Anda di halaman 1dari 34

Makalah

FUNGSI AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP SEKALIGUS


DASAR PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

Oleh:

Kelompok 2

Muslem Ilyas (2022530062)


Diana (2022500084)

PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2022

0
A. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sebagai pedoman hidup, Al-Qur'an merupakan petunjuk bagi seluruh umat


manusia. M.Quraish Shihab mengatakan bahwa yang dimaksud petunjuk adalah
petunjuk agama atau syari'at, yaitu peraturan-peraturan yang mengatur keselamatan
hidup dari dunia dan akhirat. Peraturan yang merupakan petunjuk ke jalan yang lurus.
Sebagaimana Firman Allah swt. dalam Al-Qur'an (Surat Al-Isra'(17):9) yang
berbunyi:

‫ت َأ َّن لَهُ ْم َأجْ رًا َكبِيرًا‬ َّ ٰ ‫ين ٱلَّ ِذينَ يَ ْع َملُونَ ٱل‬
ِ ‫صلِ ٰ َح‬ Lَ ِ‫ِإ َّن ٰهَ َذا ْٱلقُرْ َءانَ يَ ْه ِدى لِلَّتِى ِه َى َأ ْق َو ُم َويُبَ ِّش ُر ْٱل ُمْؤ ِمن‬

Artinya: “Sesungguhnya Al-Qur'an memberi petunjuk ke jalan yang lurus dan


memberi kabar gembira kepada orang-orang yang mengerjakan amal sholeh bagi
mereka adalah pahala yang besar”.1

Mengingat demikian pentingnya peran Al-Qur'an dalam memberikan dan


mengarahkan kehidupan manusia, maka belajar membaca, memahami, dan
menghayati Al-Qur'an untuk kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari-hari
merupakan kewajiban bagi umat Islam.2

Mempelajari Al-Qur’an itu merupakan keharusan bagi setiap umat Islam


mulai dari membaca, menulis dan seterusnya. Memperbanyak membaca AlQur’an
merupakan pekerjaan yang disukai Allah, sehingga seorang muslim memiliki hati
yang hidup dan diterangi dengan petunjuk Allah. Agama Islam mendorong umatnya
untuk menjadi umat yang pandai, agar menjadi pandai umat Islam harus menuntut
ilmu. Ilmu adalah sebuah bekal untuk kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.

1
Kementrrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya Dilengkapi Dengan Kajian Ushul
Fiqih, (Bandung : PT Sygma Examedia Arkanleema, 2011), h. 283
2
Abuddin Nata, M.A., Al-Qur'an dan Hadits, (Jakarta Utara, PT RajaGrafindo Persada,,1993,
hal. 55-56.

1
Kewajiban umat Islam untuk menuntut ilmu tercantum dalam hadits. Rasulullah saw.
bersabda:

‫ضةٌ َعلَى ُآ ِّل ُم ْسلِم‬


َ ‫ طَلَبُ ْال ِع ْل ِم فَ ِري‬...

Artinya : “Mencari ilmu adalah fardhu bagi setiap orang Islam,...” (H.R Ibnu Majah).3

Hadits di atas menjelaskan bahwasanya bagi setiap individu yang beragama


Islam baik laki-laki maupun perempuan, muda ataupun tua, dalam keadaan normal
ataupun berkebutuhan khusus (diffabel) berkewajiban untuk menuntut ilmu.
Kewajiban menuntut ilmu tidak ada batasan dan dilakukan sepanjang hayat (long life
education).4

Pendidikan bagi umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus


dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidkan sama sekali mustahil suatu kelompok
manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju,
sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka.5

Salah satu naluri manusia yang terbentuk dalam jiwanya secara individual
adalah kemampuan dasar yang disebut para ahli psikologi sosial sebagai instink
gregorius (naluri untuk hidup berkelompok) atau hidup bermasyarakat. Dan dengan
naluri ini, tiap manusia secara individual ditinjau dari segi antropologi sosial disebut
homo socius artinya makhluk yang bermasyarakat, saling tolong menolong dalam
rangka mengembangkan kehidupannya di segala bidang.6

Untuk memajukan kehidupan mereka itulah, maka pendidkan menjadi sarana


utama yang perlu dikelola secara sistematis dan konsisten berdasarkan berbagai
pandangan teoretikal dan praktikal sepanjang waktu sesuai dengan lingkungan hidup

3
Abu Abdullah Muhammad bin Yazid Ibnu Majah, Terjamah Sunan Ibnu Majah Jilid 1,
(Semarang: CV. Asy Syifa’, 1993), h. 181-182.
4
Ihsan, Fuad. Dasar-Dasar Pendidikan. PT. Rineka Cipta. Jakarta: 1997
5
Husen, Torsten. Masyarakat Belajar. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta 1995
6
Umar Tirta Raharja dan Lasula. Pengantar Pendidikan. PT. Rineka Cipta. Jakarta: 1995

2
manusia itu sendiri. Manusia itu adalah makhluk yang dinamis, dan bercita-cita ingin
meraih kehidupan yang sejahtera dan bahagia dalam arti yang luas, baik lahirian
maupun batiniah, duniawi dan ukhrowi. Namun cita-cita demikian tak mungkin
dicapai jika manusia itu sendiri tidak berusaha keras meningkatkan kemampuannya
seoptimal mungkin melalui proses kependidikan, karena proses kependidikan adalah
suatu kegiatan secara bertahap berdasarkan perencanaan yang matang untuk
mencapai tujuan atau cita-cita tersebut.7

Dari beberapa uraian di atas cukuplah untuk dijadikan sebagai alasan untuk
menulis lebih dalam mengenai masalah-masalah yang muncul berkaitan dengan
Fungsi Al-Quran Sebagai Pedoman Hidup Sekaligus Dasar Penyelenggaraan
Pendidikan dari sudut pandang tafsir dan beberapa hadist terkait topik ini.

1.2. Rumusan Masalah

Dalam penulisan makalah ini, penulis akan merumuskan beberapa masalah


yang akan dibahas sebagai berikut:

1. Bagaimana fungsi Al-Qur’an sebagai pedoman hidup sekaligus dasar


penyelenggaraan pendidikan?
2. Bagaimana sudut pandangan berdasarkan Hadits, Syair dan pendapat para
tokoh/pakar terkait fungsi Al-Qur’an sebagai pedoman hidup sekaligus dasar
penyelenggaraan pendidikan.
3. Bagaimana peran dari suatu lembaga pendidikan berdasarkan aspek tafsir Al-
Qur’an?
4. Bagaimana fungsi Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dalam suatu lembaga
pendidikan?

1.3. Tujuan Penulisan


7
Ihsan, Fuad. Dasar-Dasar Pendidikan. PT. Rineka Cipta. Jakarta: 1997

3
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan pembahasan
dalam makalah ini adalah:

1. Untuk menjelaskan fungsi Al-Qur’an sebagai pedoman hidup sekaligus dasar


penyelenggaraan pendidikan.
2. Untuk mendiskripsikan sudut pandangan berdasarkan Hadits, Syair dan
pendapat para tokoh/pakar terkait fungsi Al-Qur’an sebagai pedoman hidup
sekaligus dasar penyelenggaraan pendidikan.
3. Untuk menjelaskan peran dari suatu lembaga pendidikan berdasarkan aspek
tafsir Al-Qur’an.
4. Untuk menjelaskan fungsi Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dalam suatu
lembaga pendidikan.

1.4. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan makalah ini dibagi dalam 2 manfaat:

1. Manfaat Praktis
a. Memberikan pemikiran bagi instansi pendidikan untuk menanamkan fungsi
Al-Qur’an sebagai pedoman hidup sekaligus dasar penyelenggaraan
pendidikan.
b. Memberikan pengetahuan dan wawasan baru khususnya bagi kepala sekolah,
guru serta seluruh masyarakat yang ada didalam lembaga pendidikan.
5. Mahasiswa bahagia karena mampu belajar serta mampu menghayati fungsi
Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dalam suatu lembaga pendidikan.

2. Manfaat Teoritis

Setelah manfaat praktis, Penulisan makalah ini juga memiliki manfaat teoritis
yaitu mambu menjadi landasan bagi para penulis/peneliti selanjutnya yang tertarik

4
dengan makalah dengan topik serupa untuk meningkatkan keahlian dalam penulis
karya ilmiah.

