Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

METODE PENGAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


(EVALUASI PEMBELAJARAN PAI)

Dosen pengampu:
Yahya Komarudin, M.Pd.I

Disusun oleh:

Kelompok 12

Muhammad Fikri Ajie ( 181006 )


Muslihah ( 180994 )

JURUSAN TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SULTAN ABDURRAHMAN KEPULAUAN RIAU
T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR
‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

‫السّال م عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat, berkat, dan
rahmat Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami tentang Evaluasi
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal, kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dalam segi format penulisan,
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Evaluasi


Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ini dapat memberi manfaat dan penambah
wawasan bagi teman-teman sekalian.

‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

Bintan, 03 April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................1

C. Tujuan Masalah......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Pengertian Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam..........................3

B. Dasar dan Kedudukan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam...............6

C. Prinsip Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.......................................7

D. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam....................8

E. Jenis dan Teknik Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.......................9

BAB III PENUTUP..............................................................................................13

A. Kesimpulan..........................................................................................................13

B. Saran....................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seorang calon guru nantinya akan benar-benar dituntut professional
dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik. Di dalam mengajar
seorang guru dituntut untuk bisa memberikan pendidikan yang terbaik
sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.
Evaluasi dalam pendidikan Islam cara atau teknik penilaian terhadap
tingkah laku peserta didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat
komprehensif dari seluruh aspek-aspek kehidupan juga psikologis dan
spiritual peserta didik. Karena sosok pribadi yang diinginkan pendidikan
Islam bukan hanya pribadi yang bersifat religius, tetapi juga memiliki ilmu
dan berketrampilan yang sanggup beramal dan berbakti kepada Allah SWT.
dan masyarakat.
Dalam hal itu, evaluasi merupakan salah satu bagian dari kegiatan
yang dilakukan oleh seorang guru untuk mendukung agar tercapainya tujuan
pendidikan tersebut, juga dilakukan untuk mengukur sejauh mana
pengetahuan dan keterampilan siswa setelah menerima materi dan arahan dari
seorang guru.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam PAI ?
2. Apa dasar dan kedudukan evaluasi pembelajaran pendidikan agama Islam
PAI ?
3. Apa prinsip evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam PAI ?
4. Apa tujuan dan fungsi pembelajaran Pendidikan Agama Islam PAI ?
5. Apa jenis dan teknik evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam
PAI ?

1
C. Tujuan Masalah
1. Memahami pengertian evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
2. Mengetahui dasar dan kedudukan evaluasi pembelajaran Pendidikan
Agama Islam.
3. Mengetahui prinsip dalam evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama
Islam.
4. Mengetahui tujuan dan fungsi pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
5. Mengetahui jenis dan teknik evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama
Islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)


1. Pengertian Evaluasi
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation;
dalam bahasa Arab; At-Taqdir, dalam bahasa Indonesia berarti penilaian.
Akar katanya adalah value, dalam bahasa Arab Al-Qimah, dalam bahasa
Indonesia berarti nilai. Dengan demikian secara harfiyah evaluasi
pendidikan diartikan sebagai penilain dalam bidang pendidikan atau
penilaian mengenai hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.1
Adapun scara istilah, bagaimana dikemukakan oleh Edwind Wandt
dan Gerald W. Brown (1977) evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu
proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Apabila definisi ini digunakan
untuk memberi definisi tentang evaluasi pendidikan, maka evaluasi
pendidikan itu sebagai suatu tindakan atau kegiatan (yang dilaksanakan
dengan maksud untuk) atau suatu proses (yang berlangsung dalam rangka)
menentukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia pendidikan. Atau
singkatnya evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses penentuan
nilai pendidikan sehingga dapat diketahui mutu atau hasilnya.2
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003
Tentang Sisdiknas Pasal 57 Ayat 1, Evaluasi dilakukan dalam rangka
pengendalian mtu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas
penyelenggaraan pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.3
Evaluasi memiliki makna yang berbeda dengan penilaian,
pengukuran, ataupun tes. Penilaian, pengukuran, dan evaluasi bersifat
hierarki karena evaluasi didahului dengan penilaian (assessment), sedang
penilaian didahului dengan pengukuran. Pengukuran diartikan sebagai

