(STAIN MADINA)
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puja dan puji kehadirat Allah SWT. Dengan Rahmat
dan Inayahnya semua berjalan dengan semestinya sesuai kehendaknya. Shalawat
dan salam kepada panutan Alam nabi Muhammad SAW. Manusia yang paling
istimewa. Dia telah membawa umat manusia dari alam kebodohan kepada Alam
yang penuh ilmu dan pengetahuan.
Puji syukur Penulis sanjung tinggikan kepada Allah SWT, yang telah
memberikan ilmu pengetahuan sehingga dapat menyelesaikan makalah yang
diamanahkan oleh dosen pengampu mata kuliah “Administrasi Peradilan Agama”
sesuai tepat pada waktunya. Semoga makalah ini bisa menambah wawasan ilmu
pengetahuan kita tentang administrasi peradilan agama dan dasar hukumnya. Dan
tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih yang dalam kepada semua
pihak yang telah ikut andil dalam penyusunan makalah ini. Mudahan– mudahan
menjadi amal jariyah yang pahalanya bisa mengalir sampai hari kemudian.
Akhir kata, penulis meminta kritik dan saran kepada semua pecinta ilmu
pengetahuan untuk makalah ini. Apabila ada terdapat kekeliruan supaya
dibenarkan. Gunanya, untuk perbaikan makalah kami dimasa yang mendatang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar......................................................................................i
Daftar isi.................................................................................................ii
Bab I pendahuluan
A. Latar belakang................................................................................1
B. Rumusan masalah..........................................................................2
Bab II pembahasan
A. Kesimpulan....................................................................................9
Daftar pustaka.......................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
Maka atas uraian di atas, pemakalah merasa sangat perlu menjelaskan tentang
administrasi peradilan agama (PA) Serta, dasar hukum yang dijadikan sebagai
rujukan administrasi serta hukum acaranya di pengadilan agama.
B. Rumusan masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Administrasi peradilan agama (PA)
3
administratur secara teratur dan diatur guna melakukan perencanaan, pelaksanaan
dan pengawasan untuk mencapai tujuan pokok yang telah ditetapkan semula.
Sedangkan yang dimaksud dengan diatur adalah seluruh kegiatan itu harus
disusun dan disesuaikan satu sarna lainnya supaya terdapat keharmonisan dan
kesinambungan tugas. Adapun yang dimaksud dengan teratur adalah kegiatan
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan yang dilaksanakan secara terus
menerus dan terarah sehingga tidak terjadi tumpang tindih (overlap) dalam
melaksanakan tugas, sehingga akan mencapai penyelesaian tugas pokok secara
maksimal.
4
Wildan Suyuthi Mustafa, Manajemen Peradilan Agama, (Ketua Pengadilan Tinggi Agama
Jakarta Pusat), hlm. 03.
4
Pembedaan dan pemisahan ini melahirkan dua unit kerja yakni kepaniteraan
dan kesekretariatan, panitera dibantu wakil panitera menangani administrasi
kepaniteraan/perkara dan sekretaris dibantu wakil sekretaris akan menangani
administrasi umum (man, money and material).
5
Sebagai pelaksana administrasi perkara Panitera berkewajiban mengatur
tugas dan para pembantunya, yakni Wakil Panitera dan Panitera Muda. Sebagai
pendamping Hakim/Majelis dalam persidangan Panitera berkewajiban mencatat
jalanya persidangan dan dari catatan-catatan tersebut, hendaknya disusun berita
acara persidangan. Dalam hal Panitera berhalangan maka Panitera dibantu oleh
para Panitera Pengganti.
6
b. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Perubahan atas
UndangUndang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung
c. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas
UndangUndang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama ;
d. Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas UU
Nomor 7 Tahun 1989 ;
e. Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : KMA/001/SK/I/1991
tentang Pola-Pola Pembinaan dan
f. Pengendalian Administrasi Kepaniteraan Pengadilan Agama dan Pengadilan
Tinggi Agama.
g. Landasan Syar’i
Administrasi merupakan proses yang mencakup pencatatan maupun
pelaporan. AlQur’an pun mengatur hal demikian, yang secara ekplisit termuat
dalam (Q.S. Al-Baqarah 2/282).
ٓ
اتِبٌ اَ ْنRب َك َ ْأRَ ْد ۖ ِل َواَل يRاتِ ۢبٌ بِ ْال َعRْن اِ ٰلى اَ َج ٍل ُّم َس ّمًى فَا ْكتُبُوْ ۗهُ َو ْليَ ْكتُبْ بَّ ْينَ ُك ْم َكRٍ ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اِ َذا تَدَايَ ْنتُ ْم بِ َدي
ْب َك َما َعلَّ َمهُ هّٰللا ُ فَ ْليَ ْكتُ ۚب َ ُيَّ ْكت
5
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung : PT Sygma Media Arkanleema,
2009, hlm. 48
7
karena manusia adalah tempatnya lupa, maka catatan menjadi penunjang untuk
mengingatkan sesuatu yang terjadi.
BAB III
8
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
9
Silalahi Ulbert, 1989. Studi tentang Ilmu Administrasi. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Manan Abdul dan Kamil Ahmad, 2007. penerapan dan pelaksanaan pola
pembinaan dan pengendalian administrasi perkara di lingkungan peradilan
agama. Jakarta pusat: direktorat jendral badan peradilan agama.
10