Anda di halaman 1dari 16

Tugas Makalah Dosen Pengampu

Akhlak Tasawuf Drs. M. Idris, M.Pd.I,

AKHLAK TASAWUF

AKHLAK SEBAGAI INTI AJARAN ISLAM

Disusun Oleh Kelompok 1 :

1. Muhammad Hafi Arsyad, Nim : 210103040148


2. Rainatul Khalisah, Nim : 210103040125
3. Syifarani Putri, Nim : 210103040177

FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA


UNVERSITAS NEGERI ISLAM ANTASARI
BANJARMASIN
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhlak sering disebut dengan budi pekerti, moral, etika, atau
tingkah laku seseorang. Akhlak, Etika, moral dan norma selalu menghiasi
kehidupan manusia dalam segala aspek kehidupan manusia sehari-hari.
Manusia diciptkan oleh Allah SWT dengan diberikan akal dan pikiran untuk
berinteraksi dengan manusia dan lingkungan disekitarnya sesuai dengan
ajaran Nabi Muhammad SAW sehingga kehidupan manusia menjadi
tentram dan damai serta tercapainya rasa aman.
Tingkah laku manusia memberikan pengaruh yang cukup besar
regeneratif. Seperti tingkah laku orang tua yang diwariskan kepada anak-
anaknya atau anak-anak yang meniru tingkah laku orang tuanya. Tingah
laku seseorang bergantung pada lingkungannya. Jika lingkungannya baik
maka maka dia berahlak mulia dan hidupnya akan sejahtera, tetapi jika
lingkungannya buruk maka dia akan berakhlak tercela dan kehidupannya
akan rusak.
Akhlak memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia.
Manusia terlahir dari fitrah yang suci, kemudian lingkungan yang
mengarahkan manusia untuk berakhlak baik atau berakhlak buruk. Oleh
karena itu kita wajib belajar ilmu akhlak agar kita dapat mengarahkan diri
kita untuk berbuat baik kepada diri sendiri, keluarga, dan masyarakat.
Akhlak juga mempunyai kedudukan yang penting dan istimewa di
dalam islam. Rasulullah saw. menempatkan akhlak sebagai pokok ajaran
islam yang harus dimiliki oleh umat islam. Akhlak perlu dibentuk di dalam
diri umat islam karena akhlak itu sangat di utamakan dalam agama. Banyak
sekali orang yang berpengetahuan luas tetapi penanaman akhlak dalam
dirinya masih kurang.
Nabi Muhammad SAW. bersabda “sungguh seorang mukmin yang
paling sempurna imannya adalah yang paling baik budi pekertinya”.
Dengan begitu, kita sebagai umat islam wajib mempelajari tentang akhlak
karena akhlak merupakan inti ajaran islam. Akhlak sangat menentukan
derajat manusia disisi Allah SWT. sebagai pencipta dan juga dihadapan
manusia dalam kehidupan ini.
Islam menyempurnakan agama dengan akhlak melalui Nabi
Muhammad SAW. sebagai suri tauladan bagi umatnya. Beliau memiliki
akhlak yang sempurna sehingga wajar sekali jika Allah SWT memuji beliau
dan kita sebagai umatnya patut mencontoh perilaku Nabi Muhammad SAW.
di dalam kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan akhlak?
b. Apa akhlak penting bagi kehidupan?
c. Bagaimana penerapan akhlak dalam kehidupan sehari-hari?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar kita lebih mengenal
akhlak dan mengenal pentingnya akhlak bagi kehidupan. Serta menerapkan
akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
ISI
A. Pengertian Akhlak
Kata “akhlak” berasal dari bahasa arab, jamak dari “khuluk”
yang menurut bahasa artinya budi pekerti, perangai, tingkah
laku, atau tabiat, watak, kebiasaan, atau kelaziman dan
keteraturan. Kata-kata tersebut mengandung segi-segi
persesuaian dengan perkataan “khalqun” yang berarti kejadian
yang juga erat hubungannya dengan “Khaliq” yang berarti
pencipta; demikian dengan “makhluk” yang berarti yang
diciptakan.1
Istilah akhlak mempunyai sinonim dengan etika dan moral;
etika dan moral berasal dari bahasa Latin yang berasal dari kata
etos maknanya kebiasaan, dan mores artinya kebiasaannya. Kata
khalaqa yang mempunyai kata yang seakar diatas mengandung
maksud bahwa akhlak merupakan jalinan yang mengikat atas
kehendak Tuhan dan manusia.
Sedangkan secara terminologi (istilah), makna akhlak adalah
suatu sifat yang melekat dalam jiwa dan menjadi kepribadian,
dari situlah memunculkan perilaku yang spontan, mudah, tanpa
memerlukan pertimbangan. Pada makna lain kata akhlak dapat
diartikan tata perilaku seseorang terhadap orang lain. Jika
perilaku ataupun tindakan tersebut didasarkan atas kehendak
Khaliq (Tuhan) maka hal itu disebut sebagai akhlak hakiki.2
Ada beberapa pendapat para ahli tasawuf yang
mengemukakan pengertian akhlak sebagai berikut :
▪ Imam al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulum al din
mengatakan bahwa akhlak adalah : sifat yang tertanam

