Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

Makalah ini Disusun


Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling Islam
Dosen Pengampu :
Sukataman, S.Sy., M.Pd.

Disusun Oleh:
Islahul Amah (19116616)
Kuni Fajriyah (19116786)
Nugraheni Istiqomah (19116795)
Ristanti (19116796)

PAI-SMT 5/F

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDATUL ULAMA
KEBUMEN
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan kesehatan jasmani serta rohani sehingga kita masih tetap bisa
menikmati indahnya alam cipataan-Nya. Sholawat serta salam tetaplah kita
curahkan kepada Nabi Muhammad Saw yang telah menunjukkan kepada kita
jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dengan bahasa yang sangat
indah.
Kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang berjudul
“Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling Islam”. Dalam makalah ini kami
mencoba untuk menjelaskan tentang ruang lingkup bimbingan dan konseling
islam. Sehingga para pembaca mampu mengetahui dan memahami tentang ruang
lingkup bimbingan dan konseling islam.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga terselesaikannya makalah ini. Dan kami sadar jika makalah ini
tentu jauh dari kesempurnaan. Maka, kritik dan saran dari pembaca sangat kami
butuhkan guna memperbaiki karya-karya kami dilain waktu.

Kebumen, 5 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan .............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3

A. Ruang Lingkup Bimbingan Dan Konseling Islam ........................... 3

B. Jenis Dan Layanan Bimbingan Dan Konseling Islam ..................... 4

C. Strategi Bimbingan Dan Konseling Islam ....................................... 9

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 15

A. Kesimpulan ..................................................................................... 15
B. Kritik dan Saran .............................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen yang
ada di pendidikan kita. Hal tersebut dikarenakan bimbingan dan konseling
merupakan suatu kegiatan bantuan kepada individu pada umumnya.
Dalam lingkungan sekolah, bimbingan dan konseling khusus diberikan
kepada siswa untuk meningkatkan mutu siswa yang berkaitan erat dengan
tingkat kepribadian yang dimiliki oleh seseorang.
Selain bimbingan dan konseling, terdapat pula istilah bimbingan
dan konseling Islam. Bimbingan dan konseling Islam merupakan suatu
aktivitas memberikan bimbingan, pengajaran, dan pedoman kepada
seseorang yang mampu mengembangkan potensi akal berfikir, kejiwaan,
keimanan dan keyakinan serta mampu mengatasi masalah yang sedang
dialami dengan baik dan benar secara mandiri dan berlandaskan Al-Quran
dan Al-Hadits.
Dalam proses bimbingan dan konseling terdapat dua pihak yang
terlibat terdapat dua pihak yang terlibat. Kedua pihak tersebut yaitu
konselor dan konseli (klien). Kedua pihak tersebut juga memiliki landasan
dalam melaksanakan proses bimbingan dan konseling. Landasan tersebut
menjadi salah satu faktor yang harus dimiliki dalam melaksanakan proses
bimbingan dan konseling, terutama harus dimiliki oleh konselor. Dimana
konselor merupakan pelaksana utama dalam mengembangkan layanan
bimbingan dan konseling. Landasan dan bimbingan konseling ini meliputi
landasan religius, landasan filosofis, landasan historis, landasan
psikologis, landasan sosial budaya, landasan ilmiah dan teknologi, serta
landasan pedagogis.
Berbicara tentang konselor dan konseli (klien), konselor disini
berperan sebagai subjek dan konseli sebagai objek. Konselor merupakan
pihak yang membantu klien dan sebagai fasilitator bagi klien dalam proses
konseling. Dalam melaksanakan tugasnya, seorang konselor juga harus
memiliki kemampuan khusus dan syarat-syarat tertentu agar mampu
mengantarkan klien kearah kesejahteraan hidup. Sedangkan klien
merupakan pihak yang dibantu dalam menghadapi masalahnya. Dalam

1
melaksanakan proses bimbingan dan konseling juga harus memenuhi
syarat-syaratnya agar mempermudah dalam proses layanan bimbingan dan
konseling.
Setelah membahas tentang pengertian, landasan, serta subjek dan
objek bimbingan dan konseling islam, maka akan kami bahas tentang
ruang lingkup bimbingan dan konseling islam. Melalui makalah ini akan
kami bahas beberapa hal yaitu, pengertian ruang lingkup bimbingan dan
konseling islam, jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling islam, serta
strategi dalam bimbingan dan konseling islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa ruang lingkup bimbingan dan konseling Islam?
2. Apa saja jenis-jenis pelayanan bimbingan dan konseling Islam?
3. Bagaimana strategi bimbingan dan konseling Islam?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui ruang lingkup bimbingan dan konseling Islam.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis pelayanan bimbingan dan konseling
Islam.
3. Untuk mengetahui strategi bimbingan dan konseling Islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup Bimbingan Dan Konseling Islam


