Anda di halaman 1dari 16

EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM

Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Filsafat Pendidikan Islam”

Dosen Pengampu
Dr. Pahrurraji, M.Ud

Disusun Oleh :
Lily Mufaizah (222430346)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
2023 M/1444 H
‫ﷲ اﻟ ﱠﺮ ْﲪَ ِﻦ اﻟ ﱠﺮِﺣ ْﻴ ِﻢ‬
ِ ‫ﺑِﺴ ِﻢ‬
ْ
KATA PENGANTAR

Ungkapan syukur Alhamdulillah kami hanturkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah Nya, serta tak lupa pula Shalawat serta salam kita sanjungkan
kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya serta
semua umatnya yang selalu istiqomah sampai akhir zaman sehingga dapat kemudahan dalam
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM ini
tepat pada waktunya.
Dalam menyelesaikan makalah ini penulis berusaha untuk melakukan yang terbaik.
Tetapi penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan
penyempurnaan makalah penulis yang akan datang.
Dengan terselesaikannya makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang terlibat dalam proses pembuatan makalah ini yang telah memberikan dorongan,
semangat dan masukan. Semoga apa yang penulis buat ini dapat bermanfaat bagi para pembaca,
serta mendapatkan Ridha dari Allah SWT. Aamiin.

Jakarta, Maret 2023


Pemakalah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................


DAFTAR ISI ......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................
1. Latar Belakang Masalah ......................................................................................
2. Rumusan Masalah ................................................................................................
3. Tujuan Penulisan .................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................


A. Hakikat Evaluasi Pendidikan Islam ......................................................................
B. Landasan Evaluasi Pendidikan Islam ...................................................................
C. Prinsip-prinsip Evaluasi Pendidikan Islam ...........................................................
D. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan Islam .....................................................

BAB III PENUTUP ...........................................................................................................


A. Kesimpulan ..........................................................................................................
B. Saran .....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sebagai sebuah proses pendidikan haruslah senantiasa dievaluasi. Tujuannya tidak
lain adalah menjamin keterlaksanaan proses dan pencapaian tujuan pendidikan yang
dilakukan. Islam sebagai sistem pengatur kehidupan manusia yang paripurna, di dalamnya
mengharapkan agar setiap umatnya untuk mengatur persoalan kehidupan berbasis pada
nilai-nilai dan filosofis Islam termasuk persoalan pendidikan salah satu unsurnya adalah
evaluasi pendidikan. Dalam evaluasi perlu adanya teknik, dan sasaran untuk menuju
keberhasilan dalam proses belajar mengajar dan penddidikan secara keseluruhan.
Evaluasi merupakan salah satu komponen dari sistem pendidikan yang harus
dilakukan secara sitematis dan terencana sebagai alat untuk mengukur keberhasilan atau
target yang akan dicapai dalam proses pendidikan dan pembelajaran. 1 Evaluasi dalam
Pendidikan Islam merupakan cara atau teknik penilaian terhadap tingkah laku anak didik
berdasarkan standar penghitungan yang bersifat komprehensif dari seluruh aspek
kehidupan mental-psikologi dan spiritual-religius, karena manusia bukan saja sosok
pribadi yang hanya bersikap religius, melainkan juga berilmu dan berketerampilan yang
sanggup beramal dan berbakti kepada Tuhan dan masyarakat.
Dalam pendidikan Islam, tujuan evaluasi adalah menjadikan al-Insan al-Kamil
manusiawi, atau pribadi manusia seutuhnya. Demikian pula, tujuan pendidikan adalah
mendidik anak didik untuk beriman, bertaqwa, mengembangkan mentalitas keagamaan,
menguasai ilmu pengetahuan, dan mampu menerapkan apa yang telah dipelajari di sekolah
untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan masyarakat yang lebih luas. Evaluasi juga
dapat memberikan umpan balik kepada siswa tentang prestasi yang telah mereka peroleh
serta seberapa luas perspektif dan pengetahuan mereka selama proses pembelajaran.
Filsafat juga mendidik manusia untuk berpikir, berwawasan, dan bernalar secara luas agar
mampu memandang suatu peristiwa atau masalah dari berbagai perspektif, dengan hasil
akhirnya menjadi jawaban yang tepat.