1
Hj. Siti Rohmah, Buku Ajar Akhlak Tasawuf, (Pekalongan: PT. Nasya Expanding
Management, 2021), hal. 04.
2
H. Badrudin, Akhlak Tasawuf, (Pegantungan Serang: IAIB PRESS, 2015), hal. 8
dalam jiwa yang menimbulkan bermacam-macam perbuatan
dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran
dan pertimbangan.
▪ Ibrahim Anas mengatakan akhlak ialah ilmu
yang objeknya membahas nilai-nilai yang berkaitan
dengan perbuatan manusia, dapat disifatkan dengan baik
dan buruknya.
▪ Ahmad Amin mengatakan bahwa akhlak ialah
kebiasaan baik dan buruk. Contohnya apabila kebiasaan
memberi sesuatu yang baik, maka disebut akhlakul karimah
dan bila perbuatan itu tidak baik disebut
akhlaqul madzmumah.
▪ Ibnu Maskaweh mendefinisikan akhlak sebagai situasi
jiwa yang mengajak pada perbuatan yang dilakukan secara
spontan, tanpa harus berpikir atau mempertimbangkan
dengan matang dan seksama.

Al-Qur’an dan hadist adalah tolak ukur yang menentukan


baik atau buruknya akhlak seorang muslim. Akhlak yang baik
merupakan sebuah tanda kebahagian seorang muslim di dunia dan
akhirat. Kedudukan akhlak dalam agama islam sangat tinggi.
Rasulullah SAW. bersabda :

َ ْ‫إِن ِم ْن أَ ِحبِ ُك ْم إِلَي َوأَ ْق َربِ ُك ْم ِمنِي َمجْ ِلسا يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة أَح‬
‫سنُ ُك ْم أَ ْخ َلقا‬

“Sesungguhnya di antara orang-orang yang paling aku cintai dan


paling dekat tempat duduknya pada hari kiamat denganku yaitu
orang yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi)

Akhlak merupakan sebuah sistem yang mengatur tindakan dan


sikap manusia dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak merupakan
sumber ijtihad sebagai salah satu metode berpikir secara islami yang
memicu terjadinya hubungan dengan Allah, antar manusia dan alam
semesta. Sehingga akhlak sangat dibutuhkan bagi seluruh umat
manusia agar dapat menjalani kehidupan bermasyarakat.

Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam,


sehingga setiap aspek dari ajaran agama ini selalu berorientasi pada
pembentukan dan pembinaan akhlak yang mulia, yang disebut
akhlaqul karimah. Hal ini antara lain tercantum dalam hadis
Rasulullah SAW,

ِ ‫ِإن َما بُ ِع ْثتُ ألُت َِم َم َم َك‬


ِ ‫ار َم األ َ ْخل‬
‫ق‬
“Sesungguhnya saya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang
mulia.” (HR Ahmad, Baihaki, dan Malik). Pada riwayat lain
Rasulullah SAW bersabda,

َ ْ‫أَ ْك َم ُل ْال ُمؤْ ِمنِينَ إِي َمانا أَح‬


‫سنُ ُه ْم ُخلُقا‬

“Mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling


baik akhlaknya.” (HR Tirmizi dan Abu Dawud).

Menurut Abuddin Nata, ada 5 ciri-ciri akhlak, yaitu sebagai


perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang dan telah
menjadi bagian dari kepribadian, dilakukan dengan mudah dan
tanpa pemikiran, timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya
tanpa ada paksaan dan tekanan dari luar, dilakukan secara sungguh-
sungguh, bukan main-main atau bersandiwara dan perbuatan yang
dilakukan karena ikhlas semata-mata karena Allah bukan karena
ingin dipuji orang.3

B. Macam-macam Akhlak
Akhlak terbagi menjadi 2 yaitu akhlak terpuji (akhlakul
karimah) dan akhlak tercela (akhlakul mazmumah). Dalam
agama islam, umat islam diwajibkan untuk berahlakul karimah

3
M. Rosyid Anwar dan M. Solihin, Akhlak Tasawuf Manusia Etika, dan Makna Hidup, (Bandung:
Penerbit Nuansa Cendikia, 2005) hal. 23
dan menjadikan Nabi Muhammad SAW. sebagai suri tauladan.
Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang akhlakul karimah
dan akhlakul mazmumah.
a. Akhlakul Karimah (Akhlak Terpuji)
Akhlak terpuji disebut juga dengan Akhlakul
Mahmudah atau Akhlakul Karimah yaitu sikap dan tingkah
laku yang terpuji terhadap Allah dan sesama manusia.
Akhlak terpuji seperti jujur, berani, tegas, ramah, sabar,
kasih sayang, dan dermawan tidak mungkin secara tiba-tiba
dimiliki oleh seseorang. Sifat-sifat tersebut melekat dan
tertanam di dalam diri karena pembiasaan yang terus-
menerus dari kecil hingga dewasa.
Akhlak terpuji dibedakan menjadi 3, yaitu akhlak
kepada Allah SWT., akhlak kepada sesama manusia, dan
akhlak terhadap diri sendiri.
1. Akhlak Kepada Allah SWT.
▪ Beribadah kepada Allah SWT, yaitu melaksanakan
perintah Allah SWT untuk menyembah-Nya sesuai
dengan perintah-Nya.
▪ Berzikir kepada Allah SWT, yaitu mengingat Allah
SWT dalam berbagai situasi dan kondisi, baik
diucapkan dengan mulut maupun dalam hati.
▪ Berdo’a kepada Allah SWT, yaitu memohon apa saja
kepada Allah SWT.
▪ Tawakkal kepada Allah SWT, yaitu berserah diri
sepenuhnya kepada Allah SWT dan menunggu hasil
pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.
▪ Thawadu’ kepada Allah SWT, yaitu rendah hati di
hadapan Allah SWT. Mengakui bahwa dirinya
rendah dan hina di hadapan Allah SWT yang maha
kuasa.4
2. Akhlak terhadap sesama manusia
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak pernah
lepas dari bantuan orang lain. Maka dari itu kita sebagai
sesame manusia harus mempunyai akhlak karena
akhlak mempunyai peranan yang penting dalam
hubungan sosial. Akhlak juga menjadi pembeda antara
manusia dengan hewan atau dengan makhluk lainnya.
Beberapa bentuk akhlak yang baik terhadap sesama :
▪ Husnudzon
Husnudzon adalah prasangka baik. Dari
prasangka yang baik akan teripta rasa saling
menghormati untuk kehidupan yang rukun dan
harmonis. Dan Allah SWT melarang kita untuk
berprasangka buruk terhadap sesama manusia.
Sebagaimana firman Allah :
‫الظ ِن اِثْ ٌم‬
َّ ‫ض‬ َّ َ‫ٰيٰٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُوا اجْ تَنِب ُْوا َكثِي ًْرا ِمن‬
َ ‫الظ ِّۖ ِن ا َِّن بَ ْع‬
‫ض ۗا اَي ُِحبُّ اَ َحدُ ُك ْم اَ ْن يَّأ ْ ُك َل‬ً ‫ض ُك ْم بَ ْع‬
ُ ‫س ْوا َو ََل يَ ْغتَبْ بَّ ْع‬ َّ ‫َّو ََل تَ َج‬
ُ ‫س‬
‫لَحْ َم اَ ِخ ْي ِه َم ْيتًا فَك َِر ْهت ُ ُم ْو ۗهُ َواتَّقُوا ه‬
‫ّٰللاَ ۗاِ َّن ه‬
‫ّٰللاَ ت ََّوابٌ َّر ِح ْي ٌم‬
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah
banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian
prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-
cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di
antara kamu yang menggunjing sebagian yang
lain. Apakah ada di antara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati?
Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada

4
Zulkifli dan Jamaluddin, Akhlak Tasawuf “jalan lurus untuk mensucikan diri”,
(Yogyakarta: KALIMEDIA), 2018) Hal. 7-8
Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat,
Maha Penyayang.” (Q.S Al-Hujurat: 12)
▪ Tawaddhu
Rendah hati kepada manusia termasuk akhlak
terpuji. Merendahkan diri di dalam pergaulan dan
berinteraksi dengan penuh kasih sayang juga
kelembutan tanpa membedakan satu dengan yang
lain.
▪ Tasamuh
Yaitu tenggang rasa yang dimiliki manusia
dengan kata lain tasamuh itu bertoleransi dan
menghargai pendapat orang lain. Dari rasa toleransi
ini akan terbentuk ukhuwah karena sejatinya semua
orang mukmin adalah bersaudara.
▪ Taawun
Yaitu tolong-menolong terhadap sesama
manusia dengan ikhlas dan tanpa pamrih. Taawun
akan menguatkan rasa kepedulian terhadap sesama
serta tanggungjawab. Tidak ada batasan dalam
menolong seseorang selagi masih dalam konteks
kebaikan.
3. Akhlak Terhadap Diri Sendiri
Kewajiban diri sendiri dari segi akhlak adalah
menanamkan sikap sabar dalam mengendalikan nafsu
dan menerima segala bentuk ujian yang menimpa
dirinya. Kemudian bersikap syukur dalam segala
kenikmatan yang diberi oleh Allah SWT. Dan
kemudian bersikap tawaddhu yaitu selalu menghargai
semua orang yang ada disekitarnya.
b. Akhlakul Mazmumah (Akhlak Tercela)
Akhlak tercela disebut juga Akhlakul mazmumah
yaitu sikap dan tingkah laku yang buruk terhadap Allah dan
sesama manusia. Manusia harus menghindari sifat ini karena
sangat merusak kehidupan manusia, baik diri sendiri,
keluarga, masyarakat, bahkan negaa. Oleh karena itu kita
sebagai seorang mukmin harus menghindari perbuatan
tercela agar hidup menjadi tentram dan damai. Diantara
akhlak tercela yang harus dihindari umat muslim adalah :
1. Musyrik
Musyrik adalah menyekutukan/meminta
sesuatu kepada selain Allah. Ini adalah akhlak
tercela terhadap Allah SWT. dan bertentangan
dengan ajaran tauhid.

‫ظ ْل ٌم ع َِظ ْي ٌم‬
ُ َ‫اّٰلل ۗاِنَّ الش ِْركَ ل‬ ُ ‫َواِ ْذ قَا َل لُ ْقمٰ نُ ِِل ْب ِن ٖه َوه َُو َي ِع‬
ِ ‫ظ ٗه ٰيبُنَ َّي َِل تُش ِْركْ ِب ه‬

“Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada


anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya,
”Wahai anakku! Janganlah engkau
mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kezaliman yang besar .” (QS. Lukman : ayat 13).