Bimbingan adalah proses bantuan terhadap individu untuk mencapai
pemahaman diri dan pengarahan diri guna menyesuaikan diri terhadap
lingkungan, sekolah, keluarga dan masyarakat.1 Sedangkan konseling
merupakan suatu proses pemberian nasehat, pembicaraan dengan tukar pikiran
atau pemberian bantuan psikologis kepada orang-orang yang bermasalah atau
yang kurangnya pengetahuan sehingga ia mohon pertolongan kepada konselor
agar dapat membimbingnya. 2
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa, bimbingan dan
konseling merupakan proses bantuan terhadap individu untuk mencapai
pemahaman diri dengan melalui proses pemberian nasehat sehingga bisa
menjadi mandiri dan berkembang yang didukung dengan jenis layanan dan
kegiatan pendukung.

Ruang lingkup merupakan subjek yang tercantum dalam sebuah masalah


atau bisa diartikan sebagai variabel-variabel yang terdapat dalam suatu objek.3
Ruang lingkup bimbingan dan konseling islam berbentuk pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah yang mempunyai ruang
lingkup yang luas dan dapat dilihat dari berbagai segi yaitu segi fungsi, segi
sasaran, segi layanan, dan segi masalah.4
Ruang lingkup bimbingan dan konseling Islam yang pertama yaitu dilihat
dari segi fungsi. Dilihat dari segi fungsi, ruang lingkup pelayanan bimbingan
dan konseling di sekolah dan madrasah mencangkup fungsi-fungsi, seperti
pencegahan, pemahaman, pengentasan, pemeliharaan, penyaluran,
penyesuaian, pengembangan dan perbaikan.
Ruang lingkup bimbingan dan konseling Islam yang kedua, yaitu segi
sasaran. Dilihat dari segi sasaran, ruang lingkup pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah dan madrasah diperuntukkan bagi semua siswa dengan
tujuan agar siswa secara perseorangan mencapai perkembangan yang optimal
1
Tri Sukitman, Panduan Lengkap dan aplikatif Bimbingan Konseling Berbasis Pendidikan
Karakter, (Yogyakarta: Diva Press, 2015), hlm. 18
2

https://www.google.com/url=http://eprints.radenfatah.ac.id/524/1/Sujana_DakBimPenylsl.pdf&
ved=2ahUKEwiq0om0vMzzAhWfgtgFHRJIDv4QFnoECCsQAQ&usg=AOvVaw0V9Cgx6X4JYQYrT7Xb
pkUC, diakses pada tanggal 15 Oktober 2021 pukul 20.00.
3
Endang Switri, Bimbingan Konseling Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Qiara Media, 2019), hlm. 35.
4
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: Raja Grafirindo Persada,
2007), hlm. 105.

3
melalui kemampuan: pengungkapan-pengenalan-penerimaan diri, pengenalan
lingkungan, pengambilan keputusan, pengarahan diri dan perwujudan diri.
Dalam hal tertentu, sesuai dengan permasalahan yang dihadapi siswa, akan
terdapat prioritas dalam sasaran bimbingan dan konseling tersebut.
Ruang lingkup bimbingan dan konseling Islam yang ketiga, yaitu segi
layanan. Dilihat dari segi layanan yang diberikan, ruang lingkup pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah meliputi layanan layanan:
pengumpulan data, pemberian informasi, penempatan, konseling, alih tangan
kasus (referal), dan penilaian dan tindak lanjut.
Ruang lingkup bimbingan dan konseling Islam yang terakhir atau yang
keempat, yaitu, segi masalah. Dilihat dari segi masalah, ruang lingkup
pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah meliputi:
bimbingan pendidikan, bimbingan karier, dan bimbingan pribadi-sosial.
Dewasa ini ruang lingkup pelayanan bimbingan dan konseling, khususnya
di sekolah dan madrasah telah mengalami perkembangan. Perkembangan itu
diakibatkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Akibat
perkembangan IPTEK telah memunculkan berbagai persoalan baru, sehingga
upaya pemecahannya pun memerlukan pendekatan dan cara-cara yang baru
pula. Dampak langsung perkembangan IPTEK dalam dunia pelayanan
bimbingan dan konseling adalah perlunya penyesuaian-penyesuaian dalam
lingkup pelayanannya.

B. Jenis-Jenis Pelayanan Bimbingan Dan Konseling Islam


Melihat dari pengertian bimbingan dan konseling Islam, bimbingan dan
konseling Islam memiliki ruang lingkup yang menjadi salah satu cara
menumbuhkan kemandirian dalam diri klien dengan menggunakan pelayanan-
pelayanan. Terdapat sembilan jenis pelayanan dalam bimbingan dan konseling
islam5, yaitu:
1. Layanan Orientasi
Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk
memperkenalkan siswa baru dan atau seseorang terhadap lingkungan yang
baru dimasukinya.6 Berdasarkan arti lain, layanan orientasi bisa bermakna
suatu layanan terhadap siswa baik di sekolah maupun di madrasah yang
berkenaan dengan tatapan ke depan ke arah dan tentang sesuatu yang baru.

