Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Islam adalah proses arahan dan bimbingan untuk mewujudkan
manusia seutuhnya, akal dan batinnya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan
keterampilannya sehingga mereka siap menjalani kehidupan dengan baik dimana
pun dan kapan pun berdasarkan nilai-nilai Islam. Berdasarkan pengertian ini
terlihat secara jelas bahwa pendidikan Islam memberikan perhatian secara
memadai terhadap eksistensi manusia.

Manusia dalam pendidikan Islam diperlakukan sebagai makhluk yang


memiliki unsur jiwa dan raga. Ia mempunyai organ-organ kognitif semacam hati,
intelek (akal) dan kemampuan-kemampuan fisik. Organ-organ inilah yang
diarahkan dan dibimbing dalam pendidikan Islam hingga menjadi pribadi yang
utuh.

Pendidikan Islam di Indonesia telah berlangsung sejak masuknya Islam ke


Indonesia. Hakekat dari pendidikan adalah pembentukan manusia ke arah yang
dicita-citakan. Dengan demikian, pendidikan Islam adalah proses pembentukan ke
arah yang dicita-citakan oleh Islam. Maka pembahasan makalah pada kali ini
mengenai ciri khusus dan ciri umum, tujuan serta ruang lingkup Pendidikan
Agama Islam secara garis besar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI)?
2. Apa saja ciri umum dan ciri khusus PAI?
3. Apa tujuan dan arah PAI?
4. Apa saja sumber pokok kandungan PAI?
5. Bagaimana sifat-sifat pembelajaran PAI?
6. Apa saja ruang lingkup materi dan nilai-nilai PAI?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian PAI.
2. Untuk mengetahui ciri umum dan ciri khusus PAI.
3. Untuk mengetahui tujuan dan arah PAI.
4. Untuk mengetahui sumber pokok kandungan PAI.
5. Untuk mengetahui sifat-sifat pembelajaran PAI.
6. Untuk mengetahui ruang lingkup materi dan nilai-nilai PAI.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Agama Islam


Dalam Peraturan Pemerintah RI No. 55 Tahun 2007 Bab 1 Pasal 1
dijelaskan bahwa Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan
pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik
dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya
melalui mata pelajaran/kuliah pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan.
Sedangkan pendidikan keagamaan adalah pendidikan yang mempersiapkan
peserta didik untuk dapat menjalankan ajaran agama dan/atau menjadi ahli agama
dan mengamalkan ajaran agamanya.

Adapun pengertian pendidikan agama menurut zakiah Daradjat merupakan


pembentukan kepribadian muslim atau perubahan sikap dan tingkah laku sesuai
dengan petunjuk ajaran Islam. Menurut Muhammad Qutb, pendidikan agama
adalah usaha melakukan pendekatan yang menyulurh terhadap wujud manusia,
baik dari segi jasmani maupun rohani, baik dari kehidupan fisik maupun
mentalnya, dalam kegiatan di bumi ini.

Chabib Thoha dan Abdul Mu’thi mengatakan bahwa pendidikan agama


Islam merupakan usaha sadar untuk menyiapkan oeserta didik dalam meyakini,
memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama Islam melalui
kegiatan bimbingan dan pengajaran atau latihan dnegan memperhatikan tuntunan
untuk menghormati agama lain.1

Dengan demikiran, disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam yang


disingkat menjadi PAI adalah suatu usaha bimbingan dan asuhan terhadap peserta
didik agar nantinya setelah seesai dari pendidikan dapat memahami apa yang
terkandung dalam Islam secara keseluruhan, menghayati makna dan maksud serta

1
Samrin, Pendidikan Agama Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia,
Jurnal Al-Ta’dib, Vol. 8, No. 1, 2015, hlm. 105.

3
tujuannya yang pada akhirnya dapat mengamalkan dan menjadikan ajaran agama
Islam yang dianutnya itu sebagai pandangan hidup, dapat mendatangkan
keselamatan dunia dan akhirat.