1
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada), 2015,
hlm. 1.
Ibid, hlm.2.
2

Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Sisdiknas (Sistem Pendidikan


3

Nasional) Tentang Evaluasi, Akreditasi, dan Sertifikasi

3
kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan kriteria. Penilaian
(assessment) merupakan kegiatan menafsirkan dan mendeskripsikan hasil
pengukuran, sedang evaluasi merupakan penetapan nilai atau implikasi
perilaku.4
Dapat dipahami berdasarkan uraian diatas bahwa evaluasi terdiri
dari pengukuran dan penilaian. Satu hal yang mencirikan evaluasi, proses
ini diakhiri dengan pengambilan keputusan. Keputusan ini berkenaan
dengan manfaat dari evaluan. Evaluasi memiliki kedudukan yang sangat
penting dan strategis karena evaluasi merupakan suatu bagian yang tak
terpisahkan dari pembelajaran itu sendiri. Jika suatu pembelajaran tidak
ada evaluasi dalam langkah-langkahnya, maka pembelajaran yang
demikian tidak akan diketahui keberhasilannya.

2. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)


Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas
pendidikan maupun teori belajar, yang merupakan penentu utama
keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua
arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan
belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Menurut Corey
sebagaimana yang dikutip dari Syaiful Sagala Pembelajaran adalah suatu
proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-
kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu,
pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.5
Jadi bisa ditarik kesimpulan bahwa, pembelajaran adalah proses
yang sengaja dirancang untuk menciptakan aktivitas belajar dalam diri
individu. Dengan kata lain, pembelajaran itu sesuatu hal yang sifatnya
eksternal dan sengaja dirancang untuk mendukung terjadinya proses
belajar internal dalam diri individu itu sendiri.
4
Rahmat Raharjo, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, (Yogyakarta: Azzagrafika),
2003, hlm. 146-147.
5
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta), 2003, hlm. 61.

4
Sedangkan Pendidikan Agama Islam itu sendiri (PAI) merupakan
sebutan yang diberikan kepada salah satu subyek pelajaran yang harus
dipelajari oleh siswa muslim dan menjelaskannya pada tingkat tertentu.6
Pendidikan Agama Islam ialah usaha lebih khusus ditekankan
untuk mengembangkan fitrah keberagaman subyek peserta didik agar lebih
memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam. Selain itu
Pendidikan Agama Islam bukanlah sekedar proses usaha mentransfer ilmu
pengetahuan atau norma agama melainkan juga berusaha mewujukan
perwujudan jasmani dan rohani dalam peserta didik agar kelak menjadi
generasi yang memiliki watak, budi pekerti dan kepribadian yang luhur
serta kepribadian muslim yang utuh.7
Oleh karena itu, yang dimaksud dengan evaluasi dalam
pembelajaran pendidikan agama Islam adalah pengambilan sejumlah
keputusan yang berkaitan dengan pendidikan agama Islam guna melihat
sejauh mana keberhasilan pendidikan yang selaras dengan nilai-nilai Islam
sebagai tujuan dari pendidikan Islam.8
Jadi dari bebarapa poin pengertian yang ada dapat disimpulkan
bahwa, Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan proses
komunikasi dua arah yang dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik dan
belajar dilakukan oleh peserta didik diberikan salah satu mata pelajaran
yang harus dipelajari oleh siswa muslim, khusus ditekankan untuk
mengembangkan fitrah keberagaman subyek peserta didik agar lebih
memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam.

6
H. M. Chabib Thoha, Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta: Pustaka Belajar),
1999, hlm. 4.
7
Muntholi’ah, Konsep Diri Positif Penunjang Prestasi PAI, (Semarang: Gunungjati dan
Yayasan al-Qalam), 2002, cet. 1, hlm. 18.
8
Arif Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:
Ciputat Press), 2002, hal. 54.

