2015
IDENTITAS BUKU
Judul Buku : Studi Islam Pendekatan Dan Metode
Penulis
: Zakiyuddin Baidhawy
Penerbit
: Insan Madani
Cetakan
Tebal
: vii+317 halaman
PENULIS
Zakiyuddin Baidhawy lahir di Indramayu Jawa Barat. Beliau menamatkan
pendidikan S-1 Fakultas Agama Islam (perbandingan agama) di Universitas
Muhammadiyah Surakarta pada tahun 1994. Beliau juga pernah belajar di
Pondok Hajjah Nuriah Shabran dari tahun 1990-1994. Beliau menamatkan
studi S-2 di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tahun 1999 dan
menamatkan studi S-3 di universitas yang sama pada tahun 2007. Beliau
saat ini menjadi dosen di IAIN Salatiga. Beliau juga merupakan peneliti pada
pusat studi budaya dan perubahan social di UMS dan Associate pada Maarif
Institute for Culture and Humanity. Beliau memiliki aktivitas dan pengalaman
internasional sejak Desember 2009 samapai saat ini. Beliau juga aktif
menulis di berbagai media dan jurnal ilmiah.
PENDAHULUAN
Pada saat minat terhadap Studi Islam mengalami peningkatan, buku ini hadir
menyajikan perkembangan Studi Islam. Dengan terbitnya buku ini,
diharapakan masyaraakat tidaka hanya menjadi penonton dan penikmat
hasil kajian keislaman, akan tetapi masyarakat juga diharapakan mamapu
berperan sebagai pelaku perkembangan.
SINOPSIS
Saat ini kita tentu sering mendengar istilah studi islam. Pengertian
studi islam didefinisikan secara luas. Buku ini mendefinisikan Islamic studies
dengan beberapa pendekatan. Ada dua prndekatan yang dikemukakan . Yang
pertama definisi sempit dan definisi luas. Secara sempit Islamic studies
dipahami sebagai suatu disiplin dengan metodologi, materi, dan teks-teks
kuncinya sendiri; bidang studi ini dapat didefinisikan sebagai studi tentang
tradisi teks-teks keagamaan klasik dan ilmu keagamaan klasik; memperluas
lingkupnya berarti akan mengurangi kualitas kajiannya 1. Islamic studies
juga didefinisikan berdasarkan kenyataan bahwa islam perlu dikaji dalam
1 Zakiyuddin Baidhawy, Studi Islam : Pendekatan dan Metode (Yogyakarta : Insan
Madani,2011), 2
konteks evolusi Islam modern yang penuh dengan teka-teki. Hal ini
merupakan pendefinisian menurut arti luas.Islamic studies sangat penting
diajarkan di universitas karena bisa menjembatani kesenjangan antara
pendekatan tekstual dan pendekatan etnografi.
Masalah
utama
yang
dapat
menyebabakan
kesulitan
untuk
radiakal
muslim
terhadap
metodologi
barat,
dan
kritik
metodologi islam dari dalam. Seringkali suatu kajian ilmu hanya dikaji dari
satu sudut panadang saja. Hal ini akan meimbulkan berbagai macam
perdebatan. Agar tidak terjadi hal semacam ini maka perlu mengkaji suatu
ilmu secra mendalam.
Pendekatan
apologetic
menyatakan
bahwa
Islam
mengadopsi
tentang
adalh
analisis
historis
lingkup
objek
kajian
studi
islam
meliputi
pengalaman
dengan
Tuhan.
Ada
beberapa
bentuk
ekspresi
keagamaan,
masyarakat
keagamaan.
Ada
emepat
factor
yang
menentukan
Islam
merupakan
bagian
dari
agama
maka
penting
untuk
bersisfat primordial yang serius ketika dunia belum muncul dalam waktu
yang belum dapat dinamakan. Contohnya adlah kisah tentang penciptaan
adam dan hawa dan penciptaan alam semesta. Kisah-kisah ini disebut mitos.
Kajian tentang kisah-kisah dalam islam dapat berasal dari Al-Quran dan
Hadish.
Dimensi keempat yaitu dimensi dimensi doktrin dan filosofis. Perlu kita
ketahuai bahwa penyangga dimensi naratif dan mitos adalah doktrin atau
ajaran. Sudah menjadi realitas social dan fakta bahwa kepemimpinan agama
dipegang oleh mereka yang terpelajar dan berusa mencari dasar-dasar
intelektual/filosofis sebagai basis dari iman. Untuk Islam sendiri sumber dari
doktrin dan filosofis utama adalah Al-Quran dan Hadis dan melalui dua
sumber inilah para pengkaji Islam dapat menemukan muatan-muatan
filosofis dari agama islam.
Dimensi kelima adalah dimensi etika dan hukum. Hukuk terkait dengan
sumber yang melahirkannya yang isebut dimensi etika dari suatu agama.