5
Tohirin, Bimbingan dan Konseling Di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integritas), (Jakarta: Raja
Grafirindo Persada, 2013), cet-V, hlm. 137-185.
6
Prayitno, Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), cet-
II, hlm. 255.

4
Layanan orientasi bertujuan untuk membantu individu agar mampu
menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau situasi yang baru. Dengan
kata lain agar individu dapat memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari
berbagai sumber yang ada pada suasana atau lingkungan baru tersebut.
2. Layanan Informasi
Layanan informasi merupakan sebuah layanan yang diberikan kepada
seseorang untuk memenuhi kekurangan dari individu terkait informasi
yang mereka perlukan. Layanan informasi juga bermakna sebagai usaha-
usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan serta pemahaman
tentang lingkungan hidupnya dan tentang proses perkembangan anak
muda.
Dalam menjalani kehidupan dan perkembangan dirinya, individu
memerlukan berbagai informasi baik untuk keperluan kehidupannya
sehari-hari, sekarang, maupun untuk perencanaan kehidupan ke depan.
Individu bisa mengalami masalah dalam kehidupannya sehari-hari maupun
dalam memenuhi kebutuhan yang di masa depan, akibat tidak menguasai
dan tidak mampu mengakses informasi. Melalui layanan bimbingan dan
konseling individu dibantu memperoleh atau mengakses informasi.
Layanan informasi bertujuan agar individu mengetahui dan menguasai
informasi yang selanjutnya dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya
sehari-hari dan perkembangan dirinya. Selain itu, apabila merujuk kepada
fungsi pemahaman pelayanan informasi bertujuan agar individu
memahami berbagai informasi dengan segala seluk-beluknya. Penguasaan
akan berbagai informasi dapat digunakan untuk mencegah timbulnya
masalah serta mampu memecahkan suatu masalah.
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Dalam menjalankan kehidupan, seseorang pasti sering mengalami
kesulitan dalam menentukan pilihan, sehingga tidak sedikit individu yang
bakat, kemampuan minat, dan hobinya tidak tersalurkan dengan baik. Oleh
karena itu, seseorang memerlukan sebuah layanan penempatan dan
penyaluran dari orang dewasa atau konselor dalam menyalurkan potensi
dan mengembangkan potensinya.
Layanan penempatan dan penyaluran adalah serangkaian kegiatan
bimbingan dalam membantu peserta didik memperoleh penempatan dan
penyaluran yang tepat (misalnya penempatan atau penyaluran di dalam
kelas, kelompok belajar, jurusan, atau program studi, program pilihan,
magang, kegiatan ekstrakulikuler) sesuai dengan potensi, bakat, dan minat,

5
serta kondisi pribadinya. 7 Layanan penempatan dan penyaluran bertujuan
supaya siswa bisa menempatkan diri dalam program studi akademik dan
lingkungan kegiatan non akademik yang menunjang perkembangannya
serta semakin merealisasikan rencana masa depan.
4. Layanan Penguasaan Konten
Layanan konten adalah layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan individu mengembangkan diri berkenaan dengan sikap
dan kebiasaan belajar yang efektif dan efesien, materi belajar yang cocok,
kecepatan dan kesulitan belajar.8 Dengan penguasaan konten, individu
diharapkan mampu memenuhi kebutuhannya serta mengatasi masalah-
masalah yang dialaminya. Layanan konten bertujuan agar siswa
menguasai aspek-aspek konten (kemampuan atau kompetensi) tertentu
secara terintegrasi. Dengan penguasaan konten (kemampuan atau
kompetensi) oleh siswa, akan berguna untuk menambah wawasan dan
pemahaman, mengarahkan penilaian dan sikap, menguasai cara-cara
tertentu, dalam rangka memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalah
masalahnya.
5. Layanan Konseling Perorangan
Konseling individual adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan
melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu
yang sedang mengalami sesuatu masalah (klien) yang bermuara pada
teratasinya masalah yang dihadapi klien .9 Konseling perorangan
berlangsung dalam suasana komunikasi atau tatap muka secara langsung
antara konselor dengan klien yang membahas berbagai masalah yang
dialami klien.
Pembahasan masalah dalam konseling perorangan bersifat holistik dan
mendalam serta menyentuh hal-hal penting tentang diri klien (sangat
mungkin menyentuh rahasia pribadi klien), tetapi juga bersifat spesifik
menuju ke arah pemecahan masalah. Tujuan pelayanan konseling
perorangan adalah agar klien memahami kondisi dirinya sendiri,
lingkungannya, permasalahan yang dialami, kekuatan dan kelemahan

7
Retno Tri Hariastuti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Surabaya: Unesa University Press,
2008), hlm. 29.
8
Abu Bakar M. Luddin, Dasar-Dasar Bimbingan Konseling dan Konseling Islam, (Binjai: Difa Niaga,
2009), hlm. 66, dalam Tarmizi, Bimbingan Konseling Islam, (Medan: Perdana Publishing, 2018),
hlm. 89.
9
Prayitno & Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling (Jakarta, Rineka Cipta, 1994),
hlm. 105, dalam Tarmizi, Bimbingan Konseling Islam, (Medan: Perdana Publishing, 2018), hlm. 90.

