Anda di halaman 1dari 7

Artinya: "Dari Abu Darda: Saya mendengar Rasulullah saw.

bersabda: Kelebihan seorang alim dari


seorang abid (orang yang suka beribadah) seperti kelebihan bulan pada bintang-bintang, dan
sesungguhnya para ulama itu pewaris nabi-nabi, mereka tidak mewariskan dinar (uang), tetapi mewarisi
ilmu, siapa yang mengambilnya maka ambillah dengan bagian yang cukup." (H.R. Abu Daud dan Tirmidzi).

Penjelasan :

Hadits tersebut di atas masih ada kaitannya dengan ilmu pengetahuan. Dijelaskan oleh Nabi, seorang
alim (orang yang berilmu) lebih utama dari seorang hamba yang gemar ibadah (hamba yang ilmunya
sedikit). Dan Rasulullah saw. menjelaskan bahwa para ulama adalah pewaris para nabi.

Ada dua hal yang terkandung di dalam hadits ini:

Pertama: Bahwa seorang alim lebih utama dari seorang abid yang gemar beribadah.

Ini artinya bahwa orang yang berilmu mempunyai kedudukan yang sangat tinggi bahkan melebihi
seorang abid yang gemar beribadah namun tidak didasari dengan ilmu yang memadai.Yang dimaksud
dengan orang yang berilmu di sini adalah orang yang mempunyai ilmu dan mengamalkannya. Ilmu yang
dimilikinya bagaikan cahaya yang dapat menerangi kegelapan. Sebagai orang yang berilmu ia mengerti
bahwa ilmunya harus dimanfaatkan. Dengan ilmunya ia dapat membedakan antara yang hak dan yang
bathil, antara yang halal dan mengetahui yang haram. Dengan ilmunya, ia dapat beribadah dengan baik,
apa yang dikerjakannya mempunyai dasar, dan di dalam berbuat ia penuh dengan hati-hati.Dengan
ilmunya pula ia dapat merubah keadaan dan cepat menyesuaikan keadaan itu dengan segera.

Jadi, orang yang berilmu itu dapat memberi manfaat pada dirinya sendiri dan kepada umat manusia. Di
saat beribadah kepada Allah dilakukannya dengan benar sesuai dengan apa yang dimilikinya. Dan di saat
itu juga ia dapat menerangi umat manusia dengan jalan memberi petunjuk kepada orang yang
membutuhkannya. Ia tidak ingin melihat orang lain terjerumus dalam kehinaan.Seseorang yang tidak
berilmu di dalam beribadah tidak sesempurna orang yang berilmu. Bisa jadi apa yang dilakukannya tidak
memberi manfaat pada dirinya.

Rasulullah saw. mengibaratkan orang alim (ulama) dibandingkan dengan seorang abid bagaikan bulan
atas bintang-bintang. Artinya ilmu yang dimiliki (seorang alim) dapat memancarkan cahaya yang terang
seperti terangngnya cahaya bulan, sedangkan seorang abid yang beribadah memancarkan cahaya
seperti cahaya bintang.

Kedua: Para ulama adalah pewaris para nabi.

Para ulama (orang yang berilmu) bertugas sebagai pembawa amanat para nabi yang harus disampaikan
kepada umat manusia. Secara berkesinambungan dakwawah atau ajaran yang penuh disampaikan oleh
para nabi, setelah beliau wafat dilanjutkan oleh para ulama. Seorang ulama tidak hanya memikirkan
dirinya sendiri, tapi dengan ilmu yang ia miliki ia berkewajiban mengamalkannya, dan mengajarkannya
kepada orang lain. Dengan demikian, keberadaan agama akan terus terpelihara dengan baik. Walaupun
kita tidak pernah berjumpa dengan Nabi Muhammad saw. dan tidak pernah mendengar langsung
ajaran-ajarannya, namun berkat kegigihan para ulama Islam, kita dapat mengenyam nikmat-nikmat
ajaran Islam. Karena ulama adalah pewaris nabi dan pemegang amanah Allah. Begitu pentingnya
peranan ulama, nabi pernah mengingatkan, Allah akan mencabut ilmunya dengan cara mencabut
(nyawa) para ulama.Bagi sahabat yang ingin membaca hadits lainnya mengenai menuntut ilmu.

