Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seorang guru harus mempunyai sifat dan etika yang baik dengan siswanya,
agar dalam kegiatan belajar ilmmu yang di transfer oleh guru kepada muridnya
akan di terima dan difahami lebih cepat, oleh karena etika pda diri seorang guru
sangatlah penting, karena dapat mempengaruhi psikologi dan mental anak didik
yang di didiknya, dengan seperti itu seorang guru harus menempatkan dirinya
dengan etika-etika yang baik, agar mampu berkomunikasi dengan baik dan
memberikan pemahaman yang memahamkan. Untuk mendapatkan hasil yang
optimal maka seorang guru harus memiliki etika terhadap anak didik, karena
seorang guru memiliki tangung jawab yang besar,
Etika terhadap anak didik sangat perlu agar antara pendidik dengan anak
didik tidak terjadi keseimbangan. Kemajuan dan perkembangan pendidikan
sejalan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga perubahan akhlak pada
anak sangat dipengaruhi oleh pendidikan formal, informal dan non-formal, dalam
hal ini guru dituntut untuk membuat dan menjaga akhlak anak didiknya agar
mempunyai akhlak yang mulia dengan cara memberikan contoh etika yang baik
seperti yang di lakukan Rosulullah SAW.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan etika guru?
2. Apa saja hadis-hadis yang berkaitan dengan etika guru?
3. Bagaimana etika guru dalam perpektif hadis?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian etika guru
2. Untuk mengetahui hadis-hadis yang berkaitan dengan etika guru
3. Untuk mengetahui etika guru dalam perpektif hadis

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika Guru


Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti karakter watak
kesusilaan atau adat kebiasaan. Etika secara istilah berarti pengetahuan yang
membahas baik buruk atau benar tidaknya tingkah laku dan tindakan manusia
sekaligus menyoroti kewajiban-kewajiban manusia. Etika guru dalam pendidikan
merupakan faktor yang paling penting, seorang guru harus mempunyai etika dan
harus memiliki sifat-sifat yang berikut:1
a. Ikhlas dalam kerja-kerja kependidikan dan risalah Islamnya dengan
tujuan mencari keridhaan Allah S.W.T dan mencari kebenaran serta
melaksanakannya.
b. Bahwa ia benar dalam hal yang didakwahkannya dan tanda kebenaran itu
ialah tingkah lakunya sendiri, supaya dapat mempengaruhi jiwa murid-
muridnya dan anggota-anggota masyarakat lainnya
c. Bahawa ia bersifat adil terhadap murid-muridnya, tidak pilih kasih, ia
mengutamakan yang benar.
Menurut Al-ghazali, bahwa kepribadian dan etika guru adalah sebagai
berikut:2
1. Kasih Sayang kepada peserta didik dan memperlakukannya sebagai
anaknya sendiri.
2. Meneladani Rasulullah sehingga jangan menuntut upah, imbalan
maupun penghargaan
3. Guru yang memegang bidang studi tertentu sebaiknya tidak
menjelek-jelekan atau merendahkan bidang studi yang lain.
4. Menyajikan pelajaran pada peserta didik sesuai dengan taraf
kemampuan mereka.

1
Ruswandi, Uus. Pengembangan Kepribadian Guru. Bandung: CV. Insan
Mandir.2010.hlm.123
2
Said hawwa,.Intisari Ihya Ulumudin Al-Gazali, Mensucikan Jiwa. Jakarta; Rabbani
Press.2004.hlm.45

