| 107
Abstract: This Article discusses how the legal determination commit major sins in the
study of Islamic theology, is still said to be a believer or an infidel. The three principal
problems is a major issue in this article. Even very surprisingly, the issue first appeared
and debate is not a matter of theology, but political problems at the start with the death of
the caliph Utsman ibn Affan to the three who were later replaced by the Caliph Ali ibn
Abi Talib became Caliph to four. In the reign of Ali ibn Abi Talib these political
upheavals began to appear. At the start the challenge and rebellion of the companions of
the Prophet himself that Talha and Zubair with the Prophet's wife, Aisha ra., Who refused
Ali as caliph, Ali ibn abi Talib but can cripple the pemberontaka. Then the uprising
Mu'awiya ibn abi Sufyan ended with the Siffin war , then do tahkim (arbitration) that led
to the outbreak of Muslims into three groups at the time , namely Ali ibn abi Talib group,
Mu'awiyah groups and groups Khawarij. Of events tahkim (arbitration) then this is a
debate about the commit major sins, faith and kufr.
besar, iman dan kufur dalam pemikiran hanyalah sebagai gubernur daerah
aliran teologi? yang tidak mau tunduk kepada Ali
II. PEMBAHASAN sebagai khalifah. Dengan adanya
arbitrase ini kedudukannya telah naik
A. Sejarah Ringkas Timbulnya menjadi khalifah yang tidak resmi,
Konsep Iman dan Kufur tidak mengherankan kalau keputusan
Perbincangan tentang iman dan tersebut ditolak oleh Ali dan tidak
kufur ini muncul pada masa pemerin- mau meletakkan jabatannya, sampai
tahan Ali bin Abi AbdThalib. Wafat- mati terbunuh di tahun 661 M. 11
nya khalifah Utsman bin Affan men- Sikap Ali yang menerima tipu
jadikan Ali bin Abi Thalib sebagai muslihat Amr bin Ash untuk meng-
calon terkuat menjadi khalifah yang adakan arbitrase, walau dalam ke-
ke empat. Tetapi mendapat tantangan adaan terpaksa, tidak di terima oleh
dari beberapa sahabat nabi yang juga sebahagian tentaranya. Mereka meng-
ternyata berkeinginan menjadi khali- anggap Ali telah berbuat salah, oleh
fah, terutama Talhah dan Zubaer dari karena itu, mereka meninggalkan
Mekkah dan mendapat dukungan dari barisannya. Golongan mereka inilah
Aisyah ra, yang berakhir dengan per- dalam sejarah Islam terkenal dengan
tempuran yang dilakukan oleh ke dua nama Khawarij.12 Gambaran dari per-
sahabat Nabi tersebut beserta Aisyah soalan politik inilah yang akhirnya
ra. Pertempuran tersebut terjadi di Irak membawa kepada persoalan teologi.
tahun 656, dan dapat dipatahkan oleh Golongan Khawarij memandang
Ali dan pasukannya. Talhah dan EDKZD $OL 0X¶DZL\DK $PU ELQ $VK
Zubaer mati terbunuh, sedangkan dan Abu Musa al-Asy¶ary serta yang
Aisyah ra dikirim kembali ke Mekkah. menerima arbitrase itu adalah kafir,
Persoalan lain yang di hadapi mereka mesti di bunuh. Kemudian
oleh Ali bin Abi Thalib ketika menjadi persoalan tersebut meningkat menjadi
khalifah, adalah menghadapi pembe- masihkah mereka di sebut mukmin
URQWDNDQ 0X¶DZL\DK ELn Abi Sufyan. karena telah melakukan dosa besar.
0X¶DZL\DK DGDODK JXEHUQXU 'DPDV- Kemudian persoalan tersebut melahir-
kus yang tidak setuju dengan pemerin- kan aliran-aliran baru dalam pemiki-
tahan Ali, pertempuran ini dikenal ran kalam disamping Khawarij.
dengan sebutan perang Shiffin 659 Aliran-aliran tersebut adalah Murjiah,
M.10 0X¶WD]LODK $V\¶DUL\DK GDQ 0DWXULGL-
Ketika pasukan Ali bin Abi yah.
