Disusun Oleh:
Kelompok 2
Fahma Nisa Fauziah (12010925413)
Maria Ulva (12010924999)
Missy Mairista (12010925480)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “URGENSI DAN TUJUAN STUDI ISLAM” tepat
waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Strategi Pembelajaran
Al-Qur’an di Universitas Sultan Syarif Kasim Riau. Selain itu, kami juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang URGENSI DAN TUJUAN
STUDI ISLAM.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada selaku dosen mata kuliah
Strategi Pembelajaran Al-Qur’an. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima
kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini. Kami
menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Pembahasan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
2.1 Pengertian Studi Islam 3
2.2 Urgensi Studi Islam Dalam Kehidupan 4
2.3 Tujuan Studi Islam 6
2.4 Rasa Ingin Tahu Manusia(Human Quest Knowledge) 7
2.5 Doktrin Kepercayaan Agama 8
BAB III PENUTUP 11
3.1 Kesimpulan 11
3.2 Saran 12
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
pemahaman keislaman umat islam masih ditandai keadaan yang amat variatif. 1
Timbulnya kevariatifan dapat dilacak penyebabnya, mengapa umat tersebut keliru
memahami islam. Ajaran Islam yang muatan ajarannya banyak berkaitan dengan
masalah- masalah sosial ternyata belum dapat diangkat ke permukaan disebabkan metode
dan pendekatan yang kurang komprehensif.
Islam mempunyai banyak dimensi yaitu mulai dari keimanan, akal, ekonomi, politik,
iptek, lingkungan, perdamaian, sampai kehidupan rumah tangga. Dalam memahami
berbagai ajaran Islam tersebut memerlukan berbagai pendekatan yang dikaji dari berbagai
ilmu. Misalnya dijumpai ayat- ayat tentang proses pertumbuhan dan berbagai anatomi
tubuh manusia. Untuk menjelaskan masalah tersebut memerlukan dukungan ilmu anatomi
tubuh manusia. Untuk membahas ayat- ayat tentang tanaman jelas memerlukan bantuan
ilmu pertanian.2 Seperti itulah hubungan islam dengan pendekatan berbagai ilmu
pengetahuan.
Seiring dinamika dan perkembangan zaman, kesempatan untuk mempelajari Studi
Islam dapat melalui segala hal, berkaitan dengan persoalan tentang mempelajari Studi
Islam, islam memberikan kesempatan secara luas kepada manusia untuk menggunakan
akal pikirannya secara maksimal untuk mempelajarinya, namun jangan sampai
penggunaannya melampaui batas dan keluar dari rambu-rambu ajaran Allah SWT.
Dan didalam makalah ini akan membahas permasalahan-permasalahan itu semua secara
lebih umum.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa Pengertian Studi Islam ?
2) Apa Urgensi Studi Islam Dalam Kehidupan?
3) Apa Tujuan Studi Islam?
4) Bagaimana Rasa Ingin Tahu Manusia(Human Quest Knowledge)?
5) Apa Doktrin Kepercayaan Agama?
1
11
Abuddin Nata, Metodelogi Studi Islam, Cet.1,( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), Hlm. 95.
2
Ibid, Hlm. 5
1
1.3 Tujuan
1) Untuk Mengetahui Pengertian Studi Islam
2) Untuk Mengetahui Urgensi Studi Isl Dalam Kehidupan
3) Untuk Mengetahui Tujuan Studi Islam
4) Untuk Mengetahui Rasa Ingin Tahu Manusia (Human Quest Knowledge)
5) Untuk Mengetahui Doktrin Kepercayaan Agama.
2
BAB II
PEMBAHASAN
23
Rasihon Anwar, et.al., Pengantar Studi Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2009), H. 25
3
berbeda yang masuk dalam ruang studi Islam. Pertama, pada umumnya kajian normatif
agama Islam dikembangkan oleh sarjana Muslim untuk memperoleh ilmu pengetahuan atas
kebenaran keagamaan Islam. kajian ini banyak berkembang di masjid, madrasah, dan
berbagai lembaga pendidikan lainnya. Kedua, kajian non-normatif agama Islam, biasanya
kajian dalam jenis ini dilakukan berbagai universitas dalam bentuk penggalian secara lebih
mendalam dari suatu ajaran Islam. Ketiga, kajian non-normatif atas berbagai aspek keislaman
yang berkaitan dengan kultur dan masyarakat Muslim. Dalam lingkup yang lebih luas, kajian
ini tidak secara langsung terkait dengan Islam sebagai sebuah norma.Dapat dipahami bahwa
studi Islam memiliki cakupan makna, pembagian, dan juga bidang garap yang berbeda.