1
M. Nazar Al Masri, ‘Evaluasi Menurut Filsafat Pendidikan Islam’, Kutubkhanah : Jurnal Penelitian
sosial keagamaan, Vol.17, No.2 Juli-Desember 2014, h. 230.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana Hakikat Evaluasi Pendidikan Islam?
2. Apa saja Landasan Evaluasi Pendidikan Islam?
3. Bagaimana Prinsip-prinsip Evaluasi Pendidikan Islam?
4. Apa saja Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan Islam?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan Hakikat Evaluasi Pendidikan Islam.
2. Menyebutkan Landasan Evaluasi Pendidikan Islam
3. Menganalisis Prinsip-prinsip Evaluasi Pendidikan Islam.
4. Menganalisis Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan Islam.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Evaluasi Pendidikan Islam


Hakikat adalah realitas, yakni ke-real-an; “real” artinya kenyataan yang
sebenarnya. Hakikat adalah kenyataan yang sebenarnya, keadaan sebenarnya sesuatu,
bukan keadaan sementara atau keadaan yang menipu, bukan keadaan yang berubah. 2
Hakikat jika dihubungkan dengan evaluasi dalam filsafat pendidikan Islam, maka
tergambarlah di dalam pikiran bahwa salah satu ciri penyelidikan filsafat adalah bersifat
radikal, yakni penyelidikan yang mendalam, menukik sampai kepada inti atau akar
permasalahan dan menyeluruh tentang evaluasi belajar dan pembelajaran.
Secara etimologi, kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris: evaluation, akar
katanya value yang berarti nilai atau harga. Nilai dalam bahasa Arab disebut alqimah atau
al-taqdir. Dengan demikian, secara harfiat evaluasi pendidikan, altaqdir al-tarbawiy,
dapat diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan kegiatan pendidikan. Sedangkan secara terminologi, evalusi merupakan
kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan
instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur memperoleh kesimpulan. 3
Evaluasi merupakan tindak lanjut yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pelajaran
yang disampaikan oleh pendidik dapat dipahami oleh peserta didik. Evaluasi dapat
dilakukan setiap hari, setiap bulan, setiap semester, dan bahkan ada evaluasi tahap akhir.
Dalam evaluasi pendidikan islam, evaluasi tidak hanya sebatas penilaian yang
dimunculkan dengan angka-angka, melainkan lebih dari itu. 4 Salah satu komponan yang
penting untuk melihat keberhasilan dalam pendidikan adalah evaluasi. Berhasil atau
tidaknya pendidikan islam dalam mencapai tujuannya, dapat dilihat setelah dilakukan
evaluasi terhadap output yang dihasilkan. 5 Jika hasilnya sesuai dengan apa yang ditetapkan
dalam tujuan pendidikan islam, maka usaha pendidikan itu dapat dinilai berhasil. Namun
jika yang terjadi sebaliknya, maka evaluasi dinilai gagal.