Thalib hampir memenangkan pertem- B. Pelaku Dosa Besar, Iman dan
puran tersebut, taQJDQ NDQDQ 0X¶DZL- Kufur dalam Pemikiran Aliran
yah, Amr bin Ash yang terkenal Teologi
sebagai orang licik, meminta berdamai
1. Aliran Khawarij
dengan mengangkat al-4XU¶DQ NH DWDV
Qurra yang ada di pihak Ali men- Ciri yang menonjol dalam aliran
desak Ali supaya menerima tawaran Khawarij adalah watak ekstrimitas
itu, dengan demikian dilakukan per- dalam memutuskan persoalan-per-
damaian dengan mengadakan arbit- soalan kalam. Tidak mengherankan
rase. kalau aliran ini memiliki pandangan
Peristiwa tersebut jelas merugi- ekstim pula tentang pelaku dosa besar,
kan bagi Ali, dan menguntungkan bagi
dan penetapan siapa yang kafir dan
0X¶DZL\DK <DQJ OHJDO PHQMDGL
beriman. Mereka memnandang bahwa
khalifah adalah Ali, sedangkan
Mu¶awiyah kedudukannya tidak lebih orang-orang yang terlibat dalam
St. Jamilah Amin, Penetapan Hukum Bagi Pelaku Dosa ... | 110
orang yang melakukan dosa besar, berpegang teguh pada sunnah sebagai
Khawarij menganggapnya kafir atau tidak DQWLWHVLV GDUL DMDUDQ 0X¶WD]LODK
ODJL PXNPLQ 6HGDQJNDQ EDJL 0X¶WD]LODK Selanjutnya pahamn AV\¶DU\ \DQJ
kafir ditujukan bagi orang-orang yang dikembangkan adalah perbuatan-per-
berhak menerima siksa berat di Neraka. EXDWDQ PDQXVLD EDJL $V\¶DU\ EXNDQ
Oleh karena itu, pelaku dosa besar diwujudkan oleh manusia itu sendiri,
tidaklah kafir, mereka tidak mendapat VHEDJDLPDQD SHQGDSDW NDXP 0X¶WD]LODK
siksa berat di Neraka. Namun, karena tetapi diciptakan oleh Tuhan. Perbuatan
bukan mukmin, juga tidak dapat kufur adalah buruk, tetapi orang kafir
dimasukkan ke Surga. Jadi tempatnya ingin supaya perbuatan kufur itu
adalah di Neraka atas dasar keadilan, sebenarnya bersifat baik. Apa yang
tetapi di dalam Neraka yang siksaannya dikehendaki orang kafir itu tidak dapat
lebih ringan. diwujudkannya. Perbuatan iman bersifat
baik, tetapi berat dan sulit. Orang mukmin
h. $OLUDQ $KOX 6XQQDK ZDO -DPD¶DK
ingin supaya perbuatan iman itu janganlah
7HUP $KOX 6XQQDK ZDO -DPD¶DK berat dan sulit, tetapi apa yang dikehen-
timbul sebagai reaksi terhadap faham dakinya itu tidak dapat diwujudkannya.28
JRORQJDQ 0X¶WD]LODK VHSHUWL WHODK GL- Dengan demikian yang mewujudkan
uraikan sebelumnya. Aliran ini di bawah perbuatan kufur itu bukanlah orang kafir
oleh Abu Hasan al-AV\¶DU\27 yang pada yang tidak sanggup membuat kufur
mulanya adalah penganut paham bersifat baik, tetapi Tuhanlah yang
0X¶WD]LODK .HPXGLDQ EHUEDOLN PHQHQ- mewujudkannya dan Tuhan memang
WDQJ DMDUDQ 0X¶WD]LODK NDUHQD PHPDQGDQJ berkehendak supaya kufur bersifat buruk.