B. PEMBAHASAN

5
1.
2.
2.1. Fungsi Al-Qur’an Sebagai Pedoman Hidup Sekaligus Dasar
Penyelenggaraan Pendidikan.
a. Ayat-ayat Tematik
1. Qs. Al- An’am/6: Ayat 91

‫ب الَّ ِذيْ َج ۤا َء بِ ٖه ُموْ ٰسى نُوْ رًا‬ ‫هّٰللا‬ َّ ‫َو َما قَ َدرُوا هّٰللا َ َح‬
َ ‫ق قَ ْد ِر ٖ ٓه اِ ْذ قَالُوْ ا َمٓا اَ ْن َز َل ُ ع َٰلى بَ َش ٍر ِّم ْن َش ْي ۗ ٍء قُلْ َم ْن اَ ْن َز َل ْال ِك ٰت‬
﴾ ‫ْس تُ ْب ُدوْ نَهَا َوتُ ْخفُوْ نَ َكثِ ْير ًۚا َو ُعلِّ ْمتُ ْم َّما لَ ْم تَ ْعلَ ُم ْٓوا اَ ْنتُ ْم َوٓاَل ٰابَ ۤاُؤ ُك ْم ۗقُ ِل هّٰللا ُ ۙثُ َّم َذرْ هُ ْم‬
َ ‫اس تَجْ َعلُوْ نَهٗ قَ َرا ِطي‬ِ َّ‫َّوهُدًى لِّلن‬
َ‫ض ِه ْم يَ ْل َعبُوْ ن‬
ِ ْ‫﴿ فِ ْي َخو‬٩١

Mereka tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya ketika mereka


berkata, “Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia.” Katakanlah
(Muhammad), “Siapakah yang menurunkan Kitab (Taurat) yang dibawa Musa
sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan Kitab itu lembaran-
lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu memperlihatkan (sebagiannya) dan
banyak yang kamu sembunyikan, padahal telah diajarkan kepadamu apa yang tidak
diketahui, baik olehmu maupun oleh nenek moyangmu.” Katakanlah, “Allah-lah
(yang menurunkannya),” kemudian (setelah itu), biarkanlah mereka bermain-main
dalam kesesatannya.8,9

Tafsir Ibnu Katsir

Tafsir Surah Al-An`am Ayat: 91

Allah SWT berfirman, bahwa mereka sama sekali tidak menghormati Allah
dengan penghormatan yang semestinya karena mereka mendustakan rasul-rasul-Nya
yang ditujukan kepada mereka.

8
https://mjna.my.id/alquran
9
As-Suyuþi, Jalaluddin dan Jalaluddin Muhammad ibn Ahmad al-Mahalliy.Tafsir Jalalain.
Damsyik: Dâr al-Jail, tt.

6
Ibnu Abbas, Mujahid, dan Abdullah ibnu Kasir mengatakan bahwa ayat ini
diturunkan berkenaan dengan orang-orang Quraisy. Kemudian dipilih oleh Ibnu Jarir.
Pendapat lain mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan segolongan
kaum Yahudi. Menurut pendapat yang lainnya, ayat ini diturunkan berkenaan dengan
Fanhas, salah seorang lelaki kaum Yahudi. Sedangkan menurut pendapat yang
lainnya lagi, ayat ini diturunkan berkenaan dengan Malik Ibnus Saif.10

‫قَالُوْ ا َمٓا اَ ْن َز َل هّٰللا ُ ع َٰلى بَ َش ٍر ِّم ْن َش ْي ٍء‬

(mereka berkata,"Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia). (Al-


An'am, [6:91])

Menurut Tafsir Quraish Shihab: Orang-orang kafir itu tidak memandang


Allah, kasih sayang, dan kebijaksanaan-Nya sebagaimana mestinya, karena mereka
mengingkari akan diturunkannya kerasulan kepada salah seorang di antara manusia.
Wahai Nabi, tanyakan kepada orang-orang musyrik dan sekutu mereka dari orang-
orang Yahudi, "Siapa yang menurunkan kitab yang dibawa Mûsâ, yang bagaikan
cahaya yang menyinari, dan hidayah yang membimbing? Kitab yang kalian tulis pada
lembaran-lembaran kertas yang terpisah-pisah, kalian perlihatkan bagian yang sesuai
dengan hawa nafsu, dan kalian sembunyikan banyak bagian yang bisa membawa
kalian untuk mempercayai al-Qur'ân. Juga kitab yang darinya kalian banyak
mengetahui hal-hal yang sebelumnya kalian dan bapak-bapak kalian tidak
mengetahuinya." Jawablah, wahai Nabi, dengan mengatakan, "Allahlah yang
menurunkan Tawrât." Lalu biarkanlah mereka berlalu dalam kesesatan dan bermain-
main seperti anak kecil.11

2. Qs. Al- An’am/6: Ayat 92

10
https://mjna.my.id/alquran. Hadits. Ibnu Abbas, Mujahid, dan Abdullah ibnu Kasir
11
M. Quraish Shihab, Wawasan Al Quran, Bandung : PT. Mizan Pustaka 2007.

7
﴾ ‫ق الَّ ِذيْ بَ ْينَ يَ َد ْي ِه َولِتُ ْن ِذ َر اُ َّم ْالقُ ٰرى َو َم ْن َحوْ لَهَ ۗا َوالَّ ِذ ْينَ يُْؤ ِمنُوْ نَ بِااْل ٰ ِخ َر ِة يُْؤ ِمنُوْ نَ بِ ٖه‬ُ ‫ص ِّد‬
َ ‫ك ُّم‬ ٌ ‫َو ٰه َذا ِك ٰتبٌ اَ ْن َز ْل ٰنهُ ُم ٰب َر‬
َ ‫﴿ َوهُ ْم ع َٰلى‬٩٢
َ‫صاَل تِ ِه ْم ي ُٰحفِظُوْ ن‬

Dan ini (Al-Qur'an), Kitab yang telah Kami turunkan dengan penuh berkah;
membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar engkau memberi
peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang ada di
sekitarnya. Orang-orang yang beriman kepada (kehidupan) akhirat tentu beriman
kepadanya (Al-Qur'an), dan mereka selalu memelihara salatnya.

Tafsir Ibnu Katsir

Tafsir Surah Al-An`am Ayat: 92

Firman Allah SWT:

ٌ‫َو ٰه َذا ِك ٰتب‬

(Dan kitab ini.) (Al-An'am, [6:92]) Yakni Al-Qur'an.

‫ق الَّ ِذيْ بَ ْينَ يَ َد ْي ِه َولِتُ ْن ِذ َر اُ َّم ْالقُ ٰرى‬


ُ ‫ص ِّد‬ ٌ ‫اَ ْنزَ ْل ٰنهُ ُم ٰب َر‬
َ ‫ك ُّم‬

(yang telah Kami turunkan yang diberkati, membenarkan kitab-kitab yang


(diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk)
Ummul Qura. ) (Al-An'am, [6:92] Maksudnya adalah kota Mekah.12

‫َو َم ْن َحوْ لَهَا‬

(dan orang-orang yang di luar lingkungannya.) (Al-An'am, [6:92]) dari


kalangan kabilah-kabilah Arab Badui dan semua bangsa dari keturunan Anak Adam,
baik yang Arab maupun yang 'Ajam.

Tafsir Jalalain

12
https://mjna.my.id/alquran. Al-An'am, [6:92]

8
Tafsir Surah Al-An`am Ayat: 92

(Dan ini) Alquran ini (adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkahi,
membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya) yaitu kitab-kitab yang diturunkan
sebelumnya (dan agar kamu memberi peringatan) dengan memakai ta dan ya
diathafkan kepada makna kalimat sebelumnya, yang artinya, Kami menurunkan
Alquran untuk diambil keberkahannya, dipercayai dan agar kamu memberi
peringatan dengannya (kepada penduduk Umul Qura/Mekah dan orang-orang yang
ada disekitarnya) yaitu penduduk kota Mekah dan umat lainnya (dan orang-orang
yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya, dan
mereka selalu memelihara salatnya) karena takut akan siksaan akhirat.13

Tafsir Muyassar

Tafsir Surah Al-An`am Ayat: 92

Al Qur'an ini adalah kitab yang Kami turunkan kepadamu wahai Rasul,
manfaatnya agung, bersaksi atas kebenaran kitab-kitab yang mendahuluinya yang
diturunkan dari Allah. Kami menurunkannya agar kamu memberi peringatan
dengannya orang-orang Makkah dan orang-orang di sekitarnya dari penduduk bumi
terhadap siksa dan azab Allah. Orang-orang yang membenarkan kehidupan akhirat,
membenarkan bahwa Al Qur'an adalah Kalam Allah, dan menjaga shalat dengan
menegakkannya pada waktunya dengan sebaik-baiknya.14

3. Qs. Al- Baqarah/2: Ayat 1-5

ۚ ﴾‫﴿ ۤال ۤ ّم‬١

Alif Lam Mim.

