Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Ilmu dalam Perspektif Barat dan Islam


Dosen Pengampu : Dr. Abdul Ghofur, M.Ag.

Disusun oleh :

Nada Shofiyya
NIM. 19190002

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2019

0
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga dapat menyelesaikan makalah “Ilmu dalam Perspektif Barat dan Islam” ini
dengan tepat waktu sebagai tugas Ujian Tengah Semester mata kuliah Filsafat Ilmu.
Shalawat serta salam selalu penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad Saw. sebagai
teladan mulia bagi umat manusia.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya dapat menjadi makalah yang lebih baik
lagi. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis memohon maaf yang
sebesar-besarnya. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk segala pihak
di kemudian hari.

Malang, 19 Oktober 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................1

Daftar Isi..................................................................................................................2

BAB I Pendahuluan.................................................................................................3

A. Latar Belakang Masalah..........................................................................3


B. Rumusan Masalah...................................................................................3
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................3

BAB II Pembahasan.................................................................................................4

A. Pengertian Ilmu.......................................................................................4
B. Ilmu dalam Perspektif Barat dan Islam...................................................5

BAB III Penutup......................................................................................................7

A. Kesimpulan..............................................................................................7

Daftar Pustaka..........................................................................................................8

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Ilmu merupakan suatu hal yang tidak pernah hilang dalam peradaban
umat manusia. Ilmu semakin berkembang seiring pesatnya kemajuan
teknologi dan peradaban. Bisa dikatakan bahwa ilmu merupakan salah satu
hal yang membentuk sebuah peradaban. Begitu juga hubungan ilmu dengan
manusia, merupakan dua hal yang selalu berkaitan erat. Ilmu menjadi sebuah
bagian penting yang membentuk fitrah alamiah manusia yaitu berpikir.
Namun dalam perkembangannya, manusia cenderung memiliki cara
pandang atau pola pikir yang berbeda atas ilmu sehingga berpengaruh pada
munculnya perspektif-perspektif baru mengenai hakikat ilmu. Munculnya
perspektif ini pun tidak serta merta berlaku begitu saja. Hal ini tentu telah
melalui proses panjang memperoleh pengetahuan tentang ilmu itu sendiri.
Banyak yang sering mengaitkan ilmu dengan bangsa Barat. Hal ini
dikarenakan banyaknya tokoh-tokoh filsafat ilmu terkenal berasal dari Barat.
Sebut saja Aristoteles, Plato dan Socrates. Namun, jika kita telaah sejarah
terdahulu, peradaban Islam memiliki peran dan sumbangsih besar terhadap
perkembangan ilmu. Dalam kitab suci Al-Qur’an pun dapat kita temukan
ayat-ayat yang menjelaskan tentang hakikat ilmu. Islam memiliki cara
tersendiri untuk menelaah hakikat ilmu. Tidak sedikit pula ilmuwan-ilmuwan
filsafat muslim yang terkenal hingga ke dunia Barat. Bahkan mereka
memiliki andil dalam perkembangan ilmu pengetahuan di dunia, seperti Ibnu
Sina, Al- Ghazali dan Al- Kindi. Oleh karena adanya perbedaan ini, kemudian
muncullah perspektif Barat dan Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari ilmu?
2. Apa perbedaan serta persamaan perspektif Barat dan Islam mengenai
hakikat ilmu?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dan hakikat ilmu
2. Untuk mengetahui perbedaan serta persamaan perspektif Barat dan Islam
mengenai hakikat ilmu.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu
Akar kata dari ilmu dalam bahasa Arab ialah ‘alima, yang berarti
pengetahuan1. Kata ilmu sendiri dalam bahasa Indonesia memiliki pengertian
yang sama dengan science dalam bahasa Inggris. Science sendiri dalam
makna sebenarnya merupakan serapan dari bahasa Yunani scio dan scire,
yang memiliki arti pengetahuan. Penyebutan yang memiliki makna sama juga
terdapat dalam bahasa Latin, yaitu scientia.2
Dalam Cambridge Dictionary disebutkan bahwa science merupakan
kegiatan studi ilmiah yang akurat tentang struktur dan perilaku dunia fisik,
dengan cara mengamati, mengukur, dan melakukan eksperimen, serta
pengembangan teori untuk menggambarkan hasil dari kegiatan tersebut.3
Kitab suci Al-Qur’an dalam Q.S Al- Baqarah [2] : 31-32,
menyebutkan definisi ilmu sebagai suatu keunggulan bagi umat manusia
dalam menjalankan visi sebagai pemimpin atau khalifah di bumi. Manusia
diberikan Allah Swt. kemuliaan untuk mendapatkan, mengembangkan dan
menebarkan ilmu.4
Menurut I.R. Poedjowijatno terdapat beberapa syarat ilmu
pengetahuan, yaitu :5
1. Memiliki objek atau bahan kajian serta pedoman yang menjadi
sudut pandang dalam menelaah ilmu.
2. Memiliki prosedur ilmiah yang tersistem dan terstruktur dalam
mencari kebenaran suatu ilmu.
3. Bersifat sistematis atau saling berkaitan dengan unsur-unsur lain
yang membentuk ilmu sehingga terbentuk suatu kesatuan dan
kepaduan.
4. Bersifat universal atau berlaku luas, tidak terbatas pada sesuatu,
baik masa maupun wilayah tertentu.
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa ilmu
bukan hanya pengetahuan, tetapi merupakan hasil dari kajian ilmiah akurat,
1
Siti Makhmudah, ‘Hakikat Ilmu Pengetahuan Dalam Perspektif Modern Dan Islam’, Al-Murabbi, Vol
4.No 2 (2018).
2
Ivan Eldes Dafrita, ‘Ilmu Dan Hakekat Ilmu Pengetahuan Dalam Nilai Agama’, Al-Hikmah, Vol 9.No 2
(2015).
3
‘Cambridge Dictionary’, Cambridge University Press
<https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/science>.
4
Muh. Zainal Abidin, ‘Konsep Ilmu Dalam Islam: Tinjauan Terhadap Makna, Hakikat, Dan Sumber-
Sumber Ilmu Dalam Islam’, Ilmu Ushuluddin, Vol. 10.No. 1 (2011), hlm. 107-120.
5
Abbas Hamami Mintaredja, ‘Epistemologi’, Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada, 1987.

4
sistematis dan sesuai dengan fakta maupun teori umum yang berlaku. Pada
hakikatnya ilmu bersumber dari Allah Swt., sehingga ilmu hanyalah amanah
bagi manusia agar memanfaatkannya dengan bijak untuk kepentingan
bersama dan kesejahteraan umat manusia.

B. Ilmu dalam Perspektif Barat dan Islam


Dalam perkembangannya ilmu tak dapat lepas dari filsafat, sehingga
kemudian muncul sebuah cabang filsafat, yaitu filsafat ilmu. Selain itu
terdapat sebuah bagian filsafat, yaitu ontologi. Ontologi membahas mengenai
hakikat realitas segala sesuatu, termasuk hakikat realitas ilmu. Perkara
ontologi memiliki cakupan ruang lingkup yang sangat luas. Cakupan ontologi
bukan hanya sebatas alam fisik, tetapi juga alam metafisik, yaitu alam setelah
alam fisik, yang bahkan lebih luas hingga belum pernah dijelajahi dan
diketahui pasti. Hal inilah yang menyebabkan segala sesuatu mengenai ilmu
juga sangat luas, yaitu ilmu tentang alam fisik dan alam metafisik.
Pada awal perkembangannya manusia mencari kebenaran dan
kebijaksanaan dengan ilmu. Socrates dengan pemikiran-pemikiran cerdasnya
kerap mengajukan pertanyaan kepada orang-orang yang ia jumpai.
Pertanyaan-pertanyaannya tersebut menyadarkan orang yang dijumpainya
sehingga menjadi lebih bijak, cerdas dan sadar diri. Namun tidak sedikit juga
orang yang menentang pemikiran Socrates hingga menganggapnya
memberontak.6
Pada tahun 374-322 SM, seorang filosof besar bernama Aristoteles,
murid dari Plato, menggolongkan ilmu menjadi dua bagian, yaitu ilmu
sebagai alat yaitu logika serta ilmu sebagai tujuan. Kemudian ilmu sebagai
tujuan diklasifikasikan lagi menjadi dua cabang pokok yaitu, ilmu teoritis dan
ilmu praktis. Ilmu teoritis mencakup metafisika, matematika dan fisika,
sedangkan ilmu praktis terdiri dari politik, ekonomi dan etika. Banyak filosof-
filosof muslim seperti Ibnu Sina dan Al-Kindi yang berpedoman pada
pengklasifikasian ini sebagai dasar klasifikasi pengembangan keilmuannya.7
Para filosof muslim seperti Ibnu Sina, Al-Farabi dan al-Ghazali juga
mempunyai penggolongan ilmu tersendiri. Penggolongan ilmu tersebut
dilandaskan pada sumber Al-Qur’an dan Hadits. Penggolongan para filosof
muslim memfokuskan pada penentuan ilmu pokok dan ilmu tidak pokok.
1. Ibnu Sina mengelompokkan bidang ilmu dengan mengacu pada
pedoman pengklasifikasian Aristoteles. Menurut Ibnu Sina
6
Nur Ahmad Fadhil Lubis, Pengantar Filsafat Umum (Medan: Perdana Publishing, 2015).
7
Darwis A Soelaiman, Fisafat Ilmu Pengetahuan Perspektif Barat Dan Islam, 1st edn (Banda Aceh:
Penerbit Bandar Publishing, 2019).

5
terdapat dua kelompok ilmu yaitu Ilmu Teoritis dan Ilmu Praktis.
Ilmu Teoritis berkaitan dengan segala hal tentang matematika,
metafisika dan fisika serta ilmu yang bersifat universal atau luas.
Sedangkan Ilmu Praktis memuat segala hal tentang syariah,
ekonomi, politik dan etika.8
2. Al-Farabi mengemukakan bahwa ilmu terbagi menjadi enam
bagian, yaitu Ilmu Matematik atau ilm al-ta’alim, Ilmu Fisika atau
ilm al-tabi’i, Ilmu Metafisika atau ilm al-ilahi, Ilmu Logika atau
ilm al-mantiq, Ilmu Bahasa atau ilm al-lisan, serta Ilmu
Kemasyarakatan atau ilm al-madani.9
3. Al-Ghazali dalam bukunya Ihya’ ‘Ulumuddin mengklasifikasi
ilmu menjadi Ilmu Bathiniyah dan Ilmu Lahiriyah. 10 Ilmu
Bathiniyah merupakan ilmu yang bersumber langsung dari Allah
Swt. Ilmu Bathiniyah mencakup segala aturan dan hukum Allah
yang menjadi petunjuk dalam ajaran Islam, seperti tauhid, hadits,
tafsir, ibadah dan akhlak. Sedangkan Ilmu Lahiriyah merupakan
ilmu yang diperoleh dari proses kehidupan dan interaksi manusia
atau disebut juga muamalah. Ilmu Lahiriyah berdasarkan pada
pengalaman manusia dalam mengkaji dan memahami ayat-ayat
alamiyah, seperti matematika, astronomi, ilmu-ilmu alam, dan
tasawuf.11

Dari klasifikasi tersebut terlihat bahwa konsep ilmu dalam perspektif


Barat dan Islam memiliki perbedaan yang jelas. Islam menempatkan wahyu
atau firman Allah Swt. sebagai pedoman dan berada pada puncak tertinggi
dasar ilmu dan pengetahuan. Ilmu dalam Islam diperoleh dalam berbagai cara
baik melalui wahyu, akal, penelitian, maupun pemikiran teoritis. Namun pada
hakikat awalnya, baik dalam perspektif Barat maupun Islam, ilmu menjadi
suatu landasan untuk mencari kebenaran, kebaikan dan kebijaksanaan.

8
Soelaiman.
9
Soelaiman.
10
Mohammad Bahri Ghazali, ‘Epistemologi Al-Ghazali’, Al-Qalam, Vol. XVIII.No. 90-91.
11
Soelaiman.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ilmu merupakan sebuah kajian ilmiah yang diperoleh dari kegiatan
mengamati, pengumpulan fakta dan pendalaman teoritis. Ilmu berlaku
sistematis dan universal, sehingga saling berkaitan dengan aspek-aspek ilmu
lainnya dan tak terbatas cakupannya. Pada awalnya filosof-filosof Barat
mempelajari dan mengembangkan ilmu untuk memperoleh kebahagiaan dan
kebijaksanaan hidup. Namun Islam memiliki cara tersendiri dalam memahami
ilmu. Dalam Islam, hakikat sebenar-benarnya ilmu berasal dan bersumber
dari Allah Swt. Manusia hanyalah pemegang amanah yang bertugas mencari,
mengembangkan dan mengajarkan ilmu. Sedangkan tujuan utama dalam
mencari ilmu adalah semata untuk memperoleh kabahagiaan di dunia maupun
di akhirat.

7
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Muh. Zainal, ‘Konsep Ilmu Dalam Islam: Tinjauan Terhadap Makna,
Hakikat, Dan Sumber-Sumber Ilmu Dalam Islam’, Ilmu Ushuluddin, Vol.
10.No. 1 (2011), hlm. 107-120

‘Cambridge Dictionary’, Cambridge University Press


<https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/science>

Dafrita, Ivan Eldes, ‘Ilmu Dan Hakekat Ilmu Pengetahuan Dalam Nilai Agama’, Al-
Hikmah, Vol 9.No 2 (2015)

Ghazali, Mohammad Bahri, ‘Epistemologi Al-Ghazali’, Al-Qalam, Vol. XVIII.No.


90-91

Lubis, Nur Ahmad Fadhil, Pengantar Filsafat Umum (Medan: Perdana Publishing,
2015)

Makhmudah, Siti, ‘Hakikat Ilmu Pengetahuan Dalam Perspektif Modern Dan Islam’,
Al-Murabbi, Vol 4.No 2 (2018)

Mintaredja, Abbas Hamami, ‘Epistemologi’, Fakultas Filsafat Universitas Gadjah


Mada, 1987

Soelaiman, Darwis A, Fisafat Ilmu Pengetahuan Perspektif Barat Dan Islam, 1st edn
(Banda Aceh: Penerbit Bandar Publishing, 2019)

Anda mungkin juga menyukai