Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGERTIAN, LINGKUP DAN SUMBER HUKUM FIQIH MUAMALAH


KONTEMPORER

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqih Kontemporer

Dosen pengampu: Dr. H. Machfudz, MPd. I

Disusun Oleh :

1. Lailatul Hasanah T20181331


2. Karimatul Hikmah T20181399
3. M Nur Kholis T20181391
4. Surya Aris Pangestu T20181370

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim…

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Alloh swt. Atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah
“Fikih Kontemporer” tepat waktu. Dan tidak lupa kepada sholawat serta salam
kita curahkan kepada baginda Nabi Muhammad saw, yang telah memberikan
banyak syafaat dan karunianya.

Penulisan makalah berjudul “Pengertian, Lingkup dan Sumber Hukum


Fiqih Muamalah Kontemporer” dapat diselesaikan karena bantuan berbagai pihak.
Kami berharap makalah ini dapat menjadi refrensi bagi pihak yang tertarik pada
karya kelompok kami. Selain itu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan
sudut pandang baru setelah membaca makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memerlukan penyempurnaan


terutama pada bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca
demi penyemurnaan makalah, apabila terdapat kesalahan pada makalah ini kami
mohon maaf.

Demikian yang dapat kami sampaikan akhir kata. Semoga makalah


Pengertian, Lingkup dan Sumber Hukum Fiqih Muamalah Kontemporer ini bisa
bermanfaat bagi para pembaca.

Jember, 27 Februari 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Fiqih Muamalah Kontemporer...........3


B. Sumber Hukum Fiqih Muamalah Kontemporer...................................8

BAB III PENUTUP.........................................................................................

A. Kesimpulan...........................................................................................11
B. Saran.....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fiqih muamalah adalah hasil dari pengolahan potensi insani dalam meraih
sebanyak mungkin nilai-nilai ilahiyat, yang berkaitan dengan tata aturan
hubungan anatara manusia yang secara keseluruhan dapat dikatakan disiplin ilmu
yang tidak mudah untuk dipahami. Hubungan manusia sebagai makhluk sosial
dalam islam disebut muamalat yaitu yang mengatur hubungan manusia dengan
manusia dalam kaitannya dengan pengelolaan harta.

Munculnya isu fiqih kontemporer merupakan akibat arus modernisasi yang


meliputi hampir sebagian besar negara-negara yang dihuni oleh mayoritas umat
islam. Dengan adanya modernisasi tersebut mengakibatkan munculnyaberbagai
macam perubahan dalam tatanan sosial umat islam baik yang menyangkut
ideologi, politik, sosial, budaya dan sebaginya.

Perkembangan kehidupan manusia selalu berjalan sesuai dengan ruang dan


waktu dan ilmu fiqh merupkan ilmu yang selalu berkembang karena tuntutan
kehidupan zaman. Faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan sosial secara
umum ada dua macam yang pertama terletak di dalam masyarakat seperti
bertambah dan berkurangnya jumlah penduduk, yang kedua pengaruh dari
masyarakat lain seperti terjadinya peperangan dan pengaruh kebudayaan
masyarakat lain.

Pengaruh unsur perubahan diatas dapat menimbulkan perubahan dalam sistem


pemikran umat islam termasuk pembaharuan dalam hukum islam. Dengan
demikian hukum islam dapat mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan
tuntutan zaman (modernisasi) tanpa adanya upaya pembaharuan pemikiran
dimaksud tentu yang akan menimbulkan kesulitan dalam masyarakat hukum
sebagai salah satu pilar masyarakat, sedangkan kehidupan masyarakat selalu
mengalami perkembangan. Maka dari itu upaya pembaharuan pemahaman hukum
islam pun harus dapat mengikuti perubahan itu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan ruang lingkup fiqih muamalah kontemporer?
2. Apa sumber hukum fiqih muamalah kontemporer?
C. Tujuan Penulis
1. Untuk mengetahui pengertian dan ruang lingkup fiqih muamalah
kontemporer.
2. Untuk mengetahui sumber hukum fiqih muamalah kontemporer.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Fiqih Muamalah Kontemporer


