Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TANMU
“AL-MUYATSAR”
DOSEN PENGAMPU : HERIZAL, M. Pd

OLEH :

FEZI MUHAMMAD HAZAN

FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KAMPUS IV IAI QAMARUL HUDA BAGU

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul “Al-Muyatsar” dengan lancar. Dalam

penulisan makalah ini penulis tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

terima kasih kepada Bapak Herizal, M.Pd selaku dosen Pengampu mata kuliah

Tanmu, dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesian penyusunan

makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para

pembaca pada umumnya.

Batu Samban, 16 Juni 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................ i

DAFTAR ISI........................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah........................................................................ 1

C. Tujuan.......................................................................................... 1

BAB II KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN................................ 2

A. Pengertian Kalimah...................................................................... 3

B. Pembagian Kalimah..................................................................... 5

1. Kalimah Isim.......................................................................... 5

2. Kaliamah Fi’il (kata kerja)..................................................... 7

3. Kalimah Harf/Huruf............................................................... 13

BAB III PENUTUP................................................................................ 15

A. Kesimpulan.................................................................................. 15

B. Kritik dan Saran........................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN
                                                                                      
A. Latar belakang masalah
Sebagai bahasa al-Qur’an, bahasa Arab memiliki signifikansi yang
sangat besar bagi kaum muslimin, baik yang berkebangsaan Arab maupun
maupun non Arab. Hal ini menjadi wajar karena al-Qur’an merupakan kitab
suci dan tuntunan bagi kaum muslimin. Disamping itu, juga menjadi bahasa
hadith dan kitab-kitab yang membahas ilmu-ilmu agama islam. Itulah
sebabnya, dapat dikatakan bahwa bahasa Arab merupakan bahasa orang Arab
dan sekaligus juga merupakan bahasa orang Islam, meskipun pada realitasnya
tidak sedikit penutur bahasa ini yang bukan pemeluk agama Islam.

Keunggulan bahasa Arab adalah terletak pada kekayaannya,


pengertian-pengertian abstraknya, semantic precision (ketepatan makna), dan
derivation (pembentukan kata turunan). Maka, bukanlah suatu kebetulan jika
al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab, tetapi justru karena kakayaan makna
dan kesaksamaannya. Al-Quran turun dengan bahasa Arab dikarenakan
Rasulullah Saw dan para Mukhatab pertamanya menggunakan bahasa
tersebut. ”Dan Jikalau kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa
selain Arab, tentulah mereka mengatakan: “Mengapa tidak dijelaskan ayat-
ayatnya?” apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah
orang) Arab?” [Fushilat: 44 ]. Di dalam Bahasa Arab mempelajari Ilmu
Nahwu sangatlah penting karena dari situlah bisa mempelajari bahasa arab
dengan mudah. Selain itu, mempelajari Ilmu Nahwu sangat penting untuk
memahami Al-Qur’an, artinya ; karena menurut kaidah hukum Islam,
mengerti Ilmu Nahwu bagi mereka yang ingin memahami Al-Qur’an
hukumnya fardlu ‘ain.

Dan sangat dianjurkan bagi manusia untuk menjaga lisannya dari


kesalahan dan biasa faham artinya Al-Qur’an dan Hadits maka oleh karena
itulah Ilmu Nahwu harus dipelajari dan difahami lebih didahulu dibanding

1
ilmu yang lain karena tanpa Ilmu Nahwu tidak akan pernah dapat dipahami.
Dalam pembelajaran Bahasa Arab, kata terbagi menjadi tiga yaitu Isim, Fi’il,
dan Huruf. Namun pada makalah ini akan dibahas tentang isim. Isim adalah
kata yang bermakna namun tidak terikat dengan waktu. Fi’il adalah kata kerja.
Dan Huruf adalah kata penghubung.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari  kalimah isim ?

2. Apa yang dimaksud dengan kalimah fi’il ?

3. Apa yang dimaksud dengan harf ?

C. Tujuan penulisan masalah

1. Agar dapat mengerti dan memahami apa yang di maksud dengan kalimah

isim.

2. Agar dapat memahami apa yang dimaksud dengan kalimah fi’il.

3. Agar dapat memahami apa yang dimaksud dengan harf.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalimah

‫ لفظ له معنى‬: ‫الكلمة‬

Artinya : kalimah (kata) adalah lafal yang mempunyai makna atau arti .
Sebelum dibahas lebih jauh tentang pengertian kalimah, perlu
dijelaskan mengenai istilah kalimah dalam bahasa indonesia. Barang kali
kita masih terkesan dalam pelajaran bahasa Indonesia, bahwasanya kalimat
adalah merupakan susunan dari kata kata. Akan tetapi kalimah atau dapat
juga disebutkan kalimat, yang akan dijelaskan dalam pembahasan ini adalah
mempunyai arti yang berbeda dengan kalimat yang kita kenal dalam bahasa
Indonesia. Tadi telah kita jelaskan bahawa kalimat (dalam bahasa Indonesia)
adalah merupakan susunan kata, akan tetapi dalam bahasa Arab yang 
dimaksud dengaan kalimah/kalimat adalah berarti “kata” dalam bahasa
Indonesianya. Sedangkan kalimah yang tersusun, atau terangkai (dari satu
kalimah dengan kalimah lainya) hal itu dalam bahasa Arab disebut “kalam
atau jumlah”.
Untuk selanjutnya kita kenal kalimah sempurna dan kalimah tidak
sempurna dan sebagainya. Yang jelas hal ini untuk mengantarkan pengartian
kita terhadap “kalimah” dalam ilmu bahasa Arab. Susunan kalimah atau
susunan yang terjadi dari kumpulan kata-kata itu, adalah yang disebut dalam
bahasa Arab yaitu dengan istilah “jumlah”.
‫الجملة هي الكالم المفيد ويتألف من فعل وفاعل أو مبتداء وخبر‬
Artinya : Al-jumlah adalah kalimat yang mempunyai pengertian secara
utuh, yang tersusun dari fi’il dan fa’il atau mubtada’ dan khobar
Menurut Amiruddin[1],kalam dapat didefinisikan sebagaimana berikut:

ٌ ْ‫ اسم َوفِ ْع ٌل َو َحر‬: ٌ‫ اَ ْل ُمفِي ُد بِ ْال َوضْ ِع َوَأ ْق َسا ُمهُ ثَاَل ثَة‬, ُ‫ هو اَللَّ ْفظُ اَ ْل ُم َر َّكب‬: ‫اَ ْلكَاَل ُم‬
‫ف َجا َء لِ َم ْعنًى‬

3
Artinya:

“Kalam adalah ucapan yang tersusun sehingga pendengar memahami


maksudnya. Sesuai dengan objek pembicaraannya, maka ucapan tersebut
harus dalam bahasa Arab, yang terbagi dalam tiga bagian yaitu: isim, fi’il
dan huruf.

Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa suatu ucapan dapat


disebut kalam apabila memenuhi 4 (empat kriteria), yakni:
a.       Diucapkan/dilafadzkan (ٌ‫) َم ْلفُوْ ظ‬, yaitu :
‫ُوف ال ِه َجائي ِة‬ ِ ‫الصَّوْ ت ال ُم ْشتَ ِم ُل على بَع‬
ِ ‫ْض ال ُحر‬

“Suara yang melengkapi atas sebagian huruf hijaiyah”

b.      Disusun ( ٌ‫) ُم َر َّكب‬, yaitu :


‫ب ِم ْن َكلِ َمتَي ِْن فــا ْكثَ َر‬
َ ‫َما تَ َر َّك‬

“sesuatu yang tersusun dari pada dua kalimat, maka seterusnya ( lebih
dari pada dua, yaitu tiga kalimat, empat dan seterusnya)”

c.       Difahami (‫) ُمفِ ْي ٌد‬, yaitu:


ُ ‫ما َأفَا َد فاِئ َدةً يَحْ ُسنُ ال ُّس ُك‬
‫وت ِمن ال ُمتَ َكلِّ ِم َو السَّا ِم ِع َعلَيها‬

"Sesuatu yang memberikan faidah dengan sempurna yaitu sekiranya


mutakallim (pembicara) dan pendengar diam (tidak memberikan
tanggapan)".

Pada kriteria ini, saat Mutakallim (orang yang berbicara) menyebut


sesuatu, maka terdiamlah si sami' (orang yang mendengar). Dalam artian
orang yang mendengar mengerti atas apa yang diucapkan oleh orang
yang berbicara, sehingga tidak menimbulkan pertanyaan terhadap apa
yang di sampaikannya itu.

d.      Berbahasa Arab ( ‫) َوضْ ُع ْال َع َربِيَّة‬, yaitu;


Ada dua kemungkinan mengenai makna yang terkandung dari kata ‫الوضْ ع‬
َ
tersebut. Yang pertama adalah ‫القَصْ ُد‬  artinya bahwa lafadz yang tersusun

4
serta memberikan pengertian sempurna itu "dimaksudkan" oleh
ْ ‫ال َو‬  itu maksudnya
mutakallim, ada juga yang mengartikan bahwa ‫ضـع‬
adalah ‫ــربِ ُّي‬ ْ ‫ال َو‬  artinya bahwa lafadz yang sudah tersusun dan
َ ‫ضــ ُع ال َع‬
memberikan pengertian sempurna tersebut sudah sesuai dengan wadlo
(peletakan makna) yang telah ditetapkan oleh orang Arab. Yang kedua,
Sesuatu yang sengaja diucapakan oleh orang yang berbicara. berbicara.
Dalam hal ini, orang yang lagi mengigau tidaklah termasuk dalam
kalam. Sedangkan menurut ulama Nahwu bahwa kalam adalah:

‫ َكالَ ُمهُ ْم لَ ْفظٌ ُمفِ ْي ٌد ُمسْــــــنَ ُد‬   .ُ‫ اللَّ ْفظُ ْال ُمفِ ْي ُد ْال ُم ْف َرد‬: ُ‫َو ْالكلــ ِ َمة‬

Artinya:

“Kalam Menurut ulama Nahwu : adalah lafadz yang berfaedah serta


dimusnadkan dengan lafadz yang lain. Dan Kalimah adalah lafadz mufid
yang tunggal”[2]

B. Pembagian Kalimah
.‫ وحرف‬, ‫ وفعل‬, ‫ إسم‬: ‫تنحصر الكلمات فى ثالثة أنواع‬

Artinya : kalimah itu dibagi menjadi tiga macam : isim, fi’il dan harf/huruf.

1. Kalimah Isim
Kalimah isim mempunyai pengertian :
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa Isim adalah semua jenis
kata benda atau segala sesuatu yang dikategorikan benda; baik benda
mati maupun benda hidup, tanpa berkaitan dengan masalah waktu.
Dalam kalimat yang senada, Fuad Ni’mah menguraikan definisi Isim
sebagai berikut:

ْ‫ت َأوْ َجمــــا َ ٍد َأوْ َمـــــكا َ ٍن َأو‬


ٍ ‫اَِإْل ْس ُم هُ َو ُكلُّ َكلِ َمـــ ٍة تَــدُلُّ َعلَى ِإ ْن َســـا ٍن َأوْ َحيَـــــ َوا ٍن َأوْ نَبَــــا‬
‫صفَـــ ٍة أو َمعْــن ًى ُم َج َّر ٍد ِمنَ ال َّزمـَــا ِن‬ ِ ْ‫ َزمــــا َ ٍن أو‬.

5
 Artinya:

“Isim ialah setiap kata yang menunjukkan nama orang,hewan, tumbuhan,


benda, tempat, waktu, dan sifat yang tidak terikat oleh waktu.”[3]

Contoh:

·     Nama orang, seperti: ‫َأرْ مـَـــــان‬  (Arman), ‫اط َمة‬


ِ َ‫ف‬  (Fatimah),‫فرحــــــان‬
(Farhan), ‫( عارفة‬Arifah),   ‫( مسلمـــة‬Muslimah),   ‫ يــو سف‬ (Yusuf), dan
lain-lain.
ٌ ‫( َس َم‬ikan), ٌ‫( َجا ُموْ س‬kerbau), ‫( فَْأ ٌر‬tikus), dan
·         Nama binatang, seperti: ‫ك‬
lain-lain.
·         Nama tumbuhan, seperti: ‫فِ ْلفِ ٌل‬  (cabe), ‫ض ٌر‬
َ ‫ ُخ‬ (sayuran), ‫( مو ٌز‬pisang),
dan lain-lain.
·         Nama benda, seperti: ٌ‫ َمحْ فَظَة‬  (tas), ٌ‫ ِكتَاب‬ (buku), ‫ قَلَ ٌم‬ (pulpen), ‫ِم ْم َس َحة‬
(penghapus),ٌ‫ ِم ْسطَ َرة‬ (penggaris), dan lain-lain.
·         Nama tempat, seperti: ‫ َح َّما ٌم‬  (toilet), ‫صــ ٌل‬ ْ َ‫ ف‬ (kelas),ٌ‫ ُغرْ فَــة‬ (kamar),
ٌ‫ َم ْد َر َسة‬  (sekolah),ٌ‫ َم ْكتَبَة‬ (perpustakaan), dan lain-lain.
·         Nama gelar, seperti: ٌ‫ ُمهَ ْن ِدس‬ (insinyur), ‫ ُد ْكتُوْ ٌر‬ (Doktor), ٌ‫ ُمـ ِد ْي ٌر َم ْد َر َسـة‬ 
(Kepala Sekolah), ْ‫رَِئس‬  (ketua), dan lain-lain.
·         Nama kota, seperti, (Mesir), ‫( سُوْ َكابُوْ ِم ْى‬Sukabumi), ‫جاكَرْ تَا‬ 
َ (Jakarta),
ْ‫( نُــوْ نُــو‬Nunu), dan lain-lain.
·         Nama negara, seperti:‫ اَ ْم ِر ْي ًكا‬ (Amerika), ‫ي‬ َّ ‫اِ ْن ُدوْ نِي ِْسـ‬  (Indonesia), ٌ‫َعـ َرب‬
ٌّ ‫ َسعُوْ ِد‬  (Arab Saudi), ‫فَلِيْستِ ْينَا‬  (Palestina), dan lain-lain.
‫ي‬
Dalam sebuah struktur jumlah, dimana isim masuk didalamnya, maka
ia dapat dikenali dengan ciri-ciri berikut:

ِ ‫أنا في البَ ْي‬, kata ‫ت‬


·         Berakhiran kasroh, seperti ‫ت‬ ِ ‫البي‬  adalah isim. Isim
dapat berakhiran kasrah, antara lain disebabkan oleh huruf-huruf
khafadh dan huruf qasam (sumpah).
‫ َوالاَّل ُم‬, ُ‫ َو ْالكَاف‬,‫ َو ْالبَا ُء‬, َّ‫ َورُب‬, ‫ َوفِي‬,‫ َو َعلَى‬,‫ َوع َْن‬,‫ َوِإلَى‬,‫ َو ِه َي ِم ْن‬,‫ض‬
ِ ‫ُوف اَ ْل َخ ْف‬
ِ ‫َو ُحر‬

“Adapun huruf khafadh ialah: huruf mim (dari), huruf ila


(ke/kepada/sampai), huruf 'an (daripada), huruf  'ala (atas), huruf fi

6
(pada/didalam), huruf rubb (berapa banyak) huruf ba (dengan), huruf
kaf (seperti), huruf lam (untuk/bagi/milik).”

‫ َوالتَّا ُء‬,‫ َو ْالبَا ُء‬,‫ َو ِه َي اَ ْل َوا ُو‬,‫َو ُح ُروفُ اَ ْلقَ َس ِم‬

“Adapun huruf qasam (sumpah) adalah: Huruf waw (Demi), Huruf ba


(Demi), dan Huruf ta (Demi)”.[4]

·         Berakhiran tanwin, seperti ً‫رأيت َر ُجال‬,


ُ kata  ً‫ رجــال‬merupakan isim.
ْ َ‫الشمسُ شرق‬, kata ُ‫الشــمس‬  adalah
·         Diawali dengan alim lam, seperti ‫ت‬
isim karena ia diawali dengan alif lam.
ُ ْ‫نَظَر‬, karena ‫إلى‬
·         Di dahului huruf jar (kata depan), seperti ‫ت إلى السماء‬
merupakan huruf jar, maka kata setelahnya yaitu ‫السماء‬  adalah isim.
·         Di dahului huruf nida’, seperti ‫ يا رمحمـــ ُد‬, kata ‫محمــد‬   merupakan
isim, karena ia didahului oleh huruf nida, yaitu ‫ يا‬.

2. Kaliamah Fi’il (kata kerja)

Secara sederhana fi’il berarti setiap kata yang menunjukan


pekerjaan pada waktu tertentu.[8] Definisi lain menyebutkan bahwa fi’il
adalah kata yang menunjukkan suatu makna yang berkaitan dengan
suatu waktu (lampau, sekarang, dan yang akan datang). 

ِ ْ‫اَ ْلفِــعْــ ُل هُ َو ُكلُّ َكلِ َمـــ ٍة تَـــــدُلُّ َعلَى حُــ ُدو‬.


ٍ ‫ث َش ْيٍئ فِى زَ َم ٍن خَا‬
‫ص‬

 “fi’il adalah setiap kata yang menunjukkan kejadian suatu peristiwa pada
waktu tertentu.”

