Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH EVALUASI PENDIDIKAN DALAM ISLAM

Dosen Pengampu:
Muhamad Amin, M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok: 8


1. Efi Asnawati
2. Endang Supriyani
3. Sri yulianingsih

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
PERGURUAN TINGGI DA’WAH ISLAM INDONESIA
( STAI-PTDII )
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan dan penyusunan tugas makalah
yang berjudul: Evaluasi Pendidikan dalam Islam, ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Studi Pendidikan Islam.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan
penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran
yang bersifat membangun penulis harapkan untuk perbaikan penulisan-penulisan
selanjutnya.
Semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan rahmat dan karunia-Nya serta
keridhoan-Nya kepada kita semua. Aamiin.

Jakarta 25 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………......….i
DAFTAR ISI…...…………………………………………………………...….……..ii

BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………………………………1

A. Latar Belakang………………………………………………………………….1

B. Rumusan Masalah………………………………………………….…………...2

C. Tujuan penulisan..……………………………………………………………....2

BAB II. PEMBAHASAN……………………………………………………………..3

A. Pengertian Evaluasi Dalam Pendidikan Islam………………………………...3


B. Tujuan Evaluasi Dalam Pendidikan Islam....…………………………………. 5
C. Fungsi Evaluasi Dalam Pendidikan Islam………………………………….….5
D. Sasaran Evaluasi Dalam Pendidikan Islam…………………………………….6
E. Prinsip Evaluasi Dalam Pendidikan Islam……………………………………..7
F. Jenis-jenis Evaluasi Dalam Pendidikan Islam…………………………….……9
G. Langkah-langkah Evaluasi Dalam Pendidikan Islam…………………………11
BAB III.PENUTUP………………………………………………………….…...….14

A. Kesimpulan……………………………………………………………………14
B. Saran…………………………………………………………………………..15
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. ……..16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Evaluasi dalam pendidikan bisa diartikan seperangkat tindakan atau proses untuk
menentukan nilai sesuatu yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Evaluasi merupakan
salah satu komponen penting yang tidak bisa dipisahkan dari keseluruhan proses, dalam
berbagai kegiatan belajar dan mengajar. Evaluasi diperlukan untuk mengukur ketercapaian
tujuan dari semua proses yang sudah dilaksanakan. Dengan evaluasi suatu kegiatan dapat
diketahui atau ditentukan taraf kemajuannya.
Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang didasarkan pada ajaran islam
sebagaimana tercantum dalam al-qur’an dan hadist serta pemikiran para ulama, dan sudah
terbukti dalam praktik sejarah umat Islam. Berhasil atau tidaknya pendidikan Islam dalam
mencapai tujuannya dapat dilihat setelah dilakukan evaluasi terhadap output yang
dihasilkannya. Dalam pendidikan Islam evaluasi merupakan salah satu komponen penting
dari sistem pendidikan Islam itu sendiri yang harus dilakukan secara sistematis dan terencana
sebagai alat ukur keberhasilan atau target yang akan dicapai dalam pendidikan Islam dan
proses pembelajaran. Oleh karena itu secara sederhana evaluasi akan menjadi cara untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dari seluruh aktivitas yang dilakukan serta menjadi sumber
informasi di dalam pencapaian tujuan yang telah dirumuskan.
Kepentingan evaluasi tidak hanya mempunyai makna bagi proses belajar siswa, tapi
juga memberikan umpan balik terhadap program secara keseluruhan. Evaluasi meliputi
semua aspek pembelajaran, baik kemampuan intelektual (kognitif), kemampuan rasa, sikap
dan prilaku (afektif), serta kemampuan keterampilan (psikomotorik). Pada aspek kognitif
evaluasi dimaksudkan sebagai seberapa jauh kemampuan pengetahuan yang di peroleh
melalui proses belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran, hal ini menyangkut kemampuan
anak didik untuk mengetahui, memahami, menganalisis subyek pembelajaran yang diberikan
oleh guru. Sedang aspek afektif menyangkut tentang kemampuan anak didik untuk