2. Hasad
Hasad diartikan membenci ni'mat Tuhan
yang dianugerahkan kepada orang lain dengan
keinginan agar ni'mat orang lain itu terhapus.
Hasad artinya iri hati, dengki. Iri berarti merasa
kurang senang atau cemburu melihat orang lain
beruntung.5 Sebagaimana sabda Rasulullah SAW
yang artinya: "Hasad itu memakan segala
kebajikan sebagaimana api memakan segala kayu
bakar". (HR. Abu Dawud)
3. Takabbur
Sikap menyombongkan diri dan tidak
mengakui kekuasaan Allah di alam ini. Adapun
yang menyebabkan seseorang menjadi takabur,
Salah satu ayat Allah yang menerangkan
ketakaburan manusia, QS. An-Nahl: 29
‫س َم ۡث َوى‬
َ ‫اب َج َهن َم ٰخ ِلد ِۡينَ فِ ۡي َها فَلَبِ ۡئ‬
َ ‫فَ ۡاد ُخلُ ۡۤۡوا اَ ۡب َو‬
َ‫ۡال ُمتَكَبِ ِرين‬

“Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahanam,


kamu kekal di dalamnya. Pasti itu seburuk-buruk
tempat orang yang menyombongkan diri.”(Qs. An-
Nahl : ayat 29).

4. Munafik
Munafik adalah selalu berpura-pura
menampilkan dirinya didepan orang dan tidak tulus
mengikuti ajaran Allah SWT. dan menjadi khianat.
Sebagaimana firman Allah:
َ‫ض يَأ ْ ُم ُر ْون‬ ٍۘ ‫ض ُه ْم ِم ْۢ ْن بَ ْع‬ ُ ‫اَ ْل ُم ٰن ِفقُ ْونَ َو ْال ُم ٰن ِف ٰقتُ بَ ْع‬
‫سوا‬ ُ َ‫ض ْونَ اَ ْي ِديَ ُه ْۗ ْم ن‬ ُ ِ‫ف َويَ ْقب‬ ِ ‫ع ِن ْال َم ْع ُر ْو‬
َ َ‫بِ ْال ُم ْنك َِر َويَ ْن َه ْون‬
َ‫ّٰللاَ فَنَ ِسيَ ُه ْم ْۗ اِن ْال ُم ٰن ِف ِقيْنَ ُه ُم ْال ٰف ِسقُ ْون‬
‫ه‬

5
Zulkifli dan Jamaluddin, Akhlak Tasawuf “jalan lurus untuk mensucikan diri”,
(Yogyakarta: KALIMEDIA), 2018) Hal. 13
“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan,
satu dengan yang lain adalah (sama), mereka
menyuruh (berbuat) yang mungkar dan mencegah
(perbuatan) yang makruf dan mereka
menggenggamkan tangannya (kikir). Mereka telah
melupakan kepada Allah, maka Allah melupakan
mereka (pula). Sesungguhnya orang-orang
munafik itulah orang-orang yang fasik.” (Qs. At-
Taubah : ayat 67)
Tanda-tanda orang munafik, menurut sebuah Hadis
Rasulullah SAW, Bersabda:
Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga (yaitu)
apabila berbicara ia berbohong, apabila berjanji
ia menyalahi dan apabila diserahi amanah ia
curang.” (HR. Bukhari, Muslim)
5. Ghadab
Ghadab yaitu emosi yang tidak bisa dikontrol
dan mengakibatkan perilaku yang tidak
menyenangkan orang lain. Rasulullah SAW
bersabda :
“Tidaklah orang yang kuat adalah orang yang
pandai bergulat, tapi orang yang kuat adalah
orang yang dapat menahan nafsunya ketika ia
marah” (HR. Al-Bukhari).

