Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
Iis Adkiyah
Istianah
Nailatul Umniah
Tanzihan M.W
(7)
(9)
(14)
(17)
MA MAARIF NU I CILONGOK
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
ILMU KALAM
A.
Q.S. Al-Ikhlas : 1-4. Ayat ini menunjukkan bahwa Allah Maha Esa.
Q.S. Al-Furqan : 59. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan Yang Maha
Penyayang bertahta di atas Arsy. Ia pencipta langit,bumi, dan semua
yang ada diantara keduannya.
Q.S. Thaha : 39. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan mempunyai mata
yang selalu digunakan untuk memgawasi seluruh gerak, termasuk gerakan
hati makhluk-Nya.
Abdullah bin Amr bin Al-Ash, Abu Ummah, Watsilah bin Al-Aqsa[2].
Adapula pada riwayat yang hanya sampai kepada sahabat. Diantaranya
adalah Hadits yang mengatakan bahwa umat islam akan terpecah belah
kedalam beberapa golongan. Diantara golongan-golongan itu, hanya satu saja
yang benar, sedangkan yang lainnya sesat.
3. Pemikiran Manusia
Sebagai salah satu sumber ilmu kalam, pemikiran manusia berasal
dari pemikiran umat islam sendiri dan pemikiran yang berasal dari luar umat
islam. Di dalam al-Quran, banyak sekali terdapat ayat-ayat yang
memerintahkan manusia untuk berfikir dan menggunakan akalnya. Dalam hal
ini biasanya Al-Quran menggunakan redaksi tafakkur, tadabbur, tadzakkur,
tafaqqah, nazhar, fahima, aqala, ulul al-albab, ulul al-ilm, ulu al-abshar, dan
ulu an-nuha. Diantara ayat-ayat tersebut yaitu :
Artinya : Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia
diciptakan. Dia diciptakan dari air yang memancar. Yang keluar dari antara
tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan. ( Q.S. At-Thariq Ayat 5-7
)
Ayat-ayat yang lain dapat ditemukan pada Surah Muhammad : 24,
An-Nahl : 68-69, Al-Isra : 44, Al-Anam : 97-98, At-Taubah : 122, Shad : 29,
Az-Zummar : 9, Adz-Dzariyat : 47-49, Al-Ghatsiyah : 7-20, dan lain-lain.
Oleh karena itu, jika umat islam sangat termotivasi untuk
memaksimalkan penggunaan rasionya, hal itu bukan karena ada pengaruh
dari pihak luar saja, melainkan karena adanya perintah langsung dari ajaran
agama mereka. Hal inilah yang akhirnya menyebabkan sangat jelasnya
penggunaan rasio dan logika dalam pembahasan ilmu kalam. Adapun sumber
kalam berupa pemikiran dari luar Islam, Ahmad Amin menyebutkan
setidaknya ada tiga faktor penting.
Pertama, kebanyakan orang-orang yang memeluk Islam setelah
kemenangannya, pada awalnya mereka memeluk berbaga agama yaitu
Yahudi, Nasrani, Manu, Zoroaster, Brahmana, Sabiah, Atheisme, dan lainlain.Mereka dilahirkan dan dibesarkan dalam ajaran-ajaran agama ini.
Bahkan diantara mereka ada yang benar-benar memahami ajaran agama
aslinya. Setelah fikiran mereka tenang dan mereka benar-benar teguh
memeluk agama Islam, mulailah mereka memikirkan ajaran-ajaran agama
asal-usul
kepercayaan
adanya
Tuhan.
Adapun
Spencer
Isim
Menurut etimologi (bahasa), isim berarti kata yang menunjukkan kepada
sesuatu (benda). Menurut terminologi ahli nahwu, isim berati kata yang
menunjukkan satu makna tanpa terkait dengan waktu.
Contoh: ( Muhammad); ( Ali); ( laki-laki); ( unta);
(sungai); ( Apel); ( Lemon); ( tongkat)
b.
Fiil
Menurut etimologi, fiil berarti peristiwa. Menurut terminologi ahli nahwu,
fiil berarti kata yang menunjukkan satu makna (pekerjaan) dan terkait
dengan salah satu dari tiga batasan waktu, yaitu masa lampau (fiil madhi),
masa sekarang (fiil mudhari), dan masa yang akan datang-yaitu waktu
yang terjadi setelah terucapnya kata tersebut (fiil mudhari dan fiil amrbermakna perintah). Sebagai contoh: ( telah menulis)
(sedang/akan menulis) ( tulislah!).
c.
Harf
Menurut etimologi, harf berarti ujung/tepi, sedangkan menurut terminologi
ahli nahwu, harf berarti satu kata yang hanya mempunyai makna jika
digabung bersama kata lain. Misalnya, huruf . Huruf ini menunjukkan
makna permulaan / dari, dan ia hanya mempunyai makna jika digabung
dengan kata lain.
Beberapa contoh dari Harf: , , , , , , , , , , , (hingga, akan, bahkan, ya, untuk, sesungguhnya, akan tetapi, kecuali, atas,
dari, ke, dari) dan yang lainnya.
