AGAMA ISLAM
disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam pada
semester 2 Program Studi D-IV Teknik Kimia Produksi Bersih
Dosen Pembimbing
Kelas
Kelompok
:4
Nama Anggota
NIM 141424001
Dahliana Alami
NIM 141424008
Desi Bentang W
NIM 141424009
NIM 141424010
Ghina Fauziyah
NIM 141424000
Ryan Muhamad
NIM 141424000
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. Karena dengan izin dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam pada semester dua
jurusan Teknik Kimia program studi D-IV Teknik Kimia Produksi Bersih Politeknik Negeri
Bandung. Adapun judul dari laporan ini adalah Makalah Reformulasi Pendidikan Agama
Islam.
Dalam menyusun makalah ini, penulis memperoleh banyak bimbingan dari berbagai
pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Pak Hasan selaku dosen Mata Kuliah Umum Politeknik Negeri Bandung yang telah
membimbing penulis dalam menyusun makalah ini.
2. Seluruh rekan di Politeknik Negeri Bandung yang telah membantu dan memberikan
arahan untuk penyusunan makalah ini.
3. Orang tua dan adik, yang telah memberikan dorongan moril dalam kelancaran
penyusunan makalah ini.
4. Semua pihak yang telah membantu, membimbing dan memberikan arahan dalam
penyusunan makalah ini.
Semoga bantuan dan bimbingan serta dorongan dibalas oleh Allah Swt.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan
karena keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan
kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak agar penulis dapat memperbaiki dan
meningkatkan kemampuan diri di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan menambah
pengetahuan umumnya bagi keluarga besar Politeknik Negeri Bandung.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISI.ii
BAB I PENDAHULUAN.1
1.1 Latar Belakang.1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.........................1
BAB II LANDASAN TEORI..2
2.1 Visi dan Misi Pendidikan Islam...................3
2.2 Reformulasi Tujuan Pendidikan Islam.4
2.3 Kurikulum Pendidikan Islam...5
BAB III SIMPULAN ...................................................................6
4.1 Simpulan ......................................................7
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pendidikan merupakan kunci kemajuan. Semakin baik kualitas pendidikan suatu
bangsa atau masyarakat, maka akan semakin baik pula kualitas kehidupan bangsa/masyarakat
tersebut. Fazlurrahman, sebagaimana dikutip oleh Muhaimin1 menyatakatan Setiap
reformasi dan pembaharuan dalam Islam harus dimulai dengan pendidikan.Mengingat
pendidikan merupakan kebutuhan penting bagi setiap manusia, masyarakat, maupun bangsa,
maka pendidikan harus selalu ditumbuhkembangkan secara sistematis dan visioner
Berbicara pendidikan Islam tidak bisa terlepas dari sejarah perkembangan Islam itu
sendiri. Lahirnya Islam di Indonesia Para ahli pendidikan menemui kesulitan dalam
merumuskan definisi pendidikan. Kesulitan itu antara lain disebabkan oleh banyaknya jenis
kegiatan serta aspek kepribadian yang dibina dalam kegiatan ini. Joe Park merumuskan
pendidikan sebagai kegiatan pendidikan diletakan pada pengajaran. Sedangkan segi
kepribadian yang dibina adalah aspek kognitif dan kebiasaan.
Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya
manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh
manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah
beribadah kepada Allah. Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu
merealisasikan tujuan hidupnya sebagai mana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup
manusi itu menurut Allah ialah beribadah kepada Allah.
1.2
Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar dan tujuan dari Reformulasi Pendidikan Agama
Islam?
2. Bagaimana proses dan tahapan untuk mereformulasi Pendidikan Agama
Islam?
1.3
Tujuan
1. Untuk memberikan informasi bahwa Indonesia memiliki landasan dalam
menerapkan pendidikan di Indonesia.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Menurut Tobroni (2008) menjelaskan bahwa visi dan misi pendidikan Islam itu harus
mampu membawa cita-cita mulia yaitu menjadi rahmat bagi semesta alam, menghargai ilmu
dan orang yang berilmu, membangun peradaban di era informasi dan penyelamat peradaban
umat Islam.
