Anda di halaman 1dari 17

ADMINISTRASI KEPANITERAAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Laporan ini digunakan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kepaniteraan

Dosen Pengampu : Adiyono,S.HI., M.HI,

Disusun Oleh :

1. Kartika Ayu Dwi Rahmawati (180711100032)


2. Dinda Dwi Amalia (180711100072)
3. Misturip (180711100092)

PRODI HUKUM BISNIS SYARIAH

FAKULTAS KEISLAMAN

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah S.W.T yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.

Sholawat serta salam tak lupa senantiasa kami panjatkan kepada junjungan kita Nabi
besar Muhammad S.AW, yang sebagaimana menjadi suri tauladan kita dan semoga kelak di
yaumil akhir kita mendapatkan segala syafaatnya. Aamiin.

Makalah ini disusun dalam rangka melaksanakan tugas mata kuliah Hukum Pajak
bersifat kelompok yang telah diberikan oleh Bapak Dosen kepada kita selaku mahasiswa
fakultas keislaman prodi hukum bisnis syariah.

Terima kasih tak lupa kita ucapkan kepada semua pihak yang terkait, khususnya
Bapak Dosen atas saran dan petunjuk yang senantiasa diberikan kepada kita.
Meskipun dilakukan secara daring namun kita dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Kami sebagai penyusun menyadari, bahwa kami hanyalah manusia biasa yang tidak luput
dari kesalahan dan ketidak sempurnaan. Oleh karena itu,kami mengharapkan setiap saran
maupun kritik sebagai motivasi bagi kami, agar kelak kami dapat menghasilkan hasil yang
lebih baik lagi kedepannya.

Akhirnya, semoga makalah yang kami buat ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua dan tentunya dapat di terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Sidoarjo,9 Mei 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2
A. Administrasi Kepaniteraan.............................................................................2
1. Pengertian.................................................................................................2
2. Tugas dan Fungsi Kepaniteraan di Pengadilan Agama............................2
B. Teknologi Informasi (SIANDPA)..................................................................6
1. Pengertian.................................................................................................6
2. Dasar Hukum...........................................................................................8
3. Fungsi dan Tujuan....................................................................................9
BAB III PENUTUP..................................................................................................11
1. Kesimpulan....................................................................................................11
2. Saran...............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................12
BAB I

PEANDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam era golabliasi dan transparansi dalam menunjang Reformasi Birokrasi,
Mahkamah Agung dalam hal ini Dirjen Badan peradilan Agama sejak tahun 2005
sudah memperkenalkan tekhnologi informasi melalui Sistem Administrasi Perkara
Pengadilamn Agama (SIADPA). Perkembangannya berjalan begitu pesat dan sampai
saat ini setiap Pengadilan Agama mutlak berjalannya SIADPA ini bahkan generasi
siadpa berikutnya adalah SIADPA Plus. Tujuan pokok bergulirnya SIADPA ini
adalah dalam upaya Pelayanan Prima kepada masyarakat pencari keadilan disatu sisi
dan dilain sisi untuk membackup administrasi kepaniteraan yang sebelumnya
dilaksanakan secara manual.
1. SIADPA
Aplikasi SIADPA merupakan system yang terintegrasi dari Pola Bindalmin
(sebagaimana yang sudah dibahas pada Bab II s/d Bab VI). Cara kerjanya adalah
dari mulai gugatan/permohonan sampai kepada putusan/penetapan semuanya
terintegrasi dalam satu system, pada bahasan ini tidak secara spesifik
dikemukakan cara kerja SIADPA ini, namun hanya gambaran mengenai adanya
kemajuan dalam aspek pelayanan kepada masyarakat pencari keadilan.
2. SIADPA PLUS
Sejak Tahun 2011, Direktorat Jendral badan Peradilan Agama mengembangkan
aplikasi ini yaitu dengan diluncurkannya aplikasi SIADPA Plus.  SIADPA
sebagaimana dibahas sebelumnya sudah dapat diakses melalui situs web
Pengadilan Agama yang bersangkutan. Ini suatu kemajuan dalam rangka
transparansi bagi Pengadilan khususnya Pengadilan Agama.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud administrasi kepaniteraan
2. Apa yang dimaksud teknologi informasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui administrasi kepaniteraan
2. Untuk mengetahui teknologi informasi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Administrasi Kepaniteraan
1. Pengertian
Administrasi adalah Suatu proses penyelenggaraan oleh seorang
administratur secara teratur dan diatur guna melakukan perencanaan, pelaksanaan
dan pengawasan untuk mencapai tujuan pokok yang telah ditetapkan semula. 1
Administrasi berasal dari bahasa Belanda Belanda yaitu administratie yang
pengertiannya mencakup menejemen sumber daya, seperti finansial, personel,
gudang, (stelselmatige verkrinjging en verwerking gegeven).
Panitera adalah sebagaimana dalam pasal 101 UU No. 7 Tahun 1989 jo
UU No. 3 Tahun 2006 yaitu bertanggung jawab atas pengurusan perkara,
penetapan atau putusan, dokumen, akta, buku daftar, biaya perkara, uang titipan
pihak ketiga, surat-surat berharga, barang berharga, barang bukti, dan surat-surat
lain yang disimpan di kepaniteraan. Berdasarkan Pasal (1) ayat (2) Surat
Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor KMA/122/SK/VII/2013
dijelaskan bahwa : Panitera adalah Panitera, Kepala Panitera Militer, Wakil
Panitera, Panitera Muda dan Panitera Pengganti pada Mahkamah Agung RI, dan
Pengadilan Tingkat Banding, dan Pengadilan Tingkat Pertama dari 4 (empat)
lingkungan Peradilan dibawah Mahkamah Agung RI yaitu Peradilan Umum,
Peradilan Agama, Peradilan Tata Usaha Negara, dan Peradilan Militer.2
Dengan demikian, Panitera ialah pejabat peradilan yang bertanggung
jawab dalam semua proses administrasi perkara yang ada di seluruh lembaga
peradilan di Indonesia, dan dalam tugasnya dibantu oleh wakil panitera, panitera
muda, dan panitera pengganti.
2. Tugas dan Fungsi Kepaniteraan di Pengadilan Agama
a. Tugas
Tugas pokok kepaniteraan ini tidak dipisahkan dengan tugas pokok
Pengadilan untuk menerima, memeriksan, mengadili dan menyelesaikan
perkara, seluruh kegiatan tersebut akan berjalan secara efektif dan efisien
dengan memfungsikan tugas-tugas kepaniteraan. Mulai proses pendaftaran,
1
Fadhil Al-Jamali, Efektivitas Sistem Informasi Administrasi Perkara Pengadilan Agama Pada Pengelolaan
Administrasi Perkara Pengadilan Agama Maros, (Makassar: UIN Alauddin Makassar, 2016), Hal. 13
2
Ferdian Putra, Urgensi Berita Acara Sidang Dalam Sidang Perkara Di Pengadilan Agama, (Lampung: IAIN
Metro, 2018), Hal. 31
proses persidangan memutus perkara sampai pada pelaksanaan esekusi, dalam
hal ini memerlukan kecerdasan kerja dalam penataan administrasi. Undang-
Undang No. 7 Tahun 1989 dalam Pasal 99 dan Pasal 101 menyatakan bahwa
Panitera wajib membuat daftar semua perkara yang diterima di Kepaniteraan.
Dalam membuat daftar perkara, tiap perkara diberi nomor urut dan
dibubuhi catatan singkat tentang isinya. Dalam Pasal 101 ayat 1 dinyatakan
bahwa Panitera bertanggung jawab atas pengurusan berkas perkara, penetapan
atau putusan, dokumen, akta, buku daftar, biaya perkara, uang titipam pihak
ketiga, surat-surat berharga, barang bukti, dan surat-surat lain yang disimpan
di Kepaniteraan. Tugas daripada Panitera ialah menyelenggarakan
administrasi perkara serta mengikuti serta mengikuti semua sidang serta
musyawarah pengadilan dengan mencatat secara teliti semua hal yang
dibicarakan (Pasal 58, 59 UU No. 2 Tahun 1986, Pasal 63 RO)
Panitera Pengadilan Agama sebagai pejabat kepaniteraan mempunyai
tugas secara umum sebagai berikut:
1) Membantu pimpinan membuat program kerja, baik program kerja
jangka pendek maupun jangka panjang, terkait pelaksanaan dan
pengorganisasiannya.
2) Mengatur pembagian tugas pejabat kepaniteraan.
3) Panitera menyelenggarakan administrasi secara cermat mengenai
jalannya perkara.
4) Bertanggung jawab atas pengurusan berkas perkara, putusan,
dokumen, akta, buku daftar, biaya perkara, uang titipan pihak ketiga,
surat-surat bukti dan surat-surat lainnya yang disimpan di
kepaniteraan.
5) Membuat akta, salinan putusan dan salinan penetapan.
6) Menerima dan mengirimkan berkas perkara.
7) Melakukan monitoring implementasi Sistem Administrasi Pengadilan
Agama.
8) Melaksanakan esekusi putusan perkara yang telah berkekuatan hukum
tetap dan atas perintah Ketua Pengadilan.
9) Membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya
persidangan, untuk menjalankan tugas ini Panitera dapat menunjuk
Panitera Pengganti.
10) Menyusun Berita Acara Persidangan.3