6
dirinya sehingga klien mampu mengatasinya. Dengan kata lain, konseling
perorangan bertujuan untuk mengentaskan masalah yang dialami klien.
6. Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok merupakan suatu cara memberikan
bantuan (bimbingan) kepada individu melalui kegiatan kelompok. Dalam
layanan bimbingan kelompok aktivitas dan dinamika kelompok harus
diwujudkan untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi
pengembangan atau pemecahan masalah individu yang menjadi peserta
layanan. Dalam layanan bimbingan kelompok dibahas topik topik umum
yang menjadi kepedulian bersama anggota kelompok. Masalah yang
menjadi topik pembicaraan dalam layanan bimbingan kelompok, dibahas
melalui suasana dinamika kelompok secara intens dan konstruktif, diikuti
oleh semua anggota kelompok dibawah bimbingan pimpinan kelompok.

Secara umum layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk


mengembangkan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan
berkomunikasi peserta layanan. Secara lebih khusus, layanan bimbingan
kelompok bertujuan untuk mendorong pengembangan perasaan, pikiran,
persepsi, ulasan, dan sikap yang menunjang perwujudan tingkah laku yang
lebih efektif, yakni peningkatan kemampuan berkomunikasi baik verbal
maupun non verbal para siswa.
7. Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok mengikutkan sejumlah peserta dalam
bentuk kelompok dengan konselor sebagai bimbingan kegiatan kelompok.
Layanan konseling kelompok mengaktifkan dinamika kelompok untuk
membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan pribadi dan
pemecahan masalah individu yang menjadi peserta layanan. Dalam
konseling kelompok dibahas masalah pribadi yang dialami oleh masing-
masing anggota kelompok. Masalah pribadi dibahas melalui suasana
dinamika kelompok yang intens dan konstruktif, diikuti oleh semua
anggota kelompok dibawah bimbingan pimpinan kelompok (pembimbing
atau konselor).
Berdasarkan deskripsi di atas, layanan konseling kelompok dapat
dimaknai sebagai suatu upaya bimbingan atau konselor membantu
memecahkan masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing
anggota kelompok melalui kegiatan kelompok agar tercapai

7
perkembangan yang optimal.10 Secara umum, tujuan layanan konseling
kelompok adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa,
khususnya kemampuan berkomunikasinya. Melalui layanan konseling
kelompok, hal-hal yang dapat menghambat atau mengganggu sosialisasi
dan komunikasi siswa diungkapkan dan di dinamikakan melalui berbagai
teknik, sehingga kemampuan sosialisasi dan komunikasi siswa
berkembang secara optimal.
8. Layanan Konsultasi

Layanan konsultasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan


oleh konselor terhadap seorang pelanggan yang memungkinkannya
memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu
dilaksanakannya dalam menangani kondisi atau permasalahan pihak
ketiga. Secara umum layanan konsultasi bertujuan agar klien dengan
kemampuannya sendiri dapat menangani kondisi atau permasalahan yang
dialami oleh pihak ketiga.
Dalam layanan konsultasi, ada tiga pihak yang tidak bisa dipisahkan
yaitu konselor, konsulti, dan pihak ketiga. Konselor merupakan tenaga ahli
konseling yang memiliki kewenangan melakukan pelayanan konseling
sesuai dengan bidang tugasnya. Konsulti adalah individu yang meminta
bantuan kepada konselor agar dirinya mampu menangani kondisi atau
masalah yang dialami pihak ketiga yang setidak-tidaknya sebagian
menjadi tanggung jawabnya. Sedangkan pihak ketiga adalah individu-
individu yang kondisi atau permasalahannya dipersoalkan oleh konsulti.
9. Layanan Mediasi
Layanan mediasi adalah layanan yang dilaksanakan oleh konselor
terhadap dua pihak atau lebih yang sedang mengalami keadaan tidak
harmonis (tidak cocok).11 Berdasarkan makna ini, layanan mediasi juga
berarti layanan atau bantuan terhadap dua pihak atau lebih yang sedang
dalam kondisi bermusuhan. Berbeda dengan layanan yang lain terutama
layanan konseling perorangan, dalam pelayanan mediasi konselor atau
pembimbing menghadapi klien yang terdiri atas dua pihak atau lebih, dua
orang atau lebih, dua kelompok atau lebih. Dengan kata lain kombinasi
antara sejumlah individu dan kelompok. Secara umum, layanan mediasi
bertujuan agar tercapai kondisi hubungan yang positif dan kondisi ini di
antara para klien atau pihak-pihak yang bermusuhan.

