Anda di halaman 1dari 22

EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM

Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat


Pendidikan Islam

Dosen Pengampu:

Dr. Pahrurraji, M.Ud

Disusun Oleh:

Arini Saila Haq (223430372)

Wati (223430385)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


PASCA SARJANA MAGISTER (S2)
INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA
TA. 1445 H/2023 M
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah


SWT atas segala nikmat yang telah Allah limpahkan kepada para
hamba-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada
baginda Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat dan orang-
orang yang senantiasa berjalan di jalan Allah dan Sunnah Nabi SAW.
Atas hidayah serta rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan
makalah yang merupakan tugas pada mata kuliah Filsafat Pendidikan
Islam. Kami sampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. Pahrurraji,
M.Ud selaku dosen mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam yang
sudah memberikan kepercayaan kepada penulis untuk
menyelesaikan tugas ini.
Penulis menyadari dalam makalah ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan, baik segi isi maupun penulisannya. Oleh
karena itu penulis sangat berharap kritik dan saran yang positif untuk
perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
menambah pengetahuan wawasan kita.

Jakarta, 25 November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1

A. Latar Belakang ..................................................................................................1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................2

C. Tujuan Penulisan ...............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................3

A. Hakikat Evaluasi Pendidikan Islam ..................................................................3

B. Landasan Evaluasi Pendidikan Barat ................................................................6

C. Prinsip-prinsip Evaluasi Pendidikan Islam .....................................................10

D. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan Islam ...............................................10

BAB III PENUTUP .......................................................................................18

A. Kesimpulan ...............................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai sebuah proses, pendidikan haruslah senantiasa dievaluasi.


Tujuannya tidak lain adalah menjamin keterlaksanaan proses dan
pencapaian tujuan pendidikan yang dilakukan. Islam sebagai sistem
pengatur kehidupan manusia yang paripurna mengharapkan kemampuan
umatnya untuk mengatur persoalan kehidupan berbasis pada nilai-nilai dan
filosofis Islam, termasuk persoalan pendidikan. Salah satu unsurnya yaitu
melalui evaluasi pendidikan. Dalam evaluasi perlu adanya teknik dan
sasaran untuk menuju keberhasilan dalam proses belajar mengajar dan
pendidikan secara keseluruhan.
Evaluasi merupakan salah satu komponen dari sistem pendidikan
yang harus dilakukan secara sitematis dan terencana sebagai alat untuk
mengukur keberhasilan atau target yang akan dicapai dalam proses
pendidikan dan pembelajaran.1 Evaluasi dalam Pendidikan Islam
merupakan cara atau teknik penilaian terhadap tingkah laku anak didik
berdasarkan standar penghitungan yang bersifat komprehensif dari seluruh
aspek kehidupan mental-psikologi dan spiritual-religius, sebab manusia
bukan saja sosok pribadi yang hanya bersikap religius, melainkan juga
berilmu dan berketerampilan yang sanggup beramal dan berbakti kepada
Tuhan dan masyarakat.
Dalam pendidikan Islam, tujuan evaluasi adalah menjadikan al-
Insan al-Kamil atau pribadi manusia seutuhnya. Demikian pula, tujuan
pendidikan adalah mendidik anak didik untuk beriman, bertaqwa,
mengembangkan mentalitas keagamaan, menguasai ilmu pengetahuan, dan

1
M. Nazar Al Masri, ‘Evaluasi Menurut Filsafat Pendidikan Islam’, Kutubkhanah:
Jurnal Penelitiansosial keagamaan, Vol.17, No.2 Juli-Desember 2014, h. 230.

1
mampu menerapkan apa yang telah dipelajari di sekolah untuk
menyesuaikan diri dengan kehidupan masyarakat yang lebih luas. Evaluasi
juga dapat memberikan umpan balik kepada siswa tentang prestasi yang
telah mereka peroleh serta seberapa luas perspektif dan pengetahuan mereka
selama proses pembelajaran.
Oleh karena itu, ‘Evaluasi Pendidikan Islam’ merupakan hal yang
penting dan menarik untuk dikaji serta dipahami. Makalah ini akan
membahas mengenai hakikat, landasan, prinsip-prinsip, serta tujuan dan
fungsi evaluasi pendidikan Islam.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada


makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana hakikat evaluasi pendidikan Islam?

