Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kitab Hadits Arba’in Nawawiyah merupakan kitab kumpulan hadis yang
tidak asing lagi bagi umat Islam di Indonesia, bahkan umat Islam seluruh dunia.
Meski jumlah hadis yang tertera dalam kitab ini bukan empat puluh hadis melainkan
dalam kitab ini disebut empat puluh dua hadis. Hal ini karena orang Arab memang
biasa tidak menyertakan bilangan pecahan dan hanya menyebut bilangan puluhan,
mereka menyebut arba’in (empat puluh) meski jumlah lebih satu atau dua bilangan
Ditinjau dari sisi keberadaan, kitab Hadits Arba’in Nawawiyah memang cukup
membanggakan dunia Islam namun kebanggaan ini hanya menjadin kejayaan Islam
masa lalu, juga penghias sudut-sudut perpustakaan kaum muslimin semata. Selain
itu, di lihat dari sisi isinya, kitab Hadits Arba’in Nawawiyah belum sepenuhnya
dipelajari bahkan diamalkan oleh umat Islam, sehingga nilai - nilai luhur yang
terdapat dalam kitab ini belum terejawantahkan dalam akhlak masyarakat Islam
secara umum, padahal arus globalisasi dan modernisasi yang kian santer menerpa
umat Islam mengakibatkan semakin mengikis akhlak mulia umat Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian islam secara global ?
2. Bagaimana isi kandungan Hadist Arbain ke 2 ?
3. Apa yang disebut dengan iman dan ihsan ?
4. Bagaimana tanda-tanda kiamat ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian islam secara global.
2. Untuk mengetahui isi kandungan Hadist arbain 2
3. Untuk mengetahui pengertian iman dan ihsan.
4. Untuk mengetahui tanda-tanda kiamat.
‫‪BAB II‬‬

‫‪PEMBAHASAN‬‬

‫‪A. Isi Hadist Arbain ke 2‬‬


‫‪hadits arbain ke 2. Yaitu hadits tentang Islam, iman dan ihsan yang juga‬‬
‫‪diriwayatkan oleh ‘‘Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu. Dalam hadits ini‬‬
‫‪beliau mengatakan:‬‬

