Dosen Pemangku
Dr. M. JAFAR, M.Ag
Oleh:
PROGRAM PASCASARJANA
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LHOKSEUMAWE
2022 M / 1443 H
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang....................................................................................................1
2. Rumusan Makalah...............................................................................................2
3. Tujuan Makalah..................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN
1. Pengertian Evaluasi Pendidikan..........................................................................3
2. Objek, Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan.................................................4
3. Prinsip Evaluasi Pendidikan................................................................................6
4. Hadits-hadits Tentang Evaluasi Pendidikan........................................................8
BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan................................................................................................................11
Daftar Pustaka............................................................................................................12
ii
EVALUASI PENDIDIKAN
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk yang tumbuh dan berkembang. Ia ingin
mencapai suatu kehidupan yang optimal. Selama manusia berusaha untuk
meningkatkan kehidupannya, baik dalam meningkatkan dan
mengembangkan pengetahuan, kepribadian, maupun keterampilannya,
secara sadar atau tidak sadar, maka selama itulah pendidikan terus
berlangsung.
1
Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam: Telaah Sistem Pendidikan dan
Pemikiran Para Tokohnya, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), h. 233.
2
Abudin Nata, Manajemen Pendidikan, Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di
Indonesia, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), h. 173.
3
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalam Mulia, 2008), h. 220.
1
dalam memahami ajaran agama atau dalam menjalankan tugas. Untuk
melihat hasil pengajaran yang dilaksanakan, Rasulullah saw. sering
mengevaluasi hafalan para sahabat dengan
1
cara menyuruh mereka membacakan ayat-ayat Alqur’an di hadapannya, kemudian
beliau membetulkan hafalan dan bacaan mereka yang keliru.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam makalah ini adalah:
a. Bagaimana hakikat evaluasi pendidikan ?
b. Bagaimana objek, tujuan, dan fungsi evaluasi pendidikan ?
c. Bagaimana prinsip-prinsip evaluasi pendidikan ?
d. Apa saja hadis yang menjelaskan tentang evaluasi pendidikan ?
3. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan
pembahasan makalah ini adalah:
2
a. Menjelaskan hakikat evaluasi pendidikan.
b. Menjelaskan objek, tujuan, dan fungsi evaluasi pendidikan.
c. Menjelaskan prinsip-prinsip evaluasi pendidikan.
d. Memaparkan hadits-hadits tentang evaluasi pendidikan.
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Evaluasi Pendidikan
Evaluasi adalah upaya atau kegiatan untuk menilai sesuatu,
berhasil atau tidak berhasil, baik atau tidak baik, berlangsung dengan
benar atau tidak, atau sampai di mana suatu tujuan atau perencanaan yang
telah diharapkan. Dalam kata lain, evaluasi juga dimaknai dengan refleksi,
atau dalam bahasa Arab dimaknai dengan Muhasabah.
4
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, cet. III, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2001), h. 1.
3
pengumpulan data untuk menentukan sejauhmana, dalam hal apa, bagian
mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagian mana yang
belum dan apa sebabnya. Definisi yang lebih luas dikemukakan oleh dua
orang ahli lain, yakni Cronbach dan Stufflebeam, mendefinisikan bahwa
proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauhmana tujuan tercapai,
tetapi digunakan untuk membuat keputusan. 5
5
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, cet. ke 10, ( Jakarta: Bumi
Aksara, 2012), h. 3.
6
Ibid. h. 3.
4
Yang dimaksud dengan objek evaluasi pendidikan adalah segala
sesuatu yang dijadikan titik pusat perhatian/pengamatan. Salah satu cara
untuk mengetahui objek dari evaluasi pendidikan adalah dengan jalan
menyorotinya dari tiga aspek, yaitu input, transformasi, dan output.7
a. Input: Dalam dunia pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran di
sekolah, input tidak lain adalah calon siswa.
b. Transformasi: Transformasi yang dapat diibaratkan sebagai “mesin pengolah
bahan mentah menjadi bahan jadi”, akan memegang peranan yang sangat
penting. Ia dapat menjadi faktor penentu yang dapat menyebabkan
keberhasilan atau kegagalan dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan yang
telah ditentukan; karena itu objek-objek yang termasuk dalam transformasi itu
perlu dinilai/dievaluasi secara berkesinambungan.
c. Output: Sasaran evaluasi dari segi output adalah tingkat pencapaian atau
prestasi belajar yang berhasil diraih peserta didik setelah mereka terlibat
dalam proses pendidikan selama jangka waktu yang telah ditentukan. Ranah
yang biasa digunakan adalah tiga trikhotomik Benyamin Bloom, yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotor.