﴾ َ‫ْب ۛ فِ ْي ِه ۛ هُدًى لِّ ْل ُمتَّقِ ْي ۙن‬ َ ِ‫﴿ ٰذل‬٢


َ ‫ك ْال ِك ٰتبُ اَل َري‬
13
https://mjna.my.id/alquran. Tafsir Jalalain, Surah Al-An`am Ayat: 92
14
https://mjna.my.id/alquran. Qs. Al- Baqarah/2: Ayat 1-5

9
Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertakwa,

ۙ ﴾ َ‫ب َويُقِ ْي ُموْ نَ الص َّٰلوةَ َو ِم َّما َرزَ ْق ٰنهُ ْم يُ ْنفِقُوْ ن‬


ِ ‫﴿ الَّ ِذ ْينَ يُْؤ ِمنُوْ نَ بِ ْال َغ ْي‬٣

(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan
menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka,

﴾ َ‫ك ۚ َوبِااْل ٰ ِخ َر ِة هُ ْم يُوْ قِنُوْ ۗن‬ َ ‫﴿ َوالَّ ِذ ْينَ يُْؤ ِمنُوْ نَ بِ َمٓا اُ ْن ِز َل اِلَ ْي‬٤
َ ِ‫ك َو َمٓا اُ ْن ِز َل ِم ْن قَ ْبل‬

dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadamu


(Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka
yakin akan adanya akhirat.15
ٰۤ ُ ٰۤ ُ
﴾ َ‫ك هُ ُم ْال ُم ْفلِحُوْ ن‬
َ ‫ول ِٕى‬ ‫ك ع َٰلى هُدًى ِّم ْن َّربِّ ِه ْم ۙ َوا‬
َ ‫ول ِٕى‬ ‫﴿ ا‬٥

Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang
yang beruntung.

Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat: 2

Ibnu Juraij mengatakan, Ibnu Abbas pernah mengatakan bahwa makna


(dzālikal kitābu) adalah "kitab ini, yakni Al-Qur'an ini. Hal yang sama dikatakan pula
oleh Mujahid, Ikrimah. Sa'id ibnu Jabir, As-Saddi, Muqatil ibnu Hayyan, Zaid ibnu
Aslam, dan Ibnu Juraij. Mereka mengatakan bahwa memang demikianlah maknanya,
yakni (dzālika) (itu) bermakna (hādza) (ini). Orang-orang Arab biasa menyilih
gantikan isim-isim isyarah (kata petunjuk), mereka menggunakan masing-masing
darinya di tempat yang lain; hal ini sudah dikenal di dalam pembicaraan (percakapan)
mereka. Hal yang sama diriwayatkan pula oleh Imam Bukhari, dari Ma'mar ibnul
Musanna, dari Abu Ubaidah.16

15
https://mjna.my.id/alquran. Qs. Al- Baqarah/2: Ayat 4
16
https://mjna.my.id/alquran.Ibnu Juraij

10
Az-Zamakhsyari mengatakan bahwa isyarat tersebut ditunjukkan kepada
ALIF LAM MIM, sebagaimana yang terdapat di dalam firman-Nya yang lain:

َ ِ‫ان بَ ْينَ ٰذل‬


‫ك‬ ٌ ‫َع َو‬

(pertengahan di antara itu.) (Al-Baqarah, [2:68])

‫ٰذل ُكم ُح ْكم هّٰللا‬


ِ ُ ْ ِ

(Demikianlah hukum Allah) (Al-Mumtahanah, [60:10])

‫ٰذلِ ُك ُم هّٰللا ُ َربُّ ُك ْم‬

( (Zat) yang demikian itulah Allah, Tuhanmu. ) (Yunus, [10:3])

Masih banyak lagi contoh isyarat memakai lafaz ( dzālika ) dengan pengertian
seperti yang telah disebutkan. Sebagian kalangan ahli tafsir berpegang kepada apa
yang diriwayatkan oleh Al-Qurtubi dan lain-lainnya, bahwa isyarat tersebut ditujukan
kepada Al-Qur'an yang telah dijanjikan kepada Rasulullah SAW akan diturunkan
kepadanya, atau isyarat ditujukan kepada kitab Taurat atau Injil atau hal yang
semisal; semuanya ada sepuluh pendapat. Akan tetapi, pendapat ini dinilai lemah oleh
kebanyakan ulama.17

Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat: 4

Ibnu Abbas£ mengatakan bahwa makna firman-Nya dalam surat Al-Baqarah


ayat 4 di atas ialah, mereka percaya kepada apa yang engkau datangkan dari Allah,
juga percaya kepada apa yang telah diturunkan kepada rasul-rasul sebelummu, tanpa
membeda-bedakan di antara mereka dan tidak mengingkari apa yang telah
didatangkan oleh para rasul itu dari Tuhan mereka. 18 Mereka yakin akan adanya
kehidupan di akhirat, yakni percaya kepada adanya hari berbangkit, hari kiamat,

17
https://mjna.my.id/alquran.
18
https://mjna.my.id/alquran. Al-Baqarah Ayat: 4

11
surga. neraka, hisab, dan mizan (timbangan amal perbuatan); sesungguhnya hari
kemudian dinamakan hari akhirat karena terjadi sesudah kehidupan di dunia.

Ulama ahli tafsir berbeda pendapat sehubungan dengan "mereka yang


menyandang sifat yang tersebut dalam ayat ini, apakah yang dimaksud dengan
"mereka adalah orang-orang yang telah disebut dalam firman sebelumnya, yaitu:

َ‫ب َويُقِ ْي ُموْ نَ الص َّٰلوةَ َو ِم َّما َر َز ْق ٰنهُ ْم يُ ْنفِقُوْ ن‬


ِ ‫الَّ ِذ ْينَ يُْؤ ِمنُوْ نَ بِ ْال َغ ْي‬

( (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan salat, dan
menafkahkan sebagian rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka. ) (Al-Baqarah,
[2:3]). Atau "mereka adalah orang-orang lainnya? Menurut Ibnu Jarir, ada tiga
pendapat ulama mengenai masalah ini, yaitu:19

Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat: 5

Allah SWT berfirman bahwa yang dimaksud dengan mereka itu ialah orang-
orang yang mempunyai ciri-ciri khas terdahulu, yaitu iman kepada yang gaib,
mendirikan salat, memberi nafkah dari rezeki yang diberikan Allah kepada mereka,
iman kepada kitab yang diturunkan kepada Rasulullah SAW dan kitab-kitab yang
diturunkan kepada rasul-rasul sebelumnya, dan yakin kepada kehidupan akhirat, yang
hal ini menuntut persiapan sebagai bekal guna menghadapinya, yaitu mengerjakan
amal-amal saleh dan meninggalkan hal-hal yang diharamkan.

Firman Allah SWT:

‫ع َٰلى هُدًى ِّم ْن َّربِّ ِه ْم‬

( yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhannya, ) (Al-Baqarah, [2:5]) tetap beroleh
cahaya penjelasan dan petunjuk dari Allah SWT

19
https://mjna.my.id/alquran. Al-Baqarah, [2:3].

12
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan dari Muhammad ibnu Abu Muhammad,
dari Ikrimah atau Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas, bahwa makna firman-Nya:
( Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhannya, ) (Al-Baqarah, [2:5])
ialah tetap beroleh nur dari Tuhan mereka dan tetap istiqamah (berpegang teguh)
kepada Al-Qur'an yang disampaikan kepada mereka. ( dan merekalah orang-orang
yang beruntung. ) (Al-Baqarah, [2:5]) yakni orang-orang yang memperoleh apa yang
mereka minta dan selamat dari kejahatan yang mereka menghindar darinya.

Ibnu Jarir mengatakan bahwa makna firman-Nya, ( Mereka itulah yang tetap
mendapat petunjuk dari Tuhannya, ) (Al-Baqarah, [2:5]) ialah "Sesungguhnya mereka
tetap memperoleh nur (cahaya) dari Tuhannya, pembuktian, istiqamah, dan
bimbingan serta taufik Allah buat mereka.

4. Qs. Al- Baqarah/2: Ayat 97

﴾ َ‫ص ِّدقًا لِّ َما بَ ْينَ يَ َد ْي ِه َوهُدًى َّوبُ ْش ٰرى لِ ْل ُمْؤ ِمنِ ْين‬ ‫هّٰللا‬ َ ِ‫﴿ قُلْ َم ْن َكانَ َع ُد ًّوا لِّ ِجب ِْر ْي َل فَاِنَّهٗ نَ َّزلَهٗ ع َٰلى قَ ْلب‬٩٧
َ ‫ك بِا ِ ْذ ِن ِ ُم‬

Katakanlah (Muhammad), “Barangsiapa menjadi musuh Jibril, maka


(ketahuilah) bahwa dialah yang telah menurunkan (Al-Qur'an) ke dalam hatimu
dengan izin Allah, membenarkan apa (kitab-kitab) yang terdahulu, dan menjadi
petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang beriman.”

Menurut Quraish Shihab: Sebagian mereka beranggapan bahwa mereka


memusuhi dan ingkar terhadap al-Qur'ân karena mereka adalah musuh-musuh Jibrîl
yang telah menyampaikan kitab ini kepadamu. Maka katakanlah kepada mereka,
wahai Nabi, "Barangsiapa yang menjadi musuh Jibrîl, maka ia adalah musuh Allah.
Sebab, Jibrîl tidak membawa kitab ini dari dirinya sendiri, tetapi ia menurunkannya
atas perintah Allah untuk membenarkan kitab-kitab samawi yang terdahulu dan juga
untuk membenarkan kitab mereka sendiri. Juga sebagai petunjuk dan kabar gembira
bagi orang-orang yang beriman."20

20
M. Quraih Shihab, Membumikan Al Quran, Bandung : Mizan 1992.

13
5. Qs. Al- Baqarah/2: Ayat 185

ُ َ‫ان فَ َم ْن َش ِه َد ِم ْن ُك ُم ال َّشه َْر فَ ْلي‬


‫ص ْمهُ ۗ َو َم ْن‬ ِ ۚ َ‫ت ِّمنَ ْاله ُٰدى َو ْالفُرْ ق‬ ٍ ‫اس َوبَيِّ ٰن‬ ِ َّ‫ضانَ الَّ ِذيْٓ اُ ْن ِز َل فِ ْي ِه ْالقُرْ ٰانُ هُدًى لِّلن‬ َ ‫َش ْه ُر َر َم‬
﴾ َ‫َكانَ َم ِر ْيضًا اَوْ ع َٰلى َسفَ ٍر فَ ِع َّدةٌ ِّم ْن اَي ٍَّام اُ َخ َر ۗ ي ُِر ْي ُد هّٰللا ُ بِ ُك ُم ْاليُ ْس َر َواَل ي ُِر ْي ُد بِ ُك ُم ْال ُع ْس َر ۖ َولِتُ ْك ِملُوا ْال ِع َّدة‬
َ‫﴿ َولِتُ َكبِّرُوا هّٰللا َ ع َٰلى َما ه َٰدى ُك ْم َولَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكرُوْ ن‬١٨٥

Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an,


sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu
ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia
tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu,
pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu
bersyukur.

Tafsir Ibnu Katsir

Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat: 185

Allah SWT memuji bulan Ramadan di antara bulan-bulan lainnya, karena Dia
telah memilihnya di antara semua bulan sebagai bulan yang padanya diturunkan Al-
Qur'an yang agung. Sebagaimana Allah mengkhususkan bulan Ramadan sebagai
bulan diturunkan-Nya Al-Qur'an, sesungguhnya telah disebutkan oleh hadis bahwa
pada bulan Ramadan pula kitab Allah lainnya diturunkan kepada para nabi Sebelum
Nabi Muhammad SAW

Imam Ahmad ibnu Hambal mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu
Sa'id maula Bani Hasyim, telah menceritakan kepada kami Imran Abul Awwam, dari
Qatadah, dari Abul Falih, dari Wasilah (yakni Ibnul Asqa), bahwa Rasulullah SAW
pernah bersabda:

14
َ ‫ضانَ َوااْل ِ ْن ِج ْي ُل لِثَاَل‬
َ‫ث َع َش َرة‬ َ ‫ض ْينَ ِم ْن َر َم‬
َ ‫ت َم‬ٍّ ‫ت التَّوْ َراةُ ل ِس‬ِ َ‫ َواَ ْن ِزل‬. َ‫ضان‬
َ ‫ص ُحفُ اِ ْب َرا ِه ْي َم فِ ْي اَ َّو ِل لَ ْيلَ ٍة ِم ْن َر َم‬ ُ ‫ت‬ ْ َ‫اُ ْن ِزل‬
َ‫ضان‬ َ ‫ت ِم ْن َر َم‬ ْ َ‫ضانَ َواَ ْن َز َل هّٰللا ُ ْالقُرْ ٰانَ اِل َرْ بَ ٍع َو ِع ْش ِر ْينَ َخل‬ َ ‫ت ِم ْن َر َم‬ ْ َ‫خَ ل‬

( "Lembaran-lembaran Nabi Ibrahim diturunkan pada permulaan malam Ramadan


dan kitab Taurat diturunkan pada tanggal enam Ramadan, dan kitab Injil diturunkan
pada tanggal tiga belas Ramadan, sedangkan Al-Qur'an diturunkan pada tanggal dua
puluh empat Ramadan. )

Telah diriwayatkan pula melalui hadis Jabir ibnu Abdullah yang di dalamnya
disebutkan, bahwa kitab Zabur diturunkan pada tanggal dua belas Ramadan, dan kitab
Injil diturunkan pada tanggal delapan belasnya. Sedangkan kalimat selanjutnya sama
dengan hadis di atas. Demikianlah menurut riwayat Ibnu Murdawaih.

Adapun lembaran-lembaran atau suhuf, kitab Taurat, Zabur, dan Injil, masing-
masing diturunkan kepada nabi yang bersangkutan secara (|sekaligus|). Lain halnya
dengan Al-Qur'an, diturunkan sekaligus hanya dari Baitul 'Izzah ke langit dunia; hal
ini terjadi pada bulan Ramadan, yaitu di malam Lailatul Qadar.

Tafsir Jalalain

Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat: 185

Hari-hari tersebut adalah (bulan Ramadan yang padanya diturunkan Alquran)


yakni dari Lohmahfuz ke langit dunia di malam lailatulkadar (sebagai petunjuk)
menjadi 'hal', artinya yang menunjukkan dari kesesatan (bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan) artinya keterangan-keterangan yang nyata (mengenai petunjuk
itu) yang menuntun pada hukum-hukum yang hak (dan) sebagai (pemisah) yang
memisahkan antara yang hak dengan yang batil. (Maka barang siapa yang
menyaksikan) artinya hadir (di antara kamu di bulan itu, hendaklah ia berpuasa dan
barang siapa sakit atau dalam perjalanan, lalu ia berbuka, maka wajib baginya
berpuasa sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari yang lain) sebagaimana
telah diterangkan terdahulu. Diulang-ulang agar jangan timbul dugaan adanya nasakh

15
dengan diumumkannya 'menyaksikan bulan' (Allah menghendaki kemudahan bagimu
dan tidak menghendaki kesempitan) sehingga oleh karenanya kamu diperbolehkan-
Nya berbuka di waktu sakit dan ketika dalam perjalanan. Karena yang demikian itu
merupakan `illat atau motif pula bagi perintah berpuasa, maka diathafkan padanya.
(Dan hendaklah kamu cukupkan) ada yang membaca 'tukmiluu' dan ada pula
'tukammiluu' (bilangan) maksudnya bilangan puasa Ramadan (hendaklah kamu
besarkan Allah) sewaktu menunaikannya (atas petunjuk yang diberikan-Nya
kepadamu) maksudnya petunjuk tentang pokok-pokok agamamu (dan supaya kamu
bersyukur) kepada Allah Taala atas semua itu.21

6. Qs. Ali Imran/3: Ayat 7

ٌ ‫ب َواُ َخ ُر ُمت َٰشبِ ٰه‬


‫ت ۗ فَا َ َّما الَّ ِذ ْينَ فِ ْي قُلُوْ بِ ِه ْم زَ ْي ٌغ فَيَتَّبِعُوْ نَ َما‬ ِ ‫ت ه َُّن اُ ُّم ْال ِك ٰت‬ ٌ ٰ‫ت ُّمحْ َكم‬ ٌ ‫ب ِم ْنهُ ٰا ٰي‬ َ ‫ك ْال ِك ٰت‬ َ ‫ي اَ ْن َز َل َعلَ ْي‬ ْٓ ‫هُ َو الَّ ِذ‬
﴾ ‫تَ َشابَهَ ِم ْنهُ ا ْبتِغ َۤا َء ْالفِ ْتنَ ِة َوا ْبتِغ َۤا َء تَْأ ِو ْيلِ ٖ ۚه َو َما يَ ْعلَ ُم تَْأ ِو ْيلَ ٗ ٓه اِاَّل هّٰللا ُ ۘ َوالرَّا ِس ُخوْ نَ فِى ْال ِع ْل ِم يَقُوْ لُوْ نَ ٰا َمنَّا بِ ٖ ۙه ُك ٌّل ِّم ْن‬
ِ ‫﴿ ِع ْن ِد َربِّنَا ۚ َو َما يَ َّذ َّك ُر آِاَّل اُولُوا ااْل َ ْلبَا‬٧
‫ب‬

Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di


antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan
yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada
kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk
mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah.
Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, “Kami beriman kepadanya (Al-
Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami.” Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran
kecuali orang yang berakal.