5
B. Dasar dan Kedudukan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI)
Ajaran Islam menaruh perhatian sangat besar terhadap evaluasi.
Adapun yang mendasari dari evaluasi dalam proses pendidikan khususnya
Islam dijelaskan dalam al-qur’an surat Al-Anbiya: 47 sebagai berikut:
ْ ُ‫ض ُع ا ْلقِ ْسطَ لِيَوْ ِم ا ْلقِيَ َم ِة فَالَ ت‬
‫ظلَ ُم نَ ْفسٌ َشيْئا ً َواِن كاَنَ ِم ْثقا َ َل َحبَّ ٍة ِّم ْن خَرْ َد ٍل‬ َ َ‫َون‬
َ‫أَتَيْنا َ بِها َ َوكف َى بِنا َ َح ِسبِين‬

Artinya : “ Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari


kiamat, Maka Tiadalah dirugikan seseorang terhadap suatu barang
sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami
mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat
perhitungan. (Q.S. Al-Anbiya’:47)
Berdasarkan ayat di atas, secara emplisit dapat diartikan bahwa
evaluasi merupakan introspeksi atau muhasabah diri sebelum melakukan
sesuatu. Sementara dalam bukunya Khoiron Rosyadi mengenai dasar
evaluasi pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok; yaitu
dasar psikologis, dasar didaktis, dan dasar administratif.
Secara psikologis orang selalu ingin mengetahui sejauh mana ia
berjalan menuju tujuan yang diinginkan atau yang telah dicapai. Secara
didaktis (ilmu mendidik) menunjukkan bahwa hasil evaluasi sangat besar
manfaatnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan didaktis, misalnya
untuk motivasi belajar, untuk mendapatkan informasi/data peserta didik
yang kesulitan belajar dan untuk mengetahui metode yang sesuai.
Kemudian secara administratif, evaluasi sangat dibutuhkan karena tanpa
hal itu seorang pendidik tidak mungkin mengisi raport, menentukan IP,
memberikan ijazah dan lain sebagainya. 9

9
Tatang Hidayat, Abas Ayafah, “Konsep Dasar Evaluasi dan Implikasinya Dalam
Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah”, Jurnal Pendidikan Islam Vol. 10
No. 01, 2019, Hal 175.

6
C. Prinsip Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Prinsip evaluasi pendidikan Agama Islam dibedakan ke dalam dua
bagian:10
a. Prinsip Dasar Evaluasi
Adapun prinsip dasar evaluasi yang biasa diistilahkan dengan prinsip
idealisme dari evaluasi mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Evaluasi adalah alat komunikasi; yaitu komunikasi inter dan antar
sekolah dengan orang tua dan sekolah dengan masyarakat.
2. Evaluasi untuk membantu anak-anak dalam mencapai
perkembangan yang semaksimal mungkin.
3. Evaluasi terhadap anak tidak hanya dibandingkan dengan anak itu
sendiri pada hasil-hasil sebelumnya akan tetapi juga dibandingkan
dengan kelompoknya.
4. Dalam mengadakan evaluasi seharusnya menggunakan berbagai
macam alat atau cara-cara evaluasi dengan segala variasinya.
5. Evaluasi seharusnya memberi follow up.
6. Bahwa dalam memberi evaluasi seseorang itu didasarkan pada
keadaan yang bisa diserap oleh indera manusia, sedangkan keadaan
bathiniyah seseorang menjadi urusan masing-masing orang dengan
Allah SWT.
b. Prinsip Pelaksanaan Evaluasi
Dalam memberikan evaluasi hasil belajar dalam proses belajar
mengajar pendidikan agama harus berdasarkan prinsip pelaksanaan:
1. Kesinambungan (Kontinuitas)
Dalam ajaran Islam sangat diperhatikan prinsip kontinuitas, karena
dengan berpegang pada prinsip ini, keputusan yang diambil
seseorang menjadi valid dan stabil, dan menguntungkan serta
untuk mengetahui perkembangan peserta didik sehingga kegiatan
dan kerja peserta didik dapat dilihat melalui penilaian.