2
Ahmad Tafsir, Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai James, cet. I, Bandung: Remaja
Rosdkarya, 1990, h. 32.
3
Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis (Jakarta: Rhineka Cipta: 2013), h.
172.
4
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam Dalam Perspektif Filsafat, (Jakarta: Kencana, 2014). h. 130.
5
Jalaluddin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994). h. 60.
Menurut Daulay suatu hal yang paling esensi dari evaluasi adalah seseorang dapat
mengevaluasi dirinya sendiri. Yakni sudah seberapa jauh kemampuan beragamanya,
keimanannya, dan pengalaman agama serta akhlak mulia. Orang yang menyadari dirinya
masih banyak kekurangan maka ia akan berupaya untuk memperbaiki dirinya sendiri. Jadi
sesungguhnya evaluasi dalam pandangan pendidikan islam itu menitikberatkan pada
pembentukan kesadaran diri setelah mengetahui apa saja yang harus diperbaiki dalam
perjalanan hidupnya. Menumbuhkan sikap mental yang demikian itulah hakikat dari
evaluasi dalam konsep pendidikan Islam. 6
Sebelum manusia mencapai titik di mana mereka harus mempertanggungjawabkan
perbuatannya selama masih hidup, evaluasi harus dilakukan oleh manusia itu sendiri saat
masih hidup. Manusia telah belajar baik di rumah dan di sekolah, sejak mereka masih kecil
sebagaimana umumnya. Karena manusia dapat membedakan antara baik dan buruk,
evaluasi di rumah dapat dilakukan sendiri (tamyis). Memikirkan apa yang telah dikerjakan
sehari-hari, misalnya sering memperlakukan orang lain dengan baik, mengerjakan hal-hal
yang wajib atau sunnah, dan membiasakan bertegur sapa atau tersenyum kepada orang
lain. Jika orang dianggap telah melakukan perbuatan baik, seperti yang dijelaskan dalam
contoh kecil di atas, maka manusia harus terus melakukan perbuatan baik untuk mencapai
puncak kemanusiaan. Namun, jika masih ada lubang yang berpotensi merugikan, isilah
dengan segala aktivitas positif. Terus evaluasi diri untuk mencapai kondisi iman, bahkan
jika seseorang telah baik sekalipun imannya. Hal ini harus dilakukan untuk mendapatkan
tujuan hidup yang kekal, yaitu surga Allah.
Mengenai penilaian di lembaga pendidikan dilakukan dengan menyelenggarakan
ujian yang diselenggarakan oleh suatu lembaga pendidikan serta ujian praktek dalam
jangka waktu yang ditetapkan oleh pemerintah dan pejabat yang berwenang membuat
kalender pendidikan. Tes ini dirancang untuk menilai pengetahuan siswa tentang ide-ide
teoritis. Sedangkan ujian praktek lebih ditekankan untuk menilai secara langsung
kemampuan siswa dan untuk topik-topik yang memerlukan uji praktek. Bila hasil yang
diperoleh memuaskan, maka harus dipertahankan bahkan ditingkatkan. Namun, jika hasil
yang diharapkan tidak sepenuhnya tercapai, perbaikan atau perbaikan teknik pengajaran
harus digunakan, dan bahkan metode pendidikan yang lebih baik harus diganti. Hingga
pada akhirnya suatu lembaga pendidikan memenuhi tujuan pendidikan yang dituju dan

6
Fitriani Rahayu, ‘Substansi Evaluasi Pendidikan dalam Perspektif Pendidikan Islam’, Al-Ishlah: Jurnal
Pendidikan Islam Vol. 17 No. 2, 2019, h. 108.
menghasilkan lulusan yang bermoral dan mumpuni dalam teori dan praktik dalam
menghadapi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan beragama.

B. Landasan Evaluasi Pendidikan Islam


Evaluasi pendidikan islam dilaksanakan berdasarkan dua pedoman yaitu Al-Quran
dan Hadist. Dalam Al-Qur’an surat Al-Hasyr ayat 18 Allah Swt berfirman:
َ ْ ُ َ ْ َ َ ٌ ْ َ َ ّٰ ‫ّٰ َ ﱠ‬ ُ ‫ّٰ َ َ ْ َ ْ ُ ْ َ ْ ٌ ﱠ َ ﱠ َ ْ َ َ ﱠ‬ ُ ‫ٰٓ َ ﱡ َ ﱠ ْ َ ٰ َ ُ ﱠ‬
‫ۗان اﷲ ﺧ ِﺒي� ِۢﺑﻤﺎ ﺗﻌﻤﻠﻮن‬ِ ‫ﻳﺎﻳﻬﺎ ا� ِ��� اﻣ�ﻮا اﺗﻘﻮا اﷲ وﻟتﻨﻈﺮ ﻧﻔﺲ ﻣﺎ ﻗﺪﻣﺖ ِﻟﻐ ٍﺪۚ واﺗﻘﻮا اﷲ‬

Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah


setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti
terhadap apa yang kamu kerjakan.

