Anda di halaman 1dari 35

KONSEP DASAR

 MSI

Oleh:
IMAM FAIZIN
KONDISI UMAT ISLAM

PENDIDIKAN UMAT LEBIH DITUJUKAN PADA


“PERSIAPAN” AKHIRAT DIBANDING
“KEPERLUAN” HIDUP DUNIA
MATERI PENGAJARAN AGAMA ISLAM
TERBATAS HANYA PADA ASPEK2 FIKIH,
ILMU TAUHID, TAFSIR, DAN HADIS YANG
DIBERIKAN JUGA HANYA MENURUT SATU
MADZHAB TERTENTU, BAIK PADA TINGKAT
DASAR MAUPUN PADA TINGKAT LANJUT
KONDISI UMAT ISLAM

UMAT ISLAM MENGALAMI KEMUNDURAN


DAN KETERTINGGALAN DALAM
PERCATURAN GLOBAL DI BERBAGAI
BIDANG
TELAH TERJADI SALAH PENGERTIAN
TENTANG HAKIKAT ISLAM SEHINGGA
TIMBUL KESAN BAHWA ISLAM ITU BERSIFAT
SEMPIT, KAKU/STATIS, TIDAK SESUAI
DENGAN ALAM MODERN. .
KONDISI UMAT ISLAM

DI DALAM MASYARAKAT ISLAM


BERKEMBANG PANDANGAN DIKOTOMIS
YANG MEMISAHKAN ANTARA DUNIA DAN
AKHIRAT, ANTARA URUSAN AGAMA DAN
BUKAN AGAMA
URUSAN DUNIA TAK MENDAPAT PERHATIAN
YG SEMESTINYA DAN PENDIDIKAN UMAT
ISLAM HANYA TERTUJU PADA PENDIDIKAN
KEAGAMAAN, BUKAN PENDIDIKAN AGAMA
SIKAP INTOLERAN, JANGANKAN DENGAN
PENGANUT AGAMA LAIN TAPI JUGA
DENGAN SESAMA MUSLIM.
KONDISI UMAT ISLAM

UMAT ISLAM TIDAK SIAP MENERIMA


PERBEDAAN (TERMASUK PERBEDAAN
PENDAPAT/MADZHAB YG MERUPAKAN
SUATU KENISCAYAAN YG TAK DAPAT
DIELAKKAN)
PADAHAL, ISLAM ITU BERSIFAT DINAMIS
SERTA MULTI DIMENSI DAN MULTI TAFSIR.
ISLAM BERSIFAT MULTI
DIMENSI & MULTI TAFSIR
ADA ASPEK HUKUM, SEJARAH, POLITIK,
KEBUDAYAAN, FILSAFAT, PENDIDIKAN,
EKONOMI, SPRITUIL DAN MORAL, DLL.

ADA BEBERAPA MADZHAB PADA SETIAP


ASPEK & DIMENSINYA
Metodologi Studi Islam
 Metodologi terdiri dari : Metode dan Logos.
Metode berasal dari bahasa Yunani, Metha
(sepanjang/melewati, hodos (jalan/cara).
Jadi, Metode adalah suatu ilmu tentang cara atau
langkah-langkah yang ditempuh dalam suatu
disiplin tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan logos berarti ilmu.
 .
M. Santra Praja mengartikan metode : ilmu cara
menyampaikan sesuatu kepada orang lain.
JS. Badudu dan Sutan M. Zaini metode disebut
dengan pengajaran atau penelitian.
Dalam bahasa arab disitilahkan dengan
Thariqah, manhaj dan Wasilah.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia
metodologi diartikan suatu untuk
mengungkapkan cara yang paling
cepat dan tepat dalam melakukan
sesuatu atau dengan kata lain cara
kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu
kegiatan untuk mencapai tujuan
yang ditentukan
 Metode menurut istilah adalah ajaran yang
memberi uraian, penjelasan, dan penentuan
nilai. Hugo F. Reading mengatakan metode
adalah kelogisan penelitian ilmiah, sistem
tentang prosedur dan teknik riset (Hugo dalam
Yatimi, 2006 :147)

 Metode adalah suatu ilmu yang memberi


pengajaran tentang sistem dan langkah yang
harus ditempuh dalam mencapai suatu
penyelidikan keilmuan. Dalam berbagai
penelitian ilmiah, langkah-langkha pasti harus
ditempuh agar kelogisan penelitian ilmiah benar-
benar nyata dan dapat dipercaya semua
masyarakat. (M. Yatimi Abdullah, 2006 :147)
 Abraham Kaflan metodologi adalah pengkajian
(study), mengenal penggambaran (deskripsi),
penjelasan (eksplanasi) dan pembenaran
(justifikasi) sehingga melahirkan generalisasi
(penyimpulan). Dengan kata lain cara atau
prosedur yang ditempuh dalam memecahkan
suatu masalah (mulai menemukan fakta hingga
sampai pada penyimpulan)

 Dalam penggunaannya Abraham Kafflan


membedakan metodologi dalam empat macam
penggunaan :
1. Teknik-teknik atau prosedur yang digunakan
dalam ilmu pengetahuan (science) atau
dalam konteks penelitian seperti survey,
statistik, interview, analisis fakta dll.
2. Basa-basi (honorific) menerangkan “apa itu
metode pengetahuan yang digunakan”, tanpa
penjelasan lebih lanjut (konsep yang belum
jelas)
3. Epistimologi (teori pengetahuan) atau terkait
dengan cara mendapatkan pengetahuan.
4. Metode, teknik-teknik umum yang digunakan
dalam berbagai ilmu pengetahuan.
UNSUR-UNSUR METODOLOGI

Pengkajian (study)
Penggambaran (deskripsi)
Penjelasan (ekplanasi)
Pembenaran (justifikasi)
MENURUT KAFLAN
PENGKAJIAN STUDI ISLAM

HISTORIS

NORMATIF
Siapa yang mempelajari
Islam ?

INSIDER OUTSIDER

ISLAM
Usaha mempelajari Islam tidak hanya
dilakukan oleh orang Islam tetapi juga para
orientalis. Mempelajari Islam bagi orang
Islam dengan Para orientalis memiliki
perbedaan dalam tujuan.

Orang Islam mempelajari Islam untuk dijadikan


keyakinan dan sebagai pedoman atau
petunjuk hidup, sedangkan bagi para
orientalis tujuannya ada yang hanya sekedar
untuk ilmu pengetahuan, dan ada juga yang
memiliki tujuan politik.
Mengapa Islam penting
untuk dipelajari ?
1. Sebagai tanggung jawab moral dan konsekwensi manusia yang
mengakui dan meyakini Islam sebagai agamanya. (attaubah : 122,
albaqarah : 208, Ali Imran : 85, Al-an’am : 125, Ali Imran : 102, Yunus :
25, Azzumar : 22)
2. Islam dihadapkan dengan perkembangan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan berbagai dampak yang
ditimbulkannya.
3. Islam membawa missi sebagai rahmatan lil’alamin dan diyakini
sebagai agama yang memiliki ajaran yang universal dan lengkap.
Harun Nasution mengatakan bahwa Islam memiliki multi aspek.
4. Abudin Nata, kehadiran Islam sebagi agama diyakini menjamin
terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan bathin :
ISlam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif,
menghargai akal mellaui pengembangan ilmu penget. Dan
pengembangan iptek, seimbang dalam memenuhi kebutuhan material
dna spiritual, mengembangkan kepedulian sosial, menghargai waktu,
bersikap terbuka, demokratis, berorientasi pada kualitas, kemitraan,
anti feodalistik, cinta kebersihan, mengutamakan persaudaraan,
mementingkan ahklak dan sebagainya.
3. Harun Nasution, Fakta menunjukan bahwa pemahaman
umat Islam terhadap ajaran Islam amat variatif, situasi
keberagamaan di Indonesia cenderung menampilkan
kondisi keberagamaan yang legalistik formal, sehingga
terkesan lebih mementingkan bentuk daripada isi,
akibatnya agama kurang dipahami sebagai seperangkat
aturan moral dan etika yang membebaskan umat dari
kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan, posisi
umat Islam masih berada pada posisi marginal dan
problematis.
4. Masdar F, Mas’udi : Sebagian umat Islam di Indonesia
masih mengabaikan sistem nilai dan etika dalam
kehidupan. Survey Global Corruption Indec International
(1999/2000) dan ICW, Indo terkurop di Asia dan no. 3 di
dunia. Tahun 2003, hasil survey Transparance
Internasional peringkat 6 dari 133 negara.
6. Terjadinya konflik dan gesekan-gesekan antar
umat beragama dan tantangan dari pihak-pihak
tertentu yang tidak menginginkan Islam
berkembang di muka bumi.
7. Untuk menjadikan Islam sebagai agama yang
fungsional baik yang berkenaan dengan fungsi
edukatif, yakni upaya transper nilai dan norma
agama, fungsi salfatif (penyelamatan,
kedamaian, ketenangan), fungsi sosial
(pengawasan/kontrol sosial), fungsi integratif
(integrasi sosial), fungsi pembatasan (limitasi)
dan pengkondisian terhadap tindakan atau
prilaku individu dan masyarakat.
Mengapa diperlukan
metodologi dalam studi
Islam?
1. Sebagaimana gagasan awal lahirnya MSI
untuk mengupayakan cara yang cepat dan
tepat dalam mempelajari Islam karena pada
mata kuliah sebelumnya tidak banyak memuat
tentang metodologi
2. Untuk menampilkan kembali sejumlah
hasanah dan intelektual dari masa lalu hingga
sekarang’
3. Karena keilmuan selalu berkembang seiring
dengan perkembangan pemikiran, peradaban
dan kebudayaan yang berkembang.
4. Luasnya ruang lingkup ajaran Islam, (material dan spiritual,
transenden dan imanent) jasmani dan rohani, kongkrit dan
abstrak) sehingga dengan mengunakan metodologi yang
benar diharapkan dapat menghasilkan kesimpulan yang tepat
dan benar tentang Islam.

5. Mukti Ali mengatakan bahwa salah satu penyebab


kemunduran umat Islam karena metodologi dan pendekatan
yang digunakan selama ini masih pincang. Ahli ilmu
pengetahuan spt orientalis mendekati Islam hanya dengan
menggunakan kacamata ilmiah, akibatnya penelitian yang
dilakukan belum menyeluruh, mereka tidak mengerti Islam
secara utuh, yang mereka ketahuan ttg ISlam hanya
eksternalistis (bagian luarnya). Sementara itu para ulama
sudah terbiasa memahami ajaran ISlam secara doktrin dan
dogmatis, akibatnya penafsiran tersebut sulit diterapkan di
tengah-tengah kehidupan masyarakat yang modern dan
semakin global.
Metodologi Studi Islam
1. Pengertian Studi Islam (Dirasah Islamiah/Islamic Studies)
adalah usaha sadar, sistematis dan metodologis untuk
mempelajari (mengetahui, memahami dan membahas
secara mendalam) hal-hal yang berkaitan dengan Islam baik
yang berhubungan dengan normativitasnya, historisitasnya
maupun aktualisasi secara nyata dalam kehidupan sehari-
hari sepanjang sejarah kehidupan manusia (Muhaimin)
2. Pengertian Metodologi Studi Islam adalah suatu
ilmu yang memuat/berisi prosedur atau langkah-langkah
yang ditempuh dalam mempelajari Islam, secara tepat cepat,
efektif dan efesien dari mulai menemukan fakta sampai
melakukan generalisasi baik Islam sebagai sumber ajaran,
Islam sebagai pemahaman, sebagai pengalaman (historis).
Beberapa komentar
Orientalis ttg hadis
 Alois Sprenger, misionaris Jerman: hadis adalah kumpulan cerita
bohong tapi menarik.
 Wiliam Muir, orintalis Inggris, dalam literatur hadis, nama Nabi
Muhamamd sengaja dicatut untuk menutupi kebohongan dan
keganjilan, 4000 hadis yang dianggap sahih oleh Imam bukhari
separohnya harus ditolak.
 Goldziher, (orientalis paling mengerti ttg Islam) sebagian besar
hadis tidak dapat dijamin keasliannya dan tidak dapat dijadikan
sumber informasi sejarah awal Islam, ia hanya merupakan reflektif
interaksi dan konplik pelbagai aliran dan kecenderungan dikalangan
masyarakat Muslim pada periode kematangan, ketimbang sebagai
dokomen sejarah awal perkembangan Islam. Dalam arti hadis
merupakan produk bikinan masyarakat Islam beberapa abad
setelah Nabi wapat.
Tujuan Studi Islam
 Mempelajari secara mendalam ttg apa hakikat agama
Islam (agama firah/tauhid) dan bagaimana posisinya
dan hubungannya dengan agama lain dalam kehidupan
budaya manusia.
 Mempelajari secara mendalam sumber dasar ajaran
agama Islam dan bagaimana aktualisasinya sepanjang
sejarah kehidupan manusia
 Mempelajari secara mendalam tentang isi-isi pokok
ajaran Islam dan penjabaran serta operasionalisasinya
dalam perkembangan budaya dan peradaban umat
Islam.
 Mempelajari secara mendalam prinsif-prinsif dan
nilai dasar serta bagaimana realisasinya dalam
membimbing dan mengontrol serta
mengarahkan perkembangan budaya dan
peradaban manusia terlebih di zaman modern
sekarang ini.
 Dengan tujuan diatas diharapkan juga
bermanfaat bagi peningkatan dan
pengembangan kurikulum pendidikan Islam
dalam usaha transpormasi kehidupan sosial
budaya serta agama umat Islam sekarang dan
akan datang.
Ruang Lingkup Studi Islam
1. Sebagai doktrin dari Tuhan yang sebenarnya bagi para
pemeluknya sudah final dalam arti absolute, dan diterima
apa adanya.
2. Sebagai gejala budaya, yang berarti seluruh yang menjadi
kreasi manusia dalam kaitannya dengan agama, termasuk
pemahaman orang terhadap doktrin agamanya.
3. Sebagai interaksi sosial, yaitu realitas umat Islam. Bila
Islam dilihat dari tiga sisi, maka ruang lingkup studi Islam
dapat dibatasi pada tiga sisi tersebut. Oleh karena sisi
doktrin merupakan suatu keyakinan atas kebenaran teks
wahyu, maka hal ini tidak memerlukan penelitian
didalamnya.
Urgensi Studi Islam
1. Umat Islam saat ini berada dalam kondisi problematic
Umat Islam pada saat ini berada pada masa yang lemah dalam
segala aspek kehidupan social budaya yang mana harus berhadapan
dengan dunia modern yang serba psraktis dan maju. Oleh karena itu,
umat Islam tidak boleh terjebak pada romantisme, artinya
menyibukkan diri untuk membesar-besarkan kejayaan masa lalu
yang terwujud dalam sejarah Islam, sementara saat ini Islam masih
silau menghadapi masa depannya. umat Islam memang berada
dalam suasana problematic. Jika sekarang umat Islam masih
berpegang teguh pada ajaran-ajaran Islam hasil penafsiran ulama
terdahulu yang dianggap sebagai ajaran yang mapan dan sempurna
serta paten, berarti mereka memiliki intelektual sebatas itu saja yang
pada akhirnya menghadapi masa depan suram.
Urgensi Studi Islam
2. Umat Islam dan peradabannya berada dalam suasana
problematik
Islam, sebagai agama yang rahmatullah lil ‘alamin, tentunya
mempunyai konsep atau ajaran yang bersifat manusiawi dan
universal, yang dapat menyelamatkan umat manusia dan alam
semesta dari kehancurannya. Akan tetapi, umat Islam sendiri saat ini
berada dalam situasi yang serba problematic. Kondisi kehidupan
social budaya dan peradaban umat Islam dalam keadaaan lemah
dan tidak berdaya berhadapan dengan budaya dan peradaban
manusia dan dunia modern. Disinilh urgensi nya studi Islam, yaitu
untuk menggali ajaran-ajaran Islam yang asli dan murni, dan yang
bersifat manusiawi. Dari situlah kemudian dididikkan dan
ditransformasikan kepada generasi penerusnya yang bisa
menawarkan alternatif pemecahan permaslahan yang dihadapi oleh
umat manusia dalam dunia modern. Yatimin Abdullah, (2006: 2)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai