pidana Anak, Refika Aditama, Bandung, 2013,
hlm. 49-54.
72
Negara”. Hal ini menunjukkan adanya perhatian serius dari pemerintah
1) non diskriminasi,
1) Hak Anak
diskriminasi (Pasal 4 ).
b) Setiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan
88
Ibid, hlm. 130.
73
c) Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya berpikir
dan diasuh oleh orang tuanya sendiri (Pasal 7 ayat (1)). Dalam hal
tersebut berhak diasuh atau diangkat sebagai anak asuh atau anak
(Pasal 8).
74
kecerdasannya dan usianya demi pengembangan dirinya sesuai
j) Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua wali atau pihak
(1) Diskriminasi
(3) Pelantaran
sendiri,kecuali jika ada alasan dan atau aturan hukum yang sah
75
l) Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari :
kekerasan
76
(4) Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku kekerasan
(Pasal 18).
2) Kewajiban Anak
sedang terlibat dengan masalah hukum atau sebagai pelaku tindak pidana,
dengan undang-undang.
77
Menurut hal ini adalah anak yang telah mencapai umur 8 tahun dan
tidak ada perhatian dari orang tua, baik karena orang tua sibuk bekerja
ataupun bekerja di luar negeri sebagai TKI; lemahnya iman dan takwa
tidak adanya lembaga atau forum curhat untuk konseling tempat anak
berkonflik dengan Hukum, anak yang menjadi korban tindak pidana, dan
anak yang menjadi saksi tindak pidana. Anak yang berkonflik dengan
Hukum yang selanjutnya disebut anak adalah anak yang telah berumur 12
89
Ismi Dwi A Nurhaeni, 2010. .Kajian Anak Yang Berhadapan Dengan
HukumJawaTengah
78
berkonflik dengan hukum, anak yang menjadi korban tindak pidana, dan
hukum :
kepada tersangka dan orang tua, wali atau orang tua asuh mengenai
yang berwenang
keluarganya.
79
e. Hak untuk penjatuhan sanksi untuk kepentingan yang terbaik untuk
anak
a. Tahap Penyidikan
80
penuntut umum dengan melampirkan berita acara Diversi dan
Dalam hal ruang pelayanan khusus anak belom ada di wilayah yang
jasmani, rohani dan sosial anak harus tetap dipenuhi. Untuk melindungi
81
Penahanan sebgaimana dimaksud dalam Pasal 32 untuk kepentingan
penyidikan dilakukan paling lama 7(tujuh)hari. Dalam hal jangka waktu telah
berakhir, anak wajib dikeluarkan demi hukum (Pasal 33). Dalam hal
melakukan penahanan paling lama 5(lima) hari. Dalam hal jangka waktu
sebagaimana dimaksdud pada ayat (2) telah berakhir, anak wajib dikeluarkan
oleh pengadilan negri paling lama 15 (lima belas) hari. Dalam hal jangka
waktu telah berakhir dan hakim belum memeberikan putusan, anak wajib
penyitaan barang bukti dalam perkara anak harus ditetapkan paling lama
masyarakat.
82
a. Anak yang menjadi pelaku tindak pidana
disebut anak adalah anak yang telah berumur 12(dua belas) tahun,
fisik, mental, atau kerugian ekonomi maka anak korban dan atau anak saksi
berhak atas semua perlindungan dan hak yang di atur dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan.
83
Selain itu Pasal 90 ayat (1) Undang-undang Nomor 11 tahun 2012
Tentang Sistem Peradilan Anak disebutkan bahwa anak korban dan saksi
berhak atas :
perkara
tindak pidana eksploitasi seksual maupun anak yang menjadi korban tindak
84
wajib memperhatikan kepentingan terbaik bagi Anak dan
Anak Saksi, nama orang tua, alamat, wajah, dan hal lain yang dapat
undangan."