10
Tarmizi, Bimbingan Konseling Islam, (Medan: Perdana Publishing, 2018), hlm. 94.
11
Ibid., hlm. 95

8
C. Strategi Bimbingan dan Konseling Islam
Sebuah usaha, pada dasarnya meniliki tujuan, langkah atau cara untuk
sampai pada hasil yang diharapkan. Langkah-langkah dan tujuan tersebut
dapat dikatakan sebagai metode atau strategi. Strategi memiliki dua
pengertian, yaitu secara umum dan secara khsusus. Secara umum strategi
berarti proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada
tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya
bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Sedangkan secara khusus
Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat)
dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa
yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan.12
Konsep strategi awalnya diterapkan dalam dunia kemiliteran dan politik,
sekarang banyak ditemukan dalam berbagai bidang. Salah satunya dalam
bidang bimbingan dan konseling islam. Strategi dalam bimbingan dan
konseling merupakan suatu rencana tindakan yang termasuk juga penggunaan
metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam
pelayanan BK. Strategi ini disebut dengan strategi pelayanan bimbingan dan
konseling.
Dalam Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan
Bimbingan dan Konseling disebutkan bahwa program bimbingan dan
konseling mengandung empat komponen Pelayanan, yaitu: layanan dasar
bimbingan, layanan responsif, layanan perencanaan individual,dan layanan
dukungan sistem.13 Keempat komponen tersebut dijabarkan sebagai berikut:
1. Layanan Dasar
Layanan dasar dapat dikatakan sebagai proses pemberian bantuan
kepada seluruh peserta didik melalui kegiatan penyiapan pengalaman
terstruktur secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis
dalam rangka mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan
tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai standar
kompetensi kemandirian) yang diperlukan dalam pengembangan
kemampuan memilih dan mengambil keputusan dalam menjalani

12
Ibid., hlm. 101.
13
Departemen Pendidikan Nasional, Penataan Pendidikan Profesional Konselor Dan Layanan
Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal, (Bandung: Direktorat Pendidikan
Nasional. 2008), hlm. 207 dalam Tarmizi, Bimbingan Konseling Islam, (Medan: Perdana
Publishing, 2018), hlm. 102.

9
kehidupannya.14 Layanan dasar bertujuan untuk membantu semua siswa
agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang
sehat, dan memperoleh keterampilan dasar hidupnya, atau dengan kata lain
membantu siswa agar mereka dapat mencapai tugas-tugas
perkembangannya.
Secara lebih rinci, tujuan layanan dasar, yaitu:
a. Memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya
(pendidikan, pekerjaan, sosial budaya dan agama).
b. Mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi
tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi
penyesuaian diri dengan lingkungannya.
c. Mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya.
d. Mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan
hidupnya.
Selain memiliki tujuan, layanan dasar juga memiliki strategi 15, yaitu:
a. Bimbingan Klasikal
Dalam bimbingan klasikal ini, konselor memberikan layanan dasar
dengan cara melakukan kontak langsung dengan para siswa di kelas.
Secara terjadwal, konselor memberikan layanan bimbingan kepada
para siswa. Kegiatan layanan dilaksanakan melalui pemberian layanan
orientasi dan informasi tentang berbagai hal yang dipandang
bermanfaat bagi siswa. Layanan orientasi pada umumnya dilaksanakan
pada awal pelajaran, yang diperuntukan bagi para siswa baru, sehingga
memiliki pengetahuan yang utuh tentang sekolah yang dimasukinya.
b. Pelayanan Orientasi
Pelayanan orientasi merupakan sebuah layanan bimbingan yang
dilaksankan oleh konselor kepada siswa untuk memperkenalkan
lingkungan yang baru dimasukinya atau yang baru diketahuinya
terutama hal-hal yang terdapat disekitar lingkungan sekolah maupun
madrasah agar memperlancar iklim pendidikan.
c. Pelayanan Informasi
Layanan informasi bermaksud untuk memberikan pemahaman
kepada individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang
bermanfaat dan menunjang kebutuhan siswa. Terdapat tiga alasan
pentingnya pemberian pelayanan informasi, yaitu:

14
Ibid,. hlm. 102
15
Ibid., hlm. 103-105

10
1) Membekali individu dengan berbagai pengetahuan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi siswa, dalam hal ini informasi
mengenai hajat hidup dan perkembangannya.
2) Memungkinkan individu untuk menentukan arah hidupnya.
3) Masing-masing individu memiliki keunikan tersendiri sehingga
layanan informasi hanya sebatas memberikan informasi yang
dibutuhkan sedangkan keputusan ada pada siswa.
d. Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok adalah sebuah bentuk pelayanan untuk
menyediakan pelayanan-pelayanan yang berfokus pada penyediaan
informasi dan pengalaman melalui sebuah aktivitas kelompok yang
terencana dan terorganisir. Bimbingan ini biasa dilakukan pada
kelompok kecil antara 5-10 yang ditujukan untuk merespon kebutuhan
dan minat para siswa, yang didiskusikan dalam bimbingan kelompok
ini, adalah masalah yang bersifat umum dan tidak rahasia, seperti cara-
cara belajar yang efektif, kiat-kiat menghadapi ujian, dan mengelola
stress. Layanan bimbingan kelompok ditujukan untuk
mengembangkan keterampilan atau perilaku baru yang lebih efektif
dan produktif.
e. Pelayanan Pengumpulan Data
Pelayanan ini merupakan usaha untuk memperoleh data dan atau
informasi tentang siswa dengan berbagai teknik, metode, dan alat baik
yang berupa tes maupun non-tes yang berupaya untuk assessment.
Layanan ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang
informasi individual siswa dengan menghubungkan satu aspek dengan
yang lainnya.
2. Layanan Responsif
Pelayanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada konseli
yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan
dengan segera.16 Layanan responsif membantu konseli agar dapat
memenuhi kebutuhannya dan memecahkan masalah yang dialaminya atau
membantu konseli yang mengalami hambatan, kegagalan dalam mencapai
tugas-tugas perkembangannya. Tujuan pelayanan ini dapat juga
dikemukakan sebagai upaya untuk mengintervensi masalah-masalah atau
kepedulian pribadi konseli yang muncul segera dan dirasakan saat itu,

16
Ibid., hlm. 106.

11
berkenaan dengan masalah sosial-pribadi, karir, dan atau masalah
pengembangan pendidikan.
Layanan Responsif berfokus pada masalah dan kebutuhan konseli.
Untuk memahami kebutuhan dan masalah konseli dapat ditempuh dengan
cara asesmen dan analisis perkembangan konseli, dengan menggunakan
berbagai teknik, misalnya inventori tugas-tugas perkembangan, angket
konseli, wawancara, observasi, sosiometri, daftar hadir konseli, leger,
psikotes dan daftar masalah konseli atau alat ungkap masalah.
Adapun strategi layanan responsif yang bisa dilakukan yaitu :
a. Konseling Individual dan Kelompok
Sebagaimana telah diketahui bersama, konseling merupakan
hubungan yang berupaya memberi bantuan yang berfokus pada
penyelesaian dan pengentasan problematika siswa yang berkaitan
dengan hambatan yang dialaminya baik bersifat perkembangan
maupun pertumbuhan yang dapat dilakukan secara individu maupun
kelompok.
b. Refeal (rujukan atau alih tangan)
Refeal yaitu mengalih tangankan konseli kepada pihak lain yang
lebih berwenang, seperti psikolog, psikiater, dokter, dan kepolisian.
Pada umumnya, alih tangan (referal) dilakukan untuk kasus-kasus
tertentu seperti, depresi, tindak kejahatan (kriminalitas), kecanduan
narkoba, dan penyakit kronis.
c. Kolaborasi dengan guru dan wali kelas
Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang peserta
didik (seperti prestasi belajar, kehadiran, dan pribadinya), membantu
memecahkan masalah peserta didik, dan mengidentifikasi aspek-aspek
bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran.
d. Kolaborasi dengan orang tua
Upaya kerjasama antara Konselor dengan para orang tua peserta
didik untuk mengembangkan perkembangan siswa. Kerjasama ini
penting agar proses bimbingan terhadap peserta didik tidak hanya
berlangsung di Sekolah/Madrasah, tetapi juga oleh orang tua di rumah.
e. Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait
Kolaborasi ini berkaitan dengan upaya Sekolah/Madrasah untuk
menjalin kerjasama dengan unsur-unsur masyarakat yang dipandang
relevan dengan peningkatan mutu pelayanan bimbingan.
f. Konsultasi

12
Konsultasi merupakan sebuah upaya untuk memperoleh informasi
baik yang dilakukan oleh konselor atau pihak terkait tentang kondisi
konseli atau siswa.
g. Bimbingan Teman Sebaya
Bimbingan teman sebaya merupakan bimbingan yang dilakukan
oleh peserta didik terhadap peserta didik yang lainnya.
h. Konferensi Kasus
Konferensi kasus merupakan sebuah kegiatan untuk membahas
permasalahan peserta didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh
pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan
komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik itu.
Pertemuan konferensi kasus ini bersifat terbatas dan tertutup karena
hanya dihadiri oleh pihak-pihak terkait saja yang berkomitmen untuk
memecahkan permasalahan.
i. Kunjungan Rumah
Kunjungan ini perlu dilakukan konselor, tapi tidak seluruh siswa
yang ditanganinya melainkan cukup bagi siswa yang memiliki kadar
permasalahan yang besar dalam rumah tangga.
3. Layanan Perencanaan Individual
Layanan ini berperan sebagai bantuan kepada konseli agar mampu
merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan
masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan
dirinya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di
lingkungannya.17 Pelayanan ini bertujuan sebagai upaya memfasilitasi
konseli untuk merencanakan, memonitor, dan mengelola rencana
pendidikan, karier, dan pengembangan sosial pribadi oleh dirinya sendiri.
Isi pelayanan perencanaan individual adalah hal-hal yang menjadi
kebutuhan konseli untuk memahami secara khusus tentang perkembangan
dirinya sendiri.
Dalam layanan ini, strategi yang perlu dilakukan, yaitu:
a. Merumuskan tujuan dan merencanakan kegiatan yang dapat membantu
mengembangkan dirinya, atau memperbaiki kelemahan dirinya.
b. Melakukan kegiatan yang sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.
c. Mengevaluasi program yang telah dilakukan.
4. Layanan Dukungan Sistem
17
Ibid., hlm. 111.

