Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Filsafat Pendidikan Islam”
Dosen Pengampu
Dr. Pahrurraji, M.Ud
Disusun Oleh :
Lily Mufaizah (222430346)
Ungkapan syukur Alhamdulillah kami hanturkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah Nya, serta tak lupa pula Shalawat serta salam kita sanjungkan
kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya serta
semua umatnya yang selalu istiqomah sampai akhir zaman sehingga dapat kemudahan dalam
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM ini
tepat pada waktunya.
Dalam menyelesaikan makalah ini penulis berusaha untuk melakukan yang terbaik.
Tetapi penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan
penyempurnaan makalah penulis yang akan datang.
Dengan terselesaikannya makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang terlibat dalam proses pembuatan makalah ini yang telah memberikan dorongan,
semangat dan masukan. Semoga apa yang penulis buat ini dapat bermanfaat bagi para pembaca,
serta mendapatkan Ridha dari Allah SWT. Aamiin.
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1
M. Nazar Al Masri, ‘Evaluasi Menurut Filsafat Pendidikan Islam’, Kutubkhanah : Jurnal Penelitian
sosial keagamaan, Vol.17, No.2 Juli-Desember 2014, h. 230.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana Hakikat Evaluasi Pendidikan Islam?
2. Apa saja Landasan Evaluasi Pendidikan Islam?
3. Bagaimana Prinsip-prinsip Evaluasi Pendidikan Islam?
4. Apa saja Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan Islam?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan Hakikat Evaluasi Pendidikan Islam.
2. Menyebutkan Landasan Evaluasi Pendidikan Islam
3. Menganalisis Prinsip-prinsip Evaluasi Pendidikan Islam.
4. Menganalisis Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
2
Ahmad Tafsir, Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai James, cet. I, Bandung: Remaja
Rosdkarya, 1990, h. 32.
3
Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis (Jakarta: Rhineka Cipta: 2013), h.
172.
4
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam Dalam Perspektif Filsafat, (Jakarta: Kencana, 2014). h. 130.
5
Jalaluddin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994). h. 60.
Menurut Daulay suatu hal yang paling esensi dari evaluasi adalah seseorang dapat
mengevaluasi dirinya sendiri. Yakni sudah seberapa jauh kemampuan beragamanya,
keimanannya, dan pengalaman agama serta akhlak mulia. Orang yang menyadari dirinya
masih banyak kekurangan maka ia akan berupaya untuk memperbaiki dirinya sendiri. Jadi
sesungguhnya evaluasi dalam pandangan pendidikan islam itu menitikberatkan pada
pembentukan kesadaran diri setelah mengetahui apa saja yang harus diperbaiki dalam
perjalanan hidupnya. Menumbuhkan sikap mental yang demikian itulah hakikat dari
evaluasi dalam konsep pendidikan Islam. 6
Sebelum manusia mencapai titik di mana mereka harus mempertanggungjawabkan
perbuatannya selama masih hidup, evaluasi harus dilakukan oleh manusia itu sendiri saat
masih hidup. Manusia telah belajar baik di rumah dan di sekolah, sejak mereka masih kecil
sebagaimana umumnya. Karena manusia dapat membedakan antara baik dan buruk,
evaluasi di rumah dapat dilakukan sendiri (tamyis). Memikirkan apa yang telah dikerjakan
sehari-hari, misalnya sering memperlakukan orang lain dengan baik, mengerjakan hal-hal
yang wajib atau sunnah, dan membiasakan bertegur sapa atau tersenyum kepada orang
lain. Jika orang dianggap telah melakukan perbuatan baik, seperti yang dijelaskan dalam
contoh kecil di atas, maka manusia harus terus melakukan perbuatan baik untuk mencapai
puncak kemanusiaan. Namun, jika masih ada lubang yang berpotensi merugikan, isilah
dengan segala aktivitas positif. Terus evaluasi diri untuk mencapai kondisi iman, bahkan
jika seseorang telah baik sekalipun imannya. Hal ini harus dilakukan untuk mendapatkan
tujuan hidup yang kekal, yaitu surga Allah.