Anak Saksi wajib didampingi oleh orang tua dan/atau orang yang
Sosial.“
Ayat (3) : “Dalam hal orang tua sebagai tersangka atau terdakwa
85
Ayat (1) : “Penyidikan terhadap perkara Anak dilakukan oleh
86
Pemeriksaan terhadap anak korban tindak pidana tersebut dilakukan
diruangan tertutup (dapat dibuat siding tertutup untuk umum) dan dipisahkan
dari orang dewasa dam perlu adanya orang pendamping yang professional
untuk anak tersebut, maka hak-hak anak wajib dilindungi oleh hukum yang
berlaku dan oleh sebab itu harus dilakukan secara konsekuen oleh pihak-
menguntungkan diri sendiri atau orang lain dan korban dari tindak pidana
tersebut masih dibawar umur yang seharusnya dilindungi serta djauhkan dari
kegiatan bertentangan dengan harkat seorang anak, meskipun ada anak secara
87
3. Dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain.
anak untuk tujuan seksual merupakan tiga fenomena yang saling berkaitan
satu sama lain. Pelacuran anak dan perdagangan anak sangat erat kaitannya.
eksploitasi seksual. Pelacuran anak juga bisa menjadi tujuan sebuah proses
pornografi.90
a. Pelacuran Anak
90
Ibid, hlm. 58 Koalisi Nasional Penghapusan Eksploitasi Seksual Komersial Anak,
88
yang kurang lebih dilakukan dengan siapa saja, untuk imbalan berupa
mencegah:
imbalan lain dengan seseorang atau kepada siapapun. Para aktivis hak-
89
(child prostitutes) karena cenderung berkonotasinegatif. Istilah yang
b. Pornografi Anak
93
Koalisi Nasional Penghapusan Eksploitasi Seksual Komersial Anak, Op. Cit, hal. 57
94
Ibid, hlm 125
90
Namun yang jelas, secarakualitatif intensitas penggunaan anak-anak
antara lain:
95
Koalisi Nasional Penghapusan Eksploitasi Seksual Komersial Anak, Op. Cit, hlm. 69
91
secara seksual tanpa sepengetahuan anak tersebut.
diperdagangkan.
sangat pesat selain memberi manfaat yang cukup besar, ternyata juga
92
sertainternet. Teknologi-teknologi baru dan pertumbuhan internet
berikut:
93
penerimaan pembayaran atau imbalan lain dalam memperoleh
ini.
(delapanbelas) tahun.
cara atau teknik yang berciri khusus dari seorang penjahat dalam melakukan
prosedur atau cara bergerak atau berbuat sesuatu. Dalam hukum pidana
96
Dirjosisworo. 1984. Ruang Lingkup Kriminalogi, Rajawali, Jakarta hal 77
94
apabila orang tersebut telah melakukan kejahatan yang dapat dihukum dimasa
lampau.
ekonomis dan psikologis yang melanggar hukum yang berlaku dalam Negara
tersendiri yang sangat sulit dicium oleh aparat penegak hukum. Kegiatan
97
Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Pidana Di Indonesia, hal 65
95
membentuk beberapa pola cara penjaringan terhadap PSK dan konsumen
calon PSK wanita dewasa dan wanita dibawah umur ditempat –tempat
dikunjungi oleh PSK wanita dewasa dan wanita dibawah umur itu sendiri
calon PSK baru yang didapat melalui PSK yang telah lama terlibat
yang belum pernah terlibat dalam kegiatan ini sehingga PSK baru
98
Skripsi Putri Nindy, 2018, Pelaksanaan Perlindungan hukum Terhadap Anak Sebagai
Korban Prostitusi di Polresta Padang, Unversitas Andalas , Padang hlm 76-77
96
apabila konsumen setuju maka terjadilah transaksi dan pelaku
anak di bawah umur, terdapat cara khusus yang dilakukan oleh pelaku
97
BAB III
integritas fisik dan psikososial anak .Sebuah pelanggaran mendasar terhadap hak-
hak anak. Pelanggaran tersebut terdiri dari kekerasan seksual oleh orang dewasa
dan pemberian imbalan dalam bentuk uang tunai atau barang terhadap anak, atau
sebuah objek seksual dan sebagai objek komersial. Eksploitasi Seksual Komersial
Anak merupakan sebuah bentuk pemaksaan dan kekerasan terhadap anak, dan
Agus Salim, jalan Diponegoro , jalan Chairil Anwar, dan jalan samudera
secara komersil yang telah menjadi rahasia umum. 99Ternyata kegiatan ini tidak
hanya terdapat di kawasan tersebut tetapi juga terdapat di berbagai tempat seperti
Hotel, wisma , kafe, salon, dan taman melati. Dan itu didukung oleh data yang di
dapat penulis dari Satuan Polisi Pamong Praja kota Padang yang melakukan
99
Wawancara, Kanit PPA AKP Zulfastri Polda Sumbar, pada tanggal 30 Juli 2018
98
2005 tentang Ketertiban umum dan Ketentraman Masyarakat. Berikut jumlah
Masyarakat yang terjaring razia di berbagai tempat adapun tahun 2013 sebanyak
184 kasus , tahun 2014 ada 101 kasus , tahun 2015 ada 307 kasus, dan pada tahun
2016 sebanyak 106 kasus . Sedangkan di tahun 2017 yang menjadi pusat
perhatian dari kegiatan seksual illegal ini adalah meningkat jumlah pekerja sek
komersial sepanjang tahun 2017 yang berjumlah 22 orang. Dengan adanya data
yang di dapat maka praktik ini merupakan bentuk penyakit masyarakat yang
pelanggaran hukum.100
Kegiatan ini tidak hanya melalui suatu tempat seperti Salon, spa hotel,
dan lain-lain, Demi mengelabui aparat penegak hukum, para pekerja seks
handphone android yang di sebut prostitusi online. Selain PSK itu sendiri
menawarkan dirinya melalui sosial media, juga terdapat oknum yang menjadi
pihak perantara antara pelanggan dan PSK yang di istilahkan sebagai mucikari.