7
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, h. 25-28.
8
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Logos, 2005) h. 18.
5
f. Bagi pendidik, untuk mengatur proses pembelajaran. Bagi peserta didik untuk
mengetahui kemampuan yang telah dicapai, bagi masyarakat untuk
mengetahui berhasil tidaknya pelaksanaan program.
Kalau dilihat prinsip evaluasi dalam Alquran dan yang
dipraktikkan oleh Nabi, maka evaluasi berfungsi sebagai berikut:
a. Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam
problema kehidupan yang dihadapi (Q.S. al-Baqarah: 2: 155).
b. Untuk mengetahui sejauh mana atau sampai di mana hasil pendidikan wahyu
yang di aplikasikan Rasulullah saw. kepada umatnya (Q.S. an-Naml: 27: 40).
6
a. Valid: Evaluasi mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan
jenis tes yang terpercaya dan shahih. Artinya, adanya kesesuaian alat ukur
dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran. Apabila alat ukur tidak
memiliki keshahihan yang dapat dipertanggungjawabkan, maka data yang
dihasilkan juga salah dan kesimpulan pembelajaran akan dapat diketahui
secara jelas dan terarah.
b. Berorientasi kepada kompetensi: Evaluasi harus memiliki pencapaian
kompetensi peserta didik yang meliputi seperangkat pengetahuan, sikap
keterampilan dan nilai yang terefleksi dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.
Dengan berpijak pada kompetensi ini, maka ukurna-ukuran keberhasilan
pembelajaran akan dapat diketahui secara jelas dan terarah.
c. Berkelanjutan: Evaluasi harus dilakukan secara terus menerus dari waktu-ke
waktu untuk mengetahui secara menyeluruh perkembangan peserta didik,
sehingga kegiatan dan unjuk kerja peserta didik dapat dipantau melalui
penilaian.
d. Menyeluruh: Evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh, yang mencakup
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang meliputi seluruh materi ajar
serta berdasarkan pada strategi dan prosedur penilaiaan. Dengan berbagai
bukti tentang hasil belajar peserta didik yang dapat dipertanggungjawabkan
kepada semua pihak.
e. Bermakna: Evaluasi diharapkan mempunyai makna yang signifikan bagi
semua pihak. Untuk itu, evlauasi hendaknya mudah dipahami dan dapat
ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Hasil penilaian
hendaknya mencerminkan gambaran yang utuh tentang prestasi peserta didik
dalam pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan.
f. Adil dan objektif: Evaluasi harus mempertimbangkan rasa keadilan bagi
peserta didik dan objektivitas pendidik, tanpa membedakan janis kelamin,
latar belakang etnis, budaya, dan berbagai hal yang memberikan kontribusi
pada pembelajaran. Sebab ketidakadilan dalam penilaian dapat menyebabkan
menurunnya motivasi belajar peserta didik karena mereka merasa
dianaktirikan.
7
g. Terbuka: Evaluasi hendaknya dilakukan secara terbuka bagi berbagai
kalangan sehingga keputusan tentang keberhasilan peserta didik jelas bagi
pihak-pihak yang berkepentingan tanpa ada rekayasa atau sembunyi-sembunyi
yang dapat merugikan semua pihak.
h. Ikhlas: Ikhlas berupa kebersihan niat atau hati pendidik, bahwa ia melakukan
evaluasi itu dalam rangka efisiensi tercapainya tujuan pendidikan, dan bagi
kepentingan peserta didik.
i. Praktis: Praktis berarti mudah dimengerti dan dilaksanakan dengan beberapa
indikator yaitu 1) hemat waktu, biaya dan tenaga, 2) mudah diadministrasikan,
3) mudah menskor dan mengolahnya, dan 4) mudah ditafsirkan.
j. Dicatat dan akurat: Hasil dari setiap evaluasi prestasi peserta didik harus
secara sistematis dan komprehensif dicatat dan disimpan, sehingga seaktu-
waktu dapat dipergunakan.