2. Apa saja landasan evaluasi pendidikan Islam?

3. Bagaimana prinsip-prinsip evaluasi pendidikan Islam?

4. Apa saja tujuan dan fungsi evaluasi pendidikan Islam?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan hakikat evaluasi pendidikan Islam.

2. Menyebutkan landasan evaluasi pendidikan Islam.

3. Menganalisis prinsip-prinsip evaluasi pendidikan Islam.

4. Menganalisis tujuan dan fungsi evaluasi pendidikan Islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Evaluasi Pendidikan Islam

Hakikat adalah realitas, yakni ke-real-an; “real” artinya kenyataan


yang sebenarnya. Hakikat adalah kenyataan yang sebenarnya, keadaan
sebenarnya sesuatu, bukan keadaan sementara atau keadaan yang menipu,
bukan keadaan yang berubah.2
Hakikat jika dihubungkan dengan evaluasi dalam filsafat pendidikan
Islam, maka tergambarlah di dalam pikiran bahwa salah satu ciri
penyelidikan filsafat adalah bersifat radikal, yakni penyelidikan yang
mendalam, menukik sampai kepada inti atau akar permasalahan dan
menyeluruh tentang evaluasi belajar dan pembelajaran.
Secara etimologi, kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris:
evaluation, akar katanya value yang berarti nilai atau harga. Nilai dalam
bahasa Arab disebut al-qimah atau al-taqdir. Dengan demikian, secara
harfiah evaluasi pendidikan, al-taqdir al-tarbawiy, dapat diartikan sebagai
penilaian dalam bidang pendidikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
kegiatan pendidikan. Sedangkan secara terminologi, evaluasi merupakan
kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan
menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur
memperoleh kesimpulan.3 Evaluasi merupakan tindak lanjut yang dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana pelajaran yang disampaikan oleh pendidik
dapat dipahami oleh peserta didik. Evaluasi dapat dilakukan setiap hari,
setiap bulan, setiap semester, dan bahkan pada tahap akhir.
Dalam evaluasi pendidikan Islam, evaluasi tidak hanya sebatas

2
Ahmad Tafsir, Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai James, cet. I,
Bandung: Remaja Rosdkarya, 1990, h. 32.
3
Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis (Jakarta: Rhineka
Cipta: 2013), h. 172.

3
penilaian yang dimunculkan dengan angka-angka, melainkan lebih dari itu.4
Salah satu komponan yang penting untuk melihat keberhasilan dalam
pendidikan adalah evaluasi. Berhasil atau tidaknya pendidikan Islam dalam
mencapai tujuannya, dapat dilihat setelah dilakukan evaluasi terhadap output
yang dihasilkan.5 Jika hasilnya sesuai dengan apa yang ditetapkan dalam
tujuan pendidikan islam, maka usaha pendidikan itu dapat dinilai berhasil.
Namun jika yang terjadi sebaliknya, maka evaluasi dinilai gagal.
Menurut Daulay, suatu hal yang paling esensi dari evaluasi adalah
seseorang dapat mengevaluasi dirinya sendiri. Yakni sudah seberapa jauh
kemampuan beragamanya, keimanannya, dan pengalaman agama serta
akhlak mulia. Orang yang menyadari dirinya masih banyak kekurangan
maka ia akan berupaya untuk memperbaiki dirinya sendiri. Jadi
sesungguhnya, evaluasi dalam pandangan pendidikan islam itu
menitikberatkan pada pembentukan kesadaran diri setelah mengetahui apa
saja yang harus diperbaiki dalam perjalanan hidupnya. Menumbuhkan sikap
mental yang demikian itulah hakikat dari evaluasi dalam konsep pendidikan
Islam.6
Sebelum manusia mencapai titik di mana mereka harus
mempertanggungjawabkan perbuatannya selama masih hidup, evaluasi
harus dilakukan oleh manusia itu sendiri saat masih hidup. Manusia telah
belajar, baik di rumah dan di sekolah, sejak mereka masih kecil sebagaimana
umumnya. Karena manusia dapat membedakan antara baik dan buruk,
evaluasi di rumah dapat dilakukan sendiri (tamyiz). Memikirkan apa yang
telah dikerjakan sehari-hari, misalnya sering memperlakukan orang lain
dengan baik, mengerjakan hal-hal yang wajib atau sunnah, dan
membiasakan bertegur sapa atau tersenyum kepada orang lain. Jika orang