2
5. Guru hendaknya mengamalkan ilmunya, dan jangan sampai
ucapannya bertentangan dengan perbuatan
Menurut Al-Kanani kode etik guru ditengah-tengah muridnya
sebagaimana dikutip oleh Ramayulis sebagai berikut:
1. Guru hendaknya mengajar dengan niat mengaharapkan ridha
Allah, menyebarkan ilmu, menghidupkan syara’menegakkan
kebenaran, dan melenyapkan kebatilan serta memelihara
kemaslahatan umat.
2. Guru hendaknya mencintai muridnya seperti ia mencintai
dirinya sendiri. Artinya, seorang guru hendaknya mengganggap
bahwa muridnya itu adalah merupakan bagian dari dirinya
sendiri (bukan orang lain).
3. Guru hendaknya memotivasi murid untuk mencari ilmu seluas
mungkin.
4. Guru hendaknya mempunyai pelajaran dengan bahasa yang
mudah dan berusaha agar muridnya memahami pelajaran.
Artinya, seorang guru harus memahami kondisi murid-muridnya
dan mengetahui tingkat kemampuannya dalam berbahasa.
5. Guru hendaklah melakukan evaluasi terhadap kegiatan belajar-
mengajar yang dilakukannya. Hal ini dimaksudkan agar guru
selalu memperhatikan tingkat pemahaman siswanya dan
pertambahan ilmu yang diprolehnya.
6. Guru hendaknya bersikap adil terhadap muridnya.
7. Guru hendaknya terus memantau perkembangan murid, baik
intelektual maupun akhlaknya. Murid yang soleh akan menjadi
“tabungan bagi guru baik di dunia, maupun akhirat”.

B. Hadis yang Berkaitan dengan Etika Guru


1. Guru Harus Bersikap Adil
َ‫ " ا ْع ِدلُوا بَيْن‬:‫سلَّ َم‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ قَا َل َر‬:َ‫ قَال‬،‫ِير‬
َ ِ‫سو ُل هللا‬ ٍ ‫ع ِن النُّ ْع َمانَ بْنَ َبش‬ َ
َ‫ ا ْع ِدلُوا بَيْن‬،‫أ َ ْبنَائِ ُك ْم‬
‫أ َ ْبنَائِ ُكم‬

3
Artinya : “Dari Nu’man bin Basyir, ia berkata bahwa Rosulullah saw
bersabda, “Berlaku adilah kamu di antara anak-anakmu!
Berlaku adillah kamu di antara anak-anakmu!” (HR. An-
Nasa’i dan Al-Baihaqi)

‫سهُ أ َ َّن‬
ُ ‫ب َج ِل ْي‬ َ ْ‫َص ِب ِه ََل يَح‬
ُ ‫س‬ َ ُ‫ َكانَ يُ ْع ِط ْي ُك َّل ُجل‬: ‫ع ْنهُ قَا َل‬
ِ ‫سائِ ِل ِه بِن‬ َ ُ‫ي هللا‬ َ ‫ض‬ ِ ‫ي َر‬ َ ‫ع ْن‬
ٍٍّ ‫ع ِل‬ َ
َ ‫ا َ َحدًا أ َ ْك َر ُم‬
‫علَ ْي ِه‬
ُ‫(ر َواه‬
َ ُ‫ِم ْنه‬
ْ ‫ال ِت ٍّ ْر ِمذ‬
)‫ِي‬

Artinya : Dari Ali R.A ia berkata : “Rasulullah SAW selalu memberikan


kepada setiap orang yang hadir dihadapan beliau, hak-hak
mereka (secara adil), sehingga diantara mereka tidak ada
yang merasa paling diistimewakan.” (H.R Tirmidzi)