10
Zuhairini dkk, Metodologi Penelitian Agama, (Solo:Ramadhani), 1993, hal. 149-150.

7
2. Menyeluruh (Komprehensif)
Prinsip ini melihat semua aspek kepribadian, pemahaman,
ketulusan, kerajinan, sikap kerja sama, tanggung jawab dan
sebagainya. Ciri khas yang ada dalam mata pelajaran PAI yakni
terikat dengan nilai-nilai ilahiyah, dan itu merupakan nilai yang
inti. Oleh karena itu, mesti dilakukan evaluasi yang terintegrasi dan
komprehensif mencakup seluruh ranah yang dituju baik aspek
aqliyah, qolbiyah, dan amaliyah.
3. Objektivitas
prinsip ini dilakukan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya,
tidak boleh dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat emosional dan
irasonal. Allah SWT. memerintahkan agar seseorang berlaku adil
dalam mengevaluasi sesuatu, jangan karena kebencian ketidak
objektivan evaluasi yang dilakukan.

D. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam


(PAI)
Berkaitan dengan evaluasi pada pendidikan agama islam, tujuan
pendidikan agama islam pada dasarnya dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
a) Menentukan kemajuan hasil belajar murid antara lain
penentuan kenaikan kelas, kelulusan, dan laporan kepada
orang tua murid.
b) Memperbaiki umpan balik (feedback) kepada guru sebagai
dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar
selanjutnya. Misalnya memperbaiki cara mengajar agar
siswa lebih berhasil.
c) Menempatkan murid dalam situasi belajar mengajar secara
tepat sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki.

8
d) Mengenal latar belakang dan psikologis lingkungan murid
terutama yang mengalami kesulitan belajar untuk
selanjutnya digunakan sebagai perbaikan. 11
Fungsi evaluasi bagi pembelajaran PAI sebagai bahan untuk
penunjang penyusunan perencanaan pembelajaran, sehingga ditemukan
kekurangannya kemudian bisa diperbaiki dan disempurnakan,
sebagaimana tujuan pembelajaran PAI yang seharusnya. Evaluasi mesti
mengetahui sejauh mana kemajuan pembelajaran PAI selama ini, baik
dilihat dari segi aqliyah, qolbiyah dan amaliyah. Jangan sampai dari setiap
pembelajaran dan evaluasi yang dilakukan hanya memenuhi formalitas
tuntutan pekerjaan saja, dan kering dari nilai-nilai ilahiyah. Tetapi,
evaluasi yang dilakukan mesti memberikan kontribusi dalam melakukan
perubahan pembelajaran.
Evaluasi memiliki kegunaan untuk mengetahui hasil pembelajaran
PAI yang telah dicapai, untuk melihat keberhasilan tersebut harus
dikembalikan kepada tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan. Ruang
lingkup evaluasi pembelajaran PAI mencakup aspek perencanaan,
pelaksanaan, dan hasil. Oleh karena itu, cakupan ruang lingkup evaluasi
pembelajaran PAI mesti komprehensif dan terintegrasi antara langkah-
langkah pembelajarannya.12

E. Jenis dan Teknik Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam


(PAI)
Macam-macam jenis evaluasi belajar dalam proses belajar
mengajar pendidikan agama di sekolah dapat dibedakan ke dalam:
a. Evaluasi Formatif
Evaluasi yang dilakukan sesudah diselesaikan satu pokok
bahasan. Evaluasi ini adalah evaluasi belajar jangka pendek.
Dalam pelaksanaannya yaitu ulangan harian.
11
Mulyadi, Evaluasi Pendidikan Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan Agama di
Sekolah, (Malang: UIN-Maliki Pres), 2010, hal. 10.
12
Jurnal di laman tersimpan