Dalam hal ini bertakwa kepada Allah pada redaksi pertama dikaitkan dengan suatu
sikap yang harus dimiliki oleh setiap manusia beriman agar senantiasa melakukan evaluasi
terhadap perbuatannya yang telah lalu yang akan menjadi dasar dalam melakukan
perbuatan selanjutnya.
Dalam QS. Al-Isra ayat 14 dan dalam QS. Thaha ayat 3:
ْ
ً ْ َ َ ََْ َ ْ َْ َ َْ ٰ َ َ َٰ َ ْ
ۗ‫ِاﻗﺮأ ِﻛتﺒﻚۗﻛ�� ِﺑﻨﻔ ِﺴﻚ اﻟﻴﻮم ���ﻚ ﺣ ِﺴ�ﺒﺎ‬

(Dikatakan) “Bacalah kitabmu. Cukuplah dirimu pada hari ini sebagai


penghitung atas (amal) dirimu.”
ٰ ْ ‫ﱠ َْ َ ً َّ ْﱠ‬
ۙ‫ِا�� ﺗﺬ ِﻛﺮة ِﻟﻤﻦ ���ى‬

(Kami tidak menurunkannya) kecuali sebagai peringatan bagi orang yang


takut (kepada Allah).

Berdasarkan ayat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Allah swt memberikan
evaluasi kepada hambanya untuk mengukur sejauh mana hambanya mengabdi dan
menjadi hamba yang benar beriman kepada Allah swt. Kata penghitungan dan peringatan
adalah kata yang mengandung evaluasi di mana kata itu memberikan pembelajaran kepada
hambanya untuk melakukan proses terlebih dahulu di dunia, yaitu beriman dan beribadah
dengan sungguh-sungguh sebelum nantinya diberikan balasan atas perbuatannya di dunia.
Sedangkan dalam hadits Nabi disebutkan: “hasibu qabla an tuhasabu” Artinya:
“evaluasilah dirimu sebelum engkau dievaluasi.”
Pernyataan ini berkaitan dengan kegiatan evaluasi terhadap diri sendiri. hal ini
membuktikan bahwa Allah mengutus dua malaikat, yaitu Raqib dan Atid sebagai
supervisor dan evaluator manusia. Kedua malaikat tersebut mencatat semua perbuatan
manusia. Berdasarkan catatan tersebut Allah mengevaluasinya. Hasil penilaian yang baik
mendapatkan surga sedangkan hasil penilaian yang buruk mendapatkan neraka. 7

C. Prinsip-prinsip Evaluasi Pendidikan Islam


Betapapun baiknya prosedur evaluasi diikuti dan sempurnanya teknik evaluasi
diterapkan, namun apabila tidak dipadukan dengan prinsip-prinsip penunjangnya maka
hasil evaluasi pun akan kurang dari yang diharapkan. Menurut Daryono prinsip-prinsip
yang dimaksud adalah sebagai berikut: 8
1. Keterpaduan, yang meliputi tujuan instruksional, materi dan metode pengajaran yang
tidak boleh dipisahkan. Karena itu, perencanaan evaluasi harus sudah diterapkan pada
waktu menyusun RPP sehingga dapat disesuaikan secara harmonis dengan tujuan
instruksional dan materi pengajaran yang hendak disajikan.
2. Keterlibatan Siswa. Siswa dituntut untuk terlibat secara aktif sebagaimana yang
diterapkan oleh metode belajar CBSA (cara belajar siswa aktif). Untuk mengetahui
sejauh mana keterlibatan siswa dalam pembelajaran maka diperlukan evaluasi. Oleh
karena itu evaluasi bagi siswa merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi.
3. Koherensi. Dengan prinsip koherensi yang dimaksud evaluasi harus berkaitan dengan
materi pengajaran yang sudah disajikan dan disesuaikan dengan ranah kemampuan
yang hendak diukur. Tidak dapat dibenarkan menyusun alat evaluasi hasil belajar atau
evaluasi pencapaian belajar yang mengukur bahan yang belum disajikan dalam
kagiatan belajar-mengajar. Demikian pula tidak diterima apabila alat evaluasi berisi
butir yang tidak berkaitan dengan bidang kemampuan yang hendak diukur.
4. Pedagogis. Selain sebagai alat penilai, evaluasi perlu diterapkan sebagai langkah
dalam memperbaiki sikap dan tingkah laku secara pedagogis. Evaluasi dan hasilnya
hendaknya dapat dipakai sebagai alat motivasi unsur siswa dalam kegiatan belajarnya.
Hasil evaluasi hendaknya dirasakan sebagai ganjaran yakni sebagai penghargaan bagi
yang tidak / kurang berhasil.

7
Fitriani Rahayu, ‘Substansi Evaluasi Pendidikan dalam Perspektif Pendidikan Islam’, Al-Ishlah: Jurnal
Pendidikan Islam Vol. 17. 2019, h. 109.
8
Daryanto, Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2012). h. 19-21.
5. Akuntabilitas. Sejauh mana keberhasilan program pengajaran perlu disampingkan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan pendidikan diantranya adalah siswa,
orang tua, masyarakat, dan lembaga pendidikan sendiri. Hal ini dipandang perlu
sebagai laporan pertanggungjawaban kepada pihak terkait sehingga dapat
dipertimbangkan pemanfaatannya.

Sedangkan menurut Abudin Nata dalam bukunya Filasafat Pendidikan Islam


mengungkapkan bahwa ada enam prinsip dalam evaluasi pendidikan: 9
1. Evaluasi hendaknya didasarkan atas hasil pengukuran yang komperhensif. Yaitu
pengukuran yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
2. Evaluasi harus dibedakan antara penskoran dengan angka dan penilaian dengan
kategori. Penskoran berkenan dengan aspek kuantitatif dan penilaian berkenan dengan
aspek kualitatif.
3. Dalam proses pemberian nilai hendaknya diperhatikan dua macam penilaian, yaitu
penilaian yang berkenan dengan hasil belajar dan penempatan peserta didik.
4. Pemberian nilai hendaknya merupakan bagian integral dari proses belajar-mengajar.
5. Penilaian hendaknya bersifat komparabel atau dapat dibandingkan antara satu tahap
penilaian dengan tahap lainya.
6. Sistem penilaian yang dipergunakan hendaknya jelas bagi siswa dan bagi pengajar
sendiri, sehingga tidak membingungkan.

D. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan Islam


Secara rasional filosofis, pendidikan Islam bertugas untuk membentuk al-Insan al-
Kamil atau manusia paripurna. Karena itu evaluasi pendidikan Islam, hendaknya
diarahkan pada dua dimensi, yaitu: dimensi dialektikal horizontal dan dimensi ketundukan
vertikal. Tujuan evaluasi pendidikan adalah mengetahui kadar pemahaman anak didik
terhadap materi pelajaran, melatih keberanian dan mengajak anak didik untuk mengingat
kembali materi yang telah diberikan. Selain itu, program evaluasi bertujuan mengetahui
siapa di antara peserta didik yang cerdas dan yang lemah, sehingga naik tingkat, kelas
maupun tamat. Tujuan evaluasi bukan anak didik saja, tetapi bertujuan mengevaluasi