1. Pengertian Fiqih Kontemporer

Kata fiqih berasal dari kata Arab yaitu al-fiqh yang artinya mengerti, tahu
atau paham. Sedangkan menurut istilah fiqih memiliki dua arti yang pertama fiqih
dalam arti ilmu hukum (jusiprudence), yang kedua fiqih dalam arti hukum itu
sendiri (law). Fiqih dalam artian hukum Islam yaitu suatu cabang studi yang
mengkaji norma-norma syariah yang berkaitan dengan tingkah laku konkret
manusia. Sedangkan fiqih dalam artian hukum Islam itu sendiri adalah kumpulan
norma-norma atau hukum-hukum syara’ yang mengatur tingkah laku manusia,
baik hukum-hukum yang ditetapkan langsung di dalam Al-Qur’an dan Sunnah
Nabi Muhammad SAW maupun yang merupakan hasil ijtihad yaitu penjabaran
dan interpretasi oleh para ahli hukum Islam (fuqaha) terhadap kedua hukum
sumber tersebut.

Hal ini sangatlah berbeda dengan syariah yang memiliki arti jalan yang
digariskan Tuhan menuju kepada keselamatan atau lebih tepatnya menuju Tuhan.
Syariah memiliki arti luas dan sempit. Syriah dalam arti luas yaitu sebagai
keseluruhan ajaran agama dan norma-norma yang dibawa Nabi Muhammad SAW
yang mengatur kehidupan manusia dalam aspek kepercayaan atau tingkah laku
praktisnya. Sedangkan syriah dalam arti sempit yaitu merujuk kepada aspek
praktis (amaliah) dari syriah dalam arti luas, yaitu aspek yang berupa kumpulan
ajaran atau norma yang mengatur tingkah laku konkret manusia. Syariah dalam
arti sempit lazimnya di identikan serta diterjemahkan sebagai hukum islam.

Adapun kata Muamalah berasal dari bahasa Arab yang diambil dari kata (‫) المل‬
yang merupak kata umum untuk semua perbuatan yang dikehendaki mukallaf.
Kata ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dengan
seseorang atau beberapa orang dalam memenuhi kebutuhan masing-masing.
Sedangkan fiqih muamalah secara terminologi adalah sebagai hukum-hukum yang
berkaitan dengan tindakan hukum manusia dalam persoalan-persoalan keduniaan,
contohnya dalam persoalan jual beli, hutang piutang, kerjasama dagang
perserikatan, kerjasama dalam penggarapan tanah, sewa menyewa dan lain-lain.1

Muamalah juga dapat diartikan sebagai segala aturan agama yang mengatur
hubungan antara sesama manusia dan antra manusia dengan alam sekitarnya tanpa
memandang perbedaan. Aturan agama yang mengatur tentang hubungan sesama
manusia dapat ditemukan dalam hukum islam yaitu tentang perkawinan,
perwalian, warisan, wasiat, hibah perdagangan, perburuan perkoperasian dan lain-
lain. Sedangkan aturan agama yang mengatur hubungan manusia dan
lingkungannya dapat ditemukan dalam hukum Islam tentang makanan, minuman,
mata pencahrian, dan cara memperoleh rezeki dengan cara yang halal atau yang
diharamkan.

Firma Allah dalam surat An-Nahl ayat 89:

‫ك َش ِه ۡي ًدا َع ٰلى ٰ ٓهُؤ اَل ۤ ِء‬


َ ‫ث ف ِۡى ُك ِّل ا ُ َّم ٍة َش ِه ۡي ًدا َع َل ۡي ِهمۡ م ِّۡن اَ ۡنفُسِ ِهمۡ‌ َو ِج ۡئ َنا ِب‬
ُ ‫ؕ‌ َو َي ۡو َم َن ۡـب َع‬

