Ketersambungan Sanad
Disusun Oleh:
Ariyanti
210211030061
PROGRAM PASCASARJANA
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur, kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW
beserta keluarganya, para sahabatnya, serta kita semua para penganut ajarannya
hingga akhir zaman.
Di samping itu juga, dalam pembuatan makalah ini penyusun tak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada bapak FAHMI RIADY, Dr. M.S.I.
selaku dosen pengampu mata kuliah STUDI HADITS Makalah ini menjelaskan
tentang “Ketersambungan Sanad”.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hampir seluruh umat islam telah mengakui, bahwa hadits Nabi adalah
salah satu sumber ajaran islam setelah Al-Qur’an karena hadits Nabi memiliki
latar belakang sejarah yang berbeda dengan Al-Qur’an, maka ulama hadits
mulai zaman Nabi telah memberikan perhatian yang khusus terhadap hadits
Nabi.
Ulama sangat besar perhatiannya kepada sanad hadits. Disamping juga
matan hadits. Hal ini terlihat,sedikitnya pada: pernyataan-pernyataan ulama
yang menyatakan bahwa sanad merupakan bagian tak terpisahkan dari agama
dan pengetahuan hadits, banyak karya tulis ulama berkenaan dengan sanad
hadits, dan dalam praktek, apabila ulama menghadapi suatu hadits, maka
sanad hadits merupakan salah satu bagian yang mendapat perhatian khusus,
dengan demikian sanad memiliki kedudukan yang sangat penting.
Sanad hadits memiliki kedudukan yang sangat penting, sebab utamanya
dilihat dari dua sisi, yaitu: 1. Dilihat dari kedudukan hadits sebagai sumber
ajaran islam. 2. Dilihat dari sisi sejarah hadits. Dengan demikian sangatlah
penting mengkaji mengenai sanad hadits, dalam segi keteersambungan sanad.
Yang akan dibahas dalam makalah ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Sanad?
2. Apa saja kriteria Sanad yang bersambung?
3. Bagaimana Cara mengetahui Sanad yang bersambung?
4. Apa saja Lambang/simbol sanad yang bersambung?
5. Apa saja Kitab-kitab yang digunakan dalam memastikan
ketersambungan sanad?
1
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui dan memahami sanad.
2. Untuk mengetahui kriteria Sanad yang bersambung.
3. Untuk mengetahui dan memahami cara mengetahui sanad yang
bersambung.
4. Untuk mengetahui Lambang/simbol sanad yang bersambung
5. Untuk mengetahui Kitab-kitab yang digunakan dalam memastikan
ketersambungan sanad
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sanad
Sanad berasal dari kata dasar “sanada yasnudu ((يَ ْس نُ ُد- َس نَ َد, artinya
1
Ridlwan Nashir, Ilmu memahami Hadits Nabi, (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2016).
hlm:21
2
M. Solahuddin dan Agus Suyadi, Ulumul hadits, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009). hlm:
45-46
3
Zied B. Smeer, Ulumul Hadis, (Malang: UIN-Malang Press, 2008). hlm:50
3
Yang dimaksud dengan sanad bersambung adalah bahwa masing-
masing perawi yang terdapat dalam rangkaian sanad tersebut, hadis secara
langsung dari perawi yang sebelumnya, dan selanjutnya dia
menyampaikannya kepada perawi yang datang sesudahnya.4
4
a) Melalui kitab-kitab Rijal al-Hadits, misalnya kitab Tahdzib al-Kamal
karya al-Mizzi, Tahdzib al Tahdzib karya Ibn Hajar Al-Asqalani, dan
kitab Al-Kasyif oleh Muhammad ibn Ahmad Al-Dzahabi.
b) Hal itu dimaksud untuk:
(1) Apakah setiap periwayat dalam sanad itu dikenal sebagai orang
yang Tsiqah (adil dan Dhabit), serta tidak suka melakukan
tadlis (menyembunyikan cacat)
(2) Apakah antara para periwayat dengan periwayat terdekat dalam
sanad itu terdapat hubungan kesezaman pada masa hidupnya
dan hubungan guru-murid dalam periwayatan hadits.
c) Meneliti kata-kata atau lambang-lambang yang menghubungkan antara
para periwayat dengan periwayat terdekat dalam sanad, yakini: kata-
5
َّيِن يِن
ْث ْ َ َح َّدث.
7
4. Simbol adalah singkatan dari
7
M.Syuhudi Ismail, Pengantar Ilmu Hadits, (Bandung:Angkasa,1987). hlm: 16-18
8
Muhammad Anshori, “Kajian Ketersambungan sanad (Ittisal Al-Sanad)”, Jurnal Living
Hadis. Vol.1. No 2, Oktober 2016. hlm:297
6
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Ketersambungan sanad adalah tidak terputusnya mata rantai periwayat dari
rasulullah SAW, sampai kepada mukharrij (yang mengeluarkan/penghimpun
riwayat hadits dalam sebuah kitab hadits).
Untuk mengetahui bersambung tidaknya suatu sanad, biasanya ulama
hadits menempuh tata kerja penelitian sebagai berikut:
4. mencatat semua nama periwayat dalam sanad yang diteliti
5. mempelajari sejarah hidup masing-masing periwayat
a. melalui kitab-kitab Rijal al-Hadits, misalnya kitab Tahdzib al-Tahdzib
(susunan Ibn Hajar al-Asqalaniy), dan kitab Al-Kasyf (susunan
Muhammad bin Ahmad al-Dzahaby).
b. Apakah antara periwayat dengan periwayat lain yang terdekat dalam sanad
itu terdapat hubungan:
1). Kesezamanan pada masa hidupnya.
2). Guru-murid dalam periwayatan hadits
3. Meneliti kata-kata yang menghubungkan antara periwayat dengan periwayat
يِن
yang terdekat dalam sanad, yakni: apakah kata-kata yang terpakai berupa,:
ْ ََح َّدث
َّ أ,ت ِ
َن ُ مَس ْع, اَ ْخَبَرنَا, َح َّد َثنَا, atau kata-kata lainnya.
7
DAFTAR PUSTAKA
Pesantren).
Pustaka Setia).
Bustamin dan M. Isa H.A. Salam. 2004. Metodologi Kritik Hadis, (Jakarta:
RajaGrafindo Persada).