B. Ciri Umum dan Ciri Khusus Pendidikan Agama Islam


Ciri-ciri umum Pendidikan Agama Islam yaitu:
1. Tujuan umum Pendidikan Islam identik dengan tujuan hidup, yang
dapat dijabarkan menjadi menyempurnakan hubungan manusia
dengan khaliknya, menyempurnakan hubungan dengan sesamanya,
dan mewujudkan keseimbangan, keselarasan dan keserasian antara
hubungan tersebut dan mengaktifkannya sejalan dan berjalin dalam
diri pribadi.
2. Sumber utama ilmu pengetahuan agama Islam ialah Al-Qur’an dan
Sunnah Rasulullah Saw.
3. Nilai-nilai dan kaidah ajaran Islam mendorong tumbuh kembangnya
kebudayaan Islam dan membuka peluang terhadap perkembangan dan
kemajuan ilmu dan teknologi.
4. Ciri-ciri umum pengajaran agama dibandingkan dengan pengajaran
umum antara lain:
a. Pengajaran agama mempunyai dua sisi kandungan, dunia dan
akhirat.
b. Pengajaran agama yang memihak, tidak netral.
c. Pengajaran agama mengarah kepada pembentukan akhlaqul
karimah.
d. Pengajaran agama amat fungsional, terpakai sepanjang hayat.
e. Pengajaran agama sudah terisi sejak dari rumah.
f. Pengajaran agama tidak diberikan sebagian.
5. Terdapat lima unsur yang dipandang strategis dan menjadi dasar
orientasi pengembangan bahan pengajaran, yaitu konsep agama yang
luas, panggilan Islam sebagai tugas suci, berpusat pada tauhid,
berpangkal pada pengendalian diri, dan bermakna bagi kehidupan
pribadi dan masyarakat lingkungannya.

4
6. Nilai pengajaran-pengajaran yang terkandung dalam pendidikan
agama Islam meliputi nilai material, nilai formal, nilai fungsional, dan
nilai essensial. Nilai yang terakhir ini merupakan ciri khas nilai
pengajaran agama sebagai muara dari nilai-nilai yang telah disebutkan
sebelumnya.

Dalam kaitannya dengan ciri-ciri umum, ciri khusus Pendidikan Agama


Islam dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Pendidikan agama adalah bagian integral dari pendidikan nasional.


2. Pendidikan agama diberikan pada setiap jenis, jalur dan jenjang
pendidikan.
3. Peningkatan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
mengembangkan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa (Allah Swt.)
4. Pendidikan Agama Islam di SD diberikan melalui bidang studi Agama
Islam.
5. Pendidikan Agama Islam di MI melalui bidang-bidang studi Al-
Qur’an-Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqh dan Sejarah Islam dan
merupakan ciri kekhususan serta identitas madrasah.
6. Isi kurikulum Pendidikan Agama Islam di SD dan MI meliputi aspek
hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan
sesamanya, dan hubungan manusia dengan alam.
7. Pada umumnya penataan atau pengilihan bahan pengajaran agama
didasarkan atas kriteri:
a. Bahan pengajaran Islam harus dapat mengisi falsafah negara
pancasila.
b. Bahan pengajaran agama mengutamakan ajaran yang pokok-
pokok dan menyeluruh.
c. Bahan pengajaran agama harus sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kematangan anak.

5
d. Bahan pengajaran agama hendaknya disesuaikan dengan
lingkungan sehingga bermakna bagi kehidupan anak sehari-hari.
e. Bahan pengajaran agama setiap jenjang pendidikan jalus sekolah
hendaknya bersifat terminal.
f. Bahan pengajaran agama pada setiap jenjang pendidikan jalur
sekolah hendaknya berkesinambungan, terpadu dan sejalan.
8. Sekurang-kurangnya terdapat lima macam sumber belajar yaitu
manusia, buku, media masa, alam lingkungan sekolah/masyarakat dan
alat bantu pengajaran.
9. Proses internalisasi dimulai dengan pengenalan dan renungan nilai,
pengkajian nilai, sehingga pada gilirannya menampakkan diri dalam
pengungkapan penghayatan dan pengalaman nilai.2

C. Tujuan dan Arah Pendidikan Agama Islam


Tujuan merupakan standar usaha yang dapat ditentukan, serta
mengarahkan usaha yang akan dilalui dan merupakan titik pangkal untuk
mencapai tujuan-tujuan lain. Perumusan tujuan pendidikan agama Islam harus
berorientasi pada hakikat pendidikan yang meliputi beberapa aspek, diantaranya
tujuan dan tugas hidup manusia, memperhatikan sifat-sifat dasar manusia,
tuntutan masyarakat, dan dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam.

