Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Wati (223430385)
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ...............................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
M. Nazar Al Masri, ‘Evaluasi Menurut Filsafat Pendidikan Islam’, Kutubkhanah:
Jurnal Penelitiansosial keagamaan, Vol.17, No.2 Juli-Desember 2014, h. 230.
1
mampu menerapkan apa yang telah dipelajari di sekolah untuk
menyesuaikan diri dengan kehidupan masyarakat yang lebih luas. Evaluasi
juga dapat memberikan umpan balik kepada siswa tentang prestasi yang
telah mereka peroleh serta seberapa luas perspektif dan pengetahuan mereka
selama proses pembelajaran.
Oleh karena itu, ‘Evaluasi Pendidikan Islam’ merupakan hal yang
penting dan menarik untuk dikaji serta dipahami. Makalah ini akan
membahas mengenai hakikat, landasan, prinsip-prinsip, serta tujuan dan
fungsi evaluasi pendidikan Islam.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2
Ahmad Tafsir, Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai James, cet. I,
Bandung: Remaja Rosdkarya, 1990, h. 32.
3
Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis (Jakarta: Rhineka
Cipta: 2013), h. 172.
3
penilaian yang dimunculkan dengan angka-angka, melainkan lebih dari itu.4
Salah satu komponan yang penting untuk melihat keberhasilan dalam
pendidikan adalah evaluasi. Berhasil atau tidaknya pendidikan Islam dalam
mencapai tujuannya, dapat dilihat setelah dilakukan evaluasi terhadap output
yang dihasilkan.5 Jika hasilnya sesuai dengan apa yang ditetapkan dalam
tujuan pendidikan islam, maka usaha pendidikan itu dapat dinilai berhasil.
Namun jika yang terjadi sebaliknya, maka evaluasi dinilai gagal.
Menurut Daulay, suatu hal yang paling esensi dari evaluasi adalah
seseorang dapat mengevaluasi dirinya sendiri. Yakni sudah seberapa jauh
kemampuan beragamanya, keimanannya, dan pengalaman agama serta
akhlak mulia. Orang yang menyadari dirinya masih banyak kekurangan
maka ia akan berupaya untuk memperbaiki dirinya sendiri. Jadi
sesungguhnya, evaluasi dalam pandangan pendidikan islam itu
menitikberatkan pada pembentukan kesadaran diri setelah mengetahui apa
saja yang harus diperbaiki dalam perjalanan hidupnya. Menumbuhkan sikap
mental yang demikian itulah hakikat dari evaluasi dalam konsep pendidikan
Islam.6
Sebelum manusia mencapai titik di mana mereka harus
mempertanggungjawabkan perbuatannya selama masih hidup, evaluasi
harus dilakukan oleh manusia itu sendiri saat masih hidup. Manusia telah
belajar, baik di rumah dan di sekolah, sejak mereka masih kecil sebagaimana
umumnya. Karena manusia dapat membedakan antara baik dan buruk,
evaluasi di rumah dapat dilakukan sendiri (tamyiz). Memikirkan apa yang
telah dikerjakan sehari-hari, misalnya sering memperlakukan orang lain
dengan baik, mengerjakan hal-hal yang wajib atau sunnah, dan
membiasakan bertegur sapa atau tersenyum kepada orang lain. Jika orang
4
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam Dalam Perspektif Filsafat, (Jakarta: Kencana,
2014). h. 130.
5
Jalaluddin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994). h. 60.
6
Fitriani Rahayu, ‘Substansi Evaluasi Pendidikan dalam Perspektif Pendidikan Islam’, Al-
Ishlah: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 17 No. 2, 2019, h. 108.
4
dianggap telah melakukan perbuatan baik, seperti yang dijelaskan dalam
contoh kecil di atas, maka manusia harus terus melakukan perbuatan baik
untuk mencapai puncak kemanusiaan. Namun, jika masih ada lubang yang
berpotensi merugikan, isilah dengan segala aktivitas positif. Terus evaluasi
diri untuk mencapai kondisi iman, bahkan jika seseorang telah baik
sekalipun imannya. Hal ini harus dilakukan untuk mendapatkan tujuan
hidup yang kekal, yaitu surga Allah.
Mengenai penilaian di lembaga pendidikan, dapat dilakukan dengan
mengadakan ujian yang diselenggarakan oleh suatu lembaga pendidikan,
serta ujian praktek dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh pemerintah dan
pejabat yang berwenang dalam membuat kalender pendidikan. Tes ini
dirancang untuk menilai pengetahuan siswa tentang ide-ide teoritis.
Sedangkan ujian praktek lebih ditekankan untuk menilai secara langsung
kemampuan siswa dan untuk topik-topik yang memerlukan uji praktek.
Bila hasil yang diperoleh memuaskan, maka harus dipertahankan bahkan
ditingkatkan. Namun, jika hasil yang diharapkan tidak sepenuhnya tercapai,
perbaikan atau perbaikan teknik pengajaran harus digunakan, bahkan
metode pendidikan yang lebih baik dapat mulai diterapkan. Hingga pada
akhirnya, suatu lembaga pendidikan memenuhi tujuan pendidikan yang
dituju, menghasilkan lulusan yang bermoral dan mumpuni dalam teori serta
praktik dalam menghadapi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
beragama.
