Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SYARAKH HADITS TENTANG EVALUASI PENDIDIKAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Tafsir dan Hadits Tarbawi

Dosen Pengampu : H. Saiful Mujab, M.S.I

Oleh :

1. Rizka Sarah Fauziah (2210610011)


2. Fina Nur Laila Febriana (2210610021)

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat
yang diberikan-Nya sehingga tugas makalah yang berjudul “ Syarakh Hadits
Tentang Evaluasi Pendidikan “ ini dapat kami selesaikan. Makalah ini kami buat
sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir dan Hadits Tarbawi
dengan dosen pengampu Bapak H. Saiful Mujab, M.S.I.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua


pihak yang telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran demi terwujudnya
makalah ini. Akhirnya saran dan kritik pembaca yang dimaksudkan untuk
mewujudkan kesempurnaan makalah ini penulis sangat hargai.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kudus, 27 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii

DAFTAR ISI....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 2
C. Tujuan............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi Pendidikan........................................................ 3


B. Syarakh Hadits tentang Evaluasi Pendidikan.................................... 6
C. Tujuan dan Fungsi Evaluasi pendidikan........................................... 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................... 11
B. Saran.................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam dunia pendidikan secara umum telah dikenal berbagai macam
bentuk kegiatan tentang upaya mencapai kesuksesan dalam mewujudkan
pendidikan yang berkualitas dan melahirkan anak didik yang mampu
menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupannya. Di antara bentuk
kegiatan itu adalah evaluasi terhadap kegiatan yang telah atau akan
dilaksanakan dengan berbagai macam tujuan yang diinginkan. Adapun
pendidikan Islam merupakan pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai
ajaran Islam sebagaimana tercantum dalam Al-Quran dan Hadits serta dalam
pemikiran para ulama dan dalam praktik sejarah umat Islam.
Evaluasi dalam pendidikan merupakan proses bagaimana dan seperti
apa pembelajaran yang telah dilaksanakan mendapat hasil yang sesuai dengan
harapan atau belum mencapai tujuan tersebut secara sempurna, sehingga perlu
melaksanakan perbaikan dan peningkatan efektivitas pembelajaran yang lebih
baik lagi.
Evaluasi pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk
mengetahui sampai sejauh mana kemajuan yang telah peserta didik capai, agar
sebagai seorang pendidik bisa mengetahui apa yang harus dilakukan dan
metode apa yang seharusnya diberikan kepada anak didik tersebut. Bagaimana
bisa seorang murid disebut cerdas atau pintar tanpa ada tes atau ujian yang
diberikan. Begitu pula dalam ajaran agama Islam, evaluasi merupakan
pemahaman yang tidak baru lagi. Artinya, evaluasi merupakan suatu ajaran
yang seharusnya dilakukan oleh umat Islam baik individu maupun kelompok.
Realita di dunia pendidikan sekarang yang kita hadapi ternyata masih
terdapat kekurangan yang cukup memprihatinkan dalam masalah evaluasi ini.
Terbukti dengan kurangnya kepedulian terhadap ujian-ujian yang bersifat
evaluatif, misalnya banyak sekali opini yang beredar di masyarakat tentang

iv
penolakan terhadap UN atau Ujian Nasional. Padahal, jika kita sadari hal itu
sangat mempengaruhi semangat peserta didik untuk meningkatkan semangat
belajarnya. Kenyataan ini jika dibiarkan terus-menerus tanpa ada solusi maka
yang terjadi adalah “Kesinisan Massal” terhadap bentuk evaluasi pendidikan
seperti UN dan sebagainya baik dari peserta didik, tenaga didik atau bahkan
pengelola pendidikan.
Seharusnya Ujian Nasional dapat dijadikan parameter tingkat
keberhasilan pendidikan nasional. Akan tetapi ada fenomena yang kurang baik
terhadap pendidikan kita bahwa “UN adalah Proyek Menteri Pendidikan”. Ini
sangat amat lebih memprihatinkan.
Dari wacana di atas penulis perlu mengaktualisasikan pemahaman
evaluasi berikut serta relevansinya terhadap ajaran agama Islam dengan
melakukan analisis terhadap Hadits Rasulullah SAW dan dikaji dengan
metode kritis terhadap teks sesuai konteks yang relevan dengan tuntutan
zaman dan budaya kebangsaan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diambil rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian Evaluasi Pendidikan?
2. Bagaimana syarakh hadits tentang Evaluasi Pendidikan?
3. Bagaimana tujuan dan fungsi Evaluasi Pendidikan?