4
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam Dalam Perspektif Filsafat, (Jakarta: Kencana,
2014). h. 130.
5
Jalaluddin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994). h. 60.
6
Fitriani Rahayu, ‘Substansi Evaluasi Pendidikan dalam Perspektif Pendidikan Islam’, Al-
Ishlah: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 17 No. 2, 2019, h. 108.

4
dianggap telah melakukan perbuatan baik, seperti yang dijelaskan dalam
contoh kecil di atas, maka manusia harus terus melakukan perbuatan baik
untuk mencapai puncak kemanusiaan. Namun, jika masih ada lubang yang
berpotensi merugikan, isilah dengan segala aktivitas positif. Terus evaluasi
diri untuk mencapai kondisi iman, bahkan jika seseorang telah baik
sekalipun imannya. Hal ini harus dilakukan untuk mendapatkan tujuan
hidup yang kekal, yaitu surga Allah.
Mengenai penilaian di lembaga pendidikan, dapat dilakukan dengan
mengadakan ujian yang diselenggarakan oleh suatu lembaga pendidikan,
serta ujian praktek dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh pemerintah dan
pejabat yang berwenang dalam membuat kalender pendidikan. Tes ini
dirancang untuk menilai pengetahuan siswa tentang ide-ide teoritis.
Sedangkan ujian praktek lebih ditekankan untuk menilai secara langsung
kemampuan siswa dan untuk topik-topik yang memerlukan uji praktek.
Bila hasil yang diperoleh memuaskan, maka harus dipertahankan bahkan
ditingkatkan. Namun, jika hasil yang diharapkan tidak sepenuhnya tercapai,
perbaikan atau perbaikan teknik pengajaran harus digunakan, bahkan
metode pendidikan yang lebih baik dapat mulai diterapkan. Hingga pada
akhirnya, suatu lembaga pendidikan memenuhi tujuan pendidikan yang
dituju, menghasilkan lulusan yang bermoral dan mumpuni dalam teori serta
praktik dalam menghadapi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
beragama.

5
B. Landasan Evaluasi Pendidikan Islam
Evaluasi pendidikan Islam dilaksanakan berdasarkan dua pedoman yaitu al-
Quran dan Hadist. Dalam al-Qur’an surat al-Hasyr ayat 18 Allah Swt.
berfirman:

ٌ ٌۢ ‫ٱَّللَ َخ ِب‬
َ‫ير ِب َما تَ ْع َملُون‬ َّ ‫ٱَّللَ ۚ ِإ َّن‬
َّ ‫وا‬۟ ُ‫ت ِلغَ ٍد ۖ َوٱتَّق‬ ُ ‫ٱَّللَ َو ْلتَن‬
ٌ ‫ظ ْر نَ ْف‬
ْ ‫س َّما قَدَّ َم‬ َّ ‫وا‬ ۟ ُ‫يََٰٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمن‬
۟ ُ‫وا ٱتَّق‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan


hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari
esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Dalam hal ini, bertakwa kepada Allah pada redaksi pertama dikaitkan
dengan suatu sikap yang harus dimiliki oleh setiap manusia beriman agar
senantiasa melakukan evaluasi terhadap perbuatannya yang telah lalu yang
akan menjadi dasar dalam melakukan perbuatan selanjutnya.Dalam QS. Al-
Isra ayat 14 dan QS. Thaha ayat 3, Allah Swt. berfirman:

َ ‫ٱ ْق َرأْ ِكتَبَكَ َكفَى بِنَ ْفسِكَ ْٱليَ ْو َم‬


‫علَيْكَ َحسِيبًا‬

Artinya: “Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai
penghisab terhadapmu.” (QS. Al-Isra: 14)

‫ِإ ََّّل تَ ْذ ِك َرة ً ِل َمن َي ْخشَى‬

Artinya: “Tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah).”
(QS. Thaha: 3)
Berdasarkan ayat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Allah Swt.
memberikan evaluasi kepada hambanya untuk mengukur sejauh mana
hambanya mengabdi dan menjadi hamba yang benar beriman kepada Allah
swt. Kata penghitungan dan peringatan adalah kata yang mengandung

6
evaluasi di mana kata itu memberikan pembelajaran kepada hambanya untuk
melakukan proses terlebih dahulu di dunia, yaitu beriman dan beribadah
dengan sungguh-sungguh sebelum nantinya diberikan balasan atas
perbuatannya di dunia. Sedangkan dalam hadits Nabi disebutkan: “hasibu
qabla an tuhasabu” Artinya: “evaluasilah dirimu sebelum engkau
dievaluasi.”
Pernyataan ini berkaitan dengan kegiatan evaluasi terhadap diri
sendiri. Hal ini membuktikan bahwa Allah mengutus dua malaikat, yaitu
Raqib dan Atid sebagai supervisor dan evaluator manusia. Kedua malaikat
tersebut mencatat semua perbuatan manusia. Berdasarkan catatan tersebut
Allah mengevaluasinya. Hasil penilaian yang baik mendapatkan surga
sedangkan hasil penilaian yang buruk mendapatkan neraka.7

7
Fitriani Rahayu, ‘Substansi Evaluasi Pendidikan dalam Perspektif Pendidikan Islam’, Al-
Ishlah: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 17. 2019, h. 109.

7
C. Prinsip-prinsip Evaluasi Pendidikan Islam

Betapapun baiknya prosedur evaluasi diikuti dan sempurnanya


teknik evaluasi diterapkan, apabila tidak dipadukan dengan prinsip-prinsip
penunjangnya, maka hasil evaluasipun akan kurang dari yang diharapkan.
Menurut Daryono, prinsip-prinsip yang dimaksud adalah sebagai berikut8:
a. Keterpaduan, yang meliputi tujuan instruksional, materi dan metode
pengajaran yang tidak boleh dipisahkan. Karena itu, perencanaan
evaluasi harus sudah diterapkan pada waktu menyusun RPP, sehingga
dapat disesuaikan secara harmonis dengan tujuan instruksional dan
materi pengajaran yang hendak disajikan.
b. Keterlibatan siswa. Siswa dituntut untuk terlibat secara aktif
sebagaimana yang diterapkan oleh metode belajar CBSA (cara belajar
siswa aktif). Untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan siswa dalam
pembelajaran maka diperlukan evaluasi. Oleh karena itu evaluasi bagi
siswa merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi.
c. Koherensi. Dengan prinsip koherensi yang dimaksud evaluasi harus
berkaitan dengan materi pengajaran yang sudah disajikan dan
disesuaikan dengan ranah kemampuan yang hendak diukur. Tidak dapat
dibenarkan menyusun alat evaluasi hasil belajar atau evaluasi
pencapaian belajar yang mengukur bahan yang belum disajikan dalam
kagiatan belajar-mengajar. Demikian pula tidak diterima apabila alat
evaluasi berisi butir yang tidak berkaitan dengan bidang kemampuan
yang hendak diukur.
d. Pedagogis. Selain sebagai alat penilai, evaluasi perlu diterapkan sebagai
langkah dalam memperbaiki sikap dan tingkah laku secara pedagogis.
Evaluasi dan hasilnya hendaknya dapat dipakai sebagai alat motivasi
unsur siswa dalam kegiatan belajarnya. Hasil evaluasi hendaknya
dirasakan sebagai ganjaran yakni sebagai penghargaan bagi yang
tidak/kurang berhasil.