‫ب ت ِۡب َيا ًنا لِّـ ُك ِّل َش ۡى ٍء َّو ُه ًدى وَّ َر ۡح َم ًة وَّ ب ُۡش ٰرى ل ِۡلم ُۡسلِم ِۡي َن‬
َ ‫ك ۡالـك ِٰت‬
َ ‫َو َن َّز ۡل َنا َع َل ۡي‬
Arti:

Dan (ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang
saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan kamu (Muhammad)
menjadi saksi atas seluruh uamt manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al
Kitab (Al-Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk, serta rahmat
dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri (Muslim).2

Muamalah merupakan hubungan anara manusia dalam usaha mendapatkan


alat-alat kebutuha jasmaniah dengan cara sebaik-bainya yang sesuai dengan
ajaran-ajaran dan tuntutan agama. Agama islam memberikan norma dan etika
yang ersifat wajar dalam usaha mencari kekayaan untuk memberikan kesempatan
pada pekembangan hidup manusia di bidang muamalah dikemudian hari. Hukum
muamalah merupakan hukum yang mengatur tentang hak dan kewajiban dalam

1
H. Syaikhu, M.H.I, Ariyandi, S. H. I,, M. H, dan Norwili, M. H. I, Fikih Muamalah Memahami
Konsep dan Dialetika Kontemporer, (Yogyakarta: K-Media,2020) hlm.2-3.
2
Departemen Agama Republik Idonesia Syamil Al-Qur’an Miracle The refrence, (Bandung, Sygma
Publising, 2010) Surah An-Nahl Jus 14 ayat 89, hal. 551.
masyarakat untuk mencapai hukum islam. Hukum muamalah diatur dengan
sebaik-baiknya agar manusia dapat memenuhi kebutuhan tanpa memberikan
mudharat bagi orang lain.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fiqih muamalah adalah


pengetahuan tentang kegiatan atau transaksi berdasarkan hukum-hukum syariat,
mengenai perilaku manusia dalam kehidupannya yang diperoleh dari dalil-dalil
islam secara rinci. Sehingga fiqih muamalah yaitu keseluruhan kegiatan
muamalah manusia berdasarkan hukum-hukum islam yang berupa peraturan-
peraturan yang berisi perintah atau larangan. Hukum fiqih terdiri dari hukum yang
menyangkut urusan ibadah dalam kaitannya hubungan vertikal antara manusia
dngan Allah dan urusan muamalah dalam kaitannya horizonal anatara manusia
dengan manusia lainnya.

2. Ruang Lingkup Fiqih Kontemporer

Ruang lingkup fiqh konteporer mencakup masalah-masalahfiqh yang


berhubungan dengan situasi konteporer (modern) dan mencakup wilayah kajian
dalam al-quran dan hadits. Kajian fiqh konteporer tersebut dapat dikategorikan
kedalam beberapa aspek:

1. Aspek hokum keluarga, seperti akad nikah melalui telepon,


penggunaan alat kontrsepsi, dan lain-lain.
2. Aspek ekonomi, seperti : sistem bunga dalam bank, zakat profesi,
asusransi dan lain.
3. Aspek pidana, seperti : hukm pidana islam dalam sistem
hukumnasional.
4. Aspek kewanitaan, seperti busana muslimah( jilbab), wanita karir,
kepemimpinan wanita, dan lain-lain.
5. Aspek medis, seperti : pecangkokan organ tubuh bagian organ tubuh,
pembedahan mayat, euthanasia, raalan genetika, c;oring,
penyebarangan jenis kelain dari pria kewanita atau sebaliknya, bayi
tabung, percobaan-percobaann dengan tubuh manusia, dan lain-lain.
6. Aspek tekhnologi, menyembelih hewan secaramekanis, seruan adzan
atau ikrar basmalah dengan kaset, makmum kepada radio atau televise,
dan lain-lain.
7. Aspek politik (kenegaraan), seperti: perdebatan kenegaraan tentang
istilah” negara islam”,proses pemilihan pemimpin, loyalitas kepada
penguasa (kekuasaan), dan lain sebagainya.
8. Aspek yang berkaitan dengan pelaksana ibadah seperti: tayammum
dengan selain tanah (debu), ibadah qurban dengan uang, menahan haid
karena demi haji, dan lain sebagainya. 3