‫ض‬‫ت ييييومم إضيذ طيليييع يعييليينييياَ يردجيلل يشيضدييدد بيييييياَ ض‬ ‫ض‬


‫صللىَّ اَلد يعليييه يويسللمَّ ذياَ ي‬
‫ض ض‬
‫س عينيد يردسيول اَل ي‬
‫بييينيماَ يينن جلدو ض‬
‫يي ي د د ي ل‬
‫ض ض‬ ‫ض‬ ‫ض ض‬ ‫ض ض‬
‫صيللىَّ‬
‫بي ي‬ ‫س إضيلي اَلنلض ب‬ ‫ض‬
‫اَلثبييياَب يشدييدد يسيواَد اَللشيعر‪ ٌ,‬لي ييديرىَ يعليييه أيثَييدر اَللسيفر يولي ييييعرفدهد ملناَ أييحيلد‪ ٌ,‬يحلتي يجليي ي‬
‫ضض‬ ‫ض ض‬ ‫ض‬ ‫ض‬ ‫ض‬ ‫ض‬
‫ني يعيضن‬ ‫ضييع يكلفيييه يعليييىَّ فيخييذييه‪ ٌ,‬يو قييياَيل ‪ :‬يييياَ دميلميدد أييخ يب ي‬ ‫اَلد يعليييه يويسيللمَّ‪ ٌ,‬فأييسينييد دريكبيتَيييييه إضيلي دريكبيتَيييييه‪ ٌ,‬يويو ي‬
‫صيللىَّ اَلدي يعلييييضه يويسيللمَّ ‪ :‬اَيضليسيليدم أيين تييشييهيد أيين ليإض لييهي إضلل اَلدي يو أيلن دميلم دداَ‬ ‫ض‬
‫اَضليسليم‪ ٌ,‬فيييقاَيل يردسيودل اَلي ي‬
‫ض‬
‫ت إضليييضه يسيبضييلد‪ً.‬ا قييياَيل‬ ‫ت إضن اَيستَيطييع ي‬
‫ضاَين‪ ٌ,‬ويتلج اَيلبيي ض‬
‫صيويم يريم ي ي د ي ي ي‬ ‫صليية‪ ٌ,‬يوتدييؤضتي اَللزيكاَية‪ ٌ,‬يوتي د‬ ‫ل‪ ٌ,‬يوتدضقييدمَّ اَل ل‬ ‫رسودل اَ ض‬
‫ي دي‬
‫ل‪ ٌ,‬يويمليئضيكتَيض يضه‪ٌ,‬‬ ‫‪ :‬صي ييدقيت‪ً.‬ا فييعضجبينييياَ ليي يه يسي يئْييلده ويصي يبدقده‪ً.‬ا قييياَيل ‪ :‬فيي يأيخضبضن عي يضن اَضلييييياَضن‪ ٌ,‬قييياَيل ‪ :‬أيين بضيياَ ض‬
‫ييي ي‬ ‫ي د ي ي د ي ي د يد ي د‬
‫ضض‬ ‫ض‬ ‫ض‬ ‫ض ض‬ ‫ضض‬ ‫ض‬
‫ن يع يضن‬ ‫ت‪ً.‬ا قييياَيل ‪ :‬فييأييخ يب ي‬ ‫ص ييدقي ي‬ ‫يودكتَدبض يه‪ ٌ,‬يودردس يله‪ ٌ,‬يواَيلييي ييوم اَلخ يضر‪ ٌ,‬يو تدي ييؤمين ضباَلييق ييدضر يخ يضيه يو يش يبرضه‪ً.‬ا قييياَيل ‪ :‬ي‬
‫ن يعيضن اَللسياَيعضة‬ ‫ضض‬ ‫ض‬ ‫ض‬
‫ك تيييراَهد فييإين يليي تيدكيين تيي يراَهد فييإنلهد ييييراَيك‪ً.‬ا قيياَيل ‪ :‬فييأييخ يب ي‬ ‫اَضليحيسياَضن‪ ٌ,‬قيياَيل ‪ :‬أيين تيييعبدييد اَليي يكأينيل ي‬
‫ن يعين أييماَيراَ ضيتاَ‪ ٌ,‬يقاَيل ‪ :‬أيين تيلضيد اَلييميةد يربيلتَيييهيياَ‪ٌ,‬‬ ‫ضض‬ ‫ض‬ ‫ض ض‬
‫يقاَيل ‪ :‬يماَ اَلييميسدؤيودل يعينييهاَ بأييعلييمَّ مين اَللساَئضل‪ً.‬ا يقاَيل ‪ :‬فيأييخ يب ي‬
‫ت يملضيياَ‪ ٌ,‬دثلي قييياَيل ‪ :‬يييياَ‬ ‫ض‬ ‫ض‬
‫يوأيين تيييرىَ اَيلديفاَية اَليعدييراَية اَلييعاَلييةي ضريعيياَءي اَللشياَء يييتَيطيياَيولديوين ض يفي اَيلبديينييييياَن‪ ٌ,‬ثي اَينيطيليييق‪ ٌ,‬فييليبضثيي د‬
‫ت ‪ :‬اَلدي يو يردسييولدهد أييعلييدمَّ‪ً.‬ا قييياَيل ‪ :‬فييضإنلهد ضج يضبيييدل أيتييياَدكيمَّ ييديعلبدمدكييمَّ ضدييينيدكييمَّ‪ً.‬ا‬ ‫ض‬
‫عديميدر‪ ٌ,‬أيتيييدضريي يميضن اَللسيياَئل؟ قدييلي د‬
‫يريواَهد دميسضلمَّ‬

‫‪Artinya:‬‬

‫‪Suatu ketika, kami (para sahabat) duduk di dekat Rasululah shallallahu ‘alaihi wa‬‬
‫‪sallam. Tiba-tiba muncul kepada kami seorang lelaki mengenakan pakaian yang sangat‬‬
‫‪putih dan rambutnya amat hitam. Tak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan, dan‬‬
‫‪tak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Ia segera duduk di hadapan‬‬
‫‪Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu lututnya disandarkan kepada lutut Nabi dan‬‬
‫‪meletakkan kedua tangannya di atas kedua paha Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,‬‬
‫”‪kemudian ia berkata : “Hai, Muhammad! Beritahukan kepadaku tentang Islam.‬‬
‫‪Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Islam adalah, engkau bersaksi tidak‬‬
‫‪ada yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dan sesungguhnya‬‬
‫‪Muhammad adalah Rasul Allah; menegakkan shalat; menunaikan zakat; berpuasa di‬‬
‫‪bulan Ramadhan, dan engkau menunaikan haji ke Baitullah, jika engkau telah mampu‬‬
melakukannya,” lelaki itu berkata,”Engkau benar,” maka kami heran, ia yang bertanya ia
pula yang membenarkannya.