DMDUDQ WHRORJL 0X¶WD]LODK WLGDN VHMDODQ $V\¶DU\DK EHUSHQGDSDW EDKZD DNDO
dengan karakteristik dan intelektuan manusia tidak bisa merupakan PD¶ULIDK
mayoritas umat Islam pada saat itu. Oleh dan amal. Manusia dapat mengetahui
karena itu, dalam masalah iman dan kufur, kewajiban hanya melalui wahyu bahwa
$V\¶DU\ VDQJDW EHUEHGD VHFDUD GLDPHWDO manusia berkewajiban mengetahui Tuhan
GHQJDQ 0X¶WD]LODK dab manusia harus menerimanya sebagai
Di samping itu, NDXP 0X¶WD]LODK suatu kebenaran. Oleh karena itu, iman
tidak begitu banyak berpegang pada bagi mereka adalah tasdiq.29 Pendapat Ini
sunnah atau tradisi, bukan disebabkan berbeda dengan kaum Khawarij dan
NDUHQD NDXP 0X¶WD]LODK WLGDN SHUFD\D 0X¶WD]LODK WHWDSL GHNDW GHQJDQ NDXP
pada tradisi nabi dan para sahabat, akan Jabariyah. Tasdiq PHQXUXW $V\¶DU\DK GL
tetapi mereka ragu akan keaslian hadis- batasi pada Tuhan dan apa yang di bawha
hadis yang mengandung sunnah atau oleh Rasul-Nya. Tasdiq merupakan
tradisi. Sehingga mereka dimasukkan pengakuan dalam hati yang mengandung
pada golongan yang tidak berprgang teguh PD¶ULIDK Allah.30
pada sunnah. 6HKLQJJD NDXP 0X¶WD]LODK Adapun ajaran al-Manzilah baina
selain sebagai golongan yang minoritas, al-Manzilahtain di tolak oleh al-$V\¶DU\
juga merupakan golongan yang tidak Bagi al-$V\¶DU\ orang yang berdosa besar
berpegang teguh pada sunnah. Kaum tetap mukmin, karena imannya masih ada,
0X¶WD]LODK MXJD VDQJDW PHQJDQJXQJNDQ tetapi karena dosa besar yang dilakukan-
akal pikiran atau rasionalitas manusia. nya menjadikannya fasiq. Sekiranya orang
Sehingga hal tersebut yang mungkin yang berdosa besar bukanlah mukmin
menyebabkan lahirnya term Ahlu Sunnah bukan pula kafir, maka dalam dirinya
ZDO -DPD¶DK \DLWX JRORQJDQ \DQJ akan tidak di dapati kufur atau iman;
St. Jamilah Amin, Penetapan Hukum Bagi Pelaku Dosa ... | 114
dengan demikian bukan atheis dan bukan \DQJ GXGXN GL DWDV µarasy. Kedua: kafir
pula monotheis. Tidak mungkin bahwa IL¶OL, seperti melemparkan al-4XU¶DQ
orang yang berdosa besar bukan mukmin kedalam kotoran. Ketiga: kafir qauli,
dan bukan pula kafir.31 seperti menyerupakan Allah dengan
Berbeda dengan tokoh lain dari makhluk-Nya, baik zat, sifat, maupun
$KOX 6XQQDK ZDO -DPD¶DK \Dkni al- perbuatan.34
Baqilani, Al-Baqilani membedakan antara Termasuk juga dalam golongan ini
iman dan Islam dengan mengatakan adalah orang-orang yang mendustakan isi
bahwa setiap mukmin adalah muslim kandungan al-4XU¶DQ DWDX DMDUDQ QDEi
tetapi tidak setiap muslim berarti Muhammad, seperti mengatakan Surga
mukmin.32 Sebagaimana firman Allah QS. dan Neraka itu lenyap, surga bukan
Al-Hujurat (49): 14: kesenangan jasmaniah dan Neraka adalah
siksaan PD¶QDZL\DK atau abstrak.
C¦ ›V XT SÄ=°%ØUÉ" ×1Š #É ‰<W% XÄ ½! ^oÕÃ)] °0V V Demikian juga orang yang mengingkari
kebangkitan jasad dan roh di akhirat,
×1Å ¯ SÉ É r¯Û ÀC›\-c0_ ©#Å\ÕiWc „-V XT R<Õ-Q ÔyU ßSÅ SÉ mengingkari kewajiban shalat, puasa dan
zakat, mengharamkan talak dan meng-
×1Å ¯ ›\-ÕÃU ÕC°K% 1Å Ø*¯ Wc •Y œÄ V SÀyXqXT ‹ SÄÈk°¼É" D¯ XT halalkan khamar. Kafir yang paling berat
adalah orang yang mengingkari Allah.
