MAKALAH
MAKALAH
Dosen :
Nur Sari Dewi, M, S.H., M.H
FAKULTAS SYARI’AH
JURUSAN HUKUM TATA NEGARA
INTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LHOKSEUMAWE
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat
dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Pokok-Pokok Hukum Internasional, serta shalawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa manusia ke alam yang penuh dengan
ilmu pengetahuan.
Makalah ini disusun guna menambah wawasan pengetahuan mengenai
pentingnya memahami pokok-pokok hukum internasional, yang meliputi sumber
hukum internasional, subjek hukum internasional serta hubungan hukum
internasional dengan hukum nasional, tugas ini disajikan sebagai bahan materi
mata kuliah Pengantar Tata Hukum Indonesia IAIN Lhokseumawe.
Penulis menyadari bahwa kemampuan dalam penulisan makalah ini jauh
dari kata sempurna. Penulis sudah berusaha dan mencoba mengembangkan dari
beberapa referensi mengenai Pokok-Pokok Hukum Internasional yang saling
berkaitan. Apabila dalam penulisan makalah ini ada kekurangan dan kesalahan
baik dalam penulisan dan pembahasannya maka penulis sangat menyadari bahwa
semua itu karena keterbatasan kemampuan penulis. Akhir kata, semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca yang budiman. Aamin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................3
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................4
A. Definisi Hukum Internasional..................................................................4
B. Sumber-Sumber Hukum Internasional .................................................5
C. Subjek Hukum Internasional...................................................................6
D. Hubungan Hukum Internasional dengan Nasional...............................9
BAB III PENUTUP.............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum internasional adalah bagian hukum yang mengatur aktivitas entitas
berskala internasional. Pada awalnya, Hukum Internasional hanya diartikan
sebagai perilaku dan hubungan antar negara namun dalam perkembangan pola
hubungan internasional yang semakin kompleks pengertian ini kemudian meluas
sehingga hukum internasional juga mengurusi struktur dan perilaku organisasi
internasional dan, pada batas tertentu, perusahaan multinasional dan individu.
Hukum Internasional merupakan keseluruhan kaidah yang sangat diperlukan
untuk mengatur sebagian besar hubungan antar negara mengenai persoalan dengan
keperluan hubungan timbal balik antar negara. Dalam masalah ini terlihat bahwa
negara-negara modern telah mengakui hukum internasional sebagai bagian dari
hukum nasional. Pandangan ini dinamakan "doctrine of incorporation" yang pada
mulanya berasal dari negara-negara Anglo Saxon. Ajaran bahwa hukum
internasional dipandang sebagai hukum nasional terlihat di dalam putusan
Mahkamah Agung Amerika Serikat di dalam kasus The Paquette Habana-The
Loba.
1
modern menuntut suatu metode pembuatan hukum yang lebih cepat. Oleh
karenanya hukum internasional telah mengalami perkembangan baik dilihat
secara teori, sumber hukum dan subyek hukum internasional sendiri, Sistem
hukum internasional merupakan suatu produk dari empat ratus tahun terakhir ini.
Pada mulanya berupa adat istiadat dan praktek negara Eropa modern dalam
hubungan dan komunikasi. Lalu, hukum internasional masih diwarnai oleh
konsep-konsep kedaulatan nasional, kedaulatan teritorial, konsep kesamaan
penuh dan kemerdekaan negara- negara yang meskipun memperoleh kekuatan
dari teoriteori politik yang mendasari sistem ketatanegaraan Eropa modern juga
dianut oleh negara-negara non Eropa yang baru muncul. Dengan demikian
sejarah hukum internasional sama tuanya dengan adanya masyarakat
internasional meskipun dalam taraf tradisional yang berbeda dengan masyarakat
internasional dalam arti modern.1
1 Miftakhul Nur Arista and Ach Fatwa, “Hubungan Hukum Internasional Dan Hukum
Nasional,” MA’MAL: Jurnal Laboratorium Syariah dan Hukum 1, no. 4 (2020): 365–376.
2 Andi Tenripadang, “Hubungan Hukum Internasional Dengan Hukum Nasional,”
DIKTUM: Jurnal Syariah dan Hukum 14, no. 1 (2016): 67–76.
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun yang menjadi rumusan masalah
dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa definisi hukum internasional?
2. Apa saja sumber-sumber hukum internasional?
3. Apa subjek hukum internasional?
4. Bagaimana hubungan hukum internasional dengan hukum nasional?
C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan pada makalah
ini, adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi hukum internasional
2. Untuk mengetahui apa saja sumber-sumber hukum internasional
3. Untuk mengetahui apa subjek hukum internasional
4. Untuk mengetahui bagaimana hubungan hukum internasional dengan
hukum nasional
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
hubungan antara Negara-negara dan subjek hukum lainnya dalam kehidupan
masyarakat internasional.5
5
c) Asas-asas umum hukum yang diakui oleh negara-negara beradab.