يهد البر وإن البر ِإلَى يهدي الصدق إن قال سلَّم
َ َو َعلَ ْي ِه ُ هَّللا صلَّى
َ النبي ْعَن ُ َع ْنه ُ هَّللا ض َي
ِ َر مسعود ابن ْعَن
الجنة ِإلَى ي
8
dengan tulus dan sungguh-sungguh. Begitu juga Rasul sering
memperhatikan hafalan para sahabat dengan cara menyuruh para shahabat
membacakan ayat-ayat Alqur’an dan berdiskusi dengan para shahabat.
Evaluasi yang dicontohkan juga dilaksanakan kepada Rasulullah, misalnya
beliau juga dievaluasi oleh Allah melalui Malaikat Jibril. Sebagaimana
kisah kedatangan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut iman, Islam, dan
ihsan, sebagai berikut:
َّْان ال َّت ْيمِيُّ َعن َ َح َّد َث َنا ُم َس َّد ٌد َقا َل َح َّد َث َنا ِإسْ مَاعِ ي ُل بْنُ ِإب َْراهِي َم َأ ْخ َب َر َنا َأبُو َحي
ار ًزا َي ْومًا ِ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َب
َ ُّان ال َّن ِبيَ َأ ِبي ُزرْ َع َة َعنْ َأ ِبي ه َُري َْر َة َقا َل َك
جب ِْري ُل َف َقا َل َما اِإْلي َمانُ َقا َل اِإْل ي َمانُ َأنْ ُتْؤ م َِن ِباهَّلل ِ َو َماَل ِئ َكتِ ِه ِ ُاس َفَأ َتاه ِ لِل َّن
َ ث َقا َل َما اِإْلسْ اَل ُم َقا َل اِإْل سْ اَل ُم َأنْ َتعْ ُب َد هَّللا ِ َْو ُك ُت ِب ِه َو ِبلِ َقاِئ ِه َو ُر ُسلِ ِه َو ُتْؤ م َِن ِب ْال َبع
ان
َ ض َ ض َة َو َتصُو َم َر َم َ الز َكا َة ْال َم ْفرُو
َّ ي َ صاَل َة َو ُتَؤ ِّد َّ ك ِب ِه َش ْيًئ ا َو ُتقِي َم الَ َواَل ُت ْش ِر
ك َقا َل َ ك َت َراهُ َفِإنْ لَ ْم َت ُكنْ َت َراهُ َفِإ َّن ُه َي َرا َ َقا َل َما اِإْلحْ َسانُ َقا َل َأنْ َتعْ ُب َد هَّللا َ َكَأ َّن
ك َعنْ َأ ْش َراطِ َها َ َّاِئل َو َسُأ ْخ ِب ُر
ِ َم َتى السَّا َع ُة َقا َل َما ْال َمسْ ُئ و ُل َع ْن َها ِبَأعْ لَ َم ِمنْ الس
َذا َولَ َد ْ َأْل
س اَل
ٍ ان فِي َخ ْم ِ ت ا َم ُة َر َّب َها َوِإ َذا َت َط َاو َل ُر َعاةُ اِإْلبِ ِل ْال ُب ْه ُم فِي ْال ُب ْن َي ِإ
} صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم { ِإنَّ هَّللا َ عِ ْن َدهُ عِ ْل ُم السَّا َع ِة َ َُّيعْ لَ ُمهُنَّ ِإاَّل هَّللا ُ ُث َّم َتاَل ال َّن ِبي
َ جب ِْري ُل َجا َء ُي َعلِّ ُم ال َّن
اس ِ اآْل َي َة ُث َّم َأ ْد َب َر َف َقا َل ُر ُّدوهُ َفلَ ْم َي َر ْوا َش ْيًئ ا َف َقا َل َه َذا
انِ دِي َن ُه ْم َقا َل َأبُو َعبْد هَّللا ِ َج َع َل َذلِك ُكلَّ ُه ِمنْ اِإْل ي َم
Artinya: Menceritakan kepada kami Ismail ibn Ibrahim, memberikan kepada kami
ibn Hayyan al Tamimi dari Abi Zar’at dari Abi Hurairat, ia berkata “
Pada suatu hari ketika Nabi duduk bersama sahabat, tiba-tiba datang
seorang laki-laki yang bertanya, “Apakah iman itu?” Jawab Nabi, “iman
adalah percaya kepada Allah, percaya kepada malaikat-Nya, dan
pertemanan dengan-Nya, para Rasul-Nya, dan percaya kepada hari
berbangkit dari kubur”. Lalu laki-laki itu bertanya kembali, “Apakah
Islam itu?” Jawab Nabi saw. “Islam adalah menyembah kepada Allah
dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, mendirikan shalat,
menunaikan zakat yang difardhukan, dan berpuasa di bulan Ramadhan”.