§ª-¨ Ï/Ì°Oˆq ·qSÁÝ[Î ‹ ‰D¯ ›‹kÙ [‰ Pembagian kafir di atas menunjukkan
bahwa dalam konsep iman yang
Terjemahnya: dikemukakan al-Baqilani, amal tetap
Orang-orang Badui itu berkata: dipentingkan sebab menurutnya perbua-
³NDPL WHODK EHULPDQ¶ NDWDNDQODK tan dapat membawa kepada kekafiran.
NHSDGD PHUHND ³NDPX EHOXP Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa
EHULPDQ´ WHWDSL NDWDNDQODK ³NDPL amal tidak lepas dari iman. Dan orang
WHODK WXQGXN´ NDUHQD LPDQ LWX EHOXP yang termasuk dalam ketiga macam kafir
masuk kedalam hatimu, dan jika tersebut di atas adalah orang-orang yang
kamu taat kepada Allah dan rasul- sia-sia kebaikannya.
Nya, Dia tidak akan mengurangi Senada dengan pendapat al-$V\¶DU\
sedikitpun (pahala) amalanmu,
al-Maturidi (tokoh lain dari Ahlu Sunnah
sesungguhnya Allah Maha pengam-
SXQ ODJL 0DKD SHQ\D\DQJ¶ 33 ZDO -DPD¶DK) juga menolak paham
0X¶WD]LODK WHQWDQJ GRVD EHVDU $O-
Iman adalah manifestasi dari Islam.
Maturidi berpendapat bahwa orang yang
Sebagaimana telah diisyaratkan pada ayat
berdosa besar masih tetap mukmin, dan
tersebutAllah tidak memandang orang-
soal dosa besarnya akan ditentukan Tuhan
orang Badui beriman, meskipun mereka
kelak di akhirat. Al-Maturidi juga
telah mengaku beriman, padahal sesung-
menolak ajaran al-Manzilah baina al-
guhnya mereka baru Islam.
Manzilahtain.35
Al-Baqilani menjelaskan pembagian
Sesungguhnya orang Mukmin tidak
iman dan kafir dengan membagi kafir
akan kekal di Neraka. Akan tetapi, mereka
kepada tiga macam, pertama:kafir
berbeda pendapat mengenai siapa orang
,¶WLTDGL kafir semacam itu tempatnya
mukmin yang tidak akan kekal di Neraka.
dihati. Seperti meniadakan sifat-sifat
Khawarij menganggap orang yang ber-
Allah, dan orang yang berkeyakinan
dosa besar dan dosa kecil sebagai orang
bahwa Allah itu nur dalam pengertian
kafir. Dalam pandangan mereka, tidak di
cahaya atau sinar, atau roh, atau Jism,
DNXL PXVOLP PDXSXQ PXNPLQ 0X¶WD]LODK
St. Jamilah Amin, Penetapan Hukum Bagi Pelaku Dosa ... | 115
mengatakan bahwa pelaku dosa besar kafir, padahal mereka beriman, niscaya
tidak di akui sebagai seorang mukmin, hukumannya itu melebihi kadar dosanya.
sekalipun masih di akui sebagai seorang
III. PENUTUP
muslim. Hanya saja, akan kekal dalam
Neraka selama belum bertaubat dengan Berdasarkan pemaparan sebelum-
taubat yang sebenarnya, dan siksanya nya, maka dapat disimpulkan bahwa;
lebih ringan dibandingkan dengan siksa
1. Sejarah penetapan hukum pelaku dosa
orang yang tidak beriman kepada Allah
besar dan timbulnya konsep iman dan
dan Rasu-Nya.
kufur di awali dari pertentangan politik
Kelihatannya, kaum Khawarij dan
antara Ali bin abi Thalib dengan
0X¶WD]LODK memasukkan amal sebagai
Muáwiyah bin abi Sufyan, kemudian
salah satu komponen iman. Sedangkan
berakhir dengan peristiwa tahkim, yang
$V\¶DU\ah dan Maturidiyah tidak meng-
menyebabkan pecahnya 3 kelompok
anggap amal sebagai salah satu kom-
pada saat itu. Berawal dari peristiwa
ponennya. Oleh karena itu, orang yang
tersebut mulailah dibicarakan pelaku
melakukan tidak keluar dari iman, sekali-
dosa besar dan hukum yang mengenai
pun amalnya tetap dihisab dan tetap akan
mereka apakah masih beriman ataukah
mendapat siksa, dan Allah dapat saja
telah kufur.