1
menerima, berpartisipasi, menilai, mengorganisasi serta membentuk pola hidup. Aspek
psikomotorik menyangkut kemampuan anak didik untuk melakukan persepsi, melakukan
gerak terbimbing, melakukan gerakan yang terbiasa, hingga yang kompleks serta melakukan
penyesuaian pola dan mengembangkan kreatifitas.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian evaluasi dalam pendidikan Islam ?
2. Apa tujuan evaluasi dalam pendidikan Islam ?
3. Apa fungsi evaluasi dalam pendidikan Islam ?
4. Apa sasaran evaluasi dalam pendidikan Islam ?
5. Apa prinsip-prinsip evaluasi dalam pendidikan Islam ?
6. Apa jenis-jenis evaluasi dalam pendidikan Islam ?
7. Bagaimana langkah-langkah evaluasi dalam pendidikan Islam ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan adalah:
1. Menjelaskan tentang pengertian evaluasi dalam pedidikan Islam
2. Menjelaskan tentang tujuan evaluasi dalam pendidikan Islam
3. Menjelaskan tentang fungsi dan kegunaan evaluasi dalam pendidikan Islam
4. Menjelaskan tentang sasaran evaluasi dalam pendidikan Islam
5. Menjelaskan tentang prinsip-prinsip evaluasi dalam pendidikan Islam
6. Menjelaskan tentang jenis-jenis evaluasi dalam pendidikan Islam
7. Menjelaskan tentang langkah-langkah evaluasi dalam pendidikan Islam

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi Dalam Pendidikan Islam


Secara harfiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, evaluation yang berarti penilaian
dan penaksiran. Istilah nilai (value) pada mulanya dipopulerkan oleh filosof, dan Plato yang
pertama kali melakukannya. Dalam bahasa Arab, imtihân yang berarti ujian
dan khataman yang berarti cara menilai hasil akhir dari proses kegiatan. Nilai dalam bahasa
Arab disebut dengan al Qimah atau al Taqdir, Dengan demikian secara harfiah evaluasi
dapat diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan kegiatan pendidikan.
Sedangkan secara terminology/istilah, ada beberapa pendapat namun pada dasarnya
sama hanya berbeda dalam redaksinya saja.
1. Oemar Hamalik (1982:106) mengartikan evaluasi sebagai suatu proses
penaksiran terhadap kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan peserta didik
untuk tujuan pendidikan.
2. Abudin Nata (2005:183) menyatakan bahwa evaluasi sebagai proses
membandingkan situasi yang ada dengan kriteria tertentu dalam rangka
mendapatkan informasi dan menggunakannya untuk menyusun penilaian dalam
rangka membuat keputusan.
3. Suharsimi Arikunto (1990:3) evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan
informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut
digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.
4. Edwind Wandt (1990:7) berpendapat evaluasi adalah suatu tindakan atau proses
dalam menentukan nilai sesuatu.
5. M. Chabib Thoha (1990:21) mengutarakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan
yang terencana untuk mengetahui keadaan objek dengan menggunakan instrumen
dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.

3
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi yaitu suatu proses
dan tindakan yang terencana untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan,
pertumbuhan dan perkembangan (peserta didik) terhadap tujuan (pendidikan), sehingga
dapat disusun penilaiannya yang dapat dijadikan dasar untuk membuat keputusan. Sehingga
evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insidental, melainkan
merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu yang terencana, sistematik dan berdasarkan tujuan
yang jelas. Dengan evaluasi maka diperoleh informasi dan kesimpulan tentang keberhasilan
suatu kegiatan, dan kemudian kita dapat menentukan alternatif dan keputusan untuk tindakan
berikutnya.
Evaluasi dalam pendidikan bisa diartikan sebagai seperangkat tindakan atau proses
untuk menentukan nilai sesuatu yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Sama halnya
evaluasi dalam pendidikan islam, kesemuanya adalah seperangkat tindakan sebagai suatu
kegiatan untuk menentukan kemajuan suatu aktifitas belajar dan mengajar, evaluasi
dilakukan dalam rangka mengetahui tingkat keberhasilan pendidik (guru) dalam
menyampaikan materi pendidikan islam pada peserta didik, dan juga untuk mengetahui
keberhasilan murid sebagai peserta didik dalam menerima materi yang diajarkan pendidik
(guru). Dalam ruang lingkup luas, evaluasi dalam pendidikan Islam dilakukan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dan tingkat kelemahan suatu proses pendidikan islam
(dengan seluruh komponen yang terlibat di dalamnya) dalam mencapai tujuan pendidikan
yang dicita-citakan.
Evaluasi dalam pendidikan juga dimaksudkan untuk menetapkan berbagai keputusan
kependidikan, baik yang menyangkut perencanaan, pengelolaan, proses dan tindak lanjut
pendidikan, dan juga yang menyangkut perorangan, kelompok maupun kelembagaan.
Disamping evaluasi terdapat pula istilah measurement, measurement berasal dari kata
to measure yang berarti mengukur. Measurement berarti perbandingan data kualitif dengan
data kuantitatif yang lainnya yang sesuai dalam kerangka untuk mendapatkan nilai (angka).
Pengukuran dalam pendidikan islam adalah usaha untuk memahami kondisi-kondisi objektif
tentang sesuatu yang akan dinilai. Dalam pendidikan islam, evaluasi akan objektif apabila
didasarkan dengan tolak ukur Al-Qur’an atau Hadits Nabi.

4
B. Tujuan Evaluasi Dalam Pendidikan Islam
Abudin Nata (2005:20) berpendapat bahwa evaluasi bertujuan untuk mengevaluasi
pendidik, materi pendidikan, dan proses peyampaian materi pelajaran.
Adapun menurut Abdul Mujib dkk, tujuan evaluasi adalah:
1. Mengetahui kadar pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran, melatih
keberanian, dan mengajak peserta didik untuk mengingat kembali materi yang
telah diberikan, dan mengetahui tingkat perubahan prilaku.
2. Mengetahui siapa di antara peserta didik yang cerdas dan yang lemah, sehingga
yang lemah diberi perhatian khusus agar ia dapat mengejar kekurangannya.
3. Mengumpulkan informasi yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk
mengadakan pengecekan yang sistematis terhadap hasil pendidikan yang telah
dicapai untuk kemudian dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.

C. Fungsi Evaluasi Dalam Pendidikan Islam


Seorang pendidik melakukan evaluasi dalam pendidikan mempunyai fungsi sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui peserta didik yang terpandai dan terkurang di kelasnya.
2. Untuk mengetahui apakah bahan yang telah diajarkan sudah dimiliki peserta didik
atau belum
3. Untuk mendorong persaingan yang sehat antara sesama peserta didik.
4. Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah mengalami
pendidikan dan pengajaran.
5. Untuk mengetahui tepat atau tidaknya guru memilih bahan, metode, dan berbagai
penyesuaian dalam kelas.
6. Sebagai laporan terhadap orang tua peserta didik dalam bentuk raport, ijazah,
piagam dan sebagainya.

5
Selain 6 fungsi di atas evaluasi dalam pendidikan islam juga mempunyai fungsi sebagai
berikut:
1. Fungsi selektif, adalah fungsi yang dapat menyeleksi seseorang apakah memiliki
kompetensi yang sesuai dengan standar yang ditetapkan, misalnya seseorang diterima
kerja atau tidak.
2. Fungsi diagnose, bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan seseorang
dalam bidang kompetensi tertentu, misalnya mengetahui kekurangan dan kelebihan
siswa dalam bidang studi tertentu yang didapat saat poses belajar.
3. Fungsi penempatan, bertujuan untuk mengetahui dimana posisi terbaik seseorang
dalam bidang tertentu.
4. Fungsi pengukuran keberhasilan, bertujuan untuk mengevaluasi tingkat kebehasilan
suatu program, termasuk metode yang dipakai, penggunaan sarana dan pencapaian
tujuan.

Kemudian, secara umum ada empat fungsi evaluasi dalam pendidikan Islam, diantaranya :
1. Dari segi pendidik, yaitu untuk membantu seorang pendidik mengetahui
sejauhmana hasil yang dicapai dalam pelaksanaan tugasnya
2. Dari segi peserta didik, yaitu membantu peserta didik untuk dapat mengubah atau
mengembangkan tingkah lakunya secara sadar ke arah yang lebih baik.
3. Dari segi ahli fikir pendidikan Islam, untuk membantu para pemikir pendidikan
Islam mengetahui kelemahan teori-teori pendidikan Islam dan membantu mereka
dalam merumuskan kembali teori-teori pendidikan Islam yang relevan dengan arus
dinamika zaman yang senantiasa berubah.
4. Dari segi politik pengambil kebijakan pendidikan Islam, untuk membantu mereka
dalam membenahi sistem pengawasan dan mempertimbangkan kebijakan yang akan
diterapkan dalam sistem pendidikan nasional (Islam).