9
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam 1. h. 140.
pendidik, yaitu sejauh mana pendidik bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya
untuk mencapai tujuan pendidikan Islam. 10
Dalam makalah ini, pemakalah akan membedakan tujuan dan fungsi evaluasi menjadi
dua yaitu ditinjau dari segi umum dan tujuan dan dari segi khusus. Berikut penjabarannya:
1. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan Islam (Umum)
Pendidikan Islam secara rasional–filosofis adalah bertujuan untuk
membentuk al-insan al-kamil atau manusia paripurna. 11 Beranjak dari konsep ini,
pendidikan Islam hendaknya diarahkan pada dua dimensi, yaitu: Pertama, dimensi
horizontal dan kedua, dimensi vertical. 12 Pada dimensi horizontal pendidikan
hendaknya dapat mengembangkan pemahaman tentang kehidupan konkrit yang
terikat dengan diri, sesama manusia dan alam semesta. Untuk itu akumulasi berbagai
pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental merupakan bekal utama dalam
hubungan ini. Sedangkan pada dimensi vertikal, selain menjadi alat untuk
melestarikan sumber daya alami, pendidikan juga hendaknya menjadi jembatan dalam
mencapai hubungan yang abadi dengan pencipta.
Secara umum dimensi vertikal dan horizontal tersebut merupakan tujuan dan
fungsi dari evaluasi pendidikan Islam. Lebih dalam lagi, menurut Abuddin Nata tujuan
dari evaluasi menurut ajaran islam berdasarkan pemahaman terhadap ayat-ayat al-
Quran adalah untuk menguji kemampuan tingkat keimanan manusia
dalammenghadapi berbagai problem kehidupan, untuk mengetahui sejauh mana hasil
pendidikan Al-Quran yang telah ditetapkan rasulullah kepada umatnya, dan untuk
menentukan klasifikasi atau tingkatan hidup dan keimanan manusia. 13 Untuk
mengetahui sejauh mana kuatnya iman seseorang, Allah terkadang mengevalusainya
melalui berbagai cobaan yang besar. Allah berfirman:
‫ﺎس ا َ ْن ﯾﱡﺘْ َﺮ ُﻛ ْٓﻮا ا َ ْن ﯾﱠﻘُ ْﻮﻟُ ْٓﻮا ٰا َﻣﻨﱠﺎ َو ُھ ْﻢ َﻻ ﯾُ ْﻔﺘَﻨُ ْﻮنَ َوﻟَﻘَ ْﺪ ﻓَﺘَﻨﱠﺎ اﻟﱠ ِﺬﯾْﻦَ ِﻣ ْﻦ ﻗَ ْﺒ ِﻠ ِﮭ ْﻢ ﻓَﻠَﯿَ ْﻌﻠَ َﻤ ﱠﻦ ﱣ‬
َ‫�ُ اﻟﱠ ِﺬﯾْﻦ‬ ُ ‫ِﺐ اﻟﻨﱠ‬ َ ‫ا َ َﺣﺴ‬
َ‫ﺻﺪَﻗُ ْﻮا َوﻟَﯿَ ْﻌﻠَ َﻤ ﱠﻦ ْاﻟ ٰﻜ ِﺬﺑِﯿْﻦ‬
َ
2. Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (hanya dengan)
berkata, “Kami telah beriman,” sedangkan mereka tidak diuji?
3. Sungguh, Kami benar-benar telah menguji orang-orang sebelum mereka.
Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui para
pendusta.

10
U. Bukhari. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzar, h. 196
11
Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014). h. 31
12
Syamsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis, Dan Praktis. h. 78.
13
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam 1. h. 137
Pada ayat tersebut dengan tegas dinyatakan bahwa Allah akan menguji kualitas
keimanan seseorang dengan berbagai evaluasi atau cobaan. Dengan demikian dapat
diketahui siapa saja yang menetap imannya dan yang imannya palsu.
2. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Islam (Khusus)
Secara khusus, tujuan pelaksanaan evaluasi dalam pendidikan Islam adalah
untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran, baik dalam
aspek kognitif, psikomotorik maupun afektif. Namun dalam pendidikan Islam, tujuan
evaluasi lebih ditekankan pada penguasaan sikap (afektif dan psikomotor) ketimbang
aspek kognitif. 14 Penekanan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan peserta didik
yang secara garis besarnya meliputi empat hal yaitu: 15
a. Sikap dan pengalaman terhadap hubungan pribadinya dengan tuhan
b. Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan dirinya dengan masyarakat
c. Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan kehidupannya dengan alam sekitar
d. Sikap dan pandangan terhadap diri sendiri selaku hamba Allah, anggota
masyarakat, serta khalifah Allah SWT.
Seluruh tujuan tersebut dapat dicapai melalui pelaksanaan evaluasi yang
mengacu pada prinsip-prinsip al-Quran dan Sunah disamping menganut prinsip
objektifitas, kontinunitas dan komperhensif. Sedangkan operasionalisasinya di
lapangan dapat saja dilakukan melalui berbagai bentuk evaluasi, test atau non test,
lisan atau tulisan, pre test atau post tes, dan lain sebagainya.
Menurut Suharsimi Arikunto tujuan dan fungsi evaluasi dibagi menjadi empat.
Berikut penejalasannya. 16
a) Evaluasi berfungsi selektif. Penilaian ini sendiri berfungsi untuk memilih siswa yang
dapat diterima di sekolah tertentu, memilih siswa yang dapat naik kelas, memilih
siswa yang seharusnya mendapat beasiswa, dan memilih siswa yang sudah berhak
meninggalkan sekolah, dan sebagainya.
b) Evaluasi berfungsi diagnostic. Dengan melakukan penilaian, maka guru akan
mengetahui kelemahan dan kelebihan siswa beserta penyebabnya. Sehingga hal ini
akan mempermudah untuk mengatasinya.
c) Evaluasi berfungsi sebagai penempatan. Untuk menentukan dengan pasti di kelompok
mana seseorang siswa harus ditempatkan, maka disinilah fungsinya penilaian.