C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian Evaluasi Pendidikan.
2. Untuk memahami syarakh hadits tentang Evaluasi Pendidikan.
3. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi Evaluasi Pendidikan.

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi Pendidikan


Secara etimologi istilah Evaluasi berasal dari bahasa Inggris
“evaluation” dan diambil dari kata “testum” berasal dari bahasa Perancis
kuno yang berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Dalam
bahasa Arab kata Evaluasi adalah Al-Taqdir, dan dalam bahasa Indonesia
berarti ”penilaian”. Akar katanya adalah value dari bahasa Inggris, al-Qimah
dari bahasa Arab, dan nilai dari bahasa Indonesia (Joko Widiyanto, 2018).
Menurut Guba dan Lincoln mengemukakan definisi evaluasi sebagai
“a process for describing an evaluand and judging its merit and worth” yang
artinya suatu proses untuk menjelaskan evaluasi dan menjadi manfaat dan
nilainya. Sedangkan Gilbert Sax berpendapat bahwa “evaluation is a process
through which a value judgement or decision is made from a variety of
observations and from the background and training of the evaluator” yang
artinya evaluasi adalah proses di mana penilaian atau keputusan nilai dibuat
dari berbagai pengamatan dan dari latar belakang dan pelatihan penilai (Asrul
dkk, 2014).1
Sedangkan secara terminologi, evaluasi pendidikan dalam bahasa
Arab sering disebut dengan “al-taqdir al-tarbiyah” yang diartikan sebagai
penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal yang
berkaitan dengan kegiatan pendidikan. Pendidikan merupakan suatu proses
yang mencakup tiga dimensi, yaitu individu, masyarakat atau komunitas
nasional dari individu tersebut, dan seluruh kandungan realitas, baik material
maupun spiritual yang memainkan peranan dalam menentukan sifat, nasib,
bentuk manusia maupun masyarakat. Ki Hajar Dewantara sebagai bapak
Pendidikan Nasional Indonesia mengatakan pendidikan tersebut adalah
tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksud dari
1
Rinawati, “Pengantar Evaluasi Pendidikan”, 2021, hal. 15.

vi
pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak tersebut
agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
Pengertian evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses
sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (ketentuan, kegiatan, keputusan,
unjuk kerja, proses, orang, objek, dan lainnya) berdasarkan kriteria tertentu
melalui penilaian. Jadi, Evaluasi Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu
tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari segala sesuatu dalam
dunia pendidikan, merupakan proses pengukuran akan efektivitas strategi
yang dijalankan untuk mencapai tujuan perusahaan.2
Term evaluasi dalam wacana keislaman, terdapat term-term tertentu
yang mengarah pada makna evaluasi. Term-term tersebut yaitu:
1. Al-Hisab, memiliki makna mengira, menafsirkan, menghitung, dan
menganggap.
2. Al-Bala’, memiliki makna cobaan atau ujian.
3. Al-Hukum, memiliki makna putusan atau vonis.
4. Al-Qadha, memiliki arti putusan.
5. Al-Nazhar, memiliki arti melihat.
6. Al-Imtihan, memiliki arti ujian.3

Beberapa term tersebut boleh jadi menunjukkan arti evaluasi secara


langsung, atau hanya sekedar alat atau proses di dalam evaluasi. Hal ini
didasarkan asumsi bahwa Al-Quran dan Sunnah merupakan azas-azas atau
prinsip-prinsip umum pendidikan, sedangkan operasionalisasinya diserahkan
penuh kepada ijtihad umatnya.

Selanjutnya dalam sebuah ayat Allah azza wa jalla berfirman:

‫َيآ َأُّيَه ا اَّلِذْيَن َاَم ُنْو ا اَّتُقْو ا اَهلل َو ْلَتْنُظْر َنْف ٌس َّم ا َقَّد َم ْت ِلَغٍد َو اَّتُقْو ا اَهلل ِاَّن اَهلل َخ ِبْيٌر َمِبا‬

‫َتْع َلُمْو َن‬


2
Rinawati, “Pengantar Evaluasi Pendidikan”, 2021, hal. 16-17.
3
M. Nazar Al Masri, “Evaluasi Menurut Filsafat Pendidikan Islam, 2014, Vol. 17, No. 2,
hal. 232.

