LAFADZ KULLI
Dosen Pengampu :
Drs. H. Muhammad Amanuddin, M.A.
DISUSUN OLEH:
M. Anang Abdur Rahman {2020.8.IT.054}
M. Dzikril Hakim {2020.8.IT.055}
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang kami
ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Ilmu Mantiq: Pengertian dan Pembagian Lafadz Kulli”. Tanpa pertolongan-Nya
mungkin kami tidak dapat menyelesaikan ini dengan baik. yang akan memberikan manfaat
di kemudian hari guna kemajuan ilmu pengetahuan. makalah ini telah kami susun dengan
maksimal mungkin sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat dan segala berkah-nya.
2. Dosen pengampu: Drs. H. Muhammad Amanuddin, M.A.
kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
kami berharap semoga makalah ini dapat dipahami oleh pembaca. semoga makalah
yang telah disusun dapat bermanfaat untuk menambah ilmu dan wawasan untuk kami dan
pembacanya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………ii
BAB I: PENDAHULUAN……………………………………………………………1
A. Latar Belakang…………………………………………………….............1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………1
C. Tujuan Masalah……………………………………………………………1
A. Kesimpulan…………………………………………………………….6
B. Saran……………………………………………………………………6
DAFATAR PUSTAKA……………………………………………………………….7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu mantiq bagi pikiran, adalah sebagaimana halnya Ilmu “Nahwu” bagi lisan artinya
Ilmu Mantiq digunakan sebagai alat berpikir agar jangan sampai cara berpikir kita keliru.
Selain itu, digunakan untuk membuka pengertian yang rumit sama halnya dengan ilmu
Nahwu digunakan sebagai alat untuk berbicara menyatakan sesuatu dengan lisan jangan
sampai cara pengucapannya itu keliru.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Lafazh Kulli adalah suatu lafazh atau kata-kata yang mengandung beberapa mufrad
yang ketika disebutkan lantas menunjuk kepada semua arti atau maknanya. Seperti lafazh
rumah artinya mencakup semua atau segala macam-macam rumah. Lafazh ini terbagi pada
beberapa bagian yaitu: Ada lafazh kulli yang afradnya wujud /nyata dan ada yang tidak
wujud / nyata atau tidak ada dalam kenyataan atau mustahil (menurut akal atau adat).
Contohnya adalah seperti lafazh Tuhan. Lafazh tersebut kulli, tetapi tidak ada wujudnya
menurut akal dan adapun yang tidak ada menurut kebiasaan seperti lautan madu.1
Pembagian lafazh Kulli adalah sebagai berikut, lafazh kulli terbagi dua yaitu:
(1) Lafazh kulli ‘dzati terbagi kepada tiga macam yaitu jins, nau’ dan fashl
{2} Lafazh kulli ‘irdhi terbagi kepada dua macam yaitu khashah dan ‘ammah.
Lafazh kulli dzati yang tiga macam dan lafazh ‘irdhi yang yang dua macam itu disebut
oleh pakar ilmu mantik dengan lima macam lafazh kulli (al-Kulliyatul Khamsah).2
Kulliyatul khamsah atau Universal merupakan salah satu pembahasan dari lafaz/kata,
pembahasan lafaz ini terdiri dari pengertian, pembagian lafaz, dan Kulliyatul khamsah
terdiri dari lima macam. Diantaranya kulli dzati (zat) dan kulli ‘irdhi (sifat) yang masing-
masingnya mempunyai cabang yaitu kulli dzati terdiri dari tiga bagian dan kulli ‘irdhi
terdiri dari dua bagian, jadi yang kelima cabang inilah yang disebut dengan “Kulliyatul
khamsah”.
Sebagaimana yang telah dijabarkan diatas tadi bahwa al-kulliyatul khamsah secara
umum terbagi 2 bagian yaitu: kulli dzati (zat/substansi) dan kulli ‘irdhi
(sifat/aksidensi). Yang mana masing-masing pembagian itu mempunyai cabangnya
masing-masing, yaitu : kulli dzati terdiri dari tiga bagian yaitu : Jins (genus, jenis),
Nau’ (kelas , spesies), Fashl (differentia, sifat pembeda). Kulli ‘irdhi terdiri dari
dua bagian yaitu : khassah (propia/proprium, sifat khusus), ‘Ammah/’Aradhul ‘am
(aksidentia, sifat umum).3
1
Basiq Djalil, Logika: Ilmu Mantiq (Jakarta: Kencana, 2010), h.16
2 Baihaqi, Ilmu Mantik: Teknik Dasar Berpikir Logik (Jakarta: Darul Ulum Press, 2012),
Cet. ke-4, h. 38-39.
3 Mundiri, Logika (Jakarta: Rajawali Pers, 2006,) h. 28
2
B.} Pembagian lafadz kulli
1.} Lafaz kulli dzati (zat/substansi)
Lafaz kulli dzati adalah lafaz yang menunjukkan kepada mahiyah (hakekat)
sepenuhnya, dan kepada nya diajuka pertanyaan ”apa dia”.
Contoh: Hayawan atau natiq, dilihat dari lafaz insan. Kata hayawan ,begitu juga natiq
merupakan bagian dari insan, karena insan adalah hayawan al-natiq, lafaz hayawan
merupakan bagian dari insan (sebagai mahiyah atau hakikat). Karena insan adalah hayawan
al-natiq, dan insan adalah mahiyah atau hakikat hayawanun natiq, jadi hayawan dan natiq
adalah lafaz kulli zati, begitu juga insan.