Prosedur penerimaan perkara di Pengadilan Agama melalui beberapa


meja, yaitu meja I, meja II, dan meja III. Pengertian meja tersebut adalah
merupakan kelompok pelaksana teknis yang harus dilalui oleh suatu perkara di
Pengadilan Agama, mulai dari penerimaan sampai perkara tersebut
diselesaikan. Penjelasan mengenai sistem meja adalah sebagai berikut :

1) Meja Pertama
a) Menerima gugatan, permohonan, perlawanan (Verzet),
pernyataan banding, kasasi, permohonan peninjauan
kembali, esekusi, penjelasan dan penaksiran baiaya perkara
dan biaya esekusi.
b) Membuat surat kuasa untuk membayar (SKUM) dalam
rangkap tiga dan menyerahkan SKUM tersebut kepada
calon penggugat atau pemohon.
c) Menyerahkan kembali surat gugatan/permohonan kepada
calon penggugat/pemohon.
d) Menaksir biaya perkara sebagai ditetapkan dalam pasal 121
HIR/145 RBg yang kemudian dinyatakan dalam SKUM.
e) Penerimaan perkara perlawanan (Verzet) hendaknya
dibedakan antara perlawanan (Verzet) terhadap putusan
Verstek dengan perlawanan pihak ketiga (Darden Verzet.
f) Penerimaan Verzet terhadap putusan Verstek tidak diberi
nomor baru, sedang perlawanan pihak ketiga (Darden
VerzetI) dicatat sebagai perkara baru dan mendapat nomor
baru sebgai perkara gugatan.
g) Dengan demikian penerimaan perkara secara keseluruhan
meliputi : 1. Perkara permohonan; 2. Perkara gugatan; 3.
Perkara banding; 4. Perkara Kasasi; 5. Perkara PK; 6.
Perkara esekusi.
h) Selain tugas-tugas penerimaan perkara seperti tersebut
diatas, maka meja pertama berkewajiban memberi

3
Ibid, Hal. 32
penjelasan-penjelasan yang dianggap perlu berkenaan
dengan perkara yang diajukan.
i) Dalam memberi penjelasan hendaknya dihindarkan dialog
yang tidak perlu.
2) Meja II
a) Menerima surat gugatan/perlawanan dari calon
penggugat/pelawan dalam rangkap sebanyak jumlah
tergugat/terlawan ditambah 2 (dua) rangkap.
b) Menerima surat permohonan dari calon pemohon
sekurangkurangnya sebanyak (dua) rangkap.
c) Menerima tindasan pertama SKUM dari calon
penggugat/pelawan/pemohon.
d) Mendaftar/mencatat surat gugatan/permohonan dalam
register yang bersangkutan serta memberi nomor register.
pada surat register pada surat gugatan/permohonan tersebut.
e) Nomor register diambil dan nomor pendaftaran yang
diberikan oleh kasir.
f) Menyerahkan kembali satu rangkap surat
gugatan/permohonan yang telah diberi nomor register
kepada penggugat atau pemohon.
g) Asli surat gugat/permohonan dimasukkan dalam sebuah
map khusus dengan melampirkan tindasan pertama SKUM
dan surat-surat yang berhubungan dengan
gugatan/permohonan disampaikan kepada wakil panitera,
untuk selanjutnya berkas gugatan/permohonan tersebut
disampaikan kepada Ketua Pengadilan Agama melalui
Panitera.
h) Mendaftar/mencatat semua putusan Pengadilan Agama
dalam semua buku register yang bersangkutan;
3) Meja III
a) Menyerahkan salinan putusan Pengadilan
Agama/Pengadilan Tinggi Agama/Mahkamah Agung
kepada yang berkepentingan.
b) Menyerahkan salinan penetapan Pengadilan Agama/ kepada
pihak yang berkepentingan.
c) Menerima memori/kontra memori banding, memori/kontra
memori kasasi, jawaban/tanggapan peninjauan kembali dan
lain-lain.
d) Menyusun/ menjahit/ mempersiapkan berkas.4

b. Fungsi
Pada prinsipnya manajemen Peradilan di Indonesia dipimpin oleh
seorang Panitera. Oleh karena itu, seorang Panitera harus mampu menjalankan
fungsi operasional terkait tugas-tugas yang telah ditentukan oleh Undang-
Undang yang berlaku.
Dalam menjakankan fungsinya Panitera dibatu oleh Wakil Panitera
dalam empat hal, yaitu:
1) Menyusun kegiatan administrasi perkara serta melaksanakan
koordinasi dan sinkronisasi berkaitan dengan persidangan pada
tingkat banding.
2) Penataan daftar perkara, administrasi perkara, administrasi
keuangan.
3) Menyusun statistik perkara, laporan perkara, dokumentasi perkara
terkait dengan dokumen elektronik dan pelaporan perkara.
4) Lain-lain berdasarkan peraturan perundang-undangan.
B. Teknologi Informasi
Sistem Informasi Administrasi Perkara Pengadilan Agama (SIADPA)
a. Pengertian Aplikasi SIADPA

Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, pengadilan

mempunyai tugas utama, yaitu: memberikan perlakuan yang adil dan

manusiawi kepada pencari keadilan, memberi pelayanan yang simpatik dan

bantuan yang diperlukan bagi pencari keadilan, serta memberikan

penyelesaian perkara secara efektif, efesien, tuntas dan final sehingga

memuaskan kepada para pihak dan masyarakat.


4
Ibid, Hal. 33
Pemanfaatan teknologi informasi dikemas dalam bentuk aplikasi

Sistem Informasi Administrasi Perkara Peradilan Agama yang selanjutnya

disebut Aplikasi SIADPA. Aplikasi SIADPA digambarkan sebagai otomasi

Pola Bindalmin yang dirancang sedemikian rupa secara elektronik sehingga

memberikan kemudahan dan percepatan dalam proses administrasi perkara.

SIADPA ini merupakan aplikasi pengolah dokumen-dokumen

keperkaraan yang bekerja berdasarkan dokumen blanko (formulir). Prinsip

kerja SIADPA mirip dengan Mail Merge yang dikenal dalam program

Microsoft Word. Prinsip kerja dari SIADPA adalah dengan

menggabungkan data-data perkara dengan dokumen (blanko). Data-data

perkara di dalam dokumen blanko disebut dengan variebel. Variabel-

variabel ini ditunjukan dengan angka atau nomor. Nantinya ketika hendak

mencetak suatu dokumen variable-variabel di dalam dokumen blanko akan

diganti dengan data-data keperkaraan yang telah diisikan oleh operator di

SIADPA yang sesuai dengan variable tersebut.