memberikan Syafaat kepadanya.36 Hal
2. Pandangan aliran teologi terhadap
inilah yang menyebabkan al-Maturidi
pelaku dosa besar iman dan kufur dapat
berpendapat bahwa pelaku dosa besar
dilihat pada; Khawarij memandang
tidak kekal di Neraka, sekalipun
bahwa orang mukmin yang melakukan
meninggal dunia tanpa bertaubat. Firman
dosa besar padanya dihukum kafir,
Allah QS. Al-$Q¶DP
kaum Murjiah cenderung menunda
hukum yang mengenai orang mukmin
XÄ \C CW%XT \I° V:Ù%U ÈnÕ“Wà œÄ V VÙ °RX=_•SVÙ ¯ XÄ \C CW% yang melakukan dosa besar tersebut
pada hari perhitungan, bagi mereka
WDSÀ-Q ÕÀÄc •Y ×1ÉFXT \IQ Ø:°% €Y¯ sWsÙIÅf •ZVÙ °R\…®Jj•
‚ ¯ perbuatan seseorang tidak menyebab-
kan iman dan kekafiran seseorang
Terjemahnya:
µ%DUDQJVLDSD PHPEDZD DPDO \DQJ bertambah dan berkurang. Kelompok
baik, Maka baginya (pahala) sepuluh 0X¶WD]LODK PHQHPSDWNDQ RUDQJ
kali lipat amalnya; dan Barangsiapa mukmin yang melakukan dosa besar
yang membawa perbuatan jahat Maka berada diantara dua tempat atau al-
Dia tidak diberi pembalasan melainkan manzilah baina al-Manzilahtain.
seimbang dengan kejahatannya, sedang Sementara pada kelompok Ahlu
mereka sedikitpun tidak dianiaya Sunnah wal Jamaán terpecah menjadi
GLUXJLNDQ ¶ 37 GXD NHORPSRN \DLWX NHORPSRN $V\¶DU\
Ayat di atas menjelaskan bahwa dan kelompok Maturidiyah yang
orang yang tidak mengingkari Allah dan pemikirannya merupakan anti thesis
tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya, GDUL SHPLNLUDQ NDXP 0X¶WD]LODK
dosanya berada di bawah dosa orang kafir
dan orang musyrik. Allah telah menetap- Catatan Akhir:
kan kekekalan dalam neraka sebagai 1
Hasan Hanafi. Min al-µ$TLGDK LODDV-Saurah
siksaan bagi kemusyrikan dan kekufuran. (terj) (ttp: Maktabah al-Madbulah, tth), h. 11
Maka sekiranya pelaku dosa besar disiksa 2
Harifuddin Cawidu. Konsep Kufr dalam al-
sebagai mana siksaan terhadap orang 4XU¶DQ 6XDWX .DMLDQ 7HRORJLV GHQJDQ 3HQGHNDWDQ
St. Jamilah Amin, Penetapan Hukum Bagi Pelaku Dosa ... | 116
Tafsir Tematik (Jakarta: Bulan Bintang, 1991), h. Khawarij ekstrim dan radikal, sungguhpun sebagai
30 golongan telah hilang dalam sejarah, ajaran-ajaran
3 ekstrim golongan tersebut masih mempunyai
Toshihiko Izutsu. Relasi Tuhan dan Mnusia,
pengaruh, walaupun tidak banyak, dalam
Pendekatan Semantik terhadap al-4XU¶DQ Terj.
masyarakat Islam sekarang. Harun Nasution.
(Yogyakarta: Tiara Wacana, 1997), h. 143
op.cit., h, 15-16
4
Pertentangan mendasar terhadap seorang 19
Muhammad Amri. op.cit., h. 12-13
melakukan dosa besar apakah sebagai mukmin
20
atau masuk dalam kategori kafir menjadi Ibid., h. 13
perdebatan awal munculnya aliran-aliran teologi. 21
Khawarij menganJJDS NDILU $V\¶DU\ PXNPLQ Harun Nasution. op.cit, h. 25
22
fasiq 0XUML¶DK WHWDS PXkmin, sementara golongan Ibid., h. 26
0X¶WD]LODK PHQJDPELO SRVLVL WHQJDK DQWDUD 23
mukmin dan kafir. µAbd al-Karim-al-Shahrastani. Al-Manzilah Baina al-Manziahtain adalah
al-Milal wa al-Nihal, Terj (Beirut: Dar al-Fikr, salah satu paham dalam al-Ushul al-Khamzah
1979), h. 114-117 \DQJ GLNHPEDQJNDQ 0X¶WD]LODK \DQJ
menempatkan posisi menengah bagi pelaku dosa
5
Abdurrahman Abdul Khalid. Garis Pemisah besar, yang juga erat hubungannya dengan paham
Antara Kufur dan Iman (Jakarta: Bumi Aksara, keadilan yang dikembangkan oleh aliran ini.