9
b. Evaluasi Sumative
Evaluasi yang dilakukan sesudah beberapa pokok bahasan.
Evaluasi ini jangka panjang. Pelaksaannya yaitu ulangan tiap
akhir semester.
c. Evaluasi Placement
Jika cukup banyak calon siswa yang diterima pada suatu
sekolah sehingga diperlukan lebih dari satu kelas, maka untuk
pembagian diperlukan pertimbangan khusus. Tes ini dilakukan
pada awal tahun pelajaran untuk mengetahui tingkat
pengetahuan siswa.
d. Evaluasi Diagnostic
Evaluasi yang berfungsi untuk mengenal latar belakang peserta
didik yang mengalami kesulitan belajar yang hasilnya
digunakan sebagai dasar dalam memecahkan kesulitan-
kesulitan tersebut. 13

Ditinjau dari segi jenisnya evaluasi pembelajaran PAI mesti


mencakup evaluasi perencanaan, evaluasi pengembangan, evaluasi
monitoring, evaluasi efisiensi, dan evaluasi program komprehensif.
Perencanaan yang dibuat mesti di evaluasi, jika ditemukan beberapa yang
tidak selaras berdasarkan pengalaman di lapangan, maka dilakukan
pengembangan. Kemudian monitoring yang dilakukan oleh pendidik PAI
mesti di evaluasi juga, untuk mengetahui efektivitasnya. Sementara itu,
dampak dari pembelajaran PAI mesti dievaluasi untuk mengetahui sejauh
mana efisiensi pembelajaran PAI dilapangan. Setelah jenis evaluasi
dilakukan semua, maka akan ditemukan pembelajaran yang komprehensif.
Di dalam teknik evaluasi pembelajaran pendidikan Islam guru
dapat menggunakan alat evaluasi yang bisa dala bentuk tes maupun non
tes. Adapun cara-caranya sebagai berikut:

13
Zuhairini dkk, Metodologi Penelitian Agama, (Solo: Ramadhani), 1993, hal. 151.

10
a. Tes
Adalah alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk
memperoleh data atau keterangan yang diinginkan tentang
seseorang dengan cara yang tepat dan cepat. Tes bertujuan
untuk mengumpulkan informasi tentang kemampuan,
penugasan, atau aspek-aspek lain yang sejenis dari peserta
didik. Langkah-langkah pengembangan tes meliputi: (1)
menentukan tujuan penilaian, (2) menentukan kometensi yang
diujikan, (3) menentukan materi penting pendukung
kompetensi, (4) menentukan jenis tes yang tepat, (5)
menyususn kisi-kisi, butir soal, dan pedoman penskoran, (6)
melakukan telaah butir soal. Bentuk tes juga bisa dibagi
menjadi:
1) Tes Tertulis
2) Tes Lisan
3) Tes Praktek

b. Non Tes

Penilaian non tes dilakukan melalui pengamatan dengan


langkah-langkah, (1) menentukan tujuan penilaian, (2)
menentukan kompetensi yang diujikan, (3) menentukan aspek
yang diukur, (4) menyususn table pengamatan dan pedoman
penskorannya, (5) melalui penelaahan. Teknik non tes adalah
alat penilaian yang dialukan tanpa melalui tes. 14Pendidik PAI
mesti terampil dalam melakukan evaluasi teknik non tes ini,
karena aspek ini merupakan inti dari pembelajaran PAI, yakni
berkaitan dengan pengamalan ajaran agama Islam dalam
kehidupan sehai-hari. Pendidikan Islam lebih menekankan

14
Jurnal di laman tersimpan

11
proses mencari ilmunya bukan mendapatkan ilmu. Artinya
pembelajaran PAI lebih banyak mengukur, menilai dan
mengevaluasi proses pembelajarannya, pendidik harus melihat
perkembangan aqliyah, qolbiyah, dan amaliyah peserta didik.
Teknik yang bisa dilakukan; observasi, wawancara, kuisioner,
bahkan teknik yang tidak diketahui peserta didik.

