Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH AKHLAK TASAWUF

“ AJARAN TASAWUF ( KHAUF DAN RAJA’ )

DOSEN PENGAMPU : M. AWALUDIN M.HI

OLEH :

1. WALIYUL ISLAH BIMANTA ( 190202019 )


2. NUR AIDA MEKAHANI ( 190202025 )
3. ALUH RIZKI MAILINA ( 190202031 )
4. MAZIANA ( 190202022 )

KELOMPOK 2
KELAS A / SEMESTER I

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2019

i
KATA PENGANTAR

Pujisyukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan

rahmat, karunia serta taufik dan hidayah Nya kami dapat menyelesaikan makalah

tentang Akhlak Tasawuf ( Khauf dan Raja’ ). Dalam kesempatan ini tidak lupa

penyusun haturkan terima kasih kepada bapak Muhamad Awaludin selaku Dosen

Mata kuliah akhlak tasawuf.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak

kekurangannya baik dari segi isi, penampilan maupun teknik pengetikannya. Oleh

karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran-saran yang sifatnya membangun

demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini selanjutnya. Akhirnya penyusun

mengharap agar makalah ini dapat menjadi sumbangan ilmu pengetahuan bagi rekan-

rekan yang lain.

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................ ..i


KATA PENGANTAR ........................................................................ ...ii
DAFTRA ISI...................................................................................... ...iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... ...1
a. Latar Belakang ......................................................................... 1
b. Rumusan Masalah .................................................................... 1
c. Tujuan Penulisan ...................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 3


a. Pengertian Khauf dan Raja’ ..................................................... 3
b. Ciri-ciri Khauf dan Raja’ ......................................................... 7
c. Hubungan antara Khauf dan Raja’ ........................................... 8

BAB III PENUTUP .............................................................................. 10


a. Kesimpulan ............................................................................ 10
b. Saran ...................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 11

iii
BAB I
PEMBAHASAN

a. Latar Belakang

Kehidupan manusia di dunia tujuannya tidak lain hanya untuk

beribadah kepada Allah swt, sebagaimana telah dijelaskan dalam firman-

Nya; “ Dan tidak Aku (Allah) ciptakan jin dan manusia kecuali untuk

beribadah kepada-Ku (Allah)” . Maka dari itu wajib bagi kita untuk

mendekatkan diri kepada Allah swt yaitu dengan beribadah kepada-Nya.

Adapun tata cara beribadah telah dicotohkan oleh rasul-Nya Muhammad

saw. Adapun hakikat beribadah adalah wushul (sampai) kepada Allah swt.

Terdapat tujuh tahapan untuk bisa mencapainya yaitu; tahapan ilmu, tobat,

rintangan, godaan, pendorong, penoda dan perusak ibadah, dan tahapan

puji dan syukur.

Dalam kesempatan kali ini kami akan mencoba menguraikan

tentang tahapan yang kelima yaitu tahapan pendorong yang di dalamnya

berisi tentang berharap kepada Allah swt ( al-Raja’) dan takut kepada-Nya

( al-Khauf ).

b. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Khauf dan Raja’ ?

2. Bagaimanakah ciri-ciri Khauf dan Raja’?

3. Bagaimanakah hubungan antara Khauf dan Raja’?

1
c. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Khauf dan Raja’

2. Untuk mengetahui cirri-ciri Khauf dan Raja’

3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara Khauf dan Raja’

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Khauf dan Raja’

a. Khauf

Secara bahasa khauf artinya perasaan takut yang muncul terhadap

sesuatu yang mencelakakan, berbahaya atau mengganggu. Secara istilah

khauf adalah suatu sikap mental merasa takut kepada Allah karena kurang

sempurna pengabdiannya, takut atau khawatir kalau-kalau Allah tidak senang

padanya. Khauf timbul karena pengenalan dan cinta kepada Allah yang

mendalam sehingga ia merasa khawatir kalau Allah melupakannya atau takut

kepada siksa Allah.

Adapun para ulama tasawuf mengemukakan makna khauf adalah

sebagai berikut :

a. Hasan al Bashri

Khauf adalah suatu sikap mental merasa takut kepada Allah SWT

karena kurang sempurnanya pengabdiannya. Takut dan khawatir kalau-

kalau Allah tidak senang kepadanya.

