Anda di halaman 1dari 8

KALIMAT DAN PEMBAGIANNYA

KALIMAT DAN PEMBAGIANNYA


Oleh: Arman B.

I. Pendahuluan
Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa mayor didunia yang
memiliki penutur yang sangat besar. Sejak bahasa Arab yang tertuang dalam
al-Qura>n didengungkan hingga kini, semua pengamat baik Barat maupun orang muslim Arab
menganggapnya sebagai bahasa yang memiliki standar ketinggian dan keelokan linguistik
yang tertinggi yang tiada taranya (the supreme standard of linguistic
excellence and beauty).
Sebagai bahasa al-Qura>n, bahasa Arab memiliki signifikansi yang sangat besar
bagi kaum muslimin, baik yang berkebangsaan Arab maupun maupun non
Arab. Hal ini menjadi wajar karena al-Qura>n merupakan kitab suci dan tuntunan bagi
kaum muslimin. Disamping itu, juga menjadi bahasa hadith dan kitab-kitab yang membahas
ilmu-ilmu agama islam. Itulah sebabnya, dapat dikatakan bahwa bahasa Arab merupakan bahasa
orang Arab dan sekaligus juga merupakan bahasa orang Islam, meskipun pada realitasnya tidak
sedikit penutur bahasa ini yang bukan pemeluk agama Islam.
Sejarah perkembangan agama samawi/agama wahyu mencatat bahwa tidak ada kitab
suci yang bahasanya masih asli kecuali al-Qura>n. Ayat-ayat al-Qura>n yang diturunkan
dalam dua periode yaitu periode Makkah dan Madinah, masih tetap dalam bahasa aslinya. Setiap
terjemahan al-Qura>n atau alih bahasa dari bahasa Arab atau tafsirannya tidak dapat disebut al-
Qura>n, akan tetapi dikatakan sebagai terjemahan atau tafsir al-Qura>n.1[1] Dengan kata lain,
dapat dikatakan bahwa tidak ada al-Qura>n didunia ini dengan bahasa lain kecuali bahasa Arab.
Maka memperlajari bahasa Arab sebagai bahasa kitab suci al-Qura>n bagi ummat Islam
didunia ini merupakan kebutuhan yang sangat utama. Disamping itu, mempelajarinya berarti
memperdalam ajaran agama Islam dari sumbernya yang asli. Bahasa-bahasa lain termasuk
bahasa Indonesia tidak dapat diandalkan untuk memberikan kepastian arti yang tersurat dan
tersirat dari makna yang terkandung dalam al-Qura>n. Al-Qura>n diturunkan dalam bahasa
Arab yang mubi>n, maka kaedah-kaedah yang diperlukan dalam dalam memahami al-Qura>n
bersendi atas kaedah-kaedah bahasa Arab, memahami asas-asasnya, merasakan uslub-uslubnya,
dan mengetahui rahasia-rahasianya.
Keunggulan bahasa Arab adalah terletak pada kekayaannya, pengertian-pengertian
abstraknya, semantic precision (ketepatan makna), dan derivation (pembentukan kata turunan).2
[2] Maka, bukanlah suatu kebetulan jika al-Qura>n diturunkan dalam bahasa Arab, tetapi justru
karena kakayaan makna dan kesaksamaannya. Lalu, hal apa saja yang harus dipahami dalam
1[1] Juwairiyah Dahlan, Metode Belajar Mengajar Bahasa Arab (Surabaya: Usaha Nasional,
1992), 20.

2[2] Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya (Yogyakarta: Pustak Pelajar,
2003), 8.
usaha mempelajari bahasa Arab?. Makalah ini mencoba untuk mengelaborasi salah satu dasar
dalam penguasaan bahasa Arab yaitu kalimat dan pembagiannya.
II. Pembagian Kalimat dalam Bahasa Arab
A. Pengertian Kalimat
Sebelum membahas lebih lanjut tentang kalimat, perlu dijelaskan
bahwa yang dimaksud oleh penulis dengan kata kalimat dalam makalah ini
tidaklah sama dengan kata kalimat dalam bahasa Indonesia. Kata kalimat
yang dimaksud disini adalah sama dengan kata kalimat menurut definisi
para ulama nahwu (Nuhha>t) yang berarti kata. Lebih lanjut juga dijelaskan
bahwa kata kalimat dalam tulisan ini juga berarti sama dengan kata kala>m.
Menurut Amiruddin,3[3] kalam dapat didefinisikan sebagaimana
berikut:


:



,

:






Artinya:
Kala>m adalah ucapan yang tersusun sehingga pendengar memahami
maksudnya. Sesuai dengan objek pembicaraannya, maka ucapan tersebut
harus dalam bahasa Arab, yang terbagi dalam tiga bagian yaitu: isim, fiil
dan huruf.

Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa suatu ucapan dapat disebut
kala>m apabila memenuhi 4 (empat kriteria), yakni:
a. Diucapkan/dilafadzkan (
) , yaitu :











Suara yang melengkapi atas sebagian huruf hijaiyah

b. Disusun (
) , yaitu :



sesuatu yang tersusun dari pada dua kalimat, maka seterusnya ( lebih dari
pada dua, yaitu tiga kalimat, empat dan seterusnya)
c. Difahami (

) , yaitu:















"Sesuatu yang memberikan faidah dengan sempurna yaitu
sekiranya mutakallim (pembicara) dan pendengar diam (tidak
memberikan tanggapan)".

Pada kriteria ini, saat Mutakallim (orang yang berbicara) menyebut sesuatu,
maka terdiamlah si sami' (orang yang mendengar). Dalam artian orang yang
3[3] A. Amiruddin, Tata Bahasa Arab (Surabaya: Al-Ihsan, 1992), 3.
mendengar mengerti atas apa yang diucapkan oleh orang yang berbicara,
sehingga tidak menimbulkan pertanyaan terhadap apa yang di
sampaikannya itu.
d. Berbahasa Arab (

;)
Ada dua kemungkinan mengenai makna yang terkandung dari kata
tersebut. Yang pertama adalah artinya bahwa lafadz yang tersusun

serta memberikan pengertian sempurna itu "dimaksudkan" oleh mutakallim,
ada juga yang mengartikan bahwa itu maksudnya adalah


artinya bahwa lafadz yang sudah tersusun dan memberikan
pengertian sempurna tersebut sudah sesuai dengan wadlo (peletakan
makna) yang telah ditetapkan oleh orang Arab. Yang kedua, Sesuatu yang
sengaja diucapakan oleh orang yang berbicara. Dalam hal ini, orang yang
lagi mengigau tidaklah termasuk dalam kalam. Sedangkan menurut ulama
Nahwu bahwa kalam adalah:





.



:



Artinya:
Kalam Menurut ulama Nahwu : adalah lafadz yang berfaedah serta
dimusnadkan dengan lafadz yang lain. Dan Kalimah adalah lafadz mufid
yang tunggal4[4]

B. Pembagian Kalimat
Kata dalam bahasa arab adalah ( al-kalimah). Sebagaimana dalam bahasa
Indonesia, kata adalah gabungan yang terdiri dari huruf-huruf dan kata inilah yang akan
membentuk sebuah kalimat. Maka dalam bahasa arab, ( al-kalimah) terdiri dari huruf-huruf
hijaiyah, dan gabungan dari inilah yang akan membentuk struktur kalimat yang dalam
bahasa arab disebut sebagai ( al-jumlah).
Al-kalimah atau adalah ( lafazh tunggal yang mempunyai makna).
Adapun yang dimaksud dengan adalah suara yang terdiri dari huruf hijaiyah. Karenanya
semua kata yang bukan terdiri huruf hijaiyah bukanlah dinamakan , sebagaimana kata yang
tertulis tapi tidak terucapkan juga bukanlah sebuah . Sementara maksud adalah terdiri
dari satu kata.
Contoh: Buku : Membaca :
Pada dasarnya, semua bahasa yang digunakan oleh ummat manusia didunia ini tersusun
dari tiga komponen dasar yaitu:
1. Satuan bunyi yang disebut "huruf" atau "abjad".
Contoh: -

4[4] A. Amiruddin, Tata Bahasa Arab, 4.


2. Susunan huruf yang memiliki arti tertentu yang disebut "kata".
Contoh: Kampus :



3. Rangkaian kata yang mengandung pikiran yang lengkap yang disebut "kalimat".

Contoh: Saya belajar di Kampus :

Dalam tata bahasa Arab, "kata" terbagi dalam tiga golongan besar,

yaitu; Isim ( ) , Contoh:
( Kampus). Fi'il (
) , Contoh:
(Saya belajar), dan Harf ( ) , Contoh: ( di, dalam). Pembagian ini
didasarkan pada al-istiqra` (penelusuran) dan at-tatabbu (penelitian).
Maksudnya ialah bahwa para ulama bahasa telah menelusuri dan meneliti
semua kata-kata bahasa Arab, baik yang terdapat dalam al-Qura>n, hadith,
maupun ucapan orang-orang Arab yang fasih, dan mereka menemukan
semua kata itu tidak keluar dari 3 jenis pembagian tersebut. 5[5] Untuk
mendekatkan pemahaman, maka untuk sementara kita menafsirkan

sebagai kata benda, sebagai kata kerja, dan
sebagai kata
keterangan. Dalam mempelajari bahasa Arab, membedakan antara ketiga jenis
ini adalah suatu keharusan agar tidak terjadi kerancuan dalam menerapkan kaidah.

mempunyai kaidah-kaidah nahwu sendiri, mempunyai kaidah-kaidah nahwu sendiri, dan
demikian pula dengan . Karenanya, sangat penting bagi seorang yang belajar nahwu untuk
bisa membedakan ketiganya, agar kaidah tidak diterapkan di dan demikian pula
sebaliknya, karena hal itu akan menimbulkan kesalahan besar dalam membaca dan memahami
suatu .

1)
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa Isim adalah semua jenis kata benda atau segala
sesuatu yang dikategorikan benda; baik benda mati maupun benda hidup, tanpa berkaitan dengan
masalah waktu. Dalam kalimat yang senada, Fuad Nimah menguraikan definisi Isim sebagai
berikut:














.
Artinya:
Isim ialah setiap kata yang menunjukkan nama orang,hewan, tumbuhan,
benda, tempat, waktu, dan sifat yang tidak terikat oleh waktu.6[6]

5[5] Umar Shihab, Kontekstualitas Al-Quran: Kajian Tematik Atas Ayat-ayat Hukum Dalam
Al-Quran (Jakarta: Penamadani, 2008), 157.

6[6] : ,





17 , (787 , : ).
Contoh:
a. Nama orang, seperti: ( Arman), ( Fatimah),

(Farhan), ( Arifah), (Muslimah), ( Azizah),
( Yusuf), dan lain-lain.
Nama binatang, seperti: ( tikus), dan
b.
( ikan),



( kerbau),
lain-lain.
c. Nama tumbuhan, seperti: ( cabe),

(sayuran), ( pisang),
dan lain-lain.
d.
Nama benda, seperti:
( tas),
(buku),
(pulpen),
( penghapus), ( penggaris), dan lain-lain.
e. Nama tempat, seperti: ( toilet), ( kelas),
( kamar),
( sekolah), ( perpustakaan), dan lain-lain.
f. Nama gelar, seperti: ( insinyur), ( Doktor),


(Kepala Sekolah), ( ketua), dan lain-lain.
g. Nama kota, seperti:

( Madinah Munawarah), ( Mesir),
( Sukabumi),
( Jakarta), ( Nunu), dan lain-lain.
h. Nama negara, seperti: ( Amerika),
( Indonesia),

( Arab Saudi), ( Palestina), dan lain-lain.
Dalam sebuah struktur jumlah, dimana isim masuk didalamnya, maka ia dapat dikenali
dengan ciri-ciri berikut:
a. Berakhiran kasroh, seperti , kata
adalah isim. Isim dapat berakhiran
kasrah, antara lain disebabkan oleh huruf-huruf khafadh dan huruf qasam (sumpah).

,
, , ,
,
,




,





,
,

Adapun huruf khafadh ialah: huruf mi>m (dari), huruf ila> (ke/kepada/sampai), huruf 'an
(daripada), huruf 'ala> (atas), huruf fi> (pada/didalam), huruf rubb (berapa banyak) huruf ba
(dengan), huruf ka>f (seperti), huruf la>m (untuk/bagi/milik).


, ,


,




Adapun huruf qasam (sumpah) adalah: Huruf waw (Demi), Huruf ba (Demi),
dan Huruf ta (Demi).7[7]

7[7] Ghaziadin Djupri, Ilmu Nahwu Praktis. Surabaya: Apollo, Tanpa tahun, 10.
b. Berakhiran tanwin, seperti

, kata merupakan isim.
c. Diawali dengan alim lam, seperti
, kata adalah isim
karena ia diawali dengan alif lam.
d. Di dahului huruf jar (kata depan), seperti , karena merupakan
huruf jar, maka kata setelahnya yaitu adalah isim.
e. Di dahului huruf nida, seperti , kata merupakan isim, karena ia
didahului oleh huruf nida, yaitu .

2) ( kata kerja).
Secara sederhana fiil berarti setiap kata yang menunjukan pekerjaan
pada waktu tertentu.8[8] Definisi lain menyebutkan bahwa fiil adalah kata yang
menunjukkan suatu makna yang berkaitan dengan suatu waktu (lampau, sekarang, dan yang akan
datang).











.
fiil adalah setiap kata yang menunjukkan kejadian suatu peristiwa pada
waktu tertentu.

-
=
Pergi, berangkat,

- =
Masuk



- = Duduk

- =
Belajar

-
= Menulis

-
=
Berlari

Kalimat fiil dapat terbentuk antara lain karena bertemunya dengan


hal-hal sebagai berikut:

a. Bertemu dengan ta fa>il, seperti: ,


b.
Bertemu dengan ta tanits, seperti: ,

c. Bertemu dengan ya> mukho>thobah, seperti:
,

d. Bertemu dengan nu>n tawki>d, seperti: ,
Disamping itu, fiil juga dapat diketahui sebagimana definisi dibawah
ini:


.









,



8[8] Abdullah Abbas Nadwi, Learning The Language Of The Holy Al-Quran (Belajar Mudah
Bahasa Al-Quran) (Bandung: Mizan, 1996), 97.
Fiil bisa di ketahui dengan adanya: qod (bawhasannya), si>n (nanti), saufa
(nanti akan), ta ta'nits saki>nah ( pelaku perempuan).

3) ( kata keterangan).
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa harf adalah kata yang tidak bisa dipahami
maknanya kecuali jika disandingkan dengan kata lain. Dengan demikian, kata ini tidak akan
kata memiliki makna tertentu, kecuali disandarkan pada kata-kata lain.
Dengan makna yang serupa, definisi lain mengatakan, sebagai berikut:








.

Artinya:
harf adalah setiap kata yang tidak mempunyai makna kecuali disandingkan
dengan kata lain.

Contoh:
Dari

: , dalam kalimat:
Saya keluar dari rumah

:

Ke
: , dalam kalimat:
Dia menyerahkan buku itu ke gurunya




:
Dalam
: , dalam kalimat:
Anda membaca qran dalam Mesjid



:
Dari

: , dalam kalimat:







:
Huruf-huruf diatas akan memiliki makna yang dapat dipahami oleh
pendengar atau lawan bicara saat ia disandingkan dengan kata-kata lain.
Namun, saat ia berdiri sendiri tanpa disandingkan dengan kata-kata lain
maka ia tidak akan memiliki makna sempurna yang dapat dipahami.

III. Kesimpulan
Kalimat dalam Bahasa arab adalah ucapan yang tersusun sehingga
pendengar atau lawan bicara dapat memahami maksudnya. Sesuai dengan
objek pembicaraannya, maka ucapan tersebut harus dalam bahasa Arab.
Kalimat terbagi menjadi tiga, yaitu: 1) Isim, yaitu setiap kata yang
menunjukkan nama orang, hewan, tumbuhan, benda, tempat, waktu, dan
sifat yang tidak terikat oleh waktu, 2) Fiil, yaitu kata yang menunjukkan
kejadian suatu peristiwa pada waktu tertentu, dan 3) Harf adalah kata yang tidak
bisa dipahami maknanya kecuali jika disandingkan dengan kata lain.

KATA PENGANTAR
Amiruddin, A. Tata Bahasa Arab. Surabaya: Al-Ihsan, 1992.
Nadwi, Abdullah Abbas. Learning The Language Of The Holy Al-Quran (Belajar
Mudah Bahasa Al-Quran). Bandung: Mizan, 1996.
Arsyad Azhar, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya. Yogyakarta: Pustak Pelajar,
2003.
Dahlan, Juwairiyah. Metode Belajar Mengajar Bahasa Arab. Surabaya: Usaha
Nasional, 1992.
Shihab, Umar. Kontekstualitas Al-Quran: Kajian Tematik Atas Ayat-ayat Hukum
Dalam Al-Quran. Cetakan V. Jakarta: Penamadani, 2008.
Djupri, Ghaziadin. Ilmu Nahwu Praktis. Surabaya: Apollo, Tanpa tahun.
: ,





.17 , (787 , : )

Anda mungkin juga menyukai