2. Guru Harus Berniat Ikhlas


‫ سمعت رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬:‫عن عمر ابن الخطاب رضى هللا عنه قال‬
‫ت َو ِإنَّ َما ِل ُك ٍِّل‬ِ ‫ ِإنَّ َما األ َ ْع َما ُ ُل ِبالنٍِّيَّا‬:‫َت هِجْ َرتُهُ ِإ َلى هللاِ يقول‬ ْ ‫ َف َم ْن َكان‬،‫ئ ماَّن ََوى‬ ٍ ‫ْام ِر‬
‫ُص ْيبُ َها أَو ْام َرأ َ ٍة َي ْن ِك ُح َها‬ ِ ‫َت هِجْ َرتُهُ ِلدُ ْن َيا ي‬ ُ ‫س ْو ِل ِه فَ ِهجْ َرتُهُ إَلَى هللاِ َو َر‬
ْ ‫ َو َم ْن َكان‬،‫س ْو ِل ِه‬ ُ ‫َو َر‬
)‫ج َر ِإلَيْه (رواه البخارى ومسلم‬
َ ‫فَ ِهجْ َرتُهُ ِإلَى َماهَا‬
Artinya: “Umar bin khotob ra. Berkata, “Aku mendengar Rosulullah saw
bersabda, “setiap amal perbuatan harus disertai dengan niat,
balasan bagi setiap amal manusia sesuai dengan apa yang
diniatkan. Barangsiapa yang berhijrah untuk mengharapkan
dunia atau seorang perempuan untuk dinikahi, maka hijrahnya
sesuai dengan apa yang diniatkan.” (HR. Al-Bukhari dan
Muslim)

3. Guru Harus Lemah Lembut dan Kasih Sayang


ٌ‫شبَبَة‬ َ ‫سلَّ َم َونَحْ ُن‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ي‬ َّ ‫ث قَا َل أَت َ ْينَا النَّ ِب‬ِ ‫سلَ ْي َمانَ َما ِل ِك ب ِْن ْال ُح َوي ِْر‬ ُ ‫ع ْن أَبِي‬ َ
‫ع َّم ْن ت ََر ْكنَا فِي أ َ ْه ِلنَا‬
َ ‫سأ َ َلنَا‬
َ ‫ظ َّن أَنَّا ا ْشت َ ْقنَا أ َ ْه َلنَا َو‬ َ ‫اربُونَ فَأ َ َق ْمنَا ِع ْندَهُ ِع ْش ِرينَ َل ْي َلةً َف‬
ِ َ‫ ُمتَق‬4
‫صلُّوا َك َما‬
َ ‫ار ِجعُوا ِإلَى أ َ ْه ِلي ُك ْم فَ َع ِلٍّ ُمو ُه ْم َو ُم ُرو ُه ْم َو‬
ْ ‫فَأ َ ْخبَ ْرنَاهُ َو َكانَ َرفِيقًا َر ِحي ًما فَقَا َل‬

4
ْ ‫ض َر‬
‫ت‬ َ ُ ‫صالَة ُ فَ ْلي َُؤذٍّ ِْن لَ ُك ْم أ َ َحدُ ُك ْم ث ُ َّم ِليَؤُ َّم ُك ْم أ َ ْك َب ُر ُك ْم (رواه َرأ َ ْيت ُ ُمو ِني أ‬
َ ‫ص ِلٍّي َو ِإذَا َح‬ َّ ‫ال‬
)‫البخارى‬
Artinya: “Abu Sualiman Malik ibn al-Huwayris berkata: Kami,
beberapa orang pemuda sebaya datang kepada Nabi saw.,
lalu kami menginap bersama beliau selama 20 malam.
Beliau menduga bahwa kami telah merindukan keluarga dan
menanyakan apa yang kami tinggalkan pada keluarga. Lalu,
kami memberitahukannya kepada Nabi. Beliau adalah
seorang yang halus perasaannya dan penyayang lalu
berkata: “Kembalilah kepada keluargamu! Ajarlah mereka,
suruhlah mereka dan salatlah kamu sebagaimana kamu
melihat saya mengerjakan salat. Apabila waktu salat telah
masuk, hendaklah salah seorang kamu mengumandangkan
azan dan yang lebih senior hendaklah menjadi imam”. (HR.
Al-Bukhori)

