Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH STUDI ISLAM

DOSEN PENGAMPU:

Sahliah, Dra,. M.Ag

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1

NAMA:

Nayla Nazmi Fazira (0206232128)


Muhammad Firmansyah (0206232114)
Fauzan Habib Harianja (0206233134)

PRODI ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN

Islam merupakan ajaran yang memberikan petunjuk hidup manusia sepanjang masa
dan dimanapun. Fungsi ajaran islam tersebut menempatkan islam sebagai agama yang
relavan bagi siapapun, dimanapun berada dan kapanpun. Kehadiran agama islam yang
dibawa oleh Nabi Muhammad Saw diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia
yang sejahtera lahir dan batin. Didalamnya terdapat berbagai petunjuk tentang bagaimana
seharusnya manusia itu menyikapi hidup dan kehidupan ini secara lebih bermakna dalam arti
yang seluas-luasnya.

Seiring perubahan waktu islam semakin berkembang dan tumbuh menjadi agama
yang besar. Namun didalam proses ini mulai muncul degenerasi dan dekadensi akidah. Islam
mulai terpecah menjadi banyak golongan dengan berbagai penafsiran masing-masing atas
Islam. Selain itu maraknya budaya Tahayul, Bid’ah dan Churafatdi kalangan masyarakat
menjadikan masyarakat awam buta terhadap ajaran islam yang sesungguhnya, yakni ajaran
Islam yang sesuai dengan apa yang ada didalam Al-qur’an dan Hadist.

Oleh karena itu diperlukan metode dan pembaharuan pikiran agar tidak terjadi
kekeliruan dalam memahami dan mengamalkan ajaran islam. Sehingga dalam
pelaksanaannya bersesuaian dengan Al-Qur’an dan Hadis.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Islam Dan Studi Agama


a. Pengertian Islam
Secara etimologi Islam berasal dari bahasa Arab yaitu kata salima yang berarti
mengandung arti selamat, sentosa, dan damai. 1 Sedangkan aslama berarti
kepatuhan, ketundukan, dan berserah.2 Sedangkan secara terminologi islam adalah
agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi
Muhammad SAW yang bersumber dari berbagai segi dari kehidupan manusia
berupa al-Quran dan Hadis dan merupakan bagian pilar pentingkajian Islam
sekaligus sebagai pedoman dan pegangan dalam mengakses wacana pemikiran
dan membumikan praktik penghambaan kepada Tuhan, baik yang bersifat teologis
maupun humanistis.3

Beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian Islam antara lain:


a) Menurut Harun Nasution Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya
diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad
SAW sebagai rasul dan pada hakikatnya membawa ajaran-ajarannya ke dalam
berbagai aspek kehidupan.4
b) Maulana Muhammad Ali mengemukakan pendapatnya bahwa Islam adalah
agama perdamaian dan dua ajaran pokoknya yaitu keesaan Allah dan kesatuan
atau persaudaraan umat manusia menjadi bukti nyata, bahwa agama Islam
selaras benar dengan namanya.

Islam juga dapat didefenisikan sebagai al-Islam wahyun ilahiyun unzila ila
nabiyyi Muhammadin saw lisa’adati al-dunya wa al-akhirah yang berarti Islam
adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Sebagai pedoman
untuk kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.5
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Islam adalah agama yang bersumber
padawahyu yang datang dari Allah bukan berasal dari manusia dan bukan pula
1
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2016) h. 61
2
Khoiriyah, Memahami Metodologi Studi Islam, (Yogyakarta : Teras, 2013) h.19-20
3
Study Islam IAIN Ampel, Pengantar Study Islam, (Surabaya : Sunan Ampel Press, 2010) h.9-10
4
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta : UI Press, 1979) h.24
5
Atho’Mudzhar, Pendekatan Studi Islam Dalam Teori dan Praktek, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011) h.11
berasal dari Nabi Muhammad Saw. sebagai pedoman untuk kebahagiaan hidup di
dunia dan di akhirat.

b. Pengertian Studi Agama


Studi agama adalah suatu kajian sistematis dan metodologis terhadap agama-
agama yang ada sebagai kajian yang terbuka dan netral. Studi gama mengkaji baik
dari segi asal usul keberadaannya sebagai suatu sistem keyakinan dan kepercayaan
dalam konteks hubungan antar agama.
Perkembangan dalam bidang studi agama sekitar antara tahun 1859 hingga tahun
1869 yang ditandai dengan terbitnya buku Darwin “ the origin of species. Setelah
tahun 1869 muncul istilah “Perbandingan Agama” sebagai padanan kata bagi
istilah “Studi Agama” (the science of religion). Akan tetapi sebagai sebuah
disiplin ilmu, studi agama mulai mendapat perhatian yang luas dan sungguh-
sungguh dirintis sejak tahun 60-an dan 70-an, sebagai suatu disiplin kelimuwan
setahap demi tahap untuk memperkuat dan memperluas statusnya sebagai
pengetahuan ilmiah.
Objek kajian studi agama adalah semua agama, baik agama-agama masa lalu
maupun agama-agama masa sekarang akan tetapi keberlangsungan sebuah ilmu
studi agama memerlukan beberapa metodologi untuk mendalaminya.6

