Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH METODE PENGAJARAN AGAMA

“METODE PENGAJARAN”

Dosen Pengampu : Dr. Hj. Zakiyah, M.S.I

Disusun Oleh:
1. Meli Aprianti (1706010044)
2. M. Faizaardan Billy (1706010045)
3. Nadia Qurrota Ayunina (1706010046)
4. Tri Puspita Cintiya (1706010047)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2018/2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan Nya mungkin
penyusun, tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Shalawat dan salam
semoga terlimpah curahkan kepada Rasulullah S.A.W.

Kami dari kelompok sepuluh mengucapkan terimakasih kepada Dosen kita


Ibu Zakiyah yang telah membimbing kita dalam mata kuliah Metode Pengajaran
Agama. Kami mohon maaf apabila dalam penyususnan makalah ini masih banyak
kekurangan dari segi penyusunan maupun materi. Terimakasih.

Purwokerto, 9 Oktober 2018


Penyusun

(
Kelompok 10)
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk pembangunan bangsa.


Maju tidaknya suatu bangsa tergantung pada kualitas pendidikan yang ada
pada bangsa tersebut. Jika pendidikan berkualitas baik, maka sangat besar
kemungkinan bahwa negara tersebut akan mengalami kemajuan. Begitu pula
sebaliknya, jika pendidikan berkualitas buruk, bisa dipastikan bahwa negara
tersebut tidak akan mampu bersaing dengan negara lainnya. Untuk bisa
memajukan bangsa ini diperlukan para generasi penerus bangsa yang
mumpuni dan siap untuk bersaing di era globalisasi ini, tentunya hal itu bisa
tercapai dengan dukungan mutu pendidikan yang baik.
Maka sudah barang tentu pendidikan menjadi modal dasar pembangunan
bangsa Indonesia ini. Sebagai salah satu komponen pembelajaran metode
menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lain. Tidak
ada satu pun kegiatan pembelajaran yang tidak menggunakan metode
pembelajaran. Ini berarti, fungsi metode pembelajaran sebagai alat motivasi
ekstrinsik, dengan menempatkan guru sebagai motivatornya. Motivasi
ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya
perangsang dari luar. Metode pembelajaran berfungsi sebagai alat perangsang
dari luar yang dapat membangkitkan belajar peserta didik.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian metode pengajaran?

2. Bagaimana fungsi metode pengejaran?

3. Bagaimana kedudukan metode pengajaran dalam pendidikan?

4. Bagaiman barometer metode pengajaran dalam pendidikan?


C. Tujuan

1. Bagaimana pengertian metode pengajaran?

2. Bagaimana fungsi metode pengejaran?

3. Bagaimana kedudukan metode pengajaran dalam pendidikan?

4. Bagaiman barometer metode pengajaran dalam pendidikan?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Pengajaran

Metode pembelajaran diartikan sebagai langkah operasional dari strategi


pembelajaran yang dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini
sejalan denga pendapat Wina Sanjaya ,bahwa metode adalah cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun ter- capai secara optimal. Ini
berarti, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan.
Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara
guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran
hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode
pembelajaran." Dengan kata lain metode adalah cara yang dapat digunakan
untuk melaksanakan strategi; sedangkan strategi menunjuk pada suatu
perencanaan untuk mencapai sesuatu.

Oleh karena itu, bisa terjadi satu strategi pembelajaran digunakan


beberapa metode pembelajaran. Bahkan secara eksplisit, Martinis Yamin
menyebutkan bahwa metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi
pembelajaran, metode pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menyajikan,
menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada siswa untuk
mencapai tujuan tertentu, tetapi tidak setiap metode pembelajaran sesuai
digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Hal senada juga
dinyatakan La Iru dan Arihi, bahwa metode dapat diartikan cara teratur yang
digunakan untuk melaksanakan pembelajaran. Metode pembelajaran adalah
cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan pembelajaran,
sehingga kompetensi dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk


mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan
nyata dan praktis untuk mencapai tujuan Metode pembelajaran digunakan oleh
guru untuk menciptakan lingkungan belajar dan mendasari aktivitas guru dan
peserta didik. Metode adalah cara menyampaikan materi pelajaran dalam
upaya mencapai tujuan pembelajaran. Metode merupakan cara mengajar yang
telah disusun berdasarkan prinsip dan sistem tertentu. Teknik adalah cara
menerapkan pembelajaran di kelas. Teknik yang digunakan harus konsisten
dengan metode pembelajeran dan sesuai dengan pendekatan yang dipilih.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara
untuk meralisasikan perencanaan dalam strategi pembelajaran melalui
langkah-langkah operasional dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut para pakar ada berbagai jenis metode pembelajaran. Seperti


metode pembelajaran menurut Gagne ada enam, yakni: tutorial, kuliah,
resitasi, diskusi, kegiatan laboratorium, dan pekerjaan rumah. Penjelasan
singkat metode ini sebagai berikut Tutorial dicirikan dengan terjadinya
pertukaran informasi antara peserta didik dan tutor.Ceramah/ kuliah
didominasi komunikasi lisan (oral) dari guru/pengajar. Resitasi dicirikan
dengan guru "mendengar" peserta didik berbicara, membaca, atau melakukan
tindakan belajar lainnya. diskusi dicirikan dengan komunikasi lisan antara
guru dan serta antara peserta didik. Kegiatan laboratorium dicirikan dengan
situasi di mana peserta didik berinteraksi dengan kejadian atau benda nyata.
Pekerjaan rumah yang dapat berupa instruksi (misanya membaca sebuah
buku), latihan (misalnya menerapkan prinsip yang baru dipelajari dalam suatu
kondisi /kasus), atau proyek (mengelola beberapa aktivitas untuk
menghasilkan/mengembang kan sebuah produk). sementara itu molenda
mencoba mengelompokan metode pembelajaran dengan melihat pola
interaksi antara: guru, peserta didik, dan sumber belajar.

Berdasarkan interaksi tersebut, metode instruksional dapat


dikelompokkan sebagai berikut: Pertama, tutorial: terjadi interaksi dua arah
antara tutor dan peserta didik. Kedua, ceramah/kuliah: informasi satu arah dari
sumber belajar (guru) pada peserta didik. Ketiga, diskusi: terjadi interaksi dua
arah antara peserta didik. Keempat, kegiatan laboratorium: peserta didik
berinteraksi dengan sumber belajar berupa alat, bahan, dan kejadian. Kelima,
belajar mandiri: peserta didik berinteraksi dengan sumber belajar yang belum
dipelajari atau diolah. Dan, keenam, latihan peserta didik menggunakan
keterampilannya secara berulang.

B. Fungsi Metode Pengajaran

Fungsi metode secara umum dapat dikemukakan sebagai pemberi jalan


atau cara yang sebaik mungkin bagi pelaksanaan operasional dari ilmu
pendidikan tersebut. Sedangkan dalam konteks lain metode dapat merupakan
sarana untuk menemukan, menguji dan menyusun data yang diperlukan bagi
pengembangan disiplin ilmu.
Dari dua pendekatan tersebut dapat dilihat pada intinya metode berfungsi
mengantarkan pada suatu tujuan objek sasaran tersebut. Oleh karena itu
terdapat suatu prinsip yang umum dalam memfungsikan metode, yaitu suatu
prinsip agara pengajaran dapat disampaikan dalam suasana yang
menyenangkan, menggembirakan, penuh dorongan dan motivasi, sehingga
pelajaran atau materi didikan itu dapat dengan mudah diberikan.
Dalam Al-Qur’an sebagaimana akan dijelaskan di bawah ini, metode
dikenal sebagai sarana yang menyampaikan seseorang kepada tujuan
penciptaannya sebagai khalifah di muka bumi dengan melaksanakan
pendekatan di mana manusia ditempatkan sebagai makhluk yang memiliki
potensi rohaniah dan jasmaniah yang keduanya dapat digunakan saluran
penyampaian materi pelajaran. Karenanya terdapat suatu prinsip umum dalam
memfungsikan metode, yaitu prinsip agar pengajaran dapat disampaikan
dalam suasana menyenangkan, menggembirakan, penuh dorongan, dan
motivasi, sehingga pelajaran atau materi didikan itu dapat dengan mudah
diberikan. Banyaknya metode yang ditawarkan para ahli sebagaimana
dijumpai dalam buku-buku kependidikan lebih merupakan usaha
mempermudah atau mencari jalan paling sesuai dengan perkembangan jiwa
anak dalam menerima pelajaran.(Blog MTs Bahrul Ulum, Tasik Malaya).
Dalam menyampaikan materi pendidikan kepada peserta didik
sebagaimana disebutkan di atas perlu ditetapkan metode yang didasarkan
kepada pandangan dalam menghadapi manusia sesuai dengan unsur
penciptaannya, yaitu jasmani, akal, dan jiwa yang dengan mengarahkannya
agar menjadi orang yang sempurna. Karena itu materi-materi pendidikan yang
disajikan oleh Al-Qur’an senantiasa mengarah kepada pengembangan jiwa,
akal, dan jasmani manusia itu, hingga dijumpai ayat yang mengaitkan
keterampilan dengan kekuasaan Tuhan, yaitu ayat yang berbunyi :
… ‫ االنفال( … رمى هللا ولكن رميت إذ رميت وما‬: ۱٧
“Dan bukanlah kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi
Allah-lah yang melempar. (QS. Al-Anfal [8]:17). (Depag RI, Al-Qur’an dan
terjemahnya, 1993).

C. Kedudukan Metode Pengajaran

Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsure-unsur


manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan
pengajaran. Salah satu usahanya adalah dengan memahami kedudukan metode
pembelajaran sebagai salah satu komponen keberhasilan dalam proses
pembelajaran. Kedudukan metode pembelajaran adalah sebagai berikut :

1. Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik


Metode ekstrinsik Menurut Djamarah (2006) yang dikutip dari
Sardiman. A.M. (1988:90) adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsinya karena ada rangsangan dari luar. Karena itu, Metode
berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat
membangkitkan belajar seseorang.
Dalam penggunaan metode terkadang guru harus menyesuaikan
dengan kondisi dan suasana kelas. Jumlah anak mempengaruhi
penggunaan metode.Tuuan instruksional adalah pedoman yang
mutlak dalam pemilihan metode. Dalam perumusan tujuan , guru
perlu merumuskannya dengan jelas dan dapat diukur untuk dapat
memudahkan dalam pemilihan metode untuk menunjang
pencapaian tujuan yang telah dirumuskan. Dalam mengajar, guru
tidak hanya menggunakan satu metode, namun beberapa metode agar
peserta didik tidak bosan dengan hanya satu metode. Bila seorang
guru hanya menggunakan satu metode, anak diidik akan terlihat
kurang bergairah dalam belajar, kejenuhan dan kemalasan tampak
dalam kegiatan belajar. Ini berarti , metode tidak dapat difungsikan
sebagai alat ekstrinsik dalam pembelajaran. Oleh karena itu,
penggunaan metode yang bervariasi dapat dijadikan sebagai alat
motivasi ekstrinsik dalam pembelajaran sekolah.
2. Metode sebagai Strategi pengajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mempu
berkonsentrasi dalam waktu yang relative lama. Daya serap setiap
anak didik berbeda-beda. Faktor intelegensi mempengaruhi daya
serap anak didik. Oleh karena itu, diperlukan strategi pembelajaran
yang tepat. Metode adalah salah satunya. Boleh jadi sekelompk anak
didik mudah menyerap pelajaran dengan metode Tanya jawab, atau
metode demonstrasi , eksperimen, cearmah dan sebagainya.
Menurut Djamarah (2006) yang dikutip dari Dra.
Roestiyah.N.K.(1989:1) dalam proses pembelajaran guru harus
memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan
efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu cara untuk
menguasai strategi itu harus menguasai teknik-teknik penyajian atau
biasanya metode mengajar. Dengan demikian metode mengajar
adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.

3. Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan


Tujuan adalah suatu cita-cita yang kan dicapai dalam proses
pembelajaran yang memberikan arah kemana proses pembelajaran
akan dibawa. Tujuan dari proses pembalajaran tidak akan tercapai
apabila komponen-komponen lainnya tidak diperhatikan. Salah satu
komonennya adalah metode. Dengan memanfaatkan metode
sebaik-baiknya tujuan pembelajaran akan tercapai. Jadi, guru
sebaiknya menggunakan metode yang dapat menunjang proses
pembelajaran sehingga akan menjadi alat efektif dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Menurut hasil forum Carnegie tentang
pendidikan dan ekonomi (Arend et al., 2001), di abad informasi ini
terdapat sejumlah kemampuan yang harus dimiliki oleh guru dalam
pembelajaran. Kemampuan-kemampuan tersebut, adalah memiliki
pemahaman yang baik tentang kerja baik fisik maupun sosial,
memiliki rasa dan kemampuan mengumpulkan dan menganalisis
data, memiliki kemampuan membantu pemahaman siswa, memiliki
kemampuan mempercepat kreativitas sejati siswa, dan memiliki
kemampuan kerja sama dengan orang lain.

D. Barometer Metode Pengajaran

Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan


menjadi kendala dalam pencapaian tujuan yang telah dirumuskan. Cukup
banyak bahan pelajaran yang terbuang dengan percuma hanya karena
penggunaan metode semata-mata berdasarkan kehendak guru dan bukan atas
dasar kebutuhan siswa, atau karakter situasi kelas. Dalam menetapkan metode
mengajar, bukan tujuan yang menyesuaikan dengan metode atau karakter
anak, tetapi metode hendaknya menjadi "variabel dependen" yang dapat
berubah dan berkembang sesuai kebutuhan. Karena itu, efektivitas
penggunaan metode dapat terjadi bila ada kesesuaian antara metode dengan
semua komponen pengajaran yang telah diprogramkan dalam satuan pelajaran
sebagai persiapan tertulis. Ukuran Efektif atau tidaknya metode pembelajaran,
dapat dilihat dari beberapa hal sebagai berikut:
1. Waktu yang digunakan, apakah waktu yang digunakan mencukupi

atau kurang.

2. Kuantitas siswa yang berhasil mencapai tujuan belajar dalam waktu

yang telah ditentukan.

3. Keterlaksanaan aspek tugas dan fungsi dengan baik, baik tugas dan

fungsi guru maupun siswa.

4. Aspek rencana atau program, yakni adanya meteri pembelajaran

yang tertuang dalam kurikulum yang telah ditetapkan.

5. Aspek aturan main, yaitu adanya ketentuan dan aturan yang telah

dibuat untuk peserta didik dapat berfungsi dengan baik.

6. Aspek ketercapaian idealisme. Yaitu apabila peserta didik mencapai

prestasi optimal dari sebuah tujuan pembelajaran.

BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Kesimpulan dari makalah yang kami buat pada hakekatnya, metode


pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk
mencapai tujuan Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk
menciptakan lingkungan belajar dan mendasari aktivitas guru dan peserta
didik. Fungsi metode dapat merupakan sarana untuk menemukan, menguji dan
menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin ilmu. Kedudukan
metode pengajaran antara lain metode sebagai alat motivasi ekstrinsik,
sebagai Strategi pengajaran, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Dan
barometer didalamnya harus ada kesesuaian antara metode dengan semua
komponen pengajaran yang telah diprogramkan dalam satuan pelajaran
sebagai persiapan tertulis.

DAFTAR PUSTAKA

Fathurrahman, Pupuh. 2007. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman

Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung. PT Revika Adi Tama.

Prastowo, Andi. 2015. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

Terpadu. Jakarta. Prenadamedia Group.

Hanafiah, Nanang. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung. PT Revika Adi

Tama.

Anda mungkin juga menyukai