Anda di halaman 1dari 28

Tugas Terstruktur Dosen Pengampu

Supervisi Pendidikan H. Muhniansyah, M.Pd

TUGAS TENAGA KEPENDIDIKAN DAN PROFESI GURU

Disusun Oleh:
Kelompok 2

Jaka Juliansyah 190101010286


Muhammad Jikri 190101010032
Muhammad Luthfi Ashshiddiq 190101010007
Muhammad Rezky 190101010999

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

‫الرحيم‬
ّ ‫الرحمن‬
ّ ‫بسم الله‬
Assalamua’laikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Dengan rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT berkat taufiq,
hidayah serta inayahnya hingga mampu menyelesaikan karya tulis ilmiah berupa
makalah SUPERVISI PENDIDIKAN yang Berjudul TUGAS TENAGA
KEPENDIDIKAN DAN PROFESI GURU diampu oleh Dosen Bapak H.
Muhniansyah, M. Pd untuk memenuhi tugas mata kuliah Supervisi Pendidikan.
Sholawat teriring salam kita kepada Nabi Muhammad SAW yang mana
berkat beliaulah kita semua mendapatkan petunjuk dalam kehidupan di dunia ini,
dan atas beliau juga kita semua mampu mengenal ilmu pengetahuan. Dan semoga
penulis, pembaca serta ummat manusia nantinya mendapatkan syafaat nya dari pada
Nabi Muhammad SAW.
Penulis menyadari dan memohon maaf jika dalam pembuatan makalah ini
masih terdapat kekurangan dan kekhilafan, baik dari segi materi maupun referensi
yang dimasukan dalam makalah ini. Dengan demikian penulis sangat
mengharapkan kritik maupun saran yang mendukung dari para pembaca agar karya
tulis yang disusun kedepannya dapat diperbaiki kembali.
Wassalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh.

Banjarmasin, 26 Oktober 2021

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan Masalah .................................................................................... 1

BAB II : PEMBAHASAN .............................................................................. 2


A. Pengertian Tenaga Pendidikan dan Profesi Guru................................. 2
B. Kompetensi Tenaga Kependidikan dan Guru ...................................... 6
C. Tugas Tenaga Kependidikan ................................................................ 11
D. Tugas dan Peran Guru .......................................................................... 19

BAB III : PENUTUP ...................................................................................... 23


A. Kesimpulan .......................................................................................... 23
B. Saran..................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 25

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Guru merupakan unsur yang sangat penting dan tidak bisa diabaikan begitu
saja dalam proses belajar mengajar, sebab guru dapat menetukan berhasil atau
tidaknya sebuah proses belajar mengajar. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan
dan pengajaran perlu tersedianya guru yang professioanal artinya ialah disamping
menguasai materi pelajaran, metode mengajar, juga mengerti tentang dasar dasar
pendidikan. Dasar-dasar pendidikan amat sangat penting diketahui oleh seorang
guru dalam melaksanakan tugasnya yang mulia sebagai pengajar atau pendidik, hal
ini merupakan sebagai sarana untuk membangkitkan dan memotivasi siswa dalam
proses belajar mereka.
Menjadi seorang tenaga kependidikan, memiliki sebuah kompetensi memang
diwajibkan sebagai bahan pertimbangan dalam membina dan mengatur aspek-
aspek yang ada dalam pendidikan. Khususnya dalam mengatur dan membina
peserta didik di sekolah. Namun kendati demikian, tenaga pendidikan dan guru juga
bukan hanya sekedar Pembina dan pendidik saja namun ia juga harus mengetahui
tugas dan juga peran fungsinya dalam dunia pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian tenaga pendidikan dan profesi guru?
2. Jelaskan kompetensi yang harus dimiliki tenaga kependidikan dan guru?
3. Jelaskan tugas tenaga kependidikan?
4. Jelaskan tugas dan peran guru?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian tenaga pendidikan dan profesi guru.
2. Untuk mengetahui kompetensi yang harus dimiliki tenaga kependidikan dan
guru.
3. Untuk mengetahui tugas tenaga kependidikan.
4. Untuk mengetahui tugas dan peran guru.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tenaga Pendidikan dan Profesi Guru