Kemudian ia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang Iman”. Nabi


menjawab,”Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikatNya; kitab-kitabNya;
para RasulNya; hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk,”
ia berkata, “Engkau benar.” Dia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang ihsan”.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Hendaklah engkau beribadah kepada
Allah seakan-akan engkau melihatNya. Kalaupun engkau tidak melihatNya,
sesungguhnya Dia melihatmu.”

Lelaki itu berkata lagi : “Beritahukan kepadaku kapan terjadi Kiamat?”


Nabi menjawab,”Yang ditanya tidaklah lebih tahu daripada yang bertanya.”
Dia pun bertanya lagi : “Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya!” Nabi
menjawab,”Jika seorang budak wanita telah melahirkan tuannya; jika engkau melihat
orang yang bertelanjang kaki, tanpa memakai baju (miskin papa) serta pengembala
kambing telah saling berlomba dalam mendirikan bangunan megah yang menjulang
tinggi.”

Kemudian lelaki tersebut segera pergi. Aku pun terdiam, sehingga Nabi bertanya
kepadaku : “Wahai, Umar! Tahukah engkau, siapa yang bertanya tadi?” Aku menjawab,
”Allah dan RasulNya lebih mengetahui,” Beliau bersabda,”Dia adalah Jibril yang
mengajarkan kalian tentang agama kalian.” [HR Muslim, no. 8]

B. Islam Secara Global


Secara umum yang dimaksud dengan agama Islam ialah agama yang
diridhoi Allah, yang paling benar dan sempurna serta agama yang membawa rahmat
bagi semesta alam. Islam merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhamad SAW., sebagai Nabi terakhir pilihan-Nya. Didalamnya terdapat aturan
dan hukum yang dapat dijadikan sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi seluruh
umat agar selamat dan bahagia di dunia sampai akhirat. Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam“. (QS. Ali-
Imran: 19)
Jadi, agama Islam adalah agama yang benar, yang mengajarkan segala
sesuatunya dengan baik dan sempurna. Ajaran Islam bersumber pada Al-Qur’an dan
Hadits. Agama menurut bahasa Arabnya “diin” atau “millah”. Kata diin makna
aslinya ketaatan, hukum, dll. Adapun millah makna aslinya adalah perintah. Millah
terutama sekali bertalian dengan Nabi, yang kepadanya agama itu diwahyukan,
sedang diin bertalian dengan orang yang menganut agama itu (Al-Mufradat fi
ghoribil Quran). Adapun Islam artinya masuk dalam “silm”; kata “salm” atau
“silm”, dua-duanya berarti damai (Al-Mufradat fi ghoribil Quran). Dua perkataan
ini digunakan oleh Alquran dalam arti damai (QS 2 : 209 dan QS 8 : 62).
Kata Islam punya dua makna. Pertama, nash (teks) wahyu yang menjelaskan din
(agama) Allah. Kedua, Islam merujuk pada amal manusia, yaitu keimanan dan
ketundukan manusia kepada nash (teks) wahyu yang berisi ajaran din (agama)
Allah. Islam dalam bahasa Arab, berarti tunduk dan menyerah atau taat. Sebagai
satu agama, Islam berdiri di atas dasar menyerahan diri sepenuhnya dan taat kepada
AIlah s.w.t. Itulah pula sebabnya, makanya agama ini dinamakan Islam.
Islam juga berarti selamat dan sejahtera. Pengertian ini menunjukkan bahwa,
manusia tidak akan dapat mencapai keselamatan dan kesejahteraan yang
sebenarnya, kecuali dengan jalan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah s.w.t.
Cara hidup seperti inilah, yang tetap di bawah naungan ketaatan kepada Allah s.w.t.,
hidup yang selalu diliputi ketenangan jiwa bagi perseorangan dan
kesejahteraan/ketentraman bagi masyarakat.
Islam adalah agama sepanjang sejarah manusia, ajaran dari seluruh nabi dan
rasulnya yang penah di utus oleh Allah SWT pada bangsa-bangsa dan kelompok-
kelompok manusia. Islam agama bagi Adam a.s, Nabi Ibrahim, Nabi Yakub, Nabi
Musa, Nabi Daud, Nabi Sulaiman dan Nabi Isa As, sebagaimana diterangkan dalam
QS. As-Syura:13.
BAB III
PENJELASAN