vii
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertawakallah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari
esok (akhirat): dan bertawakallah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. Al-Hasyr: 18).
Imam Ibnu Qoyim menafsirkan bahwa ayat ini menunjukkan akan
wajibnya melakukan muhasabah (instropeksi) diri. Allah Swt memerintahkan
supaya kalian memperhatikan amalan apa yang telah kalian persiapkan untuk
hari kiamat kelak, apakah amal sholeh yang akan menyelamatkan dirimu?
Ataukah amal kejelekan yang justru akan menyengsarakannya.
Imam Hasan Bashri mengatakan, tidak ada waktu yang tersisa yang
menjumpai seorang mukmin melainkan ia harus gunakan untuk muhasabah.
Sedangkan Imam Al-Mawardi menerangkan, bahwa muhasabah adalah
seseorang mengoreksi diri secara tuntas di waktu keheningan malam terhadap
perbuatan yang dilakukan pada siang hari. Jika hasilnya terpuji maka dia terus
berlalu, sambil diikuti keesokannya dengan perbuatan yang serupa dan
memperbaikinya lagi. Dan bila hasilnya tercela maka dia berusaha untuk
mengoreksi di mana letaknya, kemudian mencegah untuk tidak
mengulanginya lagi pada hari esok.
Maka barang siap yang menginstropeksi diri sebelum dihisab dirinya
akan ringan di dalam hisabnya kelak pada hari kiamat, manakala hadir dalam
pertanyaan serta jawaban, serta akan berakibat baik. Dan barang siapa yang
enggan untuk instropeksi diri, dia akan cepat merasakan kerugian, menunggu
dalam waktu yang lama pada hari kiamat kelak, dan kesalahannya sebagai
penuntun pada kehinaan dan siksaannya.

B. Syarakh Hadits tentang Evaluasi Pendidikan


Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang sangat berpengaruh
terhadap
perkembangan pendidikan. Beliau adalah contoh atau teladan yang baik dalam

viii
dunia pendidikan, terutama dunia pendidikan Islam. Beliau selalu memberikan
pengajaran yang baik dan bermanfaat bagi setiap umat manusia. Beliau juga
melakukan pengevaluasian terhadap hukum-hukum yang ditetapkannya sesuai
dengan perkembangan zaman. Seperti terlihat pada hadits berikut ini:

‫ ِاَّن اَهلل َال َيْنُظ ُر ِاىَل‬:‫م‬.‫ َق اَل َرُس ْو ُل الَّل هِ ص‬: ‫َي اُهلل َعْن ُه َق اَل‬ ‫َة ِض‬
‫َعْن َايِب ُه َرْيَر َر‬
(‫ُصَوِرُك ْم َو َلِكْن َيْنُظُر ِاىَل ُقُلْو ِبُك ْم َوَاْع َم اِ لُك ْم (رواه مسلم‬ ‫َاْج َس اِم ُك ْم َوَال ِاىَل‬

Artinya: “Dari Abu Hurairah RA, beliau berkata: Rasulullah bersabda:


“Sesungguhnya Allah tidak memandang dan menilai dari tubuh dan
gambarmu (kuantitas), akan tetapi Allah memandang dan menilai dari hati
dan amalmu” (H.R. Muslim)

‫ َح ا ِس ُبْو َأْنُف َس ُك ْم َقْب َل َاْن َحُتا َس ُبوا (رواه عمر عنب‬: ‫َعْن ُعَم َر ْبن اَخْلَّط اِب َق اَل‬

)‫خطاب‬

Artinya: “Hisablah (evaluasi) diri kalian sebelum kalian di hisab. Dan


bahwasanya hisab itu akan menjadi ringan pada hari kiamat bagi orang yang
menghisab dirinya di dunia.” (Sayyidina Umar Ibn Al-Khattab r.a. )

‫ِهَن‬ ‫ِهَن‬
‫" يُتُك م َعن ِزَياَرِة الُقُبوِر ُفُزوُروَه ا َو يُتُك ْم َعْن‬: ‫َقاَل رسوال هلل صلى اهلل عليه وسلم‬
)‫ُحُلْو ُم ِاَّال َض اِح ْي َفْو َق َثَالَث َفَأْم ِس ُك وا َم َبَد اَلُك ْم " (رواه مسلم‬

Artinya: “Dulu saya melarang kamu menziarahi kubur, maka sekarang


ziarahilah, dulu saya juga melarang kamu menyimpan daging Qurban lebih
dari untuk tiga hari, maka sekarang simpanlah berapa kamu suka”. (H.R.
Muslim).