Tafsir Ibnu Katsir

Tafsir Surah Ali `Imran Ayat: 7

Allah SWT memberitakan bahwa di dalam Al-Qur'an terdapat ayat-ayat


muhkam, yang semuanya merupakan Ummul Kitab, yakni terang dan jelas
21
https://mjna.my.id/alquran. Qs. Ali Imran/3: Ayat 7

16
pengertiannya, tiada seorang pun yang mempunyai pemahaman yang keliru
tentangnya. Bagian yang lain dari kandungan Al-Qur'an adalah ayat-ayat mutasyabih
(yang samar) pengertiannya bagi kebanyakan orang atau sebagian dari mereka.
Barang siapa yang mengembalikan hal yang mutasyabih kepada dalil yang jelas dari
Al-Qur'an, serta memutuskan dengan ayat yang muhkam atas ayat yang mutasyabih,
maka sesungguhnya dia mendapat petunjuk. Barang siapa yang terbalik, yakni
memutuskan yang mutasyabih atas yang muhkam, maka terbaliklah dia. Karena
itulah Allah SWT berfirman:

ِ ‫ه َُّن اُ ُّم ْال ِك ٰت‬


‫ب‬

( itulah pokok-pokok isi Al-Qur'an. ) (Ali Imran, [3:7])

Yaitu pokok dari isi Al-Qur'an yang dijadikan aijukan di saat menjumpai yang
mutasyabih.

ٌ ‫َواُ َخ ُر ُمت َٰشبِ ٰه‬


‫ت‬

( dan yang lain (ayat-ayat) mutasyabihat. ) (Ali Imran, [3:7])

Abu Bakar ibnul Munzir meriwayatkannya di dalam kitab tafsirnya melalui


dua jalur, yaitu dari Abun Nu'man, Muhammad ibnul Fadl As-Sudusi yang laqab-nya
(julukannya) adalah Arim, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Zaid, telah
menceritakan kepada kami Ayyub, dari Ibnu Abu Mulaikah, dari Siti Aisyah dengan
lafaz yang sama. Ayyub (yaitu Abu Amir Al-Kharraz) dan lain-lainnya mengikutinya,
dari Ibnu Abu Mulaikah; lalu Imam Turmuzi meriwayatkannya dari Bandar, dari Abu
Daud At-Tayalisi, dari Abu Amir Al-Kharraz, kemudian ia menuturkan hadis ini.

Imam Bukhari meriwayatkan pula hadis ini dalam tafsir ayat ini, sedangkan
Imam Muslim meriwayatkannya di dalam Kitabul Qadar dari kitab sahihnya, dan
Abu Daud di dalam kitab sunnahnya; ketiganya meriwayatkan hadis ini dari Al-
Aqnabi, dari Yazid ibnu Ibrahim At-Tusturi dari Ibnu Abu Mulaikah dari Al-Qasim

17
ibnu Muhammad dari Siti Aisyah¥. yang menceritakan bahwa Rasulullah‫ﷺ‬
membaca ayat berikut, yaitu firman-Nya: ( Dialah yang menurunkan Al-Kitab (Al-
Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamat. ) (Ali Imran,
[3:7]), sampai dengan firman-Nya: ( Dan tidak dapat mengambil pelajaran (darinya)
melainkan orang-orang yang berakal. ) (Ali Imran, [3:7])

7. Qs. Ali Imran/3: Ayat 164

﴾ َ‫ب َو ْال ِح ْك َم ۚة‬


َ ‫ث فِ ْي ِه ْم َرسُوْ اًل ِّم ْن اَ ْنفُ ِس ِه ْم يَ ْتلُوْ ا َعلَ ْي ِه ْم ٰا ٰيتِ ٖه َويُزَ ِّك ْي ِه ْم َويُ َعلِّ ُمهُ ُم ْال ِك ٰت‬ َ ‫لَقَ ْد َم َّن هّٰللا ُ َعلَى ْال ُمْؤ ِمنِ ْينَ اِ ْذ بَ َع‬
‫ض ٰل ٍل ُّمبِ ْي ٍن‬
َ ‫﴿ َواِ ْن َكانُوْ ا ِم ْن قَ ْب ُل لَفِ ْي‬١٦٤

Sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman ketika


(Allah) mengutus seorang Rasul (Muhammad) di tengah-tengah mereka dari kalangan
mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa)
mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Qur'an) dan Hikmah (Sunnah),
meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.

Tafsir Ibnu Katsir

Tafsir Surah Ali `Imran Ayat: 164

Firman Allah SWT:

َ ‫لَقَ ْد َم َّن هّٰللا ُ َعلَى ْال ُمْؤ ِمنِ ْينَ اِ ْذ بَ َع‬


‫ث فِ ْي ِه ْم َرسُوْ اًل ِّم ْن اَ ْنفُ ِس ِه ْم‬

( Sesungguhnya Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman


ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri. )
(Ali Imran, [3:164]) Yakni dari bangsa mereka sendiri agar mereka dapat
berkomunikasi dengannya, bertanya kepadanya, duduk semajelis dengannya, dan
menimba ilmu darinya.

8. Qs. Al- Isra’/17: Ayat 9

﴾‫ت اَ َّن لَهُ ْم اَجْ رًا َكبِ ْير ًۙا‬ ّ ٰ ‫﴿ اِ َّن ٰه َذا ْالقُرْ ٰانَ يَ ْه ِديْ لِلَّتِ ْي ِه َي اَ ْق َو ُم َويُبَ ِّش ُر ْال ُمْؤ ِمنِ ْينَ الَّ ِذ ْينَ يَ ْع َملُوْ نَ ال‬٩
ِ ‫صلِ ٰح‬

18
Sungguh, Al-Qur'an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan
memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan kebajikan, bahwa
mereka akan mendapat pahala yang besar,

Tafsir Ibnu Katsir

Tafsir Surah Al-Isra` Ayat: 9

Allah SWT memuji kitab-Nya yang Dia turunkan kepada Rasul-Nya Nabi
Muhammad SAW, yaitu kitab Al-Qur'an; bahwa kitab Al-Qur'an itu memberikan
petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan lebih terang.

ّ ٰ ‫َويُبَ ِّش ُر ْال ُمْؤ ِمنِ ْينَ الَّ ِذ ْينَ يَ ْع َملُوْ نَ ال‬
ِ ‫صلِ ٰح‬
‫ت‬

( dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal
saleh. ) (Al-Isra, [17:9]) sesuai dengan apa yang dikandung di dalam kitab Al-Qur'an.

‫اَ َّن لَهُ ْم اَجْ رًا َكبِ ْيرًا‬

( bahwa bagi mereka ada pahala yang besar. ) (Al-Isra, [17:9]) kelak di hari kiamat.

Tafsir Jalalain

Tafsir Surah Al-Isra` Ayat: 9

(Sesungguhnya Alquran ini memberikan petunjuk kepada) jalan (yang lebih


lurus) lebih adil dan lebih besar (dan memberi kabar gembira kepada orang-orang
mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.)

Tafsir Muyassar

Tafsir Surah Al-Isra` Ayat: 9

Sesungguhnya Al Qur'an yang Kami turunkan kepada hamba Kami


Muhammad ini membimbing manusia kepada jalan yang paling baik, yaitu agama

19
Islam. Al Qur'an memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang
mengerjakan apa yang diperintahkan Allah kepada mereka dan meninggalkan apa
yang dilarang-Nya dari mereka bahwa mereka mendapatkan pahala yang besar.

9. Qs. Al- Isra’/17: Ayat 84

ٰ ‫﴿ ونُن َِّز ُل منَ ْالقُرْ ٰان ما هُو شفَ ۤا ٌء َّورحْ مةٌ لِّ ْلمْؤ من ْي ۙنَ واَل يز ْي ُد‬٨٢
﴾‫الظّلِ ِم ْينَ اِاَّل َخ َسارًا‬ ِ َ َ ِِ ُ َ َ ِ َ َ ِ ِ َ

Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi
orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (Al-Qur'an itu) hanya akan
menambah kerugian.

Tafsir Ibnu Katsir

Tafsir Surah Al-Isra` Ayat: 82

Allah SWT menyebutkan tentang kitab yang diturunkan-Nya kepada Rasul-


Nya Nabi Muhammad SAW, yaitu Al-Qur'an yang tidak datang kepadanya kebatilan,
baik dari depan maupun dari belakangnya; yang diturunkan dari Tuhan Yang
Mahabijaksana lagi Maha Terpuji. Sesungguhnya Al-Qur'an itu adalah penawar dan
rahmat bagi orang-orang mukmin, yakni dapat melenyapkan berbagai penyakit hati,
antara lain keraguan, kemunafikan, kemusyrikan, dan menyimpang dari perkara yang
hak serta cenderung kepada hal yang batil. Al-Qur'an pun merupakan rahmat bagi
mereka, karena dengan Al-Qur'an dapat dipertebal keimanan, hikmah dapat
diperoleh, dan kebaikan dapat dijumpai padanya serta akan menambah kecintaan
kepadanya. Hal seperti ini tidaklah dapat diperoleh kecuali oleh orang yang beriman
kepada Al-Qur'an, membenarkannya, dan mengikuti petunjuknya. Maka Al-Qur'an
akan menjadi penyembuh dan rahmat baginya.