Mengenai penilaian di lembaga pendidikan dilakukan dengan menyelenggarakan
ujian yang diselenggarakan oleh suatu lembaga pendidikan serta ujian praktek dalam
jangka waktu yang ditetapkan oleh pemerintah dan pejabat yang berwenang membuat
kalender pendidikan. Tes ini dirancang untuk menilai pengetahuan siswa tentang ide-ide
teoritis. Sedangkan ujian praktek lebih ditekankan untuk menilai secara langsung
kemampuan siswa dan untuk topik-topik yang memerlukan uji praktek. Bila hasil yang
diperoleh memuaskan, maka harus dipertahankan bahkan ditingkatkan. Namun, jika hasil
yang diharapkan tidak sepenuhnya tercapai, perbaikan atau perbaikan teknik pengajaran
harus digunakan, dan bahkan metode pendidikan yang lebih baik harus diganti. Hingga
pada akhirnya suatu lembaga pendidikan memenuhi tujuan pendidikan yang dituju dan
6
Fitriani Rahayu, ‘Substansi Evaluasi Pendidikan dalam Perspektif Pendidikan Islam’, Al-Ishlah: Jurnal
Pendidikan Islam Vol. 17 No. 2, 2019, h. 108.
menghasilkan lulusan yang bermoral dan mumpuni dalam teori dan praktik dalam
menghadapi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan beragama.
Dalam hal ini bertakwa kepada Allah pada redaksi pertama dikaitkan dengan suatu
sikap yang harus dimiliki oleh setiap manusia beriman agar senantiasa melakukan evaluasi
terhadap perbuatannya yang telah lalu yang akan menjadi dasar dalam melakukan
perbuatan selanjutnya.
Dalam QS. Al-Isra ayat 14 dan dalam QS. Thaha ayat 3:
ْ
ً ْ َ َ ََْ َ ْ َْ َ َْ ٰ َ َ َٰ َ ْ
ِۗاﻗﺮأ ِﻛتﺒﻚۗﻛ�� ِﺑﻨﻔ ِﺴﻚ اﻟﻴﻮم ���ﻚ ﺣ ِﺴ�ﺒﺎ
Berdasarkan ayat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Allah swt memberikan
evaluasi kepada hambanya untuk mengukur sejauh mana hambanya mengabdi dan
menjadi hamba yang benar beriman kepada Allah swt. Kata penghitungan dan peringatan
adalah kata yang mengandung evaluasi di mana kata itu memberikan pembelajaran kepada
hambanya untuk melakukan proses terlebih dahulu di dunia, yaitu beriman dan beribadah
dengan sungguh-sungguh sebelum nantinya diberikan balasan atas perbuatannya di dunia.
Sedangkan dalam hadits Nabi disebutkan: “hasibu qabla an tuhasabu” Artinya:
“evaluasilah dirimu sebelum engkau dievaluasi.”
Pernyataan ini berkaitan dengan kegiatan evaluasi terhadap diri sendiri. hal ini
membuktikan bahwa Allah mengutus dua malaikat, yaitu Raqib dan Atid sebagai
supervisor dan evaluator manusia. Kedua malaikat tersebut mencatat semua perbuatan
manusia. Berdasarkan catatan tersebut Allah mengevaluasinya. Hasil penilaian yang baik
mendapatkan surga sedangkan hasil penilaian yang buruk mendapatkan neraka. 7
7
Fitriani Rahayu, ‘Substansi Evaluasi Pendidikan dalam Perspektif Pendidikan Islam’, Al-Ishlah: Jurnal
Pendidikan Islam Vol. 17. 2019, h. 109.
8
Daryanto, Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2012). h. 19-21.