Asaaasas umum hukum nasional yang dapat mengisi kekosongan dalam
6
bentuk dan wujud yang sesuai dengan bidangnya. Misalnya, perusahaan, badan
hukum atau sistem
hukum ada yang terdapat pada desa atau lingkungan masyarakat. Sedangkan dalan
bentuk hukum publik yakni seperti pemerintah pusat pemerintah daerah ataupun
departemen. Serta dalam tingkat internasional seperti organisasi antarnegara atau
pemerintah.8
Dalam ruang lingkup subjek hukum internasional ini, mengatur mulai dari
Negara hingga individu sebagai objek yakni antara lain yakni terdapat pada:
1. Negara, merupakan subjek utama dalam hukum internasional yang
diartikan sebagai negara berdaulat dan memiliki pemerintahan sendiri
yang tidak bergantung pada negara lain.
2. Organisasi internasional, yakni ikut serta bertugas dalam menyelesaikan
pelanggaran hukum internasional. Organisasi internasional yang menjadi
subjek pada hukum internasional adalah organisasi yang memiliki anggota
global dengan tujuan umum, misalnya PBB. Organisasi anggota global
dengan tujuan khusus seperti IMF. Organisasi keanggotaan regional
dengan tujuan global contohnya ASEAN. Dan organisasi dengan
keanggotaan regional dengan tujuan spesifik seperti NAFTA.
3. Palang Merah Internasional, yaitu sebagai subjek hukum internasional
dalam ruang lingkup terbatas. Posisi kedudukannya diperkuat dengan
adanya Konvensi Palang Merah. Serta dalam Misi Palang Merah
Internasional adalah untuk kemanusiaan. Oleh karena itu, organisasi ini
bersifat independen dan tidak boleh mencampuri negara manapun.
4. Takhta Suci Vatikan, telah menjadi subjek hukum internasional sejak
penandatanganan Pakta Lateran pada tahun 1929. Pakta Lateran sendiri
merupakan kesepakatan antara Kerajaan Italia dan Takhta Suci Vatikan.
Dimana, pada vatikan ini berada dibawah pimpinan paus yang merupakan
8 Putu Darmika, Dewa Gede Sudika Mangku, and Ni Putu Rai Yuliartini, “UPAYA
MENANGGULANGI SENGKETA MELALUI SUBJEK HUKUM INTERNASIONAL,”
Ganesha
Law Review 4, no. 2 (2022): 93–102.
7
perwakilan diplomatik yang memiliki kedudukan yang setara dengan
kedudukan Negara-negara lain.
5. Pemberontak dan pihak yang bersengketa, Menurut hukum perang
kelompok ini dapat menjadi subjek hukum internasional yang terorganisir,
dalam mematuhi hukum perang, menguasai wilayah, memiliki
kemampuan untuk menjalin hubungan dengan negara lain, dapat
menentukan nasibnya sendiri, serta menguasai dan mengelola sumber
daya alam di daerah yang dikuasainya, hingga dapat memilih sendiri
sistem (ekonomi, politik, dan sosial).
6. Individu, sebagaimana dijelaskan dalam kutipan Mochtar Kusumaatmadja
dalam Perjanjian Versailles tahun 1919, disebutkan pada beberapa pasal
yang memungkinkan individu untuk membawa perkara kasus secara
internasional ke Pengadilan Arbitrase Internasional. Dengan demikian,
individu juga merupakan hukum internasional dan dapat menjadi pihak
dalam peradilan internasional.9
8
menurut pandangan ini kaedah-kaedah dari perangkat hukum yang satu tidak
mungkin bersumberkan atau berdasarkan pada perangkat hukum yang lain.