8
Daryanto, ‘Evaluasi Pendidikan’, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012). h. 19-21.

8
e. Akuntabilitas. Sejauh mana keberhasilan program pengajaran perlu
disampingkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan
pendidikan di antaranya adalah siswa, orang tua, masyarakat, dan
lembaga pendidikan sendiri. Hal ini dipandang perlu sebagai laporan
pertanggungjawaban kepada pihak terkait sehingga dapat
dipertimbangkan pemanfaatannya.

Sedangkan menurut Abudin Nata dalam bukunya Filasafat


Pendidikan Islam mengungkapkan bahwa ada enam prinsip dalam evaluasi
pendidikan:9
1. Evaluasi hendaknya didasarkan atas hasil pengukuran yang
komprehensif. Yaitu pengukuran yang meliputi aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik.
2. Evaluasi harus dibedakan antara penskoran dengan angka dan penilaian
dengan kategori. Penskoran berkenan dengan aspek kuantitatif dan
penilaian berkenan dengan aspek kualitatif.
3. Dalam proses pemberian nilai hendaknya diperhatikan dua macam
penilaian, yaitu penilaian yang berkenaan dengan hasil belajar dan
penempatan peserta didik.
4. Pemberian nilai hendaknya merupakan bagian integral dari proses
belajar-mengajar.

5. Penilaian hendaknya bersifat komparabel atau dapat dibandingkan


antara satu tahap penilaian dengan tahap lainya.
6. Sistem penilaian yang dipergunakan hendaknya jelas bagi siswa dan
bagi pengajar sendiri, sehingga tidak membingungkan.

9
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam 1. h. 140.

9
D. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan Islam

Secara rasional filosofis, pendidikan Islam bertugas untuk membentuk


al-Insan al-Kamil atau manusia paripurna. Karena itu evaluasi pendidikan
Islam, hendaknya diarahkan pada dua dimensi, yaitu: dimensi dialektikal
horizontal dan dimensi ketundukan vertikal. Tujuan evaluasi pendidikan
adalah mengetahui kadar pemahaman anak didik terhadap materi pelajaran,
melatih keberanian dan mengajak anak didik untuk mengingat kembali
materi yang telah diberikan.

Selain itu, program evaluasi bertujuan mengetahui siapa di antara


peserta didik yang cerdas dan yang lemah, sehingga naik tingkat, kelas
maupun tamat. Tujuan evaluasi bukan anak didik saja, tetapi bertujuan
mengevaluasi pendidik, yaitu sejauh mana pendidik bersungguh-sungguh
dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan pendidikan Islam.10

Dalam makalah ini, pemakalah akan membedakan tujuan dan fungsi


evaluasi menjadi dua, yaitu ditinjau dari segi umum dan tujuan dari segi
khusus. Berikut penjabarannya:
a. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan Islam (Umum)

Pendidikan Islam secara rasional–filosofis adalah bertujuan


untuk membentuk al-insan al-kamil atau manusia paripurna.11 Beranjak
dari konsep ini, pendidikan Islam hendaknya diarahkan pada dua
dimensi, yaitu: pertama, dimensi horizontal dan kedua, dimensi
vertikal.12 Pada dimensi horizontal, pendidikan hendaknya dapat
mengembangkan pemahaman tentang kehidupan konkrit yang terikat
dengan diri, sesama manusia dan alam semesta. Untuk itu akumulasi

10
U. Bukhari. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzar, h. 196.
11
Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014). h. 31
12
Syamsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis, dan Praktis. h.
78.

