Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Kelompok 11
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masi memberikan kami nikmat
iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang luar biasa ini, yaitu kesempatan
untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang Irab Jer.
Kami mengaku bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam
berbagai hal. Oleh karena itu, tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna.
Begitu pula dengan makalah ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami
diskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini. Kami melakukan semaksimal mungkin
dengan kemampuan yang kami miliki.
Kami juga berharap dengan sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu berguna
serta bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait Irab Jer.
Selain itu, kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan banyak
sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar-benar menanti
kriti dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan akan kami tulis di masa yang
selanjutnya, sebab sekali lagi kami menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
disertai saran yang konstrukti.
Di akhir, kami berharap makalah sederhana ini dapat dimengerti oleh setiap pihak
yang membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam makalah
kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG........................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................1
C. TUJUAN.............................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN..........................................................................................................2
1. Pengertian I’rab...................................................................................................2
2. Pengertian Huruf Jer...........................................................................................5
3. Tanda I’rab Jer....................................................................................................6
BAB III........................................................................................................................9
PENUTUP.................................................................................................................... 9
A. KESIMPULAN...................................................................................................9
B. SARAN............................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Al-Qur’an adalah kitab suci yang menggunakan Bahasa Arab sebagai Bahasa
pengantarnya. Bahasa Arab dikenal kaya makna, memiliki puluhan ribu bahkan jutaan
kosa kata untuk mengungkapkan jenis, kualitas, kondisi dan jumlahnya. Kekayaan makna
Bahasa Arab tidak terbatas pada kata, tetapi termasuk kekayaan makna huruf. Selain itu,
Bahasa Arab yang menjadi Bahasa Al-Qur’an mempunyai keunikan dalam struktur dan
system bahasanya. Keunikan tersebut harus dikaji secara mendalam melalui ilmu Bahasa
berupa Nahwu dan Sharaf serta balagah.
Oleh karena itu, salah satu syarat untuk memahami Al-Qur’an adalah mengetahui
nahwu dan sharaf. Sebab, tanpa masing-masing kata, seperti berkedudukan sebagai fa’il,
maf’ul, rafa’, atau I’rab.
Perlunya perhatian terhadap mempelajari ilmu Bahasa Arab ini menjadi penting.
Sebab tanpa mengetahui I’rab itu sendiri, maka akan kacau balau dalam menentukan
kedudukan masing-masing kata yang terdapat dalam Al-Qur’an. I’rab adalah perubahan
akhir kata karena berbedanya amil yang masuk pada kata tersebut. Salah satu I’rab adalah
huruf jar. Huruf jar adalah huruf yang menyebabkan kata setelahnya dibaca jar.
Sedangkan pembacaan jar dapat dilakukan dalam beberapa cara, seperti dibaca kasrah dan
dibaca fathah.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian I’rab
I’rab adalah perubahan yang terjadi di akhir suatu kata (dalam Bahasa arab al
kalimah) yang disebabkan adanya ‘amil (unsur aktif) baik perubahannya secara tertulis
maupun tidak tertulis. ‘Amil (bentuk jamaknya disebut ‘awaamil) bias berupa huruf (yang
memiliki makna), isim, maupun fi’il.
I’rab pada isim ada tiga macam yaitu rofi’un, nashbun, dan jarrun. I’rob pada kata
kerja ada 3 yaitu, rof’un, nashbun, jazmun. I’rab pada suatu isim menunjukkan
kedudukan atau suatu fungsi isim tersbut dalam kalimat baik sebagai subjek, predikat,
objek langsung maupun objek dari suatu kata depan. Isim atau kata benda yang
mengalami I’rob disebut isim mu’rob, sedangkan yang tidak mengalami I’ron dinamakan
ism mabni/ Pada isim mabni tidak ada perubahan di akhir isim tersebut.
ف ْال َع َوا ِمل ال َّدا ِخلَ ِة َعلَ ْيهَا لَ ْفظًا اَوْ تَ ْق ِد ْيرًا
ِ اَاْل ِ ْع َرابُ هُ َو تَ ْغيِ ْي ُر اَ َوا ِخ ِر ْال َكلِ ِم اِل ِ ْختِاَل
"I'rab ialah perubahan akhir kalimah karena perbedaan amil yang memasukinya, baik
secara lafazh ataupun secara perkiraan."
Maksudnya: I'rab itu mengubah syakal tiap-tiap akhir kalimah disesuaikan dengan
fungsi amil yang memasukinya, baik perubahan itu tampak jelas lafazhnya atau hanya
secara diperkirakan saja keberadaannya.
perubahan
Maksudnya adalah perubahan dari dhommah ke fathah, dari fathah ke kasroh, dari
dhommah ke sukun, dst.
akhir kalimah
I'rob hanya membahas akhir kata saja, tidak di depan dan tidak di tengah kata.
2
kalimat. Jadi perubahan akhir kata disebabkan oleh kedudukannya (sebagai subjek,
objek, dst) yang berbeda-beda di dalam kalimat.
Lafazh
ُ لَ ْم لَ ْن َرأَي
ْت َجا َء
namanya amil, yang mengubah atau yang mempengaruhi akhir kalimah.
secara lafadz
Tanda akhir katanya jelas, terlihat, dan terbaca, seperti dhommah, fathah, kasroh.
atau muqoddaroh.
Tanda akhir katanya tidak terlihat dan tidak terbaca, dan ini dialami oleh kata-kata
yang berakhiran huruf 'illah (huruf berpenyakit). Huruf-huruf 'illah ada 3 : alif ( ا/ )ى,
ya ()ي, dan wawu ()و.
تَ ْق ِد ْيرًا اَوْ لَ ْفظًا لِ َعا ِم ٍل ُعلِ ْم آخ ِر ْال َكلِ ْم
ِ اِ ْع َرابُهُ ْم تَ ْغيِ ْي ُر
I'rab menurut ahli Nahwu ialah perubahan akhir kalimah, baik secara perkiraan
maupun secara lafazh karena ada amil masuk yang dapat diketahui keberadaannya.
Contoh I'rob
Contoh perubahan secara lafadz
Karena 'amil dari kalimat ini (yaitu = َجـا َءtelah datang) menyebabkan kedudukan
Zaid menjadi subjek (yang datang adalah si Zaid). bahwa subjek ber-i'rob rofa', dan
tanda rofa' adalah dhommah.
Kata ًزيْدا
َ (Zaidan) berakhiran fathah. Kenapa fathah?
3
Karena 'amil dari kalimat ini (yaitu ُ = َرأيsaya melihat) menyebabkan kedudukan
ْت
Zaid menjadi objek (yang dilihat adalah si Zaid). bahwa objek ber-i'rob nashob, dan
tanda nashob adalah fathah.
Karena 'amil dari kalimat ini adalah huruf jarr (yaitu : ب
ِ (bi) = dengan), dan setiap
kata benda yang didahului oleh huruf jarr, maka i'robnya adalah jarr (khofadh), dan
tandanya adalah dengan kasroh.
4
= لَ ْن يَ ْخ َشىdia tidak akan merasa takut;
ْت ْالفَتَى
ُ = َو َرأَيaku telah melihat seorang pemuda.
Huruf adalah setiap kata yang tidak bermakna atau tidak punya arti. Kecuali dirangkai
kata lain. Berkaitan dengan huruf, para pakar Bahasa Arab mengklasifikasikan hurud-
huruf yang tidak bermakna seperti huruf hijaiyah dari alif sampai dengan ya’ dan huruf
yang berrmakna seperti huruf jar min, ila, ‘an, dan seterusnya, huruf istifham lam, ma,
hal, huruf syarat in, man, mahma. Ada pula ahli yang mengklasifikasikan huruf itu
kepada huruf yang tidak beramal adalah semua huruf hijaiyyah dari alif sampai dengan
ya, sedangkan huruf yang beramal adalah semua huruf jar, semua huruf nasab (yang
menasabkan fi’il dan semua huruf jazam (yang menjazamkan fi’il)).
Huruf jar termasuk salah satu huruf yang beramal, karena men-jar-kan (salah satunya
meng-kasrah-kan) kata benda sesudahnya dan memiliki makna-makna tertentu sesuai
dengan konteks kalimat. Di dalam al-Qur’an banyak sekali contoh-contoh yang
menggunakan huruf jar, yang dalam penggunaannya sering terjadi ta’awwud (pertukaran)
antara satu huruf dengan huruf yang lain, dan ini dapat berimplikasi terhadap perubahan
makna di dalam al-Qur’an.
Para pakar (ahli nahwu maupun ahli tafsir) memberikan batasan beraneka ragam
mengenai pemahaman huruf jar, di antaranya sebagai berikut :
a. Zakaria bin Ahmad Kurkhi, disebut huruf jar karena menarik (mengubah) makna
fi’il sebelumnya kepada makna isim (benda) sesudahnya. Atau men-jar-kan
(salah satunya adalah mengkasrahkan) kata benda sesudahnya.
b. Al-Farra’ (ahli tafsir) berpendapat, bahwa huruf jar adalah preposisi atau kata
depan, sementara ulama kufah menyebutnya dengan huruf sifat.
5
c. Ibn al-qayyim memberikan sebutan huruf jar dengan nama kata sambung. Hadi
‘Atiyyah Matr al-Hilaly, nafs al-makan, yang menghubungkan antara satu kata
dengan kata lain, sehingga satu kalimat bermakna sempurna.
Para ahli nahwu telah mengklarifikasikan huruf jar kepada dua jenis, yaitu huruf jar
asal dan huruf jar za’idah.
I’rab Jer mempunyai tiga alamat, yaitu kasroh, ya, dan fathah.
Contoh:
a. Kasroh
ُ ْ = َم َررaku telah bersua dengan zaid
ت بِزَ ْي ٍد
َّر ِحي ِْمu رَّحْ م ِن الu ِم هللاِ الu = بِ ْس Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang
b. Ya’
ت بِاَحْ َم َد
ُ ْ = َم َررaku telah bersua dengan ahmad
ُ صلَّي
ْت فِ ْي َم َسا ِج َد َ = aku telah shalat di beberapa masjid
Lafadz yang di khafadh kan dengan mamakai kasroh
Kasroh menjadi alamat bagi i’rab khafadh pada tiga tempat, yakni pada isim
mufrod yang menerima tanwin, jamak taksir yang menerima tanwin, dan jamak
muannats salim.
Contoh:
a. isim mufrod yang menerima tanwin
ُ ْ = َم َررaku telah bersua dengan zaid
ت بِزَ ْي ٍد
ْت بِقَلَ ٍم
ُ = َكتَبakutelah menulis dengan pena
b. jamak taksir yang menerima tanwin
6
ُ ْ = َم َررaku telah berjumpa dengan beberapa lelaki
ت بِ ِر َجا ٍل
ٍ ُت ْال ُعلُوْ َم ِم ْن ُكت
ب ُ = أَ َخ ْذaku telah mengambil ilmu-ilmu itu dari beberapa kitab
c. jamak muannats salim
ٍ ت بِ ُم ْسلِ َما
ت ُ ْ = َم َررaku telah berjumpa dengan wanita-wanita muslim
تِ ق السَّم َوا ْ = اِ َّن ِف ْيsesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi...( Ali Imran;
ِ خَل
190)
Ya menjadi alamat i’rab khafadh pada tiga tempat, yaitu asmaul khomsah, isim
tatsniyah, dan jamak mudzakkar salim.
Contoh:
a. asmaul khomsah
ٍ ك َو ِذيْ َم
ال َ ك َو اَ ِخ ْي
َ ك َو َح ِم ْي َ ت بِاَبِ ْي
ُ َْم َرر
= Aku telah bertemu dengan ayahmu, saudaramu, mertuamu dan pemilik harta
b. isim tatsniyah
ُ = َجلَسaku telah duduk di dua rumah
ْت فِ ْي بَ ْيتَي ِْن
ُ ْ = َم َررaku telah bersua dengan dua zaid yang muslim
ت بِزَ ْي َد ْي ِن ُم ْسلِ َمي ِْن
c. jamak mudzakar salim
fathah menjadi alamat i’rab khafadh pada isim yang tidak menerima tanwin (ghair
munsharif).
Isim yang tidak menerima tanwin itu banyak, diantaranya adalah sebagai berikut :
ت بِاَحْ َم َد َو اَ ْك َر َم
ُ ْ = َم َررaku telah bersua dengan ahmad dan akram
b. alam ‘ajam yang hurufnya lebih dari tiga
7
ُ صلَّي
ْت ِف ْي َم َسا ِج َد َ = aku telah shalat di beberapa masjid
َ َولَقَ ْد زَ يَّنَّا السَّمآ َ َء ال ُّد ْنيَا بِ َم
صابِي َْح
= sesungguhnya kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang
d. ‘alam muannts yang memakai ta’ marbuthah
ت بِ ُع َم َر َو ُز َح َل
ُ ْ = َم َررaku telah bersua dengan umar dan zuhal
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
I'rab ialah perubahan akhir kalimah karena perbedaan amil yang memasukinya,
baik secara lafazh ataupun secara perkiraan. Maksudnya: I'rab itu mengubah syakal
tiap-tiap akhir kalimah disesuaikan dengan fungsi amil yang memasukinya, baik
perubahan itu tampak jelas lafazhnya atau hanya secara diperkirakan saja
keberadaannya.
I'rab terbagi menjadi empat macam, yaitu I'rab rafa', I'rab nashab, I'rab khafadh
dan I'rab jazm. Tanda i’rab rafa’ yaitu dhammah, wawu, alif dan nun. Tanda I’rab
Nasab yaitu fathah, alif, kasrah, ya', membuang nun. Tanda i’rab khafadh yaitu
kasroh, ya, dan fathah. Dan tanda i’rab jazm yaitu, sukun dan membuang huruf ‘illat
atau nun tanda rafa’.
B. SARAN
9
DAFTAR PUSTAKA
K.H Moch. Anwar.1981. Revisi Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al- Jurumiyah dan Imrithy. Subang:
Sinar Baru Algensindo.
Al-Andalusiy, Abu Hayan Muhammad ibn Yusuf, Tafsir, Tafsir al-Bahr al-Muhit, Beirut : Dar al-Fikr
Kurkhi, Zakaria bin Ahmad, al-Maisir fi al-‘Ilm al-Nahwi, (Karut : Ma’had Inma’ al-Islam, 1417), juz
1
Al-Maliki, Abu ‘Abd Allah Ibn Ahmad Ibn Abu Bakar Ibn Farh al-Anshari al-Khazraji Syamsy al-
Din al-Qurtubi, Tafsir al-qurtubi. Beirut : Dar al-Fikr, tth. Jilid 7.
Al-Zamakhsyari, al-Kasysyaf ‘an Haqa’iq al-Tanzil wa ‘Uyun al-‘Aqawil fi Wujuh al-Ta’wil, jilid 4
10