3
b. Bishr al-Hafi

Ketakutan kepada Allah adalah sebenar-benar harta yang hanya

dimiliki oleh hati para hamba yang benar-benar bertakwa. Perasaan takut

bukanlah dengan bercucuran air mata lantas dilap dengan kedua -dua

tangan seseorang. Ketakutan yang sebenar adalah kamu mampu

meninggalkan segala dosa yang akan mengundang azab-Nya.

c. Imam Qusyairy

Takut kepada Allah berarti takut terhadap hukumNya. Menurutnya

khauf adalah masalah yang berkaitan dengan kejadian yang akan datang,

sebab seseorang hanya merasa takut jika apa yang dibenci tiba dan yang

dicintai sirna. Dan realita demikian hanya terjadi di masa depan.

d. Sayyid Ahmad bin Zain al-Habsyi

Khauf adalah Suatu keadaan yang menggambarkan resahnya hati

karena menunggu sesuatu yang tidak disukai yang diyakini akan terjadi

dikemudian hari.

e. Ibnu Khabiq

Makna khauf menurutku adalah berdasarkan waktunya, yaitu takut

yang tetap ada pada Allah saat ia dalam keadaan aman.

4
f. Al-Falluji

Khauf adalah suatu bentuk kegelisahan ketika seseorang

memperkirakan sesuatu yang ia benci akan menimpanya.

g. Al Ghazali

Khauf adalah rasa sakit dalam hati karena khawatir akan terjadi

sesuatu yang tidak disenagi dimasa sekarang.

b. Raja’

Secara bahasa, raja’ berasal dari kata raja-yarju-raja’an, artinya

mengharap dan pengharapan. Apabila dikatakan raja’ahu maka artinya

ammalahu : ia mengharapkannya. Secara istilah, raja’ ialah perasaan harap

atas rahmat Allah, bahwa Allah akan memberikan yg terbaik untuk hambaNya

dalam keadaan apapun.

a. Hasan Al Bashri

Raja’ adalah sikap mental optimisme dalam memperoleh karunia

dan nikmat ilahi yang di sediakan bagi hamba-hambanya yang shaleh.

b. Imam Qusyairy

Raja’ adalah keterpautan hati kepada sesuatu yang diingikannya

tejadi di masa yang akan datang.

5
c. Abu Abdullah bin khafif

Raja’ adalah senangnya hati karena melihat kemurahan yang

tercinta yang kepada Nya harapan dipautkan dan menganggap adanya

fadal sebagai tanda harapan yang pasti.

d. Ibn al-Qayyim

Raja’ adalah cinta kepada apa yang diharapkannya, takut

harapannya hilang dan berusaha untuk mencapai apa yang diharapkannya.

e. Ahmad bin Ashim al-Anthaky

Sikap seorang hamba yang manakala ia menerima nikmat

anugerah (ihsan), ia terilhami untuk bersyukur, penuh harap akan

penuhnya rahmat Allah swt di dunia dan penuhnya pengampunanNya di

akhirat.

f. Al Ghazali

Raja’ adalah perasaaan hati yang senang menanti sesuatu yang

diinginkan dan disenangi serta rasa lapang hati dalam menantikan hal

yang diharapkan di masa yang akan datang yang mungkin terjadi

6
2. Ciri-ciri Khauf dan Raja’

a. Khauf

- Mampu menjaga tutur kata dan perbuatannya dari perilaku maksiat

yang dilarang oleh Allah

- Semakin hari bertambah rajin ibadahnya dan amal kebaikannya

- Tampak berani menghadapi setiap rintangan sepanjang untuk

membela kebenaran

- Jika disebutkan nama Allah hatinya bergetar dan khusuk

mengangungkan kebesaran Allah

b. Raja’

- Memiliki sifat jiwa optimis dan penuh semangat dalam menjuhi

kehidupan.

- Tekun dan ulet dalam mengerjakn suatu pekerjaan meskipun

sering di hadapkan pada kegagalan dan kerugian.

- Menghargai waktu dan kesempatan untuk senantiasa di isi dan di

manfatkan dengan pekerjan yang baik dan maslahat.