Zakiah Daradjad dalam Metode Khusus Pengajaran Agama Islam


mendefinisikan tujuan pendidikan agama Islam yaitu membina manusia beragama
yakni manusia yang mampu melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam dengan baik
dan sempurna, sehingga tercermin pada sikap dan tindakan dalam seluruh
kehidupannya, dalam rangka mencapai kebahagiaan dan kejayaan dunia dan
akhirat.

2
Dikutip melalui https://arifinhamz.blogspot.com/2010/09/ciri-umum-dan-ciri-khusus-
pandidikan.html?m=1

6
Menurut al-Ghazali, yang dikutip oleh Fathiyah Hasan Sulaiman, tujuan
umum pendidikan agama Islam tercermin dalam dua segi, yaitu insan purna yang
bertujuan mendekatkan diri kepada Allah Swt. dan insan purna yang bertujuan
mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

Abd al-Rasyid ibn Abd al-Aziz dalam bukunya, al-Tarbiyah al-Islamiyah


wa Thuruq Tadrisiha, menukil pendapat para ahli, seperti al-Farabi, Ibnu Sina, al-
Ghazali dan Ihwan Shafa, tentang rumusan tujuan pendidikan Islam pada akhirnya
ia berkesimpulan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah Pertama, adanya
kedekatan (taqarrub) kepada Allah Swt. melalui pendidikan akhlak dan Kedua,
menciptakan individu yang memiliki pola pikir yang ilmiah dan pribadi yang
paripurna, yaitu pribadi yang dapat mengintegrasikan antara agama dengan ilmu
serta amal saleh, guna memperoleh ketinggian derajat dalam berbagai dimensi
kehidupan.
Dari beberapa pendapat mengenai rumusan tujuan pendidikan Islam, maka
disimpulkan bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah:
1. Terbentuknya insan kamil yang di dalamnya memiliki wawasan khaffah
agar mampu menjalankan tugas-tugas kehambaan, kekhalifahan, dan
pewaris Nabi.
2. Terciptanya insan kaffah, yang menurut Thalhah Hasan memiliki tiga
dimensi kehidupan, yaitu dimensii reeligius, budaya dan ilmiah.
3. Penyadaran fungsi manusia sebagai hamba, khalifah Allah serta sebagai
pewaris nabi dan memberikan bekal yang memadai dalam rangka
pelaksanaan fungsi tersebut.3

Tujuan akhir pendidikan Islam adalah menghasilkan manusia yang baik,


yakni kehidupan materiil dan spiritualnya. Suatu tujuan yang mengarah pada dua
demensi sekaligus yakni sebagai Abdullah (hamba Allah), dan sebagai Khalifah fi
al-Ardl (wakil Allah di muka bumi).

3
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta:Kencana,2010), hlm. 86.

7
Bila kita ingin tau tentang arah Islam dan tujuan pendidikan Islam, kita
harus melihat tujuan hidup manusia di dunia ini, tujuan itu tertera dalam surat
Adz-Zariyat ayat 56.

Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-ku. (Q.S Ad-Dzariyat 56)

Ibadah yang dimaksud disini bukanlah terbatas pada ritual-ritual Islam,


seperti sholat, shiyam dan zakat, tapi belom tapi lebih luas dari itu. Ibadah dalam
pengertian bahwa seseorang hanya menerima seluruh masalah kehidupannya dari
Allah SWT. Dalam arti bahwa ia terus menerus dalam hubungan dengan Allah
SWT. Sholat, shiyam dan zakat tidak lebih dari miftah ibadah/kunci ibadah, atau
sebagai halte tempat menambah perbekalan bagi seorang yang mengembara.

Sesungguhnya seluruh perjalanan, mulai dari bidayah sampai kepada


nihayah adalah ibadah. Ibadah dalam pengertian sepertti ini mencangkup seluruh
kehidupan manusia, tidak terbatas waktu pendek yang dipergunakan untuk ritual
itu saja, kalau itu termasuk ibadah yang dimaksud dalam ayat 56 surat Azzariyat
itu, tentu ayat itu tidak mempunyai makna yang mendalam. Apa artinya waktu
yang beberapa menit untuk ritual itu jika dibandingkan dengan kehidupan kita
yang panjang itu. Hampir ia tidak mempunyai pengaruh apa-apa, ayat baru
mempunyai makna penting jika ibadah dijadikan manhaj hayah/system kehidupan
manusia ini, dan bila ibadah itu menjadi cara berbuat, dan cara berfikir insan
tersebut. Dalam arti bahwa semua perbuatan manusia harus kembali kepada Allah.

Membentuk hubungan hati manusia dengan Allah SWT, dan mendorong


hati manusia untuk kembali kepada Allah pada setiap saat adalah kaidah pokok
pendidikan islam. Dengan kaidah inilah semua masalah dilaksanakan. Tanpa
kaidah ini segala perbuatan didunia tidak mempunyai arti, oleh sebab itu, tujuan
pendidikan islam berbeda dengan tujuan pendidikan lainnya, yaitu membentuk
muslim yang beramal sholeh. Dalam arti bahwa manusia yang ingin diciptakan
oleh pendidikan Islam adalah insan yang dalam semua amalnya selalu
berhubungan dengan Allah SWT.

8
Pendidikan Agama Islam tidak hanya menghantarkan manusia untuk
menguasai berbagai ajaran yang ada pada Islam. Tetapi yang terpenting adalah
bagaimana manusia dapat mengamalkan ajaran-ajaran itu dalam kehidupan sehari-
hari. Pendidikan agama Islam menekankan keutuhan dan keterpaduan ranah
kognitif, afektif dan psikomotoriknya. Tujuan akhir dari pendidikan agama Islam
adalah terbentuknya peserta didik yang memiliki akhlak mulia. Tujuan inilah yang
sebenarnya merupakan misi utama diutusnya Nabi Muhammad Saw. Dengan
demikian pendidikan akhlak adalah jiwa dari pendidikan agama Islam.

D. Sumber Pokok Kandungan Pendidikan Agama Islam


Sumber pembelajaran merupakan suatu unsur yang memiliki peranan
penting dalam menentukan proses pembelajaran, agar proses pembelajaran
menjadi efektif dan efisien dalam mencapai tujuan, kegiatan pembelajaran
menjadi efektif dan efisien dalam usaha pencapai tujuan istruksional jika
melibatkan komponen proses belajar secara terencana, sebab sumber belajar
sebagai komponen penting dan sangat besar manfaatnya.
Sumber pendidikan Islam biasanya disebut dengan dasar ideal pendidikan
Islam. Sumber pendidikan agama Islam yang dimaksudkan di sini adalah semua
acuan atau rujukan yang darinya memancarkan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai
yang akan ditransinternalisasikan dalam pendidikan agam Islam. Sumber pokok
kandungan Pendidikan Agama Islam antara lain sebagai berikut.

1. Al-Qur’an
Secara etimologis Al-Qur’an berasal dari kata qara’a, yaqra’u,
qira’atan atau qur’anan, yang berarti mengumpulkan dan menghimpun
huruf-huruf serta kata-kata dari satu bagian ke bagian yang lain secara
teratur. Al-Qur’an merupakan firman Allah Swt. yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad Saw. diriwayatkan kepada umat Islam secara mutawatir,
membacanya bernilai ibadah dan salah satu fungsinya sebagai mukjizat
atau melemahkan para lawan yang menentangnya.

9
Al-Qur’an dijadikan sebagai sumber utama atau sumber pokok
pendidikan agama Islam yang pertama karena ia memiliki nilai absolut
yang diturunan dari Allah Swt. menciptakan manusia dan Dia pula yang
mendidik manusia, yang mana isi pendidikan telah termaktud dalam
wahyu-Nya. Nilai esensi dalam Al-Qur’an selamanya abadi dan selalu
relevan pada setiap waktu dan zaman, tanpa ada perubahan sama sekali.
2. As-Sunnah
As-Sunnah menurut pengertian bahasa berarti tradisi yang bisa
dilakukan atau jalan yang dilalui baik yang terpuji maupun yang tercela.
As-Sunnah adalah segala sesuatu yang dinukilkan kepada Nabi Saw.
berikut berupa perkataan, perbuatan, taqrir-nya, ataupun selain dari itu.
As-Sunnah merupakan sumber pokok kedua setelah Al-Qur’an.4
Jadi sunnah Rasul adalah amalan yang dikerjakan oleh Rasulullah
Saw. Dalam proses perubahan hidup sehari-hari dan menjadi sumber
utama. Sunnah berisi petunjuk atau pedoman untuk kemaslahatan hidup
manusia dalam segala aspeknya, untuk membina hubungan antar umat
manusia menjadi manusia seutuhnya atau umat muslim yang bertakwa.