Muamalah merupakan suatu bentuk aktifitas manusia yang dilakukan untuk


meningkatkan taqwa kepada Allah SWT, dalam hal ini tentu mengacu kepada
kaedah-kaedah yang ditetapkan syara’ demi menciiptakan kemaslahatan di tengah
umat manusia. Adapun ruang lingkup fiqh muamalah dapat dipandang dari
tunjukan hukumnya yang terbagi menjadi dua bidang, yaitu :

1. Muamalah yang ketentuan hukumnya langsung dari Alqur’an dan hadis.


Adapun bentuk muamalah ini yaitu dalam hal perkawinan dan akibatnya,
seperti contohnya: talak, iddah, rujuk, warisan. Demikian juga dalam
hukum pengharaman khamar, babi, anjing dan riba, sehingga tidak
dibolehkan transaksi apapun dalam bentuk ini. Demikian juga dalam
tindak criminal, misalnya: pencurian dan perzinaan.
Allah telah menetapkan dengan tegas terhadap beberapa hal di atas, karena
persoalan tersebut akan sulit bagi manusia dalam menemukan kebenaran
yang dijadikan sebuah dasar karena disebabkan adanya dorongan hawa
nafsu dalam dirinya. Hal ini terdapat dalam surat al-Isra (QS. 17: 53) yang
artinya: “Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: Hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu
menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu
adalah musuh yang nyata bagi manusia”.

3
(Rifa Rahmaniar, “Tngkat Pemahaman Fiqh Muamalat Onteporer Terhadap Eputusan Menjdi
Nasabah Bang Syariah”. ( Jakarta: Uin Syarif Hidayatuallah, 2015, Hal. 22)
Dari ayat di atas terlihat bahwasannya manusia itu mudah berpaling dan
terjadi perselisihan ketika dipengaruhi oleh hawa nafsunya. Oleh sebab itu
Allah telah menetapkan beberapa ketentuan-ketentuan hukum dalam al-
Qur’an. Demikian juga ketentuan yang ditetapkan Allah terhadap berbuat
baik kepada kedua orang tua sekalipun mereka berbeda aqidah/keyakinan
seperti yang pernah terjadi kepada Nabi Ibrahim a.s.
2. Muamalah yang ketentuan hukumnya tidak langsung dari Alqur’an dan
Hadis (Ijtihad)

Bentuk muamalah ini akan dipengaruhi oleh situasi dan kondisi yang ada. Hal
ini bisa kita lihat dari praktek jual beli di pasar, yang mana pembeli memiliki
kebebasan untuk memilih barang yang diinginkan dan membawanya ke kasir
untuk menyerahkan harga barang tersebut, sistem jual beli seperti ini terjadi
dengan saling menyerahkan uang dan barang tanpa adanya ucapan yang jelas (ijab
dan qabul). Hal ini juga dijelaskan dalam surat an-Nisa’ (QS. 4: 29), yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesama-
mu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan
suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu,
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu“.

Ayat ini memberi isyarat akan kebolehan untuk melakukan perdagangan yang
terjadi karena persetujuan kedua belah pihak yang bertransaksi, dapat
melakukannya dengan mudah tanpa ada kesulitan dan membawa kemaslahatan
bagi sesama manusia.