4. Guru tidak boleh mempersulit anak didik.


ٍّ ِ ‫س ُر ْوا َو َب‬
‫ش ُر ْوا‬ ٍّ ِ َ‫ ي‬: ‫سلَّ َم قَا َل‬
ٍّ ِ ‫س ُر ْوا َو ََل ت ُ َع‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫ي‬ َ ٍ‫ع ْن أَن ٍَس اِب ِْن َمالِك‬
ٍِّ ‫عن النَّ ِب‬ َ
)‫اس (رواه البخارى‬ ِ َّ‫ع َلى الن‬ ِ ‫َو ََل تَنَفَّ ُر ْوا َو َكانَ ي ُِحبُّ ْالت َْخ ِفي‬
َ ‫ْف َوالت َّ ْيس ِِر‬
Artinya : Dari Anas bin Malik R.A. dari Nabi Muhammad SAW beliau
bersabda : Permudahkanlah dan jangan kamu persulit, dan
bergembiralah dan jangan bercerai berai, dan beliau suka pada
yang ringan dan memudahkan manusia (H.R Bukhori)

C. Etika Guru Terhadap Siswa Dalam Perspektif Hadis


Guru adalah seorang yang bertanggung jawab membimbing anak untuk
mencapai tujuan pendidikan, yaitu beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
Guru juga sebagai seorang pemimpin dan contoh teladan bagi siswaa.3 Guru harus
memiliki tingkah laku yang utama (kepribadian utama), seorang guru tidak hanya
menunjukkan kata-kata “itulah” beginilah norma-norma” dan sebagainya. Akan

3
Hamzah Ya’qub, Etika Islam Pembinaan Akhlaqul Karimah, (Bandung : Diponegoro,
1983), hlm. 158.

5
tetapi, guru harus mempraktekkannya (guru itu menjadikan sifat-sifat terpuji
sebagai keseluruhan dari kepribadiannya).4
Tanggung jawab seorang pendidik sangatlah penting bagi anak didik, karena
anak membutuhkan bantuan atau pertolongan dari pendidik. Sifat tergantung ini
dijumpai dalam hubungan kodrat antara orang tua dengan anak atau dengan yang
bertanggungjawab atas perkembangannya.5 Oleh karena itu, pendidik harus
mengetahui perkembangan kejiwaan anak tersebut agar lebih mudah dilaksanakan
pendidikan
Pendidik bertugas menunjukan hal-hal yang baik untuk di contoh, oleh karena
itu seorang pendidik harus mempunyai etika yang baik yang bisa menjadi contoh
untuk anak didiknya. Di antara etika guru terhadap siswa antara lain:
1. Guru Harus Bersikap Adil
Dalam hadis telah ditegaskan oleh Rosulullah saw yang memerintahkan
kepada para sahabat (umatnya) agar berlaku adil terhadap anak-anaknya. Sebagai
pendidik, guru harus memberlakukan seluruh peserta didik dengan adil tidak ada
perbedaan diantaranya seperti contohnya tidak membeda-bedakan antara siswa
yang pintar dengan yang kurang pintar.
Muhammad Athiyah Al-Abrasyi menegaskan agar pendidik harus
memiliki sifat-sifat keadilan, kesucian, dan kesempurnaan. Keadilan pendidik
terhadap peserta didik mencakup dalam berbagai hal, seperti memberikan
perhatian, kasih sayang, pemenuhan kebutuhan, bimbingan, pengajaran, dan
pemberian nilai. Apabila sifat ini tidak dimiliki oleh seorang pendidik, maka ia
tidak akan disenangi oleh peserta didiknya; dan apabila terjadi proses
pembelajaran, maka tidak akan mendapatkan hasil yang optimal.

