Disusun :
Kelompok 4-2 E MBS
1.
2.
3.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Allah mengutus Nabi dan Rasul untuk memberi kabar berita dan ancaman bagi
manusia yang pada intinya mengajak kepada Agama Islam.Banyak cobaan yang
dihadapi oleh para Nabi dan Rasul ketika berdakwah mengajak kepada kebenaran. Akan
tetapi mereka tetap berjuang dan selalu percaya bahwa Allah tidak akan membiarkan
mereka.
Setiap Nabi dan Rasul memiliki cobaan yang berbeda.Ada yang harus
menghadapi para penyihir, para penyembah berhala, bahkan orang-orang yang
mendalami ilmu kedokteran.Maka Allah menurunkan mukjizat kepada mereka sesuai
dengan kebutuhan untuk menghadapi umat manusia agar mereka beriman kepada
Allah.Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir dihadapkan pada umat yang gemar
bersya’ir oleh karena itu Allah turunkan Al-Qur’an yang berbahasa sya’ir tertinggi
untuk mengalahkan para penya’ir pada masa itu.
Allah menurukan Al-Qur’an juga sebagai pedoman hidup bagi manusia. Al-
Qur’an terdiri dari surat-surat, dan setiap surat terdiri dari ayat-ayat. Bahasa yang
digunakan dalam Al-Qur’an adalah Bahasa Arab. Agar umat muslim dapat mengerti
dan paham apa yang dimaksudkan oleh Allah maka umat muslim perlu memperlajari
Al-Qur’an itu sendiri. Dalam memahami Al-Qur’an, kaidah-kaidah Bahasa Arab pun
menjadi acuan, termasuk kaidah isim ma’rifat dan nakirah.
Penulis akan membahas sedikit mengenai kaidah-kaidah dalam menafsirkan
yang berkaitan dengan isim ma’rifat dan nakirah dalam sebuah makalah yang berjudul
“Isim Nakirah dan Ma’rifah”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
Asep Muhidin, Nahwu Shorof Tadrijy (Jawa Barat : PT Khazanah Mimbar Plus, 2011)hlm.37.
sebagaimana ciri-ciri ini tampak pada contoh-contoh tersebut.2 Namun Isim Nakirah
dapat menjadi isim ma’rifat jika dimasukki Alif Lam Tarif ()ال. Contoh :3
ISIM NAKIRAH ISIM MA’RIFAT
َر ُج ٌل اَل َّر ُج ُل
(seorang laki-laki) (laki-laki itu)
ٌ بَي
ْت ُ اَ ْلبَي
ْت
(sebuah rumah) (rumah itu)
B. Isim Ma’rifat
Isim marifah cirinya menggunakan ()ال
Contoh =
2
Rusdianto, Cepat dan Muda Belajar Bahasa Arab (Yogyakarta : Diva Press,2018)hlm.36.
3
Solihin M.S, Bahasa Arab( Bandung : Grafindo Media Pratama,2008)hlm.67.
Sehingga, kata pada contoh – contoh tersebut tidak menyisakan pertanyaan lagi
bagi orang yang mendengarnya.
Kalimah isim menduduki kedudukan isim yang dapat dipasangi AL, seperti
2. Isim MA’rifah
Kalimah Isim tidak dapat dipasangi AL, pun tidak menduduki kedudukan isim
dapat dipasangi AL. Contoh :
Kalimat Isim dapat menerima Al, akan tetapi tidak membekaskan ma’rifat.
Contoh :
2. Isim Isyarah
Isim isyarah adalah kata tunjuk atau kata yang digunakan untuk
menunjuk sesuatu. Kata tunjuk digolongkan sebagai isim makrifat karena
berfungsi menunjukkan isim-isim yang ditunjuk .
Contoh =
E. Isim Maushul
Disebut juga kata penghubung, hal tersebut karena isim ini berfungsi
menghubungkan beberapa kalimat atau pokok pikiran menjadi satu
kesatuan.
Digolongkan kedalam isim marifat karena isim ini memperjelas kata
benda yang sudah jelas (isim makrifat), dengan menggunakan kalimat ang
terletak sesudah isim maushul. Kalimat yang jatuh setelah isim maushul
disebut shilah (anak kalimat)
Contoh : َ الَّ ِذ ْين، الَّتِ ْي، ْالَّذي
G. Munada
Secara umum, munada adalah kata benda yang terletak setelah huruf
nida’ (huruf untuk memanggil). Dengan bahasa lain, isim munada adalah
isim yang dipanggil atau disapa menggunakan kata seru. Isim ini menjadi
makifat karena setiap objek yang diseru pasti telah tertentu dan diketahui
oleh si penyeru.
Contoh =
5
Syaikh Abdul Qadir bin Ahmad al-Khunani, Huruf-Huruf Magis (Yogyakarta: Pustaka Pesantren,
2005).hlm.205.
Huruf yang dipakai untuk memanggil nyaris sama dengan istilah kata
seru dalam bahasa Indonesia, dan umumnya sering diartikan “hai” atau
“wahai”.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA