Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

RAGAM METODE PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

( Metode Eklektik ‫) الطريقة االنتقائية‬

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Thuruq Tadris Al-Lughoh
Al-Arabiyah

Dosen pengampu : Dr.Nanang Kosim M.Ag

Disusun oleh :

Rostianingsih 1192030131

Silfa sri yuningsih 1192030138

Siti zayyinatul 1192030146

Tiana nur azizah suparman 1192030154

Wardatussadah 1192030161

Yunita sari khasmah 1192030168

PENDIDIKAN BAHASA ARA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualakum wr.wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang Maha Kuasa karena telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ragam
metode pembelajaran bahasa arab “ Metode Eklektif ‫“ الطريقة االنتقائية‬. Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Turuq Tadrus Al-Lughah Al-Arabiyah dibawah
bimbingan bapak Dr. Nanang Kosim, M.Ag. di Universitas Islam Negeri Sunan
Gunung Djati Bandung. Selaun itu kami juga berharap makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang ragam metode pembelajaran bahasa
arab.

Kami mengucapkan terima kasih yang sebersar-besarnya kepada bapak


Dr.Nanang Kosim, M.Ag. selaku dosen mata kuliah Turuq Tadrus Al-Lughah Al-
Arabiyah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang kami pelajari. Kami juga mengucapkan kepada semua
pihak yang terlibar yang membantu proses penyusunan makalah ini. Kami
menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran atau masukan yang membangun akan kami terima demi sempurnanya
makalah ini.

Bandung, April 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................1


DAFTAR ISI .................................................................................................................2
BAB I .............................................................................................................................3
PENDAHULUAN..........................................................................................................3
A. Latar Belakang ..................................................................................................3
B. Rumusan Masalah .............................................................................................4
C. Tujuan Penulisan ...............................................................................................4
BAB II ...........................................................................................................................5
PEMBAHASAN ............................................................................................................5
1. Pengertian Metode Eklektik ..............................................................................5
2. Tujuan dan Proses Metode Eklektik .................................................................8
3. Karakteristik Metode Eklektik ....................................................................... 10
4. Implementasi Metode Eklektik ....................................................................... 11
5. Langkah-Langkah Metode Eklektik ............................................................... 15
6. Kelebihan dan Kekurangan Metode Eklektik ................................................ 15
BAB III ........................................................................................................................ 18
KESIMPULAN ........................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 19

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam mempelajari bahasa asing, sering terdengar pentingnya metodologi


pembelajarannya, yang mana keberhasilan suatu program pembelajaran
sering kali dinilai dari segi metode yang digunakan, terutama dalam
pembelajaran bahasa. Hal ini dikarenakan, yang menentukan isi dan cara
mengajarkan suatu bahasa adalah dari segi metode apa yang digunakan.
Dalam pembelajaran, tidak ada suatu metode yang sempurna digunakan
untuk berbagai tujuan pembelajaran, dikarenakan metode-metode yang
dapat digunakan itu masih memiliki kelebihan maupun kekurangan. Akan
tetapi, metode-metode itu bisa digunakan dengan benar sesuai dengan
kebutuhan dalam proses pembelajaran.
Salah satu metode pengajaran dalam pembelajaran bahasa Arab
yang dapat digunakan yaitu dengan menggunakan metode eklektik yang
disebut juga dengan Thariqah Al-Intiqaiyyah. Metode ini merupakan suatu
metode pembelajaran yang terdiri dari keterampilan mendengar (istima’),
berbicara (kalam), membaca (qira’ah), dan menulis (kitabah).
Metode eklektik merupakan sebuah metode pembelajaran,
khususnya pembelajaran bahasa Arab untuk semua materi bahasa. Tujuan
metode eklektik adalah agar pelajar dapat memahami materi materi bahasa
asing yang telah dipelajari, dapat membaca bahasa asing, dan menulisnya
dengan benar. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan
menggunakan metode eklektik dalam pembelajaran bahasa Arab bagi siswa
adalah siswa dapat menguasai empat maharah yaitu: istima’, qira’ah, kalam
dan kitabah dengan baik dan benar.

3
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian metode eklektik ( Ath- Thariqah Al-Intiqaiyah) ?


2. Apa tujuan dan proses metode eklektik ( Ath-Thariqah Al-Intiqaiyah) ?
3. Bagaimana karakteristik metode eklektik ( Ath- Thariqah Al-Intiqaiyah)
dalam pembelajaran bahasa arab ?
4. Bagaimana implementasi metode eklektik (Ath- Thariqah Al-
Intiqaiyah) ?
5. Bagaimana langkah-langkah metode eklektik (Ath-Thariqah Al-
Intiqaiyah)
6. Apa kelebihan dan kekurangan dari metode eklektik ( Ath- Thariqah Al-
Intiqaiyah) ?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian metode eklektik ( Ath- Thariqah Al-Intiqaiyah


2. Mengetahui tujuan dan proses metode eklektik (Ath-Thariqah Al-
Intiqaiyah)
3. Mengetahui karakteristik metode eklektik (Ath- Thariqah Al-Intiqaiyah)
dalam pembelajaran bahasa arab
4. Mengetahui implementasi metode eklektik (Ath-Thariqah Al-
Intiqaiyah)
5. Mengetahui langkah-langkah metode eklektik (Ath-Thariqoh Al-
Intiqaiyah)
6. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari metode eklektik (Ath-
Thariqah Al-Intiqaiyah)

4
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Metode Eklektik

Metode Ath-thariqah Al-intiqaiyyah dapat diartikan metode campuran atau


metode eklektik atau kombinasi dari beberapa metode pengajaran. Misalnya
metode langsung (ath-thariqah al-mubasyirah atau direct method) dan metode
kaidah dan terjemah ( ath-thariqah al-qowaid wa tarjamah atau grammartranslation)
bahkan dengan metode membaca (ath-thariqah qiro’ah atau reading) sekaligus
dipakai atau diterapkan dalam suatu kondisi mengajar.

Radliyah Zaenuddin dkk (2005:43) menyebutkan dalam buku Metodologi &


Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab bahwa metode eklektik adalah
metode pilihan dan gabungan dari dua metode atau lebih. Eklektik adalah istilah
yang kadang-kadang digunakan bagi praktik pemakaian ciri-ciri beberapa metode
yang berbeda dalam pengajaran bahasa. Metode eklektik mengandung arti
pemilihan dan penggabungan. Di dalam bahasa Arab, metode ini disebut dengan
beberapa nama, antara lain, Ath-thariqah Al-intiqaiyyah )‫ اإلنتقائية الطريقة‬, ) )‫الطريقة‬
Mazdujah( , ‫ (الطريقة التوفيقية‬Taufiqiyyah( , ‫ (الطريقةاملختارة‬Muktharah )‫املزدوجة‬
.Munculnya metode eklektik ini merupakan kreativitas para pengajar bahasa asing
untuk mengefektifkan proses belajar-mengajar bahasa asing. Metode ini juga
memberikan kebebasan kepada mereka untuk menciptakan variasi metode (Acep
Hermawan, 2011:196).

Rusdy Thu’aimah mengatakan, “Tidak ada metode pembelajaran bahasa yang


paling cocok untuk segala kondisi.” Hal yang mendasari adanya pernyataan
semacam pendapat Rusdy Thu’aimah adalah adanya kesadaran dari para pengajar
bahwa setiap metode pasti memiliki kelebihan dan kekurangan serta fokus pada
keterampilan tertuntu saja. Maka, dengan adanya Ath-thariqah Al-intiqaiyyah atau

5
metode eklektik, harapannya dapat memberikan keleluasaan kepada pengajar untuk
menyampaikan materi bahasa Arab sesuai dengan situasi dan kondisi yang
dihadapi. Sebab tidak dipungkiri bahwa setiap pengajar pasti memiliki situasi dan
kondisi yang berbeda terkait pelajar yang diajarnya.

Pengajaran bahasa asing (khususnya bahasa Arab) pasti menghadapi kondisi


obyektif yang berbeda-beda antara satu negeri dan negeri lain, antara satu lembaga
dengan lembaga lain, antara satu kurun waktu dengan kurun waktu yang lain.
Sehingga dibutuhkan metode yang dapat membantu para pelajar di luar bangsa
Arab dapat memahami bahasa Arab secara mudah dan efisien.

Adapun pertimbangan lain yang menjadikan metode eklektik menjadi metode


solutif yaitu kondisi (latar belakang) pelajar yang meliputi kemampuan kognitif
atau nalar, tempat belajar, tingkatan pelajar, bahasa ibu atau bahasa awal para
pelajar, sarana prasarana dan lain sebagainya. Dengan adanya
pertimbanganpertimbangan tersebut, maka pengajar akan lebih leluasa jika
menerapkan metode eklektik sebagai upaya penyampaian materi. Sehingga
penangkapan atau pemahaman para pelajar tentang bahasa Arab dapat lebih
maksimal.

Metode eklektik yang merupakan gabungan dari beberapa metode pengajaran


dapat disebut sebagai metode komplit. Sekurang-kurangnya, metode eklektik (Ath-
Thariqah Al-Intiqaiyyah) yang mengandung arti pemilihan dan penggabungan,
mengkompilasi beberapa metode antara lain Metode Gramatika Terjemah
(Thariqah al-Qawa: ‘id wa al-Tarjamah), Metode Langsung (AlThariqah al-
Mubasyirah), Metode Membaca (Thariqah alQira’ah), Metode Audio-Lingual (al-
Thariqah al-Sam’iyyah al-Syafahiyyah) baik sebagian maupun secara keseluruhan.
Pemilihan metode eklektik sangat bergantung kepada kemampuan pengajar untuk
memilih aspek-aspek dari metode-metode dengan menyesuaikan kondisi
pembelajaran. Maka dapat disimpulkan bahwa metode yang paling cocok bagi
pemula adalah yang mampu mengantarkan kepada tujuan pembelajaran bahasa
Arab pada kondisi pembelajaran tertentu dengan memperhatikan beberapa hal yang
telah disebutkan sebelumnya. Paling tidak ada dua model metode eklektik, yaitu

6
intensif-oral-scientific method dan metode fungsional. (Mahmud Kamil Al-Naqoh,
1985:107)

1. Intensif-oral-scientific method (ath-thariqoh asy-syafawiyah al mukatsafah)

Metode ini merupakan salah satu metode eklektik yang memanfaatkan


kelebihan dari beberapa metode. Pendekatan yang digunakan metode ini adalah
pendekatan oral (madkhal syafawi), kemudian menerapkan model dril (latihan)
membaca dan menulis jika siswa dianggap sudah cukup matang dalam kecakapan
berbahasa lisan dengan pengucapan yang benar melalui berbagai kegiatan seperti
menyimak dan menghafal beberapa kosa kata dan ungkapan populer yang
diprogramkan.

Metode ini diberikan kepada siswa yang belajar bahasa secara intensif dengan
durasi sekitar 8 jam per hari. Metode ini biasanya dibimbing oleh instruktur dari
penutur asli agar sejak dini siswa terbiasa mendengar pengucapan yang benar untuk
kemudian diikuti dan bahkan dihafal, sehingga mereka terbiasa mrngucapkan
bahasa yang dipelajarinya dengan pengucapan yang benar sesuai yang dicontohkan
penutur asli. Metode ini juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih
membaca setelah kurang lebih 3 bulan mereka belajar bahasa lisan.

2. Metode fungsional (ath-thariqah al-alwadzifiyyah / thariqah al madkhol al


wadzifi)

Terkadang, ada guru yang merasa kesulitan untuk memilih metode yang cocok
untuk digunakan dalam mengajar. Kalau hal ini terjadi, maka langkah pertama yang
harus dilakukan guru adalah mengecek kembali dan menganalisis dengan cermat
tujuan dari pembelajaran bahasa yang akan dilakukannya. Dalam pandangan
modern, fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi, baik secara lisan
maupun tulisan. Oleh karena itu tujuan pembelajaran bahasa asing adalah
meningkatkan kemampuan siswa untuk memahami dan menggunakan bahasa asing
yang dipelajarinya secara fungsional. Atas dasar ini muncullah metode fungsional,
yaitu metode yang berupaya menghimpun berbagai kelebihan dari beberapa metode

7
yang ada dan meramunya sedemikian rupa untuk melatih siswa agar dapat
menggunakan bahasa secara fungsional.

Menurut metode fungsional, guru harus mengubah pola pikir dalam


pembelajaran bahasa asing. Penguasaan kosa kata dan tata bahasa, misalnya,
janganlah dijadikan tujuan utama dalam pembelajaran. Kedua unsur bahasa tersebut
hanyalah merupakan sarana untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
berbahasa secara efektif dan akurat. Dengan kata lain, kosa kata dan tata bahasa
merupakan modalitas untuk berlatih menggunakan bahasa.

Untuk penguasaan aspek lisan, para ahli bersepakat bahwa kecakapan tersebut
bisa dicapai melalui penggunaan metode langsung. Bahkan beberapa eksperimen
menunjukkan bahwa kecakapan membaca pun bisa dilakuka pada tahap lebih lanjut
dari metode ini. Oleh karena itu, pada tahap-tahap awal penggunaan metode
fungsional, hendaklah guru memulai pelajaran aspek berbicara dengan melatih
siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan komunikatif sederhana dengan
menggunakan bahasa yang dipelajari.

2. Tujuan dan Proses Metode Eklektik

Menurut Aziz Fachrurrozi dan Erta Mahyuddin (2010:166) mengatakan bahwa


tujuan pengajaran yang ingin dicapai dengan metode ini adalah tujuan dari beberapa
metode yang dipilih dan digabungkannya. Dari pernyataan tersebut, pengajar
diharuskan mengetahui konsep-konsep metode yang ingin digabungkan, agar
tercapainya tujuan dari metode eklektik (Ath-thariqah Al-intiqaiyyah), adapun
tujuan-tujuannya diantaranya:

(1) Pemahaman bahasa lisan (maharah istima’)

(2) melatih kemampuan berbicara (maharah kalam)

(3) melatih kemampuan membaca teks (maharah qiro’ah)

(4) meningkatkan kemampuan membat karya tulis (insya’).

Dilihat dari segi salah satu model metode eklektika yaitu metode fungsional,
bahwa tujuan metode pembelajaran bahasa pada metode ini secara hierarkis,

8
berdasarkan urgensitasnya adalah agar pelajar dapat memahami bahasa asing yang
dipelajari, membaca tulisan berbahasa asing, dan menulis dengan bahasa asing yang
dipelajari tersebut (Mahmud Kamil Al-Naqoh, 1985:111).

Tujuan pertama dari metode ini adalah pemahaman bahasa lisan. Untuk
melatih kemampuan pemahaman bahasa lisan (fahm al-masmu’), maka metode
yang digunakan adalah metode sam’iyyah syafawiyah. Pada tahap ini, pelajar
dilatih untuk menggunakan indra pendengaran (telinga) untuk menyimak
kalimatkalimat yang baru didengarnya.

Tujuan kedua dari metode ini adalah melatih kemampuan berbicara agar bisa
berkomunikasi secara lisan (maharat al-kalam). Untuk mencapai tujuan ini pelajar
dilatih untuk menirukan pelafalan yang dicontohkan pengajar dengan benar.
Latihan menirukan ungkapan yang disampaikan secara lisan dan berulang-ulang ini
diprioritaskan sebelum pelajar melihat bentuk tulisannya. Pada tahap ini pelajar
dilatih untuk menggunakan alat ucapnya (lisan) untuk menirukan kalimat-kalimat
yang baru didengarnya.

Tujuan ketiga dari metode ini adalah melatih kemampuan pelajar untuk
membaca kalimat yang sudah disampaikan pada tahap latihan pengucapan secara
lisan. Membaca pada tahap ini adalah membaca dalam hati yang terjadi di saat
pelajar melihat tulisan yang dibuat pengajar di papan tulis. Maka pada tahap ini
indra penglihatan yang dapat giliran dilatih untuk mengenal bentuk tulisan.

Tujuan keempat dari metode fungsional adalah melatih pelajar untuk


menghasilkan suatu karya berupa tulisan secara fungsional, dengan menggunakan
kosa kata-kosa kata dan pola kalimat dasar yang sudah dipelajari pada tahap
sebelumnya. Kegiatan ini dilakukan melalui tahapan yang terprogram secara
sistematis, baik dilakukan di kelas maupun ditugaskan untuk dikerjakan di rumah,
termasuk penugasan imla mankul.

Adapun prosesnya, metode eklektik memiliki beberapa prinsip yang harus


diperhatikan ketika memadukan metode-metode pembelajaran:

9
1. Efektivitas. yaitu Pemaduan mengarah pada tercapainya tujuan pembelajaran
atau kompetensi dasar.

2. Kompatibilitas .yaitu Fitur atau aktivitas siswa yang dipadukan memang cocok
(kompatibel) dan/atau saling melengkapi satu dengan yang lain.