10
berbagai pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental merupakan
bekal utama dalam hubungan ini. Sedangkan pada dimensi vertikal,
selain menjadi alat untuk melestarikan sumber daya alami, pendidikan
juga hendaknya menjadi jembatan dalam mencapai hubungan yang
abadi dengan pencipta.
Secara umum dimensi vertikal dan horizontal tersebut
merupakan tujuan dan fungsi dari evaluasi pendidikan Islam. Lebih
dalam lagi, menurut Abuddin Nata tujuan dari evaluasi menurut ajaran
Islam berdasarkan pemahaman terhadap ayat-ayat al-Quran adalah
untuk menguji kemampuan tingkat keimanan manusia dalam
menghadapi berbagai problem kehidupan, untuk mengetahui sejauh
mana hasil pendidikan Al-Quran yang telah ditetapkan Rasulullah
kepada umatnya, dan untuk menentukan klasifikasi atau tingkatan
hidup dan keimanan manusia.13
Untuk mengetahui sejauh mana kuatnya iman seseorang, Allah
terkadang mengevaluasinya melalui berbagai cobaan yang besar. Allah
berfirman:

َ‫اس أَن يُتْ َر ُك َٰٓو ۟ا أَن َيقُولُ َٰٓو ۟ا َءا َمنَّا َو ُه ْم ََّل يُ ْفتَنُون‬ َ ‫أَ َحس‬
ُ َّ‫ِب ٱلن‬

Artinya: “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan


(saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?”
(QS. Al-Ankabut: 2)

۟ ُ‫صدَق‬
‫وا َولَيَ ْعلَ َم َّن ْٱل َك ِذ ِبين‬ َ َ‫ٱَّللُ ٱلَّذِين‬
َّ ‫َولَقَ ْد فَتَنَّا ٱلَّذِينَ ِمن قَ ْب ِل ِه ْم ۖ فَلَيَ ْعلَ َم َّن‬

Artinya: “Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang


sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang

13
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam 1. h. 137

11
benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS.
Al-Ankabut: 3)
Pada ayat tersebut dengan tegas dinyatakan bahwa Allah akan
menguji kualitas keimanan seseorang dengan berbagai evaluasi atau
cobaan. Dengan demikian dapat diketahui siapa saja yang menetap imannya
dan yang palsu keimanannya.
b. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Islam (Khusus)

Secara khusus, tujuan pelaksanaan evaluasi dalam pendidikan


Islam adalah untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap
materi pelajaran, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun
afektif. Namun dalam pendidikan Islam, tujuan evaluasi lebih
ditekankan pada penguasaan sikap (afektif dan psikomotor) ketimbang
aspek kognitif.14 Penekanan ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan peserta didik yang secara garis besarnya meliputi empat hal
yaitu:15
a. Sikap dan pengalaman terhadap hubungan pribadinya dengan Tuhan

b. Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan dirinya dengan


masyarakat

c. Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan kehidupannya dengan


alam sekitar

d. Sikap dan pandangan terhadap diri sendiri selaku hamba Allah,


anggota masyarakat, serta khalifah Allah SWT.
Seluruh tujuan tersebut dapat dicapai melalui pelaksanaan
evaluasi yang mengacu pada prinsip-prinsip al-Quran dan Sunah di
samping menganut prinsip objektifitas, kontinunitas dan komperhensif.

14
Jalaluddin, Filsafat Pendidikan Islam. h. 60.
15
Syamsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis, Dan Praktis. h.
80.

12
Sedangkan operasionalisasinya di lapangan dapat saja dilakukan
melalui berbagai bentuk evaluasi, test atau non test, lisan atau tulisan,
pre test atau post tes, dan lain sebagainya.
Menurut Suharsimi Arikunto, tujuan dan fungsi evaluasi
dibagi menjadi empat. Berikut penjelasannya:16

a) Evaluasi berfungsi selektif. Penilaian ini sendiri berfungsi untuk


memilih siswa yangdapat diterima di sekolah tertentu, memilih siswa
yang dapat naik kelas, memilih siswa yang seharusnya mendapat
beasiswa, dan memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah,
dan sebagainya.
b) Evaluasi berfungsi diagnostic. Dengan melakukan penilaian, maka guru
akan mengetahui kelemahan dan kelebihan siswa beserta penyebabnya.
Sehingga hal ini akan mempermudah untuk mengatasinya.
c) Evaluasi berfungsi sebagai penempatan. Untuk menentukan dengan
pasti di kelompok mana seseorang siswa harus ditempatkan, maka
disinilah fungsinya penilaian.

d) Evaluasi berfungsi sebagai pengukur keberhasilan. Sedangkan fungsi ini


adalah untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil
diterapkan.