5. Akuntabilitas. Sejauh mana keberhasilan program pengajaran perlu disampingkan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan pendidikan diantranya adalah siswa,
orang tua, masyarakat, dan lembaga pendidikan sendiri. Hal ini dipandang perlu
sebagai laporan pertanggungjawaban kepada pihak terkait sehingga dapat
dipertimbangkan pemanfaatannya.
9
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam 1. h. 140.
pendidik, yaitu sejauh mana pendidik bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya
untuk mencapai tujuan pendidikan Islam. 10
Dalam makalah ini, pemakalah akan membedakan tujuan dan fungsi evaluasi menjadi
dua yaitu ditinjau dari segi umum dan tujuan dan dari segi khusus. Berikut penjabarannya:
1. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan Islam (Umum)
Pendidikan Islam secara rasional–filosofis adalah bertujuan untuk
membentuk al-insan al-kamil atau manusia paripurna. 11 Beranjak dari konsep ini,
pendidikan Islam hendaknya diarahkan pada dua dimensi, yaitu: Pertama, dimensi
horizontal dan kedua, dimensi vertical. 12 Pada dimensi horizontal pendidikan
hendaknya dapat mengembangkan pemahaman tentang kehidupan konkrit yang
terikat dengan diri, sesama manusia dan alam semesta. Untuk itu akumulasi berbagai
pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental merupakan bekal utama dalam
hubungan ini. Sedangkan pada dimensi vertikal, selain menjadi alat untuk
melestarikan sumber daya alami, pendidikan juga hendaknya menjadi jembatan dalam
mencapai hubungan yang abadi dengan pencipta.
Secara umum dimensi vertikal dan horizontal tersebut merupakan tujuan dan
fungsi dari evaluasi pendidikan Islam. Lebih dalam lagi, menurut Abuddin Nata tujuan
dari evaluasi menurut ajaran islam berdasarkan pemahaman terhadap ayat-ayat al-
Quran adalah untuk menguji kemampuan tingkat keimanan manusia
dalammenghadapi berbagai problem kehidupan, untuk mengetahui sejauh mana hasil
pendidikan Al-Quran yang telah ditetapkan rasulullah kepada umatnya, dan untuk
menentukan klasifikasi atau tingkatan hidup dan keimanan manusia. 13 Untuk
mengetahui sejauh mana kuatnya iman seseorang, Allah terkadang mengevalusainya
melalui berbagai cobaan yang besar. Allah berfirman:
ﺎس ا َ ْن ﯾﱡﺘْ َﺮ ُﻛ ْٓﻮا ا َ ْن ﯾﱠﻘُ ْﻮﻟُ ْٓﻮا ٰا َﻣﻨﱠﺎ َو ُھ ْﻢ َﻻ ﯾُ ْﻔﺘَﻨُ ْﻮنَ َوﻟَﻘَ ْﺪ ﻓَﺘَﻨﱠﺎ اﻟﱠ ِﺬﯾْﻦَ ِﻣ ْﻦ ﻗَ ْﺒ ِﻠ ِﮭ ْﻢ ﻓَﻠَﯿَ ْﻌﻠَ َﻤ ﱠﻦ ﱣ
َ�ُ اﻟﱠ ِﺬﯾْﻦ ُ ِﺐ اﻟﻨﱠ َ ا َ َﺣﺴ
َﺻﺪَﻗُ ْﻮا َوﻟَﯿَ ْﻌﻠَ َﻤ ﱠﻦ ْاﻟ ٰﻜ ِﺬﺑِﯿْﻦ
َ
2. Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (hanya dengan)
berkata, “Kami telah beriman,” sedangkan mereka tidak diuji?
3. Sungguh, Kami benar-benar telah menguji orang-orang sebelum mereka.
Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui para
pendusta.
10
U. Bukhari. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzar, h. 196
11
Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014). h. 31
12
Syamsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis, Dan Praktis. h. 78.