Lalu laki-laki itu bertanya lagi, “Apa ihsan itu?” Nabi saw. menjawab “
Ihsan adalah menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, jika
9
engkau tidak melihat-Nya, ketahuilah bahwa Allah melihatmu”. Lalu
laki-laki itu bertanya lagi, “Apakah hari kiamat itu?” Nabi saw.
menjawab “Orang yang ditanya tidak lebih mengetahui dari pada orang
yang bertanya, tetapi saya beritahukan kepadamu beberapa syarat (tanda-
tanda) akan tiba hari kiamat, yaitu jika budak sahaya telah melahirkan
majikannya, dan jika pengembala unta dan ternak lainnya berlomba-
lomba membangun gedung. Dan termasuk dalam lima macam yang tidak
mengetahuinya kecuali Allah, yaitu tersebut dalam ayat: “Sesungguhnya
Allah pada sisi-Nya sajalah yang mengetahui hari kiamat, dan dia pula
yang menurunkan hujan dan mengetahui apa yang ada dalam rahim ibu,
dan tidak seorangpun yang mengetahui di manakah ia akan mati.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui sedalam-dalamnya”. Kemudian
pergilah orang itu. Lalu Nabi menyuruh sahabat, “Antarkanlah orang
itu”. Akan tetapi sahabat tidak melihat bekas orang itu. Maka Nabi saw.
bersabda, itu adalah Malaikat Jibril a.s. yang datang mengajarkan
bagimu.” (HR. Bukhari). (Hadis Bukhari tentang Iman, Islam, dan Ihsan).
َ اِنَّ هللاَ الَ يَ ْنظُ ُر اِلَى اَ ْج:م. قال رسول هللا ص:ض َي هللاُ َع ْنهُ قَا َل
سا ِم ُك ْم ِ عَنْ اَبِ ْي ُه َر ْي َرةَ َر
)ص َو ِر ُك ْم َو ٰل ِكنْ يَنظ َر اِلى قل ْو بِ َك ْم َوا ْع َما لِك ْم (رواه مسلم
ُ َ ُ ُ َ ُ ْ ُ َوالَ اِلَى
10
dengan jumlah kesalahan (dosa), tetapi kebaikan dihitung berlipat ganda,
kebaikan satu diberi nilai 10 sampai 700.
Evaluasi berfungsi untuk membimbing manusia agar meningkatkan
kualitas kerja, sebagaimana penjelasan Hadis yang diriwayatkan oleh
Imam Thabrani bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya
Allah mencintai orang yang jika melakukan suatu pekerjaan, dilakukan
secara itqan (tepat, terarah, dan tuntas) (H.R. Thabrani).
C. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai penilaiaan dalam bidang
pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkatian dengan kegiatan
pendidikan.
2. Secara harfiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation, yang berarti
penilaian, penaksiran, atau evaluasi. Atau berasal dari kata to evaluate yang
berarti menilai. Dalam Alqur’an maupun hadis kata “evaluasi” tidak dapat
ditemukan padanan yang pasti, namun terdapat term-term tertentu yang
mengarah pada makna evaluasi.
3. Tujuan evaluasi untuk mengetahui kadar pemahaman peserta didik,
mengetahui siapa di antara peserta didik yang cerdas dan yang
lemah, mengumpulkan informasi yang dapat dipergunakan sebagai dasar
untuk mengadakan pengecekan yang sistematis terhadap hasil pendidikan
yang telah dicapai, mengevaluasi pendidik, materi pendidikan, proses
peyampaian materi pelajaran, mengetahui kesulitan belajar peserta didik
(diagnostic test) dan untuk memberikan arah dan lingkup pengembangan
evaluasi selanjutnya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Ramayulis dan Samsul Nizar. Filsafat Pendidikan Islam: Telaah Sistem Pendidikan dan
Pemikiran Para Tokohnya. Jakarta: Kalam Mulia, 2009.
12