Kulli dzati terbagi kepada tiga yaitu: jenis , nau’ dan fashal
A.} Jins / jenis (Genus)
Jins atau jenis adalah lafaz kulli yang mempunyai beberapa jenis, substansi-substansi
(hakikat) yang berbeda. dan terdapat persamaan, kulli itu patut digunakan sebagai jawaban
pertanyaan, atau lafaz kulli yang dibawahnya terdapat lafaz-lafaz kulli yang mempunyai
makna yang lebih khusus. Dengan kata lain, jenis adalah yang menyatakan hakikat suatu
barang tetapi sebagian saja, belum melukiskan hakikat yang sempurna.
Contoh :
kerbau, kuda, gajah, kera dan burung adalah berbeda tetapi kesemuanya mempunyai sifat
persamaaan yang tidak bisa dilepaskan dari masing-masing nama itu, yaitu sifat
kebinatangan. Jadi kata binatang adalah jenis.4
4
Cholil Bisri Mustofa, Ilmu Mantiq Tarjamahan Assullamul Munauroq
(Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1987), cet. III, h. 21
5 Baihaqi, Ilmu Mantik: Teknik Dasar Berpikir Logik, Jakarta: Darul Ulum Press, 2012,
h. 41
3
B.} Nau’ (Species)
Nau’ menurut bahasa adalah macam (jenis). Secara mantik lafaz kulli yang
mashdaqnya terdiri dari hakekat-hakekat yang sama. Nau’/ species adalah lafaz kulli yang
mempunyai cakupan terbatas, yaitu afrad yang bersamaan hakikatnya. Seperti lafaz insan
yang mashadaqnya : ali, Mustafa, dan amin.6
Nau’ terbagi kepada dua macam yaitu:
1.} Nau’ haqiqi
Adalah lafaz kulli yang berada dibawah jenis, sedang mashadaqnya merupakan hakikat
yang sama. Nau’ haqiqi ini tidak ada lagi dibawahnya kecuali juz’i-nya.
Contoh: insan
Lafaz insan adalah nau’ yang berada dibawah hayawan (jenis). Didalam lafaz kulli insan
terdapat banyak hakikat yang sama, seperti amin, budi, kamil, dan lain sebagainya.
2.} Nau’ idhafi
adalah lafaz kulli yang berada dibawah jenis, baik hakikatnya sama maupun tidak.
Contoh: Hayawan
Lafaz hayawan berada dibawah jenis al-nami (yang berkembang atau tumbuh), sedangkan
hakikat dari nami tidak sama, yaitu manusia, kambing, kelapa, dan yang lainnya. Hayawan
dikatakan nau’ dibanding dengan jisim dan nami yang diatasnya, tapi ia dikatakan jenis
dibanding dengan insan, kambing, sapi dan lainnya yang dibawahnya.
6
Baihaqi, ILmu Mantik: Teknik Dasar Berpikir Logik, Jakarta:Darul Ulum Press, 2012,
h. 42
7 Djalil, Basiq. Logika: IlmuMantiq. Jakarta: Kencana, 2010
4
C.} Fashl (differentia/sifat pembeda)
Fashl adalah yang membedakan satu hakikat dengan hakikat yang lain yang sama-
sama terikat dalam satu jenis.
Contoh: manusia adalah binatang. Binatang adalah jenis, manusia adalah spesies dari
binatang, yang membedakan manusia dari binatang (kuda, kerbau, kucing) adalah sifat
berfikir. Sifat berfikir inilah yang dinamakan dengan fashl/differentia.
8
Baihaqi, Ilmu Mantik: Teknik Dasar Berpikir Logik, Jakarta: Darul Ulum Press, 2012,
h. 45-46.
9 Baihaqi, Ilmu Mantik: Teknik Dasar Berpikir Logik,Jakarta: Darul Ulum Press, 2012,
h. 46-47
5
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Lafazh Kulli adalah suatu lafazh atau kata-kata yang mengandung beberapa mufrad
yang ketika disebutkan lantas menunjuk kepada semua arti atau maknanya. Seperti lafazh
rumah artinya mencakup semua atau segala macam-macam rumah. lafazh kulli terbagi dua
yaitu:
(1) Dzati, Lafazh kulli dzati terbagi kepada tiga macam yaitu jins, nau’ dan fashl
{2} Sedangkan lafazh kulli ‘irdhi terbagi kepada dua macam yaitu khashah dan ‘ammah.
Kulliyatul khams adalah pengertian-pengertian yang dinyatakan oleh prediket mengenai
subjek atau cara menerangkan sesuatu. Kulliyatul khams disebut juga dengan kata atau
susunan kata yang berfungsi sebagai subyek atau prediket. Kulliyatul khamsah terdiri dari
lima macam. Diantaranya kulli dzati (zat) dan kulli ‘irdhi (sifat) yang masing-masingnya
mempunyai cabang yaitu kulli dzati terdiri dari tiga bagian dan kulli ‘irdhi terdiri dari dua
bagian, jadi yang kelima cabang inilah yang disebut dengan“Kulliyatul khamsah”
Macam-macam kulliyatul khams:
1. Kulli dzati
a.} Jins (genus, jenis)
b.} Nau’ (kelas, spesies)
c.} Fashl (differentia, sifat pembeda)
2. Kulli ‘irdhi
a.} Khashshas (sifat khusus)
b.} Ammah (sifat umum)
Saran
Dalam makalah ini, pemakalah sadar bahwa masih ada ketidaksempurnaan baik dalam
materi maupun penyajiannya. Oleh karena itu, pemakalah mengharapkan kritik dan saran
yang membangun agar pemakalah dapat menghasilkan makalah yang lebih baik lagi
kedepannya.
6
DAFTAR PUSTAKA