Anda di halaman 1dari 18

 KONSEP DASAR

MSI

 Oleh:
IMAM FAIZIN
Metodologi Studi Islam
 Metodologi terdiri dari : Metode dan Logos. Metode berasal
dari bahasa Yunani, Metha (sepanjang/melewati, hodos (jalan/cara).
Metode adalah suatu ilmu tentang cara atau langkah-langkah yang
Jadi
ditempuh dalam suatu disiplin tertentu untuk mencapai tujuan
tertentu. Sedangkan logos berarti ilmu. M. Santra Praja mengartikan
metode : ilmu cara menyampaikan sesuatu kepada orang lain. JS.
Badudu dan Sutan M. Zaini metode disebut dengan pengajaran atau
penelitian. Dalam bahasa arab disitilahkan dengan Thariqah,
manhaj dan Wasilah (Nata, )

 Dalam Kamus Bahasa Indonesia metodologi diartikan suatu untuk


mengungkapkan cara yang paling cepat dan tepat dalam melakukan
sesuatu atau dengan kata lain cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan
yang ditentukan.
 Metode adalah ajaran yang
memberi menurut
uraian, penjelasan, dan penentuan
istilah
nilai. Hugo F. Reading mengatakan metode
adalah kelogisan penelitian ilmiah, sistem
tentang prosedur dan teknik riset (Hugo dalam
Yatimi, 2006 :147)

 Metode ilmu yang memberi


adalah
pengajaran tentang sistem dan langkah
suatu
yang harus ditempuh dalam
mencapai suatu
penyelidikan keilmuan. Dalam berbagai
penelitian ilmiah, langkah-langkha pasti harus
ditempuh agar kelogisan penelitian ilmiah benar-
benar nyata dan dapat dipercaya semua
masyarakat. (M. Yatimi Abdullah, 2006 :147)
 Abraham Kaflan metodologi adalah pengkajian
(study), mengenal penggambaran (deskripsi),
penjelasan dan pembenaran
(eksplanasi) (justifikasi) melahirkan ge
sehingga
(penyimpulan). Dengan lain neralisasi
cara atau
kata
prosedur yang ditempuh dalam memecahkan
suatu masalah (mulai menemukan fakta hingga
sampai pada penyimpulan)

 Dalam penggunaannya Abraham Kafflan


membedakan metodologi dalam empat macam
penggunaan :
1. Teknik-teknik atau prosedur yang digunakan
dalam ilmu pengetahuan (science) atau
dalam konteks penelitian seperti survey,
statistik, interview, analisis fakta dll.
2. Basa-basi (honorific) menerangkan “apa itu
metode pengetahuan yang digunakan”, tanpa
penjelasan lebih lanjut (konsep yang belum
jelas)
3. Epistimologi (teori pengetahuan) atau terkait
dengan cara mendapatkan pengetahuan.
4. Metode, teknik-teknik umum yang digunakan
dalam berbagai ilmu pengetahuan.
Mengapa diperlukan
metodologi dalam studi
Islam?
1. Sebagaimana gagasan awal lahirnya MSI
untuk mengupayakan cara yang cepat dan
tepat dalam mempelajari Islam karena pada
mata kuliah sebelumnya tidak banyak memuat
tentang metodologi
2. Untuk menampilkan kembali sejumlah
hasanah dan intelektual dari masa lalu hingga
sekarang’
3. Karena keilmuan selalu berkembang seiring
dengan perkembangan pemikiran, peradaban
dan kebudayaan yang berkembang.
4. Luasnya ruang lingkup ajaran Islam, (material dan spiritual,
transenden dan imanent) jasmani dan rohani, kongkrit dan
abstrak) sehingga dengan mengunakan metodologi yang
benar diharapkan dapat menghasilkan kesimpulan yang tepat
dan benar tentang Islam.

5. Mukti Ali mengatakan bahwa salah satu penyebab


kemunduran umat Islam karena metodologi dan pendekatan
yang digunakan selama ini masih pincang. Ahli ilmu
pengetahuan spt orientalis mendekati Islam hanya dengan
menggunakan kacamata ilmiah, akibatnya penelitian yang
dilakukan belum menyeluruh, mereka tidak mengerti Islam
secara utuh, yang mereka ketahuan ttg ISlam hanya
eksternalistis (bagian luarnya). Sementara itu para ulama
sudah terbiasa memahami ajaran ISlam secara doktrin dan
dogmatis, akibatnya penafsiran tersebut sulit diterapkan di
tengah-tengah kehidupan masyarakat yang modern dan
semakin global.
Metodologi Studi Islam
1. Pengertian Studi Islam (Dirasah Islamiah/Islamic Studies)
adalah usaha sadar, sistematis dan metodologis untuk
mempelajari (mengetahui, memahami dan membahas
secara mendalam) hal-hal yang berkaitan dengan Islam baik
yang berhubungan dengan normativitasnya, historisitasnya
maupun aktualisasi secara nyata dalam kehidupan sehari-
hari sepanjang sejarah kehidupan manusia (Muhaimin)
2. Pengertian Metodologi Studi Islam adalah suatu
ilmu yang memuat/berisi prosedur atau langkah-langkah
yang ditempuh dalam mempelajari Islam, secara tepat cepat,
efektif dan efesien dari mulai menemukan fakta sampai
melakukan generalisasi baik Islam sebagai sumber ajaran,
Islam sebagai pemahaman, sebagai pengalaman (historis).
Siapa yangmempelajari
Islam ?
Usaha mempelajari Islamtidak hanya
dilakukan oleh orang Islam tetapi
juga para orientalis Barat.
Mempelajari Islam bagi orang Islam
dengan Para orientalis memiliki
perbedaan dalam tujuan. Orang Islam
mempelajari Islam untuk dijadikan keyakinan
dan sebagai pedoman atau petunjuk
hidup, sedangkan bagi para
orientalis tujuannya ada yang hanya
sekedar untuk ilmu pengetahuan, dan ada juga
yang memiliki tujuan politik.
Beberapa
komentar
Orientalis ttg hadis
 Alois Sprenger, misionaris Jerman: hadis adalah kumpulan cerita
bohong tapi menarik.
 Wiliam Muir, orintalis Inggris, dalam literatur hadis, nama
Muhamamd
Nabi sengaja dicatut untuk menutupi kebohongan
keganjilan,
dan 4000 hadis yang dianggap sahih oleh Imam bukhari
separohnya harus ditolak.
 Goldziher, (orientalis paling mengerti ttg Islam) sebagian besar
hadis tidak dapat dijamin keasliannya dan tidak dapat dijadikan
sumber informasi sejarah awal Islam, ia hanya merupakan reflektif
interaksi dan konplik pelbagai aliran dan kecenderungan dikalangan
masyarakat Muslim pada periode kematangan, ketimbang sebagai
dokomen sejarah awal perkembangan Islam. Dalam arti hadis
merupakan produk bikinan masyarakat Islam beberapa
abad setelah Nabi wapat.
 David Samuel. Meragukan otentisitas hadis
dengan alasan, 1) karena tidak ada bukti
yang menunjukan bahwa hadis telah
dicatat sejak zaman Nabi, dan kedua
lemahnya ingatan para perawinya.
 Joseph Schacht, tidak ada hadis yang
benar-benar berasal dari Nabi, kalau pun
ada dan bisa dibuktikan, jumlahnya amat
sedikit. Hadis baru muncul pada abad ke 2
H, dan beredar luas pada zaman Syafi’i
abad ke-3 H. Hadis dalam Kutubus Sittah
tidak dapat dijamin keasliannya.
 Goethe-seorang filosuf asal Jerman berkata : ”Bagaimana juga saya
membaca al-Qur’an itu, pertama ia menggerakan saya pada setiap
waktu dengan kesegaran dan dengan cepat menganjurkan pendirian
hati serta keheranan yang akhirnya ia mendorong saya kepada
pengetahuan agama. Al-Qur’an mempunyai susunan kata yang
molek dan indah, isi dan tujuannya mengandung sesuatu pedoman.
Ia adalah kemuliaan yang maha tinggi. Demikianlah al-Qur’an akan
berjalan terus dan bekerja disepanjang masa dengan pengaruh
yang amat kuat serta gagah dan teguh.

 Seorang kritikus non muslim bernama Siir William Muyer


menerangkan
yang tentang kerendahan hati dan kesederhanaan
rasulullah antara lain katanya : Kesederhanaan adalah merupakan
ilustrasi (gambaran) seluruh kehidupan Muhammad. Perasaan dan
sopan santun adalah termasuk sifatnya yang sangat menonjol dalam
pergaulan terhadap pengikutnya yang paling rendah. Sifat-sifat yang
melekat pada dirinya mampu menarik orang yang ada
disekelilingnya.
Mengapa Islam penting
untuk dipelajari ?
1. Sebagai tanggung jawab moral dan konsekwensi manusia yang
mengakui dan meyakini Islam sebagai agamanya. (attaubah : 122,
albaqarah : 208, Ali Imran : 85, Al-an’am : 125, Ali Imran : 102, Yunus :
25, Azzumar : 22)
2. Islam dihadapkan dengan perkembangan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan berbagai
ditimbulkannya. dampak yang
3. Islam membawa missi sebagai rahmatan lil’alamin dan diyakini
sebagai agama yang memiliki ajaran yang universal dan lengkap.
Harun Nasution mengatakan bahwa Islam memiliki multi aspek.
4. Abudin Nata, kehadiran Islam sebagi agama diyakini menjamin
terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan bathin :
ISlam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif,
menghargai akal mellaui pengembangan ilmu penget. Dan
pengembangan iptek, seimbang dalam memenuhi kebutuhan material
dna spiritual, mengembangkan kepedulian sosial, menghargai waktu,
bersikap terbuka, demokratis, berorientasi pada kualitas, kemitraan,
anti feodalistik, cinta kebersihan, mengutamakan persaudaraan,
mementingkan ahklak dan sebagainya.
3. Harun Nasution, Fakta menunjukan bahwa pemahaman
umat Islam terhadap ajaran Islam amat variatif, situasi
keberagamaan di Indonesia cenderung menampilkan
kondisi keberagamaan yang legalistik formal, sehingga
terkesan lebih mementingkan bentuk daripada isi,
akibatnya agama kurang dipahami sebagai seperangkat
aturan moral dan etika yang membebaskan umat dari
kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan, posisi
umat Islam masih berada pada posisi marginal dan
problematis.
4. Masdar F, Mas’udi : Sebagian umat Islam di Indonesia
masih mengabaikan sistem nilai dan etika dalam
kehidupan. Survey Global Corruption Indec International
(1999/2000) dan ICW, Indo terkurop di Asia dan no. 3 di
dunia. Tahun 2003, hasil survey Transparance
Internasional peringkat 6 dari 133 negara.
6. Terjadinya konflik dan gesekan-gesekan antar
umat beragama dan tantangan dari pihak-pihak
tertentu yang tidak menginginkan Islam
berkembang di muka bumi.
7. Untuk menjadikan Islam sebagai agama yang
fungsional baik yang berkenaan dengan fungsi
edukatif, yakni upaya transper nilai dan norma
agama, fungsi salfatif (penyelamatan,
kedamaian, ketenangan), sosial
(pengawasan/kontrol sosial), fungsi integratif
fungsi
(integrasi sosial), fungsi pembatasan (limitasi)
dan pengkondisian terhadap tindakan atau
prilaku individu dan masyarakat.
Tujuan Studi Islam
 Mempelajari secara mendalam ttg apa hakikat
agama Islam (agama firah/tauhid) dan
dan hubungannya
bagaimana dengan agama lain dalam kehidupan
posisinya
budaya manusia.
 Mempelajari secara mendalam sumber dasar ajaran
agama Islam dan bagaimana aktualisasinya sepanjang
sejarah kehidupan manusia
 Mempelajari secara mendalam tentang isi-isi pokok
ajaran Islam dan penjabaran serta operasionalisasinya
dalam perkembangan budaya dan peradaban umat
Islam.
 Mempelajari secara mendalam prinsif-prinsif dan
nilai dasar serta bagaimana realisasinya
membimbing dan mengontrol serta
dalam
mengarahkan perkembangan
budaya
peradaban manusia terlebih di zaman dan
modern sekarang ini.
 Dengan diharapkan juga
tujuan
bermanfaat peningkatan dan
diatas
bagi pengembangan kurikulum pendidikan Islam
dalam usaha
transpormasi
budaya sekarangsosial
serta agama umat Islamkehidupan dan
akan datang.

Anda mungkin juga menyukai