13
Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan
manajemen, tata kerja, infrastruktur (misalnya Teknologi Informasi dan
Komunikasi), dan pengembangan kemampuan profesional konselor secara
berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada
konseli atau memfasilitasi kelancaran perkembangan konseli.18
Adapun strategi yang dilakukan yaitu:
a. Pengembangan Profesionalitas
Konselor secara terus menerus berusaha untuk memutakhirkan
pengetahuan dan keterampilannya melalui inservice training, aktif
dalam organisasi profesi, aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti
seminar, workshop, atau melanjutkan studi ke program yang lebih
tinggi (pascasarjana).
b. Manajemen Program
Kegiatan manajemen merupakan berbagai upaya untuk
memantapkan, memelihara, dan meningkatkan mutu program
bimbingan dan konseling melalui kegiatan-kegiatan, seperti
pengembangan program, pengembangan staff, pemanfaatan sumber
daya dan pengembangan penataan kebijakan.
c. Riset dan Pengembangan
Kegiatan riset dan pengembangan merupakan aktivitas konselor
yang berhubungan dengan pengembangan profesional secara
berkelanjutan, meliputi:
1) Merancang, melaksanakan dan memanfaatkan penelitian dalam
bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kualitas layanan
bimbingan dan konseling, sebagai sumber data bagi kepentingan
kebijakan sekolah dan implementasi proses pembelajaran, serta
pengembangan program bagi peningkatan unjuk kerja profesional
konselor.
2) Merancang, melaksanakan dan mengevaluasi aktivitas
pengembangan diri konselor profesional sesuai dengan standar
kompetensi konselor.
3) Mengembangkan kesadaran komitmen terhadap etika profesional.
4) Berperan aktif di dalam organisasi dan kegiatan profesi bimbingan
dan konseling.

18
Ibid., hlm. 113.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ruang lingkup merupakan subjek yang tercantum dalam sebuah masalah
atau bisa diartikan sebagai variabel-variabel yang terdapat dalam suatu objek.
Ruang lingkup bimbingan dan konseling Islam berbentuk pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah yang mempunyai ruang
lingkup yang luas dan dapat dilihat dari berbagai segi yaitu segi fungsi, segi
sasaran, segi layanan, dan segi masalah.
Dilihat dari segi fungsi, ruang lingkup layanan bimbingan dan konseling
Islam mencangkup fungsi-fungsi, seperti pencegahan, pemahaman,
pengentasan, pemeliharaan, penyaluran, penyesuaian, pengembangan dan
perbaikan. Sedangkan dilihat dari segi sasaran, dalam hal ini yang menjadi
sasasaran pelayanan bimbingan dan konseling Islam ditujukan untuk semua
siswa dengan tujuan agar siswa secara perseorangan mencapai perkembangan
yang optimal melalui kemampuan-kemampuan yang ada dalam pelayanan
tersebut.
Ruang lingkup yang ketiga yaitu dilihat dari segi layanan yaitu mencakup
layanan-layanan pengumpulan data, pemberian informasi, penempatan,
konseling, alih tangan kasus (referal), dan penilaian dan tindak lanjut.
Sedangkan untuk ruang lingkup yang keempat yaitu dilihat dari segi masalah
yang meliputi: bimbingan pendidikan, bimbingan karier, dan bimbingan
pribadi-sosial.
Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling terdapat sembilan jenis
layanan bimbingan dan konseling Islam. Pertama, layanan orientasi,
merupakan layanan yang diberikan kepada orang yang baru datang ke suatu
lingkungan baru sehingga memerlukan arahan untuk menyesuaikan dengan
lingkungan barunya. Kedua, layanan informasi merupakan sebuah layanan
yang diberikan kepada seseorang untuk memenuhi kekurangan dari individu
terkait informasi yang mereka perlukan sehingga seseorang itu mampu
memanfaatkan informasi yang didapat untuk keperluan hidupnya sehari-hari.
Ketiga, layanan penempatan dan penyaluran, merupakan bentuk layanan
yang mengarahkan seseorang untuk menentukan pilihan baik dalam bidang
akademik maupun non akademik, sehingga mampu menunjang
perkembangkan serta merealisasiakn rencana masa depan. Keempat, layanan