------------------

Abu Darda’ berkata : “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa
yang berjalan menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju Surga. Sesungguhnya
para malaikat meletakkan sayap – sayap nya. Karena ridha kepada penuntut ilmu. Sesungguhnya orang
menuntut ilmu akan dimintakan ampunan oleh makhluk yang ada di langit dan di bumi hingga ikan yang
ada didalam air. Sesungguhnya keutamaan seorang alim (ulama) dibandingkan seorang ahli ibadah
seperti keutamaan bulan atas seluruh bintang. Sesungguhnya para Ulama adalah pewaris para Nabi. Dan
Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham. Tetapi mereka hanya mewariskan
ilmu. Barangsiapa yang mengambilnya, maka dia telah mengambil bagian yang banyak.”

[Hasan Shahih : Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah rahimahullah dalam Sunan nya hadits no 223,
Imam Abu Daud rahimahullah dalam Sunan nya, hadits no 3641. Imam Ibnu Hibban rahimahullah
didalam Shahih nya hadits no 88. Imam At-Tirmidzi rahimahullah didalam Sunan nya hadits no 2682,
Imam Ad-Darimi rahimahullah didalam sunan nya, hadits no 342, Imam Ahmad rahimahullah didalam
Musnad nya, hadits no 21612 (tahqiq Ahmad Syakir) atau no 21715 (tahqiq Syuaib dkk). Dishahihkan
oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah, dan dihasankan oleh Syaikh Syu’aib, Syaikh Fawwaz, Syaikh Khalid,
Syaikh Hamzah]

-------------
َ ََ َ َ ‫َ ه ه َ َ َ ه ه‬ َ َ َّ ُ ُ ْ ْ َ َ ِّ
Hadits tentang kewajiban menuntut ilmu _ ‫ض انس عن‬ ِ ‫ َو َسل َم عليه للا رسول قال عنه للا ر‬: ‫ي َولو العل َم اطل هبوا‬‫بالص‬
َ َ َ َ ْ ْ َ َ َ َ ِّ ُ ‫ه‬ َ َ َ َ ْ ‫َ َ ََ َ َ ه‬ َ ْ ْ َ ً ‫َ ُ ه‬
‫)الب عبد ابن رواه( يطلب ِرضابما العلم لطالب اجنحتها لتضع المالئكة ان مسلم كل عل ف ِريضة العلم طلب فان‬Artinya : Dari
Anas r.a. bersabda Rosulullah SAW : Carilah ilmu walaupun sampai kenegeri Cina, karena sesungguhnya
mencari ilmu diwajibkan atas setiap muslim, sesungguhnya para malaikat meletakan sayap-sayapnya
bagi penuntut ilmu karena rida kepada apa yang dicarinya. (HR. Ibnu Abdul Bar)Makna
Kandungan :1.Agama Islam sangat menekankan pendidikan kepada setiap muslim untuk menuntut ilmu
pengetahuan karena dengan ilmu pengetahuan manusia bisa berkarya dan berprestasi.

2.Disamping itu dengan ilmu ibadah seseorang menjadi sempurna

3.Mencari ilmu boleh dilakukan sejauh mungkin apabila memang di perlukan.

4.Nabi Muhammad Saw pada waktu itu mengajurkan umat muslim untuk menuntut ilmu walaupun
sampai ke negeri cina.

5.Nabi menganjurkan ke negeri Cina karena pada saat itu Cina merupakan negeri yang memiliki
peradaban tinggi atau maju.

6.Menuntut ilmu menjadi kewajiban bagi muslim laki-laki maupun perempuan

7.Orang yang menuntut ilmu dengan rida kepada ilmu yang dicarinya akan memberi manfaat bagi
dirinya.

8.Para malaikat akan meletakkan sayap-sayapnya sebagai naungan para pencari ilmu.