1. Tenaga Pendidikan
Pengertian Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang
mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan,
dimana di dalamnya termasuk pendidik. Secara lebih luas tenaga kependidikan
termaktub UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, yaitu sebagai berikut:
a. Tenaga kependidikan terdiri atas tenaga pendidik, pengelola satuan
pendidikan, penilik, pengawas, peneliti, dan pengembang, di bidang
pendidikan, pustakawan laboran, teknisi sumber belajar, dan penguji.
b. Tenaga pendidik terdiri atas pembimbing, pengajar, dan pelatih.
c. Pengelola satuan pendidikan terdiri atas kepala sekolah, direktur, ketua,
rektor, dan pimpinan satuan pendidikan luar sekolah.
Termasuk dalam jenis tenaga kependidikan adalah pengelola sistem
pendidikan, seperti kepala kantor dinas pendidikan di tingkat provinsi atau
kabupaten/kota. Secara umum tenaga kependidikan itu dapat dibedakan menjadi
beberapa kategori, yaitu:
a. Tenaga pendidik, terdiri atas pembimbing, penguji, pengajar, dan pelatih.
b. Tenaga fungsional kependidikan, terdiri atas penilik, pengawas, peneliti,
dan pengembang di bidang kependidikan, dan pustakawan.
c. Tenaga teknis kependidikan, tediri atas laboran dan teknisi sumber belajar.
d. Tenaga pengelola satuan pendidikan, terdiri atas kepala sekolah, direktur,
ketua, rektor, dan pimpinan satuan pendidikan luar sekolah.
e. Tenaga lain yang mengurusi masalah-masalah manajerial atau administratif
kependidikan.
Tenaga kependidikan juga mencakup pimpinan satuan pendidikan,
penilik satuan pendidikan nonformal, pengawas satuan pendidikan formal,
tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, teknisi sumber belajar, tenaga
lapangan, pendidikan, tenaga administrasi, psikolog, pekerja sosial, terapis,
2
tenaga kebersihan sekolah, dan tenaga atau sebutan lain untuk petugas sejenis
yang bekerja pada satuan pendidikan. Profesi tenaga kependidikan sebagaimana
dimaksud mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1. Pimpinan satuan pendidikan bertugas dan bertanggung jawab mengelola
satuan pendidikan pada pendidikan formal atau nonformal.
2. Penilik bertugas dan bertanggung jawab melakukan pemantauan, penilaian,
dan pembinaan pada satuan pendidikan nonformal.
3. Pengawas bertugas dan bertanggung jawab melakukan pemantauan,
penilaian, dan pembinaan pada satuan pendidikan anak usia dini jalur
formal, satuan pendidikan dasar, dan pendidikan menegah.
4. Tenaga perpustakaan bertugas dan bertanggung jawab melaksanakan
pengelolaan perpustakaan pada satuan pendidikan.
5. Tenaga laboratorium bertugas dan bertanggung jawab membantu pendidik
mengelola kegiatan praktikum di laboratorium satuan pendidikan.
6. Teknisi sumber belajar bertugas dan bertanggung jawab mempersiapkan,
merawat, memperbaiki sarana dan prasarana pembelajaran pada satuan
pendidikan.
7. Tenaga lapangan pendidikan bertugas dan bertanggung jawab melakukan
pendataan, pemantauan, pembimbingan, dan pelaporan pelaksanaan
pendidikan nonformal.
8. Tenaga administrasi bertugas dan bertanggung jawab menyelenggarakan
pelayanan administratif pada satuan pendidikan.
9. Psikolog bertugas dan bertanggung jawab memberikan layanan bantuan
psikologis-pedagogis pada peserta didik dan pendidik pada pendidikan
khusus dan pendidikan usia dini.
10. Pekerja sosial bertugas dan bertanggung jawab memberikan layanan
bantuan sosiologis-pedagosis pada peserta didik dan pendidik pada
pendidikan khusus dan pendidikan usia dini.
11. Terapis bertugas dan bertanggung jawab memberikan layanan bantuan
fisiologis-kinesiologis pada peserta didik pada pendidikan khusus dan
pendidikan anak usia dini.
3
12. Tenaga lapangan dikmas (TLD), yaitu tenaga pendidikan nonformal (PNF)
yang berlatarbelakang pendidikan sarjana, berstatus sebagai tenaga kontrak
yang diberi tugas membantu penilik dan berkedudukan di kecamatan.
13. Fasilitator desa binaan intensif (FDI), yaitu tenaga kontrak berpendidikan
sarjana yang bertugas di pedesaan (satu sarjana eksakta dan satunya lagi non
eksakta), yang bertugas memberikan layanan PNF yang merata dan
berkhualitas, terutama bagi masyarakat yang bermukim di desa-desa.
14. Teknisi teknologi informasi, yaitu tenaga yang memiliki keterampilan dan
keahlian pada bidang teknologi dan informasi yang diberi tugas dan
kewenangan mengelola teknologi dan informasi pada suatu lembaga
penyelenggara satuan PNF.
15. Pekerja sosial kependidikan bertugas dan bertanggung jawab memberikan
layanan bantuan sosiologis-pedagogis kepada peserta didik dan pendidik
pada pendidikan khusus dan PAUD.
16. Tenaga kebersihan sekolah bertugas dan bertanggung jawab memberikan
layanan kebersihan lingkungan sekolah.1

2. Profesi Guru
Profesi guru adalah termasuk profesi tua di dunia. Pekerjaan mengajar
telah ditekuni oleh sejak lama. Perkembangan profesi guru sejalan dengan
perkembangan masyarakat. Dalam Undang–Undang No.14/2005 dikatakan
bahwa profesi guru dan dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang
dilaksanakan berdasarkan prinsip–prinsip yaitu:
a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealism
b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan, keimanan,
ketakwaan, dan akhlaq mulia
c. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan
bidang tugas
d. Memiliki kompotensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas

1
Soetjipto, Profesi Keguruan, (Rineka Cifta, Jakarta, 1999) hal 18-29
4
e. Memilki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan
f. Memperoleh penghasilan yang sesuai ditentukan sesuai dengan profesi kerja.
g. Memilki kesempatan untuk mengembangkan keprofesioanal secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat
h. Memiliki jaminan perlindungan hokum dalam menjalankan tugas
keprofesionalan
i. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal –
hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan pendidik guru.
Bila memperhatikan substansi UU No. 14 / 2005 dan kecenderungan
animo masyarakat terhadap profesi guru dalam tahun terakhir (2005 – 2009)
menunjukan semakin meningkat. Jika sebelumnya profesi ini banyak digeluti
kalangan berlatarbelakang atas social ekonomi menengah kebawah, kini, profesi
ini mulai diminati sebagian kalangan social ekonomi menengah. Perubahan
kecenderungan minat menjadi pendidik atau guru terlepas dari alasan dan factor
yang mendorongnya, seperti; adanya perbaikan kesejahteraan guru setelah
memperoleh sertifikasi guru, sesuai dengan Undang – Undang No.14 / 2005.
Kata ‘’ profesional’’ berasal dari kata sifat yang bersifat pencaharian
dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian seperti
guru, dokter, hakim, dan sebagainya. Dengan kata lain pekerjaan yang bersifat
professional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang
khusus dipersipakan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakuakan oleh mereka
yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain.
Dengan bertitik tolak pada pengertian ini, maka pengertian guru
profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam
bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai
guru dengan kemampuan maksimal. Atau denagn kata lain, guru professional
adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan yang baik, serta memilki
pengalaman yang kaya di bidangnya. Ciri – ciri pekerjaan dapat disebut sebagai
profesi.
Setidaknya ada lima hal suatu pekerjaan dapat dibilang sebagai sebuah
profesi:
5
a. Adanya pengakuan oleh masyarakat dan pemerintah mengenai bidang
layanan tertentu, dan hanya dapat dilakukan oleh mereka yang mempunyai
keahlian tertentu pula.
b. Bidang ilmu pengetahuan yang menjadi landasan teknik prosedur kerja yang
unik yang memilki karakteristik yang berbeda dengan bidang pekerjaan
lainnya.
c. Memerlukan proses persiapan yang sengaja dan sistematika sebelum orang
mengerjakan professional tersebut.
d. Memilki mekanisme yang diperlukan untuk melakukan seleksi secara
efektif.
e. Memilki organisasi profesi yang dapat melindungi anggotanya, serta
berfungsi untuk menyakinkan pihak lain yang terkait bahwa para anggota
profesi tersebut dapat menyelenggarakan layanan keahlian yang terbaik.
Profesionalisme guru didukung oleh tiga hal yang amat sangat penting,
tiga hal tersebut adalah keahlian, komitmen dan keterampilan. Untuk dapat
meningkatkan tugasnya dengan baik pemerintah serta memperbarui Undang –
Undang tentang keguruan baik secara langsung maupun yang diatur dalam
Permendiknas. Profesi merupakan suatu pekerjaan yang membutuhkan
pengetahuan khusus dan sering kali juga persiapan akademis yang intensif dan
lama. Etika profesi adalah semacam standar aturan perilakudan moral, yang
mengikat tertentu.Ruang gerak seorang profesional ini akan diatur melalui
etika profesi yang distandarkan dalam bentuk kode etik profesi.2

B. Kompetensi Tenaga Kependidikan dan Guru


 Kompetensi
Kata kompetensi berasal dari bahasa Inggris, competence, yang berarti
“kecakapan, kemampuan, wewenang”.3 Dalam bahasa Indonesia, kompetensi
diartikan wewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan sesuatu).
Kompeten merupakan orang yang cakap (mengetahui), berwenang, berkuasa

2
Suyanto, Calon Guru Dan Guru Profesional, (Persindo, Yogyakarta, 2012) hal 35
3
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2005, hlm. 132.
6
(menetapkan, menentukan dan memutuskan) sesuatu.4 Dilihat dari pengertian
secara bahasa, maka kompetensi mengandung arti kemampuan, kecakapan atau
kewenangan untuk menentukan dan memutuskan sesuatu.
Berikut merupakan beberapa pengertian kompetensi menurut istilah, yaitu:
a. Menurut W. Rober Houston, sebagaimana dikutip oleh Syaiful Bahri
Djamarah menyatakan “competence ordinarily is defined as edaquacy for a task
or possession of require knowledge, skil and abilities”, yang maksudnya
kompetensi sebagai suatu tugas yang memadai, atau pemilikan pengetahuan,
keterampilan yang dituntut oleh jabatan seseorang. 5
b. Menurut Kunandar, Kompetensi juga berarti sebagai pengetahuan,
keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir
dan bertindak.6
c. Kompetensi menurut kamus umum bahasa indonesia (WJS Purwadarminta)
kompetensi berarti (kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau
memutuskan suatu hal, pengertian dasar kompetensi (competency) yakni
kemampuan atau kecakapan.
Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan
yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan
dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan kemampuan dan kewenangan
guru dalam melaksanakan profesi keguruannya. Kompetensi berarti suatu hal
yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang baik yang
kualitatif maupun yang kuantitatif.7
d. Menurut Usman, Pengertian kompetensi, jika digabungkan dengan sebuah
profesi yaitu guru atau tenaga pengajar, maka kompetensi guru mengandung arti
kemampuan seseorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara

4
Departemen P & K RI., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1995, hlm. 516.
5
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya: Usaha Nasional,
1994, hlm. 33
6
Kunandar, Guru Profesional:Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidkan Dan Sukses
Dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: Raja Grafindo persada, 2007, hlm. 52.
7
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001, hlm. 14.
7
bertanggung jawab dan layak atau kemampuan dan kewenangan guru dalam
melaksanakan profesi keguruannya.8
Dari pemaparan beberapa pendapat diatas, dapat dijelaskan bahwa
kompetensi guru merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang guru
dalam melaksanakan kewajibannya secara bertanggung jawab serta layak untuk
menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai seorang guru.
 Bentuk-bentuk Kompetensi Guru & Tenaga kependidikan
Kompetensi yang harus dimiliki seorang guru dan tenaga kependidikan
itu mencakup empat aspek yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadi
an, kompetensi social dan kompetensi profesional.9 Berikut merupakan
pemaparan dari kompetensi-kompetensi tersebut.
a. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik.10 Kompetensi ini meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasi belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.11 Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru/tenaga
kependidikan dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-
kurangnya meliputi:
1) Pemahaman wawasan / landasan kependidikan; Pemahaman terhadap
peserta didik;
2) Pengembangan kurikulum / silabus;
3) Perancangan pembelajaran;
4) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis;
5) Pemanfaatan tekhnologi pembelajaran;
6) Evaluasi Hasil Belajar (EHB); dan