Demikianlah Allah telah menurunkan rahmat-Nya kepada umat manusia,


Allah tidak menginginkan umat-Nya dalam kesempitan. Sebagaimana yang telah
dijelaskan diatas mengenai ruang lingkup muamalah, maka terlihat bahwa
pembahasan secara khusus adalah mengenai ketentuan di bidang perikatan dan
perjanjian terhadap pemenuhan kebutuhan yang mencakup segala aspek kegiatan
di bidang ekonomi. Adapun kegiatan di bidang ekonomi ini, lingkup
pembahasannya dapat dibedakan menjadi dua bagian. Bagian pertama membahas
tentang hal-hal yang bersifat adabiyah. Seperti masalah shighat (ijab qabul). Dan
bagian kedua membahas tentang yang bersifat madiyah. Contohnya seperti jual
beli, sewa menyewa, wakalah, hiwalah, wadi’ah dan lain-lain. Adapun
pembahasan terhadap bentuk-bentuk transaksi ini, para fuqaha telah
membahasnya dengan sistematik yang berbeda-beda dan sangat beragam. Ada
beberapa yang mengawali pembahasannya yang bersifat adabiyah, dengan
menjelaskan beberapa bentuk perikatan dan perjanjian secara rinci dan jelas. Dan
ada juga sistematik pembahasannya langsung yang bersifat madiyah, yaitu
terfokus pada materi dan beberapa bentuk transaksi yang ada, hal ini dapat dilihat
dalam kitab-kitab fiqh para imam mazhab yang empat.

Perbedaan para imam mazhab dalam menyusun pembahasan fiqh muamalah


ini hanya pada urutan prioritas saja, namun pada prinsip dalam pembahasannya
yang berkaitan dengan materi tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Di antara
pembahasan tersebut adalah mengenai akad dan permasalahannya, milik dan
bagaimana cara mendapatkannya, harta dan permaslahannya, jual beli dengan
segala bentuk dan jenisnya, syirkah, mudharabah dan berbagai bentuk transaksi
lainnya. Demikian luasnya lingkup pembahasan di bidang muamalah ini, dengan
demikian para fuqaha telah memberikan kontribusi yang sangat berharga untuk
kelangsungan hidup manusia, karena Alqur’an dan Hadis membicarakan
persoalan muamalah secara global dan dengan prinsip-prinsip secara umum demi
terciptanya keadilan di antara sesama manusia.4

B. Sumber Hukum Fiqih Muamalah Kontemporer

Sumber-sumber fiqih secara umum berasal dari dua sumber utama, yaitu
dalil Naqli yang berupa Al-Qur’an dan Al-Hadits, dan dalil Aqli yang
berupa akal (ijtihad). Penerapan sumber fiqih Islam ke dalam tiga sumber,
yaitu Al-Qur’an, Al-Hadits dan Ijtihad atau ra’yu dengan segala bentuknya.

1. Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan oleh-Nya melalui


perantaran malaikat jibril ke dalam hari Rosulullah Muhammad bin
Abdullah dengan lafazh yang berbahasa arab dan makna-maknanya yang

4
Dr. Isnani Hahap, MA, Fiqih Muamalah Kontemporer (Sumatra Utara, Febi UIN-SU Ispana, 2018).
benar, untuk menjadi hujjah bagi Rosul atas pengakuan sebagai Rasulullah,
menjadi undang-undang bagi manusia yang mengikuti petunjuknya, dan
menjadi qurbah dimana mereka beribadah dengan membacanya.

Al-Qur’an adalah yang dihimpun antara tepian lembar mushaf yang


dimulai dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nas, yang
diriwayatkan kepada kita secara mutawir, baik secara tulisan maupun lisan,
dari generasi ke generasi, dan tetap terpelihara dari perubahan dan
penggantian apapun.5

Sebagai sumber hukum yang utama, Al-Qur’an dijadikan patokan


pertama oleh umat islam dalam menemukan dan menarik hukum suatu
perkara dalam kehidupan. Ayat Al-Qur’an yang membahas tentang
muamalah ini bisa kita lihat pada surat QS. Al-Baqarah: 188: yang Artinya :
“ Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di
antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa
(urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagai
daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal
kamu mengetahui”. 6

2. Al-Hadits

Hadits adalah segaa yang disandarkan kepada Rasulullah SAW, baik


berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapan. Hadits merupakan sumber
fiqih kedua setelah Al-Qur’an yang berlaku dan mengikat bagi umat islam.