E. Sifat-sifat Pembelajaran Pendidikan Agama Islam


Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam Kurikulum mempunyai
sifat-sifat atau karakteristik yang membedakan dengan pembelajaran lainnya, hal
tersebut tercermin dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, yaitu:
1. Kurikulum PAI mempunyai dua sisi muatan.
Dua sisi muatan dalam kurikulum PAI yang dimaksud adalah
Pertama, sisi muatan kegamaan berisi wahyu Ilahi dan sunnah Rasul yang
bersifat mutlak dan berada di luar jangkauan akal dan indera manusia.
Wahyu Allah Swt. dan sunnah Rasul Saw. berfungsi memberikan petunjuk
kepada manusia dalam upaya mendekatkan diri kepada-Nya. Dan cara-
cara mengadakan hubungan antara sesama makhluk Allah lainnya dan
lingkungan hidupnya.
4
Abdul Mujib, Op.Cit., hlm. 43.

10
Kedua, sisi muatan pengetahuan yang berisi hal-hal yang dapat
diusahakan manusia dalam bentuk pengalaman faktual maupun
pengalaman berpikir. Peranan kurikulum PAI dalam hal ini adalah
mengupayakan agar kedua muatan di atas dapat lebih dipahami, dihayati,
dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Kurikulum PAI bersifat memihak, tidak netral/moderat
Kurikulum PAI mempunyai garis yang jelas dan tegas (qath’i dan
mutlak), jika dalam ajaran Islam sesuatu tersebut ditetapkan wajib maka
sesama umat Islam berkewajiban untuk melaksanakannya, demikian pula
sebaliknya jika dalam ajaran Islam bahwa sesuatu itu haram dan harus
ditinggalkan, maka semua kaum muslimin wajib untuk meninggalkannya.
Berbeda dengan kurikulum umum, ia bersifat netral atau tidak
memihak, dengan demikian kurikulum tersebut diberikan kepada siswa
terserah mereka, apakah pengetahuan yang diperolehnya diamalkan atau
tidak hal ini didasarkan kepada untung dan rugi serta pertimbangan pribadi
yang bersangkutan.
3. Kurikulum PAI mengarahkan kepada pembentukan akhlak yang mulia
Ajaran Islam yang bersumber wahyu Ilahi sangat menekankan kepada
umatnya agar mereka mempunyai akhlak yang mulia. Kriteria untuk
menentukan apakah akhlak seseorang itu terpuji atau tercela adalah kriteria
yang terdapat didalam ayat-ayat Al-Quran dan Sunnah Rasul. Kriteria dari
dua sumber tersebut bersifat pasti dan permanen dan tidak berubah-ubah
sampai kapanpun. Sementara kurikulum umum lebih bersifat atas
pertimbangan akal pikiran.
4. Kurikulum bersifat fungsional terpakai sepanjang masa
Agama bagi seorang dalam tingkatan status apapun, baik ia orang
kaya atau miskin, pejabat atau rakyat jelata, pada saat bagaimanapun saat
gembira atau sedih, sehat atau sakit, pengetahuan agama ini tetap aktual
dan fungsional, terpakai dalam seluruh aspek kehidupan. Tidak ada satu
ajaran yang sekomplit dan selengkap ajaran Islam, yaitu seorang muslim