8
Ibid.
9
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru, 1998, hlm. 19-20
10
Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
11
Kunandar, Op. Cit., hlm. 76.
8
7) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya.12
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi
serta tindak lanjut dari hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Kompetensi ini,
dapat juga dikatakan sebagai kemampuan dasar yag harus dimiliki setiap guru
dalam mengajar.
b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,
berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.13
Kompetensi kepribadian sekurang-kurangnya mencakup kepribadian yaitu :
1) Mantap;
2) Stabil;
3) Dewasa;
4) Arif dan bijaksana;
5) Berwibawa;
6) Berakhlak mulia;
7) Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat;
8) Secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri; dan
9) Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.14
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan diri guru/tenaga
kependidikan dalam mengelola kepribadiannya secara mantap, berakhlak
mulia, arif, dan berwibawa sehingga mampu menjadi teladan peserta didik.
Kemampuan ini akan tampak terlihat secara nyata dalam setiap ucapan, sikap
dan tinkah laku guru dalam kesehariannya.
c. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru/tenaga kependidikan untuk
berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta

12
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: Kencana, 2009, hlm. 279.
13
Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
14
Wina Sanjaya, Op. Cit. hlm. 279
9
didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.15
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru/tenaga kependidikan sebagai
bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya memiliki kompetensi
untuk:
1) Berkomunikasi secara lisan, tulisan dan isyarat;
2) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional;
3) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua / wali peserta didik.
4) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.16
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru/tenaga kependidikan
untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan peserta didik, sesama guru,
orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar secara santun.
Kompetensi sosial bisa dikatakan juga sebagai bentuk pengejawantahan
kecerdasan emosi guru/tenaga kependidikan dalam bersosialisasi dengan
sesama manusia.
d. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi
pelajaran secara luas dan mendalam.17 Kompetensi professional adalah
kompetensi atau kemampuan yang berhubungan dengan penyelesaian tugas-
tugas keguruan. Kompetensi ini merupakan kompetensi yang sangat penting,
oleh sebab langsung berhubungan dengan kinerja yang ditampilkan.18
Sedangkan menurut Tjokorde Raka Joni seperti yang dikutip oleh Arikunto
dalam Mulayasa, merumuskan kompetensi profesional:
Bahwa guru maupun tenaga kependidikan harus memiliki pengetahuan
yang luas serta dalam tentang subject matter (bidang studi) yang akan
diajarkan, serta penguasaan metodologis dalam arti memiliki pengetahuan
konsep teoritik, mampu memilih metode yang tepat, serta mampu
menggunakannya dalam proses belajar mengajar. Sebagai seorang guru empat

15
Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
16
Wina Sanjaya, Op. Cit., hlm. 280.
17
Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
18
Wina Sanjaya, Op. Cit., hlm. 278.
10
kompetensi ini harus menjadi modal utama untuk menuju keprofesionalan
seorang guru. Jangan sampai seorang guru hanya menguasai tiga, dua atau
bahkan satu kompetensi dari empat kompetensi dasar yang ditetapkan oleh
Undang-Undang. Karena kompetensi-kompetensi ini saling berkaitan satu
sama lain untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dengan output
yang lebih baik.19
e. Kompetensi professional
Merupakan kompetensi yang dimiliki guru/tenaga kependidikan yang
berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan. Beberapa
kemampuan yang berhubungan dengan kompetensi ini di antaranya :
1) Kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan;
2) Pemahaman dalam bidang psikologi kependidikan;
3) Kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang
studi yang diajarkan;
4) Kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi
pembelajaran;
5) Kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber
belajar;
6) Kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran;
7) Kemampuan dalam menyusun program pembelajaran;
8) Kemampuan dalam melaksanakan unsur-unsur penunjang; dan
9) Kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berfikir ilmiah untuk
meningkatkan kinerja.20

C. Tugas Tenaga Kependidikan


 Tugas dan Fungsi Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Menurut Departemen Pendidikan Budaya, berdasarkan UU No 20 Tahun
2003. Tenaga Kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,

