PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Islam adalah proses arahan dan bimbingan untuk mewujudkan
manusia seutuhnya, akal dan batinnya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan
keterampilannya sehingga mereka siap menjalani kehidupan dengan baik dimana
pun dan kapan pun berdasarkan nilai-nilai Islam. Berdasarkan pengertian ini
terlihat secara jelas bahwa pendidikan Islam memberikan perhatian secara
memadai terhadap eksistensi manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI)?
2. Apa saja ciri umum dan ciri khusus PAI?
3. Apa tujuan dan arah PAI?
4. Apa saja sumber pokok kandungan PAI?
5. Bagaimana sifat-sifat pembelajaran PAI?
6. Apa saja ruang lingkup materi dan nilai-nilai PAI?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian PAI.
2. Untuk mengetahui ciri umum dan ciri khusus PAI.
3. Untuk mengetahui tujuan dan arah PAI.
4. Untuk mengetahui sumber pokok kandungan PAI.
5. Untuk mengetahui sifat-sifat pembelajaran PAI.
6. Untuk mengetahui ruang lingkup materi dan nilai-nilai PAI.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Samrin, Pendidikan Agama Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia,
Jurnal Al-Ta’dib, Vol. 8, No. 1, 2015, hlm. 105.
3
tujuannya yang pada akhirnya dapat mengamalkan dan menjadikan ajaran agama
Islam yang dianutnya itu sebagai pandangan hidup, dapat mendatangkan
keselamatan dunia dan akhirat.
4
6. Nilai pengajaran-pengajaran yang terkandung dalam pendidikan
agama Islam meliputi nilai material, nilai formal, nilai fungsional, dan
nilai essensial. Nilai yang terakhir ini merupakan ciri khas nilai
pengajaran agama sebagai muara dari nilai-nilai yang telah disebutkan
sebelumnya.
5
d. Bahan pengajaran agama hendaknya disesuaikan dengan
lingkungan sehingga bermakna bagi kehidupan anak sehari-hari.
e. Bahan pengajaran agama setiap jenjang pendidikan jalus sekolah
hendaknya bersifat terminal.
f. Bahan pengajaran agama pada setiap jenjang pendidikan jalur
sekolah hendaknya berkesinambungan, terpadu dan sejalan.
8. Sekurang-kurangnya terdapat lima macam sumber belajar yaitu
manusia, buku, media masa, alam lingkungan sekolah/masyarakat dan
alat bantu pengajaran.
9. Proses internalisasi dimulai dengan pengenalan dan renungan nilai,
pengkajian nilai, sehingga pada gilirannya menampakkan diri dalam
pengungkapan penghayatan dan pengalaman nilai.2
2
Dikutip melalui https://arifinhamz.blogspot.com/2010/09/ciri-umum-dan-ciri-khusus-
pandidikan.html?m=1
6
Menurut al-Ghazali, yang dikutip oleh Fathiyah Hasan Sulaiman, tujuan
umum pendidikan agama Islam tercermin dalam dua segi, yaitu insan purna yang
bertujuan mendekatkan diri kepada Allah Swt. dan insan purna yang bertujuan
mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
3
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta:Kencana,2010), hlm. 86.
7
Bila kita ingin tau tentang arah Islam dan tujuan pendidikan Islam, kita
harus melihat tujuan hidup manusia di dunia ini, tujuan itu tertera dalam surat
Adz-Zariyat ayat 56.
Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-ku. (Q.S Ad-Dzariyat 56)
8
Pendidikan Agama Islam tidak hanya menghantarkan manusia untuk
menguasai berbagai ajaran yang ada pada Islam. Tetapi yang terpenting adalah
bagaimana manusia dapat mengamalkan ajaran-ajaran itu dalam kehidupan sehari-
hari. Pendidikan agama Islam menekankan keutuhan dan keterpaduan ranah
kognitif, afektif dan psikomotoriknya. Tujuan akhir dari pendidikan agama Islam
adalah terbentuknya peserta didik yang memiliki akhlak mulia. Tujuan inilah yang
sebenarnya merupakan misi utama diutusnya Nabi Muhammad Saw. Dengan
demikian pendidikan akhlak adalah jiwa dari pendidikan agama Islam.
1. Al-Qur’an
Secara etimologis Al-Qur’an berasal dari kata qara’a, yaqra’u,
qira’atan atau qur’anan, yang berarti mengumpulkan dan menghimpun
huruf-huruf serta kata-kata dari satu bagian ke bagian yang lain secara
teratur. Al-Qur’an merupakan firman Allah Swt. yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad Saw. diriwayatkan kepada umat Islam secara mutawatir,
membacanya bernilai ibadah dan salah satu fungsinya sebagai mukjizat
atau melemahkan para lawan yang menentangnya.