13
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam 1. h. 137
Pada ayat tersebut dengan tegas dinyatakan bahwa Allah akan menguji kualitas
keimanan seseorang dengan berbagai evaluasi atau cobaan. Dengan demikian dapat
diketahui siapa saja yang menetap imannya dan yang imannya palsu.
2. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Islam (Khusus)
Secara khusus, tujuan pelaksanaan evaluasi dalam pendidikan Islam adalah
untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran, baik dalam
aspek kognitif, psikomotorik maupun afektif. Namun dalam pendidikan Islam, tujuan
evaluasi lebih ditekankan pada penguasaan sikap (afektif dan psikomotor) ketimbang
aspek kognitif. 14 Penekanan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan peserta didik
yang secara garis besarnya meliputi empat hal yaitu: 15
a. Sikap dan pengalaman terhadap hubungan pribadinya dengan tuhan
b. Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan dirinya dengan masyarakat
c. Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan kehidupannya dengan alam sekitar
d. Sikap dan pandangan terhadap diri sendiri selaku hamba Allah, anggota
masyarakat, serta khalifah Allah SWT.
Seluruh tujuan tersebut dapat dicapai melalui pelaksanaan evaluasi yang
mengacu pada prinsip-prinsip al-Quran dan Sunah disamping menganut prinsip
objektifitas, kontinunitas dan komperhensif. Sedangkan operasionalisasinya di
lapangan dapat saja dilakukan melalui berbagai bentuk evaluasi, test atau non test,
lisan atau tulisan, pre test atau post tes, dan lain sebagainya.
Menurut Suharsimi Arikunto tujuan dan fungsi evaluasi dibagi menjadi empat.
Berikut penejalasannya. 16
a) Evaluasi berfungsi selektif. Penilaian ini sendiri berfungsi untuk memilih siswa yang
dapat diterima di sekolah tertentu, memilih siswa yang dapat naik kelas, memilih
siswa yang seharusnya mendapat beasiswa, dan memilih siswa yang sudah berhak
meninggalkan sekolah, dan sebagainya.
b) Evaluasi berfungsi diagnostic. Dengan melakukan penilaian, maka guru akan
mengetahui kelemahan dan kelebihan siswa beserta penyebabnya. Sehingga hal ini
akan mempermudah untuk mengatasinya.
c) Evaluasi berfungsi sebagai penempatan. Untuk menentukan dengan pasti di kelompok
mana seseorang siswa harus ditempatkan, maka disinilah fungsinya penilaian.
14
Jalaluddin, Filsafat Pendidikan Islam. h. 60.
15
Syamsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis, Dan Praktis. h. 80.
16
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012). h. 18-19
d) Evaluasi berfungsi sebagai pengukur keberhasilan. Sedangkan fungsi ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan.
17
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Panduan Evaluasi Pendidikan. 2009.Jakarta: Kemdiknas
RI, 2009: 45-46
18
Sukardi, Evaluasi Pendidikan : Prinsip Dan Oprasionalnya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008). h. 8-9
c) Sebagai sarana untuk mengetahui apa yang siswa telah ketahui. Setiap orang masuk
kelas dengan membawa pengalamannya masing-masing.
d) Memotivasi belajar siswa. Evaluasi juag harus dapat memotivasi belajar siswa. Guru
harus menguasai bermacam-macam teknik motivasi, tetapi masih sedikit di antara
para guru yang mengetahui teknik motivasi yang berkaitan dengan evaluasi.
e) Menyediakan informasi untuk tujuan bimbingan dan konseling. Informasi diperlukan
jika bimbingan dan konseling yang efektif diperlukan, infomasi yang berkaitan
dengan problem pribadi seperti data kemampuan, kualitas pribadi, adaptasi sosial,
kemampuan membaca dan skor hasil belajar.
f) Menjadikan hasil evaluasi sebagai dasar perubahan kurukulum.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Secara umum evaluasi adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dan kelemahan suatu proses pendidikan islam (dengan seluruh komponen
yang terlibat di dalamnya) dalam mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan.