2. Guru Harus Berniat Ikhlas


Pendidik hendaknya membebaskan niatnya, semata-mata untuk Allah
dalam seluruh pekerjaan edukatifnya; baik berupa perintah, larangan, nasihat,
pengawasan, maupun hukuman. Buah yang dipetiknya adalah ia akan
melaksanakan metode pendidikan, mengawasi anak secara edukatif terus menerus,
di samping mendapat pahala dan keridhoan Allah SWT. Ikhlas dalam perkataan
4
Muslim Hasibuan, Diktat Dasar-Dasar Pendidikan, (Padangsidimpuan : STAIN Press,
2007), hlm. 38.
5
Ibid., hlm. 39

6
dan perbuatan adalah sebagai dari asas iman dan keharusan islam. Allah SWT
tidak akan menerima perbuatan tanpa dikerjakan secara ikhlas.

3. Guru harus bersifat lemah lembut dan kasih sayang


Rosulullah selalu mengajarkan para sahabat dengan lemah lembut dan
juga penyayang. Menurut Ahmad Musthofa Al-Mghi menjelaskan, andaikata
engkau (Muhammad) bersikap kasar dan galak dalam muamalah dengan mereka
(kaum muslimin), niscaya mereka akan bercerai (bubar) meninggalkan engkau
dan tidak menyenangimu. Dengan demikian, engkau tidak dapat menyampaikan
hidayah dan bimbingan kepada mereka ke jalan yang lurus. Berdasarkan tafsir ini,
seorang pendidik harus memiliki rasa santun kepada setiap peserta didiknya, jika
tidak, maka sikap kasar itu akan menjadi penghalang baginya untuk mencapai
tujuan pendidikan.
Guru berkewajiban mencegah muridnya dari akhlak yang buruk dengan
cara menghindarinya sedapat mungkin. Seorang guru ketika memberikan
pengajaran hendaknya memakai cara-cara yang lembut dan halus agar apa-apa
yang disampaikannya dapat diserap dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari.

4. Guru tidak boleh mempersulit anak didik


Hendaknya seorang pendidik mengajarkan kepada anak didiknya dengan
sesuatu yang mudah dimengerti dan dicerna oleh anak didik.6 Guru hendaknya
jangan mengajarkan yang sulit-sulit dan apabila siswa mengalami kesulitan
sebaiknya guru melakukan diskusi bersama-sama.

6
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Kalam Mulia.2002), hlm.45

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Etika guru terhadap siswa yaitu suatu adat kebiasaan/akhlak seseorang guru
yang memiliki tanggung jawab membentuk karakter anak didik yang masih
memerlukan bimbingan dan arahan. Pendidikan sekolah merupakan lanjutan dari
pendidikan yang berlangsung di dalam rumah tangga, dan berperan dalam sekolah
ialah guru. Guru adalah sebagai pendidik dan orang dewasa, maka dan tingkah
laku dan perbuatannya akan berkesan di hati anak, dan akan diusahakanya untuk
mencontoh dan meniru guru tersebut. Anak menganggap bahwa segala perbuatan
dan tingkah laku guru adalah baik, maka ia suka untuk mencontoh perbuatan atau
tingkah laku tersebut.
Etika guru terhadap siswa menurut perspektif hadis yaitu : guru harus
bersikap Adil, guru harus berniat ikhlas, guru harus berlaku dan berkata jujur,
guru harus bersifat lemah lembut dan kasih sayang.

B. Saran
Hendaknya guru mampu memahami dan mengimplementasikan etika guru
terhadap siswa, sehingga guru-guru masa depan bisa lebih memperhatikan
etikanya, karena sebagai guru tentu setiap perilaku dan sifat kita akan di contoh
oleh anak didik.

8
DAFTAR PUSTAKA

Bukhori, Umar. 2012. Hadis Tarbawi Pendidikan Dalam Perspektif Hadis.


Jakarta: Amzah

Isjoni. 2009. Guru sebagai Motivator Perubahan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar


Ramayulis. 2002. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia
Ya’qub, Hamzah. 1983. Etika Islam Pembinaan Akhlaqul Karimah, Bandung:
Diponegoro

Zalyana, Alfiyah. 2010. Hadis Tarbawi. Yogyakarta: Zanafa Publishing

Anda mungkin juga menyukai