- Tidak lekas prustasi dan patah semangat dalam menjalani suatu

tugas belajar atau bekerja.

- Meyakini bahwa allah SWT adalah maha pengasih dan maha

penyayang bagi semua hambnya.

7
3. Hubungan antara Khauf dan Raja’

Berbicara tentang hubungan khauf dan raja’ ibarat berbicara

tentang Romeo dan Juliet. Karena setiap orang yang raja’ pastilah ia

orang yang khauf. Seorang perjalan jika ia takut ia pasti mempercepat

langkahnya, kalau-kalau ia tidak mendapatkan tujuannya. Dalam hal

ini penulis mengutip pendapat Ibnu Qayyim yang mengatakan bahwa

dalam perjalanan menuju Tuhan, cinta, takut, dan harapan merupakan

inti. Setiap orang yang mencintai pasti berharap dan takut.

Mengharapkan apa yang ada pada diri kekasih dan takut tidak

diperhatikan oleh kekasih atau yang ditinggalkan, sehingga setiap

cinta disertai dengan takut dan harapan, karena setiap perjalanan

menuju Tuhan tidak terlepas dari dosa dan mengharapkan ampunan,

tidak terlepas dari amal sholeh dan mengharapkan diterima tidak lepas

dari istiqomah, dan mengharapkan kekekalannya dan tidak lepas dari

kedekatannya dengan Tuhan dan mengharapkan pencapaiannya. Jadi,

harapan (raja') merupakan sebuah tercapainya apa yang di inginkan.

(Adb. Muin Salim, 1994: 131).

Jika seorang hamba sedang menghadap kepada Tuhannya dan

berjalan untuk mencapai kedekatan di sisi-Nya, maka sebaiknya dia

mengabungkan antara khauf dan raja. Jangan sampai khaufnya

mengalahkan raja’nya, sehingga dia berputus asa dari rahmat dan

ampunan Allah. Dan jangan pula raja'nya’mengalahkan khauf ,

8
sehingga dia terjerumus ke jurang maksiat dan kejahatan. Dia harus

terbang dengan kedua sayap itu yaitu khauf dan raja’ di udara yang

jernih, sehingga dia dapat mencapai kedekatan di hardirat Allah.

Hubungan antara khauf dan raja’ digambarkan dengan takut

kepada api neraka-Nya dan mengharap surga-Nya, takut jauh dari-Nya

dan mengharap untuk di dekat-Nya, takut di tinggalkan-Nya dan

mengharap ridha-Nya, takut putus hubungan dengan-Nya dan berharap

agar terus berinteraksi dengan-Nya (Syeikh Abdul Qadir Isa, 2010:

206).

9
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

1. Khauf merupakan bentuk rasa takut kepada Allah SWT, khauf

memiliki beberapa ciri diantaranya adalah selalu menjaga tuturkata

dan perilaku agar terhindar dari larangan Allah SWT

2. Raja’ merupakan bentuk pengharapan kepada Allah SWT, seperti

khauf raja’ pun memiliki ciri seperti selalu bersikap optimis dan

percaya akan kasih saying Allah SWT

3. Khauf dan Raja’ adalah dua akhlak yang tidak bias dipisahkan

b. Saran

Untuk kita sebagai umat muslim hendaklah belajar menerapkan akhlak

berupa khauf dan raja’ agar senantiasa merasa dekat dengan Allah Swt

10
DAFTAR PUSTAKA

Khamzah, M dan Rohman, R L. 2015. Menjaga Akidah dan Akhlak. Solo : PT Tiga

Serangkai Putaka Mandiri

Noviniawati.2017. http://noviniawati.blogspot.com/2017/11/makalah-khauf-wa-raja.html

diakses tanggal 6 Oktober 2019

Kholiq09.2010. https://kholiq09.wordpress.com/2010/02/18/ciri-ciri-khauf-dan-raja/

diakses tanggal 6 Oktober 2019

Anonym.2014.http://bismillahirrahmanirrahim1305.blogspot.com/2014/08/khauf-dan-

raja-dalam-tasawuf.html diakses tanggal 6 Oktober 2019

11

Anda mungkin juga menyukai