Tujuan pendidikan adalah membentuk insan kamil. Oleh karena itu, untuk mengetahui
apakah tujuan dari pendidikan islam ini telah tercapai atau tidak maka diperlukan
evaluasi. Evaluasi berguna untuk mengetahui kuantitas dan kualitas dari seseorang
yang perlu diadakan evaluasi.
2. Evaluasi pendidikan islam dilaksanakan berdasarkan dua pedoman yaitu Al-Quran dan
Hadist. Dalam Al-Qur’an surat Al-Hasyr ayat 18, QS. Al-Isra ayat 14 dan dalam QS.
Thaha ayat 3.
3. Abudin Nata mengungkapkan bahwa ada enam prinsip dalam evaluasi pendidikan,
yaitu: Evaluasi hendaknya didasarkan atas hasil pengukuran yang komperhensif;
Evaluasi harus dibedakan antara penskoran dengan angka dan penilaian dengan
kategori; Dalam proses pemberian nilai hendaknya diperhatikan dua macam penilaian,
yaitu penilaian yang berkenan dengan hasil belajar dan penempatan peserta didik;
Pemberian nilai hendaknya merupakan bagian integral dari proses belajar-mengajar;
Penilaian hendaknya bersifat komparabel atau dapat dibandingkan antara satu tahap
penilaian dengan tahap lainya; Sistem penilaian yang dipergunakan hendaknya jelas
bagi siswa dan bagi pengajar sendiri, sehingga tidak membingungkan
4. Tujuan dan fungsi evaluasi pendidikan islam adalah membentuk al-Insan al-Kamil atau
manusia paripurna. Manusia paripurna adalah manusia yang sempurna dari segi wujud
yang dapat menjadi tauladan bagi manusia lainnya dari dari segala segi. Selain itu,
evaluasi pendidikan juga memotivasi peserta didik agar bersungguh-sungguh dan
sukses, membentuk manusia muslim yang berkualitas dan bertakwa kepada Allah
SWT.
B. Saran
Penyusun telah menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya, untuk itu penyusun menyadari
bahwa jika dalam penyusunan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun
membutuhkan saran dan kritik agar makalah ini menjadi jauh lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Tafsir, Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai James, cet. I, Bandung:
Remaja Rosdkarya, 1990.
Anwar, Saiful, Evaluasi Pendidikan Menuju Insan Kamil Perspektif Filsafat Islam, Jurnal
Pendidikan Nusantara; Vol. 1 No.1, 2022
Diana, Aulia Devi, Andrean Seka, ‘Konsep Evaluasi Pendidikan Islam Perspektif Al-Qur’an
dan Implikasinya’, Al-Alkar Jurnal: Journal For Islamic Studies, Vol. 4 No. 1, 2021.
Ghani, Abd. ‘Tinjauan Filosofis Tentang Evaluasi Pendidikan Islam’, Eduthink: Jurnal
Pemikiran Islam Vol 02 No.02, 2021.
Nizar, Syamsul, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis, Dan Praktis.
Nuryamin, ‘Hakikat Evaluasi: Perspektif Filsafat Pendidikan Islam,’ Lentera Pendidikan, VoL.
14 NO. 2, 2011
Putra, Haidar Daulay, Pendidikan Islam Dalam Perspektif Filsafat, Jakarta: Kencana, 2014.
Rahayu, Fitriani, ‘Substansi Evaluasi Pendidikan dalam Perspektif Pendidikan Islam’, Al-
Ishlah: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 17. 2019.
Suharjo, dkk. ‘Evaluasi Pendidikan Agama Islam yang Ideal Persfektif Filsafat Pendidikan
Islam’, Arus Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 2 No. 3, 2022.
Suhendri, Evaluasi Pendidikan Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam, Almufida Vol III
No. 01 Januari-Juni 2018
Sukardi, Evaluasi Pendidikan : Prinsip Dan Oprasionalnya, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.