C. Penerapan Akhlak Dakam Kehidupan Sehari-hari


a) Akhlak Ketika Berbeda Pendapat
1. Ikhlas dan mencari yang haq serta melepaskan diri
dari nafsu
2. Berbaik sangka dan tidak menuduh buruk niatnya,
mencela dan menganggapnya cacat.
3. Sebisa mungkin berusaha untuk tidak memperuncing
perselisihan
b) Akhlak Ketika Bercanda
1. Hendaknya percandaan tidak mengandung nama
Allah, ayat-ayat-Nya, Sunnah rasul-Nya atau syi`ar-
syi`ar Islam.
2. Percandaan tidak mengandung dusta.
3. Pecanda tidak mengada-ada cerita-cerita khayalan
supaya orang lain tertawa. Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa sallam bersabda: "Celakalah bagi orang
yang berbicara lalu berdusta supaya dengannya
orang banyak jadi tertawa. Celakalah baginya dan
celakalah". (HR. Ahmad dan dinilai hasan oleh Al-
Albani).
c) Akhlak Ketika Bergaul dengan Orang Lain
1. Bermuka manis dan senyumlah bila anda bertemu
orang lain.
2. Berbaik sangkalah kepada orang lain dan jangan
memata-matai mereka.
3. Memaafkan kekeliruan mereka dan jangan mencari-
cari kesalahannya dan tahanlah rasa benci terhadap
mereka.
4. Dengarkanlah pembicaraan mereka
d) Akhlak Ketika Bertamu
1. Untuk yang mengundang : segera menghidangkan
makanan untuk tamu, Jangan tergesa-gesa untuk
mengangkat makanan (hidangan) sebelum tamu
selesai menikmati jamuan. Disunnatkan mengantar
tamu hingga di luar pintu rumah.
2. Untuk yang diundang :
1. Allah subhanahu wata’ala berfirman: “Hai orang-
orang yang beriman, janganlah kalian memasuki
rumah-rumah selain rumah kalian sebelum
meminta izin dan memberi salam kepada
penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagi
kalian, agar kalian (selalu) ingat.” (An Nuur: 27)
2. Memenuhi undangan dan tidak terlambat darinya
kecuali ada udzur, karena hadits Nabi
Shallallaahu alaihi wa Sallam mengatakan:
“Barangsiapa yang diundang kepada walimah
atau yang serupa, hendaklah ia memenuhinya”.
(HR. Muslim).
3. Tidak membedakan antara undangan orang fakir
dengan undangan orang yang kaya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari Paparan atau penjelasan di atas, maka kami dapat
menyimpulkan bahwa sesuai dengan makalah “Akhlak Sebagai Inti Ajaran
Islam ” kami menyimpulkan bahwa Akhlak memiliki peranan penting
dalam kehidupan manusia. Manusia terlahir dari fitrah yang suci, kemudian
lingkungan yang mengarahkan manusia untuk berakhlak baik atau
berakhlak buruk. Karena itu kita wajib belajar ilmu akhlak agar kita dapat
mengarahkan diri kita untuk berbuat baik kepada diri sendiri, keluarga, dan
masyarakat.
B. Saran
Menyadari bahwa kami masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
kami akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di
atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di
pertanggung jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap
penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan
makalah yang telah di jelaskan.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, M. Rosyid dan M. Solihin. 2005. Akhlak Tasawuf Manusia


Etika dan Makna Hidup. Bandung: Penerbit Nuansa Cendikia.
Badrudin. 2015. Akhlak Tasawuf. Pegantungan Serang: IAIB PRESS
Rohmah, Siti. 2021. Buku Ajar Akhlak Tasawuf. Pekalongan: PT.
Nasya Expanding Management.
Zulkifli dan Jamaluddin. 2018. Akhlak Tasawuf “jalan lurus untuk
mensucikan diri”. Yogyakarta: KALIMEDIA.

Anda mungkin juga menyukai