3. Ijma’

Ijma’ menurut istilah para ahli ushul fiqh adalah kesepakatan seluruh
para mujtahid di kalangan umat Islam pada suatu masa setela Rasulullah
saw wafat atas syara’ mengenai suatu kejadian, apabila terjadi suatu
kejadian yanh dihadapan kepada semua mujtahid dari umat Islam waktu
kejadian itu terjadi, dan mereka sepakat atas hukum mengenainya, maka
5
Syafii Jafri, Fiqih Muamalah, (Pekanbaru: Suska Press, 2008) hal:8
6
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Penerbit sahifa, 2014)
kesepakatan mereka itu disebut ijma’. Kesepakatan mereka atas suatu
hukum mengenainya dianggap sebagai dalil, bahwasanya hukum tersebut
merupakan hukum syara mengenai hukum tersebut.

4. Qiyas

Qiyas menurut istilah ahli ilmu ushul fiqh adalah


mempermasalahkan suatu kasus yang tidak ada nash hukumna dengan suatu
kasus yang ada nash hukumnya, dalam hukum yang ada nashnya, karena
persamaan kedua itu dalam illat hukumnya.

Maka apabila suatu nash telag menunjukkan hukum mengenai suatu


kasus dan illat hukum itu telah diketahui melalui salah satu metode untuk
mengetahui illat hukumnya, kemudian ada kasus lainnya yang sama dengan
kasus yang terdapat pada kasus itu, maka hukumnya kasus itu disamakan
dengan hukum kasus yang ada nashnya, berdasarkan atas persamaan
illatnya, karena sesungguhnya hukum itu ada dimana illat hukum itu ada. 7

BAB III
7
Rohidin, Pengantar Hukum Islam, (Yogyakarta: Lintang Rasi Aksara Books, 2016) hal: 91
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Fiqih muamalah adalah pengetahuan tentang kegiatan atau transaksi
berdasarkan hukum-hukum syariat, mengenai perilaku manusia dalam
kehidupannya yang diperoleh dari dalil-dalil islam secara rinci. Sehingga
fiqih muamalah yaitu keseluruhan kegiatan muamalah manusia
berdasarkan hukum-hukum islam yang berupa peraturan-peraturan yang
berisi perintah atau larangan. Adapaun ruang lingkup fiqih kontemporer
yaitu: aspek hukum keluarga, aspek ekonomi, aspek pidana, aspek
kewanitaan, aspek medis,aspek teknologi, aspek politik, dan aspek yang
berkaitan dengan ibadah.
2. Sumber hukum islam kontemporer ada 4 yaitu: Al-Qur’an, Hadits, Ijma,
dan Qiyas.
B. Saran
Sebagai penutup dari makalah ini, tak luput pula kami ucapkan ribuan
terima kasih pada semua rekan-rekan yang telah banyak membantu dalam
pembuatan makalah ini. Di samping itu, masih banyak kekurangan serta
jauh dari kata kesempurnaan, tetapi kami semua telah berusaha
semaksimal munkin dalam pembutan makalah yang amat sederhana ini.
Maka, dari pada itu . kami semua sangat berharap kepada semua rekan-
rekan untuk memberi kritik atau sarannya, sehingga dalam pembuatan
makalah selanjutnya bisa menjadi yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
H. Syaikhu, M.H.I, Ariyandi, S. H. I,, M. H, dan Norwili, M. H. I, Fikih
Muamalah Memahami Konsep dan Dialetika Kontemporer, (Yogyakarta: K-
Media,2020)

Departemen Agama Republik Idonesia Syamil Al-Qur’an Miracle The


refrence, (Bandung, Sygma Publising, 2010)

Rifa Rahmaniar, “Tngkat Pemahaman Fiqh Muamalat Onteporer


Terhadap Eputusan Menjdi Nasabah Bang Syariah”. ( Jakarta: Uin Syarif
Hidayatuallah, 2015)

Syafii Jafri, Fiqih Muamalah, (Pekanbaru: Suska Press, 2008)


Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Penerbit
sahifa, 2014)
Rohidin, Pengantar Hukum Islam, (Yogyakarta: Lintang Rasi Aksara
Books, 2016)
Dr. Isnani Hahap, MA, Fiqih Muamalah Kontemporer (Sumatra Utara,
Febi UIN-SU Ispana, 2018).

Anda mungkin juga menyukai