Secara praktis, fungsi evaluasi menurut Kemendikbud adalah:

a) Secara psikologis, peserta didik perlu mengetahui prestasi belajarnya,


sehingga ia merasakan kepuasan dan ketenangan,
b) Secara sosiologis, untuk mengetahui apakah peserta didik sudah cukup
mampu untuk terjun ke masyarakat. Mampu dalam arti dapat
berkomunikasi dan beradaptasi dengan seluruh lapisan masyarakat

16
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012). h.
18-19.

13
dengan segala karakteristiknya
c) Secara didaktis-metodis, evaluasi berfungsi untuk membantu guru
dalam menempatkan peserta didik pada kelompok tertentu sesuai
dengan kemampuan dan kecakapannya masing-masing,
d) Untuk mengetahui kedudukan peserta didik di antara teman-temannya,
apakah ia termasuk anak yang pandai, sedang atau kurang
e) Untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik dalam menempuh
program pendidikannya
f) Untuk membantu guru dalam memberikan bimbingan dan seleksi, baik
dalam rangkamenentukan jenis pendidikan, jurusan maupun kenaikan
tingkat/kelas
g) Secara administratif, evaluasi berfungsi untuk memberikan laporan
tentang kemajuan peserta didik kepada pemerintah, pimpinan/kepala
sekolah, guru/instruktur, termasukpeserta didik itu sendiri.17

Sedangkan lebih spesifik lagi, Sukardi dalam bukunya ‘Evalusi


Pendidikan’ mengemukakan tujuan dan fungsi evaluasi sebagai berikut:18
a) Menilai ketercapaian tujuan. Dalam pendidikan, tujuan belajar, metode
evaluasi dan cara belajar siswa saling terkait satu sama lain. Cara belajar
siswa biasanya ditentukan oleh cara evaluasi, begitupula sebaliknya
metode evaluasi yang digunakan guru ditentukan oleh tujuan evaluasi.
b) Mengukur macam-macam aspek belajar yang bervariasi. Belajar
dikategorikan sebagai kognitif, psikomotorik, dan afektif.

c) Sebagai sarana untuk mengetahui apa yang siswa telah ketahui. Setiap
orang masuk kelas dengan membawa pengalamannya masing-masing.

17
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Panduan Evaluasi Pendidikan. 2009.
Jakarta: Kemdiknas RI, 2009: 45-46.
18
Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip Dan Oprasionalnya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008).
h. 8-9.