Namun demikian, titik tekan utamanya terletak pada ajaran Islam2 yang sepenuhnya diambil
dari Al-Qur’an dan Hadis secara murni tanpa dipengaruhi sejarah, seperti ajaran tentang
akidah, ibadah, dan akhlak.4
34
Abuddin Nata. Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1998), H.104
5
Amin Abdullah, Studi Agama: Normativitas atau Historisitas? (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), hlm. 5.
Oleh karena itu, secara umum studi Islam menjadi penting karena agama, termasuk Islam
memerankan sejumlah peran dan fungsi di masyarakat. Urgensi studi Islam dapat dipahami
dan diuraikan sebagai berikut:
1. Munculnya Perbedaan Pandangan Antara Insider dan Outsider yang Memerlukan
Jalan Tengah.6
Insider adalah para pengkaji agama yang berasal dari agamanya sendiri (orang
dalam). Sedangkan Outsider adalah para pengkaji non-Muslim yang mempelajari
Islam dan
menafsirkannya dalam berbagai analisis dan pembacaan dengan metodologi tertentu
(orang luar). Problem insider dan Outsider muncul pasca jatuhnya kejayaan Islam,
lalu ilmu pengetahuan pindah ke Barat. Dari sini orang-orang Barat kemudian mulai
mempelajari Islam yang pada akhirnya muncul kajian orientalisme. Pada saat itu studi
Islam di Barat didorong oleh kebutuhan akan kekuasaan koloni untuk belajar dan
memahami masyarakat yang mereka kuasai, sehingga studi Islam di Barat juga perlu
diuji.
2. Umat Islam Saat ini Berada dalam Kondisi Problematik
Umat Islam berada dalam posisi yang terpinggirkan dan lemah dalam berbagai aspek
kehidupan, sementara di sisi lain dunia terus berkembang dengan modernisasinya.
Dalam kondisi tersebut, umat Islam dituntut untuk melakukan gerakan pemikiran
yang diharapkan dapat menghasilkan konsep pemikiran yang cemerlang untuk mampu
bersaing dengan perkembangan globalisasi.
3. Umat Manusia dan Peradabannya Berada dalam Suasana Problematis
Pesatnya perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern telah
membuka era baru dalam perkembangan budaya dan peradaban umat manusia. Dalam
suasana seperti ini, tentunya umat manusia membutuhkan aturan, nilai, dan norma
serta pegangan hidup yang universal dan diakui atau diterima oleh semua bangsa,
demi terciptanya kemakmuran dan kesejahteraan hidup serta kehidupan umat
manusia.
Disamping itu, studi Islam diharapkan dapat melahirkan komunitas yang mampu
melakukan perbaikan baik secara internal maupun eksternal. Secara internal
komunitas tersebut dapat mempertemukan dan mencari jalan keluar dari konflik
internal dalam agama Islam, seperti organisasi keagamaan yang belum final.
4
4
Sedangkan secara eksternal adalah penanganan konflik yang melibatkan Islam dengan
agama atau kepercayaan lain, salah satunya adalah krisis kerukunan antar umat
beragama.
Studi Islam diharapkan dapat melahirkan masyarakat yang siap hidup toleran dalam
wacana pluralitas agama sehingga tidak melahirkan Muslim Ekstrem yang membalas
kekerasan agama dengan kekerasan pula. Oleh karenanya, dalam kondisi masyarakat
yang mayoritas memeluk agama Islam, posisi studi Islam menjadi sangat penting
adanya.7
2.3 Tujuan studi Islam
Tujuan dan motivasi studi keislaman yaitu bertujuan untuk mendalami dan memahami
serta membahas ajaran-ajaran islam agar mereka dapat melaksanakannya dan
mengamalkannya dengan benar.Studi Islam sebagai usaha untuk mempelajari secara
mendalam tentang islam dan segala seluk beluk yang berhubungan dengan agama islam
sudah barang tentu mempunyai tujuan yang jelas, yang sekaligus menunjukan kemana Studi
Islam tersebut diarahkan. Dengan arah dan tujuan yang jelas itu, maka dengan sendirinya
Studi Islam akan merupakan usaha sadar dan tersusun secara sistematis.