14
Jalaluddin, Filsafat Pendidikan Islam. h. 60.
15
Syamsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis, Dan Praktis. h. 80.
16
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012). h. 18-19
d) Evaluasi berfungsi sebagai pengukur keberhasilan. Sedangkan fungsi ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan.

Secara praktis fungsi evaluasi menurut Kemendikbud adalah:


a) secara psikologis, peserta didik perlu mengetahui prestasi belajarnya, sehingga ia
merasakan kepuasan dan ketenangan,
b) secara sosiologis, untuk mengetahui apakah peserta didik sudah cukup mampu untuk
terjun ke masyarakat. Mampu dalam arti dapat berkomunikasi dan beradaptasi dengan
seluruh lapisan masyarakat dengan segala karakteristiknya
c) secara didaktis-metodis, evaluasi berfungsi untuk membantu guru dalam
menempatkan peserta didik pada kelompok tertentu sesuai dengan kemampuan dan
kecakapannya masing-masing,
d) untuk mengetahui kedudukan peserta didik di antara teman-temannya, apakah ia
termasuk anak yang pandai, sedang atau kurang
e) untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik dalam menempuh program
pendidikannya
f) untuk membantu guru dalam memberikan bimbingan dan seleksi, baik dalam rangka
menentukan jenis pendidikan, jurusan maupun kenaikan tingkat/kelas
g) secara administratif, evaluasi berfungsi untuk memberikan laporan tentang kemajuan
peserta didik kepada pemerintah, pimpinan/kepala sekolah, guru/instruktur, termasuk
peserta didik itu sendiri. 17

Sedangkan lebih spesifik lagi, Sukardi dalam bukunya Evalusi Pendidikan


mengemukakan tujuan dan fungsi evaluasi sebagai berikut: 18
a) Menilai ketercapaian tujuan. Dalam pendidikan, tujuan belajar, metode evaluasi, dan
cara belajar siswa saling terkait satu sama lain. Cara belajar siswa biasanya ditentukan
oleh cara evaluasi, begitupula sebaliknya metode evaluasi yang digunakan guru
ditentukan oleh tujuan evaluasi.
b) Mengukur macam-macam aspek belajar yang bervariasi. Belajar dikategorikan
sebagai kognitif, psikomotorik, dan afektif.