14
d) Memotivasi belajar siswa. Evaluasi juag harus dapat memotivasi belajar
siswa. Guruharus menguasai bermacam-macam teknik motivasi, tetapi
masih sedikit di antara para guru yang mengetahui teknik motivasi yang
berkaitan dengan evaluasi.
e) Menyediakan informasi untuk tujuan bimbingan dan konseling.
Informasi diperlukan jika bimbingan dan konseling yang efektif
diperlukan, infomasi yang berkaitan dengan problem pribadi seperti
data kemampuan, kualitas pribadi, adaptasi sosial, kemampuan
membaca dan skor hasil belajar.
f) Menjadikan hasil evaluasi sebagai dasar perubahan kurikulum.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Secara umum, evaluasi adalah suatu usaha yang dilakukan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dan kelemahan suatu proses
pendidikan islam (dengan seluruh komponen yang terlibat di
dalamnya) dalam mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan.
Tujuan pendidikan adalah membentuk insan kamil. Oleh karena
itu, untuk mengetahuiapakah tujuan dari pendidikan islam ini telah
tercapai atau tidak maka diperlukan evaluasi. Evaluasi berguna
untuk mengetahui kuantitas dan kualitas dari seseorang yang perlu
diadakan evaluasi.
2. Evaluasi pendidikan Islam dilaksanakan berdasarkan dua pedoman
yaitu Al-Quran dan Hadist. Dalam Al-Qur’an surat Al-Hasyr ayat
18, QS. Al-Isra ayat 14 dan dalam QS. Thaha ayat 3.
3. Abudin Nata mengungkapkan bahwa ada enam prinsip dalam
evaluasi pendidikan, yaitu: Evaluasi hendaknya didasarkan atas
hasil pengukuran yang komperhensif; Evaluasi harus dibedakan
antara penskoran dengan angka dan penilaian dengan kategori;
Dalam proses pemberian nilai hendaknya diperhatikan dua macam
penilaian,yaitu penilaian yang berkenan dengan hasil belajar dan
penempatan peserta didik; Pemberian nilai hendaknya merupakan
bagian integral dari proses belajar-mengajar; Penilaian hendaknya
bersifat komparabel atau dapat dibandingkan antara satu tahap
penilaian dengan tahap lainya; Sistem penilaian yang
dipergunakan hendaknya jelas bagi siswa dan bagi pengajar
sendiri, sehingga tidak membingungkan
4. Tujuan dan fungsi evaluasi pendidikan Islam adalah membentuk al-
Insan al-Kamil atau manusia paripurna. Manusia paripurna adalah
manusia yang sempurna dari segi wujud yang dapat menjadi

17
tauladan bagi manusia lainnya dari dari segala segi. Selain itu,
evaluasi pendidikan juga memotivasi peserta didik agar
bersungguh-sungguh dan sukses, membentuk manusia muslim
yang berkualitas dan bertakwa kepada Allah SWT.

18
DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam 1. 14 NO. 2, 2011.


Ahmad Tafsir, Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai James, cet.
I, Bandung:Remaja Rosdkarya, 1990.
Al Masri, M. Nazar, ‘Evaluasi Menurut Filsafat Pendidikan Islam’,
Kutubkhanah: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, Vol.17, No.2 Juli-
Desember 2014.
Anwar, Saiful, Evaluasi Pendidikan Menuju Insan Kamil Perspektif Filsafat
Islam, Jurnal Pendidikan Nusantara; Vol. 1 No.1, 2022
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,
2012.Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2012.
Diana, Aulia Devi, Andrean Seka, ‘Konsep Evaluasi Pendidikan Islam Perspektif
Al-Qur’andan Implikasinya’, Al-Alkar Jurnal: Journal For Islamic Studies,
Vol. 4 No. 1, 2021.
Ghani, Abd. ‘Tinjauan Filosofis Tentang Evaluasi Pendidikan Islam’, Eduthink:
Jurnal Pemikiran Islam Vol 02 No.02, 2021. Ishlah: Jurnal Pendidikan Islam
Vol. 17. 2019.
Jalaluddin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Panduan Evaluasi Pendidikan.
2009. Jakarta: Kemdiknas RI, 2009.
Nizar, Syamsul, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis, Dan
Praktis. Nuryamin, ‘Hakikat Evaluasi: Perspektif Filsafat Pendidikan Islam,’
Lentera Pendidikan.
Putra, Haidar Daulay, Pendidikan Islam Dalam Perspektif Filsafat, Jakarta:
Kencana, 2014. Rahayu, Fitriani, ‘Substansi Evaluasi Pendidikan dalam
Perspektif Pendidikan Islam’.
Suharjo, dkk. ‘Evaluasi Pendidikan Agama Islam yang Ideal Persfektif Filsafat
Pendidikan Islam’, Arus Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 2 No. 3, 2022.
Suhendri, Evaluasi Pendidikan Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam,
Almufida Vol III No. 01 Januari-Juni 2018.

19
Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip Dan Oprasionalnya, Jakarta: Bumi Aksara,
2008.
U. Bukhari. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzar. 2010.
Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2014.

20

Anda mungkin juga menyukai