Anda di halaman 1dari 2

2.

1 Takhrij Menurut Tema Hadits

Takhrij dengan metode ini berdasarkan pada tema dari suatu hadits. Oleh karena itu untuk
melakukan takhrij dengan metode ini, perlu terlebih dahulu disimpulkan tema dari suatu
hadits yang akan ditakhrij dan kemudian baru mencarinya melalui tema itu pada kitab-
kitab yang disusun dengan menggunakan metode ini. Seringkali suatu hadits memiliki
lebih dari satu tema. Dalam kasus yang demikian seorang mukharrij harus mencarinya
pada tema-tema yang mungkin dikandung oleh hadits tersebut. Contoh :

‫الصاَل ِة‬ ِ ‫َن مح َّم ًدا رسو ُل‬


َّ ‫ َو إِقَ ِام‬، ‫اهلل‬ ِ َ ‫ َشه‬: ‫س‬
ْ ُ َ َ ُ َّ ‫ادة أَ ْن اَل إِلهَ إِاَّل اهللُ َو أ‬ َ ٍ ‫بُنِ َي اإْلِ ْساَل ُم َعلَى َخ ْم‬
ِ ‫و‬،‫ت‬ ِ َّ ‫ و إِيت ِاء‬،
)‫ (رواه البخاري و مسلم‬. ‫ضا َن‬ َ ‫ص ْوم َر َم‬ َ َ ِ ‫ َو َح ِّج الَْب ْي‬، ‫الز َكاة‬ َْ َ
"Islam dibangun di atas lima perkara: persaksian bahwa tiada tuhan yang berhak
disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, pergi haji, dan puasa di bulan Ramadhan". (HR. Al-Bukhari dan
Muslim).

Hadis tersebut dicantumkan pada kitab Imam, Tauhid, Shalat, Zakat, Puasa dan Haji.
Untuk itu kita harus mencarinya pada tema-tema ini, karena hadis di atas mengandung
semuanya, agar tidak terjadi kesalahpahaman antara kita dan penyusun. Takhrij yang
keempat ini mendasari metodenya pada pengenalan tema hadis. Oleh karena itu,
ketidaktahuan akan tema hadis akan menyulitkan proses takhrij.1

1. Metode takhrij berdasarkan tema hadis memiliki kelebihan diantaranya :


a. Dapat ditemukan banyak hadis dalam satu tema tertentu terkumpul pada satu
tempat.
b. Tidak membutuhkan pengetahuan lain diluar hadis, seperti keabsahan lafal
pertama, sebagaimana metode pertama, pengatahuan bahasa Arab dengan
perubahan kata sebagaimana metode kedua, dan pengenalan perawi Studi
Takhrij Hadis sebagaimana metode ketiga. Yang dibutuhkan adalah
pengetahuan akan kandungan hadis, hal ini logis kiranya dalam mempelajari
hadis.
c. Metode ini mendorong ketajaman pemahaman hadis pada diri peneliti. Seorang
peneliti setelah menggunakan metode ini beberapa kali akan memiliki
kemampuan tambah terhadap tema dan maksud hadis yang merupakan fiqih

1
Izzan Ahmad, Studi Takhrij Hadits, cetakan 1, Bandung, Tafakur (Kelompok
Humaniora), Bandung, Hal. 73
hadis. Di samping itu juga memperkenalkan kepada peneliti maksud hadis yang
dicari dan hadis-hadis yang senada.

Dimana ada kelebihan, disitupun terdapat kekurangan. Metode takhrij berdasarkan tema
hadits juga memiliki kekurangan, diantaranya :

a. Terkadang kandungan hadis sulit disimpulkan oleh seorang peneliti hingga tidak
dapat menentukan temanya. Sebagai akibatnya dia tidak mungkin memfungsikan
metode ini.
b. Terkadang pula pemahaman peneliti tidak sesuai dengan pemahaman penyusun
kitab. Sebagai akibatnya penyusun kitab menempatkan hadis pada posisi yang
tidak diduga oleh peneliti hadis tersebut. Contoh ini banyak sekali, seperti hadis
yang semula oleh peneliti disimpulkan sebagai hadis peperangan ternyata oleh
penyusun diletakkan pada hadis tafsir.
Kendati demikian, kedua kekurangan ini akan dapat dihindari dengan
memperbanyak menelaah kitab-kitab hadis. Penelaahan yang berulang-ulang akan
melahirkan pengetahuan tentang metode para ulama dan tata letak tema hadis.2

Izzan Ahmad, Studi Takhrij Hadits, cetakan 1, Bandung, Tafakur (Kelompok


2

Humaniora), Bandung, Hal. 73

Anda mungkin juga menyukai