Dalam islam dikenal sebuah panduan hukum yang disebut syariah. Hukum
etika kurang lebih dengan tradisi ini. Dimensi social dan institusional
merupakan dimensi selanjutnya. Dalam memahami sebuah agama kiata
perlu melihat bagaimana agama itu bekerja di kalangan pemeluknya dan
inilah mengapa disiplin ilmu yang bernama sosisologi agama diperlukan.
Selanjutnya
adalah
dimensi
material.
Dimensi
ini
berperan
sebagai
bentuknya
dan
berkembang
di
dalam
sekolah
hinggan
empat abad kemudian hingga awal perang salib, orang-orang eropa hidup
dalam kebodohan tentang agama dan penduduk yang hidup bersebelah
denagan mereka di Spanyol, Suku-susku Jerman, orang Slavia, Magyar, dan
gerakan-gerakan bidah seperti Manicheanisme, melihat islam sebagai salah
satu musush yang mengancam kerajaan Kristen. Fase perang salib dan
kesarjanaan Cluny dimulai pada tahun 1100 M-1500 M. Pada abad ke dua
belas ini mualai bermunculan studi islam untuk tujuan-tujuan missionaris
pada masa Peter Agung (1094-1156). Masa ini merupakan masa awal perang
salib, dan reformasi kehidupan biara, yang kemudian menjadi lembaga
utama pendididkan Kristen. Islam dikaji untuk tujuan memerangi islam itu
sendiri oleh orang-orang barat.Peter seorang tokoh pemimpin perang salib
satu
dalam
surat-suratnya
menjelaskan
bahwa
misi
gereja
adalah
kepeduliaanya yang utama dan bahw akristen dapat dan harus menang atas
islam. Peter juga berusaha menyediakan bagi orang-orang Eropa pandanganpandangan otentiktentang teks-teks dari ajaran Islam. Sampai akhir abad ke
-12 sudah banyak karya sarjana muslim yang telah diterjemahkan dalam
bahas slatin. Pada masa ini para sarjana eropa mengakui bahwa dunia islam
saat itu sebagai peradabankaum terpelajar dan filosof. Pandangan ini sangat
berlawanan dengan pandangan negatif tentang Muhammaddan praktikpraktik keagamaan islam.
Fase selanjutnya adalah fase reformasi yang berlangsung dari tahun
1500 M-1650 M. Pad fase ini kaum reformis memandang Srasen Turki
bersama-samaGereeja Romasebagai anati-kristus. Bibliande menganggap
Muhammad sebagai kepala dan Islam sebagai tubuh anati kristus. Kemudian
dilanjutkan dengan fase penemuan dan pencerahan yang berlangsung pada
tahun 1650 M- 1900 M. Pada fase ini berkembang kesarjanaan eropa yang
baru dan orisinal tentang Islam. Pada fase ini pula pengakuan terhadap
pemeluk agama lain tidak dianngap bidah oleh Kristen. Orang-orang barat
mulai mengubah pandangan mereka terhadap nabi Muhammad yang semula
di pandang sebagai ekstremis social dan politik menjadi seorang dai agama
yang alami dan rasional.
Perkembangan studi islam meliputi munculnya orientalisme, studi
islam sebagai disiplin mandiri, dan munculnya oksidentalisme. Orientalisme
adalah cara pandang orang barat terhadap orang islam khususnya di benua
Asia atau suatu kajian yang menjadikan bangsa timur sebagai bahan
kajiannya. Sedangkan oksidentalisme adalah sebuah disiplin ilmu yang
menjadikan budaya barat sebagai bahan kajiannya. Dengan kata lain
oksidentalisme adlah kajian yang dimunculkan sarjana islam atau orang
timur untuk menandingi kajian orientalisme.
Dalam studi islam ada beberapa model pendekatan kajian teks-teks
islam. Yang dimaksud dengan teks-teks islam dalam pembahasan ini adalah
Al-Quran. Pendekatan-pendekatan itu diantaranya Pendekatan ijaz klasik.
Pendektan ini muncul sejak abad ke tiga hijrah. Hal yang melatar belakangi
munculnya pendekatan ini adalah diskusi tentang ketidaktertiruannya AlQuran. Diskusi ini melahirkan dua pertanyaan besar. Yang pertama yaitu apa
yang dimaksud dengan tanatangan Al-Quran untuk melahiarkan sesuatau
metode
ijmali
atau
juzi.
Maksud
dari
tafsir
tahlili
adalah
dalamurrutan
mushaf
Usmani3.
Model
pendekatan
yang
Al-Qurn
teladan bagi komunitasnya. Para sarjana barat yakin bahwa tak seorang pun
yang dapat mencatat tindakan-tinadakan dan perkataan-perkataannya
dengan sangat detail selama berabad-abad.
hanya diakui oleh para sarjan barat, tetapi sarjana muslim pun mengakuinya.