Adapun arah dan tujuan Studi Islam dapat dirumuskan sebagai berikut :8
1. Untuk mempelajari secara mendalam tentang apa sebenarnya (hakikat) agam islam
itu, dan bagaimana posisi serta hubungannya dengan agama-agama lain dalam
kehidupan budaya manusia.Sehubungan dengan ini, Studi Islam dilaksanakan
berdasarkan asumsi bahwa sebenarnya agama islam diturunkan oleh Allah adalah
untuk membimbing dan mengarahkan serta menyempurnakan pertumbuhan dan
perkembangan agama-agama dan budaya umat dimuka bumi.
2. Untuk mempelajari secara mendalam pokok-pokok isi ajaran agama islam yang asli,
dan bagaimana penjabaran dan operasionalisasinya dalam pertumbuhan dan
perkembangan budaya peradaban islam sepanjang sejarahnya. Studi ini berasumsi
bahwa agama islam adalah fitrah sehingga pokok-pokok isi ajaran agama islam
tentunya sesuai dan cocok dengan fitrah manusia. Fitrah adalah potensi dasar,
pembawaan yang ada, dan tercipta dalam proses pencipataan manusia.
5
46
http://fiaitha10.blogspot.co.id/2016/01/problematika-insider-dan-outsider-dalam.html
5
57
Rosihon Anwar dkk., Pengantar Studi Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hlm., 26-33.
8
Ibid., hal.32-36
3. Untuk mempelajari secara mendalam sumber dasar ajaran agama islam yang tetap
abadi dan dinamis, dan bagaimana aktualisasinya sepanjang sejarahnya. Studi ini
berdasarkan asumsi bahwa agama islam sebagai agama samawi terakhir membawa
ajaran yang bersifat final dan mampu memecahkan masalah kehidupan manusia,
menjawab tantangan dan tuntutannya sepanjang zaman.Dalam hal ini sumber dasar
ajaran agama islam akan tetap actual dan fungsional terhadap permasalahan hidup
dan tantangan serta tuntutan perkembangan zaman tersebut.
4. Untuk mempelajari secara mendalam prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar ajaran
agama islam, dan bagaimana realisasinya dalam membimbing dan mengarahkan serta
mengontrol perkembangan budaya dan peradaban manusia pada zaman modern ini.
Asumsi dari studi ini adalah, islam yang meyakini mempunyai misi sebagai rahmatan
lil al-‘alamin tentunya mempunyai prinsip dasar yang bersifat universal, dan
mempunyai daya dan kemampuan untuk membimbing, mengarahkan dan
mengendalikan factor-faktor potensial dari pertumbuhan dan perkembangan system
budaya dan peradaban modern.
6
memperlihat ada tiga aspek potensi dasar yang dimiliki manusia, yaitu: aspek kognisi
(pengetahu), aspek afeksi (penentuan keputusan), aspek motorik (pelaksanaan atau eksekusi).
7
Rasa ingin tahu manusia mendasari segala dari aspek kognisi manusia yang senantiasa
menanyakan segala sesuatu yang ada di sekitar dirinya, bahkan keberadaan diri manusia
sendiri senantiasa menjadi permasalahan yang muncul dari rasa ingin tahu manusia. Rasa
ingin tahu yang dimiliki oleh manusia merupakan tanda utama dari adanya masalah. Masalah
senantiasa ada dalam kehidupan manusia.
Tidak adanya rasa ingin tahu berarti tidak ada masalah, tidak ada masalah berarti
manusia telah tiada dalam kehidupan ini alias mati. Permasalahan yang muncul dari rasa
ingin tahu manusia memerlukan jawaban. Sesungguhnya hakekat sejarah manusia adalah
rangkaian tanya jawab atau dialektika yang dilakukan manusia. Rasa ingin tahu mengawali
terisinya berbagai pengetahuan dalam otak manusia. Hal ini menyiratkan aspek kognisi yang
kuat dari rasa keingintahuan yang dimiliki manusia. Keingintahuan manusia merupakan
emosi yang dimiliki manusia dalam mendorong terwujudkan perilaku seperti eksplorasi,
investigasi dan belajar. Hal ini termasuk sebagai mekanisme kejiwaan manusia dalam upaya
mencari dan menemukan informasi dari interaksi kehidupan manusia dengan lingkungannya
dan makhluk-makhluk lainnya.9
Atang Abdullah Hakim, Dan Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009),
610
H. 190.
10
BAB III.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Pengertian studi Islam secara etimologis adalah usaha sadar dan sistematis untuk
mengetahui dan memahami serta membahas secara mendalam seluk-beluk atau
hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam, baik ajaran, sejarah maupun
praktik-praktik pelaksanaannya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara secara terminologis adalah usaha mengarahkan individu baik dalam
kehidupan pribadi maupun masyarakat, jasmani maupun rohani, menurut ajaran
Islam dengan mengembangkan seluruh aspek khidupan manusia untuk kehidupan
yang lebih biak sesuai dengan fitrahnya.
2. Urgensi dari studi Islam yaitu, munculnya perbedaan pandangan antara insider dan
outsider yang memerlukan jalan tengah, umat Islam saat ini berada dalam kondisi
problematik, serta umat manusia dan peradabannya berada dalam suasana
problematis.
3. Tujuan dari studi Islam antara lain untuk mempelajari secara mendalam hakikat
Islam, dan posisi serta hubungannya dengan agama-agama lain dalam kehidupan
budaya manusia. Untuk mempelajari secara mendalam pokok-pokok isi ajaran
agama Islam yang asli, dan bagaimana penjabaran dan operasionalisasinya dalam
pertumbuhan dan perkembangan budaya dan peradaban Islam sepanjang sejarah.
Untuk mempelajari secara mendalam sumber dasar ajaran agama Islam yang tetap
abadi dan dinamis, dan bagaimana aktualisasinya sepanjang sejarahnya. Untuk
mempelajari secara mendalam prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar ajaran agama
Islam, dan bagaimana realisasinya dalam membimbing dan mengarahkan serta
mengontrol perkembangan budaya dan peradaban manusia pada zaman modern
ini.
4. Rasa ingin tahu manusia, Manusia lahir tanpa mengetahui sesuatu ketika itu yang
diketahuinya hanya ”saya tidak tahu” Tapi kemudian dengan pancaindra, akal, dan
jiwanya sedikit demi sedikit pengetahuannya bertambah, dengan coba-coba
(trialanderror), pengamatan, pemikiran yang logis dan pengalamannya ia
menemukan pengetahuan. Namun demikian keterbatasan Panca indra dan akal
menjadikan sebagian banyak tanda tanya yang muncul dalam benaknya tidak dapat
terjawab.
11
Hal ini dapat mengganggu perasaan dan jiwanya dan semakin mendesak
pertanyaan-pertanyaan tersebut semakin gelisah ia apabila tak terjawab. Hal inilah
yang disebut dengan rasa ingin tahu manusia. Manusia membutuhkan informasi
yang akan menjadi syarat kebahagiaan dirinya.
5. Doktrin (KBBI) : ajaran, pendirian segolongan ahli ilmupengetahuan, keagamaan
atau ketatanegaraan secara bersistem.Perlu diketahui juga bahwa dalam
menjalankan fungsidan mencapai tujuan hidupnya manusia telah dianugerahi oleh
Allah dengan berbagai bekal seperti: naluri (insting), pancaindra,akal, dan
lingkungan hidup untuk dikelola dan dimanfaatkan.Fungsi dan tujuan hidup
manusia adalah dijelaskan oleh agama dan bukan oleh akal. Agama justru datang
karena ternyata bekal-bekal yang dilimpahkan kepada manusia itu tidak cukup
mampu menemukan apa perlunya ia lahir ke dunia ini. Agama diturunkan untuk
mengatur hidup manusia. Meluruskan dan mengendalikan akal yang bersifat
bebas. Kebebasan akal tanpa kendali, bukan saja menyebabkan manusia lupa diri,
melainkan juga akan membawa ia ke jurang kesesatan, mengingkari Tuhan, tidak
percaya kepada yang gaib dan berbagai akibat negatif lainnya
3.2 Saran
Sebagai umat Islam yang mana pada fitrahnya adalah makhluk yang selalu patuh dan taat
kepada Allah SWT., peneguhan pelaksanaan studi Islam layak dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya terutama demi terciptanya generasi muda yang mampu mensejajarkan dirinya dengan
kemajuan zaman, namun tidak kehilangan identitasnya sebagai seorang muslim.
12
DAFTAR PUSTAKA
Rosihon Anwar, et.al., Pengantar Studi Islam, (Bandung: Pustaka Setia,2011), h. 26-33.
Ngainun Naim, Pengantar Studi Islam, (Jakarta: Teras, 2009), h. 1-5. 3
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada,1998), h. 104.
Amin Abdullah, Studi Agama: Normativitas atau Historisitas?
(Yogyakarta:PustakaPelajar,2002), h. 5.
26Rosihon Anwar, et.al., Pengantar Studi Islam, (Bandung: Pustaka Setia,2011), h. 26-
33.27Ibid., h. 33-37.