A. Biografi
Beliau dikenal sebagai Al-Imam, Al-Hafiz, Al-Faqih dan Al-
Muhaddits. Nama lengkapnya adalah Yahya bin Syarafuddin bin Murriy bin
Hasan Al-Hizami Al-Haurani An-Nawai Asy-Safi’I. Kunyahnya: Abu Zakaria.
Laqobnya (julukannya) adalah Muhyiddin (yang menghidupkan agama).
Namun beliau sendiri tidak suka dijuluki dengan julukan tersebut karena
ketawadhu’annya kepada Allah Ta’ala dan juga karena agama itu selalu hidup
dan tetap, tidak butuh orang yang menghidupkannya, agar menjadi hujjah bagi
mereka yang menyia-nyiakannya dan mencampakkannya, Al-Lakhmy berkata,
“Adalah benar bahwa Imam Nawawi berkata, ‘Aku tidak rela orang yang
memberikan aku julukan Muhyiddin’.”
1.Kelahiran dan Pertumbuhan,
Dilahirkan di negeri Nawa (salah satu tempat di Suriah), pada
sepeuluh hari pertengahan bulan Muharram tahun 631H dan tumbuh
berkembang di sana. Masa kecilnya dilalui dengan mendatangi para
ulama untuk berkonsultasi kepada mereka dalam berbagai urusan. Dia
tidak suka bermain dan bercanda (sebagaimana layaknya anak-anak).
Karenanya dia telah hafal Al-Qur-an menjelang usia baligh.
Pada usia sembilan belas tahun, bapaknya membawanya ke
Damaskus untuk menuntut ilmu. Lalu dia tinggal di Madrasah (Pesantren)
Ar-Rowahiyah, dekat Jaami’ (Masjid Agung) Umawi di Damaskus.Kala
itu tahun 649H. Kitab “At-Tanbih” dihafalnya dalam waktu empat bulan
setengah saja.
Setahun sesudahnya dia mengaji kitab “Al-Muhazzab (*)”,
karangan Asy-Syirazi, kepada syekhnya; Ishaq bin Ahmad bin Utsman Al-
Maghribi Al-Maqdisi yang merupakan guru pertamanya dalam bidang
fiqh. Setiap hari dia membaca dua belas kajian kepada gurunya masing-
masing, lengkap dengan bacaan dan penjelasannya.
Sempat terlintas keinginannya untuk mendalami masalah
kedokteran, namun Allah Ta’ala mengalihkannya dari hal tersebut. Pada
tahun 665H beliau telah mulai mengajar di Asyraqiyah, Damaskus dan
tinggal di sana. Hanya saja, disana dia tidak dapat mengkaji ilmu yang
banyak hingga wafatnya.
2.Akhlak dan Sifat
Imam Nawawi terkenal sebagai orang alim yang zuhud dan
wara’. Tidak sesaat pun dirinya berpaling dari ketaatan kepada Allah.
Malam-malamnya sering dilalui dengan bergadang untuk ibadah atau
mengarang. Beliau suka ber-amar ma’ruf dan nahi munkar, berani
menghadapi raja dan bawahannya.
3.Karangan Imam Nawawi
Imam Nawawi memiliki karangan yang sangat banyak, diantaranya:
1. Syarh Shahih Muslim
2. Al-Irsyad
3. At-Taqrib wat-Taisir fi Ma’rifati Sunanil Basyir An-Nazir
4. Tahzib Al-Asma’ wal-Lughaat
5. At-Tibyan fii Aadabil hamalatil Qur’an
6. Minhajut-Thalibin
7. Bustanul-Arifin
8. Khulashatul-Ahkam fi Muhimmatissunan wa Qawa’idul Islam
9. Raudhatul Thalibin wa Umdatul-Muftiin
10. Syarh Al-Muhazzab
11. Riyadhus-Shalihin
12. Al-Azkar
13. Wafat
14. Beliau meninggal pada hari Rabu, 24 Rajab tahun 676H di
negerinya, Nawa, dan dikuburkan di sana. Penduduk Damaskus
sangat sedih mendengar berita kematiannya. Sejumlah ulama
menyusun bait syair tentang kesedihan akan kepergiannya (rotsa’).
15.
16. Semoga Allah merahmatinya dan menempatkannya di surga-Nya
nan luas serta membalasnya dengan pahala berlimpah atas apa yang
dia persembahkan untuk Islam dan penganutnya, sesungguhnya
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan.
17.
18. (*) Al Muhazzab adalah kitab fiqh dalam mazhab Syafi’i.
Berikutnya beliau menulis kitab yang menguraikan isi kitab tersebut
yang dikenal dengan judul Syarah Muhazzab.