Tes menurut bentuknya dapat dibedakan menjadi dua,


yaitu:
a. Tes Obyektif

Adalah suatu tes yang tersusun diamana setiap pertanyaan


tes disediakan alternatif jawaban yang tepat dipilih atau tes
tulis yang itemnya dapat dijawab dengan memilih jawaban
yang sudah tersedia, sehingga peserta didik menampilkan
keseragaman data, bagi yang menjawab benar maupun yang
menjawab salah. Kesamaan data inilah yang
memungkinkan adanya keseragaman analisis, sehingga
subyektifitas pendidik rendah, karena unsur subyektifnya
sulit berpengaruh dalam menentukan skorjawaban. Tes
obyektif dibentuk seperti apapun dan dinilai oleh siapapun
akan menghasilkan skor yang sama.

b. Tes Subyektif
Tes ini disebut juga tes esai (uraian). Tes esai lebih
digunakan untuk mengukur kemampuan lebih tinggi dalam
ranah kognitif. Seperti menggunakan, menganalisis,
menilai, dan berpikir kreatif. Karena melalui tes ini peserta
didik diajak untuk menerangkan, mengungkapkan,
menciptakan, membandingkan, maupun menilai suatu
obyek. Tes ini menyediakan kebebasan kepada peserta

12
didik dalam menentukan responnya terhadap materi yang
ditanyakan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan proses
komunikasi dua arah yang dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik dan
belajar dilakukan oleh peserta didik diberikan salah satu mata pelajaran yang
harus dipelajari oleh siswa muslim, khusus ditekankan untuk
mengembangkan fitrah keberagaman subyek peserta didik agar lebih
memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam. Ajaran Islam
menaruh perhatian sangat besar terhadap evaluasi. Adapun yang mendasari
dari evaluasi dalam proses pendidikan khususnya Islam dijelaskan dalam al-
qur’an surat Al - Anbiya: 47.
Prinsip evaluasi pendidikan Agama Islam dibedakan ke dalam dua
bagian yakni prinsip dasar evaluasi dan prinsip pelaksanaan evaluasi.
Berkaitan dengan evaluasi pada pendidikan agama islam, tujuan pendidikan
agama islam pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi empat poin
penting. Fungsi evaluasi bagi pembelajaran PAI sebagai bahan untuk
penunjang penyusunan perencanaan pembelajaran, sehingga ditemukan
kekurangannya kemudian bisa diperbaiki dan disempurnakan sebagaimana
tujuan pembelajaran PAI yang seharusnya. Jenis evaluasi belajar dalam
proses belajar mengajar pendidikan agama di sekolah dapat dibedakan ke
dalam; Evaluasi Formatif, summative, placement, dan diagnostic. Teknik
pelaksanaannya berupa teknik tes dan non tes.

13
B. Saran
Teknik evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam tidak cukup
hanya dengan data-data seperti teknik tes saja. Implikasinya, evaluasi
pembelajaran Pendidikan Agama Islam dilakukan secara kontinuitas,
komprehensif dan terintegrasi. Dengan demikian, pendidik PAI harus mampu
mengevaluasi tingkah laku perkembangan peserta didik dalam aspek aqliyah,
qolbiyah dan amaliyah.

DAFTAR PUSTAKA

Sudijono, Anas. 2015. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo


Persada.
Sisdiknas, (Sistem Pendidikan Nasional). 2003. Tentang Evaluasi, Akreditasi, dan
Sertifikasi. Jakarta: Undang-Undang Republik Indonesia No 20.

Raharjo, Rahmat. 2003. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Yogyakarta:


Azzagrafika.
Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Thoha, H. M.Chabib. 1999. Metodologi Pengajaran Agama. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Muntholi’ah. 2002. Konsep Diri Positif Penunjang Prestasi PAI. Semarang:
Gunungjati dan Yayasan al-Qalam.
Armai, Arif. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Agama Islam.
Jakarta: Ciputat Press.
Hidayat,Tatang dan Asyafah,Abas. Mei 2019. “Konsep Dasar Evaluasi
dan Implikasinya Dalam Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
Sekolah”. Jurnal Pendidikan Islam. Vol. 10, No. 01,
http:// www.researchgate.net/jurnalpendidikanislam. 7 Mei 2019.
Mulyadi. 2010. Evaluasi Pendidikan Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan
Agama di Sekolah. Malang: UIN-Maliki Pres.
Zuhairini, dkk. 1993. Metodologi Penelitian Agama. Solo: Ramadhani.

14
15

Anda mungkin juga menyukai