9.Allah akan mengangkat derajat orang-orang berilmu

---------------

A. Hadits tentang kewajiban menuntut ilmu

ََ َ َ ‫َ ه ه َ َ َ ه ه‬ َ َّ ُ ُ ْ ْ َ َ ِّ َ َ َ َ ْ ْ َ َ َ َ ِّ ُ َ َ َ ْ
1_ ‫ض انس َعن‬ ِ َ ‫ال ْعنه للا ر‬‫ َو َسل َم َعليه للا رسول ق‬: ‫ي َولو العل َم اطل هبوا‬‫ب فان بالص‬ ‫ا َلمالئكة ان همسلم كل عل ف ِريضة العلم طل‬
َ َ َ َ ْ ً ‫َ ُ ه‬
‫ب ِرضاب َما العلم لطالب اجن َحت َها لتض هع‬ ‫)الب عبد ابن رواه( يطل‬

Artinya : Dari Anas r.a. bersabda Rosulullah SAW : Carilah ilmu walaupun sampai kenegeri Cina, karena
sesungguhnya mencari ilmu diwajibkan atas setiap muslim, sesungguhnya para malaikat meletakan
sayap-sayapnya bagi penuntut ilmu karena rida kepada apa yang dicarinya. (HR. Ibnu Abdul Bar)

Makna Kandungan :

Agama Islam sangat menekankan pendidikan kepada setiap muslim untuk menuntut ilmu pengetahuan
karena dengan ilmu pengetahuan manusia bisa berkarya dan berprestasi.

Disamping itu dengan ilmu ibadah seseorang menjadi sempurna

Mencari ilmu boleh dilakukan sejauh mungkin apabila memang di perlukan.

Nabi Muhammad Saw pada waktu itu mengajurkan umat muslim untuk menuntut ilmu walaupun
sampai ke negeri cina.
Nabi menganjurkan ke negeri Cina karena pada saat itu Cina merupakan negeri yang memiliki peradaban
tinggi atau maju.

Menuntut ilmu menjadi kewajiban bagi muslim laki-laki maupun perempuan

Orang yang menuntut ilmu dengan rida kepada ilmu yang dicarinya akan memberi manfaat bagi dirinya.

Para malaikat akan meletakkan sayap-sayapnya sebagai naungan para pencari ilmu.

Allah akan mengangkat derajat orang-orang berilmu

--------------

D. KRISIS ILMU DAN ULAMA

‫رض العاص بن عمرو بن عبداللة وعن‬


ِ ‫عا انبا العلم يقبص ال اللة إن يقول وسلم عليه اللة صل اللة ل رسو سمعت قال عنهما اللة‬
‫جهاأل رؤوسا الناس اتخذ لما عا يبق لم إذا حت العلماء يقبض ولكن الناس من ينبعه‬, ‫متفق( " وأضلو فضلو علم فأفتوابغب فسئلوا‬
‫) عليه‬

Terjemahan

Dari Abdullah ibn Amar al-Ash R.a. berkata: saya mendengar Rasulullah bersabda” sesungguhnay Allah
tidak akan mencabut ilmu yang dicabut dari dalam dada manusia tetapi Allah mencbut ilmu dengan
wafatnya para ulama, sehingga bila sudah tidak ada lagi orang alim maka orang-orang akan mengangkat
orang yang bodoh sebagai peminpin. Kemudian mereka ditanya sesuatu, mereka memberi fatwa yang
tidak didasari ilmu mereka saat dan menyesatkan.(H.R. Bukhari Muslim).

Penjelasan

Pada hadits ini Rasulllah memberitakan krisis ilmu dan ulama yang wafat merupakan tanda dekat kiamat.
Bahwa suatu ketika ilmu akan diangkat oleh Allah SWT dari muka bumi sehingga tidak mengenal ilmu
dan tidak mengenal kebenaran.dan yang terjadi pada manusia dimuka bumi adalah kebodohan,
kebiadaban, dan kebinatangan yang merupakan akibat dari krisis ilmu tersebut. Itulah situasi dunia jika
ulama telah lenyap atau tidak dihiraukan oleh masyarakat.

Proses terjadinya krisis ilmu dan ulama, Rasulullah SAW, menjelaskan pada Hadits berikut melalui
sabdanya,

‫الناس من ينبعه عا انبا العلم يقبص ال اللة إن‬

“Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu dari dalam dada manusia tetapi Allah mencabut ilmu
dengan wafatnya para ulama.”

Allah tidak mencabut ilmu dari dalam dada manusia atau dari hafalannya tetapi Allah mencabut ilmu
dengan wafatnya para ulama. Maksud ulama disini adalah ulama yang sebenarnya, yaitu ulama yang
paham ilmu dan mengamalkan ilmunya seperti yang dinyatakan Rasulullah “ Ulama adalah pewaris para
Nabi”. (H.R. Abu Daud, At Turmuzi dan Ibnu Hibban). Menurut Quraish Shihab ulama adalah orang yang
mengerti berbagai problema masyarakatnya dan pengertian mereka tidak terbatas pada hukum-hukum
agama tetapi juga mencakup seluruh problem kehidupan. Mereka dapat menjalin kehidupan dengan
semua lapisan masyarakat atas dasar pikiran dan rasa yang mendalam.

Hadits ini memberikan isyarat bahwa ilmu ulama suatau ketika akan hilang dan lenyap. Demikian juga
alim, ulama ysng sebenarnya suatu ketika akan lenyap yakni wafat dan sulit menggantinya. Ketika
kondisi seperti itu dan tidak ada seeorang alim pun dimuka bumi ini, ummat manusia kebingungan
mencari ulama dan kebingungan mencari ilmu, banyak arang bodoh yang berpura-pura menjadi ulama
dan banyak orang bodoh yang tidak membedakan antara orang alim yang sesungguhnya dan orang
bodoh yang mengaku menjadi alim. Dan Al-Qur;an juga dicabut dari para penghafalnya, demikian juga
Al-Qur’an telah lenyap dari mushaf. Ibarat ilmu itu datangnya dari Allahdan kembali kepada Allah.
Sebagaiman pendapat ahli sunnah bahwa Al-Qur’an bukan makhluk, dia adalah kalam Allah yang
diturunkan kepada nabi Muhammad SAW. Daripadanya Al-Qur’an dan kepadanya Al-Qur’an
dikembalikanidak biasa , artinya Al-Qur’an kembali kepada Allah ketika manusia mulai meninggalkannya
tidak membaca dan tidak mengamalkannaya, tentunya Al-Qur’an dipelihara oleh Allah sebagaimana
Ka’bah juga dipelihara Allah bias dihancurkan oleh siapapun seperti tentara Habsya pada masa raja
Abrahah.

Demikia juga ketika manusia tidak menghargai ilmu dan para ulama, ketika ilmu ulama diajarkan sedikit
sekali dianara manusia yang memperthatikan, sedikit sekali diantara manusia yang dalami ilmunya da
sedikit sekali yang mewarisi ilmu ulama, banyak masyarakat yang tinggal disekitar ulama akan tetapi
tidak mendapat cahaya ilmu ulama, bahkan tidak mengenal ilmunanya, ibarat ayam mati dilumbung
padi kerena kelaparan, sampai banyak ulama yang wafat sedikit diantara manusia yang memperoleh
sesuatu. Kondisi seperti ini wajar apabila Allah kalau ilmu dikembalikan kepadanya.

Ilmu syara’yang bersumbar dari Al-Qur’an dan Hadits yang dijadikan dasar agama alam nanti suatu
ketika akan menghilang dan diangkat oleh Allah SWT, yaitu ketika para pembawa ilmu wapat dan tidak
ada yang bias meneruskannya.

Manusia akan mengangkat orang-orang yang tidak paham Al-Qur’an untuk dimintai fatwa hukum.

‫جهاأل رؤوسا الناس اتخذ لما عا يبق لم إذا حت‬

“Mereka ditanya sesuatu mereka member fatwa yang tidak didasari ilmu, merka sasat lagi
menyesatkan”

Pemimpin yang bodoh akan dijadika sumber ilmu dan tempat orang-orang bertanya ketika ummat
menghadapi suatu persoalan yang dihadapkannya mereka bertanya dan meminta fatwa kepada mereka,
mereka menjawab pertanyaan dan permasalahn, mereka menjawab dan member fatwa tanpa didasari
hukum islam dan tidak didasarkan Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah SAW. Tentunya fatwa mereka sesat
dan tidak benar dan menyesatkan kepada ummat.
Hadits diatas mendoronga kepada manusia untuk selalu menuntut ilamu. Hadits diatas bukan berita
penetapan, hadits buka berarti kita berserah diri akan terjadinya krisis ilmu dan ulama senbagaimana
yang dijelaskan Nabi SAW kita harus bisa membedakan antara pemberitaan dua hal tersebut.
Sebagaimana hadits lain mengungkapkan sabda Nabi SAW: “Sesungguhnaya kamu akan mengikuti
perjalan oraang-orang sebelum kamu satu jengkal demi satu jengkal satu hasta demi satu hasta,
sehingga jika mereka massuk ke lubang biawak kamu pun memasukinya dan seandainya ndaikata salah
seorang diantara mereka menggauli wanita ditengah jalan ,kamupun mengikutinaya “ Kami bertanaya
siapakah mereka itu ya Rasulullah apakah Yahudi dan Nasrani? Nabi menjawab;” Siapalagi kalau bukan
mereka,” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Pelajaran Yang di Petik Dari hadits

a. Ulama adalah sumber informasi ilmu pengetahuan dimuka bumi ini.

b. Perintah untuk mencari ilmu.

c. Anjuran untuk menuntut ilmu sehingga muncul regenerasi ulama, yang dapat mengayomi manusia
dan memberikan nasehat dalam perkara agama

d. Berfatwa tanpa ilmu akan menyesatkan dan merugikan diri sendiri juga orang lain.

e. Peringatan untuk tidak meminta fatwa kepada orang yang tidak mempunyai ilmu.

f. Kelangkaan ulama merupakan salah satu tanda semakin dekatnya hari kiamat.

E. RANGKUMAN

Ada tiga amal manusia yang tidak terputus pahalnya sekalipun telah meninggal dunia, yaitu” sedekah
jariah, ilmu bermanfaat, dan anak yang shaleh. Sedekah jariah maknanya sedekah yang suatu benda
yang tidak habis setelah dimanfaatkan dan pahalanya mengalir selama masih dapat manfaatnya, ilmu
yang bermanfaat artinya ilmu itu diajarkan diamalkan kepada orang lain. Anak soleh adalah anak yang
beriman dan mendo’akan kepada oran tua.
Seorang ahli ilmu lebih uatama dari pada abid yakni ahli ibadah sendirilah bagaikan keutamaan nabi
denga sahabatnya yang terendah, keutamaan tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang
lain sedangkaan keutamaan abid hanya untuk dirinya sendiri.

Allah dan seluruh makhluk langit dan bumi membaca solawat kepada orang alim. Salawat Allah
maknanya memberi, rahmat. Mencari ilmu hukumnya wajib, adakalnya wajib ain dan adakalannya wajib
kifayah begantung ilmmunya, kewajiban mencari ilmu sekalipun dalam keadaan jauh dan sulit seperti di
negeri Cina. Malaikat hormat terhadap apa yang dilakukan oleh pencari ilmu dengan menghamparkan
sayapnya berhenti tidak terbang untuk menginjak mereka dan mengayomi mereka. Demikan juga
seluruh makhluk mulai yang terbesar sampai yang terkecil, seperti ikan dilaut memohonkan
pengampunan kepadanya.

Peranan ilmu dan ulama sangat penting dalam melestarikan ilmu dan membudayakan alam, ilmunya
Allah dibawa mereka, jika mereka wafat maka lenyaplah ilmu dari bumi dan jika ilmu sudah terangkat ,
maka manusia akan mengangkat pemimpin yang tak berilmu, fatwanya sesat dan menyesatkan.

Anda mungkin juga menyukai