Anda di halaman 1dari 11

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Studi Hadits Fahmi Riady, Dr. M.S.I

Ketersambungan Sanad

Disusun Oleh:

Ariyanti

210211030061

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI

PROGRAM PASCASARJANA

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

BANJARMASIN

2021
KATA PENGANTAR

‫ الصالة والسالم على اشرف االنبياء واملرسلني‬.‫احلمدهلل رب العاملني‬

‫امابعد‬.‫سيدنا حممد و على اله وصحبه امجعني‬.

Puji dan syukur, kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW
beserta keluarganya, para sahabatnya, serta kita semua para penganut ajarannya
hingga akhir zaman.

Di samping itu juga, dalam pembuatan makalah ini penyusun tak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada bapak FAHMI RIADY, Dr. M.S.I.
selaku dosen pengampu mata kuliah STUDI HADITS Makalah ini menjelaskan
tentang “Ketersambungan Sanad”.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya, dan para


pendengarnya, baik itu dosen pembimbing, maupun mahasiswa/(i). Dengan
keterbatasan waktu, referensi, dan kemampuan, kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, segala kritik dan saran yang
membangun dari para pendengar sangat saya harapkan demi penyempurnaan
makalah ini dimasa yang akan datang.

Banjarmasin, 13 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................i


DAFTAR ISI .........................................................................................................ii
BAB I  PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................3
A. Pengertian Sanad...................................................................................3
B. Kriteria Sanad Bersambung..................................................................4
C. Cara mengetahui Sanad yang bersambung...........................................4
D. Lambang/simbol sanad yang bersambung ...........................................5
E. Kitab-kitab yang digunakan dalam ketersambungan sanad..................6

BAB III PENUTUP...........................................................................................7


Simpulan...............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hampir seluruh umat islam telah mengakui, bahwa hadits Nabi adalah
salah satu sumber ajaran islam setelah Al-Qur’an karena hadits Nabi memiliki
latar belakang sejarah yang berbeda dengan Al-Qur’an, maka ulama hadits
mulai zaman Nabi telah memberikan perhatian yang khusus terhadap hadits
Nabi.
Ulama sangat besar perhatiannya kepada sanad hadits. Disamping juga
matan hadits. Hal ini terlihat,sedikitnya pada: pernyataan-pernyataan ulama
yang menyatakan bahwa sanad merupakan bagian tak terpisahkan dari agama
dan pengetahuan hadits, banyak karya tulis ulama berkenaan dengan sanad
hadits, dan dalam praktek, apabila ulama menghadapi suatu hadits, maka
sanad hadits merupakan salah satu bagian yang mendapat perhatian khusus,
dengan demikian sanad memiliki kedudukan yang sangat penting.
Sanad hadits memiliki kedudukan yang sangat penting, sebab utamanya
dilihat dari dua sisi, yaitu: 1. Dilihat dari kedudukan hadits sebagai sumber
ajaran islam. 2. Dilihat dari sisi sejarah hadits. Dengan demikian sangatlah
penting mengkaji mengenai sanad hadits, dalam segi keteersambungan sanad.
Yang akan dibahas dalam makalah ini.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Sanad?
2. Apa saja kriteria Sanad yang bersambung?
3. Bagaimana Cara mengetahui Sanad yang bersambung?
4. Apa saja Lambang/simbol sanad yang bersambung?
5. Apa saja Kitab-kitab yang digunakan dalam memastikan
ketersambungan sanad?

1
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui dan memahami sanad.
2. Untuk mengetahui kriteria Sanad yang bersambung.
3. Untuk mengetahui dan memahami cara mengetahui sanad yang
bersambung.
4. Untuk mengetahui Lambang/simbol sanad yang bersambung
5. Untuk mengetahui Kitab-kitab yang digunakan dalam memastikan
ketersambungan sanad

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sanad

Sanad berasal dari kata dasar “sanada yasnudu ((‫يَ ْس نُ ُد‬-‫ َس نَ َد‬, artinya

“sandaran”, “tempat bersandar”, “tempat berpegang”, atau berarti “yang


dipercaya” atau “yang sah”, sebab sebuah hadits selalu bersandar padanya dan
dipegangi atas kebenarannya. Sedangkan menurut istilah ialah:

ِ ‫صولَِة لِْلمنْت‬ ‫و‬‫م‬‫ل‬ ‫ا‬ ِ ‫الرج‬


‫ال‬ ‫ة‬ ‫ل‬ ِ ‫لسنَ ُد هو ِس ْل‬
‫س‬
َ ُْ ْ َ َ ْ ِّ ُ َ َ ُ َّ َ‫ا‬
Artinya: “Sanad ialah silsilah mata rantai orang-orang yang
menghubungkan kepada matan hadits”.1
Al-Badru bin Jama’ah dan Al-Thiby mengatakan bahwa sanad adalah:

ِ ‫اَ ِإل ْخبَار َع ْن طَ ِريْ ِق الْمنَت‬


َ ُ
Artinya: “Berita tentang jalan (yang dilalui) matan.
Yang lain juga menyebutkan:

‫ص ْد ِر ِه اأْل ََّو ِل‬ ِ ِ ُّ ُ‫السن ُد هو ِس ْل ِسلَة‬


َ ‫الر َّواة الَّذيْ َن َن َقلُ ْو الْ َمنْت َ َع ْن‬ َ ُ َ َّ
Artinya:“Sanad ialah silsilah para perawi yang menukilkan
(memindahkan) hadits dari sumbernya yang pertama.2
Sanad yang bersambung maksudnya adalah setiap perawi mendengar
hadis dari orang yang ada di atasnya/sebelumnya hingga berakhinya sanad.
Dengan demikian hadis yang terdapat ketersa mbungan pada sanadnya maka
dikategorikan sebagai hadis Muttasil.3

1
Ridlwan Nashir, Ilmu memahami Hadits Nabi, (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2016).
hlm:21
2
M. Solahuddin dan Agus Suyadi, Ulumul hadits, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009). hlm:
45-46
3
Zied B. Smeer, Ulumul Hadis, (Malang: UIN-Malang Press, 2008). hlm:50

3
Yang dimaksud dengan sanad bersambung adalah bahwa masing-
masing perawi yang terdapat dalam rangkaian sanad tersebut, hadis secara
langsung dari perawi yang sebelumnya, dan selanjutnya dia
menyampaikannya kepada perawi yang datang sesudahnya.4

B. kriteria Ketersambungan Sanad


Adapun kriteria ketersambungan sanad, sebagai berikut:
1. Periwayat hadis semua berkualitas tsiqah (adil dan dhabit)
2. Masing-masing periwayat menggunakan kata-kata penghubung yang
berkualitas tinggi yang sudah disepakati ulama (as-sama’), yang
menunjukkan adanya pertemuan diantara guru dan murid. Istilah atau kata
yang dipakai untuk cara as-sama’ diantaranya : sami’tu, haddatsana,
haddastani, akhbarana, akhbarani, qala lana, zakarna, dan lain-lin.
3. Adanya indikasi kuat perjumpaan antara mereka. Ada tiga indikator yang
menunjukkan pertemuan antara mereka:
a. Terjadi proses guru dan murid, yang dijelaskan oleh para penulis
Rijalul Hadis dalam kitabnya.
b. Tahun lahir dan wafat mereka diperkirakan adanya pertemuan antara
mereka atau dipastikan bersamaan.
c. Mereka tinggal belajar atau mengabdi (mengajar) ditempat yang
sama.5

C. cara mengetahui sanad yang bersambung.


Untuk mengetahui bersambung atau tidaknya suatu sanad hadits,
menurut M. Syuhudi Ismail, ulama biasanya menempuh tata kerja penelitian
sebagai berikut:
2. mencatat semua nama periwayat dalam sanad yang diteliti.
3. Mempelajari sejarah hidup masing-masing periwayat yang dilakukan:
4
Nawir Yuslem, Ulumul Hadis, (Jakarta: PT Mutiara sumber widya, 1998). hlm:350
5
Bustamin dan M. Isa H.A. Salam, Metodologi Kritik Hadis, (Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2004). hlm: 53.

4
a) Melalui kitab-kitab Rijal al-Hadits, misalnya kitab Tahdzib al-Kamal
karya al-Mizzi, Tahdzib al Tahdzib karya Ibn Hajar Al-Asqalani, dan
kitab Al-Kasyif oleh Muhammad ibn Ahmad Al-Dzahabi.
b) Hal itu dimaksud untuk:
(1) Apakah setiap periwayat dalam sanad itu dikenal sebagai orang
yang Tsiqah (adil dan Dhabit), serta tidak suka melakukan
tadlis (menyembunyikan cacat)
(2) Apakah antara para periwayat dengan periwayat terdekat dalam
sanad itu terdapat hubungan kesezaman pada masa hidupnya
dan hubungan guru-murid dalam periwayatan hadits.
c) Meneliti kata-kata atau lambang-lambang yang menghubungkan antara
para periwayat dengan periwayat terdekat dalam sanad, yakini: kata-

kata atau metode yang dipakai dalam sanad berupa ,‫ ح َّدثَنَا‬,:


َ ْ ‫َح َّدثَيِن‬
َّ ‫ أ‬,‫ت‬
‫ َع ْن‬,‫َن‬ ِ
ُ ‫مَس ْع‬,‫اَ ْخَبَرنَا‬ atau kata-kata lainnya.6

Melalui beberapa langkah di atas dapat diketahui apakah sanad


suatu hadis dinyatakan bersambung atau tidak. Ketersambungan sanad
itu diketahui apakah para periwayat dipastikan benar-benar
meriwayatkan hadis dari periwayat terdekat sebelumnya yang
diketahui melalui usia merek, terjadinya hubungan guru-dan murid,
atau melalui metode periwayatan yang mereka gunakan.