D. Sasaran Evaluasi Dalam Pendidikan Islam

6
Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang dikelola untuk
memungkinkannya turut serta dalam tingkah laku tertentu, dalam kondisi-kondisi khusus
atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu. Secara umum sasaran evaluasi
pendidikan meliputi peserta didik dan juga pendidik untuk mengetahui sejauhmana ia
bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan pendidikan Islam.
Dengan menggunakan diagram tentang transformasi, sasaran evaluasi meliputi
beberapa unsur antara lain:
1. input, untuk mengetahui pribadi seorang siswa secara utuh, macam-macam bentuk
tesnya meliputi: kemampuan, kepribadian, sikap dan intelegensi.
2. Transformasi, meliputi: kurikulum/materi, metode dan cara penilaian, sarana
pendidikan, system administrasi, guru dan personal lainnya.
3. output, penilaian dilakukakn terhadap lulusan sejauh mana tingkat pencapaian
prestasi belajar mereka.
Sementara sasaran evaluasi dalam pendidikan Islam jika dilihat dari kemampuan
peserta didik meliputi empat aspek yaitu:
1. Sikap dan pengamalan terhadap hubungan pribadinya dengan Tuhannya.
2. Sikap dan pengamalan terhadap arti hubungan dirinya dengan masyarakat.
3. Sikap dan pengamalan terhadap arti hubungan kehidupannya dengan alam
sekitarnya.
4. Sikap dan pandangannya terhadap diri sendiri selaku hamba Allah SWT, anggota
masyarakat serta selaku khalifah-Nya di muka bumi.
Allah SWT dalam mengevaluasi hamba-hamba-Nya tidak memandang formalitas,
tetapi memandang substansi di balik tindakan hamba-hamba-Nya dan kualitas perilaku lebih
dipentingkan dari seorang hamba.

E. Prinsip-prinsip Evaluasi Dalam Pendidikan Islam


Pelaksanaan evaluasi agar akurat dan bermanfaat baik bagi peserta didik, pendidik
ataupun pihak yang berkepentingan, maka harus memperhatikan prinsip-prisip sebagai
berikut :

7
1. Valid
Evaluasi mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan jenis tes yang
terpercaya dan shahih. Artinya ada kesesuaian alat ukur dengan fungsi pengukuran
dan sasaran pengukuran.
2. Berorientasi kepada kompetensi, Dengan berpijak pada kompetensi, maka ukuran-
ukuran keberhasilan pembelajaran akan dapat diketahui secara jelas dan terarah.
3. Berkelanjutan/Berkesinambungan (kontinuitas).
Evaluasi harus dilakukan secara terus menerus dari waktu ke waktu untuk mengetahui
secara menyeluruh perkembangan peserta didik, sehingga kegiatan dan perubahan
peserta didik dapat dipantau melalui penilaian. Dalam ajaran Islam sangatlah
diperhatikan kontinuitas, karena dengan berpegang pada prinsip ini, keputusan yang
diambil oleh seseorang menjadi valid dan stabil serta menghasilkan suatu tindakan
yang menguntungkan, olehkarenanya evaluasi tidak selayaknya hanya dilakukan
ketika saat ujian tengah semester atau akhir semester.
4. Menyeluruh (Komprehensif)
Tak jarang beberapa guru hanya fokus pada aspek kognitif dari siswa, padahal dua
aspek lainnya yakni afektif dan psikomotorik turut berperan besar dalam proses
evaluasi pembelajaran. Evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh, meliputi
kepribadian, ketajaman hafalan, pemahaman, ketulusan, kerajinan, sikap kerja sama,
tanggung jawab, dan sebagainya, atau dalam taksonomi Benjamin S. Bloom lebih
dikenal dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
5. Bermakna
Evaluasi diharapkan mempunyai makna yang signifikan bagi semua pihak. Untuk itu
evaluasi hendaknya mudah difahami dan dapat ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang
berkepentingan.
6. Adil dan objektif
Evaluasi harus mempertimbangkan rasa keadilan bagi peserta didik dan objektif
berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak boleh dipengaruhi oleh hal-hal yang