Pendidikan Islam sebagai poros utama untuk mendorong perubahan perilaku dan
watak manusia agar menjadi khaira ummah (kaum yang berkualitas). Melalui pendidikan
Islamlah sosok generasi akan terwujud kesadaran sebagai Abdullah dan sekaligus
khalifatullah secara utuh. Suatu generasi yang berilmu pengetahuan, berakhlak mulia,
terampil dan istiqamah kepada nilai-nilai kebenaran, keadilan, kasih sayang dan selalu
berkarya kebajikan untuk bersama.
Islam sebagai agama yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, mendorong umatnya
untuk menuntut ilmu sampai ajal datang. Para ahli hikmah mengilustrasikan bahwa ilmu
adalah kekuatan, mukzizat, perisai, yang akan melindungi pemiliknya dari kehancuran.
Dalam panggung sejarah kita menyaksikan bahwa bangsa yang kuat adalah bangsa yang
mampu menguasai ilmu pengetahuan, yang dapat menciptakan kemakmuran, kesejahteraan
dan kehormatan. Karena itu pendidikan Islam sangat menghargai ilmu, tidak saja ilmu agama
tetapi juga ilmu dunia / umum.
Setelah memilikiilmu yang kuat, generasi nanti mampu membangun peradaban baru
yang elegan di percaturan dunia informasi. Budaya dan transformasi nilai-nilai sosial harus
lebih baik dengan didukung oleh teknolohi informasi yang sedemikian pesat. Melalui
pendidikan Islam diangankan tercipta sebuah peradaban baru yang etis dan humanis. Suatu
peradaban yang menjunjung tinggi nilai-nilai fitrah kemanusiaan yang sesuai dengan aturan
illahi.
Pendidikan Islam membawa misi untuk menjadikan manusia yang setiap waktu sadar
untuk berbuat kebajikan, keadilan, kasih sayang dan bermanfaat bagi orang lain. Misi
tersebut juga selaras dengan tujuan yang dirumuskan pendidikan nasional tentang sosok
manusia sempurna. Profil manusia Indonesia yang berkepribadian tangguh secara lahiriah
dan batiniah, mampu menjalin hubungan vertikal dengan Tuhan-Nya dan hubungan
horizontal kepada sesama manusia, memberikan makna positif bagi kemajuan dan
keharmonisan hidup bangsa dan umat manusia.
2.2
berasal
dari
gabungan
re
dan
formulasi
yang
merumuskan
ulang
atau
merancang
ulang
konsep
dan
kepada
seluruh
warga
Negara
untuk
memperoleh
keagamaan,
pengendalian
diri,
kepribadian,
Islam
sangat
menyentuh
dikehendaki
oleh
sesuatu
nilai-nilai
yang
substansial
budaya,
ideologi
seperti
dan
yang
tingkat
sesuatu yang berkaitan dengan masa lampau. 3 Jadi modernitasBila dikaitkan dengan
peradaban, maka modern identik dengan barat, karena peradaban modern terbentuk
setelah bangsa-bangsa Eropa melampaui masa abad pertengahan yang dikenal dengan
istilah Renaissanse yang artinya kelahiran kembali.
seperti Gabriel Almond, James Coleman, Karl Deutsch, Mc.T. Kahin, kelompok
pluralis dan liberalis, beranggapan bahwa modernisasi identik dengan westernisasi,
sekularisasi, demokratisasi, dan liberalisasi. Pengertian tersebut menghasilkan sebuah
hipotesis bahwa religiousitas (sikap keberagamaan) akan bertentangan dengan
modernisasi. Dan mereka mengungkapkan bahwa bangsa-bangsa yang dianggap
modern adalah bagian dari tradisi Eropa (termasuk Amerika Serikat).
Dilihat dari aspek pendidikan, para ahli pendidikan Islam telah mengidentifikasi
berbagai krisis dan fenomena masyarakat modern di antaranya adalah:
1. Krisis nilai-nilai.
Krisis nilai berkaitan dengan masalah sikap menilai sesuatu perbuatan tentang
baik dan buruk, pantas dan tidak pantas, benar dan salah, dan hal lain yang
menyangkut prilaku etis individual dan sosial.
2. Krisis konsep tentang kesepakatan arti hidup yang baik.
Masyarakat mulai mengubah pandangan tentang cara hidup bermasyarakat
yang baik dalam bidang ekonomi, politik, kemasyarakatan, dan implikasinya terhadap
kehidupan individual.