D. Lambang/Simbol Sanad (Sighat isnad)


Ada beberapa singkatan shighat sanad yang sering digunakan dalam
penulisan Hadis pada berbagai kitab hadis, sebagai berikut:

1. Simbol ‫ َدثَّنَا‬atau ‫ نَا‬atau ‫ثَّنَا‬ adalah singkatan dari ‫ح َّدثَنَا‬


َ
2. Simbol ‫ اَرنَا‬atau ‫خانَا‬
َ َ‫ ا‬atau ‫ اَبانَا‬atau ‫ اَنَا‬adalah singkatan dari ‫اَ ْخَبرنَا‬
َ َ َ
3. Simbol ‫ ق‬besar adalah singkatan dari ‫ال‬
َ َ‫ق‬
6
Zarkasih, Pengantar Studi Hadis, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2012). hlm:64-65

5
‫َّيِن‬ ‫يِن‬
ْ‫ث‬ ْ َ‫ َح َّدث‬.
7
4. Simbol adalah singkatan dari

E. Kitab-kitab yang digunakan dalam memastikan sanad bersambung


Adapun kitab-kitab yang digunakan dalam memastikan sanad
bersambung, Misalnya:
1. Al-Ilal wa Ma’rifah al-Rijal : Ahmad bin Hanbal (w.241 H)
2. Al-Sigat :Ibn Hibban al-Busti (w. 354 H)
3. Al-Du’afa wa al-Matrukin : al-Nasa’I (w.303 H)
4. Al-Du’afa : Al-Uqaili (w. 322 H), al- Daraqutni (w.385 H), dan Ibn Al-
Jauzi
5. Asma Al-Mudallisin: Al-Suyuti (w.911 H), dan lain-lain.
Kitab-kitab yang disebut ini merupakan bagian dari kajian sanad
hadis. Dengan mengetahui sanad hadis akan diketahui pula ketersambungan
sanadnya (Ittisal al-Sanad), keterputusan sanad (Inqitha Al-Sanad), dan
hubungan guru dengan murid (Al-alaqah bain al-rawi wa al-marwi anhu). Dan
untuk mengetahui kualitas sanad hadis juga dibutuhkan Ilmu Al-Jarh wa al-
ta’dil, Rijal Al-Hadis, dan Tarikh Al-Ruwah/Tabaqat Al-Ruwah.8

7
M.Syuhudi Ismail, Pengantar Ilmu Hadits, (Bandung:Angkasa,1987). hlm: 16-18
8
Muhammad Anshori, “Kajian Ketersambungan sanad (Ittisal Al-Sanad)”, Jurnal Living
Hadis. Vol.1. No 2, Oktober 2016. hlm:297

6
BAB III

PENUTUP

Simpulan
Ketersambungan sanad adalah tidak terputusnya mata rantai periwayat dari
rasulullah SAW, sampai kepada mukharrij (yang mengeluarkan/penghimpun
riwayat hadits dalam sebuah kitab hadits).
Untuk mengetahui bersambung tidaknya suatu sanad, biasanya ulama
hadits menempuh tata kerja penelitian sebagai berikut:
4. mencatat semua nama periwayat dalam sanad yang diteliti
5. mempelajari sejarah hidup masing-masing periwayat
a. melalui kitab-kitab Rijal al-Hadits, misalnya kitab Tahdzib al-Tahdzib
(susunan Ibn Hajar al-Asqalaniy), dan kitab Al-Kasyf (susunan
Muhammad bin Ahmad al-Dzahaby).
b. Apakah antara periwayat dengan periwayat lain yang terdekat dalam sanad
itu terdapat hubungan:
1). Kesezamanan pada masa hidupnya.
2). Guru-murid dalam periwayatan hadits
3. Meneliti kata-kata yang menghubungkan antara periwayat dengan periwayat

‫يِن‬
yang terdekat dalam sanad, yakni: apakah kata-kata yang terpakai berupa,:
ْ َ‫َح َّدث‬
َّ ‫ أ‬,‫ت‬ ِ
‫َن‬ ُ ‫مَس ْع‬,‫ اَ ْخَبَرنَا‬,‫ َح َّد َثنَا‬, atau kata-kata lainnya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Nashir, Ridlwan. 2006. Ilmu memahami Hadits Nabi, (Yogyakarta: Pustaka

Pesantren).

Solahuddin dan Agus Suyadi, Muhammad. 2009. Ulumul hadits, (Bandung: CV

Pustaka Setia).

B. Smeer, Zied. 2008. Ulumul Hadis, (Malang: UIN-Malang Press).

Yuslem, Nawir. 1998. Ulumul Hadis, (Jakarta: PT Mutiara sumber widya).

Bustamin dan M. Isa H.A. Salam. 2004. Metodologi Kritik Hadis, (Jakarta:

RajaGrafindo Persada).

Zarkasih. 2012. Pengantar Studi Hadis, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo).

Syuhudi Ismail, M. 1987. Pengantar Ilmu Hadits, (Bandung:Angkasa).

Muhammad Anshori, “Kajian Ketersambungan sanad (Ittisal Al-Sanad)”, Jurnal

Living Hadis. Vol.1. No 2, Oktober 2016.

Anda mungkin juga menyukai