9
Al-Qur’an dijadikan sebagai sumber utama atau sumber pokok
pendidikan agama Islam yang pertama karena ia memiliki nilai absolut
yang diturunan dari Allah Swt. menciptakan manusia dan Dia pula yang
mendidik manusia, yang mana isi pendidikan telah termaktud dalam
wahyu-Nya. Nilai esensi dalam Al-Qur’an selamanya abadi dan selalu
relevan pada setiap waktu dan zaman, tanpa ada perubahan sama sekali.
2. As-Sunnah
As-Sunnah menurut pengertian bahasa berarti tradisi yang bisa
dilakukan atau jalan yang dilalui baik yang terpuji maupun yang tercela.
As-Sunnah adalah segala sesuatu yang dinukilkan kepada Nabi Saw.
berikut berupa perkataan, perbuatan, taqrir-nya, ataupun selain dari itu.
As-Sunnah merupakan sumber pokok kedua setelah Al-Qur’an.4
Jadi sunnah Rasul adalah amalan yang dikerjakan oleh Rasulullah
Saw. Dalam proses perubahan hidup sehari-hari dan menjadi sumber
utama. Sunnah berisi petunjuk atau pedoman untuk kemaslahatan hidup
manusia dalam segala aspeknya, untuk membina hubungan antar umat
manusia menjadi manusia seutuhnya atau umat muslim yang bertakwa.
10
Kedua, sisi muatan pengetahuan yang berisi hal-hal yang dapat
diusahakan manusia dalam bentuk pengalaman faktual maupun
pengalaman berpikir. Peranan kurikulum PAI dalam hal ini adalah
mengupayakan agar kedua muatan di atas dapat lebih dipahami, dihayati,
dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Kurikulum PAI bersifat memihak, tidak netral/moderat
Kurikulum PAI mempunyai garis yang jelas dan tegas (qath’i dan
mutlak), jika dalam ajaran Islam sesuatu tersebut ditetapkan wajib maka
sesama umat Islam berkewajiban untuk melaksanakannya, demikian pula
sebaliknya jika dalam ajaran Islam bahwa sesuatu itu haram dan harus
ditinggalkan, maka semua kaum muslimin wajib untuk meninggalkannya.
Berbeda dengan kurikulum umum, ia bersifat netral atau tidak
memihak, dengan demikian kurikulum tersebut diberikan kepada siswa
terserah mereka, apakah pengetahuan yang diperolehnya diamalkan atau
tidak hal ini didasarkan kepada untung dan rugi serta pertimbangan pribadi
yang bersangkutan.
3. Kurikulum PAI mengarahkan kepada pembentukan akhlak yang mulia
Ajaran Islam yang bersumber wahyu Ilahi sangat menekankan kepada
umatnya agar mereka mempunyai akhlak yang mulia. Kriteria untuk
menentukan apakah akhlak seseorang itu terpuji atau tercela adalah kriteria
yang terdapat didalam ayat-ayat Al-Quran dan Sunnah Rasul. Kriteria dari
dua sumber tersebut bersifat pasti dan permanen dan tidak berubah-ubah
sampai kapanpun. Sementara kurikulum umum lebih bersifat atas
pertimbangan akal pikiran.
4. Kurikulum bersifat fungsional terpakai sepanjang masa
Agama bagi seorang dalam tingkatan status apapun, baik ia orang
kaya atau miskin, pejabat atau rakyat jelata, pada saat bagaimanapun saat
gembira atau sedih, sehat atau sakit, pengetahuan agama ini tetap aktual
dan fungsional, terpakai dalam seluruh aspek kehidupan. Tidak ada satu
ajaran yang sekomplit dan selengkap ajaran Islam, yaitu seorang muslim
11
diatur oleh Islam sejak dari bangun tidur sampai dengan tidur lagi, dari
hal-hal terkecil sampai terbesar semua diatur dalam Islam.
5. Materi kurikulum PAI sudah ada pada setiap peserta didik sejak dari
rumah
Peserta didik yang tinggal dirumah bersama-sama dengan keluarganya
sebenarnya secara langsung atau tidak langsung, mereka sudah terisi
pengetahuan agamanya, apa yang telah dimiliki peserta didik harus
menjadi perhatian guru. Pengajaran kurikulum PAI disekolah berfungsi
mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan yang telah dimiliki
peserta didik agar lebih berkembang secara optimal dan meluruskan
pengetahuan peserta didik yang kurang tepat. Dengan demikian,
pengejaran agama di sekolah tidaklah dimulai dari titik nol sama sekali.5
5
Dikutip melalui https://zahranaa.blogspot.com/2017/07/metode-pembelajaran-pai-ciri-
tujuan.html?m=1
12
4. Nilai Essensial
Nilai essensial adaah nilai hakiki. Agama mengajarkan bahwa
kehidupan yang hakiki atau hidup yang sebenar-benarnya itu hanya di
alam baqa.
13
Adapun pihak-pihak yang terkait atau terlibat dalam pendidikan Islam
yang menjadi ruang lingkup pendidikan agama Islam adalah sebagai berikut.