melakukan melalui media sosial agar lebih efektif, efisien dan dapat mengelabui
100
Sumber :Satpol PP Kota Padang
99
aparat penegak hukum. Selain itu juga dapat membentuk sebuah sebuah jaringan
dengan mucikari lainnya untuk mencari pelanggan untuk PSKnya. Jika melihat
lainnya, namun mengingat prostitusi online ini selalu melibatkan pihak ketiga
mendapatkan fee atau komisi dari konsumen dan PSK yang persentasenya sudah
Barat yang berkedudukan di ibu kota provinsi yaitu kota Padang. Polda Sumatera
Barat tergolong Polda tipe A karena itu dipimpin oleh seorang kepala kepolisian
pustaka penulis tentang tugas dan wewenang kepolisian, Polda Sumbar memilik
visi dan misi. Adapun visi dan misi Polda Sumbar Sebagai berikut :101
101
https://poldasumbar.info/visi-dan-misi/
100
(Networking) berdasarkan falsafah “Adat Basandi Syara’, Syara’ basandi
Misi :
keadilan;
kesejahteraan anggota;
101
9. Menjamin keberhasilan penanggulangan gangguan keamanan dalam
Salah satu unsur pelaksana tugas pokok yang berada di bawah Kapolda
umum,
perundang-undangan;
umum;
lingkungan
Polda; dan
102
https://reskrimumpoldasumbar.wordpress.com/
102
6. Pengumpulan dan pengolahan data serta menyajikan informasi dan
adalah salah satu bentuk kejahatan dan pelanggaran terhadap hak anak yang
paling keji dan karena itu harus dihilangkan. Kedua, karena upaya untuk
eksploitasi seksual sudah tidak bisa ditunda lagi terutama untuk mencegah agar
anak.
Sumbar selama tahun 2017 telah menyidik perkara terkait tindak pidana
eksploitasi seksual anak sebanyak 2 kasus, sedangkan tahun 2018 sampai bulan
Agustus sebanyak 2 kasus. Tentu data tersebut hanya merupakan sekian banyak
jelas, karena hal itu langsung menyinggung dan membatasi hak-hak asasi
103
Wawancara, Kanit PPA AKP Zulfastri Polda Sumbar, pada tanggal 30 Juli 2018
103
tentang Hukum Acara Pidana pasal 1 huruf b, penyidikan adalah serangkaian
tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam Undang-undang
Hukum Acara Pidana untuk mencari serta mengumpulkan bukti, yang dengan
bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan
1. Keterangan saksi;
2. Keterangan ahli;
3. Surat;
4. Petunjuk;
5. Keterangan terdakwa.
eksploitasi seksual anak yang terjadi, melalui beberapa tahap yaitu laporan polisi,
1. Laporan Polisi
Polisi ada dua jenis yaitu Laporan Polisi model A dan Laporan Polisi
104
Wawancara, Kanit PPA AKP Zulfastri Polda Sumbar, pada tanggal 30 Juli 2018
104
ataupun informasi dari intelijen mengenai adanya tindak pidana, atau
e) Siapa :
a. Pelaku
b. Korban
105
f) Bagaimana terjadinya : Pelaku mempekerjakan anak
terjadi lengkap dengan pasal dari delik pidana yang dilakukan oleh
tersangka, nama, dan alamat dari saksi-saksi, ciri-ciri khusus dari barang
bukti, uraian singkat tentang kejadian serta laporan tersebut harus ditanda
dalam hal ini kasus tindak pidana eksploitasi seksual anak adalah pasal 1
menurut cara yang diatur dalam Undang-Undang ini untuk mencari serta
tersebut dilaksanakan oleh penyidik Polri. Hal ini dinyatakan dalam pasal
106
pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya.”Rumusan pasal 14
penyidikan tindak pidana sesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan
1. Pemanggilan
107
Penyidik melakukan pemanggilan terhadap tersangka dan saksi.