5
B. Landasan Evaluasi Pendidikan Islam
Evaluasi pendidikan Islam dilaksanakan berdasarkan dua pedoman yaitu al-
Quran dan Hadist. Dalam al-Qur’an surat al-Hasyr ayat 18 Allah Swt.
berfirman:
ٌ ٌۢ ٱَّللَ َخ ِب
َير ِب َما تَ ْع َملُون َّ ٱَّللَ ۚ ِإ َّن
َّ وا۟ ُت ِلغَ ٍد ۖ َوٱتَّق ُ ٱَّللَ َو ْلتَن
ٌ ظ ْر نَ ْف
ْ س َّما قَدَّ َم َّ وا ۟ ُيََٰٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمن
۟ ُوا ٱتَّق
Artinya: “Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai
penghisab terhadapmu.” (QS. Al-Isra: 14)
Artinya: “Tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah).”
(QS. Thaha: 3)
Berdasarkan ayat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Allah Swt.
memberikan evaluasi kepada hambanya untuk mengukur sejauh mana
hambanya mengabdi dan menjadi hamba yang benar beriman kepada Allah
swt. Kata penghitungan dan peringatan adalah kata yang mengandung
6
evaluasi di mana kata itu memberikan pembelajaran kepada hambanya untuk
melakukan proses terlebih dahulu di dunia, yaitu beriman dan beribadah
dengan sungguh-sungguh sebelum nantinya diberikan balasan atas
perbuatannya di dunia. Sedangkan dalam hadits Nabi disebutkan: “hasibu
qabla an tuhasabu” Artinya: “evaluasilah dirimu sebelum engkau
dievaluasi.”
Pernyataan ini berkaitan dengan kegiatan evaluasi terhadap diri
sendiri. Hal ini membuktikan bahwa Allah mengutus dua malaikat, yaitu
Raqib dan Atid sebagai supervisor dan evaluator manusia. Kedua malaikat
tersebut mencatat semua perbuatan manusia. Berdasarkan catatan tersebut
Allah mengevaluasinya. Hasil penilaian yang baik mendapatkan surga
sedangkan hasil penilaian yang buruk mendapatkan neraka.7
7
Fitriani Rahayu, ‘Substansi Evaluasi Pendidikan dalam Perspektif Pendidikan Islam’, Al-
Ishlah: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 17. 2019, h. 109.
7
C. Prinsip-prinsip Evaluasi Pendidikan Islam
8
Daryanto, ‘Evaluasi Pendidikan’, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012). h. 19-21.
8
e. Akuntabilitas. Sejauh mana keberhasilan program pengajaran perlu
disampingkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan
pendidikan di antaranya adalah siswa, orang tua, masyarakat, dan
lembaga pendidikan sendiri. Hal ini dipandang perlu sebagai laporan
pertanggungjawaban kepada pihak terkait sehingga dapat
dipertimbangkan pemanfaatannya.
9
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam 1. h. 140.
9
D. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan Islam
10
U. Bukhari. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzar, h. 196.
11
Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014). h. 31
12
Syamsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis, dan Praktis. h.
78.
10
berbagai pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental merupakan
bekal utama dalam hubungan ini. Sedangkan pada dimensi vertikal,
selain menjadi alat untuk melestarikan sumber daya alami, pendidikan
juga hendaknya menjadi jembatan dalam mencapai hubungan yang
abadi dengan pencipta.
Secara umum dimensi vertikal dan horizontal tersebut
merupakan tujuan dan fungsi dari evaluasi pendidikan Islam. Lebih
dalam lagi, menurut Abuddin Nata tujuan dari evaluasi menurut ajaran
Islam berdasarkan pemahaman terhadap ayat-ayat al-Quran adalah
untuk menguji kemampuan tingkat keimanan manusia dalam
menghadapi berbagai problem kehidupan, untuk mengetahui sejauh
mana hasil pendidikan Al-Quran yang telah ditetapkan Rasulullah
kepada umatnya, dan untuk menentukan klasifikasi atau tingkatan
hidup dan keimanan manusia.13
Untuk mengetahui sejauh mana kuatnya iman seseorang, Allah
terkadang mengevaluasinya melalui berbagai cobaan yang besar. Allah
berfirman:
َاس أَن يُتْ َر ُك َٰٓو ۟ا أَن َيقُولُ َٰٓو ۟ا َءا َمنَّا َو ُه ْم ََّل يُ ْفتَنُون َ أَ َحس
ُ َِّب ٱلن
۟ ُصدَق
وا َولَيَ ْعلَ َم َّن ْٱل َك ِذ ِبين َ َٱَّللُ ٱلَّذِين
َّ َولَقَ ْد فَتَنَّا ٱلَّذِينَ ِمن قَ ْب ِل ِه ْم ۖ فَلَيَ ْعلَ َم َّن
13
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam 1. h. 137
11
benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS.