Contoh dalam kalimat: saya (telah) berangkat dari rumah.
D.
Dan (kami telah mengutus) Rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan
tentang mereka kepadamu dahulu, dan Rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan
tentang mereka kepadamu. dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan
langsung. (QS. An-Nisa; 164)
Ilmu kalam disebut juga dengan ilmu tauhid, ilmu shuluddin dan ilmu fiqh
al-akbar.
Dinamakan dengan ilmu kalam karena :
1.
2.
3.
tauhid karena bagiannya yang terpenting menetapkan sifat wahdah (satu) bagi
Allah dalam zat-Nya dan dalam perbuatan-Nya menciptakan alam seluruhnya
dan kepada-Nya lah kembali segala alam ini yang merupakan penghabisan segala
tujuan. Asal makna tauhid adalah meyakinkan bahwa Allah SWT satu tidak ada
syarikat bagi-Nya.
Husain Affandi Al-Jasr mengatakan ilmu tauhid adalah :
.
Ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas hal-hal yang menetapkan akidah
agama dengan dalil-dalil yang meyakinkan.
Disetiap aliran-aliran kalam masing-masing mempunyai dalil-dalil atau
kensep-konsep sendiri baik dari dalil naqli maupun dalil aqli yang pada intinya
adalah untuk mengEsakan Allah SWT dengan jalan yang mereka tempuh
masing-masing. Misalnya kaum khawarij dengan paham ekstrimnya, mutazilah
dengan lebih mengutamakan daya nalar manusia (akal) dan lain sebagainya.
F.
kepada manusia dalam berkehendak dan berbuat serta memberikan daya yang
kecil kepada akal.
Adapun peranan dalil dalam ilmu kalam adalah sebagai berikut ;
1. Dasar hukum untuk melaksanakan ibadah dan muamalah yang sesuai dengan
ajaran Islam.
2. Memperkokoh keimanan terhadap Allah SWT sebagaimana firman Allah
SWT ;
Artinya : Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah,
tentulah keduanya itu telah Rusak binasa. Maka Maha suci Allah yang
mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan. (QS.Al-Anbiya : 22)
3. Menjawab persoal-persoalan duniawi dan ukhrowi
Artinya : Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan)
Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi
mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa
Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? (QS.Fussilat : 53)
Dapat disimpulkan dalam pembahasannya ilmu kalam memiliki beberapa
sumber yaitu:
Al Quran
Sebagai sumber ilmu kalam, Al Quran banyak menyinggul hal yang
berkaitan dengan masalah ketuhanan, diantaranya adalah :
a. Q.S. Al Ikhlas [112]: 3-4. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak beranak dan
tidak diberanakkan, serta tidak sesuatupun di dunia ini yang menyamai-Nya.
b. Q.S. Asy Syura [42]: 7. Ayat ini menjelaskan bahwa Tuhan tidak menyerupai
apapun di dunia ini. Ia Maha mendengar dan Maha Mengetahui.
c. Q.S Al Furqon [25]: 59. Ayat ini menjelaskan bahwa Tuhan yang Maha
Penyanyang bertahta diatas Arsy. Ia menciptakan langit dan bumi dan segala
sesuatu yang ada di antaranya.
d. Q.S. Al Fath [48]: 10. Ayat ini menunjukkan Tuhan memiliki tangan yang selalu
berada diatas tangan orang-orang yang melakukan sesuatu selama mereka
berpegang teguh pada ajaran Allah.
e. Q.S. An Nisa [4]: 125. Ayat ini menerangkan bahwa Tuhan menueunkan aturan
berupa agama. Seseorang akan dikatakan telah melaksanakan aturan agama
apabila melaksanakannya dengan ikhlas karena Allah.
f. Q.S. Ali Imran [3]: 83. Ayat ini menjelasakan bahwa Tuhan adalah tempat
kembali segala sesuatu, baik secara terpaksa maupun secara sadar.
g. Q.S. Al Anbiya [21]: 92. Ayat ini menjelaskan bahwa manusia dalam berbagai
suku, ras atau etnis dan agama apapun adalah umat Tuhan yang satu. Oleh karena
itu, semua umat dalam kondisi dan situasi apapun harus mengarahkan
pengabdiannya hanya kepada-Nya,
h. Q.S. Al Hajj [22]: 78. Ayat ini menjelaskan bahwa seseorang yang ingin
melakukan suatu kegiatan yang sungguh-sungguh akan dikatakan sebagai jihad
apabila dilakukannya hanya karena Allah SWT semata.
Ayat-ayat diatas berkaitan dengan dzat, sifat, asma, perbuatan, tuntuna dan hal-hal
lain yang berkaitan dengan eksistensi Tuhan. Hanya saja, penjelasan rincinya tidak
ditemukan. Oleh sebab itu para ahli berbeda pendapat dalam menginterpretasikan,
yang pada gilirannya menjadi sebuah ilmu yang dikenak dengan istilah ilmu kalam
Sumber :
https://www.google.com/search?q=artikel+ilmu+kalam+&ie=utf-8&oe=utf-8
http://www.khasanah-islam.com/2012/07/pengertian-ilmu-kalam.html