8
bersifat emosional dan irasional. Jangan karena kebencian menjadikan
ketidakobjektifan evaluasi.
7. Terbuka
Evaluasi hendaknya dilakukan secara terbuka bagi berbagai kalangan sehingga
keputusan tentang keberhasilan peserta didik jelas bagi pihak-pihak yang
berkepentingan, tanpa ada rekayasa atau sembunyi-sembunyi yang dapat merugikan
semua pihak.
8. Ikhlas
Evaluasi dilakukan dengan niat yang bersih, dalam rangka efisiensi tercapainya
tujuan pendidikan dan baik bagi kepentingan peserta didik.
9. Praktis
Evaluasi dilakukan dengan mudah dimengerti dan mudah dilaksanakan, beberapa
indicator yang terlibat di dalamnya, yaitu: a) hemat waktu, biaya dan tenaga; b)
mudah diadministrasikan; c) mudah menilai dan mengolahnya; dan d) mudah
ditafsirkan
10. Dicatat dan akurat
Hasil dari setiap evaluasi prestasi peserta didik harus secara sistematis dan
komprehensif dicatat dan disimpan, sehingga sewaktu-waktu dapat dipergunakan.

F. Jenis-jenis Evaluasi Pendidikan Islam


Jenis-jenis evaluasi yang dapat diterapkan dalam pendidikan Islam adalah;
1. Evaluasi Formatif, yaitu penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh para
peserta didik setelah menyelesaikan satuan program pembelajaran (kompetensi dasar) pada
mata pelajaran tertentu. Fungsinya, yaitu untuk memperbaiki proses pembelajaran ke arah
yang lebih baik dan efisien atau memperbaiki satuan/rencana pembelajaran. Tujuannya, yaitu
untuk mengetahui penguasaan peserta didik tentang materi yang diajarkan dalam satu
satuan/rencana pembelajaran. Aspek yang dinilai, terletak pada penilaian normatif yaitu hasil
kemajuan belajar peserta didik yang meliputi: pengetahuan, keterampilan dan sikap terhadap

9
materi ajar PAI yang disajikan. Dan waktu pelaksanaannya adalah pada akhir kegiatan
pembelajaran dalam satu satuan/rencana pembelajaran.

2. Evaluasi Sumatif, yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik setelah
mengikuti pelajaran dalam satu semester dan akhir tahun untuk menentukan jenjang
berikutnya. Fungsinya, yaitu untuk mengetahui angka atau nilai peserta didik setelah
mengikuti program pembelajaran dalam satu catur wulan, semester atau akhir tahun.
Tujuannya, untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti
program pembelajaran dalam satu catur wulan, semester atau akhir tahun pada setiap mata
pelajaran (PAI) pada satu satuan pendidikan tertentu. Aspek-aspek yang dinilai, yaitu
kemajuan hasil belajar meliputi pengetahuan, ketrampilan, sikap dan penguasaan peserta
didik tentang mata pelajaran yang diberikan. Dan waktu pelaksanaannya, yaitu setelah selesai
mengikuti program pembelajaran selama satu catur wulan, semester atau akhir tahun
pembelajaran pada setiap mata pelajaran (PAI) pada satu tingkat satuan pendidikan.

3. Evaluasi penempatan (placement), yaitu evaluasi tentang peserta didik untuk kepentingan
penempatan di dalam situasi belajar yang sesuai dengan kondisi peserta didik. Fungsinya,
yaitu untuk mengetahui keadaan peserta didik termasuk keadaan seluruh pribadinya,
sehingga peserta didik tersebut dapat ditempatkan pada posisi sesuai dengan potensi dan
kapasitas dirinya. Tujuannya, yaitu untuk menempatkan peserta didik pada tempat yang
sebenarnya, berdasarkan bakat, minat, kemampuan, kesanggupan, serta keadaan diri peserta
didik sehingga peserta didik tidak mengalami hambatan yang berarti dalam mengikuti
pelajaran atau setiap program yang disajikan guru. Aspek-aspek yang dinilai, meliputi
keadaan fisik, bakat, kemampuan, pengetahuan, pengalaman, keterampilan, sikap dan aspek
lain yang dianggap perlu bagi kepentingan pendidikan peserta didik selanjutnya. Dan waktu
pelaksanaannya, sebaiknya dilaksanakan sebelum peserta didik menempati/menduduki kelas
tertentu, bisa sewaktu penerimaan murid baru atau setelah naik kelas.