Adapun orang kafir, yaitu orang yang menganiaya dirinya sendiri dengan
kekafirannya, tiadalah mendengarkan Al-Qur'an menambahkan kepadanya melainkan

20
hanya kejauhan dan kekufuran serta bencana akibat kekafirannya, bukan karena Al-
Qur'annya.

b. Ashabul Nuzul (sebab-sebab turunnya Ayat)

1. Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Sa’id ibnuz-Zubair bahwa seorang pria
Yahudi yang bernama Malik ibnush-Shaif datang lalu mendebat Nabi Saw,
Maka Nabi bertanya kepadanya, “Demi Tuhan yang telah menurunkan Taurat
kepada Musa, apakah kamu dapati di dalam Taurat bahwa Allah membenci
pendeta yang gemuk? Kebetulan dia seorang pendeta yang gemuk, maka dia
pun marah dan berkata, “Allah tidak menurukan sesuatu pun kepada
manusia!” Mendengar itu kawan-kawannya berteriak,” Celaka kamu! Apakah
Allah juga tidak menurunkan sesuatu pun kepada Musa a.s.?” Maka Allah
menurunkan firman-Nya, “Mereka tidak mengagungkan Allah sebagaimana
mestinya ketika mereka berkata, ‘Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada
manusia”. Ibnu Jarir meriwayatkan hal senada dari ‘Ikrimah. Ada hadits lain
yang telah disebutkan sebelumnya dalam surah an-Nisaa”. Ibnu Jarir
meriwayatkan dari Ibnu Abi Thalhah dari Ibnu Abbas bahwa orang-orang
Yahudi berkata, “Demi Allah, Allah tidak menurunkan kitab apa pun dari
langit.” Maka turunlah ayat ini (QS. Al- An’am/6: Ayat 91).

2. Imam Ahmad meriwayatkan (1/274): "... dari Ibnu Abbas katanya:"


Serombongan Yahudi menghadap kepada Rasulullah saw lalu berkata:
"Wahai Abul Qasim, sesungguhnya kami tanya anda mengenai lima hal.
Maka jikalau anda terangkan kepada kami, tahulah kami bahwa anda yaitu
seorang Nabi dan kami tentu mengikutimu.Lalu dia melaksanakan kontrak
sebagaimana dilakukan Isra'el (Nabi Ya'kub) terhadap anak-anaknya saat
mereka berkata:" Allah yaitu saksi atas apa yang kita katakan ini." Kata dia
saw: "Tanyalah." Kata mereka: "Terangkan kepada kami mengenai tanda-
tanda seorang Nabi." Dia berkata:"Kedua matanya tidur tetapi hatinya tidak

21
tidur." Kata mereka pula:"Terangkan bagaimana terjadinya anak perempuan
dan anak laki-laki?" Kata beliau:"Kedua cairan mani berjumpa, maka jika
cairan mani laki-laki naik diatas mani perempuan, maka jadilah laki-laki.
Jikalau mani perempuan yang naik bertambah dahulu diatas mani laki-laki
jadilah anak perempuan. " Kata mereka lagi:" Terangkan apa yang
diharamkan Isra'el atas dirinya? " Kata beliau: " Dahulu dia mengeluhkan
sakit rheumatik dan tidak menemukan sesuatu yang berdasarkan kecuali susu
ini dan ini. Kata Abdullah: "Kata ayahku: "Diantara mereka mempunyai yang
mengatakan:"yaitu unta" maka beliaupun mengharamkan dagingnya. Kata
mereka: "Engkau berlaku." Mereka bertanya:"Apa guntur itu?" Kata beliau:
"Salah seorang malaikat Allah yang ditugaskan mengiring awan, dengan
tangannya atau ditangannya terdapat pecut dari api yang dengan itu dia
menggiring awan tsb kemana saja diperintahkan Allah." Kata mereka:" Lalu
suara apa itu?" Dia mengatakan:" Itulah suaranya." Merekapun
berkata:"Engkau berlaku. Tinggal satu lagi, jikalau engkau terangkan kepada
kami, tentu kami akan membai'atmu. Tidak mempunyai satu Nabipun
melainkan mempunyai bersamanya malaikat yang membawa berita
kepadanya, maka terangkan kepada kami siapa temanmu?" Dia berkata:
"Jibril." Kata mereka:"Jibril, yang membawa peperangan, pertempuran dan
adzab, dia itu musuh kami, Jikalau engkau katakan Mikail, yang turun
membawa rahmat, tumbuhan dan hujan tentulah sah (kami akan
membai'atmu)”. Maka Allah turunkan: "Katakanlah: "Barangsiapa yang
menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al-Quran) ke
dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang
sebelumnya dan menjadi nasihat serta berita gembira bagi orang-orang yang
beriman (Qs. Al- Baqarah/2: Ayat 97)."22,23

22
Ash-Shahihul Musnad Min Asbabin Nuzul, 1415 H, Karya Syekh Muqbil bin Hadi Al-
Wadi'i.
23
Khalqu Af'alil 'Ibad (hal 54), karya Imam Bukhari

22
c. Syair

Penyair lainnya mengatakan:

ٌ ‫بِ ْال َخي ِْر خَ ْي َر‬


‫ َواَل اُ ِر ْي ُد ال َّش َّر اِاَّل اَ ْن تَا‬..‫ات َواِ ْن َش ًّرا فَا‬

( Perbuatan baik akan menghasilkan kebaikan; dan jika jahat, maka balasannya jahat
pula; dan kejahatan itu tidakakan terjadi kecuali jika kamu menghendakinya. )24

Penyair mengatakan:

ْ ‫َم ْن اَعَانَ ع َٰلى قَ ْت ِل ُم ْسلِ ٍم بِ َش‬


‫ط ِر َكلِ َم ٍة‬

( "Dan jika jahat, maka balasannya jahat pula. Kejahatan itu tidaklah
dikehendaki kecuali jika kamu menghendakinya).25 Kedua lafaz tersebut cukup
dimengerti hanya dengan menyebutkan huruf fa dan ta dari kedua kalimat tersebut.
Hanya saja pengertian ini dapat diterka melalui konteks kalimat.

Al-Qurtubi mengatakan sehubungan dengan hadis yang mengatakan:

ْ ‫َم ْن اَعَانَ ع َٰلى قَ ْت ِل ُم ْسلِ ٍم بِ َش‬


‫ط ِر َكلِ َم ٍة‬

("Barang siapa yang ikut membantu membunuh seorang muslim dengan sepotong
kalimat) hingga akhir hadis. Menurut Sufyan, makna yang dimaksud ialah "bila
seseorang mengatakan "uq dengan maksud uqtul (bunuhlah dia).

Hadis semisal diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Dia menyebutkan bahwa,


telah menceritakan kepada kami Abul Mugirah, telah menceritakan kepadaku Al-
Auza'i, telah menceritakan kepadaku Asad ibnu Abdur Rahman, dari Khalid ibnu
Duraik, dari Ibnu Muhairiz yang mengatakan bahwa ia pernah berkata kepada Abu
Jum'ah, "Ceritakanlah kepada kami sebuah hadis yang engkau dengar dari Rasulullah
SAWAbu Jum'ah menjawab, "Ya, aku akan menceritakan kepadamu suatu hadis yang

24
https://mjna.my.id/alquran
25
Ibid…

23
baik, yaitu: Kami makan siang bersama Rasulullah Saw Di antara kami terdapat Abu
Ubaidah ibnul Jarrah. Ia bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah ada seseorang yang
lebih baik daripada kami? Kami masuk Islam di tanganmu dan kami berjihad
bersamamu. Rasulullah SAW menjawab, "Ya, suatu kaum dari kalangan orang-orang
sesudah kalian; mereka beriman kepadaku, padahal mereka tidak melihatku.

Sebagaimana yang dikatakan oleh seorang penyair:

‫ة فِى ْال ُم ْز َد َح ْم‬Lِ َ‫ث ْال َكتِيب‬ َ ‫ك ْالقَرْ ِم َوا ْب ِن ْالهُ َم ِام‬
ِ ‫ولَ ْي‬.. ِ ِ‫اِلَى ْال َمل‬

( Kepada Raja Al-Qarm, yaitu Ibnul Hammam alias singa pasukan dalam perang yang
sengit. ). Dalam ungkapannya ini suatu sifat di-'ataf-kan kepada sifat lain, sedangkan
mausuf-nya sama.

