Anda di halaman 1dari 6

Nama : azizah aidina masli

Kelas : XII agama 2

Cara penerimaan dan penyampain hadits (tahammul wal ada)

Pengertian Tahammul Wal Ada al-Hadits

Dalam istilah ilmu hadis, terdapat istilah yang disebut dengan At-
tahamul dan Al-ada. At-tahamul adalah menerima dan mendengar suatu
periwayatan hadis dari seorang guru dengan menggunakan beberapa metode
tertentu.
Sedangkan yang dimaksud dengan Al-ada adalah menyampaikan atau
meriwayatkan suatu hadis kepada orang lain. Dan sedangkan Ada al-Hadits
adalah kegiatan menyampaikan Hadits dengan cara-cara tertentu

Cara menerima hadis atau menyampaikan hadis


1. As-sama (Mendengar lafazh guru) :seorang guru membaca dan murid
mendengarkan, baik guru membaca dari hafalannya atau tulisannya, dan
baik murid mendengar atau menulis apa yang didengarnya, atau
mendengar saja dan tidak menulis. Ketika menyampaikan hadits atau
riwayat yang ia dengar (terima) itu, menggunakan sighat :

2. Al-Qiroah (Membaca dari syeikh)


Gambarannya: seorang perawi membaca hadits kepada seorang syeikh, dan
syeikh mendengarkan bacaannya untuk meneliti, baik perawi yang membaca
atau orang lain yang membaca sedang syeikh mendengarkan.
Ketika si rawi itu sendiri membaca hadits kepada syeiknya, maka waktu
menyampaikannya, ia pakai sighat

3. Al-Ijazah
Artinya seorang syeikh mengizinkan muridnya meriwayatkan hadits, baik
dengan ucapan ataupun tulisan.
Shigatnya (lafal lafalmya);

4. Al-Munawalah(Menyerahkan)
Syekh(guru) memberikan kitabnya kepada murid, ia disuruh menyalin kitab
tersebut, atau ia pinjamkan kitab itu

5. Al- mukatabah (menulis sesuatI


Yaitu seorang syeikh menulis sendiri atau dia menyuruh orang lain menulis
riwayatnya kepada orang yang hadir di tempatnya atau yang tidak hadir di
situ.
Mukatabah ini ada yang disertakan dengan ijazah, dan ada yang tidak pakai
ijazah, tetapi kedua-dua macam itu boleh dipakai.
Waktu menyampaikan hadis yang didapati dengan perantara mukatabah,
sirawi berkata kepada orang yang ia sampaikan nyan
6. Al-Ilam(Memberitahu)
Yaitu seorang syeikh memberitahu seorang murid nya bahwa hadits ini atau
kitab ini adalah riwayatnya dari fulan, dengan tidak disertakan izin untuk
meriwayatkan dari padanya.

Ketika menyampaikan riwayat dari jalan Ilam, sirawi berkata


7. Al-Wahsiyyah(Mewasiati)
Yaitu seorang syeikh mewasiatkan disaat mendekati ajalnya a atau dalam
perjalanan, sebuah kitab yang ia wasiatkan kepada sang perawi. Riwayat
yang seorang diterima dengan jalan wasiat ini boeh dipakai menurut
sebagian ulama, namun yang benar adalah tidak boleh dipakai.
Ketika menyampaikan riwayat dengan wasiyat ini, sirawi berkata

8. Al-Wijadah(Mendapat)
Yaitu seorang perawi mendapat hadits atau kitab dengan tulisan seorang
syeikh dan ia mengenal syeikh itu, sedangkan hadits-haditsnya tidak pernah
didengarkan ataupun ditulis oleh si perawi.
Dalam menyampaikan hadits atau kitab yang didapati dengan jalan wijadah
ini, sirawi berkata

Anda mungkin juga menyukai