Makna yang terkandung dalam hadits ini adalah bahwa pada zaman
jahiliyah orang-orang terutama kaum perempuan ketika berziarah ke kubur

ix
selalu menangis berlebihan. Bahkan mereka meratap, meraung-raung sambil
berguling-guling di tanah. Hal ini tentu merupakan sesuatu yang tidak baik,
maka Rasulullah SAW melarang untuk menziarahi kubur pada saat itu. Tetapi,
setelah zaman jahiliyah usai, di mana keimanan sudah kuat dan teguh maka
Rasulullah SAW mengizinkan umat Islam untuk berziarah kubur.

Rasulullah SAW juga melarang menyimpan daging Qurban untuk


persediaan lebih dari tiga hari, karena pada waktu itu ketika tamu-tamu dari
tempat lain datang berkunjung pada Idul Adha (saat itu merupakan tahun di
mana banyak sekali orang yang masuk Islam dan mereka berkunjung ke kota
Madinah) konsumsinya diambil dari daging Qurban tersebut, maka jika tidak
dibatasi umat Islam akan mengambil daging Qurban sesuka hatinya, sehingga
dikhawatirkan kebutuhan konsumsi untuk tamu yang datang tidak terpenuhi.
Tetapi setelah tamu yang datang tidak lagi banyak tahun-tahun sebelumnya,
maka Rasulullah SAW mencabut larangan tersebut.4

C. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan


Tujuan dan fungsi evaluasi pendidikan mengacu pada sistem evaluasi
yang digariskan oleh Allah SWT dalam Al-Quran dan dijabarkan dalam
Sunnah, yang dilakukan Rasulullah Saw dalam proses pembinaan risalah
Islamiyah. Secara umum tujuan dan fungsi dari evaluasi pendidikan adalah
sebagai berikut:
Pertama, untuk menguji. Hal ini digambarkan dalam ayat Al-Quran
tentang menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam
problem kehidupan yang dihadapi.

‫َو َلَنْبُل َّنُك ْم ِبَش ٍء ِم َن اَخْلْو ِف َواُجلوِع َو َنْق ٍص ِم َن اَألْم اِل َواَألْنُف ِس َوالَّثَم اِت َوَبِّش ِر‬
‫َر‬ ‫َو‬ ‫ْي‬ ‫َو‬
‫ِب‬
‫الَّص ا ِريَن‬

4
Badriyah, “MAKALAH HADITS TARBAWI HADITS EVALUASI PENDIDIKAN,”
2022, hal 2–3.

x
Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”. (Q.S. Al-Baqarah:
155).42

Kedua, untuk mengetahui, Hal ini digambarkan dalam ayat Al-Quran


tentang sejauh mana atau sampai di mana hasil pendidikan wahyu yang telah
diaplikasikan Rasulullah SAW. kepada umatnya.

‫َق اَل اَّل ذيِ ِعْن َد ُه ِعْلمٌ ِم َن اْلِكَت اِب َأَن ا آِتيَك ِب ه َقْب َل َأْن يَـْرَتَّد ِإَلْي َك َطْرُف كَ َفَلَّم ا‬

‫َرآهُ ُمْس َتِق ًّراِ ِعْن َد ُه َق الَ َه َذ ا ِم ْن َفْض ِل َر يِّب ِلَيْبـُلَويِن َأَأْش ُك ُر َأْم َأ ْك ُف ُر َوَمْن َش َك َر َفِإَمَّنا‬
‫ِل ِس ِه‬
‫َيْش ُك ُر نَـْف َوَمْن َك َف َر َفِإَّن َر يِّب َغٌّيِن َك ِرٌمي‬

Artinya : “Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: "Aku akan
membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala
Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, ia pun berkata: "Ini
termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau
mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barang siapa yang bersyukur maka
sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barang siapa
yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”.
(Q.S. Al-Naml: 40).

Ketiga, untuk menentukan klasifikasi atau tingkat, hal ini


digambarkan dalam ayat Al-Quran tentang klasifikasi atau tingkat hidup
keislaman atau keimanan seseorang, seperti pengevaluasian Allah SWT.
terhadap Nabi Ibrahim a.s. yang menyembelih Ismail a.s. putra yang
dicintainya.