19
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008)
hlm. 75.
20
Wina Sanjaya, Loc. Cit.
11
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada satuan pendidikan. Pendidik merupakan tenaga professional yang
bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya secara professional tenaga pendidik
dan kependidikan harus memiliki kompetensi yang disyaratkan baik oleh peraturan
pemerintah maupun kebutuhan masyarakat.
Mereka pun memiliki hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas yaitu:
1. Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh:
a. Penghasilan dan jaminan kesejahteraan soaial yang pantas dan memadai.
b. Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.
c. Pembinaan karir sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas.
d. Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan
intelektual.
e. Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan
untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.
2. Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban:
a. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis, dan dialogis.
b. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu
pendidikan.
c. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
 Perencanaan
Perencanaan Manajemen Tenaga Pendidik Dan Kependidikan adalah
pengembangan, strategi dan penyusunan tenaga pendidik dan kependidikan.
Sumber Daya Manusia (SDM) yang komprehensif guna memenuhi
kebutuhan organisasi di masa depan. Perencanaan SDM merupakan awal dari
pelaksanaan fungsi manajemen SDM.Dengan melakukan perencanaan ini, segala
fungsi SDM dapat dilaksankan dengan efektif dan efisien.
12
Dalam perencanaan dikenal dua metode, yaitu metode perencanaan
tradisional dan metode perencanaan terintegrasi. Metode perencanaan tradisional
disebut sebagai perencanaan tenaga kerja semata-mata memperhatikan masalah
jumlah tenaga kerja serta jenis dan tingkat keterampilan dalam organisasi.
Sedangkan perencanaan terintegrasi tidak lagi berpusat pada masalah pasokan dan
permintaan tenaga kerja. Dalam perencanaan terintegrasi segala perencanaan
berpusat pada visi strategik, yang kemudian visi tersebut dijadikan standar
pencapaian. Namun pada kenyatan yang terjadi, masalah yang paling krusial dalam
dunia pendidikan saat ini terletak pada proses perencanaan, dimana kondisi
pendidikan dan tenaga kependidikan tidaklah seimbang dari segi kuantitas dan
kualitasnya.
Guru pada kondisi saat ini 1 berbanding 11, artinya bahwa jumlah guru hanya
dipadati pada satu titik daerah (Maju) tertentu, yang kemudian tidaklah terorganisir
dengan baik, akibatnya pada suatu titik daerah (terpencil) masih banyak yang
memerlukan guru yang berkualitas yang harus menyebar rata pada setiap daerah
yang dianggap membutuhkan terkhusus pada daerah terluar dan terpelosok.
 Seleksi
“Selection” atau seleksi didefinisikan sebagai suatu proses pengambilan
keputusan dimana individu dipilih untuk mengisi suatu jabatan yang didasarkan
pada penilaian terhadap seberapa besar karakteristik individu yang bersangkutan,
sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh jabatan tersebut.
 Proses Seleksi
Dalam proses seleksi pegawai perlu ditetapkan suatu dasar yang rasional dan
seragam serta diterapkan secara tegas sehingga akan memberikan keyakinan kepada
para pelamar, masyarakat, dan pegawai sekolah bahwa kemampuan merupakan
factor kunci yang menentukan diterima atau ditolaknya seorang calon. Dengan
demikian, pendidikan perlu dibekali dengan suatu instrumen pengawasan untuk
mempertahankan dan meningkatkan kualitas para pegawai dan para pejabat yang
memegang tanggung jawab tertinggi dalam seleksi seluruh pegawai harus memiliki
suatu dasar yang kuat dalam menilai proses seleksi tersebut.
 Pra Seleksi
13
Inti dari tahap pra seleksi adalah bahwa suatu sistem keputusan yang
dijabarkan dalam bentuk prosedur dan kebijakan sistem dapat membantu
memfokuskan upaya organisasi dalam mencapai tujuan seleksi. Terdapat dua tugas
utama pengujian dalam tahap para seleksi, yaitu:
1. Pengembangan kebijakan seleksi
Dasar pengembangan sistem rencana gabungan dalam seleksi personal
dimulai dari dewan pendidikan. Kebijakan dewan mengidentifikasikan
kewenangan dewan berkaitan dengan seleksi, dan kebijakan tersebut
dipergunakan sebagai pedoman umum dalam proses seleksi, pendekatan
terhadap kebijakan seleksi adalah dengan menghubungkan kebijakan umum
tentang sumber daya manusia dengan kebijakan seleksi.
2. Keputusan prosedur pra seleksi.
Kerangka pengembangan keputusan prosedur pra seleksi, meliputi:
a. Hukum dan per UU seleksi, yaitu upaya meminimalisasi permasalahan
hukum yang berkaitan dengan aktivitas seleksi.
b. Komponen keputusan seleksi, yaitu mengembangkan ukuran-ukuran yang
akan digunakan sebagai predictor kinerja atau keberhasilan.
c. Predictor atau alat untuk memprediksi keberhasilan keputusan seleksi,
seperti: wawancara, biodata formulir lamaran, wawancara lanjutan, pengujian
personal.
Proses seleksi difokuskan pada pertanyaan sejauh mana kecocokan antara
pelamar dan segala kualitasnya dengan tuntutan-tuntutan jabatan.Sebagai
konsekuensinya, penting dilakukan penyelidikan referensi dan latar belakang
mereka yang lolos proses penyaringan awal. Semakin penting jabatan yang dilamar
dalam organisasi, semakin berat atau rumit penyelidikan yang seharusnya
dilakukan. Dalam konteks ini, ada dua aspek yang penting dicermati, yaitu:
3. Penilaian data dan pelamar
Ada tiga tipe ukuran yang dapat digunakan secara selektif sebelum
mengambil keputusan dalam kasus dimana informasi yang dibutuhkan sulit
diperoleh melalui saluran-saluran tradisional. Ketiga tipe yang dimaksud
adalah:
14
a. Ujian fisik (tes kesehatan) sebelum bekerja.
b. Tes kecanduan obat-obat terlarang
c. Latihan-latihan simulasi perilaku, baik secara manual maupun
komputerisasi.
4. Implikasi tanggung jawab dari keputusan seleksi
Organisasi proses seleksi membutuhkan serangkaian keputusan seperti
bagaimana yang paling baik dilakukan agar dapat memfungsikan jabatan
secara efisien dan efektif. Setiap pihak masing-masing memiliki tanggung
jawab dalam aktivitas seleksi, seperti pengembangan kebijakan seleksi,
organisasi dan administrasi seleksi, penentuan anggaran seleksi,
pengembangan pedoman jabatan, formulasi criteria seleksi, pengembangan
format administrasi dan arsip untuk memfasilitasi proses seleksi, dan kegiatan
seleksi lainnya.
 Pasca Seleksi
Setelah mengevaluasi para pelamar suatu jabatan, tahap berikutnya
adalah membuat keputusan individual mengenai setiap pelamar berdasarkan
data pelamar dan pertimbagan efektivitas pelamar untuk melakukan
pekerjaannya.Selain itu, perlu juga dibuat keputusan tentang batasan pekerjaan
yang seharusnya dilaksanakan. Keputusan seleksi dilaksanakan dengan sistem
yang memutuskan untuk menerima atau menolak pelamar, atau sebaliknya,
pelamar yang mengambil keputusan ini.
Dalam pasca seleksi ini, paling sedikit ada dua hal yang penting
diperhatikan, yakni yang berkaitan dengan kontrak dan kerangka pekerjaan.
1. Kontrak
Kontrak merupakan suatu kesepakatan antara dua orang atau lebih
untuk tidak melakukan pelanggaran-pelanggaran nyata dan mematuhi
perjanjianperjanjian kontrak. Komponen-komponen kontrak pada umumnya
adalah sebagai berikut:
a. “mutual assent” (suasana atau kondisi penawaran dan penerimaan).
b. Konsiderasi.
c. Pihak-pihak kompeten yang sah (legal).
15
d. Pengembangan “subject matter” yang tidak dihambat oleh hukum.
e. Kesepakatan dalam bentuk yang dituntut oleh hukum (peraturan).
2. Batasan atau kerangka kerja
Sebelum menyelesaikan proses seleksi, pelamar dan organisasi harus
membuat suatu perjanjian berdasarkan batasan atau kerangka kerja.
Pengadaan perjanjian ini sangat penting karena dapat dicapai pemahaman
sepenuhnya antara dua pihak dan kondisi-kondisi kerja yang melakukan
perjanjian kerja.
Terkait dari proses seleksi, masalah yang siring dijumpai yaitu sering
terjadinya kecurangan-kecurangan pada saat perekrutan yang kemudian
mengakibatkan tidak sesuainya kemampuan tenaga pendidikan yang
dibutuhkan dengan skill yang dimiliki, yang kemudian berdampak pada
proses kerja yang kurang maksimal. Dalam hal ini dibutuhkan sikap adil dan
kemampuan kompetensi yang jujur agar segalanya terkait dengan masalah
pendidikan dapat memberikan hasil yang baik pula.
 Manajemen Kinerja
Manajemen kinerja tenaga pendidik dan kependidikan meliputi:
1. Fungsi kerja esensial yang diharapkan oleh tenaga pendidik dan
kependidikan.
2. Seberapa besar kontribusi pekerjaan pendidik dan kependidikan bagi
pencapaian tujuan pendidikan.
3. Apa arti konkrit mengerjakan pekerjaan yang baik
4. Bagaimana tenaga kependidikan dan dinas bekerja sama untuk
mempertahankan, memperbaiki maupun mengembangkan kinerja yang
ada sekarang.
5. Bagaimana prestasi kerja akan diukur.
6. Mengenali berbagai hambatan kerja dan menyingkirkannya.
Sistem manajemen kinerja yang seperti apa yang akan kita gunakan tentunya
akan sangat tergantung pada kebutuhan dan tujuan masing-masing organisasi.
Adapun langkah-langkah manajemen kinerja adalah: 1) persiapan pelaksanaan
proses; 2) penyusunan rencana kerja; 3) pengkomunikasian kinerja yang
16
berkesinambungan; 4) pengumpulan data, pengamatan dan dokumentasi; 5)
mengevaluasi kinerja; dan 6)pengukuran dan penilaian kinerja.
Dalam manajemen kinerja tidaklah terlepas dari penilaian kinerja guru yang
dilakukan pada kegiatan UKG atau PKG sebagai penunjang prestasi guru dan juga
sebagai proses bagaimana dia menilai diri mereka sendiri, disamping adanya
penilian dari kepala sekolah selaku manajer dalam lembaga pendidikan tersebut.
Selama proses belajar berlangsung, apa yang menjadi kekurangan dijadikan
sebagai motivasi untuk menjadi lebih baik, dan apa yang menjadi prestasi untuk
kemudian dipertahankan dan ditingkatkan untuk menjadi lebih baik pula. Sebab
pada kenyataan yang terjadi, manusia pada umumnya lebih sulit menerima kritikan
yang sifatnya membangun.
 Pemberian Kompensasi
Tujuan pemberian kompensasi antara lain adalah sebagai ikatan kerja
sama, kepuasan kerja, pengadaan efektifitas, motivasi, stabilitas serta disiplin
karyawan.Pemberian kompensasi berkaitan dengan pentingnya motivasi karena
motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung prilaku
manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal.
Ada beberapa faktor penggerak motivasi yang disebutkan yakni:
1. The Desire to Live (Keinginan untuk hidup)
Keinginan untuk hidup merupakan keinginan utama dari setiap orang, manusia
bekerja untuk dapat melanjutkan kehidupannya.
2. The Desire for Possesion (Keinginan untuk memiliki sesuatu)
Keinginan untuk suatu posisi dengan memiliki sesuatu merupakan
keinginan manusia yang kedua dan ini salah satu sebab mengapa manusia mau
bekerja.
3. The Desire for Power (Keinginan akan kekuasaan)
Keinginan akan kekuasaan merupakan keinginan selangkah di atas
keinginan untuk memiliki, yang mendorong orang mau bekerja.
4. The desire for recognation (Keinginan akan adanya pengakuan.
Keinginan akan pengakuan, penghormatan, dan status sosial,
merupakan jenis terakhir dari kebutuhan yang mendorong orang untuk
17
bekerja. Dengan demikian, setiap pekerja mempunyai motif keinginan
(want) dan kebutuhan (needs) tertentu dan mengharapkan kepuasan dari
hasil kerjanya.
Dengan demikian, setiap orang membutuhkan alasan tersendiri agar
dapat termotivasi dan meningkatkan kualitas dirinya atau untuk lembaga itu
sendiri dan Negara pun telah memberikan motivasi tersendiri Bagi tenaga
pendidik dan kependidikan yang berstatus sebagai pegawai negeri sipil
pemerintah telah mengatur pemberian kompensasi ini dengan
dikeluarkannya Undang-Undang No. 43 tahun 1999 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian dan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 2006 tentang
Penyesuaian Gaji Pokok PNS, PP No. 3 tahun 2006 tentang Tunjangan
Struktural, PP No. 12 tahun 2006 tentang Tunjangan Umum bagi Pegawai
Negeri Sipil, PP No. 25 tahun 2006 tentang Pemberian
Gaji/Pensiun/Tunjangan Bulan Ketiga Belas Kepada Pegawai Negeri,
Pejabat Negara, dan Penerima Pensiun/Tunjangan.\
Dari beberapa aturan tersebut, selain gaji pokok yang diterima oleh
tenaga pendidik dan kependidikan yang berstatus PNS ada beberapa
tunjangan yang diberikan antara lain tunjangan jabatan struktural dan
tunjangan jabatan fungsional. Bagi tenaga pendidik dan kependidikan yang
berstatus non PNS.
 Pengembangan Karir
Betapapun baiknya suatu perencanaan karir yang telah dibuat oleh
seorang pekerja, rencana tersebut tidak akan terealisasi dengan baik tanpa
adanya pengembangan karir yang sistematik dan terprogram. Pengembangan
karir adalah suatu kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan-
peningkatan status seseorang dalam suatu organisasi dalam jalur karir yang
telah ditetapkan dalam organisasi yang bersangkutan. Pengembangan karir
diperlukan sebagai alat pemacu semangat dan penguji kualitas diri seseorang.
Aktifitas manajemen diatas merupakan aturan-aturan yang akan menjadi hal
yang ideal apabila dilaksanakan secara terstruktur dan profesional sehingga
menghasilkan kinerja pendidik dan tenaga pendidik yang maksimal pula.
18
D. Tugas dan Peran Profesi Guru
Keberadaan seorang guru dalam dunia pendidikan merupakan pokok hal yang
sangat penting. Terlebih bagi kehidupan di tengah-tengah kemajuan zaman dan
tekhnologi yang kian canggih dan segala perubahan serta pergeseran nilai yang
seolah-olah memberi nuansa kehidupan wajib menuntut ilmu dan seni atau
keterampilan dalam memantaskan diri dalam menjalani kehidupan. Oleh karena itu
kehadiran seorang guru dalam lingungkan pendidikan merupakan sesuatu pokok
yang sangat penting sebagai acuan kemajuan bangsa dan nilai-nilai kehidupan.
Guru memliki tugas, baik dengan dinas maupun diluar dinas. Dalam bentuk
pengabdian. Ada 3 jenis tugas guru, yakni sebagai berikut:
1. Tugas dalam bidang profesi
Tugas seorang guru dalam bidang profesi ini meliputi mendidik,
mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan
nilai-nilai kehidupan. Mengajar berarrti meneruskan dan mengembangkan
ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang ada, sedangkan melatih merupakan
mengembangkan keterampilan-keterampilan kepada peserta didik.
2. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan
Seorang guru di sekolah harus menjadikan dirinya sebagai orang tua
kedua, yakni ia harus mampu simpati dalam membina dan membuat peserta
didik paham akan nilai-nilai dan ilmu yang diajarkan.
3. Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan
Masyrakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat di
lingkungannya karena dari seorang guru diharapkan dapat mendapatkan ilmu
pengetahuan. Dalam hal ini tugas seorang guru yaitu untuk mencerdaskan
bangsa menuju Indonesia seutuhnya yang berdasarkan pada pancasila.21
Berdasarkan ketiga tugas seorang guru tersebut dapat dinyatakan bahwa
peran dan kehadiran seorang guru yang professional dalam kehidupan merupakan
sesuatu hal yang sangat penting sebagai dasar untuk mendidik, membimbing dan