Al-Ankabut: 3)
Pada ayat tersebut dengan tegas dinyatakan bahwa Allah akan
menguji kualitas keimanan seseorang dengan berbagai evaluasi atau
cobaan. Dengan demikian dapat diketahui siapa saja yang menetap imannya
dan yang palsu keimanannya.
b. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Islam (Khusus)
14
Jalaluddin, Filsafat Pendidikan Islam. h. 60.
15
Syamsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis, Dan Praktis. h.
80.
12
Sedangkan operasionalisasinya di lapangan dapat saja dilakukan
melalui berbagai bentuk evaluasi, test atau non test, lisan atau tulisan,
pre test atau post tes, dan lain sebagainya.
Menurut Suharsimi Arikunto, tujuan dan fungsi evaluasi
dibagi menjadi empat. Berikut penjelasannya:16
16
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012). h.
18-19.
13
dengan segala karakteristiknya
c) Secara didaktis-metodis, evaluasi berfungsi untuk membantu guru
dalam menempatkan peserta didik pada kelompok tertentu sesuai
dengan kemampuan dan kecakapannya masing-masing,
d) Untuk mengetahui kedudukan peserta didik di antara teman-temannya,
apakah ia termasuk anak yang pandai, sedang atau kurang
e) Untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik dalam menempuh
program pendidikannya
f) Untuk membantu guru dalam memberikan bimbingan dan seleksi, baik
dalam rangkamenentukan jenis pendidikan, jurusan maupun kenaikan
tingkat/kelas
g) Secara administratif, evaluasi berfungsi untuk memberikan laporan
tentang kemajuan peserta didik kepada pemerintah, pimpinan/kepala
sekolah, guru/instruktur, termasukpeserta didik itu sendiri.17
c) Sebagai sarana untuk mengetahui apa yang siswa telah ketahui. Setiap
orang masuk kelas dengan membawa pengalamannya masing-masing.
17
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Panduan Evaluasi Pendidikan. 2009.
Jakarta: Kemdiknas RI, 2009: 45-46.
18
Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip Dan Oprasionalnya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008).
h. 8-9.
14
d) Memotivasi belajar siswa. Evaluasi juag harus dapat memotivasi belajar
siswa. Guruharus menguasai bermacam-macam teknik motivasi, tetapi
masih sedikit di antara para guru yang mengetahui teknik motivasi yang
berkaitan dengan evaluasi.
e) Menyediakan informasi untuk tujuan bimbingan dan konseling.
Informasi diperlukan jika bimbingan dan konseling yang efektif
diperlukan, infomasi yang berkaitan dengan problem pribadi seperti
data kemampuan, kualitas pribadi, adaptasi sosial, kemampuan
membaca dan skor hasil belajar.
f) Menjadikan hasil evaluasi sebagai dasar perubahan kurikulum.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Secara umum, evaluasi adalah suatu usaha yang dilakukan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dan kelemahan suatu proses
pendidikan islam (dengan seluruh komponen yang terlibat di
dalamnya) dalam mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan.
Tujuan pendidikan adalah membentuk insan kamil. Oleh karena
itu, untuk mengetahuiapakah tujuan dari pendidikan islam ini telah
tercapai atau tidak maka diperlukan evaluasi. Evaluasi berguna
untuk mengetahui kuantitas dan kualitas dari seseorang yang perlu
diadakan evaluasi.
2. Evaluasi pendidikan Islam dilaksanakan berdasarkan dua pedoman
yaitu Al-Quran dan Hadist. Dalam Al-Qur’an surat Al-Hasyr ayat
18, QS. Al-Isra ayat 14 dan dalam QS. Thaha ayat 3.
3. Abudin Nata mengungkapkan bahwa ada enam prinsip dalam
evaluasi pendidikan, yaitu: Evaluasi hendaknya didasarkan atas
hasil pengukuran yang komperhensif; Evaluasi harus dibedakan
antara penskoran dengan angka dan penilaian dengan kategori;
Dalam proses pemberian nilai hendaknya diperhatikan dua macam
penilaian,yaitu penilaian yang berkenan dengan hasil belajar dan
penempatan peserta didik; Pemberian nilai hendaknya merupakan
bagian integral dari proses belajar-mengajar; Penilaian hendaknya
bersifat komparabel atau dapat dibandingkan antara satu tahap
penilaian dengan tahap lainya; Sistem penilaian yang
dipergunakan hendaknya jelas bagi siswa dan bagi pengajar
sendiri, sehingga tidak membingungkan
4. Tujuan dan fungsi evaluasi pendidikan Islam adalah membentuk al-
Insan al-Kamil atau manusia paripurna. Manusia paripurna adalah
manusia yang sempurna dari segi wujud yang dapat menjadi
17
tauladan bagi manusia lainnya dari dari segala segi. Selain itu,
evaluasi pendidikan juga memotivasi peserta didik agar
bersungguh-sungguh dan sukses, membentuk manusia muslim
yang berkualitas dan bertakwa kepada Allah SWT.
18
DAFTAR PUSTAKA
19
Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip Dan Oprasionalnya, Jakarta: Bumi Aksara,
2008.
U. Bukhari. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzar. 2010.
Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2014.
20