Contoh:                                                
Bekerjalah ‫ اُ ْف ُعــ ْل‬Sedang/akan ‫َي ْفــ ُعــ ُل‬ Telah bekerja ‫فَــ َعــ َل‬
bekerja
Pembahasan mengenai fi’il (kata kerja)

7
1) Fi’il Madhi
- Definisi
Fi’il madhi ialah kata kerja yang menunjukkan terjadinya suatu
pekerjaan atau peristiwa pada waktu lampau (past tense).
- Tanda-tanda
Tanda-tandanya antara lain tampak pada huruf asli kata kerjanya
َ ‫( َكـت‬telah
dan pada umumnya mengandung suara “a” , misalnya ‫َـب‬
menulis), ‫ــرَأ‬
َ َ‫( ق‬telah membaca).
- Bentuk         
No Dhamir F. Arti Keterangan
Madhi
1 ‫ُـو‬
َ ‫ه‬ َ ‫َكت‬
‫َب‬ Dia (lk) telah menulis Bentuk asli tanpa
perubahan
2 ‫هُ َمـا‬ ‫َكتَبَـا‬ Keduanya (lk) telah menulis + ‫ ا‬pada huruf terakhir

3 ‫هُـ ْم‬ ْ‫َكتَبُـو‬ Mereka (lk) telah menulis + ْ‫ ـــُو‬pada huruf terakhir
4 ‫ِهـ َي‬ ْ َ‫َكتَب‬
‫ـت‬ Dia (pr) telah menulis ْ pada huruf terakhir
+ ‫ـت‬

5 ‫هُ َمـا‬ ‫َكتَبَـتَا‬ Keduanya (pr) telah menulis + ‫ ـتـَا‬pada huruf terakhir

6 َّ ‫ه‬
‫ُـن‬ َ‫َكتَ ْبـن‬ Mereka (pr) telah menulis + َ‫ ـْــن‬pada huruf
terakhir
7 َ‫اَ ْنـت‬ َ‫َكتَبْـت‬ Kamu (lk) telah menulis + َ‫ ـْــت‬pada huruf
terakhir
8 ‫اَ ْنتُ َمـا‬ ‫َكتَ ْبتُمـَا‬ Kalian (lk) telah menulis + ‫ ـْــتُ َمـا‬pada huruf
terakhir
9 ‫اَ ْنتُـم‬ ‫َكتَ ْبتُـ ْم‬ Kalian (lk) telah menulis + ‫ ـْــتُ ْم‬pada huruf
terakhir
10 ِ ‫اَ ْنـ‬
‫ت‬ ِ ‫َكتَبْـ‬
‫ت‬ Kamu (pr) telah menulis +‫ت‬
ِ ‫ ـْـ‬pada huruf
terakhir
11 ‫اَ ْنتُ َمـا‬ ‫َكتَ ْبتُ َما‬ Kalian (pr) telah menulis + ‫ ـْتُ َمـا‬pada huruf
terakhir

8
12 َّ ُ‫ا ْنت‬
َ‫ـن‬ َّ ُ‫َكتَ ْبت‬
‫ـن‬ Kalian (pr) telah menulis َّ ُ‫ ـْـت‬pada huruf
+ ‫ـن‬
terakhir
13 ‫اَنَـا‬ ُ ‫َكتَب‬
‫ْـت‬ Saya telah menulis ُ ْ‫ ـ‬pada huruf
+ ‫ــت‬
terakhir
14 ُ‫نَحْ ن‬ ‫َكتَبْـنَا‬ Kami, kita telah menulis + ‫ ــْـنَـا‬Pada huruf
terakhir
Fi’il Madhi mempunyai 14 bentuk sesuai dengan banyaknya
dhamir (pelaku). Dhamir itu berfungsi sebagai fa’il (pelaku).
َ ‫( َكـت‬kataba), ada 14 bentuk
Dengan mengambil contoh kata ‫َـب‬

Contoh fi’il Madhi


‫ خلق‬ : telah menciptakan
‫كتب‬  : telah menulis

2) Fi’il Mudore’i

·         Definisi
Fi’il Mudhari’ adalah yang menunjukkan pekerjaan atau peristiwa
yang sedang terjadi (present tense) atau akan terjadi (future tense).

·         Ciri/ tandanya:


1. Dapat dimasuki huruf sin ‫ س‬dan saufa َ‫ َسوْ ف‬contoh: َ‫ َسوْ ف‬,ُ‫َسيَ ْشـهَد‬
‫يَ ْشـهَ ُد‬
2. Dapat diawali dengan salah satu di antara empat huruf ‫ت‬,‫ي‬,‫ن‬,‫ا‬
ُ ‫ (اَنَي‬yang disebut huruf mudhara’ah
)‫ْت‬

Huruf Contoh Huruf Contoh

‫ا‬ ُ‫ْأذهَـب‬ ‫ي‬ َ‫ يَ ْذهَبُــون‬,‫ـان‬


ِ َ‫ يَ ْذهَب‬, ُ‫يَ ْذهَـب‬
‫ن‬ ُ‫ن َْذهَـب‬ ‫ت‬ َ‫ ت َْذ ِه ْبــن‬,‫ ت َْذهَبَــا ِن‬, ُ‫ت َْذهَـب‬