3. Adanya kesenjangan kredibilitas
Dalam masyarakat modern, dirasakan adanya erosi kepercayaan terhadap
orang tua, guru, ulama, rumah ibadah, penegak hukum dan lainnya. Mereka mulai
diremehkan orang yang semestinya menaati dan mengikuti petuah-petuahnya.
4. Kurangnya sikap idealisme dan citra remaja kita tentang peranannya di masa datang.
5. Makin membesarnya kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin.
6. Makin bergesernya sikap manusia ke arah pragmatisme yang akan mengarah kepada
materialisme dan individualisme.
7. Makin menyusutnya jumlah ulama tradisional dan kualitas keilmuan yang
dimilikinya.4
Begitu besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh budaya barat. Oleh karena itu,
pendidikan Islam perlu mengadakan langkah preventif guna menyelamatkan generasi
muda dari pengaruh barat yang semakin meluas.
Pendekatan normatif-filosfis mengajak semua manusia komitmenmenegakan nilai
kebenaran dan keadilan dalam berbagai dimensianya, baik dibidang sisoal, ekonomi, politik
dan budaya. Dengan merujuk pada ajaran wahyu dan sunnah, setiap manusia harus
bisaberlaku adil dan benar. Pendekatan ini jugamenekankan pentingnya mengkedepankan
aspek
akhlak
sebagai
pondasi
pendidikan.Selain
itu,
juga
membangun
pondasi
2.3
Berbicara tentang kurikulum adalah berbicara tentang kontens dan struktur keilmuan
dalam pendidikan. Kurikulum sebagai komponen utama harus mendapat aksentuasi yang
mendalam bagi setiap pengembang dan praktisi di setiap satuan pendidikan. Kurikulum
pendidikan Islam, seperti yang diinginkan para pakar dan ahli pendidikan Islam, harus
dibangun dari formulasi pemahaman terhadap wahyu dan realitas empirik yang memadahi.
Kurikulum pendidikan Islam diarahkan bagaimana menyiapkan lulusan yang
memiliki karakter dan jiwa yang utuh. Selain itu, mereka juga punya ketrampilan dan
keahlian yang handal yang dibutuhkan untuk hidup dan kehidupan ini.
Kurikulum pendidikan Islam memiliki misi untuk menjabarkan pesan kitab suci dan
sunnah Nabi agar dapat membenahi kualitas hidup manusia kearah lebih baik. Sesuai dengan
konteks Indonesia, pendidikan Islam sangat dipengaruhi oleh budaya, ideologi dan cara
keberagamaan yang kuat. Oleh karenanya, kurikulum pendidikan Islam diformat yang
mampu meyentuh sesuatu yang substansial seperti yang dikehendaki oleh nilai-nilai budaya,
ideologi dan tingkat keberagamaan yang terdapat dalam bangsa ini. Kontekstualisasi
kurikulum pendidikan Islam diharapkan memberikan kontribusi yang positif terhadap prilaku
peserta didik.
Secara keseluruhan mata pelajaran yang diajarkan disekolah, merupakan jabaran dari
kurikulum yang hakekatnya tidak ada yang terpisah dari konteks ajaran wahyu dan sunnah.
Kalau pendidikan Islam hanya mengajarkan masalah ubudiyah saja,maka akan melahirkan
kesalehan pribadi saja. Sedang tujuan pendidikan Islam tidak menghendaki seperti itu.
Kurikulum pendidikan Islam harus dibangun secara integral antara dimensi
kewahyuan, dimensi kealaman dan dimensi social kemanusiaan. Melalui integralisasi
dimensi-dimensi tersebut, kurikulum pendidikan Islam dimaksudkan untuk memecahkan
problematika dalam dunia pendidikan (Islam). Secara filosofis, tingkatkemajuan hidup
manusia sangat ditentukan oleh rekayasa pendidikanyang berbasis kurikulum unggul, maju
dan integral. Atas dasar itulah kurikulum pendidikan Islam tidak boleh mengalami stagnasi
inovasi dan memikirkan masa depan yang akan berkembang.
Kurikulum pendidikan Islam harus menjadi kekuatan (power) yang ampuh untuk
menghadapi wacana kehidupan manusia, persoalan-persoalan baru muncul dengan aneka
ragam bentuknya. Tantangan semacam harus direspons secara apresiatif agar kurikulum
pendidikan Islam tidak dikatakan sebagai out off date (ketinggalan zaman).
Refleksi pemikiran dan rumusan kurikulum pendidikan Islam harus bernafaskan
kekinian ( up to date ). Dalam kacamata historis memang boleh melihat masa lalu sebagai
pelajaran, tetapi jangan sampai lupa menaruh perhatian masa kini dan mendatang sebagai
modal untuk melakukan improvisasi dan perubahan yang mendasar.
Supaya pendidikan Islam tidak terpelosok ke dalam lubang kehancuran, maka proses
improvisasi kurikulum harus dilakukan terus-menerus setiap waktu. Kurikulum pendidikan
Islam harus mencari terobosan baru yang sesuai dengan nafas pola hidup umat manusia yang
menitik beratkan nilai kemajuan dan terbebas dari kebodohan dan kemiskinan. Sebab secara
substantive , antara kebodohan dan kemiskinan itu merupakan dua sifat manusia yang
mengkristal dan menjadi lawan nyata bagi dunia pendidikan pada umumnya.
2.4 Pentingya Reformulasi Pendidikan Islam di Indonesia
Reformulasi berasal dari gabungan re dan formulasi yang
mempunyai arti merumuskan ulang. Secara terminologis, reformulasi
berarti
merumuskan
ulang
atau
merancang
ulang
konsep
dan
kepada
seluruh
warga
Negara
untuk
memperoleh
membimbing
anak
didiknya
menuju
hasil
yang
diharapkan. Idealnya, konsep pendidikan Islam menurut Undangundang No. 20 tahun 2003 tentang sisdiknas yaitu:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual
keagamaan,
pengendalian
diri,
kepribadian,
miskin
solidaritas,
intoleransi,
anak
krisis
usia
moral
Islam
diarahkan
bagaimana
untuk
memberikan
moral,
perlawanan
kemerosotan
terhadap
spiritual
dan
kemerosotan
rendahnya
mutu
dipengaruhi
keberagamaan
yang
oleh
budaya,
kuat.
Oleh
ideology,
dan
karenanya,
cara
kurikulum
bangsa
ini.Kontekstualisasi
Islam
diharapkan
memberikan
kurikulum
kontribusi
pendidikan
yang
positif
kesadaran
spiritualitas
keagamaan,
serta
(ibrah),
tetapi
jangan
sampai
lupa
menaruh
improvisasi
dan
perubahan
yang
lubang
kehancuran,
maka
proses
improvisasi
memang
ingin
menjaga
kepercayaan
(amanat)
dan
nilai
kemajuan
kemiskinan.Sebab
secara
dan
terbebas
substantif,
dari
antara
kebodohan
dan
kebodohan
dan
Krisis nilai berkaitan dengan masalah sikap menilai sesuatu perbuatan tentang
baik dan buruk, pantas dan tidak pantas, benar dan salah, dan hal lain yang
menyangkut prilaku etis individual dan sosial.
9. Krisis konsep tentang kesepakatan arti hidup yang baik.
Masyarakat mulai mengubah pandangan tentang cara hidup bermasyarakat
yang baik dalam bidang ekonomi, politik, kemasyarakatan, dan implikasinya terhadap
kehidupan individual.
10. Adanya kesenjangan kredibilitas
Dalam masyarakat modern, dirasakan adanya erosi kepercayaan terhadap
orang tua, guru, ulama, rumah ibadah, penegak hukum dan lainnya.Mereka mulai
diremehkan orang yang semestinya menaati dan mengikuti petuah-petuahnya.
11. Kurangnya sikap idealisme dan citra remaja kita tentang peranannya di masa datang.
12. Makin membesarnya kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin.
13. Makin bergesernya sikap manusia ke arah pragmatisme yang akan mengarah kepada
materialisme dan individualisme.
14. Makin menyusutnya jumlah ulama tradisional dan kualitas keilmuan yang
dimilikinya.11
Begitu besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh budaya barat.Oleh karena itu,
pendidikan Islam perlu mengadakan langkah preventif guna menyelamatkan generasi muda
dari pengaruh barat yang semakin meluas.
M. Amin Abdullah yang mengajukan beberapa alternatif formulasi pendidikan Islam
yang dapat diterapkan, diantaranya :
5. Memperkenalkan kepada para siswa persoalan-persoalan modernitas yang dihadapi
umat Islam saat ini dan mengajarkan pendekatan keilmuan sosial keagamaan yang
saat ini berkembang.
6. Pembelajaran ilmu-ilmu keislaman tidak selalu bersifat doktrinal, melainkan
disampaikan melalui pendekatan sejarah dari doktrin-doktrin tersebut sehingga
memunculkan telaah kritis yang apresiatif konstruktif terhadap khazanah intelektual
klasik sekaligus melatih merumuskan ulang pokok-pokok rumusan realisasi doktrin
agama yang sesuai dengan tantangan dan tuntutan zaman.
11 Muzayyin Arifin, Kapita selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
2007), hlm. 3-4.
7. Pembelajaran yang bertumpu pada teks (nash) perlu diimbangi dengan analisa yang
mendalam dan cerdas terhadap konteks dan realitasnya.
8. Pengajaran tasawuf atau pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual sangat
diperlukan dan pelaksanaan pendidikan Islam tidak terlalu menekankan pada aspek
kognitif siswa (intelektual).
9. Pendidikan agama Islam tidak hanya diarahkan kepada pembentukan kesalehan
individual tetapi juga mengembangkan pembentukan kesalehan sosial.12
Pendapat Amin Abdullah di atas mewakili berbagai pandangan pembaruan pendidikan
Islam dapat diimplementasikan pada aspek materi sehingga para pendidik diharapkan
menyusun rencana pembelajaran dengan memperhatikan formula di atas.Namun demikian
tentu saja belum cukup.Reformulasi pendidikan Islam harus menyentuh pula aspek filosofis
dan metodologis. Pendidikan Islam perlu menghadirkan suatu konstruksi wacana pada
dataran
filosofis,
wacana
metodologis,
dan
juga
cara
menyampaikan
atau
mengkomunikasikannya.
Untuk menemukan formulasi yang tepat, kita perlu memperhatikan persoalanpersoalan umum internal pendidikan Islam yang harus kita kaji secara filosofis, di antaranya
yaitu:
1. Persoalan dikotomi,
2. Tujuan dan fungsi lembaga pendidikan Islam,
3. Persoalan kurikulum atau materi.
Menurut pendapat Hujair AH. Sanaky ada tiga langkah yang harus dilakukan
untuk memformulasikan kembali pendidikan Islam sebagaimana mestinya, yaitu:13
3. Lembaga-lembaga pendidikan Islam perlu mendesain ulang fungsi pendidikannya,
dengan memilih apakah:
f. Model pendidikan yang mengkhususkan diri pada pendidikan keagamaan saja
sudah sesuai dengan perubahan zaman,
g. Model kurikulumnya sudah integratif antara materi-materi pendidikan umum dan
agama,
h. Model pendidikan sekuler modern dan mengisinya dengan konsep-konsep Islam,
i. Menolak apapun produk pendidikan barat,
j. Pendidikan agama tidak dilaksanakan di sekolah-sekolah tetapi dilaksanakan di
luar sekolah.
4. Pendidikan harus diarahkan pada dua dimensi, yakni:
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konsep Pendidikan Islam secara terminologis banyak dikemukakan para
tokoh yang kemudian dapat disimpulkan, pendidikan Islam adalah proses transinternalisasi
pengetahuan dan nilai Islam kepada peserta didik melalui upaya pengajaran, pembiasaan,
bimbingan, pengawasan, dan pengembangan potensialnya, guna mencapai keselarasan dan
kesempurnaan hidup di dunia dan akhirat.
Tujuan pendidikan dalam kerangka pendidikan nasional adalah untuk menumbuh
kembangkan nilai-nilai keagamaan dalam upaya mempertahankan dan mengisi kemerdekaan.
Konsep dasar pendidikan agama bertumpu pada sudut pandang bahwa Tuhan disamping
sebagai pencipta juga berperan sebagai pengatur, karena itu menumbuh kembangkan
peradaban Illahi merupakan tujuan kurikuler dalam pendidikan agama
Reformulasi pendidikan Islam sangat diperlukan, dikarenakan pendidikan,
khususnya pendidikan Islam mempunyai banyak masalah yang muncul.
Diantara yaitu: a) mutu pendidikan, b) pemerataan pendidikan, dan c)
masuknya budaya westernisasi. Sehingga ada beberapa alternatif formulasi
pendidikan Islam yang dapat diterapkan, diantaranya yaitu: a) pembelajaran yang bertumpu
pada teks (nash) perlu diimbangi dengan analisa yang mendalam dan cerdas terhadap konteks
DAFTAR PUSTAKA