Jadi dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa, aplikasi SIADPA

adalah pengembangan dari sistem administrasi kepaniteraan berdasar Pola

Bindalmin dalam mengolah dokumen-dokumen perkara baik pada tingkat

pertama maupun pada tingkat banding yang dirancang ulang (redesign)

dengan sistem otomatisasi dan integrasi menggunakan alat bantu komputer

berbasis windows, dengan tidak mengurangi substansi yustisial yang

bertujuan untuk mempercepat proses penyelesaian ad ministrasi perkara di

lingkungan Peradilan Agama.

Sedangkan SIADPA Plus adalah aplikasi hasil sinkronisasi menu-

menu dan template/ dokumen pada aplikasi SIADPA dengan Pola


Bindalmin (KMA 001/SK/1991 dan Buku II MA tentang Pedoman Teknis

Administrasi dan Teknis Peradilan) yang dilakukan oleh Direktorat

Jenderal Badan Peradilan Agama MA RI.5

b. Dasar Hukum

Landasan yuridis aplikasi SIADPA tertuang pada

1) Surat Ketua Muda Urusan Lingkungan Peradilan Agama (Tuada Uldig)

MARI No. 12/TUADA/AG/IX/2007 tertanggal 17 September 2007

Tentang Penggunaan SIADPA. Dalam surat ini Ketua Mahkamah

Syariah se Provinsi Aceh dan Ketua Pengadilan Agama se Indonesia

untuk menggunakan system yang berjalan selama ini (Pola Bindalmin)

juga menggunakan SIADPA dalam proses penanganan administrasi

perkara untuk meningkatkan kepada masyarakat

2) Surat Keputusan No. 0012/DJA/HM.00/SK/V/2011 tentang

Pembentukan Tim Implementasi SIADPA plus Nasional yang

dikeluarkan oleh Dirjen Badilag tanggal 2 Mei 2012 dalam rangka

untuk mengoptimalkan implentasi SIADPA Plus.6

c. Fungsi dan Tujuan

1) Membantu percepatan pelaksanaan administrasi perkara mulai sejak

tahapan pendaftaran perkara sampai kearsiapan perkara. Dengan

mengoptimalkan aplikasi siadpa plus, tugas-tugas di bidang

administrasi perkara dapat diselesaikan dengan tenaga dan waktu yang

jauh lebih efektif dan efisien. Kesalahan dalam penginputan data

perkara hampir tidak akan pernah terjadi dibandingkan dengan tata cara

5
Uuf Rouf, Peran Teknologi Informasi Pada Manajemen Administrasi Perkara Pengadilan Agama, (Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah, 2014), Hal. 36
6
Fadhil Al-Jamali, Efektivitas Sistem Informasi Administrasi Perkara Pengadilan Agama Pada Pengelolaan
Administrasi Perkara Pengadilan Agama Maros, (Makassar: UIN Alauddin Makassar, 2016), Hal. 26
kerja “copas” (copy paste) yang seringkali keliru.

2) Siadpa plus berfungsi sebagai alat untuk percepatan pengiriman data

perkara secara nasional melalui aplikasi NIR (National Information

Repository). Fungsi kedua ini tentu saja tidak dapat dilakukan dengan

cara manual karena pengiriman data dengan aplikasi NIR tersebut

hanya bisa dihubungkan dengan aplikasi siadpa plus. Idealnya dengan

aplikasi NIR tersebut, setiap Pengadilan Agama melalui petugas yang

ditunjuk sebelum jam kerja berakhir, harus mengirimkan backup data

perkara yang terdapat di siadpa plus ke server NIR yang berada di

Mahkamah Agung setiap hari agar perubahan data perkara yang

berkiatan dengan laporan perkara dapat diketahui hari berikutnya di

Mahkamah Agung

3) Aplikasi siadpa plus sangat dibutuhkan dalam rangka mendukung

program transparansi dan akuntabilitas publik di bidang keperkaraan.

Kewajiban untuk melaksanakan dan mempublikasikan proses perkara

sebagai wujud dari program transparansi publik tidak dapat

dihindarkan. Apabila aplikasi siadpa plus telah berjalan dengan baik,

maka proses penyediaan data untuk dipublikasikan kepada publik, baik

melalui website pengadilan, media touchscreen, tv media cEnter, sms

perkara, sistem antrian sidang, dan lainlain dapat dilakukan dengan

lebih efektif dan efisien.7

Aplikasi SIADPA dalam penglolaan data, yakni:

a. Sistem Keuangan Perkara (SIADPA-KIPA).

b. Sistem Register Perkara (SIADPA-Register).

c. Sistem Laporan Perkara (SIADPA-LIPA).