3. Koherensi. yaitu Antara satu aktivitas dengan aktivitas lainnya saling berkaitan
secara logis. Sehingga proses pemahaman para pelajar membetuk suatu kerangka
yang utuh. Hal ini sangat penting demi menunjang kemampuan pemahaman pelajar
pada tahap selanjutnya.

4. Kohesivitas. Pada metode ini pengajar memiliki keleluasaan untuk menentukan


metode penyampaian materinya. Namun pengajar harus memiliki pemahaman yang
baik kepada para pelajarnya. Sehingga metode yang dipilih akan sesuai dengan
kondisi pelajar Beberapa pemaduan metode tersebut akan menciptakan beberapa
aktivitas yang akan dipadukan dan hasil akhirnya adalah satu kesatuan metode yang
bulat atau utuh.

3. Karakteristik Metode Eklektik

Karakteristik Metode Eklektik (ath-Thariqah al-Intiqa’iyyah) sebagai berikut:

1. Kecakapan pelajar dalam berbahasa akan dilatih dengan urutan sebagai berikut:
mendengar, berbicara, membaca dan menulis.

2. Proses belajar mengajar di kelas terdiri dari beberapa macam aktivitas yang
beragam. Aktivitas tersebut tidak memiliki aturan sistematis, sebab aktivitas yang
akan dilakukan akan disesuaikan dengan kondisi pengajar dan pelajar. Adapun
contoh kegiatannya yaitu latihan berbicara (oral practice), membaca keras (reading
aloud) dan tanya jawab.

3. Kegiatan penyampaian materi oleh pengajar dapat dipadukan dengan latihan


menerjemahkan gramatika (thariqah al-Qawa: ‘id wa al-Tarjamah).

4. Dalam pelaksanaannya, pengajar dapat menggunakan media seperti audio,


visual atau audio-visual sekaligus (Muljanto Sumardi, 1975:37). Sebagai suatu

10
metode yang mengkombinasikan berbagai metode pengajaran, tentunya diharapkan
agar kelemahan dari masing-masing metode secara terpisah dapat terhindari dan
sebaliknya guru dapat memaksimalkan keuntungan masing-masing metode
tersebut, tentunya berdasarkan asumsi guru yang bersangkutan serta mempunyai
pengetahuan tentang berbagai metode yang digunakan secara baik.

4. Implementasi Metode Eklektik

Implementasi Metode Eklektik (Thariqah Intiqaiyah) dapat dilakukan dengan


cara menyajikan bahan pelajaran Bahasa Arab di depan kelas dengan melalui
bermacam-macam kombinasi beberapa metode, misalnya metode langsung
(althoriqoh al-mubasyarah atau direct method) dan metode kaidah dan terjemah
(thoriqoh al-qowaid dan tarjamah atau grammar translation) bahkan dengan metode
membaca (qiro’ah atau reading) sekaligus dipakai atau diterapkan dalam suatu
kondisi mengajar. Oleh karenanya metode ini merupakan campuran dari unsur-
unsur yang terdapat dalam metode langsung dan metode kaidah tarjamah, proses
pengajaran lebih banyak ditekankan pada kemahiran bercakap-cakap, menulis
membaca dan memahami pengertian-pengertian tertentu.

Melalui metode eklektik, pelajar dapat diberi latihan misalnya: latihan


bercakap-cakap dalam bahasa asing yang dapat dilakukan dengan individu atau
perkelompok antara pelajar atau pengajar dengan pelajar. Tema percakapan
tersebut tidak ditentukan secara ketat, pelajar bebas bercakap-cakap dalam bahasa
asing, sesuai dengan perbendaharaan kata-kata yang mereka kuasai. Dalam
prakteknya metode eklektik ini dapat diterapkan dalam situasi pengajaran di depan
kelas, dengan persiapan yang baik dan dan kesungguhan dalam memperaktikkan
metode ini.

Kegiatan belajar mengajar akan menjadi sangat variatif dan tidak terfokus
pada satu kegiatan dalam metode ini diharapkan akan membuat kegiatan ini
memacu motivasi para pelajar dalam belajar bahasa arab (Acep Hermawan,
2011:198).

11
Adapun menurut Mahmud Kamil Al-Naqoh (1985:112) implementasi
metode eklektik ditinjau dari fungsinya, maka langkah-langkah pembelajaran yang
dapat ditempuh antara lain:

1. Pengajar menyampaikan kosa kata baru dalam kalimat sempurna yang


disampaikan secara lisan, dengan menggunakan media visual atau audio, atau
audio-visual sekaligus, atau peragaan dan lain sebagainya. Pada tahap ini, pelajar
mulai fokus mendengarkan kalimat yang asing bagi mereka dengan menggunakan
indra pendengaran.

2. Pengajar mengulangi penyampaian kalimat tadi dengan pelafalan yang benar


(sebagai model untuk ditirukan). Pada tahap ini guru harus berupaya agar para
pelajar benar-benar memahami konteks kalimat yang diajarkannya (melalui
bantuan media), lalu melatih pengucapannya baik secara bersama-sama maupun
secara individu.

3. Pengajar menuliskan kalimat yang diucapkan tadi di papan tulis, agar pelajar
dapat melihat bentuk tulisannya dan membacanya dalam hati melalui
penglihatannya.

4. Pengajar mengulangi pengucapan kalimat dan mulai menyampaikan beberapa


pertanyaan sederhana seputar kalimat yang diajarkan, diawali dengan pertanyaan
yang paling mudah, untuk mengecek tingkat pemahaman para pelajarnya.

Apabila ada pelajar yang belum dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang


disampaikan dengan tepat, menurut ukuran metode ini, pengajar dianggap belum
berhasil menyampaikan pelajaran. Oleh karena itu, pengajar harus mengulanginya.
Apabila pengajar sudah merasa yakin bahwa semua pelajarnya dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan dengan pelafalan yang benar, maka
kegiatan belajar mengajardapat dilanjutkan ke bagian berikutnya. Tahap ini mungin
menghabiskan 20 menit atau lebih. Setelah itu, pengajar meminta pelajar untuk
membuka dan membaca materi yang sudah disampaikan secara lisan.

Menggunakan metode gabungan dalam pengajaran bahasa asing adalah


memanfaatkan kebaikan metode tertentu untuk mengatasi kekurangan metode

12
tertentu. Misalnya, seorang pengajar bermaksud melatihkan kemampuan berbicara
sekaligus kemampuan memahami teks bacaan dan kaidah gramatika, maka ia dapat
mengkolaborasikan metode langsung (al-thariqah al-mubasyirah/direct method)
dengan metode kaidah dan terjemah (thariqah al-qawaid wal tarjamah/grammar
translation method) ditambah dengan metode membaca (thariqah alqira’ah/reading
method).

Metode langsung melarang penggunaan bahasa pelajar sehari-hari dalam


pengajaran bahasa asing (sebut saja bahasa ibu dan kedua) sebagai pengantar
pelajaran dan kegiatan penerjemahan ke dalam bahasa pelajar sehari-hari. Dalam
pandangan metode ini penggunaan bahasa sehari-hari dan terjemahan dapat
mengganggu keberhasilan, sebab tidak mendidik para pelajar untuk disiplin
menggunakan bahasa asing yang dipelajari secara langsung. Padahal jika dilihat
dari sudut pandang yang lain, larangan ini justru membuat metode ini tidak
maksimal dalam mengajarkan bahasa asing, sebab dalam hal-hal tertentu para
pelajar bahasa asing tetap memerlukan bahasa sehari-hari atau terjemahan. Ini akan
terjadi ketika diajarkan kata-kata atau kalimat yang sama sekali tidak bisa
diperagakan, digambarkan, atau ditunjukkan ke alam nyata.

Dalam hal lain metode langsung juga tidak menghiraukan kaidah gramatika,
sebab menurut pandangannya analisa kaidah gramatika akan mengganggu pelajar
dalam belajar bahasa asing. Padahal dalam hal-hal tertentu pelajar sangat
membutuhkan analisa kaidah secukupnya. Ini juga merupakan sebuah kelemahan
jika ditinjau dari sudut lain, sebab bagaimanapun yang namanya bahasa tidak
terlepaskan dari kaidah gramatika, justru penggunaan kaidah ini dapat membuat
bahasa menjadi tersusun rapi. Maka dapat diatasi dengan metode kaidah dan
terjemah. Dalam hal lain kemampuan membaca di dalam metode langsung diberi
porsi sangat sedikit, padahal kemampuan memahami bacaan juga sangat diperlukan
dalam belajar bahasa asing. Maka ini bisa diatasi dengan metode membaca dan
seterusnya.

13
Seperti metode lain, langkah yang bisa digunakan untuk menggunakan metode
ini bersifat fleksibel. Misalnya langkah yang ditempuh oleh pengajar adalah sebagai
berikut:

a. Pendahuluan, sebagaimana metode-metode lain. Dimulai dengan bincangbincang


ringan antara pengajar dan para pelajar sebelum masuk ke dalam materi yang akan
disampaikan.

b. Memberikan materi berupa dialog-dialog pendek, dengan tema kegiatan


seharihari secara berulang-ulang. Materi ini mula-mula disajikan secara lisan
dengan gerakan-gerakan, isyarat-isyarat, dramatisasi-dramatisasi, atau
gambargambar.

c. Para pelajar diarahkan untuk disiplin menyimak dialog-dialog tersebut, lalu


menirukan dialog-dialog yang disajikan sampai lancar.

d. Para pelajar dibimbing menerapkan dialog-dialog itu dengan teman-temannya


secara bergiliran.

e. Setelah lancar menerapkan dialog-dialog yang telah dipelajari, mereka diberi teks
bacaan yang temanya berkaitan dengan dialog-dialog tadi. Selanjutnya guru
memberi contoh cara membaca yang baik dan benar, diikuti oleh para pelajar secara
berulang-ulang.

f. Jika terdapat kosakata yang sulit, pengajar memaknainya mula-mula dengan


isyarat, atau gerakan, atau gambar, atau lainnya. Jika tidak mungkin dengan ini
semua, pengajar menerjemahkannya ke dalam bahasa pelajar.

g. Pengajar mengenalkan beberapa struktur yang penting dalam teks bacaan, lalu
membahasnya seperlunya.

h. Pengajar menyuruh para pelajar memahami isi bacaan, lalu mendiskusikan inti
bacaan tersebut..

i. Penutup. Jika diperlukan, evaluasi akhir berupa pertanyaan-pertanyaan tentang isi


bacaan yang telah dibahas. Pelaksanaannya bisa saja secara individual atau

14
kelompok, sesuai dengan situasi dan kondisi. Jika tidak memungkinkan karena
waktu, misalnya, pengajar dapat menyajikannya berupa tugas yang harus
dikerjakan Si rumah masing-masing (Ulin Nuha: 2012:198-199).

Kemudian keterampilan menulis diajarkan sesuai tingkat kemampuan pelajar,


misalnya dengan melatih pelajar terampil menulis dan menyusun kalimatkalimat
Arab sederhana dengan benar. Dengan tujuan tersebut, materi pelajaran dapat
berkisar pada pola kalimat dan mufradat yang telah diajarkan pada hiwar, qawa’id
dan qira’ah.

5. Langkah-Langkah Metode Eklektik

Terdapat beberapa langkah dalam pemakaian metode elektik ( at-tariqah al-


intiqaiyah )

a. metode elektif bisa menjadi ideal jika didukung oleh penguasaan guru secara
memadai terhadap berbagai macam metode

b. Metode ini bisa menjadi metode seadanya atau mau guru jika pemilihannya
hanya berdasarkan selera guru, atas dasar mana yang paling enak dan paling mudah
bagi guru titik Apabila ini yang terjadi maka yang ada adalah ketidakmenentuan

6. Kelebihan dan Kekurangan Metode Eklektik

Metode eklektik sebagai gabungan dari beberapa metode pengajaran tentunya


memiliki kelebihan dan kekurangan. Mega Prima Ningtyas (2018:109)
mengungkapkan berikut kelebihan metode eklektik:

a. Pemaduan beberapa metode dapat menutupi kekurangan antara satu metode


dengan metode yang lainnya

b. Pemaduan beberapa metode menjadikan pembelajaran menjadi lebih variatif


dapat lebih memotivasi para pelajar dalam belajar. Sehingga masalah perbedaan
individu dan materi lingkungan belajar yang kurang menarik dapat dipecahkan.

c. Pertumbuhan dan kompetensi kebahasaan pelajar terjadi secara seimbang.