Akibat kedua adalah bahwa menurut pandangan ini tidak mungkin ada
pertentangan antara kedua perangkat hukum itu, yang mungkin hanya penunjukan
(renvoi) saja. Akibat lain yang yang penting pula dari pandangan dualisme ini
bahwa ketentuan hukum Internasional memerlukan transformasi menjadi hukum
nasional sebelum dapat berlaku di dalam lingkungan hukum nasional.11
Paham monisme didasarkan atas pemikiran kesatuan dari pada seluruh hukum
yang mengatur hidup manausia. Dalam rangka pemikiran ini, hukum Internasional
dan hukum Nasional merupakan merupakan dua bagian daripada satu kesatuan
yang lebih besar yaitu hukum yang mengatur kehidupan manusia. Akibat daripada
pandangan monisme ini adalah bahwa antara dua perangkat ketentuan hukum ini
mungkin ada hubungan hierarki. Persoalan hierarki antara hukum nasional dan
hukum Internasional inilah yang melahirkan beberapa sudut pandangan yang
berbeda dalam aliran monisme mengenai masalah hukum manakah yang utama
dalam hubungan antara hukum Nasional dan hukum Internasional ini. Ada pihak
yang menganggap bahwa dalam hubungan antara hukum Nasional dan hukum
Internasional yang utama adalah hukum nasional.12
Paham ini adalah faham monisme dengan primat hukum Nasional. Paham lain
yang berpendapat bahwa dalam hubungan antara hukum Nasional dan hukum
Internasional yang utama adalah hukum Internasional. Pandangan ini disebut
paham monisme dengan primat hukum Internasional. Pandangan yang melihat
kesatuan antara hukum Nasional dan hukum Internasional dengan primat hukum
Nasional ini pada hakikatnya menganggap bahwa hukum Internasional itu
bersumberkan kepada hukum nasional. Alasan utama daripada anggapan ini
adalah:
1. Bahwa tidak ada satu organisasi di atas negara-negara yang mengatur
kehidupan negara-negara di dunia ini.
11 Kusumaatmadja and Agoes, Pengantar Hukum Internasional.
12 Dina Sunyowati, “Hukum Internasional Sebagai Sumber Hukum Dalam Hukum
Nasional (Dalam Perspektif Hubungan Hukum Internasional Dan Hukum Nasional Di
Indonesia),” Jurnal Hukum dan Peradilan 2, no. 1 (2013): 67–84.
9
2. Dasar daripada hukum internasional yang mengatur hubungan
internasional adalah terletak di dalam wewenang negara-negara untuk
mengadakan perjanjian-perjanjian internasional, jadi wewenang
konstitusional.13
Paham monisme dengan primat hukum Internasional, maka hukum nasional
itu bersumber pada hukum Internasional yang menurut pandangan ini merupakan
suatu perangkat ketentauan hukum yang hierarkis lebih tinggi. Menurut faham ini
hukum Nasional tunduk pada hukum Internasional pada hakikatnya berkekuatan
mengikatnya berdasarakan suatu “pendelegasian” wewenang dari pada hukum
Internasional.14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum, Hukum Internasional sebelum Perang Dunia II diartikan sebaga
keseluruhan asas dan kaidah yang mengatur hubungan negara dengan negara.
13 Tenripadang, “Hubungan Hukum Internasional Dengan Hukum Nasional.”
14 Ibid.
10
Menurut Anzilotti, Hukum Internasional adalah tertib hukum dari masyarakat
negara-negara. Definisi Hukum Internasional sebelum Perang Dunia II yang
diberikan oleh para pakar umumnya terbatas pada negara sebagai satu-satunya
pelaku hukum dan tidak memasukkan subjek-subjek hukum lainnya. Namun
demikian, perkembangan ilmu dan teknologi yang pesat telah meningkatkan
hubungan, kerjasama dan saling ketergantungan antar negara, munculnya
organisasi-organisasi internasional, negara-negara baru, menyebabkan ruang
lingkup dan pengertian Hukum Internasional mengalami perluasan.
Sumber hukum internasional dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Sumber hukum materil, yaitu segala sesuatu yang membahas dasar
berlakunya hukum suatu negara.
2. Sumber hukum formal, yaitu sumber darimana kita mendapatkan atau
menemukan ketentuan-ketentuan hukum internasional.
Paham dualisme, yang bersumber pada teori bahwa daya ikat hukum
Internasional bersumberkan pada kemauan negara, maka hukum Internasional dan
hukum Nasional merupakan dua sistem atau perangkat hukum yang terpisah satu
dari yang lainnya. Akibat-akibat dari pandangan dari paham dualisme ini bahwa
menurut pandangan ini kaedah-kaedah dari perangkat hukum yang satu tidak
mungkin bersumberkan atau berdasarkan pada perangkat hukum yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
11
Arista, Miftakhul Nur, and Ach Fatwa. “Hubungan Hukum Internasional Dan
Hukum Nasional.” MA’MAL: Jurnal Laboratorium Syariah dan Hukum 1,
no. 4 (2020): 365–376.
Darmika, Putu, Dewa Gede Sudika Mangku, and Ni Putu Rai Yuliartini. “UPAYA
MENANGGULANGI SENGKETA MELALUI SUBJEK HUKUM
INTERNASIONAL.” Ganesha Law Review 4, no. 2 (2022): 93–102.
Udiani, Made Chintya Sastri, Dewa Gede Sudika Mangku, and Ni Putu Rai
Yuliartini. “HUKUM INTERNASIONAL SEBAGAI SUMBER HUKUM
DI DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA INTERNASIONAL.”
Ganesha
Law Review 4, no. 2 (2022): 73–83.
12
Internasional Dalam Dinamika Hubungan Internasional. Universitas
Brawijaya Press, 2019.
13