B. Penjelasan Isi
1. Pengertian Iman Dan Ihsan
Penjelasan dari bahasa Arab, iman artinya “percaya”. Pengertian
iman lainnya adalah pengakuan yang melahirkan sikap menerima dan
tunduk. Beberapa ulama madzhab Hanafi mengatakan bahwa iman itu
adalah pengakuan dengan lisan dan pembenaran dengan hati.
Jadi berdasarkan penjelasan diatas, pengertian iman adalah membenarkan
dengan hati, kemudian diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan
tindakan (perbuatan). Iman artinya membenarkan dengan hati, mengucapkan
dengan lisan dan merealisasikannya dalam perbuatan akan adanya Allah
SWT, dengan adanya segala Kemaha sempurnaan-Nya, para Malaikat,
Kitab-kitab Allah, para Nabi dan Rasul, hari akhir serta Qadha dan Qadhar.
Islam artinya taat, tunduk, patuh dan menyerahkan diri dari segala ketentuan
yang telah ditetapkan Allah SWT.
Ihsan artinya berakhlak serta berbuat shalih sehingga dalam
melaksanakan ibadah kepada Allah dan bermuamalah (interaksi) dengan
sesama mahluk dilaksanakan dengan penuh keikhlasan seakan-akan Allah
menyaksikan gerak-geriknya sepanjang waktu meskipun ia sendiri tidak
melihatnya. Ihsan artinya “kesempurnaan” atau “terbaik” adalah seseorang yang
menyembah Allah seolah-olah ia melihat Nya, dan jika ia tidak mampu
membayangkan melihat Nya, maka orang itu membayangkan bahwa sesungguhnya
Allah melihat perbuatanya.