15
penguasaan konten, merupakan sebuah layanan untuk mengembangkan diri
individu yang berkenaan dengan sikap dan kebiasaan sehingga mampu
menguasai aspek-aspek kemampuan dan mampu mengatasi masalah yang
dialaminya.
Kelima, layanan konseling perorangan, yang dilakukan antara konselor
dan satu klien. Keenam, layanan bimbingan kelompok, sebuah layanan
memberikan bantuan (bimbingan) kepada individu melalui kegiatan kelompok
dengan tujuan untuk mengembangkan kegiatan bersosialisasi. Ketujuh,
layanan konseling kelompok, sebuah upaya bimbingan atau konselor
membantu memecahkan masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-
masing anggota kelompok melalui kegiatan kelompok agar tercapai
perkembangan yang optimal.
Kedelapan, layanan konsultasi, layanan yang melibatkan tiga pihak dengan
konsluti berkonsultasi kepada konselor untuk menyelasaikan masalah pihak
ketiga. Kesembilan, layanan mediasi, merupakan layanan yang dilaksanakan
oleh konselor terhadap dua pihak atau lebih yang sedang mengalami keadaan
tidak harmonis (tidak cocok).
Strategi dalam bimbingan dan konseling merupakan suatu rencana
tindakan yang termasuk juga penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai
sumber daya atau kekuatan dalam pelayanan bimbingan dan konseling.
Terdapat empat jenis layanan, yaitu layanan dasar, layanan orientasi, layanan
perencanaan individual, dan layanan dukungan sistem.
Layanan dasar memiliki beberapa strategi dalam pelaksanaannya, yaitu
bimbingan klasikal (melakukan kontak langsung), pelayanan orientasi
(pengenalan lingkungan), pelayanan informasi (pemberian informasi),
bimbingan kelompok (pelayanan melalui aktivitas kelompok), pelayanan
pengumpulan data (pelayanan untuk memperoleh data).
Layanan responsif memiliki beberapa strategi yaitu konseling individual
dan kelompok, refeal (mengalihkan konseli kepada pihak lain), kolaborasi
dengan guru dan wali kelas, kolaborasi dengan orang tua, kolaborasi dengan
pihak-pihak terkait, konsultasi, bimbingan teman sebaya, konferensi kasus,
dan kunjungan rumah.
Layanan perencanaan individual bisa dilakukan dengan beberapa strategi,
yaitu merumuskan tujuan dan merencanakan kegiatan yang dapat membantu
mengembangkan dirinya, melakukan kegiatan yang sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan, dan mengevaluasi program. Layanan dukungan sistem

16
memeliki strategi yaitu pengembangan profesionalitas, manajemen program,
serta riset dan pengembangan.
B. Kritik dan Saran
Alhamdulillah puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang telah
memberikan kami kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini, hingga kami
dapat mengaplikasikan kemampuan kami di dalam makalah ini. Tidak lupa
kami ucapkan terima kasih kepada bapak/ibu dosen yang telah membimbing
dan mengawasi proses pembuatan makalah ini, serta teman-teman yang telah
mendukung dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
oleh karena itu maka kami memohon saran kepada seluruh pembaca, agar
kedepannya kami mampu menyusun makalah dan karya ilmiah lebih baik.
Selanjutnya kami mohon maaf apabila didalam makalah ini terdapat beberapa
kesalahan dan beberapa kekurangan.

17
DAFTAR PUSTAKA
Amti, Erman dan Prayitno. 2008. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling.
(Cetakan ke-2). Jakarta: Rineka Cipta.
Hariastuti, Retno Tri. 2008. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Surabaya:
Unesa University Press.
Sukitman, Tri. 2015. Panduan Lengkap dan aplikatif Bimbingan Konseling
Berbasis Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Diva Press.
Switri, Endang. 2019. Bimbingan Konseling Anak Usia Dini. Yogyakarta: Qiara
Media.
Tarmizi. 2018. Bimbingan Konseling Islam. Medan: Perdana Publishing.
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Raja
Grafirindo Persada.
Tohirin. 2013. Bimbingan dan Konseling Di Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Integritas). (Cetakan ke-5). Jakarta: Raja Grafirindo Persada.
https://www.google.com/url=http://eprints.radenfatah.ac.id/524/1/Sujana_DakBim
Penylsl.pdf&ved=2ahUKEwiq0om0vMzzAhWfgtgFHRJIDv4QFnoECCsQ
AQ&usg=AOvVaw0V9Cgx6X4JYQYrT7XbpkUC, diakses pada tanggal 15
Oktober 2021 pukul 20.00.

18

Anda mungkin juga menyukai