7
Ibid, Hal. 27
d. Akta Cerai (SIADPA-Akta Cerai)

e. Jadwal Sidang (SIADPA Sidang).

C.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. SIADPA
Aplikasi SIADPA merupakan system yang terintegrasi dari Pola Bindalmin
(sebagaimana yang sudah dibahas pada Bab II s/d Bab VI). Cara kerjanya adalah
dari mulai gugatan/permohonan sampai kepada putusan/penetapan semuanya
terintegrasi dalam satu system, pada bahasan ini tidak secara spesifik
dikemukakan cara kerja SIADPA ini, namun hanya gambaran mengenai adanya
kemajuan dalam aspek pelayanan kepada masyarakat pencari keadilan.
2. SIADPA PLUS
Sejak Tahun 2011, Direktorat Jendral badan Peradilan Agama mengembangkan
aplikasi ini yaitu dengan diluncurkannya aplikasi SIADPA Plus.  SIADPA
sebagaimana dibahas sebelumnya sudah dapat diakses melalui situs web
Pengadilan Agama yang bersangkutan. Ini suatu kemajuan dalam rangka
transparansi bagi Pengadilan khususnya Pengadilan Agama.

B. Saran
Dengan diselesaikannya makalah ini, penulis berharap bahwa makalah ini
dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca. Dan diharapkan bagi
pembaca mempunyai keinginan untuk menulis juga. Selanjutnya penulis juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna peningkatan kualitas dalam
penulisan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Jamali Fadli. Efektivitas Sistem Informasi Administrasi Perkara Pengadilan Agama Pada
Pengelolaan Administrasi Perkara Pengadilan Agama Maros. (Makassar: UIN
Alauddin Makassar, 2016).

Putra Ferdian. Urgensi Berita Acara Sidang Dalam Sidang Perkara Di Pengadilan Agama.
(Lampung: IAIN Metro, 2018).

Rouf Uuf. Peran Teknologi Informasi Pada Manajemen Administrasi Perkara Pengadilan
Agama. (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2014).
PERTANYAAN DAN JAWABAN PILIHAN GANDA

1. Administratie bersal dari bahasa...


a. Inggris
b. Belanda
c. China
d. Jepang
2. Apa saja yang tidak boleh dibawa ke ruang sidang, kecuali...
a. Makanan dan minuman
b. Membawa alat perekam
c. Benda yang membahayakan
d. Buku dan bulpen
3. Sistem Informasi Administrasi Perkara Peradilan Agama di singkat sebagai...
a. SIANDPA
b. SIAPP
c. SIPP
d. SISINAPP
4. Tugas utama SIANDPA yaitu...
a. Memberontak keadilan
b. Memberikan perlakuan yang adil dan manusiawi kepada pencari keadilan
c. Memberi pelayanan yang simpatik dan bantuan yang diperlukan bagi pencari
keadilan
d. B dan C benar
5. Meja nomor berapa yang menerima gugatan, permohonan, perlawanan, pernyataan
banding, kasasi, permohonan peninjauan kembali, esekusi, penjelasan dan penaksiran
baiaya perkara dan biaya esekusi...
a. I
b. II
c. III
d. IV
6. SIANDPA Plus berfungsi sebagai alat...
a. Percepat data
b. Program transparansi dan akuntabilitas publik di bidang keperkaraan
c. Untuk percepatan pengiriman data perkara secara nasional melalui aplikasi
NIR (National Information Repository)
d. Sebagai touchscreen
7. Tugas pokok panitera yaitu...
a. Membantu sekretaris
b. Membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya persidangan
c. Mengusulkan pengangkatan hakim agung
d. Menjaga dan menegakkan pelaksanaan Kode Etik

Anda mungkin juga menyukai