2. Tanda – Tanda Kiamat


a. Keluarnya dajjal
Dajal dalam bahasa arab memiliki arti kekacauan. Dajjal sendiri
nanti akan keluar dari negeri persia. Persia tergolong dalam suatu
suku pada negara iran. Ustad khalid menjelaskan, ketika dajjal sudah
turun, maka dajjal dan pengikutnya akan membuat kerusakan di
bumi selama 40 hari. Rasulullah menjelaskan bahwa dalam 40 hari
itu, satu hari pertama seperti satu tahun, hari kedua seperti sebulan,
hari ketika seperti sepekan, dan hari selanjutnya sama seperti hari
hari kita.
b. Keluarnya Imam Mahdi
Imam mahdi merupakan keturunan asli Rasulullah. Imam mahdi juga
mempunyai nama yang sama persis seperti Rasulullah SAW, yaitu,
Muhammad bin Abdullah. Imam Mahdi lah yang nantinya akan
memimpin perang jihad untuk mengejar dajjal ketika sudah berada di
Palestina. Ketika imam mahdi telah sampai untuk mengejar dajjal,
maka turunlah tanda - tanda selanjutnya.
c. Turunnya Nabi Isa AS
ketika Imam mahdi dan pasukannya sudah sampai damaskus, mereka
shalat ashar berjamaah yang dipimpin langsung oleh Muhammad bin
Abdullah (imam mahdi) sebelum sampai menemui dajjal. Maka
sebelum mereka shalat, turunlah Nabi Isa AS, dengan memegang
kedua sayap malaikat serta rambut yang basah dan menetes - netes
ke bumi. "Saat itu semua muslim menyaksikan" ujar Ustad khalid
basalamah. Setelah mereka shalat, barulah Imam Mahdi dan
pengikutnya melanjutkan perjalanan menuju palestina untuk
menemui dajjal. Setelah sampai Nabi Isa langsung berburu dajjal
untuk kemudian dibunuh. Setelah terbunuh, ustad khalid
menjelaskan, nantinya pengikut dajjal akan berlarian untuk
bersembunyi dibalik pohon dan batu.
d. Keluarnya Yajuj dan majuj
Nabi Muhammad SAW mejelaskan ciri - cirinya seperti, mata
mereka terlihat sipit namun bola mata mereka terlihat besar, mereka
memiliki rambut yang kriting serta memiliki postur tubuh sama
seperti manusia. Mereka akan keluar jika sudah dizinkan oleh Allah
SWT seperti pada firman allah yang artinya : “Hingga apabila
dibukakan (tembok) Ya’juj dan Ma’juj, dan mereka turun dengan
cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan
janji yang benar (hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata
orang-orang yang kafir. (Mereka berkata): “Aduhai, celakalah kami,
sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami
adalah orang-orang yang zalim.” (QS. Al Anbiya’: 96-97).
e. Keluarnya binatang melata
Dalam hadist bukhori dijelaskan bahwa binatang tersebut akan
muncul dan dapat berkomunikasi seperti halnya manusia. Binatang
tersebut natinya akan mendatangi orang - orang yang kembali kufur
setelah wafatnya Nabi Isa AS. Binatang itu akan menasihati dan
mengingatkan orang - orang yang kembali kufur. Binatang itu akan
tersebar di seluruh dunia dan akan menandai orang - orang yang
tidak beriman kepada Allah SWT.
f. Keluarnya api dari kota Aden
aden merupakan sebuah kota di Yaman. "Subhanallah baru tadi
malam saya melihat di youtube, sebuah penelitian yang menunjukan
bahwa, dibawah kota aden itu terdapat api yang cukup panas, dan api
itu bisa keluar setiap saat dan bisa membakar siapa pun" sambung
ustad khalid.
g. Munculnya tiga gerhana
Gerhana tersebut muncul di tiga bagian bumi, pertama pada bumi
bagian timur seperri Asia, kedua dibagian Barat Seperti Amerika dan
lainnya, dan ketiga di bagian Jazirah Arab. Selain gerhana, pada saat
itu juga di barengi dengan datangnya bencana. Ustadz khalid
Basalamah dalam ceramahnya menjelaskan bahwa, terjadi gempa
besar lalu kemudian terjadi longsor besar di belahan timur bumi.
Sebagian ulama hadist menjelaskan, bagian ini dapat terjadi di
bagian asia, namun tidak tahu pasti tempatnya dimana. Setelah
terjadi dibagian timur bumi, maka akan terjadi kembali pada bagian
barat, seperti benua amerika dan lainnya. Kemudian amblasnya bumi
di jazirah arab, ustad khalid menjelaskan bahwa hal ini merupakan
longsor besar yang sudah sulit untuk diperbaiki.
h. Terbitnya matahari dari sebelah barat
Di saat itulah pintu taubat akan di tutup oleh Allah SWT. " Ini adalah
tanda - tanda yang terakhir. Maka seperti kata Rasulullah, Taubat
akan diterima sebelum matahari terbit dari tempat terbenamnya".
Pungkas ustad tersebut.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
Kajian Hadits Arbain Nawawiyah Imam An-Nawawi, Penyusun Abdullah
Haidir, Penerbit Kantor Dakwah Sulay, Riyadh
https://www.radiorodja.com/45172-hadits-arbain-ke-2-pengertian-islam-iman-
dan-ihsan/
https://uin-malang.ac.id/r/140601/islam-sebagai-agama-sekaligus-konsep-perubahan.html

Anda mungkin juga menyukai