21
Moh. Uzer Usman, Op.Cit, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Edisi Kedua, 2005) Cet. 17. Hal.
7
19
mengajarkan kepada hal kebaikan yang sesuai dengan nilai-nilai yang telah
ditetapkan.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Tentang
sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat 1 dan 2 dinyatakan bahwa:
1. Sebagai seorang tenaga pendidikan bertugas melaksanakan administrasi,
pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk
menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.
2. Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan
pelatihan, serta penelitian dan pengabdian masyarakat terutama bagi pendidik
dalam perguruan tinggi. 22
Dari sisi lain, selain memiliki tugas tersebut guru juga sering dicitrakan
memiliki peran ganda yang dikenal dengan EMASLIMDEF ( educator, manager,
administrator, supervisor, leader, innovator, dinamisator, evaluator, dan
fasilitator), atau yang sering disebut dengan EMASLIM yakni lebih merupakan
peran kepala sekolah. Akan tetapi, dalam skala mikro di kelas, peran itu juga harus
dimiliki oleh para guru.
 Sebagai Educator merupakan peran yang utama dan terutama, khususnya
untuk peserta didik pada jenjang pendidikan dasar (SD dan SMP). Peran ini
lebih tampak sebagai teladan bagi peserta didik, sebagai role model,
memberikan contoh dalam hal sikap dan perilaku, dan membentuk kepribadian
peserta didik.
 Sebagai manager, pendidik memiliki peran untuk menegakkan ketentuan dan
tata tertib yang telah disepakati bersama di sekolah, memberikan arahan atau
rambu-rambu ketentuan agar tata tertib di sekolah dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya oleh warga sekolah.
 Sebagai administrator, guru memiliki peran untuk melaksanakan administrasi
sekolah, seperti mengisi buku presensi siswa, buku daftar nilai, buku rapor,
administrasi kurikulum, administrasi penilaian dan sebagainya. Bahkan secara

22
Undang-Undang Sisdiknas Th 2003, (Jogjakarta: Media Wacana, 2003) Bab XI Pasal 39 Ayat 1
& 2. Hal. 28.
20
administrative para guru juga sebaiknya memiliki rencana mengajar, program
semester dan program tahunan, dan yang paling penting adalah menyampaikan
rapor atau laporan pendidikan kepada orang tua siswa dan masyarakat.
 Peran guru sebagai supervisor terkait dengan pemberian bimbingan dan
pengawasan kepada peserta didik, memahami permasalahan yang dihadapi
peserta didik, menemukan permasalahan yang terkait dengan proses
pembelajaran, dan akhirnya memberikan jalan keluar pemecahan masalahnya.
 Peran sebagai leader bagi guru lebih tepat dibandingkan dengan peran sebagai
manager. Karena manager bersifat kaku dengan ketentuan yang ada. Dari aspek
penegakan disiplin misalnya, guru lebih menekankan disiplin mati. Sementara
itu, sebagai leader guru lebih memberikan kebebasan secara bertanggung
jawab kepada peserta didik. Dengan demikian, disiplin yang telah ditegakkan
oleh guru dari peran sebagai leader ini adalah disiplin hidup.
 Dalam melaksanakan peran sebagai innovator, bahwa seorang guru harus
memiliki kemauan belajar yang cukup tinggi untuk menambah pengetahuan
dan keterampilannya sebagai guru. Tanpa adanya semangat belajar yang tinggi,
mustahil bagi guru dapat menghasilkan inovasi-inovasi yang bermanfaat untuk
meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.
 Peran sebagai motivator, yakni terkait dengan peran sebagai educator dan
supervisor. Untuk meningkatkan semangat dan gairah belajar yang tinggi,
siswa perlu memiliki motivasi yang tinggi, baik motivasi dari dalam dirinya
sendiri (intrisik) maupun dari luar (ekstrinsik), yang utamanya berasal dari
gurunya sendiri.23
Berdasarkan beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa guru
merupakan figur yang sangat berperan penting dalam kehidupan. Terutama dalam
dunia pendidikan karena seorang guru merupakan sosok yang sangat diperlukan
untuk mencapai keberhasilan peserta didiknya.