dipanggil
dipanggil.
penasihat hukum.
pasal 216 KUHP dan dapat dikenai pasal 112 KUHP yaitu
108
memerintahkan membawa yang bersangkutan kepada
memanggilnya.
2. Penangkapan
109
saksi dan saksi ahli dan barang bukti yang menjadikan cukup bukti
tersangka
kendala geografis :
tempat terdekat
110
untuk ”membawa dan menghadapkan orang yang ditangkap
kepada penyidik”
3. Penahanan
c. Saling bersesuaian
khusus KUHP seperti pasal 282 ayat 3, 296, 335 ayat 1, 353
ayat 1, 372, 378, 379 a, 453, 454, 455, 459, 480, dan pasal
3) penahanan kota.
111
atas yaitu penahanan yang dilakukan, dan jenis
pasal 31 KUHAP
hari
dihindarkan seperti :
112
1) tersangka menderita gangguan fisik dan mental yang
4. Penggeledahan
PN.
113
Penyidik dilarang melakukan penggeledahan di ruangan
pada saat :
DPRD;
keagamaan;
5. Penyitaan
kepala desa atau ketua lingkungan dengan dua orang saksi (saksi
barang bukti yang disita kepada orang darimana benda itu disita
114
a. tidak diperoleh bukti yang cukup. Apabila di kemudian hari
tindak pidana
115
atau penjara yang tidak lebih dari hukuman
sepertiganya;
79 KUHP
116
penuntut umum atau pihak ketiga yang
117
Setelah proses pembuatan laporan polisi model A selesai
tentang:
3) Identitas tersangka;
penyitaan;
118
secepatnya mengirim surat pemberitahuan tentang dimulainya penyidikan
pengadilan;
adalah kesalahannya;
tersangka;
119
peristiwa pidananya dan orang yang bersangkutan dapat
BAP;
ahli;
120
2) Sebelum diperiksa wajib disumpah atau mengucapkan
a) Visum et repertum;
pasal Pasal 183 KUHAP yang berbunyi : “Hakim tidak boleh menjatuhkan
alat bukti yang sah Ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana
vonis yang dijatuhkan oleh hakim kepada terdakwa harus didasarkan pada
persidangan telah diajukan dua atau lebih alat bukti, namun bila
1) Keterangan saksi;
2) Keterangan ahli;
121
3) Surat;
4) Petunjuk;
5) Keterangan terdakwa.
yang benar tentang kasus tindak pidana eksploitasi seksual anak yang
122
bagaimanakah dan bilamanakah. Dalam hasil pemeriksaan tersangka dan
hasil dan pelaku lainnya, jika menemukan hal demikian maka pemeriksaan
harus dilakukan secara tuntas baik terhadap semua saksi maupun terhadap
lengkap dan valid data yang diperoleh. Terhadap para pelaku tindak
hari dengan ijin Ketua Pengadilan Negeri, dan apabila dalam 90 hari
123
30 hari oleh Ketua Pengadilan Negeri. Setelah itu jika waktu penahanan
perkara lainnya yang disusun dalam satu bendel dengan susunan yang
berisikan :
a) Nama penyidik.;
pasal 297 KUHP, pasal 296 KUHP, pasal 506 KUHP. Dari isi resume
tersangka, patut diduga atau disangka telah melakukan tindak pidana yang
Perlindungan Anak, pasal 297 KUHP, pasal 296 KUHP, pasal 506 KUHP
124
benang dan pada sampul berkas perkara diberikan label dengan ujung
lak sebagai tanda bahwa berkas tersebut sesuai dengan keadaan yang
berkas yaitu semua surat perintah, laporan polisi dan berita acara surat-
surat lainnya diketik dengan jarak 15 ketukan dari batas margin paling kiri
kertas.