Metode ini tidak fokus hanya mempelajari bahasa arab dengan satu metode. Misal

15
hanya berfokus para gramatika (tarjamah). Namun metode ini membantu para
pelajar untuk belajar melalui beberapa metode sekaligus, seperti tarjamah dan
mubasyarah.

d. Pengajar dapat lebih percaya diri dan meyakinkan dalam mengajarkan


keterampilan berbahasa.

e. Dapat digalakkan keaktifan pelajar dalam proses belajar mengajar.

f. Pengajar dapat menyampaikan materi pelajaran secara lebih cepat.

g. Pengajar dapat menghidupkan suasana belajar dan mengajar di kelas.

-Kekurangan metode eklektik:

a. Tidak semua tenaga pengajar memiliki kemampuan mengkompromikan direct


method dan grammar-translation secara fleksibel dan bergantian

b. Pada tahap aplikasinya metode eklektik harus diterapkan oleh pengajar yang
profesional dan memiliki skill multitalenta yang tidak dimiliki oleh setiap lembaga
pendidikan

c. Adanya ketidakseimbangan antar materi yang kompleks dan waktu yang tersedia

d. Mahmud Yunus mengatakan bahwa menurut teori ini kesempatan untuk latihan
membaca, bercakap-cakap dan mengarang menjadi sedikit, padahal hasil pelajaran
bahasa semuanya adalah peserta didik bisa membaca, berbincangbincang dan
menuangkan pikirannya dalam bentuk tulisan bahasa Arab (Mahmud Yunus ,
1979:28).

e. Mengharuskan seorang pengajar memiliki manajemen waktu yang baik sehingga


materi dapat tersampaikan dengan tuntas.

f. Dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadahi untuk memaksimalkan proses


belajar mengajar dengan metode eklektik

g. Tidak semua pengajar sanggup menggunakan metode ini. Sebab penggunaan


metode ini menuntut pengajar yang penuh semangat dan serba bisa. Demikian pula

16
dari pihak pelajar, kegiatan yang terlalu bervariasi dapat menimbulkan tingkat
kefokusan dan pemahaman menjadi rendah.

Butuh waktu yang lama dan perencanaan yang sangat matang untuk
melangsungkan metode eklektik.

17
BAB III

KESIMPULAN

Metode Eklektik ini bisa disebut juga dengan metode gabungan dan metode
fungsional dalam bahasa Indonesia. Sedangkan dalam bahasa Arab metode ini
dinamakan thariqah intiqaiyyah, thariqah mukhtarah, thariqah mudzawijah dan
thariqah taulifiyah. Metode ini lahir sebagai sebuah bentuk usaha penggabungan
dari metode yang sudah lahir terdahulu, kemudian metode ini tidak dikembangkan
berdasarkan teori linguistik dan psikologi tertentu melainkan berdasarkan asumsi.
Metode ini memiliki tujuan yang ingin dicapai yaitu tujuan dari beberapa metode
yang dipilih dan digabungkannya, sehingga keterampilan bahasa bisa tergabung
semua pada metode ini.

Adapun kelebihan dan kekurangan dari metode ini sebenarnya kita dapat
mengetahui kekurangan dan kelebihan dari suatu metode itu setelah
diimplementasikan, karena tidak ada tolak ukur yang mutlak untuk mengatakan
bahwa metode ini mempunyai sisi kelebihan dan kekurangan. Maka kami
menemukan bentuk penilaian lain tentang metode eklektik ini. Metode ini dapat
menjadi metode yang seadanya jika pengajar itu menggunakan metode ini dengan
sistem “semau pengajar” dan bisa dikatakan menjadi metode yang ideal jika
pengajar tersebut menguasai semua metode dan dapat mengambil secara tepat
segisegi kekuatan dari setiap metode dan menyesuaikan dengan kebutuhan program
pengajaran yang ditanganinya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Ikhwan Nur Rois, R. I. (2019). Implementasi Ath-Thariqah Al-Intiqaiyyah dalam


memahami kaidah bahasa arab bagi pemula. pembelajaran bahasa, sastra,
dan budaya arab di Indonesia, 132.
Kosim, N. (2016). Strategi dan metodelogi Pengajaran Bahasa Arab . Bandung:
Arfino Raya.
Mardiyah, S. M. (2020). Metode Eklektik dalam pembelajaran bahasa arab. jurnal
pendidikan ilmiah Vol 5 No.1 (juni), 119-143.

19

Anda mungkin juga menyukai