23
Suparlan, Menjadi Guru Efektif, ( Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2005), Hal. 29
21
Guru juga memiliki hak dan wewenang dalam memmbimbing para peserta
didiknya dengan cara yang baik dan sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku
di Indonesia.

22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan
diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan, dimana di dalamnya
termasuk pendidik. Sedangkan Profesi guru adalah termasuk profesi tua di dunia.
Pekerjaan mengajar telah ditekuni oleh sejak lama. Perkembangan profesi guru
sejalan dengan perkembangan masyarakat. Kompetensi merupakan perilaku yang
rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang
diharapkan. Kompetensi terbagi yaitu pedagogic, kepribadian, sosial, professional.
Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan adalah aktivitas yang harus
dilakukan mulai dari tenagan pendidik dan kependidikan itu masuk ke dalam
organisasi pendidik sampai akhirnya berhenti melalui proses perencanaan SDM,
perekrutan, seleksi, penempatan, pemberian kompensasi, penghargaan, pendidik
dan latihan/pengembangan dan pemberhentian.
Tugas dan Fungsi tenaga pendidik (Guru dan Dosen), yaitu sebagai agen
pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, pengembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni, serta pengabdi kepada masyarakat. Sementara
Tugas tenaga kependidikan (1) Tenaga Kependidikan bertugas melaksanakan
administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis
untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. (2) Pendidik
merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama
bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru sangat menentukan berhasil
tidaknya suatu pembelajaran. Untuk menjadi seorang guru yang memiliki
kompetensi, guru harus memiliki kemampuan untuk mengembangkan empat aspek

23
kompetensi yang ada pada dirinya, yaitu kompetensi profesional, sosial, pedagogik
dan personal.
Aktifitas pendidik dan tenaga pendidikan terdiri dari perencanaan, proses
seleksi, pra seleksi, seleksi, dan pasca seleksi, manajemen kinerja, pemberian
kompensasi, dan pengembangan karir.
Tugas guru yaitu ada 3 bidang profesi, kemanusiaan dan kemasyarakatan.

B. Saran
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan, baik dari segi kata maupun dari referensi yang ada. Oleh sebab itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar kami dapat
memperbaiki dikedepannya.

24
DAFTAR PUSTAKA

Arry, Gunawan. 1981. Administrasi Sekolah, Jakarta: Penlok P3G Depdikbud.


Agus W. dan Hamrin. 2012. Menjadi Guru Berkarakter, Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Departemen P & K RI. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka.

Djamarah, Syaiful Bahri., 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya:
Usaha Nasional.

Echols, John, M., dan Hassan Shadily. 2005. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

Hamalik Oemar, 2014. Pendidikan Guru, Jakarta: Bumi Aksara.

Kunandar. 2007. Guru Profesional:Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidkan Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: Raja Grafindo persada.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

Uzer Usman, Moh., 2001. Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Sanjaya, Wina., 2009. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik


Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Kencana.Sudjana.
Nana., 1998. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru.

Mulyasa, E. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Soetjipto, 1999, Profesi Keguruan, Rineka Cifta, Jakarta.

Suyanto, 2012. Calon Guru Dan Guru Profesional, Persindo, Yogyakarta.

Suparlan, 2005. Menjadi Guru Efektif, Yogyakarta: Hikayat Publishing.

Undang-Undang Sisdiknas Th 2003, (Jogjakarta: Media Wacana, 2003) Bab XI


Pasal 39 Ayat 1 & 2.

25

Anda mungkin juga menyukai