2.2. Peran Dari Suatu Lembaga Pendidikan Berdasarkan Aspek Tafsir Al-
Qur’an.

Pada dasarnya, perencanaan pendidikan yang ditawarkan oleh nabi


muhammad berdasarkan Al-Qur’an dan hadits-haditsnya adalah perencanaan secara
global. Dalam hal ini yang dimaksud Rasulullah adalah persiapan, dalam arti ketika
kita hendak melaksanakan aktifitas dalam kehidupan termasuk aktifitas pendidikan
sebaiknya harus dimulai dengan perencanaan atau persiapan.26 Perencanaan
merupakan hal yang sangat penting dan essensial, misalnya hadits tentang “niat
seorang mu’min”, hal itu sangat berkaitan dengan perencanaan. Niat dapat
diumpamakan sebagai perencanaan meskipun niat belum terbentuk atau tergambar
dalam sebuah tulisan, namun sudah terlintas dan tergambar dalam hati atau fikiran
seseorang.

Suatu perencanaan yang matang akan menghasilkan hasil yang baik dan
maksimal, bagitu juga sebaliknya perencanaan yang kurang matang atau tidak baik
maka akan membuahkan hasil yang tidak maksimal juga. Begitu pula dengan niat,
26
Wahid, Ramli Abdul. Studi Ilmu Hadis. Bandung: Citapustaka Media. 2005.

24
ketika niat seorang mu’min tidak baik maka hasil yang dikeluarkan dari perbuatannya
tentu tidak baik. Maka dari itu perencanaan atau persiapan atau dapat dikatakan
sebagai nai adalah sanagat mutlak adanya. Tanpa adanya niat atau perencanaan atau
persiapan, maka aktifitas seseorang tidak akan berhasil dan sia-sia belaka. Begitu juga
di dalam perencanaan pendidikan harus direncanakan dengan baik dan matang agar
hasil yang dikeluarkan dapat memenuhi tujuan pendidikan.27

Peran Suatu Lembaga Pendidikan:

‫ب‬ َ ‫صلى هللاُ عليْه و َسلـ َّ َم يَقُول َم ْن خَ َر َج في‬


ِ َ‫طل‬ َ ِ‫ُول هللا‬ ُ ‫عن أبي هُريرةَ َرض َي هللا ُ عنهُ قا َل َس ِم‬
َ ‫عت َرس‬
)‫الع ْل ِم فهو في َسبِ ْي ِل هللاِ يَرْ ِج َع (رواه الترمذي‬
ِ

Artinya: dari Abu Hurairah RA berkata: saya mendengar Rosulullah SAW


bersabda:barang siapa keluar untuk menuntut ilmu maka dia adalah pergi jihad di
jalan Allah. (HR. Turmidzi).28

Hadits di atas menjelaskan bahwa menuntut ilmu disetarakan dengan jihad di


jalan Allah, yang notabenenya jihad adalah ibadah yang paling tinggi dibandingkan
dengan ibadah lain. Secara implisit, kita sebagai umat Islam selain diperintah jihad di
jalan Allah juga diperintah untuk menuntut ilmu agar umat Islam mampu bersaing
dalam hal papun dengan musuh-musuh Islam, sehingga tidak mudah untuk
menghancurkan Islam. Sehingga pendidikan mempunyai peran yang sangat penting
bagi semua aspek kehidupan manusia khususnya umat Islam.

Kegiatan Pendidikan Selalu Berlangsung di dalam suatu lingkungan. Dalam


konteks pendidikan, lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berada di
luar diri anak.29 Lingkungan dapat berupa hal-hal yang nyata, seperti tumbuhan orang,

27
As-Sijistaniy, Abu Daud Sulaiman Ibnu al-Asy‘ats Ibnu Ishaq. Sunan Abu Daud. Ttp.:
Muhammad Ali as-Said, 1969/1970.
28
Abdurrahman saleh Abdullah, Teori-teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an. terj. h. m.
Arifim dan Zainuddin, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1994
29
Hadis-Hadis Pendidikan _____________________________________

25
keadaan, politik, kebudayaan, sosial ekonomi, kepercayaan dan upaya lain yang
dilakukan oleh manusia termasuk di dalamnya pendidikan.

Dalam memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak, lingkungan ada


yang sengaja diadakan (usaha sadar) ada yang tidak usaha sadar dari orang dewasa
yang normatif disebut pendidikan, sedang yang lain disebut pengaruh. Lingkungan
yang sengaja diciptakan untuk mempengaruhi anak ada 3, yaitu lingkungan keluarga,
lngkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.30 Ketiga lingkungan ini disebut
lembaga pendidikan atau satuan pendidikan.

Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan mempunyai tugas utama,


tugas utama sekolah adalah mengajar murid supaya dapat belajar, dan meresapi ilmu
pengetahuan secara mandiri. Kenyataan bahwa kita tidak boleh lagi menganggap usia
muda hanya menjadi tanggung jawab sektor pendidikan, maka kita tidak lagi boleh
menganggap usia muda hanya menyediakan segala kebutuhan yang diperlukan untuk
hidup dan karena itu, memberi kesan yang kuat akan perlunya usaha untuk mengejar
ketinggalan seluruhnya.

Jenjang pendidikan adalah tahap pendidikan yang berkelanjutan yang


ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik. Jenjang pendidikan
sekolah terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.31

1. Pendidikan Dasar

Pendidikan Dasar adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan


ketrampilan, menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan dalam masyarakat, serta
mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.

2. Pendidikan Menengah

30
Ibrahim, Abdul Mun’im. Tarbiyah al-Banat Fil-Islam. Iskandariyah: Maktabah Aulad Lith
Thurts, 1423H/2002M.
31
Abu Abdullah Muhammad Ibn Ahmad al-Qrthubi, Tafsir Qurthubi, Kairo : Dar al-kitab al-
Mishri, 1964.

26
Pendidikan Menengah adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik
menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan
timbal balik dengan lingkungan sosil budaya dan alam sekitar, serta dapat
mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi.
Pendidikan menengah terdiri dari pendidikan menengah umum dan pendidikan
menengah kejuruan.

3. Pendidikan Tinggi

Pendidikan Tinggi adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk


menjadi anggota masyarakat yang memiliki tingkat kemampuan tinggi yang bersifat
akademik dan atau profesional sehingga dapat menerapkan, mengembangkan dan
atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam rangka pembangunan
nasional dan meningkatkan kesejahteraan manusia.

2.3. Fungsi Al-Qur’an Sebagai Pedoman Hidup Dalam Suatu Lembaga


Pendidikan.

Al-Qur’an mencakup setiap aspek kehidupan yang perlu diketahui seseorang.


Hal yang terbaik dari semua pendidikan di dunia ini adalah Al Quran dan
memperolehnya adalah wajib bagi setiap Muslim. Agama Islam memberi arti penting
bagi pembelajaran AlQuran karena itu adalah kode perilaku yang lengkap. Islam
sangat mementingkan pengetahuan, pembelajaran dan pendidikan. Ketika Al Quran
diturunkan, kata pertamanya adalah "Iqra", yang artinya membaca. Oleh sebab itu,
fungsi Al Quran dalam agama islam sangatlah esensial. Berikut fungsi Al Quran bagi
umat manusia untuk menjalani kehidupannya sehari-hari:32

1. Al-Huda (Petunjuk)

32
An-Nahlawi, Abdurrahman. Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam. Bandung:
Diponegoro, 1989.

27
Dalam Al Quran ada tiga posisi Al Quran yang fungsinya sebagai petunjuk.
Al Quran menjadi petunjuk bagi manusia secara umum, petunjuk bagi orang-orang
yang bertakwa dan petunjuk bagi orang-orang yang beriman.

2. Al-Furqon (Pemisah)

Fungsi Al Quran sebagai pemisah adalah dapat memisahkan antara yang hak
dan yang batil, atau antara yang benar dan yang salah. Di dalam Al Quran dijelaskan
beberapa hal mengenai yang boleh dilakukan atau yang baik, dan yang tidak boleh
dilakukan atau yang buruk.

3. Al-Asyifa (Obat)

Al Quran bisa menjadi obat penyakit mental di mana membaca Al Quran dan
mengamalkannya daoat terhindar dari berbagai hati atau mental. Meskipun Al Quran
hanya sebatas tulisan saja, namun membacanya dapat memberikan pencerahan bagi
stiap orang yang beriman.

4. Al-mau'izah (Nasihat)

Di dalam Al Quran terdapat banyak pengajaran, nasihat-nasihat, peringatan


tentang kehidupan bagi orang-orang yang bertakwa, yang berjalan di jalan Allah.
Nasihat yang terdapat di dalam Al Quran biasanya berkaitan dengan sebuah peristiwa
atau kejadian, yang bisa dijadikan pelajaran bagi orang-orang di masa sekarang atau
masa setelahnya.

Fungsi Al Quran bagi Kehidupan Manusia

a. Sebagai petunjuk jalan yang lurus: Al Quran memberikan petunjuk agar umat
manusia dapat terus berjalan di jalan yang lurus. Hal yang di maksud adalah
manusia harus hidup dengan baik dan benar atau dalam istilahnya adalah di jalan
yang luru. Di dalam Al Quran sudah dijelaskan mana yang salah dan mana yang
benar, serta peringatan-peringatan agar terus bertakwa kepada Allah.