17
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Panduan Evaluasi Pendidikan. 2009.Jakarta: Kemdiknas
RI, 2009: 45-46
18
Sukardi, Evaluasi Pendidikan : Prinsip Dan Oprasionalnya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008). h. 8-9
c) Sebagai sarana untuk mengetahui apa yang siswa telah ketahui. Setiap orang masuk
kelas dengan membawa pengalamannya masing-masing.
d) Memotivasi belajar siswa. Evaluasi juag harus dapat memotivasi belajar siswa. Guru
harus menguasai bermacam-macam teknik motivasi, tetapi masih sedikit di antara
para guru yang mengetahui teknik motivasi yang berkaitan dengan evaluasi.
e) Menyediakan informasi untuk tujuan bimbingan dan konseling. Informasi diperlukan
jika bimbingan dan konseling yang efektif diperlukan, infomasi yang berkaitan
dengan problem pribadi seperti data kemampuan, kualitas pribadi, adaptasi sosial,
kemampuan membaca dan skor hasil belajar.
f) Menjadikan hasil evaluasi sebagai dasar perubahan kurukulum.
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
1. Secara umum evaluasi adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dan kelemahan suatu proses pendidikan islam (dengan seluruh komponen
yang terlibat di dalamnya) dalam mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan.
Tujuan pendidikan adalah membentuk insan kamil. Oleh karena itu, untuk mengetahui
apakah tujuan dari pendidikan islam ini telah tercapai atau tidak maka diperlukan
evaluasi. Evaluasi berguna untuk mengetahui kuantitas dan kualitas dari seseorang
yang perlu diadakan evaluasi.
2. Evaluasi pendidikan islam dilaksanakan berdasarkan dua pedoman yaitu Al-Quran dan
Hadist. Dalam Al-Qur’an surat Al-Hasyr ayat 18, QS. Al-Isra ayat 14 dan dalam QS.
Thaha ayat 3.
3. Abudin Nata mengungkapkan bahwa ada enam prinsip dalam evaluasi pendidikan,
yaitu: Evaluasi hendaknya didasarkan atas hasil pengukuran yang komperhensif;
Evaluasi harus dibedakan antara penskoran dengan angka dan penilaian dengan
kategori; Dalam proses pemberian nilai hendaknya diperhatikan dua macam penilaian,
yaitu penilaian yang berkenan dengan hasil belajar dan penempatan peserta didik;
Pemberian nilai hendaknya merupakan bagian integral dari proses belajar-mengajar;
Penilaian hendaknya bersifat komparabel atau dapat dibandingkan antara satu tahap
penilaian dengan tahap lainya; Sistem penilaian yang dipergunakan hendaknya jelas
bagi siswa dan bagi pengajar sendiri, sehingga tidak membingungkan
4. Tujuan dan fungsi evaluasi pendidikan islam adalah membentuk al-Insan al-Kamil atau
manusia paripurna. Manusia paripurna adalah manusia yang sempurna dari segi wujud
yang dapat menjadi tauladan bagi manusia lainnya dari dari segala segi. Selain itu,
evaluasi pendidikan juga memotivasi peserta didik agar bersungguh-sungguh dan
sukses, membentuk manusia muslim yang berkualitas dan bertakwa kepada Allah
SWT.

B. Saran
Penyusun telah menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya, untuk itu penyusun menyadari
bahwa jika dalam penyusunan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun
membutuhkan saran dan kritik agar makalah ini menjadi jauh lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam 1.

Ahmad Tafsir, Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai James, cet. I, Bandung:
Remaja Rosdkarya, 1990.

Al Masri, M. Nazar, ‘Evaluasi Menurut Filsafat Pendidikan Islam’, Kutubkhanah : Jurnal


Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.2 Juli-Desember 2014.

Anwar, Saiful, Evaluasi Pendidikan Menuju Insan Kamil Perspektif Filsafat Islam, Jurnal
Pendidikan Nusantara; Vol. 1 No.1, 2022

Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2012.


Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2012.

Diana, Aulia Devi, Andrean Seka, ‘Konsep Evaluasi Pendidikan Islam Perspektif Al-Qur’an
dan Implikasinya’, Al-Alkar Jurnal: Journal For Islamic Studies, Vol. 4 No. 1, 2021.

Ghani, Abd. ‘Tinjauan Filosofis Tentang Evaluasi Pendidikan Islam’, Eduthink: Jurnal
Pemikiran Islam Vol 02 No.02, 2021.

Jalaluddin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Panduan Evaluasi Pendidikan. 2009.Jakarta:


Kemdiknas RI, 2009.

Nizar, Syamsul, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis, Dan Praktis.

Nuryamin, ‘Hakikat Evaluasi: Perspektif Filsafat Pendidikan Islam,’ Lentera Pendidikan, VoL.
14 NO. 2, 2011

Putra, Haidar Daulay, Pendidikan Islam Dalam Perspektif Filsafat, Jakarta: Kencana, 2014.

Rahayu, Fitriani, ‘Substansi Evaluasi Pendidikan dalam Perspektif Pendidikan Islam’, Al-
Ishlah: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 17. 2019.

Suharjo, dkk. ‘Evaluasi Pendidikan Agama Islam yang Ideal Persfektif Filsafat Pendidikan
Islam’, Arus Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 2 No. 3, 2022.

Suhendri, Evaluasi Pendidikan Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam, Almufida Vol III
No. 01 Januari-Juni 2018

Sukardi, Evaluasi Pendidikan : Prinsip Dan Oprasionalnya, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

U. Bukhari. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzar. 2010.

Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2014.

Anda mungkin juga menyukai