Umum.
berkas tersebut dalam 14 hari dinilai oleh Jaksa belum lengkap maka Jaksa
hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti, selama ini
125
untuk segera menyerahkan tersangka beserta barang buktinya kepada
selesai.
peduli pada nasib anak, peka terhadap kebutuhan anak, simpati terhadap
tanyakan adalah fakta, hal itu tidak masalah. Karena masalah hukum
menggunakan cara-cara yang lebih kreatif, tidak formal. Hal ini dilakukan
126
untuk membangun hubungan dengan korban. Caranya adalah sebagai
berikut :105
akrab
masing tahapnya.
seksual:
Pra Pengaduan:
melakukan pendampingan
105
Wawancara, Aggota Unit PPA Bripda Yulia Bachrie, Polda Sumbar, pada tanggal 1 Agustus
2018
127
3. LSM memberitahukan kepada pihak kepolisian apabila ada
24 jam
diberikan
Pengaduan :
penyidikan
kepada korban
128
5. Polisi dan LSM tidak boleh menyarankan pada korban untuk
mencabut perkara.
Paska Penyidikan
pemulihan fisik
pemulihan mental
mengucilkan.
seksual.
129
Peraturan-peraturan terkait Larangan eksplotasi seksual terhadap
anak :
Perlindungan Anak.
(1) meliputi :
sejenisnya;
130
b. Segala pekerjaan yang memanfaatkan,
dan/atau
Pasal 183 :
131
Penyidikan tindak pidana eksploitasi seksual anak yang
tindak pidana eksploitasi seksual anak dapat menjalani proses hukum yang
smartphone.
106
Wawancara, Kanit PPA AKP Zulfastri Polda Sumbar, pada tanggal 2 Agustus 2018
132
Media-media sosial tersebut yang digunakan oleh pihak ketiga
kejahatan prostitusi. Bentuk prostitusi seperti ini juga ternyata lebih sulit
pada zaman sekarang tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit. Ada
yang memaksa untuk memiliki gaya hidup yang istimewa namun tidak
memiliki uang yang cukup untuk memenuhi gaya hidup tersebut. Gaya
hidup seperti ingin memakai pakaian dengan merek yang bagus, memiliki
bagus, tentunya untuk memenuhi gaya hidup tersebut harus dengan harga
yang mahal. Maka dari itu tidak sedikit juga orang- orang melakukan
133
mucikari. Seperti pelaku prostitusi melalui social media yang mempunyai
pemasukan yang tidak sedikit, yaitu sekitar Rp. 2.000.000 pada saat hari
weekend, dan pada hari-hari biasa paling sedikit Rp. 300.000 Tidak heran
jika pelaku itu sudah memiliki satu rumah dan dua mobil.
c. Faktor Ekonomi
diperdagangkan oleh para mucikari. Mereka rela menjual moral dan harga
yang dimilikinya.
134
bahaya ancaman kesehatan penyakit yang ditimbulkan akibat bersetubuh
sehat tidak ada masalah. Sebaliknya jika bergaul dilingkungan yang tidak
minuman keras hingga malam hari. Dan pada saat dalam keadaan tidak
pelaku. Sehingga para anak muda tersebut yang terbiasa bergaul di tempat
135
orang tua yang sangat kurang terhadap anaknya dikarenakan kesibukan
akan pekerjaan orang tua tersebut sehingga anak tersebut terlibat dalam
dalam bentuk prostitusi ini. Hal ini selaras dengan pengakuan mucikari
dibawah umur 17 tahun dan anak tersebut memang tidak pernah dihubungi
oleh orang tuanya, bahkan ada beberapa anak yang tinggal serumah
kehidupan di dunia yang menjadi manusia apa saja yang harus dijalankan
dan yang tidak boleh dilakukan oleh umat manusia. Agama yang diyakini
setiap manusia selalu menunjukkan jalan yang benar. Hal ini sesuai
maha esa dan sudah diatur dalam kitab suci. Namun tidak satupun agama
bentuk apapun. Hal ini juga membuktikan bahwa tidak semua orang yang
136
berpendidikan tinggi juga mempunyai pengetahuan yang baik di bidang
keagamaan.
Sumbar)
1. Kendala Internal
tersebut.
terhadap anak.