11
diatur oleh Islam sejak dari bangun tidur sampai dengan tidur lagi, dari
hal-hal terkecil sampai terbesar semua diatur dalam Islam.
5. Materi kurikulum PAI sudah ada pada setiap peserta didik sejak dari
rumah
Peserta didik yang tinggal dirumah bersama-sama dengan keluarganya
sebenarnya secara langsung atau tidak langsung, mereka sudah terisi
pengetahuan agamanya, apa yang telah dimiliki peserta didik harus
menjadi perhatian guru. Pengajaran kurikulum PAI disekolah berfungsi
mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan yang telah dimiliki
peserta didik agar lebih berkembang secara optimal dan meluruskan
pengetahuan peserta didik yang kurang tepat. Dengan demikian,
pengejaran agama di sekolah tidaklah dimulai dari titik nol sama sekali.5

F. Ruang Lingkup Materi dan Nilai-nilai PAI


Setiap materi pembelajaran PAI mempunyai ruang lingkup
pembelajarannya. Dibawah ini akan dikemukakan ruang lingkup pembelajaran
pada umumnya dengan mengemukakan ciri khusus yang terkandung dalam nilai
pengajaran agama, antara lain:
1. Nilai Material
Nilai material disini maksudnya adalah jumlah atau muatan
pengetahuan (materi) pengajaran atau pendidikan agama Islam yang
diajarkan.
2. Nilai Formal
Nilai formal adalah nilai pembentukan, yang bersangkutan dengan
daya serap murid atas segala bahan pengajaran yang diterimanya.
3. Nilai Fungsional
Nilai fungsional adalah relevansi atau kesesuaian bahan dengan
kehidupan sehari-hari.

5
Dikutip melalui https://zahranaa.blogspot.com/2017/07/metode-pembelajaran-pai-ciri-
tujuan.html?m=1

12
4. Nilai Essensial
Nilai essensial adaah nilai hakiki. Agama mengajarkan bahwa
kehidupan yang hakiki atau hidup yang sebenar-benarnya itu hanya di
alam baqa.

Dalam pendidikan agama Islam terdapat bermacam-macam nilai yang


mendukung dalam pelaksanaan pendidikan. Nilai tersebut menjadi dasar
pengembangan jiwa agar bisa memberi output bagi pendidikan yang sesuai
dengan harapan masyarakat luas. Pokok-pokok nilai pendidikan Islam yang utama
yang harus ditanamkan pada anak yaitu nilai pendidikan i’tiqodiyah, nilai
pendidikan amaliyah dan nilai pendidikan khuluqiyah .
a. Nilai pendidikan I’tiqodiyah
Nilai pendidikan I’tiqodiyah ini merupakan nilai yang terkait dengan
keimanan seperti iman kepada Allah SWT, malaikat, rasul, kitab, hari
akhir dan takdir yang bertujuan menata kepercayaan individu.
Adapun bukti-bukti keimanan diantaranya:
1) Mencintai Allah SWT dan Rasulnya
2) Melaksanak perintah-perintahnya
3) Menghindari larangan-larangannya
4) Berpegang teguh kepada Allah SWT dan sunnah Rasulnya
b. Nilai pendidikan amaliyah
Nilai pendidikan amalaiyah merupakan nilai yang berkaitan dengan
tingkah laku.
Nilai pendidikan amaliyah diantaranya:
1) Pendidikan Ibadah
2) Pendidikan Mu’amalah
c. Nilai pendidikan khuluqiyah
Nilai pendidikan ini merupakan pendidikan yang berkaitan dengan
etika (akhlak) yang bertujuan membersihkan diri dari prilaku rendah dan
menghiasi diri dengan prilaku terpuji.

13
Adapun pihak-pihak yang terkait atau terlibat dalam pendidikan Islam
yang menjadi ruang lingkup pendidikan agama Islam adalah sebagai berikut.
1. Perbutan Mendidik Itu Sendiri
Yang dimaksud perbuatan mendidik itu sendiri adalah seluruh
kegiatan, tindakan atau perbuatan dan sikap yang dilakukan oleh pendidik
sewaktu menghadapi atau mengasuh peserta didik. Atau merupakan sikap
atau tindakan yang menuntun, membimbing, memberi pertolongan dari
seorang pendidik kepada peserta didik menuju kepada tujuan pendidikan
Islam.
2. Pelaku Pendidikan
a. Pendidik
Pendidik dalam pendidikan Islam adalah setiap orang dewasa yang
karena kewajiban agamanya bertanggung jawab atas pendidikan dirinya
dan orang lain. Sedangkan yang menyerahkan tanggung jawab dan amanat
pendidikan adalah agama, sementara yang menerima tanggung jawab dan
amanat adalah setiap orang dewasa. Ini berarti bahwa pendidik merupakan
sifat yang lekat pada setiap orang karena tanggung jawabnya atas
pendidikan. Dalam konteks pendidikan agama Islam, pendidik disebut
dengan murabbi, muallim dan muaddib.
b. Peserta didik
Peserta didik adalah orang yang sedang berada pada fase
pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis,
pertumbuhan dan perkembangan merupakan ciri dari seorang peserta
didik. Pertumbuhan menyangkut fisik, sedangkan perkembangan
menyangkut psikis.
3. Komponen-komponen pendidikan
a. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan Islam sebagaimana pendidikan pada umumnya,
berusaha membentuk pribadi manusia, harus melalui proses yang panjang,
dengan hasil yang tidak dapat diketahui dengan segera. Tujuan pendidikan

14
Islam pada dasarnya berusaha mencetak generasi yang berakhlakul
karimah.
b. Kurikulum pendidikan
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat
menentukan dalam suatu sistem pendidikan, karena itu kurikulum
merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai
pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat
pendidikan.
c. Metode pendidikan
Secara etimologi, metode dalam bahsa Arab, dikenal dengan istilah
thariqah yang berarti langkah-langkah strategis yang dipersiapkan untuk
melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan dengan pendidikan, maka
metode itu harus diwujudkan dalam proses pendidikan, dalam rangka
mengembangkan sikap mental dan kepribadian agar peserta didik menerima
pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna dengan baik. Metode
mengajar dapat diartikan sebagai cara yang digunakan oleh pendidik dalam
membelajarkan peserta didik saat berlangsungnya proses pembelajaran.
d. Media pendidikan
Media dalam kegiatan proses belajar memang berfungsi
indtrumental, dengan kata lain media berarti hanya sekedar alat saja, bukan
tujuan. Alat untuk membantu proses belajar, alat untuk mempermudah
pemahaman masalah yang sedang dibahas, alat untuk mempermudah
mengungkapkan hal-hal yang rumit.
e. Evaluasi Pendidikan Islam
Dalam pendidikan Islam, evaluasi merupakan salah satu komponen
sistem pendidikan Islam yang harus dilakukan secara sistematis dan
terencana sebagai alat untuk mengukur keberhasilan atau target yang akan
dicapai dalam proses pendidikan Islam dan proses pembelajaran.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan Agama Islam yang disingkat menjadi PAI adalah suatu usaha
bimbingan dan asuhan terhadap peserta didik agar nantinya setelah seesai dari
pendidikan dapat memahami apa yang terkandung dalam Islam secara
keseluruhan, menghayati makna dan maksud serta tujuannya yang pada akhirnya
dapat mengamalkan dan menjadikan ajaran agama Islam yang dianutnya itu
sebagai pandangan hidup, dapat mendatangkan keselamatan dunia dan akhirat.
Ciri-ciri umum pendidikan agama Islam diantaranya adalah bahwa tujuan
pendidikan agama Islam yaitu menghambakan diri kepada Allah untuk keridhaan-
Nya, sumber utama ilmu pengetahuan agama Islam ini ialah Al-Quran dan Sunnah
Rasulullah, nilai-nilai dan kaidah ajaran Islam mendorong tumbuh kembangnya
kebudayaan Islam dan membuka peluang terhadap perkembangan dan kemajuan
tekonologi, dan lain sebagainya.
Adapun ciri-ciri khusus pendidikan agama Islam diantaranya adalah
pendidikan agama Islam merupakan bagian integral dari pendidikan nasional,
pendidikan agama diberikan pada setiap jenis jalur dan jenjang pendidikan dan
lain sebagainya.
Ruang lingkup pendidikan agama Islam terbagi menjadi tiga bagian yaitu
kegiatan mendidik itu sendiri, pelaku pendidikan dan komponen-komponen
pendidikan. Adapun pelaku pendidikan adalah pendidik dan peserta didik.
Sedangkan komponen pendidikan antara lain tujuan pendidikan, kurikulum
pendidikan, metode pendidikan dan lain sebagainya.

16
17

Anda mungkin juga menyukai