28
b. Merupakan mukjizat bagi Nabi Muhammad SAW: Al-Qur’an adalah mukjizat
yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Berbeda dengan nabi-nabi
lainnya yang diberikan mukjizat seperti berbicara dengan binatang,
menyembuhkan penyakit, dan lain sebagainya. Al Quran merupakan sumber dari
segala sumber hukum dan penyempurna dari kitab-kitab yang terdahulu.
c. Menjelaskan kepribadian manusia: Fungsi Al-Qur’an selanjutnya adalah
menjelaskan kepribadian manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya yang
ada di bumi. Manusia adalah makhluk yang diberikan akal, bisa membedakan
baik dan buruk dan membuatnya berbeda dengan binatang yang sama-sama
ciptaan Allah.
d. Merupakan penyempurna bagi kitab-kitab sebelumnya: Sebelum Al Quran ada
beberapa kitab Allah yang juga diturunkan kepada para nabi seperti Injil, Taurat
dan Zabur. Kitab-kitab Allah sebelumnya ditujukan hanya pada umat pada zaman
tersebut saja, berbeda dengan Al Quran yang digunakan sampai akhir zaman.
e. Menjelaskan masalah yang pernah diperselisihkan umat sebelumnya: Di dalam
Al Quran terdapat cerita-cerita dari masa lalu yang kemudian berdasarkan kisah
umat terdahulu kita bisa belajar agar tidak mengulangi kesalahan yang pernah
mereka buat sebelumnya.
f. Al Quran memantapkan iman Islam: Dengan membaca Al Quran,
mempelajarinya dan mengamalkannya, kita bisa memantapkan iman kita. Isi Al
Quran akan membuat kita semakin yakin bahwa agama Islam adalah agama yang
memang harus dianut.
g. Tuntunan dan hukum untuk menjalani kehidupan: Al Quran berisi tentang hukum
dan juga tuntunan manusia dalam menjalani kehidupan di dunia. Di dalam Al
Quran mengatur bagaimana tentang berhubungan dengan orang lain, berdagang,
warisan, zakat, dan masih banyak lagi.33

Fungsi Al Quran Sebagai Sumber Ilmu


33
Nizar, Samsul. Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta: Gaya Media
Pratama, 2001.

29
1. Ilmu tauhid
Ilmu tauhid merupakan ilmu kalam dalam Islam yang membahas pengokohan
keyakinan dalam agama Islam sehingga dapat memperkuat dan menghilangkan
keraguan.
2. Ilmu hukum

Di dalam Al Quran juga terdapat ilmu hukum yang dibahas. Contohnya saja
terdapat hukum pernikahan, warisan, zakat, dan lain sebagainya.

3. Ilmu tasawuf

Ilmu tasawuf adalah ilmu cara untuk mensucikan jiwa, menjernihkan akhlak
dan batin.

4. Ilmu filsafat Islam

Filsafat Islam adalah hubungan ilmu kalam dengan filsafat yang


dikembangkan oleh cendekiawan muslim. Jika dalam ilmu filsafat lain kadang masih
mencari-cari tentang kehadiran tuhan namun di filsafat Islam sudah meyakini tentang
keesaan Tuhan yaitu Allah SWT.

5. Ilmu sejarah Islam

Al Quran juga mengandung banyak ilmu sejarah dari masa terbentuknya


manusia hingga perjuangan Nabi Muhammad SAW.

6. Ilmu pendidikan Islam

Al Quran menjadi salah satu sumber utama untuk mempelajari Islam. Di


dalam Al Quran juga sering disebutkan ilmu pengetahuan lainnya seperti ilmu biologi
atau astronomi. Itulah beberapa fungsi Al Quran yang perlu Anda ketahui. Al Quran

30
adalah kitab bagi orang Islam, yang didalamnya berisi berbagai penjelasan mengenai
hukum dan tata cara yang Islam ajarkan untuk menjalani kehidupan di dunia.34

C. PENUTUP
1.
2.
3.
3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penulisan makalah Tafsir Tematik Al-Qur’an
mengenai fungsi Al-Qur’an sebagai pedoman hidup sekaligus dasar penyelenggaraan
pendidikan sebagai berikut:
1. Al-quran sebagai pedoman hidup telah di jelaskan oleh allah dalam surat
Qs. Al- An’am/6: Ayat 91, Qs. Al- An’am/6: Ayat 92, Qs. Al- Baqarah/2:
Ayat 1-5 terkait sebagai pedoman hidup dan sesuai dengan beberapa
tafsir dan juga hadist.

34
Nata, Abuddin. Manajemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di
Indonesia. Jakarta: Prenada Media, 2003.

31
2. Alquran sebagai petunjuk bagi umat islam dan juga merupakan salah satu
mukjizat Rasulullah Saw.
3. Sebagai penolong di hari kiamat kelak.
4. Alquran sebagai bukti bahwa sejarah peradaban islam merupakan sejarah
yang benar berlandaskan asbabul nuzulnya.
5. Hadist menjelaskan keterkaitan alquran dan juga asbabul nuzulnya serta
peristiwa lainnya dalam masyarakat.
3.2. Saran
Adapun saran dalam penulisan makalah ini sebaiknya setiap surat dan ayat di
kaji lebih luas mengenai keterkaitan isi dan juga jenis tafsir. Seta tidak ada
pembatasan jumlah halaman dalam setiap kajian keilmuan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman saleh Abdullah, Teori-teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an. terj. h.


m. Arifim dan Zainuddin, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1994.
Abu Abdullah Muhammad bin Yazid Ibnu Majah, Terjamah Sunan Ibnu Majah Jilid
1, (Semarang: CV. Asy Syifa’, 1993), h. 181-182.
Abuddin Nata, M.A., Al-Qur'an dan Hadits, (Jakarta Utara, PT RajaGrafindo
Persada,,1993, hal. 55-56.
An-Nahlawi, Abdurrahman. Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam. Bandung:
Diponegoro, 1989.
Ash-Shahihul Musnad Min Asbabin Nuzul, 1415 H, Karya Syekh Muqbil bin Hadi
Al-Wadi'i.

32
As-Sijistaniy, Abu Daud Sulaiman Ibnu al-Asy‘ats Ibnu Ishaq. Sunan Abu Daud.
Ttp.: Muhammad Ali as-Said, 1969/1970.
As-Suyuþi, Jalaluddin dan Jalaluddin Muhammad ibn Ahmad al-Mahalliy.Tafsir
Jalalain. Damsyik: Dâr al-Jail, tt.
Hadis-Hadis Pendidikan _____________________________________
https://mjna.my.id/alquran.
https://mjna.my.id/alquran.
https://mjna.my.id/alquran.
https://mjna.my.id/alquran. Al-An'am, [6:92].
https://mjna.my.id/alquran. Al-Baqarah Ayat: 4.
https://mjna.my.id/alquran. Al-Baqarah, [2:3].
https://mjna.my.id/alquran. Hadits. Ibnu Abbas, Mujahid, dan Abdullah ibnu Kasir.
https://mjna.my.id/alquran. Ibnu Juraij.
https://mjna.my.id/alquran. Qs. Al- Baqarah/2: Ayat 1-5.
https://mjna.my.id/alquran. Qs. Al- Baqarah/2: Ayat 4.
https://mjna.my.id/alquran. Qs. Ali Imran/3: Ayat 7.
https://mjna.my.id/alquran. Tafsir Jalalain, Surah Al-An`am Ayat: 92.
Husen, Torsten. Masyarakat Belajar. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta 1995
Ibid…
Ibrahim, Abdul Mun’im. Tarbiyah al-Banat Fil-Islam. Iskandariyah: Maktabah
Aulad Lith Thurts, 1423H/2002M.
Ihsan, Fuad. Dasar-Dasar Pendidikan. PT. Rineka Cipta. Jakarta: 1997.
Ihsan, Fuad. Dasar-Dasar Pendidikan. PT. Rineka Cipta. Jakarta: 1997.
Kementrrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya Dilengkapi Dengan Kajian
Ushul Fiqih, (Bandung : PT Sygma Examedia Arkanleema, 2011), h. 283.
Khalqu Af'alil 'Ibad (hal 54), karya Imam Bukhari.
M. Quraih Shihab, Membumikan Al Quran, Bandung : Mizan 1992.
M. Quraish Shihab, Wawasan Al Quran, Bandung : PT. Mizan Pustaka 2007.
Nata, Abuddin. Manajemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di
Indonesia. Jakarta: Prenada Media, 2003.
Nizar, Samsul. Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta: Gaya
Media Pratama, 2001.
Umar Tirta Raharja dan Lasula. Pengantar Pendidikan. PT. Rineka Cipta. Jakarta:
1995
Wahid, Ramli Abdul. Studi Ilmu Hadis. Bandung: Citapustaka Media. 2005.

33

Anda mungkin juga menyukai