1. Perbutan Mendidik Itu Sendiri
Yang dimaksud perbuatan mendidik itu sendiri adalah seluruh
kegiatan, tindakan atau perbuatan dan sikap yang dilakukan oleh pendidik
sewaktu menghadapi atau mengasuh peserta didik. Atau merupakan sikap
atau tindakan yang menuntun, membimbing, memberi pertolongan dari
seorang pendidik kepada peserta didik menuju kepada tujuan pendidikan
Islam.
2. Pelaku Pendidikan
a. Pendidik
Pendidik dalam pendidikan Islam adalah setiap orang dewasa yang
karena kewajiban agamanya bertanggung jawab atas pendidikan dirinya
dan orang lain. Sedangkan yang menyerahkan tanggung jawab dan amanat
pendidikan adalah agama, sementara yang menerima tanggung jawab dan
amanat adalah setiap orang dewasa. Ini berarti bahwa pendidik merupakan
sifat yang lekat pada setiap orang karena tanggung jawabnya atas
pendidikan. Dalam konteks pendidikan agama Islam, pendidik disebut
dengan murabbi, muallim dan muaddib.
b. Peserta didik
Peserta didik adalah orang yang sedang berada pada fase
pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis,
pertumbuhan dan perkembangan merupakan ciri dari seorang peserta
didik. Pertumbuhan menyangkut fisik, sedangkan perkembangan
menyangkut psikis.
3. Komponen-komponen pendidikan
a. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan Islam sebagaimana pendidikan pada umumnya,
berusaha membentuk pribadi manusia, harus melalui proses yang panjang,
dengan hasil yang tidak dapat diketahui dengan segera. Tujuan pendidikan
14
Islam pada dasarnya berusaha mencetak generasi yang berakhlakul
karimah.
b. Kurikulum pendidikan
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat
menentukan dalam suatu sistem pendidikan, karena itu kurikulum
merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai
pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat
pendidikan.
c. Metode pendidikan
Secara etimologi, metode dalam bahsa Arab, dikenal dengan istilah
thariqah yang berarti langkah-langkah strategis yang dipersiapkan untuk
melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan dengan pendidikan, maka
metode itu harus diwujudkan dalam proses pendidikan, dalam rangka
mengembangkan sikap mental dan kepribadian agar peserta didik menerima
pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna dengan baik. Metode
mengajar dapat diartikan sebagai cara yang digunakan oleh pendidik dalam
membelajarkan peserta didik saat berlangsungnya proses pembelajaran.
d. Media pendidikan
Media dalam kegiatan proses belajar memang berfungsi
indtrumental, dengan kata lain media berarti hanya sekedar alat saja, bukan
tujuan. Alat untuk membantu proses belajar, alat untuk mempermudah
pemahaman masalah yang sedang dibahas, alat untuk mempermudah
mengungkapkan hal-hal yang rumit.
e. Evaluasi Pendidikan Islam
Dalam pendidikan Islam, evaluasi merupakan salah satu komponen
sistem pendidikan Islam yang harus dilakukan secara sistematis dan
terencana sebagai alat untuk mengukur keberhasilan atau target yang akan
dicapai dalam proses pendidikan Islam dan proses pembelajaran.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan Agama Islam yang disingkat menjadi PAI adalah suatu usaha
bimbingan dan asuhan terhadap peserta didik agar nantinya setelah seesai dari
pendidikan dapat memahami apa yang terkandung dalam Islam secara
keseluruhan, menghayati makna dan maksud serta tujuannya yang pada akhirnya
dapat mengamalkan dan menjadikan ajaran agama Islam yang dianutnya itu
sebagai pandangan hidup, dapat mendatangkan keselamatan dunia dan akhirat.
Ciri-ciri umum pendidikan agama Islam diantaranya adalah bahwa tujuan
pendidikan agama Islam yaitu menghambakan diri kepada Allah untuk keridhaan-
Nya, sumber utama ilmu pengetahuan agama Islam ini ialah Al-Quran dan Sunnah
Rasulullah, nilai-nilai dan kaidah ajaran Islam mendorong tumbuh kembangnya
kebudayaan Islam dan membuka peluang terhadap perkembangan dan kemajuan
tekonologi, dan lain sebagainya.
Adapun ciri-ciri khusus pendidikan agama Islam diantaranya adalah
pendidikan agama Islam merupakan bagian integral dari pendidikan nasional,
pendidikan agama diberikan pada setiap jenis jalur dan jenjang pendidikan dan
lain sebagainya.
Ruang lingkup pendidikan agama Islam terbagi menjadi tiga bagian yaitu
kegiatan mendidik itu sendiri, pelaku pendidikan dan komponen-komponen
pendidikan. Adapun pelaku pendidikan adalah pendidik dan peserta didik.
Sedangkan komponen pendidikan antara lain tujuan pendidikan, kurikulum
pendidikan, metode pendidikan dan lain sebagainya.
16
17