9
3. Dapat dimasuki huruf َ‫( ال‬tidak)
Contoh:
ِ ْ‫ الَ يَض‬,ُ‫ الَ يَ ْشـهَد‬, ُ‫الَ يَ ْذهَـب‬
‫ـرب‬
·         Bentuk
Seperti Fi’il madhi, Fi’il mudhari’ juga mempunyai 14 bentuk
sesuai dhamirnya. Contoh
No Dhamir F. Madhi Arti Perub Letak perubahan
1 ‫ُـو‬
َ ‫ه‬ ِ ْ‫يَض‬
ُ‫ـرب‬ Dia (lk) sedang/ akan …. Akhir kata
memukul
2 ‫هُ َمـا‬ ِ َ‫يَضْ ِرب‬
‫ـان‬ Keduanya (lk) sedang/ ….َ‫ا ِن‬ Akhir kata
akan memukul
3 ‫هُـ ْم‬ َ‫يَضْ ِربُـون‬ Mereka (lk) sedang/ …ُ َ‫وْ ن‬ Akhir kata
akan memukul
4 ‫ـي‬
َ ‫ِه‬ ِ ْ‫تَض‬
ُ‫ـرب‬ Dia (pr) sedang/ akan َ‫…ت‬. Awal kata
memukul
5 ‫هُ َمـا‬ ِ ‫تَضْ ِر‬
‫بان‬ Keduanya (pr) sedang/ ‫تَ …َا ِن‬ Awal dan akhir
akan memukul
6 َّ ‫ه‬
‫ُـن‬ َ‫ـر ْبن‬
ِ ْ‫يَض‬ Mereka (pr) sedang/ َ‫تَ … ْبن‬ Awal dan akhir
akan memukul
7 َ‫اَ ْنـت‬ ِ ْ‫تَض‬
ُ‫ـرب‬ Kamu (lk) sedang/ َ‫…ت‬ Awal kata
akan memukul
8 ‫اَ ْنتُ َمـا‬ ‫بان‬
ِ ‫ـر‬ِ ْ‫تَض‬ Kalian (lk) sedang/ ‫تَ …َا ِن‬ Awal dan akhir
akan memukul
9 ‫اَ ْنتُـم‬ ِ ْ‫تَض‬
‫ـربُوْ ِن‬ Kalian (lk) sedang/ َ‫ت…ُوْ ن‬ Awal dan akhir
akan memukul
10 ِ ‫اَ ْنـ‬
‫ت‬ َ‫ـربِ ْين‬
ِ ْ‫تَض‬ Kamu (pr) sedang/ َ‫تَ …بِ ْين‬ Awal dan akhir
akan memukul
11 ‫اَ ْنتُ َمـا‬ ‫ان‬ ِ ْ‫تَض‬
ِ َ‫ـرب‬ Kalian (pr) sedang/ ‫تَ …َا ِن‬ Awal dan akhir
akan memukul
12 َّ ُ‫ا ْنت‬
َ‫ـن‬ َ‫ـر ْبن‬
ِ ْ‫تَض‬ Kalian (pr) sedang/ َ‫تَ … ْبن‬ Awal dan akhir
akan memukul
13 ‫اَنَـا‬ ِ ْ‫اَض‬
ُ‫ـرب‬ Saya sedang/ akan ‫…ا‬.. Awal kata

10
memukul
14 ُ‫نَحْ ن‬ ِ ْ‫نَض‬
ُ‫ـرب‬ Kami, kita sedang/ َ‫……ن‬ Awal kata
akan memukul

3) Fi’il Amr (kata kerja perintah)

·         Definisi
Fi’il Amar adalah: kata kerja yang menunjukkan perintah
(imperative) untuk melaksanakan pekerjaan
·         Tanda-tanda
Biasanya diawali dengan huruf alif dan huruf akhir berharakat
sukun. Contoh :
ْ‫اُ ْكتُب‬ Tulislah ‫اِ ْقـ َر ْء‬ Bacalah ْ َ‫اِحْ ف‬
‫ظ‬ Hafalkan

·         Cara membuat


a.       Dari Fi’il madhi,
b.      Dibuang ya mudhari’nya (yaitu huruf awal Fi’il mudhari’)
c.       Huruf akhir diberi harakat sukun
d.      Bila setelah dibuang ya mudhari’nya ternyata huruf awalnya
berharakat sukun( ‫ )ْــ‬maka ditambah dengan hamzah washal (‫)ا‬
yang berkasrah yang tak perlu ditulis harakat kasrahnya.
Langkah-langkah membuat Fi’il amar

ُ‫يَ ْذهَـب‬ ُ‫ْذهَـب‬ ْ‫ْذهَـب‬ ْ‫ْاذهَـب‬

1 2 3 4

Bentuk
Bentuk Fi’il Amar hanya ada 6, yaitu

No Dhamir F. Amar Arti Perubahan

11
‫‪1‬‬ ‫ُــو‬
‫ه َ‬ ‫—‬ ‫—‬
‫‪2‬‬ ‫هُـ َمـا‬ ‫–‬ ‫—‬ ‫—‬
‫‪3‬‬ ‫هُــ ْم‬ ‫–‬ ‫—‬ ‫—‬
‫‪4‬‬ ‫ـي‬
‫ِه َ‬ ‫–‬ ‫—‬ ‫—‬
‫‪5‬‬ ‫هُ َمـا‬ ‫–‬ ‫—‬ ‫—‬
‫‪6‬‬ ‫ه َّ‬
‫ُـن‬ ‫–‬ ‫—‬ ‫—‬
‫‪7‬‬ ‫اَ ْنـتَ‬ ‫اُ ْكـتُبْ‬ ‫)‪Memukullah kamu (lk‬‬ ‫‪Asli‬‬
‫‪8‬‬ ‫اَ ْنتُ َمـا‬ ‫اُ ْكتُبَــا‬ ‫)‪Memukullah kalian (lk‬‬ ‫اَ‪…..‬‬

‫‪9‬‬ ‫اَ ْنتُـم‬ ‫اُ ْكـتُبُـوْ ا‬ ‫)‪Memukullah kalian (lk‬‬ ‫وْ ُ‪….‬‬

‫‪10‬‬ ‫اَ ْنـ ِ‬


‫ت‬ ‫اُ ْكـتُبِي‬ ‫)‪Memukullah kamu (pr‬‬ ‫يْ ِ‪….‬‬

‫‪11‬‬ ‫اَ ْنتُ َمـا‬ ‫اُ ْكـتُبَتَـا‬ ‫)‪Memukullah kalian (pr‬‬ ‫تَـاَ…‬

‫‪12‬‬ ‫ا ْنتُ َّ‬


‫ـنَ‬ ‫اُ ْكـتُ ْبـنَ‬ ‫)‪Memukullah kalian (pr‬‬ ‫ِنْ‪….‬‬

‫‪13‬‬ ‫اَنَــا‬ ‫–‬ ‫—‬ ‫—‬


‫‪14‬‬ ‫نَحْ ـنُ‬ ‫–‬ ‫—‬ ‫—‬

‫‪Contoh‬‬
‫‪ =masuklah                          ‬اُ ْد ُخـــــــــــــــــــــــــــلْ‬ ‫‪ِ  =duduklah‬إجْ لِسْ‬
‫‪ =keluarlah                           ‬اُ ْخـــــــــــــــــ رُجْ‬ ‫‪     =angkatlah‬اِرْ فَـــــــــــــــــ ْع‬

‫‪3. Kalimah Harf/Huruf‬‬

‫‪Mengenal huruf hijaiyyah‬‬

‫ا ب ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ع غ ف ق ك ل م ن و ه ال ء ي‬

‫‪12‬‬
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa  harf adalah kata yang
tidak bisa dipahami maknanya kecuali jika disandingkan dengan kata lain.
Dengan demikian, kata ini tidak akan kata  memiliki makna tertentu,
kecuali disandarkan pada kata-kata lain. Dengan makna yang serupa,
definisi lain mengatakan, sebagai berikut:

َ ‫اَ ْل َحــرْ فُ هُ َو ُكلُّ َكلِ َمـــ ٍة لَي‬.


‫ْس لَهَا َمعْن ًى ِإاَّل َم َع غَـي ِْرهَا‬

Artinya:

“harf adalah setiap kata yang tidak mempunyai makna kecuali


disandingkan dengan kata lain.”

Contoh:

Dari‫ ِم ْن‬     : dalam kalimat:

ِ ‫ اَنَا اَ ْخ ُر ُج ِمنَ ْالبَ ْي‬: 


Saya keluar dari rumah ‫ت‬

Ke‫ اِل َى‬       : dalam kalimat:

Dia menyerahkan buku itu ke gurunya ‫َاب اِل َى ْاالُ ْستَا ِذ‬
َ ‫ه َُو بُ َسلِّ ُم ْال ِكت‬  : 

Dalam‫ فِ ْى‬  : dalam kalimat:

Anda membaca qr’an dalam Mesjid ‫تَ ْق َرُأ ْالقُرْ اَانَ فِ ْى ْال َم ْس ِج ِد‬  :

Depan ‫ امام‬ : dalam kalimat:

‫اجلس امام الفصل‬     

Saya duduku di depan kelas  

Dan ‫و‬  : dalam kalimat:

‫رسول هللا هو جدحسن و حسين‬

Jangan  ‫ ال‬: dalam kalimat :

‫ال تشرب بالقيام‬

13
Jika  ‫ ان‬: dalam kalimat :

‫فرخت‬, ‫ان فرحتم‬

Huruf-huruf diatas akan memiliki makna yang dapat dipahami


oleh pendengar atau lawan bicara saat ia disandingkan dengan kata-kata
lain. Namun, saat ia berdiri sendiri tanpa disandingkan dengan kata-kata
lain maka ia tidak akan memiliki makna sempurna yang dapat dipahami.

‫ ِم ْن‬         : Dari         ‫ ع َْن‬       : Dari                                       ‫ بِـ‬         : Dengan

‫ ِإلَى‬       : Ke            ‫لِـ‬           : Milik, Kepunyaan                 ‫ َكا‬          : Seperti

‫ َعلَى‬       : Di atas       َّ‫ رُب‬     : Betapa banyak, acapkali       ‫ فِي‬        : Di


dalam

‫ال‬        : Jangan   ‫ان‬        : Jika

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

14
Diantara keistimewaan bahasa arab adalah kaya akan kata-kata,
misalkan pada dhomir (kata ganti). Berbeda dengan bahasa Indonesia yang
hanya memiliki 7 kata ganti (dia, kamu, kalian, mereka, kami, kita, dan saya)),
di dalam bahasa Arab kata gantinya ada 12. Antara kata ganti untuk dua orang
dengan lebih dari dua orang dibedakan di dalam bahasa Arab, tidak terdapat
pada bahasa Indonesia bahkan pada bahasa Inggris (read : Bahasa
Internasional). Di antara keistimewaan bahasa arab juga adalah singkat dan
padat, misalnya, jika kita ingin mengungkapkan "dia sedang menulis", maka
cukup dengan menggunakan kalimat ‫ يكتب‬ dan ini sekaligus menunjukkan
bahwa yang sedang menulis itu adalah seorang laki-laki, adapun jika yang
menulisnya itu seorang perempuan, maka kita gunakan kalimat ‫ تكتب‬saja.
Singkat dan padat. Dan banyak lagi keunggulan bahasa arab di atas
bahasalain.

Al Kalam menurut ulama nahwu adalah ungkapan dai suatu lafadz


yang brfaidah yang mampu membuat yang diajak bicara diam karena
mengerti.  Lafadzh sendiri meliputi Al Kalam (kalimat), Al Kalimah (kata),
dan Al Kalim (akan dijelaskan kemudian).  Maksud dari berfaidah adalah bisa
dimengerti oleh yang diajak berbicara.

Perlu diingat bahwa Al Kalam adalah kalimat sedangkan Al Kalimah


adalah kata. Sedangkan Al Kalim adalah istilah untuk sesuatu  yang tersusun
dari 3 kata (baik itu fi'il, isim, harf) atau lebih, baik berfaidah atau tidak.
Kalimat dalam Bahasa arab adalah ucapan yang tersusun sehingga pendengar
atau lawan bicara dapat memahami maksudnya. Sesuai dengan objek
pembicaraannya, maka ucapan tersebut harus dalam bahasa Arab.

Kalimat  terbagi menjadi tiga, yaitu:

1. Isim, yaitu setiap kata yang menunjukkan nama orang, hewan, tumbuhan,
benda, tempat, waktu, dan sifat yang tidak terikat oleh waktu.

15
2. Fi’il, yaitu kata yang menunjukkan kejadian suatu peristiwa pada waktu
tertentu.
3. Harf adalah kata yang tidak bisa dipahami maknanya kecuali jika
disandingkan dengan kata lain.

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

[1] A. Amiruddin, Tata Bahasa Arab (Surabaya: Al-Ihsan, 1992), hal 3.


[2] A. Amiruddin, Tata Bahasa Arab, hal 4.

16
[3] Umar Shihab, Kontekstualitas Al-Qur’an: Kajian Tematik Atas Ayat-ayat
Hukum Dalam Al-Qur’an  (Jakarta: Penamadani, 2008), hal 157.
[4] Ghaziadin Djupri, Ilmu Nahwu Praktis. Surabaya: Apollo, Tanpa tahun, hal
10.

17

Anda mungkin juga menyukai