Hal ini memang sebuah fakta bagi pemeluk Islam.
Para sarjana muslim modern juga mengakaji hadis dengan model
kajian mereka sendiri. M. Rashid Ridha, Mahmoud Abu Rayyah, Ahmad Amin,
dan Ismail Ahmad Adam adalah adlah contoh beberapa sarjana muslim
modern yang mengakaji tentang hadis. Seorang sarjana muslim yang
bernama Syehk Muhammad Nasir ad-Din al-Abani telah mengenalakan
pendekatan revolusioner dalam studi hadis. Beliau dikenal sebagai muhadis
kontemporer.
Ilmu kalam, apabila kita telusuri arti katanya ilmu kalam berarti ucapan
atau perkataan. Tetapi dalam hal ini kalam lebih pantas kita artikan sebagai
perdebatan. Ilmu ini pada masa lalu dilarang oleh para muhadisun.
Kemunculan ilmu ini tidak lepas dari sejarah terpecahnya umat islam.
Tepatnya ketika munculnya golongan syiah, khawarij, dan murjiah. Ilmu
kalam adalah ilmu yang mengkaji ajaran-ajaran dasar keimanan islam
(ushuludin)5.
ekstra
pada
dan
aragumenpada
orang
yang
terlibata
konstruksi
kerangka
spekulatif
lebih
dahulu
tasawuf
Kristen.
Jadi
banyak
orang
harus menjadi gerakan toleransi dalam srti luas sehinnga kiata kita bisa
menutup mata kita atas kesalahan orang lain, menunjukkan penghargaan
atas perbedaan gagasan, dan memamaafkan atas segala yang dapat
dimaafkan.
Studi islam juga menkaji fiqh dan ushul fiqh didalamnya. Kedua cabang
ilmu ini sering kita kita kaitkan dengan syariat. Fiqh berarti mengetehui
hukum-hukum syara yang amaliah (mengenai perbuatan, perilaku) dengan
melalui dali-dalil yang terperinci. Fiqh diperoleh dari hasil ijtihad. Sedangkan
ushul fiqh adalah ilmu untuk mengetehui kaidah-kaidah, yang kaidah tadi
bisa digunakan untuk mengeluarkan hukum syara yang berupa hukum furu
(cabang) dari dalil-dalilnya yang terperinci. Fiqh dan ushul fiqh memiliki
hubungan sangat erat. Ushul fiqh merupakan metodologi fiqh. Fiqh terbagi
dalam beberapa mzahab diantaranya adalah mazhab SyafiI, Hambali,
Hanafi, dan Maliki.
Kajian studi islam juga meliputi kajian hermeneutika atau kajian
tentang penafsiran makna. Kajian ini digunakan untuk menafsirkan Al-Quran.
Ada banyak tokoh terkenal yang telah mengkaji hermeneutika. Tetapi pada
kesempatan kali ini kita akan lebih fokus pada Farid Esac. Beliau telah
memberiakan
kontribusi
kontemporer.
Beliau
mencetuskan
gagasan
Saat ini kritik keagamaan sangat diperlukan jika diakui bahw atidak ada
lembagakeagamaan, tafsir, teologi atau kepercayaan yang tidak dapat salah.
Mengingat saat ini banyak prakti otoritarianisme yang terjadi di suatu
Negara. Pembahan lebih lanjut akan dibahas mengenai gagap paradigma
fondasionalisme,
pendekatan
hermebeutika
pintu
keragaman
dan
IKHTISAR
Studi islam merupakan kajian yang mengakaji Islam secara keseluruhan.
Dalam setiap sudut Islam yang dikaji pasti memiliki sebuah metodologi
tersendiri untuk mengkajinya. Model metodologi pun sangat beragam. Hal ini
sangat bergantung pada siapa yang mengkaji, kapan, dan dimana kajian itu
orang
saja.
Dalam
studi
islam
ada
banyak
perbedaan
pandangan antara satu pengkaji dan pengkaji lain, perbedaan ini jangan
sampai menjadi awal darisebuah permusuhan, tetapi jadikanlah hal ini
sebagai kekayaan ilmu. Bukankah seorang yang berpengetahuan kan lebih
bijak dalam mengambil suatu keputusan? Untuk menjadi seorang bijak kita
harus
memperluas
wawasan
kita
dan
jangan
memandang
suatu
KELEBIHAN
1. Bahasa yang digunakan tidak bertele-tele.
2. Terdapat indeks untuk kata-kata yang sulit untuk dimengerti
3. Fakta yang disajikan selalu disertai dengan bukti yang berupa rujukan
dari sumber lain.
KEKURANGAN
1. Ada sejumlah istilah asing yang sulit dipahami oleh orang awam
DAFTAR PUSTAKA