B. Pentingnya Mempelajari Studi Islam


Melihat perkembangan yang begitu pesat yang dapat ditandai dengan beberapa
fenomena.Salah satunya adalah memudarnya ilmu agama di kalangan masyarakat.
Berbeda dengan zaman Rasulullah dahulu dimana teknologi tidak semarak sekarang,
gawai pun tidak dapat ditemui pada saat itu. Pada zaman Rasulullah SAW. ilmu
agama menjadi suatu kebutuhan masyarakat muslim. Kenyataan itu dapat kita ketahui
melalui sejarah yang menyatakan bahwa umat muslim senantiasa berlomba untuk
mendatangi majlis ilmu yang dibuka oleh Rasulullah SAW.
"Pada majlis dhuha, Rasulullah memberi nasihat, menerangkan hukum, menjelaskan
ayat yang baru diturunkan, bertanga jawab kepada sahabat, bahkan jika dalam suasana
perang, pada waktu-waktu inilah Nabi membahas strategi perang bersama para
sahabat."7

6
Ahmad Zarkasi, “Metode Studi Agama-Agama”, Al-AdYaN, Vol.XI, No. 1, Januari-Juni 2016
7
Ahmad Mukafi Arafat, Find Out Rasulullah Habits, (Bandung: All Right Reserved, 2017), h. 31
Dari penggalan sejarah itu dapat dilihat bersama bahwa umat muslim
terdahulu lebih antusias dalam menuntut ilmu agama dan mereka belajar dengan
kesungguhan yang penuh sehingga ilmu agama mereka menjadi baik. Ditambah
mereka belajar langsung dari Baginda Rasulullah SAW. jadi ilmu yang mereka
pelajari itu jelas adanya dan tidak ada istilah khilafiyah. Berbeda dengan umat muslim
di era globalisasi ini yang mana sudah terlalu banyak sumber untuk belajar tentang
islam, hingga menimbulkan banyak sekali paham-paham baru yang membuat umat
muslim kebingungan dalam mengadopsi paham yang sesuai dengan Al-Quran dan
Hadist.
Dalam studi islam, kajian yang dilakukan oleh umat berbeda dengan kajian
yang dilakukan oleh kalangan non muslim. Bagi umat islam, mempelajari islam
mungkin untuk memantapkan iman dan mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung
didalamnya, sedangkan bagi non muslim hanya sekedar diskursus ilmiah bahkan
mencari kelemahan umat islam. Dengan demikian pemahaman, pendalaman serta
pembahasan terhadap ajaran-ajaran Islam supaya dapat dilaksanakan dan diamalkan
dengan benar oleh umat Islam, serta menjadikannya sebagai pegangan dan pedoman
hidup.
Beberapa prinsip yang terkandung dalam tujuan studi islam, diantaranya:8
a. Universal
Pendidikan islam berdasar pada prinsip ini bertujuan untuk membuka,
mengembangkan, dan mendidik segala aspek pribadi manusia dan dayanya
sekaligus mengembangkan segala segi kehidupan dalam masyarakat, serta ikut
menyelesaikan masalah sosial dan memelihara sejarah dan kebudayaan.
b. Keseimbangan dan Kesederhanaan
Pendidikan islam dalam prinsip ini berarti mewujudkan keseimbangan antara
aspek-aspek pertumbuhan anak dan kebutuhan-kebutuhan individu, baik masa kini
maupun akan datang, secara sederhana yang berapiliasi denagn semangat fitrah
yang sehat.
c. Kejelasan
Kejelasan tujuan memberi makna dan kekuatan terhadap pengajaran sehingga
memberi jawaban yang jelas dan tegas pada jiwa, akal dalam memecahkan

8
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Pers, 2002). hlm. 17.
masalah, tantangan dan krisis dan menghalangi terjadinya perselisihan dalam
persepsi dan interpretasi.
d. Tak Ada Pertentangan
Pendidikan sebagai sebuah proses yang bersistem, maka hendaknya potensi-
potensi pertentangan yang mungkin terjadi di dalamnya harus dihilangkan
sedemikian rupa, termasuk salah satu di antaranya adalah dalam pengembangan
tujuan pendidikan Islam.
e. Perubahan yang Diinginkan
Yaitu prinsip perubahan jasmaniah, spritual, intelektual, sosial, psikologis dan
nilai-nilai menuju ke arah kesempurnaan.
f. Prinsip dinamisme
Pendidikan islam selalu memperbarui dan berkembang, memberi respon
terhadap perkembangan individu, sosial dan masyarakat, bahkan inovasi-inovasi
dari bangsa lain di dunia.
Terdapat satu kutipan dari buku yang ditulis oleh Edi Susanto,
"Perbedaan ruang dan waktu, melahirkan perbedaan pemahaman oleh masyarakat
sesuai dengan setting yang mereka hadapi . Karena itu bisa dimengerti bahwa Islam
Indonesia berbeda dengan praktek islam di Timur Tengah, baik pada tataran kognisi
maupun pada tataran praksis sosial. Begitupun Islam yang dipahami oleh generasi
abad pertengahan maupun abad modern."9

Atas dasar itulah sangat urgen diperoleh pemahaman Islam secara utuh,
dengan argumen bahwa realitas perbedaan ruang dan waktu jika tidak didekati secara
tepat akan menimbulkan pemahaman yang tidak tepat terhadap islam itu sendiri.
Pentingnya studi islam adalah untuk menjadikan ajaran-ajaran islam sebagai
wacana ilmiah secara transparan yang dapat diterima oleh berbagai kalangan. Dengan
kerangka ini, dimensi-dimensi islam tidak hanya sekedar dogmatis teologis tetapi
terdapat aspek empirik sosiologis. Studi keislaman yang mengarah pada rasionalisasi
dan adaptif adalah konstruksi terhadap studi islam yang lebih cenderung bersifat
subjektif, apologis, doktriner, dan menutup diri.
Kehidupan keagamaan dan sosial budaya umat islam yang terkesan stagnasi
dan ketinggalan zaman perlu direformulasi. Dengan menampilkan kajian yang
objektif dan ilmiah, fenomena islam diasumsikan negatif dan kemudian tertepis.
9
Edi Susanto, Dimensi Studi Islam Kontemporer, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2016), h. 8
Lebih spesifik lagi, ajaran islam yang diklaim zaman tidak sebagaimana diasumsikan
para orientalis yang berasumsi bahwa islam adalah ajaran yang menghendaki
ketidakmajuan dan tidak mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.

C. Asal Usul Dan Pertumbuhan Studi Islam Di Dunia Islam


Dalam sejarah awal perkembangan islam, pendidikan islam sebagaimana yang
telah dilakukan Nabi Muhammad Saw. Adalah merupakan upaya pembebasan
manusia dari belenggu aqidah yang sesat yang telah dianut oleh kelompok quraisy
dan upaya pembebasan manusia dari segala bentuk penindasan suatu kelompok
terhadap kelompok lain yang dipandang rendah status sosialnya. Metode yang
digunakan oleh Nabi mula-mula adalah personal-individual kemudian meluas ke arah
pendekatan keluarga yang pada gilirannya meluas kearah pendekatan sosiologis
(masyarakat).
1. Masa Rasulullah SAW di Makkah
Masa ini berlangsung sejak diangkatnya beliau menjadi Rasul sampai beliau
hijrah ke Madinah dalam usia 53 tahun atau 17 Ramadhan/6 Agustus sampai
dengan 1 Rabiul Awal/16 Juli 622 atau kurang lebih 12 setengah tahun. Pada
masa ini merupakan pembangunan fondasi bagi kekuatan islam yaitu keimanan
dan akhlak.

2. Masa Rasulullah SAW di Madinah


Masa ini dimulai semenjak hijrah beliau dari kota Mekkah ke Madinah sampai
dengan wafat beliau tanggal 13 Rabiul awal 11 H/8 Juni 632 atau berjalan kurang
lebih 19 tahun. Pada masa ini terdapat pembinaan masyarakat dalam praktik
ibadah, banyak diturunkan ayat-ayat yang berkaitan dengan hukum-hukum
amaliah, ibadah, perdata, pidana dan lain sebagainya. Dalam periode ini
pendidikan islam menyertakan peranan sanksi-sanksi hukuman dan ganjaran
terhadap individu dan masyarakat atas tanggung jawabnya dalam mempraktekkan
ajaran islam.

3. Masa sesudah Rasulullah SAW


Pembinaan dan pengembangan hukum islam dilakukan oleh para sahabat
beliau. Pada masa ini daerah islam semakin luas serta timbul masalah-masalah
baru sehingga para sahabat merasa berkewajiban memberikan penjelasan dan
penafsiran terhadap nash-nash hukum yang belum jelas dan memberikan fatwa
atas masalah-masalah hukum yang timbul dikalangan mereka tersebut. Tugas
memberikan fatwa kepada masyarakat setelah para sahabat dilanjutkan oleh para
Tabi’in.

4. Periode Ulama Mujtahid dan Kemajuan Fikih


Kemajuan ilmu fikih dimulai pada abad ke-2 H, disamping berijtihad, para
ulama’ juga giat melakukan penyusunan/pembukuan ilmu fikih.
5. Periode Taklid
Periode ini dimulai sekitar abad VII H sampai dengan abad XIII H. Pada abad
ini para ulama umumnya tidak lagi merlakukan ijtihad, mereka hanya membeda-
bedakan mana dalil yang kuat dan mana dalil yang lemah sehingga bisa dikatakan
ulama pada masa ini dalam keadaan statis.
Pada masa ini, yaitu setelah jatuhnya Bagdad sampai jatuhnya Mesir ke tangan
Napoleon, yang ditandai dengan runtuhnya sendi-sendi kebudayaan Islam dan
berpindahnya pusat-pusat pengembangan kebudayaan ke dunia Barat.

6. Periode Kebangkitan Umat Islam


Setelah umat islam menyadari akan kemundurannya dan kelemahan-
kelemahnnya, maka dunia islam muncul kembali denagn ide-ide gerakan
pembaharuan, baik dalam bidang pendidikan, sosial, ekonomi, militer dan
sebagainya, hal ini juga banyak pengaruhnya terhadap perkembangan ilmu fikih.
Misalnya Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qayyim kemudian dilanjutkan oleh para
ulama lainnya.

Studi islam sekarang ini berkembang hampir diseluruh Negara di dunia, baik
dunia islam maupun bukan Negara islam. Di dunia islam terdapat pusat-pusat studi
islam, seperti Universitas al-Azhar di mesir dan Universita Ummul Qura di Arab
Saudi. Di Teheran didirikan universitas Teherann. Di universitas ini,studi yang ada
didalamnya terdapat program studi ushuluddin,tassawuf,dan sejenisnya.
Universitas al-azhar (Mesir) dapat dibedakan menjadi dua periode;
Pertama,periode sebelum tahun 1961. Pada periode pertama,fakultas-fakultas yang
ada sama dengan fakultas yang ada di IAIN,sedangkan setelah tahun 1961, di
universitats ini diselenggarakan fakultas-fakultas umum di samping fakultas agama.
Di Indonesia,studi islam (pendidikan islam tinggi) dilaksanakan di 14 institut
agama islam negeri (IAIN) dan 39 sekolah tinggi agama islam (STAIN). Ada juga
sejumlah perguruan tinggi swasta secara khusus menyelenggarakan pendidikan
tinggi islam,dan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan islam tinggi
sebagai salah satu bagian studinya, seperti Fakultas Agama di Universitas
Muhammadiya Jakarta dan Universitas Islam Bandung (UNISBA).10
Studi islam di Negara-negara non-islam diselenggarakan di beberapa Negara,
antara lain di India,Chicago,Los Angeles,London,dan Kanada. Di Aligarch University
(india),studi islam dibagi dua: islam sebagai doktrin dikaji di Fakultas Ushuluddin
yang mempunyai dua jurusan,yaitu jurusan Mazhab Ahli Sunnah dan Jurusan Mazhab
Syiah. Sedangkan islam dari aspek sejarah di kaji di Fakultas Humaniora dalam
jurusan Islamic studies. Di Jamiah Millia Islamia,New Dehli,Islamic studies Program
dikaji di Fakultas Humaniora yang membawa juga Arabic Studies,Persian Studies,dan
Political Science.
Di Chicago, kajian Islam diselenggarakan di Chicago University. Secara
organisatoris,studi islam berada dibawah Pusat Studi Timur Tengah dan Jurusan
Bahasa,dan Kebudayaan Timur Dekat. Dilembaga ini,kajian islam lebih
mengutamakan kajian tentang pemikiran islam,bahasa arab,naskah-naskah klasik,dan
bahasa-bahasa islam non-arab.
Di amerika, studi-studi Islam pada umumnya mengutamakan studi sejarah Islam,
bahasa-bahasa Islam selain bahasa arab,sastra dan ilmu-ilmu social. Studi Islam di
Amerika berada dibawah naungan Pusat Studi Timur Tengah dan Timur Dekat. Di
UCLA, studi Islam dibagi menjadi empat komponen: pertama, doktrin dan sejarah
Islam; kedua, bahasa arab; ketiga, bahasa Islam non-arab, seperti urdu, turki,dan
Persia; dan keempat, ilmu-ilmu social, sejarah,dan sosiologi.
Di London, studi Islam digabungkan dalam School of Oriental dan African
Studies (Fakultas Studi ketimuran dan Afrika) yang memiliki berbagai jurusan bahasa
kebudayaan di Asia dan Afrika.

10
Ibid, 11

Anda mungkin juga menyukai