1996), h. 1 Pelaku dosa besar bukanlah kafir, karena masih
6
Harun Nasution. Teology Islam: Aliran- percaya kepada Tuhan dan nabi Muhammad; tetapi
aliran Sejarah Analisis Perbandingan (Jakarta: UI bukan pula mukmin, karena imannya tidak lagi
Press, 1986), h. 1 sempurna oleh karena itu posisinya berada diantara
dua tempat, yakni antara kafir dan mukmin,
7
A. Rahman Ritonga. Perbandingan antara mereka menamainya dengan sebutan fasik. Lihat
Aliran: Iman dan Kufur dalam Sejarah Pemikirn juga, Murtada Mutahhari. Introduction to Kalam.
dalam Islam (Jakarta: Pustaka Antara, 1996), h. Diterjemahkan oleh Ilyas Hasan dengan Judul
105 Mengenal Ilmu Kalam (Jakarta: Pustaka Zahra,
8 2002), h. 35
Bahkan pada gilirannya persoalan teologi ini
24
lebih ramai dibicarakan dibanding persoalan Ahmad Amin. Duha al-Islam. (Cet. VIII;
politik. Harun Nasution. op. cit., h. 1 Kairo: Maktabah al-Nahdah al-Misriyyah, tth), h.
9 318
Departemen Agama RI. Al-4XU¶DQ GDQ
25
Terjemahnya (Semarang: Toha Putera, 1995), h. Harun Nasution. op.cit., h. 147
167 26
Ilhamuddin. Pemikiran Kalam al-Baqilani:
10
Harun Nasution. op.cit., h. 5 Studi tentang Persamaan dan Perbedaannya
11 dengan al-$V\´DU\. (Cet. I; Yogyakarta: Tiara
Ibid.
Wacana Yogya, 1997), h. 126-127
12
Nama Khawarij berasal dari kata Kharaja 27
$V\¶DU\ pada mulanya adalah pengikut setia
yang berarti keluar. Nama ini di berikan kepada
DOLUDQ 0X¶WD]LODK NHPXGLDQ PHQLQJJDOkan aliran
mereka, karena mereka keluar dari barisan Ali.
0X¶WD]LODK pada fase kemunduran, ketika
Tetapi ada pula pendapat yang mengatakan bahwa
golongan 0X¶WD]LODK berada dalam fase
pemberian nama itu didasarkan atas ayat 100 dari
kemunduran dan kelemahan. Setelah al-
surah an-Nisa. Selanjutnya mereka menyebut diri
Mutawakkil membatalkan putusan al-Makmun
mereka Syurah, yang berasal dari kata yasri
WHQWDQJ SHQHULPDDQ DOLUDQ 0X¶WD]LODK VHEDJDL
(menjual), sebagai mana disebut dalam QS al-
PD]KDE QHJDUD NHGXGXNDQ NDXP 0X¶WD]LODK PXODL
Baqarah ayat 207. Ibid., h. 11.
menurun, apalagi setelah al-Mutawakkil
13
Aswadie Syukur. Al-Milal wa al-Nihal: menunjukkan sikap penghargaan dan
Aliran-aliran Teologi dalamSejarah Umat Islam penghormatan terhadap diri ibn Hambal, lawan
(terj). (Surabaya: Bina Ilmu, tth), h. 104 WHUEHVDU 0X¶WD]LODK NHWLND LWX +DUXQ 1DVXWLRQ
14 op.cit., h. 68
Harun Nasution. op.cit., h. 14
28
15 Ibid., h. 70
Muhammad Amri. Khazanah Pemikiran
29
Ilmu Kalam. (Cet. I; Solo: Zadahaniva, 2011), h. 9 Ibid., h. 147-148
16 30
Aswadie Syukur. op.cit., h. 107 Jalal Muhammad Musa. 1DV\¶DK DO-
17 $V\¶DUL\ (Kairo: Dar al-Kitab, tth), h. 248
Ibid., h. 108
31
18 Harun Nasution. op.cit., h. 71
Golongan al-Ibadah ini masih ada samapai
32
sekarang dan terdapat di Zanzibar, Afrika Utara, Al-Qadi Abu Bakar Muhammad ibn al-
Umman dan Arabia Selatan. Adapun golongan Tayyib al-Baqilani. Kitab Tamhid al-Awal wa
St. Jamilah Amin, Penetapan Hukum Bagi Pelaku Dosa ... | 117
Talkhis al-Dalail. (Bairut: Muassasat al-Kutub al- Departemen Agama RI. Al-4XU¶DQ GDQ
Tsaqafiyyat, 1987), h. 10 Terjemahnya. Semarang: Toha
33
Departemen Agama RI. op.cit., h. 848 Putera, 1995.
34
Ibid., h. 393 Hanafi, Hasan. Min al-µ$TLGDK LODDV-
35
Harun Nasution. op.cit., h. 77 Saurah (terj). ttp: Maktabah al-
36
Imam Muhammad Abu Zahrah. Tarikh al- Madbulah, tth.
Madzahib al-Islamiyah. Diterjemahkan oleh Abd. Ilhamuddin. Pemikiran Kalam al-
Rahman Dahlan dan Ahmad Qarib dengan Judul
Aliran Politik dan Aqidah dalam Islam. (Jakarta:
Baqilani: Studi tentang Persamaan
Logos, 1996), h. 221 dan Perbedaannya dengan al-
3 $V\´DU\. Cet. I; Yogyakarta: Tiara
7Departemenen Agama RI. op.cit., h. 216
Wacana Yogya, 1997.
DAFTAR PUSTAKA Izutsu, Toshihiko. Relasi Tuhan dan
Mnusia, Pendekatan Semantik
Abdul Khalid, Abdurrahman. Garis
terhadap al-4XU¶Dn., (Terj).
Pemisah Antara Kufur dan Iman.
Yogyakarta: Tiara Wacana, 1997
Jakarta: Bumi Aksara, 1996.
Musa, Jalal Muhammad. 1DV\¶DK DO-
Abu Zahrah, Imam Muhammad. Tarikh
$V\¶DUL\. Kairo: Dar al-Kitab, tth.
al-Madzahib al-Islamiyah.
Diterjemahkan oleh Abd. Rahman Mutahhari, Murtada. Introduction to
Dahlan dan Ahmad Qarib dengan Kalam. Diterjemahkan oleh Ilyas
Judul. Aliran Politik dan Aqidah Hasan dengan Judul Mengenal Ilmu
dalam Islam. Jakarta: Logos, 1996. Kalam. Jakarta: Pustaka Zahra,
2002.
Amin, Ahmad. Duha al-Islam. Cet. VIII;
Kairo: Maktabah al-Nahdah al- Nasution, Harun. Teology Islam: Aliran-
Misriyyah, tth. aliran Sejarah Analisis Perban-
dingan. Jakarta: UI Press, 1986.
Amri, Muhammad. Khazanah Pemikiran
Ilmu Kalam. Cet. I; Solo: Ritonga, A. Rahman. Perbandingan
Zadahaniva, 2011 antara Aliran: Iman dan Kufur
dalam Sejarah Pemikiran dalam
al-Baqilani, Al-Qadi Abu Bakar
Islam. Jakarta: Pustaka Antara, 1996
Muhammad ibn al-Tayyib. Kitab
Tamhid al-Awal wa Talkhis al- al-Shahrastani, Abd al-Karim. al-Milal wa
Dalail. Bairut: Muassasat al-Kutub al-Nihal. (Terj). Beirut: Dar al-Fikr,
al-Tsaqafiyyat, 1987. 1979
Cawidu, Harifuddin. Konsep Kufr dalam Syukur, Aswadie. Al-Milal wa al-Nihal:
al-4XU¶DQ 6XDWX .DMLDQ 7HRORJLV Aliran-aliran Teologi dalamSejarah
dengan Pendekatan Tafsir Tematik. Umat Islam (terj). Surabaya: Bina
Jakarta: Bulan Bintang, 1991. Ilmu, tth.