107
Wawancara, Kanit PPA AKP Zulfastri Polda Sumbar, pada tanggal 3 Agustus 2018
137
Kurangnya fasilitas penunjang seperti tidak tersedia Ruang
138
sering merasa tidak menjadi korban kejahatan sehingga korban
yang tidak mau terlibat dalam kasus ini dan memilih untuk tidak
2. Kendala Eksternal
sebagai berikut:108
108
Wawancara, Kanit PPA AKP Zulfastri Polda Sumbar, pada tanggal 3 Agustus 2018
139
aibnya sehingga cenderung menutup-nutupi fakta sebenarnya dan
c. Kemajuan Teknologi
140
C. Upaya Penyidik Direktorat Reserce Kriminal Umum Kepolisian Daerah
Anak
hal ini Polda Sumbar melakukan upaya untuk mengatasi kendala Internal
daripada sebelumnya.
hukum.
agenda rutin tahunan yang dilaksanakan setahun sekali yang di ikuti oleh para staf
dan penyidik Ditreskrimum Polda Sumbar khususnya penyidik Unit PPA Polda
Sumbar. Dalam Penanganan tindak pidana eksploitasi seksual terhadap anak para
141
Sumbar melakukan Pelatihan–pelatihan berkaitan dengan Penanganan Kasus
Tindak Pidana Khusus perlindungan anak yang dilaksanakan seminggu tiga (3)
penyidikan dan perlindungan hak-hak anak wanita yang menjadi korban tindak
142
informasi tentang masyarakat dan problematika yang terjadi di
sebagai korbannya.
prostitusi
teknologi
akan pornografi
143
BAB IV
A. Kesimpulan
permasalahan yang timbul pada bab pembahasan skripsi ini, dapat ditarik
Sumbar khususnya unit PPA Polda Sumbar melalui beberapa tahap yaitu
Penuntut Umum.
tahun 2014 tentang Perlindungan Anak yang berbunyi “setiap orang yang
menguntungkan diri sendiri atau orang lain dipidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan atau denda paling Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah).”.
Dari hasil penelitian, masih adanya praktik dimana anak dijadikan sebagai objek
eksploitasi seksual dalam bentuk prostitusi dari tahun ke tahun dan berbagai cara
pemanfaat tempat salon, hotel, wisma, dan spa. Dan bahkan media sosial
144
dijadikan sarana penunjang dalam eksploitasi seksual dalam bentuk prostitusi agar
lebih efektif dan efisien antara mucikari dan kostumer seksual. Tindak Pidana
seperti :
3) Faktor Ekonomi
a. Kendala Internal
terhadap anak
b. Kendala Eksternal
145
1) Kurangnya Kesadaran Masyarakat
3) Kemajuan Teknologi
hukum
sebagai korbannya
teknologi
B. Saran
gunanya bagi para pembaca pada umumnya maupun para aparat penegak hukum
146
pada khususnya. Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan adalah
sebagai berikut:
Unit PPA Polda Sumbar agar lebih banyak lagi membongkar praktik
tersebut.
147
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Andi Hamzah, 2008. KUHP dan KUHAP Edisi Revisi 2008, Rineka Cipta
:Jakarta.
Rianto Adi, 2004. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Jakarta : Granit.
C. SUMBER LAIN
https://khsblog.net/2016/09/04/daftar-statistik-kejahatan-terhadap-anak-
tahun-2011-2016/ Di akses tanggal 20 Januari 2018 Jam 20.00 Wib.
http://lampung.tribunnews.com/2017/10/11/waduh-ada-339-anak-
perempuan-indonesia-jadi-korban-eksploitasi-seksual-komersial-
anak diakses tanggal 21 Januari 2018 Jam 10.00
http://riausky.com/news/detail/20531/12-wanita-cantik-ini-ditemukan-
tewas mengenaskan-setelah-dibunuh-oleh-pacar-dan-teman-
kencannya.html/2 diakses tanggal 24 februari 2018 jam 20.00 wib
https://feed.merdeka.com/trend/yuyun-tewas-diperkosa-13-orang-hasil-
visumnya-bikin-hati-pilu-1605029.html diakses tanggal 24 februari
2018 jam 21.00 wib
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/18/02/07/p3rch2280-
polda-sumbar-ungkap-prostitusi-daring-di-padang diakses taggal 24
februari 2018 Jam 20.00 WIB
Perkembangan Dunia Internet,KOMPAS, 08 Juli 2015. diakses pada
tanggal 18 Februari 2018 Pukul 08.21 WIB
D. Wawancara
Wawancara, Kanit PPA AKP Zulfastri Polda Sumbar, pada tanggal 30 Juli
2018
Wawancara, Aggota Unit PPA Bripda Yulia Bachrie, Polda Sumbar, pada
tanggal 1 Agustus 2018