10
4. Evaluasi Diagnostik, yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap hasil penganalisaan tentang
keadaan belajar peserta didik, baik berupa kesulitan-kesulitan atau hambatan-hambatan yang
ditemui dalam situasi belajar mengajar. Fungsinya, yaitu untuk mengetahui masalah-masalah
yang diderita atau mengganggu peserta didik, sehingga peserta didik mengalani kesulitan,
hambatan atau gangguan ketika mengikuti program pembelajaran dalam satu mata pelajaran
tertentu (PAI). Tujuannya, yaitu untuk membantu kesulitan atau mengetahui hambatan yang
dialami peserta didik waktu mengikuti kegiatan pembelajaran pada satu mata pelajaran
tertentu (PAI) atau keseluruhan program pembelajaran. Aspek-aspek yang dinilai, meliputi
hasil belajar, latar belakang kehidupannya, serta semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan
pembelajaran. Dan waktu pelaksanaannya, disesuaikan dengan keperluan pembinaan dari
suatu lembaga pendidikan, dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan para peserta
didiknya.

G. Langkah-langkah Evaluasi Dalam Pendidikan Islam


Evaluasi merupakan bagian integral dari pengajaran, sehingga perencanaan,
penyusunan, pelaksanaan, dan pendayagunaannya tidak lepas dari keseluruhan program
pengajaran. Agar evaluasi dapat dilaksanakan tepat pada waktu yang diharapkan dan hasilnya
tepat guna dan tepat arah, perlu mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menyusun rencana evaluasi hasil belajar, perencanaan ini pada umumnya
mencakup: a). Merumuskan tujuan dilaksanakan evaluasi, b). Menetapkan aspek-
aspek yang akan dievaluasi, misalnya aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik,
c). Memilih dan menentukan tehnik yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan
evaluasi, misalnya menggunakan tes atau non tes, d). Menyusun alat-alat
pengukur yang dipergunakan dalam pengukuran dan penilaian hasil belajar
peserta didik, e). Menentukan tolok ukur, norma atau kriteria yang akan di dajikan
patokan dalam menginterpretasi terhadap data hasil evaluasi. F). Menentukan
frekuensi dari hasil belajar itu sendiri.
2. Menghimpun data dengan melaksanakan pengukuran, misalnya dengan
mengadakan tes pembelajaran.

11
3. Melakukan verivikasi data, yaitu memisahkan data yang baik yang dapat
memperjelas gambaran yang akan diperoleh mengenai individu atau sekelompok
individu yang sedang dievaluasi, dari data yang kurang baik yang akan
mengaburkan gambaran yang akan diperoleh apabila data itu ikut serta diolah.
4. Mengolah dan menganalisis data dengan memberikan makna terhadap data yang
telah berhasil dihimpun dalam kegiatan evaluasi.
5. Memberikan interprestasi dan menarik kesimpulan terhadap data hasil evaluasi,
yang telah mengalami pengolahan dan penganalisaan.
6. Tindak lanjut evaluasi didapat dari data yang telah disusun, diatur, diolah,
dianalisis dan disimpulkan sehingga diketahui apa makna yang terkandung di
dalamnya.

Menurut Arikunto (1990:31) terdapat dua alat evaluasi yakni teknik tes dan non tes.
1. Teknik Tes
Tes secara harfiah berasal dari bahasa Prancis kuno “testum” artinya piring untuk
menyisihkan logam-logam mulia. Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat
lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kecerdasan, kemampuan,
atau bakat yang dimiliki oleh sesesorang atau kelompok.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tes adalah suatu cara atau alat untuk mengadakan
penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh
siswa atau sekelompok siswa sehingga menghasilkan nilai tentang tingkah laku atau prestasi
siswa tersebut. Teknik tes menurut Indra Kusuma adalah “suatu alat atau prosedur yang
sistematis dan obyektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang di
inginkan seseorang dengan cara yang boleh dikatakan cepat dan tepat”.
Dalam kaitan dengan rumusan tersebut, sebagai alat evaluasi hasil belajar, tes minimal
mempunyai dua fungsi, yaitu: a) Untuk mengukur tingkat penguasaan terhadap seperangkat
materi atau tingkat pencapaian terhadap seperangkat tujuan tertentu. b) Untuk menentukan
kedudukan atau perangkat siswa dalam kelompok, tentang penguasaan materi atau
pencapaian tujuan pembelajaran tertentu. Adapun contoh Bentuk Tes antara lain: Tes lisan

12
(oral test), Tes tertulis (written test), Tes obyektif (tes benar salah, tes pilihan ganda, tes
menjodohkan, tes melengkapi, dan tes jawaban singkat.), Tes subyektif atau essai.

2. Teknik Non-Tes
Para ahli berpendapat bahwa dalam mengadakan evaluasi terhadap hasil belajar, kita
harus menggunakan teknik tes dan nontes, sebab hasil-hasil pelajaran bersifat aneka ragam.
Hasil pelajaran dapat berupa pengetahuan teoritis, keterampilan dan sikap. Pengetahuan
teoritis dapat diukur dengan menggunakan teknik tes. Keterampilan dapat diukur dengan
menggunakan tes perbuatan. Adapun perubahan sikap dan petumbuhan peserta didik dalam
psikologi hanya dapat diukur dengan teknik nontes, misalnya observasi, wawancara, skala
sikap, angket, check list, dan rating scale.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Evaluasi adalah suatu proses dan tindakan yang terencana untuk mengumpulkan
informasi tentang kemajuan, pertumbuhan dan perkembangan (peserta didik) terhadap tujuan
(pendidikan), sehingga dapat disusun penilaiannya dan dapat dijadikan dasar untuk membuat
keputusan. Evaluasi pendidikan Islam adalah suatu proses dan kegiatan penilaian yang
terencana terhadap peserta didik dari keseluruhan aspek mental-psikologis dan spiritual
religious untuk mengetahui taraf kemajuan dalam pendidikan Islam itu sendiri. Tujuan
Evaluasi yaitu: a) mengetahui kadar pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran, b)
mengetahui siapa diantara peserta didik yang cerdas dan yang lemah, sehingga yang lemah
dapat diberi perhatian khusus, c) mengumpulkan informasi yang dapat dipergunakan untuk
mengadakan pengecekan yang sistematis terhadap hasil pendidikan.
Adapun Sasaran evaluasi yaitu untuk mengevaluasi peserta didik, pendidik, materi
pendidikan, proses penyampaian materi pelajaran, dan berbagai aspek lainnya yang berkaitan
dengan materi pendidikan.Prinsip Evaluasi, yaitu : valid, berorientasi kepada kompetensi,
berkelanjutan/Berkesinambungan (kontinuitas), menyeluruh (Komprehensif), bermakna,
adil dan objektif, terbuka, ikhlas, praktis, dicatat dan akurat.
Jenis-jenis Evaluasi yaitu:
a) Evaluasi Formatif,
b) Evaluasi Sumatif,
c) Evaluasi penempatan (placement), dan
d) Evaluasi Diagnostik,
Langkah-langkah Evaluasi: penentuan tujuan evaluasi, penyususnan Kisi-kisi soal, telaah
ataureview dan revisi soal, Uji Coba (try out), Penyusunan soal, Penyajian tes, Scorsing,
pengolahan hasil tes, pelaporan hasil tes, pemanfaatan hasil tes.

14
B. Saran
Diharapkan setelah mengkaji makalah ini mahasiswa mampu memahami betul materi
mengenai evaluasi dalam pendidikan Islam hingga dapat berpartisipasi dalam perbaikan
sistem pendidikan Islam ke depan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 1982. Pengajaran Unit. Bandung : Alumni


Nata, Abuddin. 2012. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada
http://islammakalah.blogspot.co.id/p/evaluasi-pendidikan-islam_9.html. Diakses tanggal 29
September 2021.
http://jorjoran.wordpress.com/2011/06/19/makalah-evaluasi-pendidikan-islam. Diakses
tanggal 29 September 2021.

16

Anda mungkin juga menyukai