‫َفَلَّم ا َأْس َلَم ا َوَتَّل ُه ِلْلَج ِبِنْي َو َناَدْيَن اُه َأْن َي ا ِإْبَراِه ْيُم َقْد َص َّد ْقُت الُّرْؤ َي ا ِإَّنا َك َذ ِلَك ْجَنِزي‬

‫اْلُم ْح ِس ِنَني ِإَّن َه َذ ا ُهَل اْلَبَال اْلُم ِبُني َو َفَد ْيَناُه ِبِذْبٍح َعِظ يٍم‬
‫َو ُء‬

xi
Artinya: “Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan
anaknya atas pelipis (nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami
panggillah dia: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi
itu", sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang
yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan
Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar”. (Q.S. Al-Shaffat:
103- 107).

Keempat, untuk mengukur daya kognisi, hafalan manusia dan


pelajaran yang telah diberikan kepadanya, seperti pengevaluasian terhadap
nabi Adam a.s. tentang asma` yang diajarkan Allah SWT kepadanya di
hadapan para malaikat.

‫َو َعَّلَم َاَدَم اِإل َمْساَء ُك َّلَه ا َّمُث َعَرَض ُه ْم َعَلى اْلَم َالِءَك ِة َفَق اَل َأْنِب ُءويِن ِبَأَمْساِء َه ُؤَالِء ِإْن‬
‫ِدِق‬
‫ُك ْنُتْم َص ا َني‬

Artinya: “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)


seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu
berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang
orang-orang yang benar!” (Q.S. Al-Baqarah: 31).

Kelima, memberikan semacam tabsyir (berita gembira)/reward bagi


yang beraktivitas baik, dan memberikan semacam ‘iqab (siksa)/punishment
bagi mereka yang beraktivitas buruk.

‫ِم‬ ‫ِم‬
‫َفَمْن َيْع َمْل ْثَق اَل َذَّرٍة َخ ْيًرا َيَرُه َوَمْن َيْع َمْل ْثَق اَل َذَّرٍة َش ًّرا َيَرُه‬
Artinya: “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya
dia akan melihat (balasannya). Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan

xii
seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasannya) pula. (Q.S. Al-
Zalzalah: 7-8).5

5
Ano Suharna, “EVALUASI PENDIDIKAN PERSFEKTIF ISLAM” 3, no. 2 (2016): hal
63–66.

xiii
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa
pendidikan adalah upaya sadar dan tanggung jawab untuk memelihara,
membimbing, dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan kehidupan
manusia agar ia memiliki makna dan tujuan hidup yang hakiki. Sedangkan
Evaluasi Pendidikan adalah suatu proses untuk menentukan nilai dari segala
sesuatu dalam dunia pendidikan, merupakan proses pengukuran akan
efektivitas strategi yang dijalankan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Evaluasi pendidikan sangat penting untuk perkembangan pendidikan dalam
Islam. Secara umum tujuan dan fungsi evaluasi pendidikan sebagai berikut:
1. Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai
macam problema kehidupan yang dihadapi.
2. Untuk mengetahui sejauh mana hasil pendidikan yang telah diaplikasikan
Rasulullah SAW kepada umatnya.
3. Untuk menentukan klasifikasi atau tingkat hidup keimanan seseorang.
4. Untuk mengukur daya kognisi.
5. Untuk memberikan balasan terhadap orang yang beraktivitas baik dan
buruk.

B. Saran
Penulis menyarankan kepada pembaca untuk selalu menginstropeksi
diri dan melakukan evaluasi pada pendidikan yang terjadi sampai sekarang ini,
dengan menambah wawasan dan mencari referensi untuk ayat Al-Quran dan
juga hadits mengenai evaluasi pendidikan.

xiv
DAFTAR PUSTAKA

Badriyah. (2022). Makalah Hadits Tarbawi Hadits Evaluasi Pendidikan.

Al Masri, M. Nazar. (2014). Evaluasi Menurut Filsafat Pendidikan Islam. “Jurnal


Penelitian Sosial Keagamaan”. Vol. 17. No. 2.

Rinawati. (2021). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Thema


Publishing.

Suharna, Ano. (2016). Evaluasi Pendidikan Persfektif Islam. 3. no. 2.

xv

Anda mungkin juga menyukai