Oleh
1. ATMA SULVITA
2. DENNY SAPUTRA
Pertama kami mengucapkan puji syukur atas kehadiran Allah SWT. Atas
kebesaran dan limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “Munasabah Ayat dan Surah“. Adapun penulisan
makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ulumul Qur’an.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. PENGERTIAN MUNASABAH.............................................................................2
B. KAIDAH-KAIDAH MUNASABAH.....................................................................4
BAB III PENUTUP................................................................................................9
A. KESIMPULAN......................................................................................................9
B. SARAN..................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MUNASABAH
Secara bahasa Munasabah berasal dari kata nasaba-yunasibu-munasabatan
yang artinya dekat (qarib).1 al-Munasabatu artinya sama dengan al-Qarabatu
yang berarti mendekatkan dan juga al-Musyakalah (menyesuaikan). Sementara
kata al-nasibu menurut al-zarkasyi (w. 794 h) sama artinya dengan al-qaribu al-
muttasil (dekat dan bersambungan).
Munasabah yang akan di bahas disini adalah munasabah ayat dengan ayat
dan munasabah surat dengan surat dalam Al-qur’an. Menurut al-suyuthi
munasabah (kedekatan) itu harus di kembalikan kepada makna korelatif, baik
secara: khusus, umum, konkrit, maupun seperti hubungan sebab dengan musabab,
'illat dan ma'lul, perbandingan dan perlawanan. 2 Menurutnya, munasabah adalah
ilmu yang mulia tapi sedikit sekali perhatian mufasir terhadapnya lantaran
kehalusan ilmu ini.3
6
Nashr Hamid Abu Zaid, Mafhum al-Nash Dirasah fi 'Ulum al-Qur'an, Terj. Khoiron Nahdliyin
(Yogyakarta: LKiS, 1993), 197.
4
B. KAIDAH-KAIDAH MUNASABAH
7
Badr al-Din al-zarkasi, al-Burhan fi ‘Ulum al-Qur’an…, h. 36.
8
As-Suyuti, al-Itqan fi Ulumul al-Qur’an…, h. 212.
9
Nor Ichwan, Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’an,(Semarang : Rasail, 2008), h.145.
10
Ramli Abdul Wahid, Ulumul Quran,(Jakarta: Raja Grafinddo Persada, 2002).
5
“Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar
darinya.” (QS. al-Hadid(57):4)
Kata ….... (masuk) dengan .…... (keluarَ) dan ..... (menyempitkan) dengan
ْ......... (melapangkan) dinilai sebagi ‘alaqah (hubungan) berupa perlawanan.
Sedangkan munasabah yang tidak memakai huruf 'athaf (penghubung),
sandarannya adalah qarinah ma’nawiyyah (indikasi manawi). Aspek ini bisa
muncul dalam beberapa bentuk sebagai berikut:11
11
As-Suyuti, al-Itqan fi Ulumul al-Qur’an…, h. 97.
6
12
As-Suyuti, al-Itqan fi Ulumul al-Qur’an…, h. 98.
7
13
As-Suyuti, al-Itqan fi Ulumul al-Qur’an…, h. 99.
8
“Semua yang berada dilangit dan yang berada dibumi bertasbih kepada Allah.
Dan Dia Maha Gagah dan Maha Bijaksana.”
14
As-Suyuti, al-Itqan fi Ulumul al-Qur’an…, 102
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
9
DAFTAR PUSTAKA
10