KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembagian Jumlah
B. Macam-macam Pembagian Jumlah
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jika melihat strukturnya, jumlah atau klausa dalam
bahasa Arab ini terdiri dari dua macam, yaitu jumlah
ismiyyah dan jumlah fi'liyah.Jumlah ismiyah adalah
jumlah yang diawali dengan nomina, sedangkan jumlah
fi’liyyah adalah jumlah yang diawali dengan verba. Jika
diterjemahkan secara etimologi ke dalam bahasa
Indonesia, jumlah ismiyyah dapat disebut dengan klausa
nominal dan jumlah fi’liyyah dapat dikatakan sebagai
klausa verbal.
Meskipun begitu, terdapat perbedaan mencolok
dalam definisi klausa nominal dan klausa verbal antara
bahasa Arab dan bahasa lainnya, termasuk bahasa
Indonesia. Hal itu karena menurut teori linguistik umum,
klausa nominal adalah klausa yang predikatnya nomina
dan klausa verbal adalah klausa yang predikatnya verba.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian jumlah?
b. Apa saja macam-macam pembagian jumlah?
C. Tujuan
a. Pengertian Jumlah
1. Jumlah Ismiyah
Jumlah ismiyyah adalah jumlah yang pada permulaan
lafadznya diawali dengan kalimat isim (kata benda), yaitu
kalimat yang menunjukkan atas makna tertentu dan tidak
memiliki keterkaitan dengan zaman, baik isim tersebut
terlihat secara jelas maupun dengan cara pentakwilan
(dibelokkan dari lahirnya).
Contoh jumlah ismiyyah yang tampak jelas adalah
lafadz "( " َز ْي ٌد قَاِئ ٌمZaid berdiri). Kata " " َز ْي ٌدdalam contoh
tersebut merupakan kalimah isim yang menunjukkan
atas mufrad mudzakkar dan nampak dengan jelas dalam
penulisan atau pengucapannya. Adapun contoh jumlah
ismiyyah dengan cara pentakwilan adalah lafadz "َوَأ ْن
"تَصُو ُموا َخ ْي ٌر لَ ُك ْمyang jia ta'wil mash dar maka menjadi "صيَا ُم ُك ْم
ِ
( " َخ ْي ٌر لَ ُك ْمdan puasa kalian itu lebih baik bagi kalian).
2. Jumlah Fi'liyyah
Yang dimaksud jumlah fi'liyyah adalah jumlah yang
diawali dengan kalimah fi'il, yaitu kata yang menunjukkan
kepada pekerjaan dan memiliki keterkaitan dengan
zaman, baik itu tampak jelas maupun takdir (dikira-kira
kan).
Contoh jumlah fi'liyyah yang nampak secara jelas
adalah lafadz " ! ( "قُ ْم يَا َخالِ ُدwahai Khalid). Kata " "قُ ْمpada
contoh ini merupakan kalimah fi'il yang menunjukkan
arti kata perintah, yaitu fi'il amar. Sedangkan untuk
contoh jumlah fi'liyyah yang dikira-kira kan seperti
perkataan ""يَا َخالِ ُد, jika ditakdirkan kurang lebih nya
menjadi " يَا َخالِ ُد:( "َأ ْد ُعوaku memanggil: wahai Khalid).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Fida'. Abu,t.th, Mumti'ah al-ajurumiyah ma'a ats-tsamru
adaani, Yaman : Dar al-atsar.
Fuad. Nikmah, t.th, Qawaid Al-lughah Al-arabiyah,
Beirut : Dar Al Tsaqafah Al-islamiyah.
Thalib. Moh.,